Jika para manajemen Freeport masih kokoh pada pendiriannya ,maka karyawan
Freeport akan melanjutkan pemogokannya sampai tanggal 15 Oktober sesuai dengan surat
pemberitahuan mereka kepada aparat keamanan di Timika, Papua, sebagaimana dikatakan
oleh Juli Paroragan . Mereka melancarkan pemogokan untuk menuntut kenaikan gaji yang
kini mereka terima terendah di dunia dari Freeport Indonesia sebagai perusahaan
pertambangan terbesar dunia.Sekarang ribuan karyawan Freeport tersebut hanya menerima
gaji antara US$ 2,1 sampai 3,5 US$ perjamnya,suatu upah yang sangat rendah di dunia jika
dibandingkan dengan karyawan-karyawan Freeport lainnya meskipun perusahan milik
kapitalis Paman sam yang di Papua itu merupakan terbesar di dunia. Oleh karena itu ribuan
karyawan yang memang mayoritasnya warga Papua itu menutut kenaikan gaji dari yang
biasany adi terima sekarang ini berkisar antara USS$ 2,1 dan 3,5 dolar itu menjadi US$
perjamnya kepada para manajemen Freeport .Namun permintaan karyawan tersebut masih
ditolak oleh manajemen Freeport sehingga pemogokannyapun masih berlangsung sampai
sekarang. Kebijakan manajemen Freeport terkesan rasis dan sewenang-wenang memecat
karyawan yang memprotes kebijakan perusahan Freeport yang tiap harinya memproduksi
sekitar 25.300o ton tembaga,dan sekitar 218 500 ton perak dan emas.Apalagi sekarang harga
tembaga,perak dan emas di pasaran internasional semakin meningkat, sehingga sangat tidak
adil sekiranya Freeport mengganji karyawannya sebesar itu. Selain itu sesuai dengan aturan
yang ada,bahwa setiap karyawan yang menuntut haknya dengan berunjuk rasa termasuk
mengadakan pemogokan yang berlangsung secara damai itu tidak dibolehkan segera di PHK
dan di ganti dengan karyawan-karyawan baru ,sebagaimana disebutkan oleh Juli
Parorangan.Akan tetapi manajemen Freeport melanggarnya,bahkan yang sangat
mengecewakan dan menyakiti hati karyawan Freeport yang warga Papua adalah setiap yang
di PHK segera di gantikan oleh karyawan baru dari luar Papua. Kebijakan Freeport seperti itu
akan meningkatkan lagi konflik sosial yang memang suda ada sebelumnya ,dan hal ini bisa di
gunakan dengan baik untuk kepentingan gerakan separatis Organisasi Papua
Merdeka(OPM)dalam rangka meningkatkan pula kampanyenya kepada masyarakat Papua .
Dalam konteks ini pemerintah perlu segera mengentaskan berbagai masalah di Papua,untuk
memangkas berbagai pengaruh dari gerakan separatisme di Papua.Pemerintah bisa
menengahi konflik antara Freeport dan karyawan sehingga masalah tersebut tidak lagi
berlarut-larut,untuk mendorong Freeport supaya dengan serius supaya akan memperhatikan
kesejahteraan warga setempat.
https://www.kompasiana.com/tgk.nurdin/550e6691a33311ad2dba80cc/masalah-freeport-
belum-berakhir-ribuan-karyawannya-masih-mogok
Analisis
Berdasarkan kasus diatas teori yang ada dalam komunkasi organisasi dapat menjawab hal-
hal yang terjadi dalam satu organisasi perusahaan seperti kasus freeport di papua.
1. Teori Sistem
Teori ini dikembangkan oleh HAOLD KOOTZ yang dipahami sebagai suatu sistem
terbuka yang memahami interaksi sosial sebagai fenomena sosial yang mempengaruhi diri
kita baik langsung aupun tidak langsung. Adapun teori komunikasi internal dan eksternal
turut megambil peran dalam hal ini. Keseluruhanya mempengaruhi eksistensi organisasi.
Penjelasan tersebut memperkuat alasan kasus PT Freeport Indonesia di Papua memeiliki
kesalahan yaitu kurangnya ikatan setiap karyawan PT Freeport Indonesia dari atas sampai
bawahan. Adanya keseimbangan mengikuti perkembangan jaman oleh PT Freeport Indonesia
menjadikan gangguan yang terjadi pada ingkungan komunikasi organisasi. Ada dua
komunikasi organisasi yaitu:
Downward Messages yaitu sebuah perintah atau instruksi dari atasan kepada bawahan
yang terarah
Upward Messages yaitu berua feedback yang ditunjukan karyawan atas perintah dari
atasan
Penanggung Kepentingan
Organisasi dapat berjalan baik apabila menjalin komunikasi dengan
penanggung kepentigan yaitu masyarakat baik warga sekitar ataupun pemimpin
sekalipun. Namun kenyataan yang terjadi PT Freeport Indonesia kurang menjalin
komunikasi yang baik seperti pengambilan karyawan dari luar Papua sementara
banyak tenga kerja papua yang membutuhkan. Akibatnya tindakan anarkis terjadi
terhadap perusahaan dan pemerinahan seperti penyerangan posko polisi hingga
menimbulkan pembunuhan.
Interest Group
Kelompok yang bukan bagian organisasi tetpi memiliki minat. Artinya bukan
karyawan buruh PT Freeport Indonesia tetapi memiliki minat membantu kaum buruh
melakukan tindakan anarkis sehingga seluruh negara Indonesia memiliki perhatian
yang besar terhadap kasus ini.
2. Teori Klasik
Teori organisasi klasik yang dipelopori oleh Max Weber, F. Taylor, dan Henry
Fayol muncul dan berkembang pada akhir abad ke – 19 dan awal abad ke – 20.
Memfokuskan bahasanya pada struktur ideal suatu organisasi, control organisasi
melalui hubungan atasan bawahan dan spesialisasi unit – unit dalam organisasi. Teori
lain yang turut memberikan konstribusi pada prespektif klasik adalah teori birokrasi
dari Max Weber. Webr melihat birokrasi sebagai bentuk organisasi yang ideal karena
dalam birokrasi mengandung makna dan nilai yang logis, rasional, perintah,
keseragaman, dan konsisten.
Henry Fayol (Praktisi dari Perancis) memiiki pandangan organisasi memiiki 5 hal
yaitu :
a. Pembagian kerja
b. Kesatuan komando
c. Otoritas liny
d. Semangat koadealitas
e. Promosi dan karir
Sorotan terutama bagi perusahaan PT Freeport Indonesia teori kasik “Henry Fayol”
dilihat dari lima hal diatas kepemimpinan perusahaan PT Freeport Indonesia kurang
memikirkan langkah kedepan yaitu kurangya kebijaksanaan dalam menggunakan komuikasi
terhadap warga setempat setidaknya menjaga citra baik warga indonesia dimata negara yang
artinya kepemimpinan pembagian gaji yang selayaknya. Tenik penyerapan tenaga kerja yang
cukup lumayan menjadikan suatu perusahaan baik dalam suatu warga setempat
membangkitkan kewajiban terhadap tugas dan rasa sama sama membangun perusahaan
dengan baik. Dalam mengatasi konflik yang memanas di PT Freeport Indonesia yaitu
kebijakan Pemeritah untuk menunskan persoalan ini dengan secepatnya.