Anda di halaman 1dari 19

HARTA, TAHTA, NILAI A

LogosID Sebagai

RENILPISIDRETNI HAIMLI NARALANEP TINU


Optimalisasi SDGs
2030 Pada Masa
Pandemi Covid-19
Derry Sulisti Adi Putra (Bahasa dan Sastra Indonesia/Ilmu Budaya)
Laras Septiana Dewi (Statistika/MIPA)
Muhammad Zaenal Abidin (Teknik Geodesi/Teknik)
Pingkan Liana Maharani (Biologi/Biologi)
Zulfa Fitriani Nur Alyza (Ilmu Komunikasi/Ilmu Sosial dan Politik)
Key takeaways:

Things Pendahuluan

to discuss
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Analisis
Kesimpulan

UNIT PENALARAN ILMIAH INTERDISIPLINER


Pendahuluan
Dalam penelitian ini, poin tujuan linearitas antara target
Apa itu SDGs 2030? yang dipilih untuk diteliti adalah: pembangunan nomor tujuh pada
poin ke-4 (mewujudkan poin tujuan keempat, yaitu bahwa

Sustainable Development Goals pendidikan inklusif dan pendidikan ditujukan untuk

(SDGs) 2030 adalah sebuah berkualitas setara, juga menciptakan “pembangunan

agenda pembangunan bersama mendukung kesempatan berkelanjutan dan gaya hidup yang

yang ditetapkan oleh 193 negara berlajar seumur hidup bagi berkelanjutan, HAM, kesetaraan

anggota PBB. Bertujuan untuk semua) gender, mendukung budaya

mengakhiri kemiskinan, ke-5 (mencapai kesetaraan perdamaian dan anti kekerasan”,

emngurangi kesenjangan, dan gender dan memberdayakan dengan target pembangunan

melindungi lingkungan. terdiri atas semua perempuan dan anak nomor satu pada poin tujuan

17 poin tujuan dan 169 target. perempuan). keempat, yaitu untuk “mengakhiri
segala bentuk diskriminasi
Dua poin tujuan tersebut memiliki terhadap semua perempuan dan
rincian yang saling terkait. Hal anak perempuan dimana saja”.
tersebut ditemukan pada linearitas
antara target pembangunan nomor
tujuh pada poin tujuan keempat.
Pendahuluan
SDGs 2030 dan
Pandemi Covid-19
Pelarangan pelaksanaan aktivitas Aktivitas pendidikan dengan
pendidikan dengan metode metode daring mengacu pada
Akan tetapi, pandemi Covid-19
konvensional yang diakibatkan oleh teknis aktivitas yang melibatkan
merupakan hambatan bagi upaya
pelarangan membuat kerumunan komputer atau telepon pintar serta
pencapaian SDGs. Di Indonesia,
dalam rangka menanggulangi internet sebagai komponen utama
pandemi Covid-19 telah
penyebaran virus Corona (Radha et al). Dalam aktivitas
berlangsung sejak bulan Maret
menyebabkan terhambatnya pendidikan, pihak-pihak yang
2020 dan masih berlangsung
aktivitas pendidikan. Tentu saja, terlibat bukan hanya pemerintah
hingga November 2020. Oleh
untuk mengatasi persoalan (dalam konteks pendidikan formal),
karena itu, berbagai upaya, baik oleh
tersebut, solusi perlu segera namun juga masyarakat sipil (dalam
pemerintah maupun non-
dirumuskan dan diterapkan. Solusi konteks pendidikan non-formal).
pemerintah, untuk mewujudkan
yang dianggap paling Maka dari itu, aktivitas pendidikan
pendidikan bermutu (SDGs #4) dan
memungkinkan agar aktivitas daring, selain berjalan di bawah
kesetaraan gender (SDGs #5)
pendidikan tetap berlangsung otoritas pemerintah, dapat juga
terhambat.
adalah penerapan metode dalam dilaksanakan atas inisiatif
jaringan (daring) (Radha et al). masyarakat sipil.
LogosID
LogosID merupakan suatu
platform edukasi filsafat,
sosiologi, budaya pop, sejarah,
dan sains berbasis daring.
Platform ini didirikan pada 20
Februari 2020 oleh Nathanael
Pribady. LogosID menyediakan
fitur-fitur edukasi yang
bersifat gratis dan dapat
diakses oleh siapapun.

UNIT PENALARAN ILMIAH INTERDISIPLINER


Produk Edukasi
Utas di Twitter
Artikel di situs web
Konten di Instagram
Webinar gratis
Tinjauan
Pustaka
Dalam Marx, satu-satunya faktor
Dengan demikian, bila dalam
Konsep Intelektual dalam material yang menempati posisi
pemikiran Marx perubahan dan,
Teori Hegemoni Gramscian infrastruktur dalam struktur
dengan demikian, penguasaan
masyarakat adalah faktor ekonomi.
sosial terjadi karena faktor ekonomi,
Dengan demikian, revolusi sosial
maka dalam pemikiran Gramsci
Teori Hegemoni adalah teori yang hanya dapat berlangsung bila faktor
perubahan dan, dengan demikian,
menyatakan bahwa kebudayaan ekonomi mengalami perubahan.
penguasaan sosial tidak hanya
adalah salah satu faktor yang Bagi Gramsci, pemikiran Marx
terjadi karena faktor ekonomi
menyebabkan perubahan sosial. tersebut telah melupakan fakta
(material), melainkan juga faktor
Teori ini diajukan oleh Antonio bahwa revolusi fisik tidak akan
kebudayaan (ideal). Bagi Gramsci,
Gramsci, seorang filsuf Marxis asal terjadi tanpa didahului oleh revolusi
hubungan antara faktor ideal dan
Italia, melalui buku kumpulan ideologis (Faruk, 2010).
faktor material tidak berlangsung
esainya, Selection From the Prison
searah, melainkan saling tergantung
Notebooks (1971). Dalam teori
dan interaktif (Bennet, 1983).
tersebut, Gramsci mengajukan
kritik atas konsep revolusi sosial
Marx.
Tinjauan
Pustaka
Penguasaan dibagi ke dalam dua Untuk mewujudkan hegemoni dan
Konsep Intelektual dalam kategori. Pertama, penguasaan melakukan pembatasan moral dan
Teori Hegemoni Gramscian militeristik atau dominasi. intelektual, nilai-nilai budaya perlu
Penguasaan militeristik melibatkan disebarkan dan ditanamkan pada
tindakan fisik dan, dengan demikian, masyarakat. Salah satu upaya
Dalam perubahan dan penguasaan bersifat memaksa. Kedua, penyebaran dan penanaman nilai
sosial, kebudayaan berperan penguasaan kultural atau budaya adalah pendidikan (Mayo,
sebagai pendefinisi masyarakat. hegemoni. Penguasaan kultural 2014). Pendidikan tidak dapat
Maka dari itu, kebudayaan dapat mengandalkan nilai-nilai budaya dilepaskan dari tindak hegemoni.
mengatur masyarakat dengan dan, dengan demikian, bersifat Hal tersebut dikarenakan
memunculkan batas-batas moral persetujuan atau konsensus pendidikan dapat menanamkan
dan intelektual (Faruk, 2010). (Gramsci, 1971). nilai-nilai yang mendukung
Pendefinisian serta pembatasan penguasaan suatu kelompok sosial
moral dan intelektual terhadap atas kelompok sosial lain
masyarakat merupakan tindak (Dwiningrum, 2014).
penguasaan.
Intelektual Organik Intelektual Tradisional

penyebaran nilai budaya lintas ruang penyebaran nilai budaya pada satu
kelas masyarakat dan bertujuan untuk ruang kelas masyarakat tertentu dan
memenangkan kontestasi ideologi bertujuan untuk mengikat kekompakan
kelas tersebut
Konsep Kesetaraan Gender dalam
Teori Feminisme
Apa itu feminisme? Gender
Feminisme adalah ide sekaligus gerakan Gender, dalam perspektif feminisme adalah norma sosial yang
intelektual dan politik yang berupaya mendefinisikan bagaimana kehidupan laki-laki dan perempuan (England,
mewujudkan keadilan bagi perempuan 2001).
dan, pada akhirnya, bagi semua jenis
kelamin dan/atau gender (McAfee, 2018).

Why should people support you Konsep Kunci


Meskipun demikian, di antara para pemikir feminis, terdapat perbedaan- eksistensi perempuan mendahului
perbedaan dalam beberapa hal. Perbedaan tersebut menyangkut persoalan esensi keperempuanan (Beauvoir,
tradisi filosofis (kontinental dan analitik), ontologi (kategorisasi perempuan), 1989)
serta pandangan politik dan moral (McAfee, 2018).
Metode

Data dan Sumber Data Metode Pengumpulan


01 02 data
Sumber data konten-konten
yang diproduksi oleh 1) membaca data berupa utas di
LogosID. Konten yang Twitter dan artikel-artikel di situs
dimaksud berupa utas di web secara berulang dan
Twitter dan artikel-artikel di intensif; 2) melakukan
situs web. penyeleksian data; 3) mencatat
Data Primer konten-konten data-data yang dinilai relevan
dari LogosID berupa utas di dan melakukan analisis data
Twitter dan artikel-artikel di sesuai teori; 4) menyusun
situs web laporan penelitian.
Data Sekunder penelitian ini
berupa karya tulis, jurnal,
majalah dan lain-lain
Metode

03

Metode Analisis Data 2) konsep intelektual dalam teori 3) konsep kesetaraan gender
Hegemoni Gramscian yang dalam teori Feminisme untuk
1) rumusan rencana dalam berasumsi bahwa program menjelaskan untuk menjelaskan
Sustainable Development Goals pendidikan merupakan upaya nilai-nilai kesetaraan gender
(SDGs) 2030 untuk menjelaskan penyebaran dan penanaman nilai yang berupaya disebarkan oleh
status LogosID sebagai upaya budaya untuk menjelaskan posisi LogosID melalui konten-
pewujudan pendidikan yang LogosID sebagai platform kontennya.
berkualitas (poin keempat SDGs pendidikan yang menyebarkan
2030); nilai kesetaraan gender;
LogosID Dalam perspektif Gramsci, lembaga pendidikan menduduki posisi yang
penting dalam upaya penyebaran nilai (Dwiningrum, 2014). Hal tersebut

sebagai terkait dengan kelas intelektual sebagai agen nilai (Faruk, 2010). Maka
dari itu, LogosID, sebagai platform edukasi, merupakan agen sekaligus

Pewujudan
lembaga penyebar nilai.

Poin Keempat Intelektual Intelektual


SDGs pada Organik Tradisional

Masa Pandemi penyebaran nilai budaya


lintas ruang kelas
penyebaran nilai budaya
pada satu ruang kelas
Covid-19 masyarakat dan bertujuan masyarakat tertentu
untuk memenangkan dan bertujuan untuk
kontestasi ideologi mengikat kekompakan
pendidikan berkualitas merupakan kelas tersebut
pendidikan yang mengikutsertakan
“pembangunan berkelanjutan dan gaya
hidup yang berkelanjutan, HAM, kesetaraan
Kendati demikian, identifikasi intelektual ke dalam dua golongan tersebut
gender, mendukung budaya perdamaian
dapat tumpang tindih (Faruk, 2010)
dan anti kekerasan” dalam rangka
“mengakhiri segala bentuk diskriminasi
terhadap semua perempuan dan anak
perempuan dimana saja”.
LogosID LogosID dapat diidentifikasi sebagai
sebagai intelektual yang berada pada dua
Pewujudan golongan tersebut. Hal tersebut karena
Poin Keempat LogosID, melalui utas dan artikelnya,
berupaya untuk mengenalkan berbagai
SDGs pada cabang ilmu (terutama filsafat) pada
Masa Pandemi masyarakat awam (peran intelektual
Covid-19 organik) sekaligus berupaya
mengumpulkan individu-individu yang
telah sepaham (peran intelektual
tradisional). Sekalipun bertumpang tindih,
LogosID memiliki kecenderungan untuk
berperan sebagai intelektual organik.
LogosID
sebagai
Pewujudan Dalam salah satu artikel yang diunggah di website,
Poin Kelima K.H. Husein Muhammad, seorang ulama Islam yang
SDGs pada mengkaji teks agama dari perspektif keadilan
gender, mengatakan bahwa laki-laki dan
Masa Pandemi perempuan itu sama dan memiliki hak yang sama.
Covid-19 Kesetaraan gender, terkhusus nilai-nilai kebebasan
dan kemandirian, menjadi inspirasi untuk film Enola
Sustainable Development Goals (SDGs)
2030 yang disusun oleh Perserikatan Holmes yang kemudian dituliskan review-nya
Bangsa-Bangsa (PBB) pastinya memiliki dalam bentuk utas di Twitter. Hal ini membuktikan
berbagai pertimbangan, termasuk mengapa
kesetaraan gender termasuk didalamnya. bahwa kesetaraan gender sebagai tujuan dari
Tercantum pada tujuan ke-5, SDGs gerakan feminisme dan konsep tidak memandang
bertujuan untuk mencapai kesetaraan
gender dan memberdayakan semua
siapapun dengan jenis kelamin apapun untuk
perempuan dan anak perempuan yang mendukungnya tanpa menyalahi aturan yang ada
dimana merupakan salah satu misi
feminisme
dibawa oleh LogosID
Di samping itu, LogosID melalui kontennya di Twitter dapat dengan
lugas menyajikan pemaparan tentang konsep lain feminisme, salah
satunya dalam sebuah thread yang membahas bagaimana dilema
kesetaraan gender di era pascakolonial berikut solusi yang
ditawarkan oleh tokoh-tokoh di masa itu. Thread tersebut pada
hakikatnya mengandung dua nilai. Pertama, nilai pendidikan tentang
pemahaman konsep kesetaraan gender pascakolonial. Kedua, nilai
moral yang secara tidak langsung menciptakan awareness tentang
isu kesetaraan gender. Fakta ini menguatkan keberadaan peran
LogosID dalam penyebaran dan penanaman nilai-nilai kesetaraan
gender sebagaimana yang dimaksudkan poin SDGs yang kelima.
Selain itu, kaitannya dengan konten-konten yang disajikan LogosID,
terlihat adanya energi yang positif dalam upaya menyebarkan ide
keseteraan gender. Tentu, pembentukan mindset dan kesadaran
mengenai prinsip keadilan baik bagi kaum laki-laki ataupun
perempuan tanpa memandang jenis kelamin apapun membutuhkan
kolaborasi lintas sektor yang tidak dapat diwujudkan dalam setahun
dua tahun saja, melainkan suatu proyek panjang demi tercapainya
kesetaraan bagi siapa saja. Pelibatan media edukasi daring seperti
LogosID dalam konteks ini sangat diperlukan karena
bagaimanapun, pendidikan adalah bagian dari pembentukan suatu
mindset dan kebudayaan, lantas kebudayaan, sebagaimana yang
dijabarkan dalam teori hegemoni sebelumnya, merupakan salah
satu faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial.
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 merupakan suatu hambatan untuk berbagai hal. Salah satu hal yang
paling terdampak adalah persoalan pendidikan bermutu yang merupakan tujuan keempat
dari SDGs 2030, diikuti oleh tujuan kelimanya yakni kesetaraan gender. Pemaparan dan
analisis data sebelumnya menunjukkan bagaimana LogosID sebagai media edukasi dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembentukan mindset dan kebudayaan yang
dalam hal ini berupa upaya menyebarkan ide keseteraan gender di Indonesia melalui
konten-kontennya. Pada dasarnya, pemanfaatan media edukasi sebagai saluran untuk
menyampaikan pesan moral atau kebudayaan tertentu merupakan langkah yang cukup
efektif, khususnya untuk menyasar generasi muda, karena pendidikan, kebudayaan, dan
perubahaan sosial adalah tiga faktor yang saling memberikan pengaruh. Terlebih, dalam
situasi pandemi, media edukasi daring seperti LogosID dapat menjadi salah satu alternatif
sumber belajar yang dapat diakses siapapun dan kapanpun di berbagai platform. Sehingga,
efektivitas dan ketersebaran pesan yang hendak disampaikan pun menjadi meningkat.
The old world is dying, and
the new world struggles to
be born
Antonio Francesco Gramsci

Anda mungkin juga menyukai