Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT LUKA GANGGREN DENGAN HARGA DIRI

PADA PASIEN DM DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN 2018

RELATIONSHIP BETWEEN THE DEGREES OF GANGREN PAINT WITH SELF-PRICE


IN DM PATIENTS IN PELNI PETAMBURAN Hospital IN 2018
Yudhitia1, Slametiningsih2
1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan

Jln. Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat-10510

Email : riantiyudhit@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang :Diabetes melitus adalah peningkatan gula darah yang di
sebabkan ketidakadekuatan insulin. Bila tidak melakukan diet dengan benar
akan menyebabkan timbulnya Luka gangrene yakni luka yang membutuhkan
waktu lama dalam proses penyembuhannya, Sehingga respon yang ditimbulkan
oleh masing – masing klien berbeda hal ini dipengaruhi oleh makanisme
koping individu terhadap konsep dirinya. Salah satu contoh berdampak
psikologis dari luka gangrene antara lain pasien merasa malu, rendah diri, dan
tidak dapat menerima keadaannya.Tujuan : penelitian ini untuk
mengidentifikasi antara derajat luka gangren dengan harga diri pada pasien dm.
Metode : populasi dalam penelitian ini semua penderita dm dengan luka
gangren di Rs pelni petamburan yang berjumlah 200 orang, sampel penelitian
menggunakan random sampling yakni pemilihan secara acak, dengan
karakteristik yang sudah di tentukan jumlah sampel 67 responden. Data yang
diambil secara deskriptif. Hasil : derajat luka 1 dengan harga diri positif atau
7,1%. Dan harga diri negatif 13 orang atau 92,9%. Derajat luka 2 85,7% atau 6
orang mengalami harga diri negative dan 1 orang mengalami harga diri positif
atau 14,3%. Derajt luka 3 8 orang atau 100% mengalami harga diri negative
dan tidak ada yang mengalami harga diri positif atau 0,0%. Derajat luka 4 15
orang atau 83,3% mengalami harga diri negative dan 3 orang mengalami harga
diri positif atau 16,7%. Derajat luka 5 8 orang atau 88,9% mengalami harga diri
negatif, 1 orang atau 11,1% mengalami harga diri positif. Derajat luka 6 11
orang atau 100% mengalami harga diri negatif, dan tidak ada yang mengalami
harga diri positif. Kesimpulan : ada hubungan derajat luka dengan harga diri
pada pasien dm, peran perawat memberikan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan harga diri pasien dengan cara memotivasi, memberikan
penghargaan dan menggali hal yang positif.
Kata kunci : derajat luka, harga diri

ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is an increase in blood sugar caused by insulin
inadequacy. When not dieting properly will cause the occurrence of gangrene
Injuries that wound takes a long time in the healing process, so the response
caused by each - each client is different this is influenced by individual koping
meal against his self concept. One example of the psychological impact of
gangrene injuries is that the patient feels shame, inferiority, and can not accept
the situation. Objective: This study was to identify the degree of gangrenous
injury and self-esteem in patients dm. Method: population in this study all
patients dm with gangrenous wound in Rspelnipetamburan which amounted to
200 people, the sample of the study using random sampling that is random
selection, with characteristics that have been determined the number of samples
67 respondents. Data taken descriptively.Result: degree of wound 1 with
positive self esteem or 7.1%. And negative self esteem 13 people or 92.9%.
Degree of injury 2 85.7% or 6 persons experienced negative self esteem and 1
person experienced a positive self esteem or 14.3%. Degreeof injury 3 8 people
or 100% experience negative self-esteem and nobody has positive self-esteem
or 0,0%. Degree of injury 4 15 people or 83.3% experienced a negative self
esteem and 3 people experienced a positive self esteem or 16.7%. Degree of
injury 5 8 people or 88.9% experienced a negative self-esteem, 1 person or
11.1% experienced positive self-esteem. Degree of injury 6 11 people or 100%
experience negative self-esteem, and no one experiences a positive self-esteem.
Conclusion: the degree of injury has nothing to do with self-esteem, he role of
nurse provides nursing care to improve the patient's self-esteem by motivating and rewarding.

Keywords: degree of injury, self-esteem

1. PENDAHULUAN ini akan menyebabkan


produksivitas yang menurun dan
Penyakit kronik adalah suatu kematian.
penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat,
menetap, dan sering kambuh. 2. Pengertian
(Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Data Sample Registration Survey
Diabetes melitus adalah kumpulan
tahun 2014 menunjukkan bahwa gejala yang timbul pada seseorang
Diabetes merupakan penyebab akibat peningkatan kadar glukosa
kematian terbesar nomor 3 di darah yang disebabkan oleh
Indonesia dengan persentase kekurangan insulin baik absolut
sebesar 6,7%, setelah Stroke maupun relatif (Rochmah,2007).
(21,1%) di posisi ke 1 dan penyakit Diabetes melitus adalah gangguan
Jantung Koroner (12,9%) di posisi hiperglikemia yang disebabkan
ke 2. Bila tak ditanggulangi, kondisi oleh ketidakadekuatan insulin
(Allman et al, 2009). Diabetes Harga diri adalah penilaian tentang
melitus merupakan suatu sindrom pencapaian diri dengan
dengan terganggunya metabolisme menganalisa seberapa jauh perilaku
karbohidrat, lemak dan protein sesuai dengan ideal diri.( Keliat
yang disebabkan oleh berkurangnya B.A,1992 dalam fajariyah 2012)
sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas jaringan terhadap Harga diri rendah adalah perasaan
insulin (Guyton & Hall, 2007). tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan
Ulkus Diabetikum atau biasa akibat evaluasi negative terhadap
disebut luka diabetikum adalah luka diri sendiri dan kemampuan diri.
akibat ada nya kelainan syaraf dan
pembuluh darah yang dapat Gangguan harga diri rendah adalah
menyebab kan infeksi dan jika evaluasi diri dan perasaan tentang
tidak dapat ditangani dengan benar diri atau kemampuan diri yang
akan mengakibatkan luka menjadi negative yang dapat secara
busukbahkan dapatdiamputasi langsung atau tidak langsung
(Wijaya&Putri, 2013) Masyarakat diekspresikan
perlu menyadari bahwa kadar gula ( Townsend,1998dalam Fajariyah
dalam darah yang tinggi merupakan 2012).
makanan bagi kuman untuk be
Menurut Schult & Videbeck
rkembang biak dan mengakibatkan
(1998), gangguan harga diri rendah
infeksi bertambah buruk. Infeksi
adalah penilaian negative seseorang
yang tidak segera ditangani dapat
terhadap diri dan kemampuan, yang
menyebabkan gangren.
di ekspresikan secara langsung
penyempitan pembuluh darah
maupun tidak langsung.
pada tungkai dan kaki
(PheriphealArtery Disease) Gangguan harga diri rendah di
memberi gejala luka sukar sembuh, gambarkan sebagai perasaan yang
berwarna merah kehitaman dan negative terhadap diri sendiri,
berbau busuk, yang akhirnya harus termasuk hilangnya rasa percaya
dilakukan amputasi diri dan harga diri, merasa gagal
(Marewa,2015). Angka kematian mencapai keinginan.( Budi Ana
akibat ulkus dan gangren berkisar Keliat, 1998 dalam fajariyah 2012).
17-23%, sedangkan angka amputasi
berkisar 15-30%. Sementara angka Konsep diri di identifikasikan
kematian 1 tahun pasca amputasi sebagai semua pemikiran,
sebesar 14,8% (Em Yunir, 2011). keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui
tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain
Konsep diri adalah semua
( Stuart& Sunden,1995) konsep diri
pemikiran, kepercayaan dan
terdiri atas komponen : citra diri,
keyakinan yang diketahui tentang
ideal diri, harga diri, penampilan
dirinya dan mempengaruhi individu
peran dan identitas personal.
dalam berhubungan dengan orang
Respons individu terhadap konsep
lain.( Fajariyah, 2012)
dirinya berfluktuasi sepanjang
rentang konsep diri yaitu dari 5.1.1 Data demografi
adaptif sampai maladaptive. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan antara derajat luka dengan
harga diri pada pasien dm di Rs Pelni
Petamburan Jakarta Tahun 2018.
Jadi dapat kesimpulan bahwa
Dari hasil memperlihatkan bahwa
perasaan negative terhadap diri
jenis kelamin terbanyak laki-laki
sendiri yang dapat di ekspresikan
sebanyak 50 orang atau 78,4%
secara langsung dan tidak langsung
dengan umur responden mayoritas
yang terkait dengan mekanisme
pada usia lansia awal sebanyak 19
koping tiap individu yang berbeda
atau 28,4 %. Dan Manula sebanyak
tergantung dari efektif atau
19 orang atau 28,4%. Ditinjau dari
tidaknya baik dari diri sendiri
tingkat pendidikan menunjukkan
maupun dari pihak keluarga.
bahwa responden masih banyak yang
berpendidikan SMA yaitu sebesar
61,2%. Pekerjaan merupakan jenis
3. HASIL PENELITIAN aktifitas yang dilakukan responden
sehari-hari, pekerjaan yang terbanyak
Tabel 5.1 di lakukan oleh responden yaitu
Data demografi pasien dm dengan wirausaha/dagang sebanyak 46,3%.
derajat luka Tabel 5.2

N = 67 Distribusi frekuensi antara derajat luka


0 dengan harga diri
Variabel Kategorik Jumlah Persentase
Jeni Laki-laki 50 74,6% N = 14
Kelamin Perempuan 17 25,4%
Kategori Frekuensi Persentasi P
umur Dewasa 13 19,4% value
akhir Harga diri 1 7,1%
Lansia awal 19 28,4% positif
Lansia akhir 16 23,4% Harga diri 13 92,9% 0,009
Manula 19 28,4% negative
Jumlah 14 100%
Pendidika SD 8 11,9%
n SMP 12 17,9% Data primer, 2018
SMA 41 61,2%
PT 3 4,5% Dari 67 responden penelitian sebanyak
Tidak 3 4,5% harga diri negatif 13 orang atau 92,9%.
Sekolah Hasil uji statistik didapatkan p = 0,009
Pekerjaan PNS 4 6,0% dimana pvalue lebih besar dari 0,05 (0,009
Pegawai 19 28,4%
swasta 31 46,3%
< 0,05) sehingga ada hubungan antara
Wirausaha 13 19,4% derajat luka 0 dengan harga diri pada
Tidak pasien dm
bekerja

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi antara derajat luka Kategori Frekuensi Persentasi Pvalue
1 dengan harga diri Harga diri 3 16,7% 0,008
positif
N=7 Harga diri 15 83,3%
negative
Kategori Frekuensi Persentasi P value Jumlah 18 100%
Harga diri 1 14,3% Data primer, 2018
positif
Harga diri 6 85,7% 0,002 Dari 67 responden penelitian sebanyak 15
negative orang atau 83,3% mengalami harga diri
Jumlah 7 100% negatif Hasil uji statistik didapatkan p =
Data primer, 2018 0,008 dimana pvalue lebih besar dari 0,05
(0,008<0,05) sehingga ada hubungan
Dari 67 responden penelitian sebanyak
antara derajat luka 3 dengan harga diri
85,7% atau 6 orang mengalami harga diri
pada pasien dm.
negatif Hasil uji statistik didapatkan p =
0,002 dimana pvalue lebih besar dari 0,05 Tabel 5.6
(0,002 <0,05) sehingga ada hubungan
antara derajat luka 1 dengan harga diri Distribusi frekuensi antara derajat luka
pada pasien d 4 dengan harga diri
Tabel 5.4 N=9
Distribusi frekuensi antara derajat luka Kategori Frekuensi Persentasi P value
2 dengan harga diri Harga diri 1 11,1%
positif
N=8 Harga diri 8 88,9% 0,808
negative
Kategori Frekuensi Persentasi Pvalue Jumlah 9 100%
Harga diri 0 0,0% Data primer, 2018
positif
Harga diri 8 100% 0,345 Dari 67 responden penelitian sebanyak 8
negative orang atau 88,9% mengalami harga diri
Jumlah 8 orang 100% negatif, 1 orang atau 11,1% mengalami
Data primer, 2018 harga diri positif, Hasil uji statistik
didapatkan p = 0,808 dimana pvalue lebih
Dari 67 responden penelitian sebanyak 8
besar dari 0,05 (0,808 > 0,05) sehingga
orang atau 100% mengalami harga diri
tidak ada hubungan antara derajat luka 4
negatif dan tidak ada yang mengalami
dengan harga diri pada pasien dm.
harga diri positif atau 0,0%. Hasil uji
statistik didapatkan p = 0,345 dimana Tabel 5.7
pvalue lebih besar dari 0,05 (0,345 > 0,05)
sehingga tidak ada hubungan antara derajat Distribusi frekuensi antara derajat luka
luka 2 dengan harga diri pada pasien dm. 5 dengan harga diri
Tabel 5.5 N=11
Distribusi frekuensi antara derajat luka Kategori Frekuensi Persentasi Pvalue
3 dengan harga diri Harga diri 0 0%
positif
N=18 Harga diri 11 100% 0,003
negative
Jumlah 11 100%
Data primer, 2018
DAFTAR PUSTAKA
Dari 67 responden penelitian sebanyak 11
orang atau 100% mengalami harga diri Brunner, Suddart. 2005. Keperawatan
negatif, Hasil uji statistik didapatkan p = Medikal Bedah (Edisi delapan).
0,003 dimana pvalue lebih besar dari 0,05 Jakarta:EGC
(0,003< 0,05) sehingga ada hubungan
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku
antara derajat luka 5 dengan harga diri
Patofisiologi. Jakarta: EGC
pada pasien dm.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2007. Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar Indonesia
(RISKESDAS)
Fajariyah, Nur. 2012.Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan Harga
Diri Rendah. Jakarta: TIM.
Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 15. Jakarta: EGC
http://www.depkes.go.id/article/print/1604
0700002/menkes-mari-kita-cegah
diabetes-dengan-cerdik.html hari
selasa, 22 November 2017 jam
22.00 WIB
http://www.depkes.go.id/resources/downlo
ad/pusdatin/infodatin/infodatindiab
ete.pdf hari selasa, 22 November
2017 jam 23.00 WIB
https://www.wwnorton.com/college/psych/
psychsci/media/rosenberg.htm hari
senin 18 desember 2017 jam 19.25
wib
Keliat Budi, 2006. Modul IC-CMHN:
manajemen Keperawatan
psikososial dan
pelatihan kader kesehatan jiwa.
Jakarta: FIKUI.
Meta DT, Endriani R, Sembiring LP.
Identifikasi dan resistensi bakteri
metchicillin resistent
staphylococcus aures (MRSA) dari
ulkus diabetikum derajat 1 dan 2 RUSLAN,D.K.,&Jadmiko, A. W. (2016).
wagner di bagian penyakit dalam Hubungan Antara Dukungan
rsud arifin Ahmad. Jurnal online Keluarga Dengan Harga Diri Pada
mahasiswa (JOM) bidang Pasien Ulkus Diabetikum Di
kedokteran. 2014; (2) 1-7 Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
Dr. Moewardi (Doctoral
Notoatmodjo, soekidjo. (2005). dissertation, Universitas
Metodologi Penelitian Kesehatan. Muhammadiyah Surakarta).
Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Rutoto, Sabar.2007. pengantar metodelogi
Penelitian. FKIP : Universitas
Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan Muria Kudus.
metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba Sofiana, L. I., Elita, V., & Utomo, W.
Medika (2014).Hubungan Antara Stress
Dengan Konsep Diri Pada Penderita
Parkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2.Jurnal
Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Ners Indonesia, 2(2), 167-176.
Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Fundamental Keperawatan: Bandung: AFABETA,CV.
Konsep, Proses & Praktek Edisi 4
Vol 1. Jakarta: EGC. Yulianti, S. R., Mukaddas, A., & Faustine,
I. (2014). Profil Pengobatan Pasien
Purwaningsih, W, Karlina I. (2009). Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Asuhan Keperawatan Jiwa. Instalasi Rawat Inap RSUD Undata
Jogjakarta: Nuh Medika Press Palu Tahun 2012. Natural Science:
Price, A.S (1995). Patofisologi: konsep Journal of Science and Technology,
klinis proses-proses penyakit. (edisi 3(1).
4), Jakarta: EGC
Ramdani, M. I. Gambaran Tingkat
Depresi Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit
Umum Kardinah Kota Tegal
(Bachelor's thesis, Fakultas
Kedokteran dan ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai