Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HYPERCHOLESTEROL

Oleh:
Dora Ariyati Osman
NIM. 19020018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL (JIS)
2019
PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan pada kasus hypercholesterol


Telah dibuat pada tanggal 8 juni 2020
Pada pasien .

Jember, 6 agustus 2020.


Pembimbing Ruangan, Pembimbing Akademik,

(………................…………………... (……………….....
………..) …………………………..)
NIP/NIK NIK.

Kepala Ruangan,

(……………………….............……………………..)
NIP/NIK
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT
HYPERCHOLESTEROL

1.1 Pengertian
Kolesterol adalah suatu at lemak yang dibuat didalam hati dan lemak jenuh
dalam makanan. Kolesterol dalam drah memiliki kadar tersendiri, jika terllu tnggi
kadar kolerterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan resiko penyakit
(Stoppard, 2010).
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi
kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton dan Hall, 2008).
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dimana konsentrasi kolesterol
dalam darah terjadi peningkatan melebihi nilai normal (>200 mg/dL) (Guyton &
Hall, 2008; NCEP, 2011).

1.2 Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik. Terdapat juga faktor sekunder akibat dari penyakit
lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak
jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.

1.3 Klasifikasi
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis dan kadar kolesterol.
1. Jenis Kolesterol
a. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri, yang
menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal (Yovina,
2012).
b. High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi
dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke hepar
akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh darah
yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam
bentuk lemak empedu (Sutanto, 2010).
2. Kadar Kolesterol
Berdasarkan National Institutes of Health, Detection, Evaluation, dan Treatment
of High Blood Cholesterol in Adults III

Kadar kolesterol nornal Kategori kolesterol total


Kurang daro 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang batas
>240mg/dl Tinggi
Kadar kolesterol LDL Kadar kolesteror LDL
Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal/ diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
>190 mg/dl Sangat tinggi
Kadar kolasterol HDL Kategori kolesterol HDL
Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi

1.4 Patofisiologi
Kolesterol yang terkandung didalam darah hanya seperempat yang berasal
dari sari makanan yang diserap oleh saluran pencernaan, kemudian sisanya akan
diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam usus, lemak
yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida,
fosfolipid, dan asam lemak bebas. Di dalam hati, ikatan lemak akan diuraikan
sehingga akan membentuk kembali keempat unsur lemak. Kemudian, asam lemak
yang yang telah terbentuk akan digunakan sebagai sumber energi dan bila
jumlahnya berlebih maka akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan
kolesterol tidak dapat mecukupi, maka sel hati yang akan memproduksinya. Jika
terjadi kelebihan kolesterol maka akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang
sering disebut juga sebagai HDL untuk kemudian akan dibawa ke hati, yang akan
diuraikan dan dibuang ke dalam kandung empedu (Sutanto, 2010).
Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-sel
perusak. Bila ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada
dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercambur dengan
protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat
berkembang menjadi aterosklerosis (Almatsier, 2004).

1.5 Pathway
Faktor genetik dan faktor sekunder, faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga.
HIPERKOLESTEROL
Endapan lemak trigliserda Arterosklerosis
Ketidakefeketifan
Nyeri pola nafas
Akut
didalam tubuh hepatomegali plak di PD arteri
Xantoma tendon nyeri di kuadran koroner sekresi
Dalam kulit kanan atas penyempitan PD pulmonal
Mual
Benjolan kecil mual, muntah Arteri kororner kompensasi
dimata corneal tidak nafsu makan Arteri darah ventrikel kiri
arcus Ke jantung
Gangguan Ketidakseimb Penurunan
gangguan angan nutrisi
Cardiac output
curah jantung
citra tubuh
penglihatan kurang dari Ketidakseimbangan O2 (hipoksia)
kebutuhan
2
tubuh Suplai O metabolisme
Resiko jatuh, anaerob
resiko cedera Intoleransi asam laktat
Aktivitas
Nyeri Otot

Gangguan Rasa Nyeri


Nyaman Akut

1.6 Manifestasi klinis


Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun.
Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka
endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut juga
sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar
trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat
menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa serta timbulnya gejala-gejala dari
pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (Dewanti, 2010).

1.7 Pemeriksaan penunjang


Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan di laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol secara
mandiri menggunakan cholesterol meter (alat ukur kolesterol) (Mumpuni &
Wulandari, 2011). Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya
diminta untuk melakukan puasa 10 jam sebelum, namun menurut studi yang
dimuat dalam Archives of Internal Medicine menyatakan bahwa puasa sebenarnya
tidak diperlukan karena orang yang melakukan puasa dengan orang yang tidak
melakukan hasilnya tidak jauh berbeda (Candra, 2012).

1.8 Diagnosa banding

1.9 Penatalaksanaan

Tatalaksana hiperkolesterolemia di indonesia menurut perkeni (2004) sesuai


dengan NCEP-ATP III terdiri dari terapi non farmakologi disebut TLC dan terapi
farmakologi.

1. Terapi non farmakologi


a. Mengurangi asupan lemak jenuh
b. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol (buah,
sayur, gandum)
c. Penurunan berat badan
d. Melakukan aktifitas fisik yang teratur
2. Terapi Farmakologi
a. Bile acid sequestrant (Resin): Obat ini menurunkan kadar kolesterol
dengan mengikat asam empedu dalam saluran cerna yang dapat
mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi steroid yang
bersifat asam dalam tinja meningkat.
b. Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin): Obat yang
sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL didalam
darah adalah statin dan telah terbukti mengurangi kejadian jantung
koroner bahkan juga mengurangi kematian total akibat penyakit
jantung koroner (Neal,2002).
c. Derivat asam fibrat
d. Asam nikotink
e. Ezetimibe
f. Asam lemak omega-3

1.10 Komplikasi
Bila tidak ditangani, hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis,
yaitu menumpuknya kolesterol di dinding pembuluh darah. Penumpukan tersebut
akan menyumbat aliran darah dan memicu komplikasi, seperti:
1. Penyakit jantung koroner. Sumbatan pada pembuluh darah yang menyuplai
darah ke jantung akan menimbulkan gejala penyakit jantung koroner,
misalnya nyeri dada (angina).
2. Stroke. Stroke terjadi bila aliran darah ke bagian otak penderita tersumbat
oleh gumpalan darah.
3. Serangan jantung. Bila tumpukan kolesterol (plak) pada pembuluh darah
pecah, bekuan darah dapat terbentuk di lokasi plak. Bekuan darah ini akan
menyumbat aliran darah ke jantung, dan memicu serangan jantung.

1.11 Bekam untuk Kolesterol


Titik bekam bisa membantu peredaran darah yang membawa kolesterol dan
liver yang mengelola kolesterol. Kolesterol tinggi tidak menimbulkan
keluhan, maka bekam ditunjukan untuk peredaran darah dan organ yang
mengurusi darah yaitu hati dan limpa. Adapun titik bekamnya yang secara
umum bisa diambil titik general seperti titik Al-kahil, titik ini terletak di
sekitar tonjolan di tulang belakang nomer 7 (processus spious vetebrata
cervical VII) antara bahu (acromion) kanan dan kiri setinggi pundak (Umar,
2016). Titik Al-kahil merupakan bagian tubuh yang lemah dari sellurh
peredaran darah tubuh, sehingga menjadi tempat untuk pengendapan zat
berbahaya serta sel-sel yang rusak dalam tubuh. Titik ini juga mengatur
produksi hormon dalam tubuh dan memperbaiki metabolisme organ dalam
tubuh (Umar, 2008).

1.12 Proses keperawatan


Pengkajian keperawatan
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakkit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat psikososial
6. Pola fungsi kesehatan
a. Pola makan
b. Istirahat
c. Eliminasi
d. Pola seksualitas
e. ADL sebelum dan sesudah
7. Pemeriksaan fisik
a. Keluhan saat ini
b. TTV : TD, GCS, Suhu, Nadi, Kesadaran.
c. Kepala, Leher:
d. Thoraks
e. Abdomen: pembesaran pada hati dan limpa serta timbulnya gejala-
gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
f. Kelamin dan Anus :
g. Ekstermitas
h. Neurologi
8. Pemeriksaan penunjang : penigkatan kadar kolesterol dalam darah.

1.13 Diagnosa keperawatan


1. Nyeri akut (00132)
2. Gangguan rasa nyaman
3. Intoleran aktivitas
1.14 Perencanaan

DIAGNOSA NOC DAN INDIKATOR SERTA SKOR AWAL


NO. URAIAN AKTIVITAS RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (NIC)
KEPERAWATAN DAN SKOR TARGET

1. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Akupresurre (1320)


selama 2x24 jam nyeri akut dapat 1) Observasi tanda verbal/postur yang mengidentifikasi titik
berkurang
yang diharapka atau lokasi yang diharapkan
Kriteria hasil
Tingkat nyeri (2102) 2) Stimulasi titik tekan melalui penekanan dengan

Kode Indikator S.A S.T menggunakan jari, ibu jari, atau kuku jari dan menggunakan
berat badan kearah titik dimana tekanan diaplikasikan
210201 Nyeri yang
dilaporkan 3) Gunakan tekanan jari atau pergelangan untuk melakukan

210210 Frekuensi nafas penekanan pada titik tekan yang dipilih


4) Rekomendasi penggunaan teknik relaksasi misalnya teknik
210206 Ekspresi nyeri
wajah nafas dalam dan aroma terapi lavender atau papermint
5) Ajarkan keluarga atau orang yang penting untuk bisa
Keterangan : malakukan penanganan melalui akupresur/bEkam:
1 : Berat
- KHL
2 : Cukup Berat
3 : Sedang - UN2 DAN UN3
4 : Ringan
- AK1, AK2
5 : Tidak ada
6) Ajarkan keluarga atau orang yang penting untuk bisa
malakukan penanganan melalui terapi diet:
- diet kaya sayuran dan kacang-kacangan
- diet rendAh lemak
7) Dokumentasikan tindakan dan respon individu terhadap
akupresure
8) Bila perlu kolaborasikan dengan paasien dan keluarga untuk
memilih dan mengimplementasikan tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi sesuai kebutuhan
Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.


Bulechek. M, Butcher. H , dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC).
Edisi 6. Singapore: Elsevier.
Dewanti, S. 2010. Buku Pintar Kesehatan Kolestrol, Diabetes Militus & Asam
Urat. Klaten: Kawan Kita.
Diagnosis Keperawatan Nanda. Definisi & Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11.
Jakarta. Buku Kedokteran EGC
Guyton,A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
Moorhead. S, Johnson. M, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Edisi 5. Singapore: Elsevier.
Mumpuni,Y & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mngatasi Kolestrol. Yogyakarta:
ANDI.
Stoppard. M. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta. Erlangga.
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolestrol, dan Diabetes. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Umar, A.W. 2016. Sembuh dengan satu titik 2, bekam untuk 7 penyakit kronis.
Cetakan V. Solo. Thibia.
Yovina, S. 2012. Kolesterol. Yogyakarta: Pinang merah.

Anda mungkin juga menyukai