Anda di halaman 1dari 164

Penulis:

Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si


Dr. Nengah Landra, SE.,MM

BISNIS
PARIWISATA

TAHUN
2018

i
ii
BISNIS
PARIWISATA

iii
BISNIS
PARIWISATA

iv
BISNIS PARIWISATA
Cetakan Pertama Juli 2018

18 x 26 cm, ix + 154

ISBN: 978-602-52347-1-2 (1)

Penulis
Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si
Dr. Nengah Landra, SE.,MM

Tim Editor
Dr.Drs. Anak Agung Putu Agung,MM
Dr. Drs. I Wayan Sujana, MM

Cover
Putu Noah Aletheia Adnyana

Sampul ini diambil dari www.pexels.com

Diterbitkan Oleh
CV. Noah Aletheia

Jl. Tegalsari Gg. Koyon. No. 25 D. Banjar Tegalgundul Desa


Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung Bali Indonesia.

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini

v
KATA PENGANTAR
Buku ini memberikan acuan bagiamana melakukan bisnis
pariwisata di Bali. Bali merupakan daerah yang sangat potensial
bagi para pebisnis. Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha
mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik
domestik asing. Bisnis di Bali terbilang subur, mengingat daerah
wisata ini cukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis
asing yang memiliki dana yang cukup besar adalah konsumen
potensial yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi
masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang
akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis.
Namun, bagi para investor asing yang ingin coba-coba
memiliki bisnis di Bali, harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis
usaha apa yang akan diminati banyak konsumen. Sebelum
memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus
dilakukan adalah melakukan survei mengenai kondisi sebuah
daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang
dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di
daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu saja
cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali
terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali
tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa
melirik peluang bisnis di Bali dari aspek non pariwisata. Bisnis di
Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para
konsumennya adalah para turis asing yang mempunyai cukup dana.
Semoga buku ini bermanfaat.

Denpasar, Juni 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………………… ii


KATA PENGANTAR …………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 1
1.1 Definisi Pariwisata …………………………………… 1
1.2. Industri Pariwisata ………………………………… 4
1.3. Sumber – Sumber Pariwisata ……………………… 5
1.4. Jenis - jenis Pariwisata ……………………………… 6
BAB II BISNIS PARIWISATA ……………………….... 13
2.1. Pengertian Bisnis Pariwisata ………………………… 13
2.2. Tujuan Pariwisata …………………………………… 14
2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata …………………………… 15
2.4. Potensi Bisnis Pariwisata …………………………… 17
2.5. Bisnis Pariwisata dan Manajemen ………………… 19
2.6. Prospek Bisnis Pariwisata …………………………… 21
BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN ……………… 24
3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan ………………… 24
3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan … 24
3.3. Terminologi Kepariwisataan ……………………… 25
3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata …… 26
3.5. Klasifikasi Kepariwisataan ………………………... 27
BAB IV PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN
EKONOMI NASIONAL ……………….. 33
4.1. Ekonomi Nasional …………………………………. 33

vii
4.2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional
dan Regional ……………………………………….. 35
4.3. Dampak Pertumbuhan Pariwisata terhadap
Perekonomian ………………………………………... 36
4.4. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian …….. 37
4.5. Mengukur Sumbangan Pariwisata ……………....... 41
BAB V PERMINTAAN PARIWISATA ……………..... 45
5.1. Sifat Permintaan Pariwisata ……………………….. 45
5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata ……………. 49
5.3. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan
Pariwisata …………………………………………….. 53
5.4. Batasan - Batasan dalam Permintaan Pariwisata… 58
BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA ………… 61
6.1. Produk-produk Pariwisata …………………………. 61
BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA 68
7.1. Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya ……… 69
7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran ….. 72
7.3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata ……….. 74
7.4. Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran
Pariwisata …………………………………………….. 75
7.5. Strategi Bauran Pemasaran …………………………. 77
7.6. Elemen Bauran Pemasaran Jasa ……………………. 78
7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran …………... 79
7.8. Organisasi Pariwisata ……………………………….. 83
7.9. Organisasi Kepariwisataan Regional ……………….. 85
7.10. Strategi Pembangunan Pariwisata ………………… 89
7.11. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata……….. 90

viii
7.12. Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata …………… 95
BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA………… 97
8.1. Prinsip – prinsip Investasi …………………………… 97
8.2. Investasi dalam Kepariwisataan …………………….. 100
8.3. Studi Kelayakan dan Model Pariwisata ……………. 102
BAB IX MODEL KEPARIWISATAN …………………... 106
9.1. Tipe Pembangunan Pariwisata ……………………… 106
9.2. Sumber – Sumber Modal ……………………………. 107
9.3. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pendapatan
Pariwisata ……………………………………………... 108
BAB X PELUANG PARIWISATA ……………………… 110
10.1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang
Kerja ………………………………………………… 110
10.2. Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata ………… 113
10.3. Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja …………. 119
10.4. Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja …………………… 123
10.6. Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja ….. 129
10.7. Membangun Pusat Informasi Pemasaran
Pariwisata …………………………………………… 130
BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA ………... 135
11.1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata ………….. 135
11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata …………. 137
11.3. Sistem Perencanaan ………………………………… 140
11.4. Langkah-Langkah Pembuatan Rencana ………… 142
11.5. Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata …………… 146
IMPLEMENTASI KASUS ……………………………….. 148
DAFTAR PUSTAKA

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Pariwisata

Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata

berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas dua suku kata yaitu

"pari” dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali,

sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata

berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau

(Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara

etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya:

1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)

Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan

dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu

tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha

yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari

kerja penuh (Musanef, 1996: 11).

2. Hans Buchi

Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan

mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh

1
pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam

industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).

3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul

dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat

tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini

serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11).

4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-

usaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima

unsur yaitu:

1. Unsur manusia (wisatawan)

2. Unsur kegiatan (perjalanan)

3. Unsur motivasi (menikmati)

4. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata)

5. Unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan pengertian diatas

terdapat beberapa hal yang penting yaitu :

a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

2
c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu

dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan

menyaksikan atraksi-atraksi wisata.

d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari

nafkah di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-

mata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan

mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).

5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah

kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan

kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,

menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata

adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat

sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai

usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan

dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,

budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai

perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang

diperlukan, yaitu bersifat sementara, bersifat sukarela

(Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak

bekerja yang sifatnya menghasilkan upah.

3
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan

pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam

perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah atau antar

negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang

tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.

1.2. Industri Pariwisata

Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan

bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang

dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata.

Menurut S. Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya

yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia,

hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput kesatuan

produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi

sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka

serta menentukan tempatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya

dinilai sebuah industri.

Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations

World Tourism Organiation) dalam the International

Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata

4
meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan

dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan

Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga

dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia

dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10

tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata

yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa

bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan

pariwisata.

1.3. Sumber – Sumber Pariwisata

Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan

menjadi 3 yaitu, potensi alam, potensi kebudayaan, dan

potensi manusia. Potensi-potensi tersebut dijelaskan

dibawah ini :

1. Potensi Alam, terdiri atas potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga

potensi alam tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang

berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih menonjol.

Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka

seperti pegunungan, hutan dan pantai.

5
2. Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak

hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat

istiadat dan segala kegiatan yang hidup di tengah-tengah

masyarakat.

3. Potensi Manusia, yaitu kemampuan yangada dalam diri manusia

yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.

1.4. Jenis - jenis Pariwisata

Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut

motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis

pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.

1. Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan

mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke

luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat

mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring

perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan

mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti

eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara),

atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

6
2. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di

air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti

memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan,

kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman

laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta

berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–

daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii,

Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan

daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti

misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba,

pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut

di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula

wisata tirta.

3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh

agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha

dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,

taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar

alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta

7
alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang

atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna

yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan

masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran

akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan,

keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta

tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain.

Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti

Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya

4. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang

dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini

membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas

bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para

peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan

lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona

(International Convention Center) di Berlin, Philipina

mempunyai PICC (Philippine International Convention Center)

di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di

Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan

8
besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang

ada di Berlin, Manila, maupun Jakarta berusaha dengan keras

untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun

internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat

konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan

sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta

menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.

5. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah

pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek

pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya

dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan

dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling

sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan

suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija

di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

6. Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang

memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan

oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke

9
daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara

yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk

berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada

daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan,

badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah

membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur

dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.

7. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah,

adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam

masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan

atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam

orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau

gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau

pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah

ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan

untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan

tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan

kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang

Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana

Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang

10
Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal,

Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci

atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat beragama

tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura

Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali

Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan

sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan

wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas

akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke

tempat–tempat tersebut di atas.

Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja

ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi

perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri

yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju

berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera

atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung

dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak

gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan

hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini,

makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat

11
diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata

pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati

mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas

cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan

baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk

menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.

12
BAB II

BISNIS PARIWISATA

2. 1.Pengertian Bisnis Pariwisata

Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan

barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. S e k t o r

pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut

membantu menaikkan cadangan devisa dan secara

pragmatis juga mampu meningkatkan pendapat an

masyarakat. Prospek industry pariwisata Indonesia

diprediksikan WTO akan semakin cemerlang,

dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami

pertumbuhan hingga 4,2% per t ahun. Selain itu

sektor industri pariwisata nasional memberik an

kontribusi nasional bagi program pembangunan.

Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata

menghasilkan devisa langsung sebesar USS 4,7

juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan

menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta

orang) pada tahun yang sama. Selain faktor –

13
faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki

karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan

efek berantai terhadap distribusi pendapatan

penduduk di kawasan sekitar pariwisata.

2.2. Tujuan Pariwisata

a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum

melalui peningkatan pendapatan dilakukan dengan

menetapkan kebijakan diskriminasi harga.

b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan

suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan

supernormal profit.

c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih

cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

melakukan segmentasi pasar

d) Meningkatkan Devisa Negara

e) Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan

Indonesia

f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan

internasional

14
2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi

menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut

akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu,

menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang

dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan

dibawah ini:

a) Menurut asal wisatawan ertama-tama perlu diketahui

wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau

asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya

pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah

negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan,

maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang

dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan

wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata

uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi

dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu

negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif.

Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri

15
memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran

luarnegerinya, disebut pariwisata pasif.

c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di

suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut

waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang

bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata

jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana

tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan

oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya

waktu yang dimaksudkan.

d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan

atas jumlah wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan

datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilah-istilah

pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi

penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka

kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,

pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil,

tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat

udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.

16
2.4. Potensi Bisnis Pariwisata

Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para

pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi

incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai

dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing.

Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata

inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang

memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan

menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak

Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi

bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi Anda para investor

asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus

melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati

banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah

usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survei

mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan

masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana

aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai

sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila kita

melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata.

Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas

17
pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis di Bali dari

aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang

cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis

asing yang berkantong tebal.

Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang

bisa Anda coba diantaranya:

1. Bisnis penginapan

Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan

cukup menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu

yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada

penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan

budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga

membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia

lebih dalam.

2. Bisnis rumah makan muslim

Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat

dicari olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis

mancanegara lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan

yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan

yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai

ide bisnis di Bali yang cukup potensial.

18
3. Bisnis layanan bahasa

Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup

marak dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris,

namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus

bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing.

4. Bisnis transportasi

Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di

kawasan wisata sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang

termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.

2.5 Bisnis Pariwisata dan Manajemen

Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan

kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada

bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir,

transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut

terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri

pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya

bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi

nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada

penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih

kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan

19
pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor

riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah

mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun

terkena dampaknya.Dalam bisnis Anda bisa mencurahkan energi

untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara, memberi

diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya,

keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang

unggul, maka bukan hanya pelanggan akan datang melainkan juga

tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya

kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata

Indonesia. Bisnis pariwisata, meperlukan manajemen yang baik.

Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen

sering berperan membantu perusahaan mengembangkan

keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang

mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan

persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata

memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya

masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus

melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain

dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih

banyak.

20
2.6 Prospek Bisnis Pariwisata

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut

membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga

mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri

pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang,

dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan

hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional

memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan.

Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan

devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61%

pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta

orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri

pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata

memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk

di kawasan sekitar pariwisata.

Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan

untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka

berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara

aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar

kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh

21
kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung

yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling

mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan

pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai

penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi

secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku,

pola hidup, dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana

terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan

Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan

agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual

jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu

memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan

masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu

menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil

kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola

pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat

merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu

kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif

masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan

hanya sekadar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas

budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat

22
tidak boleh tercerabut dari akar budayanya karena adanya

penekanan segi komersial dari tourism.

23
BAB III

SISTEM KEPARIWISATAAN

3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan

Sistem kepariwisataan terdiri atas kata “sistem” dan

“kepariwisataan”. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga

merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang

berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak.

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan penyelenggaraan pariwisata. Sistem kepariwisataan adalah

suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri atas komponen atau

elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek

kepariwisataan, atribut kepariwisataan, hubungan internal, dan

lingkungan.

3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan

Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah

yang menjadi tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan,

24
pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga menjelaskan

mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu

wilayah tujuan pariwisata.

3.3 Terminologi Kepariwisataan

Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan

dengan tourism sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian

perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok

orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur,

menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis,

mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya.

1. Kebudayaan: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya

terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral,

hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan

yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B.

Taylor)

2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta

usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU RI No. 09 Tahun

1990)

25
Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu

aspek material, perilaku, dan ide. Dalam bentuk material mencakup

antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian, makanan olahan,

hasil-hasil teknologi dan lain-lain. Dalam wujud perilaku

mencakup kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan

atau kematian, seni pertunjukan, keterampilan membuat barang-

barang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide mencakup antara

lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.

3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata:

1. Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang

2. Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar

3. Melihat budaya luar

4. Melihat cagar budaya/objek wisata

5. Menikmati pemandangan alam

6. Kepentingan olahraga

7. Kepentingan kesehatan

8. Kepentingan keagamaan

9. Mencari peluang kerja

26
3.5. Klasifikasi Kepariwisataan

Demikian beragamnya motif wisata yang mengiringi

seseorang melakukan perjalan wisata. Akan tetapi, tidak ada

kepastian apakah semua jenis motif wista telah atau dapat diketahui.

Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata

itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.

McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat

diduga menjadi empat (4) kelompok,yaitu:

a. Motif Fisik, Motif-motif yang berhubungan dengan

kebutuhan badaniah, seperti olahraga, istirahat,

kesehatandansebagainya.

b. Motif budaya, Yang harus diperhatikan disini adalah yang

bersifat budaya seperti, sekadar untuk mengenal atau

memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau

daerahlain: kebiasaannya, kehidupannya sehari-

hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik,

tarian dansebagainya.

c. Motif Interpersonal, Yang berhubungan dengan keinginan

untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau

sekadar dapat melihat tokoh - tokoh terkenal; penyanyi,

penari, bintang film, tokoh politik dan sebagainya.

27
d. Motif status atau motif prestise, Banyak orang beranggapan

bahwa orang yang pernah mengunjungi tempat lain

itu dengan sendirinya melebihi sesamanya yang

tidak bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah -

daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik

gengsinya atau statusnya.

Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta

tipe wisatanya yang sering disebut-sebut sebagai berikut:

1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya, Motif bersenang -

senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya.

Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman

sebanyak - banyaknya,mendengarkan dan menikmati apa

saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu

sasaran yangsudah ditentukan dari rumah. Wisatawan

tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat

yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat

kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar

atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan

sejarah dan sebagainya.

28
2. Motif Rekreasi, Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi

ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan yang

menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan

kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan -

kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki

gunung), membaca,mengerjakan hobi dan sebagainya; juga

dapat diisi dengan perjalanan tamasya singkat

untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap

(Sightseeing). Wisatawan tipe rekreasi biasanya

menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedang

wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat.

3. Motif Kebudayaan, Dalam tipe wisata kebudayaan orang

tidak hanya sekadar mengunjungi suatu tempat

untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih

dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajari atau

mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman -

seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk

memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam

kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga

termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa

khusus (special events) seperti upacara keagamaan,

29
penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan

rombongan kesenian yang terkenal dan sebagainya.

4. Wisata Olahraga, Wisata olahraga ialah pariwisata di mana

wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif

olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang

penting dalam kegiatan pariwisata. Olahraga dewasa ini

merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia,

dengan bermacam - macam organisasi baik yang bersifat

nasional maupun internasional. Dalam hubungan dengan

olahraga, harus dibedakan antara pesta olahraga

atau pertandingan olahraga (sporting events).

5. Wisata Bisnis, Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis.

Banyak hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Ada

kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada

pekan raya dagang yang perlu dikunjungi dan sebagainya,

ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu

mengundang kedatangan orang - orang bisnis, baik dari

dalam maupun dari luar negeri. Arus wisatawan itu

tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa -

peristiwa itu terjadi.

30
6. Wisata Konvensi, Banyak pertemuan - pertemuan nasional

maupun internasional untuk membicarakan bermacam-

macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan,

pemberantasan penyakit tertentu, sekadar untuk pertemuan

tahunan antara ahli - ahli di bidang tertentu, dan sebagainya.

Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya

disebut wisata konvensi.

7. Motif Spiritual, salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum

orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis,

olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan

perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk

keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di

Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempat-

tempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting.

8. Motif Interpersonal, orang dapat mengadakan perjalanan

untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh

orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata.

9. Motif Kesehatan, kegiatan - kegiatan yang berhubungan

dengan pariwisata di tempat - tempat sumber air mineral

yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan

penyakit. Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang

31
sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat ke

Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan

sebagainya. Perjalanan pasien - pasien tersebut adalah

perjalanan wisata kesehatan.

10. Wisata Sosial, (Social Tourism) Seperti motif wisata pada

umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang -

senang atau sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi,

perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak -

pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu

dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma

peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik sewa yang

rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu

pabrik untuk mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh

perusahaan, berupa angkutan, makan, dan wisma

peristirahatan.

32
BAB IV

PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN EKONOMI

NASIONAL

4.1. Ekonomi Nasional

Diperuntukkan bagi ekonom dan masyarakat yang

menginginkan agar Indonesia menjadi negara yang mandiri

sehingga ribuan trilyun rupiah hasil SDA bisa memakmurkan

rakyat, tidak tergantung oleh hutang luar negeri atau lembaga IMF

(yang mendikte pemerintah RI untuk mengonversi hutang swasta

jadi hutang negara/rakyat), tidak mementingkan konglomerat di atas

rakyat Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, ihwal Perekonomian Nasional dan

Kesejahteraan Sosial antara lain dinyatakan sebagaiberikut:

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan;

2) Cabang-cabang produski yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara;

3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat;

33
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas asas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan

dan kesatuan ekonomi nasional.

Kondisi ekonomi dapat dikatakan sangat berpengaruh

terhadap suatu negara, kondisi ekonomi itu sendiri dapat juga

mencerminkan bagaimana keadaan suatu negara. Maju atau

tidaknya , tingkat keamanannya, hingga menyangkut masalah

kesehatan sangat di pengaruhi oleh kondisi ekonominya. Untuk

perekonomian Indonesia masih dalam tahap memperbaiki , hal ini

dikarenakan Indonesia sempat terkena krisis yang membuat

perekonomian Indonesia turun drastis pada saat pemerintahan orde

baru. Sebenarnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang

sangat bagus terjadi pada masa orde baru, atau pada masa

pemerintahan Soeharto. Pada saat itu, pemerintah mencanangkan

pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30

tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut pelita,yang

kebijakan ekonominya mencakup segala bidang seperti, kebutuhan

34
pokok,pendidikan dan kesehatan, kesempatan kerja,

kesempatanberusaha, penyebaranpembangunan, dan lain- lain.

4.2 Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan

Regional

1. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional

Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintahdapat diu

raikan menjadi dua, yakni

kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung ber

asal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja

pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan

wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu

destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata

terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak

atau bea cukai barang barang yang diimport dan pajak yang

dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.

2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Regional

Berdasarkan fakta yang ada, pariwisata memberikandampak yang

cukup signifikan terhadap keadaan suatu daerah

baik itu dampak sosial, budaya, sampai dengan ekonomi.

35
4.3. Pertumbuhan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Suatu

Perekonomian

Dampak Pertumbuhan Pariwisata terhadap Suatu

Perekonomian Pariwisata disambut sebagai industri yang

membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara hidup

modern. Industri periwisata memberikan keunikan tersendiri

dibandingkan dengan sektor ekonomi lain karena

adanya empat faktor, yaitu:.

A. Pariwisata adalah Industri Ekspor Fana

Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata

berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang

lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai

cinderamata.

B. Butuhnya Barang dan Jasa Tambahan oleh Wisatawan

Saat seorang wisatawan mengunjungi suatu destinasi, ia

selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti

transportasi dan kebutuhan air bersih.

C. Pariwisata adalah Produk Fragmented But Intergreted

Maksudnya disini adalah pariwisata sebagai produk yang

terpisah -pisah tetapi terintegrasi dan langsung

memengaruhi sektor ekonomi lain. UU nomor 10 tahun

36
2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan,

pariwisata berkaitan dengan banyak sector atau multi

sektor. Koordinasi strategis lintas sector terkait dengan

pariwisata di antaranya dengan bidang pelayanan

ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina;

bidang keamanan dan ketertiban; bidang prasarana

umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik,

telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; bidang

transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi

pariwisara dan kerjasama luar negeri. Kerjasama antar

sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan

hubungan baik untuk manfaat bersama.

D. Pariwisata merupakan Ekspor yang Sangat Tidak Stabil

Sifat kepariwisataan yang dinamis danmusiman, membuat in

dustri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri pa

riwisata rentan terhadapbanyak hal, seperti politik, sosial bu

daya, dan pertahanan keamanan.

4.4 Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian

Dampak pariwisata terdahat perekonomian

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

37
a. Dampak Penerimaan Visa Negara

Nesparnas menghitung secara kuantitatif melaui standar statistik

dengan mengacupada UN System of National Accounts yang

menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk

survei sesuai standar internasional. Berdasarkan data dapat

diketahui bahwa sumbangan periwisata terhadap perekonomian

danketerkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lain baik

konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan untuk sektor

pariwisata maupun sektor lain.Perhitungan Nesparnas terdiri atas

beberapa sub sektor dalam ekonomi (perdagangan, hotel,

restoran,transportasi dan jasa), faktor pendapatan (upah,

keuntungan, danbunga) serta komposisi pengeluaran(konsumsi,

pemerintah, investasi, ekspor, danimpor). Ketiga komponen itu

dihitung menjadi satu sebagaidevisa dari sektor kepariwisataan.

Nesparnas menggambarkan besaran devisa yang mengalir masuk

danmengalir keluar dari sektor pariwisata.

b. Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat

Setiap kegiatan pariwisata menghasilkan pendapatan khususnya

bagi masyarakat setempat . Pendapatanitu dihasilkan dari

transaksi antara wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk

pembelanjaan yang dilakukan olehwisatawan. Pengeluaran

38
wisatawan terdistribusi tidak hanya ke pihak-pihak yang terlibat

langsung dalamindustri pariwisata seperti hotel, restoran, biro

perjalanan wisata, dan pemandu wisata. Distribusi

pengeluaranwisatawan juga diserap ke sektor pertanian, sektor

industri kerajinan, sektor angkutan, sektor komunikasi, dansektor

lain yang terkait.

c. Dampak terhadap Peluang Kerja

Pariwisata merupakan industri yang menawarkan beragam jenis

pekerjaan kreatif sehingga mampumenampung jumlah tenaga

kerja yang cukup banyak. Seorang wisatawan dilayani oleh

banyak orang. Sebagaicontoh, wisatawan yang bersantai di

pantai dapat memberikan pendapatan bagi penjual makan-

minum, penyewatikar, pemijat, dan pekerja lain.

d. Dampak terhadap Struktur Ekonomi

Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata

membuat struktur ekonomi masyarakatmenjadi lebih baik.

Masyarakat bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri

pariwisata.

e. Dampak dalam Membuka Peluang Investasi

Keragaman usaha dalam industri pariwisata memberikan peluang

bagi para investor untuk menanamkanmodal. Kesempatan

39
berinvestasi di daerah wisata berpotensi membentuk dan

meningkatkan perekonomianmasyarakat setempat.

f. Dampak terhadap Aktivitas Wirausaha

Adanya kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke destinasi

wisata mendorong masyarakat untuk menyediakan kebutuhannya

dengan membuka usaha atau wirausaha. Pariwisata membuka

peluang untuk berwirausaha dengan menjajahkan berbagai

kebutuhan wisatawan, baikprodukbarangmaupunprodukjasa.

Selain keuntungan-keuntungan itu, pariwisata memberikan

dampak yang merugikan bagimasyarakat di antaranya sebagai

berikut :

a. Bahaya Ketergantungan terhadap Industri pariwisata

Melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari

sektor pariwisata, beberapa daerah tujuan wisata menjadi

sangat bergantung dari kepariwisataan untuk kehidupannya.

Hal ini menjadikanwisatawan sangat rentan terhadap

perubahan permintaan wisata.

b. Pengembalian Modal Lambat

Industri pariwisata adalah Industri dengan investasi yang

besar dan pengembalian modal yang lambat.Hal ini

40
menyebabkan kesulitan bagi pengusaha pariwisata untuk

mendapatkan pinjaman untuk modal usaha.

c. Mendorong Timbulnya Biaya Eksternal Lain

Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya

eksternal lain bagi penduduk di daerah tujuanwisata, seperti

biaya kebersihan lingkungan, biaya pemeliharaan

lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata,dan peluang

lain.

4. 5 Mengukur Sumbangan Pariwisata

a. Foreign Exchange Earnings

Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian

masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi

dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh

seiringbertumbuhnya sektor ekonomi lainnya. bahwa

pembangunan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan suatu

negara khususnya dari aktivitas perdagangan valuta asing.

b. Contributions To Government Revenue

Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah

dapatdiuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak

langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan

41
yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis

pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh

dinas pendapatan suatu destinasi.Sedangkan kontribusi tidak

langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari

pajak ataubea cukai barang-barang yang diimpor dan pajak yang

dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. Pariwisata

memang benar dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah

sehingga wisata tersebut dapatdikembangkan dengan baik.

c. Employment Generation

Beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata,

membuktikan sektor pariwisata secara internasional

berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja,

penciptaanusaha-usaha terkait pariwisata seperti, usaha

akomodasi, restoran, klub, taksi, dan usaha kerajinan seni

suvenir. Pariwisata memegang peranan penting dalam

penyerapan tenaga kerja di hampir semua negara

yangmengembangkan pariwisata, walaupun harus diakui sektor

pertanian “agriculture” masih lebih besar indekspenyerapannya

dan berada di atas indeks penyerapan tenaga kerja oleh sektor

pariwisata di hampir semua negara pada tabel di atas.

d. Infrastructure Development

42
Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong

pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih

baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi,

transportasiumum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai

konsekuensi logis dan kesemuanya itu dapat

meningkatkankualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat

lokal itu sendiri sebagai tuan rumah. Pembangunaninfrastruktur

pariwisata dapat dilakukan secara mandiri ataupun mengundang

pihak swasta nasional bahkanpihak investor asing khususnya

untuk pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan

BandaraInternasional, dan sebagainya. Perbaikan dan

pembangunan insfrastruktur pariwisata tersebut juga

akandinikmati oleh penduduk local dalam menjalankan aktifitas

bisnisnya, dalam konteks ini masyarakat local akanmendapatkan

pengaruh positif dari pembangunan pariwisata di daerahnya.

e. Development of Local Economies

Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk

mengukur nilaiekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara

ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitungkarena

tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas

43
seperti misalnya penghasilan parapekerja informal seperti sopir

taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan sebagainya.

Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya

dimulai dengan membuat analisis pasar wisata. Analisis ini

meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada

umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata

tertentu. Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran

yang sangat besar dalam memilih macam produk dan destinasi

pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus

dilakukan. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan

manajerial di mana individual maupun kelompok mendapatkan

apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

produk dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari

pengertian ini jelas bahwa dalam proses pemasaran pihak

pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan

wisatawan atau menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang

berminat pada jenis produk yang dimilikinya.

44
BAB V

PERMINTAAN PARIWISATA

5. 1. Sifat Permintaan Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu jenis usaha yang memiliki

nilai ekonomi, dikatakan demikian karena pariwisata adalah sebagai

suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang

dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods)

ataupun yang berupa jasa–jasa (service) yang dihasilkan melalui

proses produksi. Yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu

ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi.

Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu

proses produksi tidak lain adalah suatu barang (product) yang dapat

digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan

manusia.

Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980

(dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utamadan faktor lain yang

memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai

berikut:

45
1. Harga

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan

memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang

akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan

berkurang begitu pula sebaliknya.

2. Pendapatan

Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan

untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat

berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan

membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika

dianggap menguntungkan.

3. Sosial Budaya

Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau

berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal

maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi

hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan

penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola

pikir budaya wisatawan.

4. Sosial dan Politik

Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan

daerah tujuan wisata dalamsituasi aman dan tenteram,

46
tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan

kenyataan, maka sosial politik akan sangat terasa dampak

dan pengaruhnya terhadap permintaan.

5. Intensitas Keluarga

Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam

permintaan wisata halini dapat diratifikasi, jumlah keluarga

yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah

satukeluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat

dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri.

6. Harga Barang Substitusi

Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti,

juga termasuk dalam aspek permintaan. Barang-barang

pengganti misalkan sebagai pengganti DTW yang

dijadikan cadangan dalam berwisata seperti, Bali sebagai

tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal

Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam

memenuhi syarat-syarat daerah tujuanwisata sehingga

secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya

ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

47
7. Harga Barang Komplementer

Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau

dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang

saling melengkapi, apabila dikaitkan dengan pariwisata

barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling

melengkapi dengan objek wisatalainnya.

Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor

penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal

dari komponen daerah asal wisatawan antara lain, jumlah

penduduk (population size), kemampuan finansial

masyarakat (financial means), waktu senggang yang

dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistem

pemasaran pariwisata yang ada.

Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan

(demand) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap

dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non - ekonomis.

Terjadinya kekacauan, peperangan atau bencana alam

akan mengakibatkan permintaaan berkurang. Sebaliknya

bilamana musim berlibur dengan kondisi normal,

48
permintaan akan meningkat, sehingga kadang terjadi

kekurangan dalam supply.

5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika

seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi

kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal

yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau

jasa. Konsumen diasumsikan memiliki formasi atau pengetahuan

yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka

tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang

digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi

julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah

wujud dari konsumen:

1. Personal Consumer

Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau

jasa untuk penggunaannya sendiri.

49
2. Organizational Consumer

Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan

organisasi tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku

konsumen yang harus dicermati olehseorang pengusaha,

antar lain:

a) Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik

lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan

sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang

mempunyai pengaruh besar bagi perilaku

konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan

bangsa Indonesia yang dalam kehidupannya seringkali

mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren pakaian

yang ketat, maka semua orang akan berubah yang

sama dengan mayoritas.

b) Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya

konsumen, seperti waktu luang yang dimiliki,perhatian

terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli

masyarakat sasaran pasar. Faktor yang juga patut

dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup

50
dari konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam

memproduksi barang dan jasa.

c) Situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran

produk dan jasa kepada costumer. Disinilah

pentingnya pengusaha untuk mampu mengelola

informasi yang komprehensif tentang perilaku

konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting,

jika costumer karena kondisi psychologisnya,

seringkaliberubah sikap dan perilakunya dalam

mengkonsumsi suatu produk dan jasa yang

ditawarkan.

d) Faktor lain yang juga harus mendapat perhatian

pengusaha adalah pandangan agama atasprodukdan

jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal

agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau

dalam pandangan agama terdapat kandungan yang

dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi

penolakan besar-besaran di masyarakat.

Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang

tercermin pada ekspresi di setiap aktivitas, hasratserta keingingan,

51
dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya. Gaya hidup atau

lifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia,

nilai-nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga

berdampak pada faktor-faktor lingkungan.

Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan

dengan aktivitas, hobi, pendapat, yangmemainkan peranan penting

pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen pariwisata dapat

dikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar dari aspek

sosilogi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisatauntuk

memilah konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang

sesuai dengan harapan konsumen.

Informasi tentang kebutuhan riil wisatawan sangat

berhubungan dengan perilaku konsumen, danmerupakan informasi

penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan pengembangan

pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku

konsumen melekat pada tipologi konsumenpariwisata, dan juga

adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada

aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

52
5.3. Variabel - Variabel yang Mempengaruhi Permintaan

Pariwisata

1. Aspek Penawaran Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat

aspek (4A) yang harus diperhatikandalam penawaran pariwisata.

Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

a. Attraction (daya tarik). Daerah tujuan wisata (selanjutnya

disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya

tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat

danbudayanya.

b. Accesable (transportasi). Accesable dimaksudkan agar

wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah

dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

c. Amenities (fasilitas). Amenities memang menjadi salah satu

syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat dengan

kerasan tinggal lebih lama di DTW.

d. Ancillary(kelembagaan). Adanya lembaga pariwisata

wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari

DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan

keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.

53
Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005)

mengklasifikasikan berbagai barang dan jasa yang

harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam

kelompok besar, yaitu:

a) Transportation

b) Travel services

c) Accommodation

d) Food service

e) Activities and attractions (recreation culture/

entertainment)

f) Retail goods.

Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran

harus dapat menjelaskan:

a) Apa yang akan ditawarkan.

b) Apa saja atraksi yang ditawarkan.

c) Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan.

d) Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata.

e) Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara

pembelian paket wisata yang akan dibeli.

54
2. Aspek Permintaan Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor

utama dan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Harga

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan

memberikan imbas atau timbalbalik pada wisatawan yang

akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan

berkurangbegitu pula sebaliknya.

b. Pendapatan

Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan

untuk memilih daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur

akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan

membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika

dianggap menguntungkan.

c. Sosial Budaya

Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan

atau berbeda dari apayang ada di negara calon wisata

berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata

akantinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan

55
penggalian pengetahuan sebagai khasanahkekayaan pola

pikir budaya wisatawan.

d. Sospol (Sosial Politik)

Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan

Daerah TujuanWisata dalam situasi aman dan tenteram,

tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan,

maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya

dalam terjadinyapermintaan.

e. Intensitas Keluarga

Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam

permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah

keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur

darisalah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini

dapat dilihat dari kepentingan wisata itusendiri.

f. Harga barang substitusi

Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti

juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang-

barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah

tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata,

seperti: Bali sebagaitujuan wisata utama di Indonesia,

akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan

56
kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan

wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan

mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia

dan Singapura.

g. Harga barang komplementer

Harga barang komplementer merupakan sebuah barang

yang saling membantu atau dengan kata lain barang

komplementer adalah barang yang saling melengkapi,

dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang

komplementer ini sebagai objek wisata yang saling

melengkapi dengan objek wisata lainnya.

Melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan

pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan

antara lain (Jackson, 1989 dalam Pitana, 2005):

* Jumlah penduduk (population size)

* Kemampuan finansial masyarakat (financial means)

* Waktu senggang yang dimiliki (leisure time)

* Sistem transportasi

* Sistem pemasaran pariwisata yang ada

57
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata

dapat diprediksi dari:

 Jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan.

 Pendapatan perkapita dari suatu negara asal wisata.

 Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan

dengan musim di suatu negara.

 Kemajuan teknologi informasi dan transportasi.

 Sistem pemasaran yang berkembang.

 Keamanan dunia.

 Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan

aspek fisik dan non fisik wisatawan

5.4. Batasan-Batasan dalam Permintaan Pariwisata

Hermann V. Schuralard (1910), yang dimaksud

kepariwisataan disini adalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada

kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan

dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang

asing keluar masuk kota, daerah atau negara.

E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan

memberi batasan sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian

modern merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan

58
atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang

sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada

khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai

bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan

perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat

pengangkutan".

Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih

bersifat teknis sebagai berikut: keseluruhan dari gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta

penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak

tinggal menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas

yang bersifat sementara itu.

Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada

prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan, asal

saja perjalanan tersebut berhubungan dengan rekreasi

danpertamasyaan. Ada beberapa faktor penting dalam pemberian

batasan suatu definisi pariwisata,yaitu:

 Perjalanan dilakukan sementara waktu

 Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya

 Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan

dengan pertamasyaan atau rekreasi

59
 Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari

nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata

sebagai konsumen ditempat tersebut.

60
BAB VI

PRODUK-PRODUK PARIWISATA

6.1. Produk-produk Pariwisata

Produk-produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada


para konsumen adalah sebagai berikut:

1. JasaTransportasi. Perkembangan bidang pariwisata di

Indonesia menjadikan bisnis Jasa Transportasi Wisata

menjadi bisnis yang cukup diminati untuk

dikembangkan. Usaha jasa transportasi wisata, adalah

usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan

dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi

reguler/umum. Usaha Transportasi yakni mencakup

transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan transportasi

darat terdiri atas pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi,

dan perusahaan transportasi udara meliputi maskapai

penerbangan. Sedangkan, transportasi laut terdiri atas

pelayaran umum dan pelayaran wisata.

2. Jasa Akomodasi. Usaha penyediaan akomodasi, adalah

usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat

dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha

penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok

61
wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, motel,

apartemen, wisma, cottage, bungalow dan akomodasi

lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.

3. Jasa Atraksi. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan

dan rekreasi,merupakan usaha penyelenggaraan kegiatan

berupa usaha seni pertunjukan, seperti tari, musik, dan

upacara adat suatu budaya setempat baik tradisional maupun

modern, arena permainan, serta kegiatan hiburan dan

rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata, tetapi

tidak termasuk di dalamnya wisata tirta dan spa.

4. Jasa Perantara. Usaha jasa informasi pariwisata, adalah

usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto, video,

dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang

disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik.

Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah usaha yang

menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi

kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan

pemasaran di bidang kepariwisataan.

Usaha jasa pramuwisata, adalah usaha yang menyediakan

dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk

62
memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro

perjalanan wisata.

5. Jasa Penunjang. Sarana penunjang pariwisata adalah

perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana

pokok. Selain berfungsi untuk membuat wisatawan lebih

lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, sarana

penunjang pariwisata memiliki fungsi yang jauh lebih

penting yaitu membuat wisatawan lebih banyak

mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang

dikunjunginya. Misalnya night club, casinos,

steambaths, dan lain-lain. Adanya sarana pelengkap dan

penunjang pariwisata seperti yang telah diuraikan di atas

akan mendukung sarana-sarana pokok. Hal ini berarti bahwa

ketiga sarana pariwisata tersebut, satu sama lainnya harus

saling mengisi dan melengkapi.

6. Jasa Restoran/Rumah Makan. Usaha jasa makanan dan

minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan dan

minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan

perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa

restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.

63
7. Jasa Travel. Usaha jasa perjalanan wisata, adalah usaha

biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata.

Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan

jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan

penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan

perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata meliputi

usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan

pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen

perjalanan. Adapun beberapa cabang usaha jasa wisata

perjalan yang didirikan di berbagai wilayah untuk

mempermudah pelayanan untuk pelanggan. Kegiatan

cabang biro wisata sama seperti kegiatan di kantor pusatnya.

Sementara agen wisata sendiri adalah badan usaha yang

menyelenggarakan kegiatan jasa travel. Jasa travel wisata

juga memiliki beberapa perwakilan untuk mendukung bisnis

wisata ini. Perwakilan jasa perjalanan meliputi:

a) Biro perjalanan yang bersifat umum

b) Badan usaha lain merupakan biro yang telah dipilih

untuk melakukan kegiatan perjalanan baik sifatnya tetap

atau sementara yang terletak di suatu wilayah.

c) Agen travel.

64
8. Jasa MICE. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan

sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa

konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan

usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu

pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,

cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang

berkaitan dengan kepentingan bersama.

Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu

kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan

perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan

sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian

kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,

conventions,congresses,conference dan exhibition. Usaha

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

konferensi, dan pameran, adalah usaha yang memberikan

jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang,

menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra

usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta

menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan

informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala

nasional, regional, dan internasional.

65
Bentuk-bentuk MICE yaitu:

a) Meeting. Meeting menurut Kesrul (2004:8), adalah suatu

pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh

kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi,

perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan

mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber

daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan

pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi,

hubungan kemasyarakatan.

b) Insentif. UU No.9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit

(1999:27), Menjelaskan bahwa perjalanan insentif

merupakan suatu kegiatan perjalanan yang

diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para

karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan

atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan

konvensi yang membahas perkembangan kegiatan

perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kesrul

(2004:18), bahwa insentif merupakan hadiah atau

penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan

kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa

berupa uang, paket wisata atau barang.

66
c) Conference. Menurut Pendit (1999:29),

Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi

dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian

sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja

dengan conference, maka secara teknis akronim MICE

sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang

mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud

sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan

sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition

hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah

produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan.

d) Exhibition. Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya

dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam

bisnis wisata konvensi. Menurut Kesrul

(2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang

dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu

ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana

sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu

pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.

67
BAB VII

PERENCANAAN PARIWISATA

Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi

kepariwisataan yang terdiri dari peranan pemerintah, peran swasta

atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya

perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas

dan peranan masing-masing. Perencanaan dari Pemerintah Bersifat

makro Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya

aksesibilitas, air bersih.Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta

pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi

investor.Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang

positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)

 Perencanaan dari Swasta atau Dunia UsahaBersifat

Mikro,bersifat profit making Sasarannya prasarana dan

penyediaan fasilitas lingkungan usaha Mewujudkan Sapta

Pesona dilingkungan usahannya, misalnya : keamanan,

keterlibatan, dan keindahan lingkungan. Menjual produk

(sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen

diamping untung dan rugi.

68
 Perencanaan dari Masyarakat Bersifat sederhana,bersifat

partisipasip ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.Suatu

rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada

tersedianya sumber-sumber.yang memadai, memperhatikan

kondisi dan situasi dalam masyarakat baik yang bersifat

positif dan negatif.

7.1 Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya


Perencanaan merupakan sebuah aktivitas manajemen yang

dilakukan dalam ruang lingkup internal perusahaan dalam

menentukan strategi serta penetapan tujuan yang akan dicapai

perusahaan selama periode kedepan, yang melibatkan faktor

internal serta eksternal perusahaan dalam pelaksanaannya. Aktivitas

multidimensi ini berusaha untuk selalu integratif, yang mencakup

faktor - faktor sosial, ekonomi, politik, psikologi, antropologi,

danteknologi dengan mempertimbangkan masa lalu, kini, dan yang

akan datang(Rose,1984).

Perencanaan dalam pariwisata sangat diperlukan, karena

terdapat fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah

terpikir sebelumnya, keberadaan pariwisata dapat berdampak positif

dan juga negatif, industri pariwisata semakin kompetitif dan

69
promosi destinasi wisata makin gencar, pariwisata bisa berakibat

buruk pada sumber daya alam dan budaya, pariwisata memengaruhi

semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat

dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan

pariwisata. Untuk pemberdayaan potensi wisata melalui elemen

insitusi kepariwisataan yang terdiri atas peranan pemerintah, peran

swasta, dunia usaha, dan peran masyarakat, maka perlu perencanaan

yang lebih menitik-beratkan pada fungsi lingkup tugas, dan peranan

masing - masing. Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya

mengacu kepada tersedianya sumber-sumber yang memadai,

memperhatikan kondisi dansituasi dalam masyarakat baik yang

bersifat positif dan negatif. Menurut J. Krippendorf, dalam bukunya

“Marketing Et Tourisme” merumuskan Pemasaran Pariwisata

sebagai suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai

kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri

pariwisata, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang

lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai

kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon,

Ma, dan LM Rothfield, MA dalam buku

“TourismMarketing”merumuskan pengertian Pemasaran Pariwisata

70
sebagai suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi

pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam

kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap

wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan

perjalanan wisata dan wisatawan yang mempunyai potensi akan

melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi

dengan mereka, memengaruhi keinginan, kebutuhan, dan

memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan tidak disukai, pada

tingkat daerah-daerah lokal, regional,nasional maupun internasional

dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan

memperoleh kepuasan optimal. Kegiatan pemasaran dalam

pariwisata sangat penting. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari

beberapa peran pemasaran pariwisata, yaitu organisasi pariwisata

dan destinasi memiliki kekuatan untuk memengaruhi permintaan

wisatawan (pengunjung) terhadap jenis produk dan pengalaman

wisata tertentu dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata, terutama pangsa

pasar utama terhadap upaya pelestarian produk-produk wisata

secara berkelanjutan, strategi pemasaran menyediakan kerangka

kordinasi, sehingga para pemangku kepentingan pariwisata akan

memiliki arah yang sama dalam upaya pengembangan mengelola

71
destinasi, pemasaran memiliki alat yang penting dalam memahami

dan memengaruhi apa yang akan dikonsumsi oleh wisatawan

/pengunjung dan tehnik penyampaian produk yang berkualitas yang

dirancang untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan lokal

serta manajer pemasaran akan memiliki target, terlibat dan bekerja

sama dengan pihak pemerintah (regulator) dan para anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dalam upaya mencapai sasaran-sasaran

pembangunan pariwisata berkelanjutan.

7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran

Analisis lingkungan yang dimaksud adalah analisis yang

dilakukan perusahaan dibidang pariwisata terhadap ancaman dan

peluang yang dihadapi oleh unit bisnis pariwisata tersebut. Analisis

lingkungan dimana organisasi pariwisata beroperasi dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan yang timbul

dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi

operasi perusahaan. Berkaitan denganpeluang dan ancaman

terhadap destinasi atau bisnis pariwisata. Meliputi

lingkungansosial politik, teknologi, ekonomi dan demografi.

72
2. Lingkungan mikro, merupakan para pelaku yang sacara

langsung berkaitan dengan peusahaan dan keberadaan sangat

memengaruhi perusahaan. Yang termasuk lingkungan mikro adalah:

pelanggan, pemasok, pesaing, publik (masyarakat).

3. Lingkungan kompetisi, meliputi semua pemasok jasa pariwisata

terhadap wisatawanyang sejenis atau target market yang sama.

4. Lingkungan pasar, dalam pariwisata adalah wisatawan yang

sedang berwisata danwisatawan potensial.Analisis terhadap

sumber-sumber dari suatu destinasi atau organisasi

kepariwisataan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan dari organisasi tersebut. Kekuatan dan kelemahan

tersebut diperoleh dari sumber- sumber pariwisata yang

dimilikinya. Analisis lingkungan dan sumber-sumber

memberikan dasar bagi bisnis pariwisata atau destinasi untuk

memformulasikan misi, sasaran dan tujuan. Sasaran yang

realistis akan dapat membantu dalam:

a. Mengetahui apa yang harus dilakukan

b. Mengembangkan perencanaan dan strategi yang efektif

c. Menseting tujuan dalam meningkatkan kinerja unit bisnis

pariwisata secara individu

d. Mengevaluasi hasil

73
7. 3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata

Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan

pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang

dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien

dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu,

perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang

terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen.

Tujuan dilakukannya segmentasi adalah sebagai dasar untuk

menetapkan produk yang dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar,

untuk meningkatkan penjualan, menjadi dasar untuk menentukan

strategi promosi yang lebih jitu, serta memperkuat posisi

persaingan.

Secara sederhana segmentasi pasar adalah membagi-bagi

pasar sesuai dengan sifat dan karakteristiknya. Menurut Kotler

dalam Oka A. Yoeti (2002:74), dalam industri pariwisata

segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam

kelompok-kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu

dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi

dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix).

Berikut ini beberapa variabel utama yang dapat digunakan dalam

melakukan segmentasi menurut Kotler dkk. (2002: 255-261).

74
1. Segmentasi Geografis: yang membagi pasar ke dalam unit-

unit geografis, misalnya daerah/negara asal wisatawan yang

berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Unit-unit

geografis ini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten,

kota dan kecamata.

2. Segmentasi Demografis: yang membagi pasar kedalam

kelompok-kelompok berdasar pada variabel demografis

seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama dan kebangsaan.

3. Segmentasi Psikografis: yang membagi pasar ke dalam

kelompok-kelompok berdasar kelas sosial, gaya hidup dan

karakteristik pribadi/individu.

4. Segmentasi berdasar perilaku: yang membagi pasar ke

dalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan mereka,

sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk.

7.4 Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata

Setelah pasar dibagi bagi menjadi segmen-segmen, maka

perusahaan harus memutuskan suatu strategi target pasar.

Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar, yaitu:

75
1. Undifferentiated targeting strategy. Strategi ini menganggap

suatu pasar sebagai suatu pasar besar dengan kebutuhan yang

serupa, sehingga hanya ada satu tauran pemesanan yang

digunakan untuk melayani semua pasar. Perusahaan

mengandalkan produksi, distribusi,dan periklanan massa guna

menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen.

2. Differentiated targeting strategy. Perusahaan menghasilkan

beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda.

Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga

perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam

produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.

3. Concentrated targeting strategy. Perusahaan lebih memfokuskan

menawarkanbeberapa produk pada satu segmen yang dianggap

paling potensial.

4. Custom targeting strategy. Perusahaan lebih mengarah kepada

pendekatan terhadap konsumen secara individual. Langkah

dalam mengembangkan targeting yaitu: 1. Mengevaluasi daya

tarik masing - masing segmen dengan menggunakan variabel-

variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan

dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan

kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang

76
pasarsasaran. 2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang

ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan

kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

7.5. Strategi Bauran Pemasaran

Dalam pemasaran, strategi berperan sebagai penyaringan

dari pengelolaandengan tujuan mengoptimalkan keberhasilan usaha.

Sedangkan secara lengkap menurutCravens, David W (1996) adalah

“Strategi pemasaran” didefinisikan sebagai analisis,strategi

pengembangan, dan pelaksanaan, kegiatan dalam: pemilihan

strategi pasarsasaran, produk pada tiap unit bisnis, penetapan

tujuan, pemasaran, pengembangan, danpengelolaan strategi

program pemasaran, serta penentuan posisi pasar yang

dirancanguntuk memenuhi pasar sasaran.

A. Strategi Pemasaran Jasa

Dalam industri perhotelan strategi yang diutamakan

adalah pada penekananpelayanan tamu dengan harapan dapat

memberikan kepuasan. Pemasaran tidak hanyaberarti pemberian

pelayanan jasa atau produk hotel juga untuk membentuk image

dariperusahaan itu sendiri. Kolter menambahkan bahwa batasan

bagi pemasaran jasa hoteladalah melayani dan memuaskan

77
kebutuhan konsumen, untuk memberikan keuntunganbagi

perusahaan.

B. Bauran Pemasaran Jasa

Di dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur

pemasaran yang disebutdengan bauran pemasaran. Bauran

pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiriatas

berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu

dipertimbangkan agarimplementasi strategi pemasaran dan

positioning yang ditetapkan dapat berjalansukses.

7.6 Elemen Bauran Pemasaran Jasa

Dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur

pemasaran yang disebutbauran pemasaran. Bauran pemasaran

merupakan alat bagi marketer yang terdiri atas berbagaielemen yang

perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

positioningyang ditetapkan berjalan lancar. Komponen bauran

pemasaran adalah sebagai berikut :

1. Produk pariwisata meliputi produk manajemen pariwisata,

manajemen untuk produk pariwisata baru, dan pengembangan

strategi produk. Namun, produk menurut N.J McHugh, dan S.

MCHugh (1990), “a product is any physicalgood, service, or

78
idea that satisfies a want or need” (p.407). Sebuah

produk.

2. Personal Selling: merupakan interaksi personal antara

penyedia jasa dan konsumen, bersifat luwes karena tenaga

penjual dapat langsung menyesuaikanpenawaran dengan

kebutuhan dan perilaku konsumen.

A. Sales Promotion: merupakan semua kegiatan yang

dimaksudkan untukmeningkatkan penjualan arus

barang dan jasa

B. Public Relation: menjalin hubungan dengan kumpulan

kepentingan publik yanglebih besar.

7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran

A. Hal-Hal Penentu Organisasi Pariwisata

Kebanyakan organisasi pariwisata di negara-negara yang

sudah maju maupun dinegara sedang berkembang, disusun dan

dikelola bedasarkan birokrasi klasik. Banyakorganisasi pariwisata

nasional milik pemerintah direncanakan sesuai dengan sistem

kerjapemerintah dalam bentuk suatu kementrian, suatu sekretariat,

suatu departemen, sebuahkomisi dewan dan sebagainya. Sistem

demikian yang mempunyai keuntungan dankelemahan,

79
didasarkan pada dua prinsip yaitu tugas dibagi habis dalam bagian

dankekuasaan secara berjenjang. Dalam konsep organisasi seperti

itu, hasil penerimaanbersih yang dimaksudkan sektor pariwisata

sulit sekali akan berhasil.

Namun demikian, organisasi pariwisata nasional yang sudah

dipercayakan untuk berperan aktif mempromosikan pariwisata

negara dan harus turut mengambil bagiandalam pembangunan

secara keseluruhan, serta harus memajukan industri

pariwisata,seharusnya pula diberikan peluang untuk mengemban

fungsinya dengan baik. Hal iniberarti bahwa organisasi

pariwisata nasional harus dianggap sebagai suatu

sistemantarhubungan, yang merata sumber-sumber yang

tersedia dan mengelolanya secaraefisien dan efektif.

Pengarahan keterampilan teknis dan manajerial untuk

mencapaitujuan yang telah digariskan memerlukan suatu tingkat

koordinasi yang mampu menatatingkat jabatan, tanggung jawab dan

kewenangan masing-masing serta menggariskanserangkaian tugas

operasional yang patut dipertanggungjawabkan terhadap hasil-

hasilkeluaran yang sudah terpadu.

Akan tetapi, kemungkinan penerapan koordinasi yang

diinginkan sangat bergantung pada seberapa jauh setiap

80
anggota masing-masing dalam organisasi itudiarahkan untuk

berusaha semampunya dan sejauh mana persyaratan kerja

cukupmemacu semangat kerja serta sejauh mana manajemen yang

bijaksana diterapkan. Hal inimenuntut bahwa organisasi

pariwisata nasional harus membatasi hambatan

yangberkepanjangan dan sering mengganggu akibat dari sistem

birokrasi. Hambatan birokratisitu biasanya terjadi karena akses

pembagian organisasi secara administratif dankeengganan

klasik pegawai negeri untuk bersedia menerima suatu tanggung

jawab.

B. Membantu Perumusan suatu Kebijakan Wisata yang

tangguh dan Mantap melalui

Pengkajian dan penelitian yang mempersiapkan informasi

yang terus menerus mengenai keadaan pasar-pasar wisata.Tujuan-

tujuan laindapat ditetapkan ,bergantung pada peranan yang

akandimainkan oleh organisasi pariwisata nasional.

C. Pedoman Umum bagi Organisasi Pariwisata

Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata

yang baik, harus terjalinkerja sama dan koordinasi di antaranya:

81
 Para pejabat yang duduk dalam organisasi tingkat nasional,

provinsi dan lokal.

 Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata, usaha


perjalanan, usahapenginapan, usaha angkutan, sektor rekreasi,
dan sektor hiburan, lembagakeuangan pariwisata, usaha
cendera mata dan perdagangan umum)
 Organisasi-organisasi yang tidak mencari untung, yang erat
berkaitan dengan
pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub mobil)
 Asosiasi profesi dalam pariwisata.Tidak satu pun kemajuan
dapat diperoleh dibidang pariwisata, tanpa kerja sama
dankoordinasi yang terjalin baik di antara organisasi pariwisata
nasional dengan departemenyang lain, yang dalam kegiatannya
baik langsung atau tidak langsung, ikutmempengaruhi kemajuan
pariwisata.
D. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu cara pendekatan yang menyeluruh

yang dimulai denganlangkah mengidentifikasi pasar-pasar wisata,

lalu merumuskan hal-hal yang diperlukanuntuk meningkatkan

produk wisata, dan dengan begitu kita mampu mencapai tujuan

yangtelah ditetapkan sebelumnya. Karena itu, pemasaran

adalah suatu kegiatan yangmerangkul semua pihak yang

memengaruhi dan menerobos semua keruwetanpariwisata.

Secara rinci, hal ini mencakup:

82
1. Pengidentifikasian dan pemilihan pasar-pasar wisata melalui

proses penelitian danpengkajian yang cermat.

2. Membangun satu sistem hubungan dengan semua pasar

wisata yang telah dipilih.

3. Pengembangan dan perbaikan produk wisata untuk

memenuhi permintaan yangtelah dirancang dan dianalisis

dengan baik.

4. Pengawasan hasil yang dicapai dengan cara menciptakan

suatu sistem umpan balik yang terus-menerus, yang mampu

memberi penilaian dan takaran hasil-hasilperolehan itu, agar

dapat menyesuaikan unsur-unsur yang ditawarkan kapan saja

diperlukan.

a. Organisasi Pariwisata
Berikut adalah yang termasuk Private Tourist office:

a. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies).


ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi
pengusaha perusahaanperjalanan Indonesia, dalam bahasa
Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan PerjalananIndonesia.
Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki
beberapa tujuanyaitu:

83
 Berusaha memajukan dan melindungi

kepentingan industri kepariwisataannasional dan

kepentingan para anggota.

 Menigkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan


memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian
perlindungan dan jaminan kepentingan
tanpamengorbankan kepentingan sesama anggota.
 Menyuskseskan program pembangunan nasional
melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis–
garis besar haluan negara dan rencana
pembangunannasional.

b. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia).


Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering
dikenal dengan PUTRIdidirkan tanggal 10 November 1977.
Adapun maksud didirikan PUTRI ini adalah sebagaiwadah
perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam
usaha mengeloladan penegmbangan budaya serta lingkungan
alam dan kesejahteraan masyarakat. Adabeberapa tujuan
organisasi PUTRI yaitu:
 Membina dan mengembangkan objek wisata

dalam rangka mengembangkanpariwisata

nusantara dan mancanegara.

 Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air


melalui penyaajian objek wisatadalam usaha ikut
berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

84
 Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola
objek – objek wisata dalamrangka meningkatkan
pelayanan.

7.9 Organisasi Kepariwisataan Regional


1. Sejarah Perkembangan Organisasi Kepariwisatan
Regional
Organisasi perintis kerja sama di kawasan regional

Asia Tenggara ini disebut Perhimpunan Asia Tenggara, lazim

disebut ASA, yang didirikan bersama oleh Malaysia, Filipina

dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada 31 Juli 1967

yang bersejarah itu. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia

Tenggara atau ASEAN merupakan pertumbuhan langsung dari

ASA, dan terdiri atas tiga negara anggota ASEAN, ditambah

dengan Indonesia dan Singapura. ASEAN terbentuk setelah

berlangsung perundingan-perundingan di Filipina dan di

Bangkok (Thailand), sehingga tercapai kesepakatan antara

kelima negara untuk memperluas ASA dan member nama baru

melalui gagasan yang disebut DEKLARASI ASEAN atau

DEKLARASI BANGKOK.

Presidium Menteri Urusan Politik/Menteri Luar Negeri

Indonesia, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Menteri Luar

Negeri Filipina, Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri

85
Luar Negeri Thailand.Memerhatikan adanya kepentingan-

kepentingan dan masalah-masalah bersama di kalangan negara-

negara Asia Tenggara, dan merasa yakin akan perlunya usaha

untuk lebih memperkokoh ikatan-ikatan solidaritas regional

dan kerja sama yang ada.

Adanya hasrat untuk membentuk suatu kesatuan

landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan bersama guna

meningkatkan kerja sama regional di Asia Tengara atas dasar

jiwa persamaan dan persekutuan dan dengan demikian

memberikan sumbangan kea rah terwujudnya perdamaian,

kemajuan dan kemakmuran di wilayah ini.

Menyadari bahwa di dunia ini suatu negara saling

ketergantungan antara negara yang satu dengan yang lain

bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan,

keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi akan terlaksana

sebaik-baiknya dengan jalan memelihara saling pengertian,

bertetangga baik dan kerja sama yang berarti di kalangan

negara-negara wilayah ini, yang satu dengan yang lainnya

sudah terkat oleh hubungan-hubungan sejarah dan kebudayaan.

Anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam,Indonesia,

86
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,

Thailand dan Vietnam.

2. Jenis-Jenis Organisasi Kepariwisataan Regional

a. Asean Tourism Association (ASEANTA)

Sebagai pelaksana Deklarasi ASEAN yang

ditanda tangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dan

untuk mewujudkan kerja sama regional antar bangsa di

kawasan Asia Tenggara, maka di dalam siding-sidang

para Menteri Luar Negeri ASEAN, sejak tahun 1967,

bidang pariwisata telah menjadi salah satu pokok

pembahasan, karena disadari bahwa melalui

pengembangan pariwisata diharapkan kerja sama

ASEAN akan lebih memasyarakat. ASEANTA dibentuk

dala rangka meningkatkan kerja sama dalam

mempromosikan periwisata antar Negara-negara

ASEAN.

b. Asian Association of Conservation and Visitors Bureans

(AACVB)

Asian Association of Conservation and Visitors

Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi kepriwisataan

yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan

87
usaha konservasi di kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk

pada 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao.

Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi

Hotels, Airlines, Professional Congress Organizer

(PCO), Specialist Travel Agents dan Transportation

Companies.

c. ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN

PCT)

ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang

bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada

tahun 1969. Kedudukan sekretariat organisasi ini bergilir

mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan

ASEAN PCT adalah meningkatkan kerjasama yang aktif

dan saling membantu kepentingan bersama dalam

bidang perjalanan dan pariwisata.

d. ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA)

AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di

kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di Singapura. Usaha

dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and

Restaurant Directory, menyelenggarakan pendidikan dan

88
konferensi tahunan untuk merumuskan dan mencari

pemecahan masalah-masalah kepariwisataan ASEA

7.10 Strategi Pembangunan Pariwisata

Dalam mengimplementasikan perencanan pariwisata yang

dibuat elemen kepariwisataan maka diperlukan strategi

pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan

tugas dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi

pembangunan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan potensi

wisata adalah sebagai berikut:

1. Pariwisata Berbasis Ekonomi Kerakyatan yaitu

pembangunan pariwisata harus mampu untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kecil/kurang

mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan

tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat,

dapat dilakukan melalui: kemitraan dan kesetaraan antara

usaha pariwisata besar, menengah,kecil dan

produksi.Mengembangkan produk wisata yang berbasis

pedesaan seperti : desa wisata, ekowisata, agrowisata dan

sebagainya.

2. Pengembangan produk wisata yang dititik-beratkan pada

kelokalan dan keaslian yaitu keunikan dan kekhasan seni

89
budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan

keandalan pariwisata yang harus dijaga kelestariannya

karena hal tersebut merupakan sumber daya wisata yang saat

ini merupakan trend untuk wisatawan.

7.11 Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata

Di dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya

pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan

dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon

wisatawan. Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan

menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal

ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk

menjual produk pariwisata sebagai berikut:

a) Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan

bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa

dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk

pariwisata yang memenuhi dua kriteria ini adalah produk

pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass

production.Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir

buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat

menggunaan pendekatan produksi ini.

90
b) Konsep produk Konsep produk ini menggunakan asumsi

bahwa konsumen hanya akan membeli barang yang

memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk

pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah

pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage

dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan

penelitian) dan souvenir kerajinan tangan

c) Konsep penjualan Pemasaran yang bertjuan untuk menjual

produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang banyak

volumenya dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata

yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk

pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir

produksi masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition

dan convention.

d) Konsep pemasaran , suatu konsep yang diterapkan dengan

mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui

upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih

dahulu melakukan pengidentifikasian kebutuhan dan

keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya

menggunakan pendekatan ini.

91
e) Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan

dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus

diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara

individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan

konsep ini dalam pemasaran pariwisata.

f) Konsep ekologikal dan humanistik Konsep yang

mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan

konsumen dengan cara pengidentifikasian kebutuhan

wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran

dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam

jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan

oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan

yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya

kawasan taman nasional dan taman hutan raya. Selain

menggunakan konsep pemasaran pariwisata juga harus

memperhatikan analisis situsi (situation analysis) yakni :

1. Analisis Lingkungan (environment analisys) . Langkah

pertama suatu perencanaan strategis pemasaran

pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di

mana suatu DTW itu berada. Dengan cara ini diketahui

kecenderungan yang relevan dan implikasinya

92
terhadap DTW atau perusahaan-perusahan yang

bergerak dalam industri pariwisata. Dengan melakukan

analisis lingkungan diharapkan dapat mengetahui

peluang-peluang (opportunity) dan kendala atau

ancaman (threat) yang perlu diantisipasi. Hal ini

diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh

sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis :

adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga

secara periodik mengetahui atau dapat menilai

kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), ancaman (threat), bila terjadi

perubahan lingkungan usahanya. Lingkungan usaha

bisnis kepariwisataan cukup kompleks dan sering

terjadi perubahan, oleh karena itu untuk tujuan

analisis, maka lingkungan itu dapat dibagi dalam tiga

komponen sebagai berikut :

a. Lingkungan makro (the macro environment) Ini

merupakan lingkungan tempat menciptakan

peluang dan sekaligus juga dapat mendatangkan

ancaman bagi suatu DTW. Lingkungan ini

misalnya terdiri dari bermacam-macam unsur

93
seperti sosial, politik, ekonomi dan juga faktor

demografi, karena itu semua merupakan faktor

yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah,

apalagi untuk dikontrol.

b. Lingkungan persaingan (the competitive

environment) Lingkungan pesaing dapat terjadi

kalau yang menawarkan paket wisata saling

memperebutkan calon wisatawan yang sama dan

biasa serta mau berkunjung pada suatu DTW

tertentu. Persaingan terjadi karena ada beberapa

tour operator yang berkecenderungan

memusatkan perhatiannya untuk merebut target

pasar yang sama. Nah ini perlu hati-hati, karena

bisa terjadi adu kekuatan, yang kuat akan

menang.

c. Lingkungan pasar (the market environment)

Yang dimaksud dengan lingkungan pasar di sini

tidak lain terdiri atas kelompok-kelompok

wisatawan baik yang aktual maupun yang

potensial yang diharapkan berkunjung pada suatu

DTW tertentu.

94
2. Analisis Sumber Daya (resources analisys). Tujuan

analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan

mengidentifikasi sumber daya utama, terutama

mengenai kekuatan (strenght) dan kelemahan

(weaknesses) organisasi atau lembaga yang

bertanggung jawab terhadap pengembangan

pariwisata di DTW itu. Untuk dapat mengetahui

sumber daya yang dapat diandalkan perlu dilakukan

inventarisasi dan bila perlu dengan jalan melakukan

audit sumber daya yang ada sedemikian rupa

sehingga diketahui mana yang dapat diandalkan dan

mana yang merupakan kelemahan atau tidak

menguntungkan.

7.12 Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata

Pemasaran pariwisata baik yang dilaksanakan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus

dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran (marketing

mix). Strategi ini angat diperlukan karena pariwisata adalah industri

yang sifatnya sangat kompleks dan multi faset. Peralatan yang dapat

dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata

95
juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara

ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu

alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat

pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan

dengan well organized. Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan

dengan strategi bauran pemasaran ( marketing mix ) dapat dilihat

pada tabel berikut:

Alat Pemasaran Strategi Marketing Mix

Product Price Place Promotion

1.Souvenir Memadai Pameran Iklan

2.Services Tarif tercatat .Setiap Promosi dan

pemberhentian sekaligus

penjualan

3. ODTW Tidak slalu Disetiap Promosi

berubah berlangsung personal,Publikasi

wisatawan
,Pemasaran langsung

beraktifitas

96
BAB VIII

INVESTASI BISNIS PARIWISATA

8.1. Prinsip – prinsip Investasi

Ada enam Prinsip Utama Investasi:

A. Mengevaluasi profil risiko Anda

Profil risiko Anda adalah tingkat toleransi Anda terhadap

fluktuasi positif dan negatif dalam portofolio investasi Anda. Anda

perlu menentukan apakah Anda merasa nyaman dengan sejumlah

volatilitas pasar yang wajar, atau apakah Anda lebih suka

berinvestasi lebih tenang dengan volatilitas pasar yang lebih rendah.

B. Mendiversifikasikan investasi Anda

Anda harus mengikutsertakan berbagai instrumen keuangan di

dalam portofolio Anda ketika membuat keputusan investasi Anda.

Dengan demikian, kinerja suatu investasi yang kurang baik akan

diimbangi oleh laba yang dihasilkan pada investasi lain. Namun,

Anda harus mencatat bahwa pengimbangan kerugian dalam

investasi tertentu oleh laba dari investasi lain tidak selalu tercapai.

C. Menentukan pemilihan jangka waktu Anda

Ada dua cara pemilihan jangka waktu yang dapat

memengaruhi tingkat pengembalian investasi Anda:

97
1. Rencana Jangka Waktu. Investasi dapat berfluktuasi dalam

jangka yang pendek, namun volatilitas tersebut dapat

dikurangi apabila Anda memegang investasi tersebut dengan

jangka waktu yang lebih panjang. Portofolio yang dikelola

dengan baik cenderung menunjukkan laba yang lebih tinggi

dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Namun

demikian, portofolio yang dikelola dengan baik sekalipun

tidak dapat menjamin laba dalam jangka waktu apa pun.

2. Menentukan Waktu Masuk dan Keluar Pasar. “Membeli

pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi” mungkin

terdengar seperti pedoman investasi yang baik, namun jika

Anda berusaha “menentukan waktu masuk dan keluar pasar”

(menangkap titik terendah di pasar untuk membeli dan titik

tertinggi di pasar untuk menjual) akan mengakibatkan

perilaku investasi yang berisiko dan akan menghasilkan laba

yang lebih rendah dari perkiraan atau mengurangi jumlah

pokok yang diinvestasikan. Tidaklah mudah untuk

menentukan waktu masuk dan keluar pasar dengan

“membeli rendah dan menjual tinggi”. Jika Anda berusaha

melakukan hal ini, Anda bisa jadi malah melakukan hal

yang berlawanan (yaitu membeli tinggi dan menjual

98
rendah). Sebaliknya, jika keputusan investasi Anda adalah

sekadar membeli dan memegang investasi dalam jangka

waktu yang lebih panjang, Anda dapat mempunyai peluang

untuk menerima tingkat pengembalian investasi yang lebih

baik dari berpartisipasi dalam siklus kinerja pasar yang

terbaik (di atas siklus kinerja terburuknya)

D. Investasi berkala untuk keuntungan Anda

Ketika membuat keputusan investasi, Anda dapat

menyimpan dan mengakumulasikan kekayaan Anda secara

konsisten dengan menggunakan konsep Dollar Cost Averaging

(DCA), yaitu komitmen untuk membeli sejumlah investasi tertentu

secara teratur. Bila harga naik, lebih sedikit unit akan dibeli, dan

bila harga turun, lebih banyak unit akan dibeli. Karena itu, biaya

pembelian per unit akan dirata-ratakan.

E. Mulai berinvestasi dini dan menginvestasikan kembali laba

Anda

Kekuatan dari pelipat gandaan Anda dapat berpotensi untuk

memaksimalkan tingkat pengembalian Anda dengan secara

konsisten menginvestasikan kembali laba yang Anda terima ke

dalam investasi Anda ketika membuat keputusan investasi Anda.

Dengan demikian, Anda terus-menerus menaruh jumlah modal yang

99
lebih besar untuk bekerja, dan pengembalian investasi Anda akan

dilipatgandakan dan akan dimaksimalkan secara berangsur-angsur.

Bila digunakan dengan baik, pelipatgandaan dapat membantu Anda

meningkatkan sejumlah uang yang kecil menjadi jumlah yang besar

dalam jangka yang lebih panjang.

F. Secara teratur meninjau dan menyeimbangkan kembali portofolio

Anda

Memastikan portofolio tetap sehat. Sebagai bagian dari

proses dalam membuat keputusan investasi Anda, Anda harus ingat

untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian portofolio investasi

Anda pada tinjauan yang dijadwalkan secara teratur. Evaluasi dan

penyesuaianini dapat membantu memastikan portofolio Anda tetap

sesuai dengan profil risiko dan tingkat pengembalian yang Anda

inginkan, serta berada pada posisi yang baik untuk mencapai target

kinerja investasi Anda.

8.2. Investasi dalam Kepariwisataan

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian

yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Pendekatan-

pendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut:

100
1) Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan

Konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan

“pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan

pertumbuhan yang yang setinggi-tingginya seperti: over

carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar

lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk

pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada “spirit”

konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata: small scale

tourism, green tourism, going ethnic society yang semuanya

menuju pada pencarian konsep alternatif tourism yang dinilai

tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada

lingkungan.

2) Perencanaan pendekatan yang dikembangkan

Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya

telah meniadakan pilihan lain, bagi perencana, kecuali

penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan yang

biasanya bercirikan:

 Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk

perencanaan formal

 Proses penyusunan program bersifat statis

101
 Mekanisme kelembagaan bersifat top down

 Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat

waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada.

8.3 Studi Kelayakan dan Model Pariwisata

Sebuah studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang

dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas

yang ditunjuk. Secara umum, studi kelayakan mendahului

pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain,

studi kelayakan adalah evaluasi atau analisis dampak potensial dari

sebuah proyek yang diusulkan.

Faktor Penentu Kelayakan :

1) Kelayakan Teknologi dan Sistem. Penilaian ini didasarkan

pada desain garis besar persyaratan sistem dalam hal Input,

Proses, Output, Fields, Program, dan Prosedur. Hal ini dapat

diukur dalam hal volume data, tren, frekuensi update, dan

lain-lain untuk memperkirakan apakah sistem baru akan

melakukan cukup atau tidak. Kelayakan teknologi dilakukan

untuk menentukan apakah perusahaan memiliki

kemampuan, dalam hal software, hardware, personil dan

keahlian, untuk menangani penyelesaian proyek

102
2) Kelayakan Ekonomi. Analisis ekonomi adalah metode yang

paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas

sistem baru. Analisis biaya manfaat, digunakan untuk

menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari

sistem dan membandingkannya dengan biaya. Jika imbalan

lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk

merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang

pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya dan

manfaat sebelum mengambil tindakan.

3) Kelayakan Hukum. Menentukan apakah sistem yang

diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya

sistem pengolahan data harus sesuai dengan perlindungan

data lokal.

4) Kelayakan Operasional. Adalah ukuran dari seberapa baik

sistem yang diusulkan memecahkan masalah, dan

mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi

selama definisi ruang lingkup dan bagaimana memenuhi

persyaratan yang diidentifikasi dalam tahap analisis

kebutuhan pengembangan sistem.

5) Kelayakan Jadwal. Sebuah proyek akan gagal jika

penyelesaiannya memerlukan waktu yang terlalu lama.

103
Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem

akan dibuat dan dikembangkan, dan dapat diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu, yang dapat diukur dengan

menggunakan beberapa metode seperti payback period.

Kelayakan jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal

proyek.

Faktor Lainnya

1) Kelayakan Pasar dan Real Estate. Studi Kelayakan Pasar

biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek

pengembangan real estate, dan biasanya melibatkan bidang

tanah real estate. Pengembang sering melakukan penelitian

pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan

untuk menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang

diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk

menyelesaikan studi kelayakan sebelum mereka akan

menyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor komersial,

industri, manufaktur, perumahan, atau dicampur-gunakan

proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan pentingnya bisnis di

area yang dipilih.

2) Kelayakan Sumber Daya. Hal ini melibatkan pertanyaan seperti

berapa banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem

104
baru, bila dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi

bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan,

dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi dan rencana mitigasi juga

harus dinyatakan di sini.

3) Kelayakan Budaya. Pada tahap ini, alternatif proyek yang

dievaluasi dampaknya terhadap budaya lokal dan umum.

Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-

faktor ini harus dikenal. budaya perusahaan yang lebih lanjut

sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.

105
BAB IX

MODEL KEPARIWISATAN

9.1 Tipe Pembangunan Pariwisata

Di Indonesia atau di beberapa negara lain biasa dikenal dua

tipe pembangunan pariwisata berdasarkan pada pola, proses dan

tipe pengelolaannya, yaitu: tipe tertutup (enclave) atau terstruktur

dan tipe kedua yaitu tipe terbuka (spontaneous) atau tidak

terstruktur. Kedua tipe ini pada umumnya mempunyai perbedaan

yang jelas dalam karakteristiknya, terutama pada pola, proses dan

tipe pengelolaannya.

Tipe tertutup atau terstruktur pada dasarnya ditandai oleh

karakteristik sebagai berikut:

 Pada umumnya kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur

yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini memang

tidak didesain untuk tujuan utama pada keuntungan

penduduk lokal. Tipe kawasan ini akan mempunyai

kelebihan kekuatan kesan yang ditumbuhkan sehingga

mampu menembus pasar internasional.

 Lokasi biasanya terpisah dari masyarakat atau penduduk

lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan mudah

106
untuk dimonitor atau dikontrol. Karena itu, pengaruh sosial

budaya yang ditimbulkan dari pariwisata terhadap penduduk

lokal dapat terdeteksi sejak dini.

 Lahan pada umumnya terbatas, sehingga kawasan pariwisata

biasanya tidak terlalu besar, sehingga masih berada pada

tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan

terkoordinir, dan akan mampu menjadi semacam agen untuk

mendapatkan dana-dana secara internasional.

Tipe terbuka atau tidak terstruktur yang bersifat spontan

pada umumnya ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:

 Tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan baik ruang

maupun pola masyarakat lokal.

 Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan bisa

secara langsung dinikmati oleh penduduk lokal.

 Dampak perkembangan pariwisata terutama dampak

negatifnya menjalar dan menyatu dengan cepat ke dalam

penduduk lokal, sehingga sulit dimonitor.

9.2. Sumber – Sumber Modal

Pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan

mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh

107
serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam

produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitas-

aktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan :

1. Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber

apa.

2. Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi

berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi.

3. Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah

alternatif proyek ditentukan.

4. Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat.

5. Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah

proyek berjalan) dilakukan.

9.3 Faktor – faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata

Pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut

meliputi hal sebagai berikut:

 Jumlah objek wisata. Indonesia sebagai negara yang

memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya

yang mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan

alam dan atraksi budaya kepada wisatawan mancanegara

maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam

108
dan budaya tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan

tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi daerah yang

dikunjunginya.

 Jumlah Kunjungan Wisatawan. Secara teoritis (apriori)

menurut Pleanggra (2012), semakin lama wisatawan tinggal

di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula

uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut

paling sedikit untuk keperluan makan, minum, dan

penginapan selama tinggal di daerah tersebut.

 Pendapatan Perkapita. Ekonomi suatu wilayah dalam

periode tertentu, yangditunjukkan dengan Pendapatan

Daerah Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga

berlaku maupun atas harga konstan. Pendapatan perkapita

yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi

perkapita yang selanjutnya menimbulkan insentif bagi

diubahnya struktur produksi (pada saat pendapatan

meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa

pasti akan meningkatkan lebih cepat dari pada permintaan

akan produk-produk pertanian.

109
BAB X

PELUANG PARIWISATA

10. 1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang Kerja

Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Sarana-

sarana pariwisata seperti hotel dan perjalanan adalah usaha yang

”padat karya”.Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk hotel

dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya.Untuk setiap

tempat tidur dibutuhkan kira-kira 2 orang tenaga.Di Amerika

Serikat untuk tempat tidur diperlukan 279 tenaga kerja.Sudah tentu

angka itu berbeda-beda menurut negaranya .Di Indonesia untuk

setiap kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja.

Itu semua mengenai tenaga kerja yang langsung

berhubungan dengan pariwisata.Di samping itu,pariwisata juga

menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan

langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi

bangunan dan jalan.Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel,

restoran, toko artshop, dll.Wisatawan-wisatawan juga memerlukan

makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan

lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai

banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.

110
Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus:

pariwisata Bali-Indonesia) yaitu:

1. Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata

uangasing di daerahtujuan wisata

2. Pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat

setempat (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang

kegiatannya terkait langsungatau tidak langsungdengan jasa

pariwisata,

3. Memperluas penciptaan kesempatan kerja,baik pada sektor-

sektoryang terkait langsung seperti perhotelan, restoran,

agenperjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait

langsung seperti industrikerajinan, penyediaan produk-produk

pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasalain dan

sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD),

4. Merangsangkreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri

kecil maupun seniman tabuh dantari yang diperuntukkan

konsumsi wisatawan.

Menggunakan pengganda National Tourism Satellite

Account 2006 diketahui pengganda pengeluaran wisatawan

terhadap penciptaan kesempatan kerja di sector pariwisata sebesar

0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar

111
0,000000761. Artinya setiap pengeluaran wisatawan sebesar satu

trilliun (Rp1,000,000,000,000) akan mampu menciptakan

kesempatan kerja di sektor pariwisata sebanyak 53.000 orang dan di

dalam perekonomian nasional sebesar 761.000 orang.Sumbangan

penciptaan kesempatan kerja di pariwisata terhadap perekonomian

nasional 6,97%. Untuk kasus Bali menggunakan pengganda Bali

Tourism Satellite Account 2007, pengganda pengeluaran wisatawan

terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata adalah

0,0000000283 dan dalam perekonomian regional adalah

0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan satutrilliun

rupiah (Rp1,000,000,000,000) akan mampu menciptakan

kesempatan kerja sebanyak 28.300 disektor pariwisata, dan dalam

perekonomian Bali sendiri adalah 67.560 orang. Jadi,sumbangan

penciptaan kesempatan kerja sektor pariwisata terhadap kesempatan

kerjaregional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa

pariwisata telah menjadimesin penciptaan kesempatan kerja.

Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesiaatau ke pulau Bali

(berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan

secara nyata permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya

akan meningkatkan peluang pekerjaan. Dalam perspektif ini,

dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benarmenaruh pariwisata

112
sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata

adalah sebuah wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan

pemerintah,revitalisasi seni dan budaya, pengentasan kemiskinan,

atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.Kebutuhan

tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin

berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha

objek dan dayatarik wisata.Oleh karena itu, kesempatan kerja di

bidang pariwisata perlu juga diperhitungkan, berdasarkan pada

jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran wisatawan dan

pertumbuhan sarana pariwisata.

10.2 Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata

A. Peluang Kerja

Pariwisata juga menciptakan peluang kerja yang tidak

berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di

bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang

didirikan untuk hotel,restoran,toko artshop,dan lain-

lain.Wisatawan - wisatawan juga memerlukan makan dan

minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan

kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak

manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.

113
Sektor pariwisata dapat membuka banyak lapangan kerja

sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu

saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini

memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga

pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara

lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama

berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran,

ticketing, dan lain-lain.

Peluang kerja yang luas dapat memaksimalkan para

pekerja dan meningkatan pendapatan nasional. Apabila tenaga

kerja sebagian besar atau semua dapat tertampung dilapangan

kerja maka hasil produksi baik barang atau jasa akan meningkat

dan tentunya pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan

bertambah banyak. Pendapatan yang diterima masyarakat

meningkat akan meningkatkan pendapatan nasional. Keadaan

ini tidak akan ada pencari kerja yang menganggur, semua

digunakan dalam proses produksi disebut kesempatan kerja

penuh (full employment).

Masih banya pencari kerja yang tidak tertampung pada

kesempatan kerja yang menimbulkan pengangguran.

Pengangguran tinggi mengakibatkan para pekerja haruslah

114
menanggung biaya hidup para penganggur. Pendapatan yang

diterima masyarakat semakin berkurang, gizi masyarakat

berkurang, kesehatan masyarakat berkurang, kemampuan untuk

kreasi berkurang, dan akan menimbulkan kerawanan nasional.

Kecuali itu pendapatan nasional akan berkurang yang ada

hanyalah kemiskinan.

B. Multiplier Pariwisata

Multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat

memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat

dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan

industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama

industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan

atraksi wisata, perhotelan, restoran dan transportasi

lokal.Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-

industri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman,

perbankan, atau bahkan manufaktur.Semuanya dapat dipacu dari

industri pariwisata.Analisis nilai pengganda (multiplier) adalah

salah satu ukuran ekonomi yang dapat dipakai untuk melihat

peran sektor produksi Restoran dan Hotel dalam sistem ekonomi

115
wilayah. Analisis nilai pengganda dari sektor Restoran dan

Hotel akan dilihat dalam ukuran :

1. Pengganda permintaan akhir (output multiplier)

2. Pengganda pendapatan (income multiplier)

3. Pengganda nilai tambah (value added multiplier)

4. Pengganda tenaga kerja

Dampak multiplier dari pengeluaran wisatawan mengacu

pada income, ketenagakerjaan, dan pendapatan pemerintah dari

belanja wisatawan. Hal ini dapat dikategorikan dalam lima tipe,

yaitu (Lickorish dan Jenkins, 1997;63):

a. Transactions or sales multipliers. Peningkatan belanja

wisatawan dapat meningkatkan pendapatan usaha.

b. Output Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan

berdampak pada peningkatan jumlah output yang

diproduksi.

c. Income Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan

berdampak pada perhitungan tambahan pendapatan

dalam perekonomian.

d. Government Revenue Multiplier. Peningkatan belanja

wisatawan berdampak pada perhitungan pendapatan

pemerintah.

116
e. Employement Multiplier. Peningkatan belanja

wisatawan berdampak pada terciptanya kesempatan

kerja baru.

Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian

berupa dampak penggandaan (multiplier effect) dari pariwisata

terhadap ekonomi.Pariwisata memberikan pengaruh tidak

hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan

industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung

terkait dengan industri pariwisata. 19 Pembahasan tentang

multiplier memungkinkan kita membedakan antara dampak

langsung, tidak langsung serta dampak ikutan dari pengeluaran

pariwisata (Tribe, 2011 dalam Gilang, 2014; 40):

 Dampak langsung (direct effects): dampak yang

diperoleh oleh supplier dari transaksi langsung yang

dilakukan oleh konsumen (wisatawan) atas

penawaran (supply) produk dan jasa di industri

pariwisata (misal: hotel, restoran);

 Dampak tidak langsung (indirect effects) : dampak

yang muncul dari aktivitas rantai penawaran yang

dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan pada

pengeluaran langsung sektor pariwisata (misal: hotel

117
mempekerjakan karyawan, restoran membeli bahan-

bahan makanan);

 Dampak ikutan (induced impact): terjadi ketika

penerima dari pengeluaran langsung dan tidak

langsung membelanjakan pendapatan ekstra yang

diperolehnya ke dalam perekonomian. Pengeluaran

ini menciptakan pendapatan pada sektor lain dalam

perekonomian yang terus berputar dan

mengembangkan dampak multiplier. 20 Tabel II.4

Multiplier Effect Pariwisata Terhadap Perekonomian

Menurut Lickorish dan Jenkins (1997;63) Dampak

utama pariwisata terhadap perekonomian terkait

dengan pendapatan devisa , sumbangan untuk

penerimaan pemerintah kesempatan kerja baru dan

income untuk menstimulasi pembangunan daerah.

118
10. 3 Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja

 Pengertian Pasar Tenaga Kerja


Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang

mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja.Sebagai penjual

tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja (Pemilik

Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang /

lembaga yang memerlukan tenaga kerja.Pasar tenaga kerja

diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan

antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga

yang membutuhkan tenaga kerja.

Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari

perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan

119
jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya.Dengan demikian

tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari

adanya pasar ini.Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara

kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja

maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang

terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan

pemerintah.

 Fungsi Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik

dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi

Pasar Tenaga Kerja yakni sebagai berikut :

 Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,

 Berfungsi untuk sarana untuk mendapatkan informasi

tentang ketenagakerjaan,

 Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja

dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.

 Manfaat Pasar Tenaga Kerja


Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni :

120
1. Dapat membantu pencari tenaga kerja mendapatkan

pekerjaan sehingga mengurangi tingkat pengangguran

2. Sebagai sarana atau fasilitator bagi perorangan atau

lembaga yang mencari tenaga kerja.

3. Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah

ketenagakerjaan.

4. Dengan adanya pasar tenaga kerja, distribusi pekerjaan

antara informal dan formal dapat merata sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing di setiap sektor.

5. Pasar tenaga kerja dapat membantu mengurangi lapangan

pekerjaan informal. Sebagaimana diketahui besarnya

lapangan kerja informal berakibat pada kewajiban

pemenuhan kebutuhan dasar pekerjanya, yang dicerminkan

dari upah riil pekerja informal. Tingginya upah riil pekerja

akan mengakibatkan terjadinya pengangguran selain itu

ketidakseimbangan upah antara pekerja informal dan formal

akan menimbulkan kesenjangan sosial. Meskipun sektor

informal tak dipungkiri merupakan salah satu penggerak

roda ekonomi akan tetapi dalam diperlukan perhatian lebih

untuk menertibkannya.

121
6. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi TKI untuk

mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan lebih aman

dan terjamin oleh Pemerintah. Dengan demikian,

problematika TKI yang seringkali menghiasi media dengan

konotasi negatifnya dapat dikurangi. Hal ini sejalan dengan

upaya pemerintah untuk terus menyempurnakan peraturan

bagi TKI dengan meninjau kembali mekanisme perekrutan,

penempatan, perlindungan dan pemulangan TKI.

7. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi tenaga kerja

yang terampil, ahli dan kompeten untuk mengembangkan

dirinya di dunia kerja yang lebih luas bahkan sampai ke luar

negeri. Peluang yang besar tersebut menjadi wadah yang

baik untuk menunjukkan taji SDM Indonesia di mata dunia,

sehingga tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing yang

bekerja di Indonesia.

8. Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang

mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai

penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari

kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai

pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan

tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan

122
maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para

pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang

membutuhkan tenaga kerja.

9. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari

perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa

memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk

memenuhinya. Dengan demikian, tidak terkesan hanya

pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar

ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua

belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja

maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak

yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga

kerja, dan pemerintah.

10.4 Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja

A. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan


tidak terlatih.

Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan

pendidikan khusus seperti dokter, akuntan, guru, dan lain-

lain.Adapun tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang

123
memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan

lain-lain.

Ciri-Cirinya :

 Pasar tenaga kerja terdidik yaitu pasar yang


mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja
terdidik.
 Pasar tenaga kerja terlatih yaitu pasar yang
mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja
terlatih.
 Pasar tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatihyaitu pasar yang mempertemukan permintaan
dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lain-
lain.

o Pasar tenaga kerja utama dan biasa

 Pasar tenaga kerja utama (primary labour market)


yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai
berikut:
o Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,
o Manajemen perusahaan sangat baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan
sangat tinggi,

124
o Gaji dan upah tinggi,
o Jaminan sosial yang baik,
o Disiplin pegawai sangat tinggi,
o Jumlah perpindahan pegawai sedikit.

o Pasar tenaga kerja biasa (secondary labour market)

Yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai


berikut:

o Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,


o Manajemen perusahaan kurang baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan
rendah,
o Gaji dan upah rendah,
o Jaminan sosial kurang baik,
o Disiplin pegawai rendah,
o Sering terjadi perpindahan pegawai.

o Pasar tenaga kerja intern dan ekstern

Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para

pegawai yang sudah ada untuk mengisi lowongan kerja yang

dibutuhkan.Ini berarti berkaitan dengan pemberian promosi

(kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan.Pasar

tenaga kerja ekstern yaitu pasar yang mempersilakan orang luar

untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.

125
o Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri

Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang

terjadi di dalam negeri.Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar

tenaga kerja yang terjadi di luar negeri. Indonesia sebagai

negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang

lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat

krisis ekonomi yang berkepanjangan dan

memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan

Kerja) sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri.

Dengan adanya pasar tenaga kerja luar negeri, Indonesia

dapat mengurangi jumlah pengangguran sekaligus menambah

devisa negara.

o Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna

Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak

sekali perusahaan.Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat

menawarkan jasanya secara perseorangan pada perusahaan yang

diinginkan.Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi

kepentingan masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan

seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan bersama.

Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum

126
penawaran seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu

berarti, semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin sedikit

permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah

upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap tenaga

kerja.Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni

semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran

tenaga kerja.Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja

semakin sedikit penawaran tenaga kerja.

o Pasar Tenaga Kerja Monopoli

Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada

pasar ini seluruh tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan

kepentingan dengan bergabung dalam serikat pekerja atau

serikat buruh.Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja

dalam menuntut upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada

perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja.Karena

bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat pekerja maka para

tenaga kerja memiliki hak monopoli dalam menjual atau

menawarkan tenaganya.

127
Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah

bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.


 Membatasi penawaran tenaga kerja.
 Menambah permintaan tenaga kerja.

o Pasar Tenaga Kerja Monopsoni

Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah

tertentu hanya ada satu perusahaan yang bersedia meminta

tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak mempunyai

organisasi seperti serikat pekerja.Ini berarti, kekuatan

perusahaan jauh lebih besar dibanding tenaga kerja.Akibatnya

upah yang terjadi umumnya di bawah upah ekuilibrium atau

upah keseimbangan.

o Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral

Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua

kekuatan yang saling bertentangan.Kekuatan pertama berasal

dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat pekerja, dan

kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan

satu-satunya perusahaan yang memakai tenaga kerja. Serikat

128
pekerja yang memberikan penawaran tenaga kerja

mempunyai posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang

melakukan permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan

saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral

10.6 Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja

Kelebihan adanya pasar tenaga kerja

 Untuk membantu mengurangi pengangguran.


 Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
 Untuk menambah devisa negara.
 Untuk mudah mendapatkan sebuah informasi tentang
lowongan pekerjaan baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
 Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan
dengan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

Kelemahan adanya pasar tenaga kerja

 Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.


 Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon
tenaga kerja.

129
10. 7 Membangun Pusat Informasi Pemasaran Pariwisata

Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah

pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya

pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang

pariwisata.Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi

kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya,

serta sarana-prasarana perdagangan dan pariwisata pada

khususnya.Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem

perdagangan barang dan jasa unggulan.Berangkat dari kebutuhan

turis mari kita lihat apa yang sebetulnya mereka butuhkan dan

mereka lakukan pada sebuah tempat wisata adalah sebagai berikut:

1. Mencari informasi detail

Beberapa hal yang akan dilakukan turis dalam mencari

informasi adalah sebagai berikut :

o Lokasi : Aman (bukan area konflik) , Murah,

Memenuhi karakteristik Kunjungan, mudah dikunjungi.

o Transaksi : Kartu kredit , e-Banking , Transfer payment.

o Transportasi :Mudah didapat, Murah, Cepat, Layanan 24

jam ,Tersedia kesemua situs.

130
2. Memesan Hotel

Dalam memesan hotel beberapa hal yang akan dilakukan

turis :

a. Hotel yang murah ,nyaman . aman, dekat dengan lokasi

situs, memiliki “online reservation” (gampang

melakukan pemesanan).

b. Dapat menggunakan “online payment” Credit card,

Transfer, Online banking, Interactive information.

3. Memesan Tiket perjalanan

Tiket perjalanan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

a. Tiket yang murah, Gampang di “reserved”.

b. Dapat dibayar secara online Credit card, online

banking, Interactive information.

4. Mencari Paket Tour

Dalam mencari paket tur, beberapa hal ini akan dilakukan oleh

turis yaitu Paket tour n travel yang memiliki karakteristik atau

mempunyai ketiga hal sebelum ini adalah :

a. Dapat menemukan informasi detail tentang situs.

b. Dapat melakukan pemesanan hotel dan

c. Dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan .

131
5. Mencari Lokasi Situs tujuan pariwisata

Hal penting yang akan dilakukan oleh setiap turis didunia ini

adalah mencari situs tujuan pariwisata dari situs-situs sebagai

berikut :

a. Situs-situs tentang Hotel

b. Situs-situs pemerintahan

c. Agen-agen tur dan travel

d. Situs-situs komunitas ( yang dapat bercerita tentang

pengalaman “surfing” di situs-situs pariwisata tertentu ).

e. Menggunakan search engine ( google adalah favorit orang

Indonesia).

f. Foto , Video, Dokumen-dokumen perjalanan.

Kelima hal yang dibutuhkan turis tersebut pada akhirnya

akan dibuat dalam sebuah system yang merupakan Pusat

Informasi bagi turis.

Pusat informasi tersebut harus mengandung keenam hal sebagai

berikut (6T) :

1. Terdekat

Informasi dapat diperoleh disekitar turis berada baik itu berupa

media suratkabar, Email, Situs online / Blog, Sms dan Surat-

surat atau dokumen elektronik.

132
2. Tercepat

Informasi dapat dengan cepat diakses, tidak lambat saat

informasi sedang diakses.

3. Termurah

Informasi dapat diakses dengan biaya yang murah, bahkan

apabila memungkinkan informasi tersebut “dating” secara gratis

kepada calon turis.

4. Terakurat

Informasi yang disampaikan harus akurat, tepat sesuai dengan

yang ada dalam brosur.

5. Terpercaya

Informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak

membuat kebohongan, harus dibuat apa adanya sesuai kondisi

asli.

6. Ternama

Informasi harus berasal dari organisasi, departemen, lembaga

yang bertanggung jawab dan mempunyai nama yang dapat

dipertanggungjawabkan. Penting bagi pemerintah untuk

mempersiapkan sebuah layanan pusat informasi yang credible

dan dapat menunjukan “wajah” bahwa layanan informasi

133
tersebut dikelola oleh pemerintah atau swasta yang

bekerjasama dengan pemerintah.

Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan turis dan semua

hal yang “kira-kira” akan mereka lakukan untuk menemukan

sebuah situs tujuan pariwisata maka hal yang harus dilakukan

adalah mempersiapkan infrastruktur fisik untuk mengakomodir

seluruh kebutuhan turis tersebut.

Dengan kemauan dan kemampuan pemerintah propinsi secara

serius dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut di dukung

penuh oleh tata kelola teknologi informasi yang memadai

maka diyakini percepatan pariwisata akan meningkat dengan

tajam.

134
BAB XI

SISTEM INFORMASI PARIWISATA

11. 1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata

Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem

dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi

perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik

swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional,

nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan

dengan memperoleh keuntungan yang wajar”. Produk industri yang

dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu tidak

dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang

dimana hubungan antara penjual dan pembeli berakhir kalau

transaksi selesai dilakukan.

System terintegrasi dalam persepsi teknologi informasi

merupakan sebuah koneksitas diantara semua elemen sistem atau

stakeholders yang terhubung dalam sebuah sistem jaringan yang

saling terkait. Rancangan sistem tersebut secara global dapat dilihat

sebagai berikut :

Sistem seperti ini memerlukan pusat informasi yang sangat

rapi dan terintegrasi dari semua pihak dan dapat dibangun atau

135
disponsori oleh dinas pariwisata provinsi. Pusat informasi ini harus

dapat diakses oleh setiap calon turis dengan sangat mudah. Dengan

menggunakan beberapa teknik dalam metode pencarian cepat

(search engine optimation ) diperkirakan Pusat informasi seperti ini

akan cepat dikenal dan banyak diakses oleh calon turis dari seluruh

penjuru dunia.

Dua bagian utama dalam sistem ini adalah :

 pertama, membangun infrastruktur pusat informasi dengan

sangat hati-hati dan terintegrasi seperti yang telah dijelaskan

diatas, lalu yang

 kedua, Mulai memasarkan pusat informasi ini agar dapat dan

cepat diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan

beberapa teknik transaksi dan bantuan dari search engine

optimation serta beberapa trik pemasaran yang banyak

berkembang didunia maya / Internet (baca: E-Commerce).

Sistem Informasi Pariwisata adalah sistem yang menyajikan

informasi - informasi mengenai suatu objek wisata, kawasan wisata

ataupun wahana - wahana di suatu objek/kawasan wisata. Sistem ini

juga menyajikan tentang beberapa informasi yang menunjang

kegiatan kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, tiket, hotel.

Bagian-bagian dari system informasi pariwisata

136
 Promosi oleh negara/daerah

 Asosiasi pariwisata

 Travel information centers

 Promosi oleh perusahaan

 Pengetahuan pekerja pariwisata

 Brosur

 Penampilan daerah pariwisata

 Wisatawan yang selalu datang

Manfaat menggunakan internet dalam system informasi

pariwisata

 Memudahkan untuk mengakses

 Dapat memberikan informasi yang lengkap kepada

konsumen

 Dapat menjangkau luas di berbagai dunia

 Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan pariwisata.

11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata

Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan:

Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan

penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana.

Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara.

137
Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan

untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan

fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah,

pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam

pengembangan sarana dan prasarana pariwisata.

Strategi Membangun Pusat Informasi Pariwisata yang

menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada

peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian

lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan

pihak-pihak tertentu.

b. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat

setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai

hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata,

apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya

tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh

masyarakat sekitar.

c. Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan

mencanangkan cara kampanye dan program Visit

Indonesia Year seperti yang sudah dilakukan

138
sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan

dengan membentuk sistem informasi yang handal dan

membangun kerjasama yang baik dengan pusat

informasi pada negara – negara lain terutama pada

negara yang berpotensi.

d. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki

keunikan disbanding dengan daerah tujuan wisata lain,

terutama yang bersifat tradisional dan alama. Karena era

kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional

yang menjadi sasaran wisatawan asing.

e. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua

daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia.

f. Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar

menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta

merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang -

peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat

menguntungkan secara ekonomi.

g. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu

dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran

pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan,

139
telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi

daerah wisata.

Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat

membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang

pertumbuhan ekonomi. Factor baik internal dan eksternal,

pariwisata dapat menghasilkan pendapat yang luar biasa bagi suatu

daerah terutama apabila dikelolah dengan baik.

11.3. Sistem Perencanaan

Sistem Perencanaan adalah proses membuat sebuah

Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem

informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan

operasi organisasi.

 Sistem Perencanaan berhubungan dengan perencanaan

bisnis

 Sistem Perencanaan menyangkut estimasi dari kebutuhan

fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk

mendukung pengembangan sistem serta operasinya.

Definisi dari perencanaan pemasaran strategis menurut Mc

Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan

pemasaran. Perencanaan ini merupakan urutan logis dan

140
serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran dan

perumusan rencana untuk mencapai tujuannya.Perencanaan

pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber

daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan

demikian, perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses

sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan

pemasaran.Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi

pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan

struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik

dan taktikal perusahaan.

Perencanaan dari Pemerintah

 Bersifat makro

 Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya

aksesibilitas, air bersih.

 Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya

: suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.

 Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif

bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)

Perencanaan dari Swasta atau Dunia Usaha

 Bersifat Mikro

141
 Bersifat profit making

 Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan

usaha

 Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya,

misalnya : keamanan, keterlibatan, dan keindahan

lingkungan.

 Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada

kepuasan konsumen diamping untung dan rugi.

Perencanaan dari Masyarakat

 Bersifat sederhana

 Bersifat partisipasif

 Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

11. 4. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA

 Mendefinisikan situasi bisnis

 Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)

 Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan

 Penetapan tujuan dan pasar

 Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang

dilakukan

142
 Perancangan tanggung jawab implementasi

 Penganggaran strategi pemasaran

 Monitor kemajuan usaha pemasaran

Tujuan perencanaan pemasaran adalah identifikasi dan kreasi dari

keunggulan kompetetif.

 Perencanaan Kontingensi

Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan

sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang

tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian

Penyebab kegagalan dalam perencanaan :

Minimnya rencana nyata

 Minimnya analisa situasi yang memadai

 Tujuan dan sasaran yang tidak realistis

 Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan

Manfaat rencana pemasaran :

 Mencapai koordinasi aktivitas yang lebih baik

 Mengidentifikasi perkembangan yang diharapkan

 Meningkatkan kesiapan organisasi untuk berubah

143
 Meminimalkan respon tak rasional samapi respon yang

tak diharapkan

 Mengurangi konflik tentang ke mana seharusnya

organisasi bergerak

 Meningkatkan komunikasi

 Mendesak manajemen untuk berpikir ke depan secara

sistematis

 Memperluas penyesuaian sumber daya yang tersedia

untuk mendapatkan peluang pilihan

Masalah masalah yang muncul akibat kurangnya perencanaan

pemasaran :

 Peluang-peluang yang hilang untuk mendapatkan laba

 Angka-angka yang tak berarti dalam rencana jangka

panjang

 Tujuan yang tidak realistis

 Kurangnya informasi pasar yang dapat dilakukan

 Perselisihan antar fungsional

 Frustasi manajemen

 Perkembangbiakan produk dan pasar

144
 Pengeluaran promosi yang sia-sia

 Penentuan harga yang terlalu membingungkan

 Semakin melemah terhadap perkembangan bisnis

 Hilangnya kendali terhadap bisnis

Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran meliputi :

1. Melakukan analisis situasi

Dengan menggunakan analisis SWOT (streghts,

weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis ini

mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh trend

an situasi pembeli, pesaing, biaya dan regulasi.

2. Menetapkan tujuan/sasaran

Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi

tingkat kinerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi

pada waktu tertentu di masa datang, dengan

mempertimbangkan realitas masalah dan peluang

lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.

3. Menyusun strategi dan program

Pengambil keputusan kemudian merancang strategi

(tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan

program (tindakan jangka pendek spesifik untuk

145
mengimplementasikan strategi).

Hasil dari perencanaan pemasaran yang berfokus pada

konsumen dapat menghasilkan sebuah keunggulan bersaing

melalui :

 Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para

pesaing untuk manfaat yang sama atau

 Keunikan manfaat yang dapat menutupi harga

tinggi.

11.5 Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata

Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul: Beginner’s

Guide to Marketing Evaluation(London & Partners, 2010), para

pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi pada akhir kegiatan

pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense)

apabila kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha

menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai dan merencanakan

kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.

Komponen yang Perlu Dievaluasi

Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai

komponendalam kegiatan pemasaran yang perlu dievaluasi pada

146
tahap awal kegiatan. Jon Vencil menyebutkan terdapat dua

komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu:

 Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang

akan dilempar ke pasar. Dengan melakukan evaluasi sebelum

produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat diketahui

produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan

penawarannya, dimodifikasi produk dan jasanya, atau

dilakukan pengulangan.

 Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan

pada proses pemasaran produk dan jasa yaitu penggunaan

metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi. Dari

evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap

metode yang digunakan, diukur dengan perbandingan antara

biaya dan hasil yang diperkirakan.

Dasar Pertimbangan Evaluasi :

a. Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama

dilakukannya evaluasi

b. Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan

dievaluasi sehingga kegiatan evaluasi akan menjadi lebih

efisien.

147
c. Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat

membantu atau memberi pertimbangan pada metode

evaluasi yang dilakukan

d. Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan

dilakukan.

e. Gunakan sebanyak mungkin saluran yang tersedia.

Kemudian pilihlah tempat untuk mengadakan evaluasi yang

mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data.

f. Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas

kegiatan pemasaran pada periode berikutnya.

IMPLEMENTASI KASUS

Sabtu, 8 Desember yang lalu kami mengunjungi Dinas

Priwisata Kota Denpasar yang berada di Jl. Surapati No.7 Denpasar

untuk mengetahui tentang informasi pariwisata di kota

Denpasar.Karena kami hanya mempunyai waktu senggang saat

akhir pekan, kami mengadakan kesepakatan dengan seorang

pegawai Dinas Pariwisata Kota Denpasar untuk bersedia kami

kunjungi dan memberikan informasi terkait dengan pokok bahasan

kami yaitu mengenai informasi pariwisata, kami tertarik untuk

148
mengangkat kasus penipuan mengenai informasi pariwasata yang

berkedok agent travel.

Beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan Oktober penipuan

dilakukan oleh travel agen online website www.bali-explorer.com /

www.kutacarrental.com

Address : Jl. Wr supratman 263 B 2nd Floor Denpasar - Bali –

Indonesia

Phone : +62 361 9285810

Mobile : +62 819 3432 1888

E-Mail : info@kutakarrental.com

Website : www.kutacarrental.com

Sister Site : www.bali-explorer.com for hotel needs in Bali.

Lisa, wisatawan yang bermaksud berlibur di Bali memakai

jasa mereka menginap di villa mutiara seminyak ( 2 mlm 3,7 juta)

sudah bayar lunas via transfer ke rekening Doni Riswandi (owner)

Bali Exporer dan Kuta Car Rental. Tetapi setelah ia kembali ke

negaranya ternyata pihak mutiara memotong pembayaran sewa

villa. ternyata pihak Bali Explore (Doni Riswandi) belum

membayar tagihan villa ke pihak mutiara sehingga tamunya

membayar 2x . Setelah dihubungi doni riswandi sudah kabur.

149
Pembahasan :

Berkaitan dengan maraknya penipuan yang dilakukan oleh

beberapa travel agent gelap atau tidak berizin resmi, pelanggan

diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi dengan

travel agent yang tidak resmi, atau perusahaan/perorangan yang

mengatasnamakan biro

perjalanan / Travel Agent yang mempunyai motif menjebak

atau menipu dengan menjanjikan harga murah. Kasus-kasus

penipuan seperti ini sangat merugikan pihak konsumen, serta Travel

Agent Resmi yang terkena imbas dari kasus-kasus tersebut yang

berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap Biro

Perjalanan / Travel Agent.

Narasumber kami yaitu Bapak yang menjabat sebagai di

Dinas Pariwisata Kota Denpasar memberikan tips untuk

menghindari penipuan.

Periksa biro perjalanan wisata yang Anda gunakan.

Sebaiknya, gunakan biro perjalanan wisata yang memiliki reputasi

baik. Minimal, pilih biro perjalanan wisata berdasarkan

rekomendasi teman atau kerabat yang sudah pernah menggunakan

biro perjalanan wisata tersebut.Tanyakan secara detail harga paket

150
yang ditawarkan termasuk biaya tambahan yang mungkin akan

keluar di saat perjalanan dan tidak masuk dalam harga paket.

Cek kembali tiket yang sudah Anda pesan. Beli tiket

untuk transportasi umum seperti pesawat terbang, kereta, dan bus,

melalui agen atau penjualan resmi. Hindari pembelian melalui calo,

selain harga lebih mahal, bisa jadi tiket yang dijual adalah

palsu.Periksa tanggal dan tujuan tiket yang Anda beli, pastikan ke

pihak perusahaan transportasi mengenai jadwal keberangkatan apa

masih sesuai dengan jadwal semula.

Gunakan asuransi perjalanan.Perjalanan ke luar negeri

untuk beberapa negara seperti Eropa, memang mengharuskan

pelancong asal Indonesia memiliki asuransi perjalanan sebagai

syarat permohonan visa.Selain itu, asuransi perjalanan juga dapat

membantu Anda jika terjadi kehilangan sampai kejadian pesawat

yang delay.

Membayar dengan uang tunai.Sebaiknya bawa saja uang

tunai secukupnya.

Menukar uang. Jika ke luar negeri, sebaiknya membawa

uang dalam bentuk dollar AS.Lalu tukarkan ke mata uang setempat

di money charger terpercaya dan penukaran resmi.Hindari

menukarkan uang Anda di bandara atau money charger yang padat

151
turis, biasanya di tempat-tempat ini uang Anda akan dihargai

murah.

Pilih hotel dengan reputasi tinggi.Jangan langsung

percaya dengan foto yang ditampilkan situs suatu hotel.Gunakan

rekomendasi dari kenalan yang mengenal daerah tersebut mengenai

reputasi hotel tersebut.

Jangan mudah percaya dengan orang asing.Jangan

terlalu bergantung pada orang yang baru Anda kenal.Tetap

waspada, jangan sampai Anda dibawa ke tempat yang

mencurigakan ataupun tempat-tempat sepi.Waspada juga barang-

barang yang Anda bawa selama perjalanan.

Sewa mobil ataupun taksi.Gunakan taksi dengan

argometer dan naik taksi yang memiliki reputasi baik di daerah

tersebut. Anda bisa tanyakan pihak hotel untuk taksi apa yang bisa

dipercaya di daerah atau negara tersebut.

Teliti harga diskon yang ditawarkan.Ada baiknya periksa

terlebih dahulu potongan harga yang diberikan tersebut.Anda perlu

tahu harga normal barang tersebut.Di beberapa toko, terkadang

membuka bungkusan berarti membeli, walaupun Anda sekadar

ingin melihat kondisi barang.

152
Pak melanjutkan, tidak dapat dipungkiri kunjungan

wisatawan tidak bisa lepas dari berbagai dampak, baik dari segi

keamanan, teroris, isu kesehatan dan dan faktor lainnya.Hal ini kita

dapat lihat pada tingkat kunjungan wisatawan yang mengalami

fluktuasi.Untuk itu, Bali sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit

di dunia masih terus maningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi

wisatawan.

153
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gafur, Juliafitri Dj. 2008. “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata


Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bitung (tesis)”.
Medan : Universitas Sumatera Utara.

Lundberg, E Donald., Stavenga, Mink H., dan Krishnamoorthy, M.


1997.

Pendit, I Nyoman, S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar


Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan ke-enam
(edisi revisi

Pitana, I Gede. 1994. Desa Adat Dalam Arus Modernisasi. Dalam


Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: BP.

Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Otonomi Daerah,


Kuraiko Pratama, Bandung.

Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan


Rekayasa Kebudayaan. Kanisius.Yogyakarta

Undang-UndangNomor10 Tahun 2009 TentangKepariwisataan.


Kompas,Com

Yoeti.Oka A.2010.Pemasaran Pariwiasata Terpadu.Bandung :


Angkasa.

154
Nengah Landra, lahir di Klungkung, Bali, pada
tanggal 31 Desember 1962, merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara dari Bapak I Ketut
Daging (Alm) dan Ibu Ni Wayan Tiyeb (Alm).
Pendidikan SD diselesaikan di SDN 1 Nyalian,
Banjarangkan Klungkung lulus pada tahun 1974,
pendidikan SMP diselesaikan di SMPN1
Banjarangkan, Klungkung lulus pada tahun 1977,
pendidikan SMA diselesaikan di SMAN1
Klungkung lulus pada tahun 1981. Pendidikan

Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar


lulus tahun 1986, Strata Dua (S2) pada Program Magister Manajemen Pasca
Sarjana Universitas Udayana lulus tahun 2003. Studi pada Program Doktor Ilmu
Manajemen pada Program Doktor Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 2015.. Pengalaman bekerja sebagai
dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar sejak tahun
1989 sampai sekarang. Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar tahun 1997-2004. Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 2008-2012. Wakil
Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 2012-
2018. Wakil Rektor II mulai 12 April 2018 sampai sekarang

155

Anda mungkin juga menyukai