Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Tentang Langkah-Langkah yang diperlukan dalam Sistem Administrasi yang Andal

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3:

Dhea Rahmadani Efendi (19042050)

Giska Yulia Andani (19042060)

Julia Hennika (19042014)

Nadia Mairiza (19042076)

Nickita Sriwindy (19042022)

Ratika Algamar (19042084)

Yuliana Oktavia (19042040)

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Jumiati, M.si

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Administrasi Pembangunan
tentang Langkah-Langkah yang diperlukan dalam Sistem Administrasi yang Andal.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Kelompok Administrasi Pembangunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Langkah-Langkah yang diperlukan dalam Sistem
Administrasi yang Andal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Jumiati, M.si , selaku dosen
mata kuliah Administrasi Pembangunan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kam tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Padang, November 2020


Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian tentang Langkah-Langkah dalam Administrasi Pembangunan......2

B. Sembilan Langkah Menciptakan System Administrasi yang Andal


dalam Administrasi Pembangunan......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................15

B. Saran.................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pembangunan nasional memerlukan suatu sistem administrasi
yang andal dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Dapat kita lihat saat
sekarang ini pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengupayakan agar langkah-
langkah dalam administrasi pembangunan dapat terlaksana. Apabila langkah-langkah
tersebut telah diterapkan maka kegiatan pembangunan akan berjalan sesuai dengan yang
telah direncanakan sebelumnya.
Seperti yang kita ketahui, kegiatan pembangunan menyangkut mobilisasi sumber
daya manusia, uang, fasilitas dan tindakan pemerintahan, serta mengalokasikannya
dalam kombinasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan teknis dan mencapai sasaran-
sasaran tertentu dalam pembangunan.
Dengan demikian, keberhasilan suatu kegiatan pembangunan nasional ditentukan
oleh pemerintah dengan seluruh jajarannya dan seluruh masyarakat dengan menjalankan
lankah-langkah pembangunan, peranan serta fungsinya yang bermuara pada
pelaksanaan yg efesien dan efektif

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kajian tentang langkah-langkah dalam administrasi
pembangunan?
2. Apa saja sembilan langkah menciptakan system administrasi yang andal
dalam administrasi pembangunan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian tentang langkah-langkah dalam administrasi
pembangunan?
2. Untuk mengetahui sembilan langkah menciptakan system administrasi
yang andal dalam administrasi pembangunan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian tentang Langkah-Langkah dalam Administrasi Pembangunan

Pembangunan administrasi di negara berkembang harus tetap mempertimbangkan


penggunaan pendekatan ekologi administrasi. Dalam pendekatan ini maka kajian dan
analisis tingkat perkembangan administrasi di negara-negara berkembang selalu
mempertimbangkan banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor ekologi atau lingkungan
yang besar pengaruhnya antara lain faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan stabilitas
keamanan. Pembangunan administrasi dalam hal ini dapat difokuskan pada:

1. Pembangunan atau reformasi birokrasi

2. Pembangunan sumber daya aparatur

3. Budaya organisasi

4. Pembangunan sinergitas dan partisipasi kekuatan bangsa

5. Pemantapan dan penyempurnaan sistem dan prosedur perizinan

Program prioritas pembangunan administrasi di negara berkembang yang pertama


yaitu pembangunan atau reformasi birokrasi yang dapat dilakukan dengan proses
mengatur atau menyusun kembali, menata ulang, mengubah, memperbaiki dan
menyempurnakan apa yang sudah ada menju kearah yang lebih berkualitas, baik,
professional, cepat, tanggap, berih, efesien, efektif, tepat ukuran dan fungsi, produktif
dan berkinerja tinggi.

Oleh karena itu, pembangunan birokrasi tidak hanya menekankan pada perbaikan
atau perubahan struktur (fisik), melainkan juga perbaikan atau penyempurnaan nonfisik
seperti perubahan pola pikir, sikap dan tindak, budaya serta perubahan paradigam.
Perbaikan struktur (fisik) dan nonfisik (budaya) ini menjadi target dalam pembangunan
administrasi di negara berkembang.

2
Untuk dapat mewujudkan penyelenggaraan administrasi pembangunan yang sesuai
dengan harapan maka diperlukannya langkah-langkah dalam administrasi pembangunan
tersebut. Langkah-langkahnya yaitu :

a. Penumbuhan Motivasi untuk Membangun

Rakyat sering tidak termotivasi untuk memperbaiki mutu hidupnya. Padahal


konsep pembangunan justru mengandung pandangan bahwa melalui kegiatan
pembangunan, mutu hidup dalam semua aspeknya dapat diubah dalam arti
peningkatannya. Para elite administrative di lingkungan pemerintahan melalui kerja
sama dengan berbagai kelompok elite lainnya –terutama elite politik, elite dunia
usaha, dan elite pembentuk opini di masyarakat- bertanggungjawab untuk
mengubah persepsi tersebut dan menekankan bahwa ukuran keberhasilannya
terletak pada penumbuhan dan kegairahan motivasi untuk membangun.

b. Perumusan dan pengambilan Keputusan Politik

Keterlibatan pemerintah dalam perumusan dan pengambilan keputusan politik


sangat diperlukan bukan saja karena perumusan dan pengambilan keputusan politik
tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaannya, akan tetapi juga karena berbagai
pertimbanngan lain seperti: (a) pemerintah memiliki berbagai jenis informasi
sebagai salah satu bahan masukan yang sangat mungkin tidak dimiliki oleh pihak
mana pun dalam negara, (b) hanya pemerintahlah yang memiliki aparat yang
menjangkau seluruh pelosok wilayah kekuasaan negara, dan (c) pada akhirnya
pemerintah harus mempertanggungjawabkan tindakan operasional yang
dilakukannya kepada pemegang tertinggi kedaulatan dalam negara, yaitu rakyat.

c. Peletakan Dasar Hukum

Langkah ini sangat penting baik untuk kepentingan pemerintah sendiri maupun
dalam melibatkan komponen masyarakat. Misalnya, untuk kepentingan pemerintah
diperlukan dasar hukum untuk: (a) menentukan, menggarap, dan mobilisasi dana,
terutama dalam bentuk berbagai jenis pajak; (b) peruntukan lahan; (c perlakuan
terhadap investor asing; (d) berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang
kesemuanya diarahkan guna menjamin bahwa tidak ada kegiatan penyelenggaraan
pembangunan yang tidak ada dasar hukumnya.

3
Tergantung pada tingkatannya, peraturan perundang-undangan tersebut ada
yang harus dirumuskan dan ditentukan oleh lembaga legislatif dimana diperlukan
kerja sama yang erat, akan tetapi tidak sedikit di antaranya bersifat pengaturan
pelaksanaan dan mempunyai kekuatan hukum apabila ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkungan pemerintahan sendiri.

d. Perumusan Rencana Pembangunan Nasional

Salah satu instrumen yang biasanya digunakan untuk ketepatan rencana ialah
dengan melakukan analisis “SWOT” yang dalam praktek berarti bahwa para
pemain kunci memahami benar kekuatan yang dimiliki oleh negara (Strenghts),
mengenali kelemahan yang mungkin ada (Weaknesses), mampu memanfaatkan
peluang (Opportunities), dan siap menghadapi ancaman (Threats) baik yang dating
dari dalam negeri sendiri maupun yang dating dari luar. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa suatu rencana pembangunan nasioanal pada umumnya bersifat
indikatif.

e. Penentuan dan Perumusan Program Kerja

Sebagai rincian rencana, penyusunan program kerja memang dapat dikatakan


krusial. Akan tetapi maknanya yang lebih mendalam adalah bahwa penyusunan
program kerja juga merupakan upaya untuk lebih memahami situasi, kondisi, jenis
dan bentuk masa depan yang diperkirakan akan dihadapi sehingga faktir
ketidakpastian berkurang, perubahan dapat diantisipasi dan diberikan respons, skala
prioritas makin tajam, sasaran makin konkret, kurun waktu makin pendek serta
alokasi dana dan daya makin tepat. Singkatnya memungkinkan pelaksanaan
rencana secara efisien dan efektif.

f. Penentuan Proyek-Proyek Pembangunan

Dalam rencana pembangunan nasional dan program kerja, berbagai kegiatan


yang akan dilakukan dalam bentuk proyek yang ditentukan pada umumnya
mengandung unsur-unsur: bentuknya, lokasinya, dan dan daya yang dialokasikan,
satuan kerja penanggung jawab utamanya, sasarannya, hasil yang di harapkan, dan
pemanfaatannya. Penentuan proyek pembangunan mutlak perlu mendapat perhatian
karena tiga pertimbangan utama. Pertama, menurut pengamatan dan penelitian

4
banyak pihak, sering terdapat kecenderungan birokrasi pemerintahan untuk
memproyekkan sesuatu kegiatan yang sesungguhnya merupakan kegiatan rutin.
Kecenderungan demikian sering timbul karena penghasilan para pelaksanannya
bertambah dengan adanya honorarium penanganan proyek. Kedua, berbagai proyek
pembangunan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah dengan berbagai alasan dan
argumentasinya. Ketiga, tidak sedikit proyek pembangunan yang diserahkan kepada
pihak lain untuk melaksanakannya.

g. Implementasi Rencana dan Program Kerja

Bukanlah hal yang mustahil bahwa misi, strategi, rencana, dan program kerja di
rumuskan demikian rupa sehingga secara teoritis tepat, akan tetapi tidak dapat
dilaksanakan dengan efisien dan efektif. Oleh karena itu, harus ditentukan juga
instrument pengukur efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja. Instrumen
tersebut perlu diketahui, dipahami, dan diterima oleh para pelaksana karena dengan
demikian mereka pun dapat turut serta melakukan, pemantauan yang dalam
manajemen dikenal dengan istilah “self-monitoring” suatu hal yang sangat penting
dalam rangka pemberdayaan para pelaksana.

h. Pentingnya Sistem Penilaian

Seperti diketahui penilaian merupakan salah satu fungsi penting dalam proses
administrasi dan manajemen. Penyelenggaraan fungsi ini memungkinkan
manajemen membandingkan hasil yang seharusnya dicapai melalui pelaksanaan
kegiatan tertentu dengan hasil yang nyatanya dicapai.

i. Pentingnya Mekanisme Umpan Balik

Karena administrasi, termasuk administrasi pembangunan, merupakan proses,


salah satu ciri pokoknya ialah kesinambungan. Dari sudut inilah pentingnya
mekanisme umpan balik harus dolihat. Berarti bahwa satu tahap yang sudah dilalui
dinilai. Hasil penilaian akan sangat bermanfaat dan digunakan sebagai umpan balik
kalau perlu, mengkaji ulang seluruh proses sebelumnya, termasuk rumusan misi,
rumusan strategi rencana, program kerja, maupun kegiatan-kegiatan operasional.

5
B. Sembilan Langkah Menciptakan System Administrasi yang Andal dalam
Administrasi Pembangunan

Analisis langkah dalam menciptakan sistem Adminsitrasi yang handal dalam


Administrasi Pembangunan

1.      Perencanaan

Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efektif


dan efisien dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang
tersedia dan mengembangkan potensi yang ada.

Perencanaan pembagnunan pada umumnya harus memiliki, mangetahui, dan


memperhitungkan beberapa unsur pokok, yaitu:
 Tujuan akhir yang dikehendaki,
 Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan
pemilihan dari berbagai alternatif),
 Jangka waktu mencapai sasaran tersebut,
 Masalah-masalah yang dihadapi,
 Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya,
 Kebijaksanaan-kebijaksabaab untuk melaksanakannya, dan
 Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksaannya.

Kadang-kadang terjadi kegagalan perencanaan, kegagalan itu biasanya terjadi


bukan karena adanya perencanaan itu sendiri, melainkan dapat bersumber pada berbagai
sebab, antara lain:

Pertama, penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasi kurang


lengkap, metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya sejak semula memang
tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana.

Kedua, perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti


seharusnya.

6
Ketiga, perencanaan mengikuti  paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan
kondisi perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara
berkembang.

Keempat, karena perencanaan diartikan sebagai peraturan total kehidupan manusia


sampai yang paling kecil sekalipun.

Sebagai kesimpulan, perencanaan dapat dilakukan dan bahkan diperlukan dalam


pembangunan, dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Bersifat garis besar dan indikatif,
(2) Mengendalikan dan mengarahkan investasi pemerintah yang mendorong
meningkatnya usaha masyarakat swasta,
(3) Mendorong bekerjanya pasar,
(4) Mengikutsertakan masyarakat dalam prosesnya, dan
(5) Memajukan golongan masyarakat (dari wilayah) yang dengan ekonomi pasar
saja tidak mungkin berkembang atau bersaing dalam memperoleh akses faktor-
faktor produksi.

2.     Pengerahan Sumber Daya

·         Mobilisasi Dana Pembangunan


Manajemen pembangunan bertugas memobilisasi dana pembangunan yang dapat
dihasilkan dari kegiatan pemerintah seperti pajak dan penerimaan lain di luar pajak dan
tabungan masyarakat, tugas manajemen pembangunan pula untuk merangsang
berkembangnya investasi masyarakat yang bersumber dari dalam dan luar negeri.
Manajemen pembangunan bertugas pula memelihara stabilitas agar pembangunan dapat
menghasilkan peningkatan kesejahteraan  yang nyata, dan agar masyarakat memiliki
kepercayaan pada perekonomian nasional, sehingga dapat menciptakan ilkim investasi
yang baik.

·         Penyiapan Sumber Daya Manusia


Manajemen pembangunan bertugas menyiapkan sumber daya manusia yang dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan berupa tenaga kerja yang berkualitas, yakni tenaga

7
kerja yang kreatif, produktif, memiliki disiplin dan etos kerja, serta mampu
mengembangkan potensi dan memanfaatkan peluang (enterprising).

Upaya ke arah itu meliputi kegiatan di hampir semua bidang pembangunan,


terutama:
(1) pendidikan dan pelatihan,
(2) ilmu pengetahuan dan teknologi,
(3) kesehatan,
(4) kependudukan, dan
(5) agama dan budaya.

·         Pemanfaatan Teknologi
Dalam upaya pembangunan diperlukan teknologi yang tepat. Namun tidak
semua teknologi sudah tersedia atau telah dikuasai oleh negara berkembang. Karena itu
pembangunan memerlukan alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang,
kemudian mengembangkan kemampuan teknologi di dalam negeri. Dalam hal ini,
manajemen pembangunan bertugas mendorong diperolehnya teknologi yang diperlukan
untuk malaksanakan pembangunan secara efektif dan efisien.

·         Penguatan Kelembagaan
Pembangunan sebagai kegiatan yang kompleks, yang meliputi berbagai disiplin, sektor
kepentingan dan kegiatan, memerlukan lembaga-lembaga yang mampu menampung,
menyalurkan, dan mengatasi serta mensinergikan berbagai aspek tersebut.
Kelembagaan dalam hal ini mengandung arti luar, yaitu dapat berupa organisasi-
organisasi formal seperti diartikan oleh Esman (1971) antara lain birokrasi, dunia
usaha, patai-partai politik, tetapi juga dapat berupa lembaga ekonomi seperti pasar,
lembaga-lembaga hukum dan sebagainya. Menjadi tugas manajemen pembangunan
untuk membangun dan mempersiapkan lembaga yang dibutuhkan agar upaya
pembangunan dapat berhasil mencapai sasarannya.

3.     Menggerakkan Partisipasi Masyarakat

8
Studi empiris banyak menunjukkan kegagalan pembangunan, atau pembangunan
tidak mencapai sasaran, karena kurangnya partisipasi masyarakat. Keadaan itu terjadi
karena beberapa sebab, antara lain:
(1)   Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil dan tidak
menguntungkan rakyat banyak, bahkan pada sisi ekstrim dirasakan merugikan,
(2)  Pembangunan meskipun dimaksud untuk menguntungkan rakyat banyak,
tetapi rakyat kurang memahami maksud itu,
(3)  Pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat, dan rakyat
memahaminya, tetapi cara pelaksanaannya tidak sesuai dengan pemahaman itu,
dan
(4)   Pembangunan dipahami dan menguntungkan,  tetapi  sejak semula rakyat
tidak diikutsertakan.

Manajemen pembangunan mempunyai tugas untuk membimbing, menggerakkan


dan menciptakan iklim yang mendukung kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh
masyarakat. Dalam rangka ini, berkembang konsep pemberdayaan masyarakat yang
pada hakikatnya memampukan dan memandirikan masyarakat. Dengan demikian
masyarakat tidak menjadi pasif hanya sebagai penonton dan penerima proses
pembangunan, melainkan turut berpartisipasi aktif dalam proses tersebut.

4.     Penganggaran

Penganggaran merupakan rencana pembiayaan yang disusun untuk kurun waktu


yang telah ditentukan. Rubin (1992) menyatakan bahwa anggaran menghubungkan
tugas (tasks) yang akan dilakukan dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakannya. Anggaran membatasi pengeluaran sepadan dengan penerimaan
menjaga keseimbangan, dan mencegah pengeluaran yang berlebihan di atas batas
kemampuan.

Dalam kaitannya dengan anggaran ini, salah satu tugas manajemen


pembangunan adalah mengalokasikan anggaran sesuai dengan prioritas dan menjaga
agar dana pembangunan digunakan dengan sebaik-baiknya, yaitu sesuai rencana, hemat,
serta mencegah pemborosan dan kebocoran. Dalam hal ini,, perhatian utama diberikan

9
kerpada patokan pengalokasian anggaran pembagunan untuk membiayai kegiatan yang
merupakan bagian dari upaya pembangunan yang direncanakan.

Dari segi format, Rubin menunjukkan beberapa format, yaitu constant


services, budget, line item budget, program budget, performance budget, zero based
budget,  dan target based budget. Dari segi teknis, berbagai teknik berkembang untuk
menjamin keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran, yaitu planning,
programming and budgeting system (PPBS). Selain itu melalui management by
objectives (MBO) diupayakan pula keterkaitan antara sasaran yang hendak dicapai
dengan anggaran.

5.     Pelaksanaan Pembangunan

Pada tahap awal pembangunan, pemerintah perlu melakukan pembangunan


prasarana dasar berupa prasarana ekonomi dan sosial. Di samping prasarana fisik,
pemerintah juga perlu memperhatikan pembangunan lembaga-lembaga sosial.

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah biasanya dituangkan dalam


mekanisme proyek-proyek pembangunan. Apabila proyek itu merupakan bagian dari
kegiatan yang lebih besar, biasanya disebut program, harus jelas keterkaitan antara
proyek dengan tujuan dan sasaran program, serta dengan proyek-proyek lain yang
berada di dalam program yang sama.

Dalam pelaksanaannya, proyek dapat dilakukan sendiri oleh badan pemerintah


lain, baik oleh pemilik proyek maupun badan pemerintah lain, di tingkat pusat maupun
daerah dalam hal ada otonomi daerah atau desentralisasi. Proyek dapat pula
dilaksanakan oleh badan lain di luar pemerintah, biasanya perusahaan asing, maupun
dalam negeri maupun campuran.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah seperti


dijelaskan di atas, adalah tugas manajemen pembangunan untuk menjamin bahwa
proyek-proyek pembangunan yang secara fisik dilaksanakan atau dibiayai oleh
anggaran pemerintah, berjalan seperti yang dikehendaki dan mencapai sasaran seperti
ynag direncanakan, dengan cara yang seefisien mungkin.

10
6.     Koordinasi

Dengan koordinasi diupayakan agar pembangunan yang dilaksanakan dalam


berbagai sektor dan oleh berbagai badan serta di berbagai daerah berjalan sesuai dan
menghasilkan sinergi.

Pada dasarnya kecenderungan divergensi dalam organisasi yang terpisah, karena


itu diperlukan koordinasi sebagai alternatif terhadap sentralisasi. Manajemen
pembangunan bertugas untuk menjamin bahwa segala usaha pembangunan bejalan
dalam arah yang sesuai dan menuju pada pencapaian sasaran.

Koordinasi dengan demikian merupakan upaya untuk menghasilkan


pembangunan yang efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran secara optimal.

7.     Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pembangunan telah


dilaksanakan dan bagaimana hasilnya diukur dengan sasaran yang ingin dicapai. Atas
dasar hasil evaluasi dapat diambil langkah-langkah agar pelaksanaan pembangunan
selanjutnya menunjang dan tidak merugikan upaya pembangunan secara keseluruhan.

Pemantauan diperlukan pula agar pelaksanaan pembangunan yang bergeser dari


rencana dapat diketahui secara dini dan diambil langkah-langkah yang sesuai.
Pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana dapat disebabkan antara
lain oleh:
(1)   Ada hambatan yang tidak diketahui atau diperhitungkan pada waktu
perencanaan,
(2)   Ada perkembangan keadaan yang tidak dapat diantisipasi pada tahap
perencanaan,
    (3)   Realisasi dari perkiraan yang berbeda dari perencanaan, dan
    (4)   Atau karena perencanaannya yang keliru.

Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen pembangunan untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan pembangunan, serta mengambil langkah-langkah apabila

11
dari hasil pemantauan diperlukan pemecahan masalah atau perubahan (revisi) pada
upaya pembangunan yang direncanakan.

Dalam rangka evaluasi dikenal adanya evaluasi kinerja (performance


evaluation) yang memberikan informasi tidak hanya menyangkut input dan output
tetapi lebih jauh lagi menyangkut hasil (result) dan manfaat (benefit), termasuk pula
dampaknya. Evaluasi kinerja pembangunan dapat dilaksanakan pada setiap tahap.

Evaluasi kinerja tidak begitu menekankan pada proses seperti audit, yang
menekankan pada compliance terhadap rules and regulations. Dalam melaksanakan
studi evaluasi kinerja informasi indikator kinerja yang sudah ada akan menjadi bahan
dasar dalam melakukan evaluasi maupun pengembangan indikator kinerja selanjutnya.

8.     Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan

Pemantauan dan pengawasan pembangunan pada dasarnya berarti mengikuti


perkembangan pelaksanaan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan rencana.
Menurut Steiss (1972), salah satu fungsi pengawasan adalah menignkatkan
kebertanggung-jawaban (accountability) dan keterbukaan (transparency) sektor publik.
Mockler (1972) menyatakan bahwa langkah-langkah pengawasan seyogyanya
lebih ditekankan pada hal-hal yang positif dan bersifat pencegahan. Pelaksanaan
pembangunan pada hakikatnya melibatkan tiga faktor, yaitu:
    (1)   Manusia dengan beragam perilakunya,
    (2)   Faktor dana yang tergantung pada kemampuan keuangan negara, dan
    (3)   Faktor alam yang sulit diramalkan.

Pengawasan pelaksanaan pembangunan pada dasarnya merupakan rangkaian


kegiatan untuk mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan dan
menindaklanjuti agar kegiatan pembangunan senantiasa sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, termasuk juga mengarahkan dan mengkoordinasikan antarkegiatan
dalam pelaksanaan proyek-proyek agar pemborosan dan penyelewengan dapat dicegah.
Pengawasan bukanlah suatu tujuan, melainkan srarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan.

12
Dalam pengawasan terdapat unsur membimbing dan mendidik terhadap
pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kemampuan dan
profesionalismenya. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) membagi sistem
pengawasan ke dalam:
(1) Pengawasan organisasional, yaitu suatu sistem pengawasan umum yang
menilai kinerja keseluruhan dari suatu kegiatan di dalam organisasi.
(2)   Pengawasan operasional, yaitu sistem pengawasan yang digunakan untuk
mengukur kinerja harian suatu kegiatan dan memberikan langkah-langkah
koreksi langsung (immediate corrective actions)

Suatu pengawasan yang efektif membutuhkan tidak saja norma-norma etika


tetapi juga sistem informai yang memadai. Kebutuhan informasi menjadi sangat penting
artinya untuk menilai situasi dan kondisi yang melingkupi suatu isu dan mengevaluasi
alternatif langkah-langkah selanjutnya.

9.     Sistem Informasi dalam Pembangunan

Keberadaan sistem informasi yang andal menjadi kebutuhan mutlak dalam


mendukung uapaya pembangunan, dan berperan dalam strategi penyelenggaraan
pembangunan. Tanpa sistem informasi yang andal, sulit untuk melakukan penyusunan
rencana yang efektif dan terpadu, serta melakukan pengendalian pembangunan.

Informasi yang andal adalah informasi yang jelas dan baku pengertiannya,
mudah, cepat, tepat, akurat, aman dan berkualitas dalam perolehan, pengolahan,
pengelolaan dan ketersediannya.

Sistem informasi merupakan suatu kesatuan tatanan yang terdiri dari organisasi,
manajemen/prosedur, teknologi, himpunan data, dan sumber daya manusia yang
bertugas menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap dan
akurat untuk mendukung berbagai fungsi manajemen dalam mewujudkan sasaran yang
dikehendaki.

Sistem informasi yang andal berperan dalam penyusunan rencana yang tepat
sesuai dengan kebutuhan, memudahkan penentuan prioritas, serta mencegah duplikasi
atau tumpang tindih khususnya dalam manunjang upaya koordinasi dan keterpaduan

13
program/kegiatan pembangunan antarsektor, antarlembaga, dan antardaerah. Demikian
pula dalam pengendalian pelaksanaan pembangunan, termasuk pengawasan atau
pemantauan dan pemeriksaan, pelaporan serta tindak lanjutnya, akan lebih efektif
apabila didukung oleh sistem informasi yang andal. Selain itu, sitem informasi juga
dapat memberikan signal  apakah kegiatan yang sedang dilkasanakan sesuai dengan
tujuan/sasaran yang telah direncanakan, atau memberikan early warning untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dan keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan, serta untuk memberikan masukan yang tepat bagi perencanaan
selanjutnya.

Dalam penerapan manajemen modern antara lain diisyaratkan pemanfaatan


sistem informasi dan teknologi informasi sebagai perangkat pendukung dalam
pengumpulan, pengolahan data, dan penyajian informasi. Teknologi informasi termasuk
perangkat komputer, jaringan komunikasi secara on-line, teknologi citra image untuk
aplikasi berbasis grafis, dan lain-lain.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam upaya menciptakan perubahan menuju keadaan yang lebih baik dalam suatu
negara, yang selanjutnya disebut sebagai pembangunan diperlukan pengorganisasian
untuk melaksanakan program-program atau proyek-proyek yang terkait guna mencapai
sasaran pembangunan. Berdasarkan kenyataan tersebut tampak peran penting
administrasi bagi pembangunan. Administrasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pembangunan. Kerena itulah administrasi pembangunan muncul sebagai
suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang usaha-usaha ke arah perubahan-perubahan
keadaan yang dianggap lebih baik, secara khusus di negara berkembang.Keseluruhan
uraian dalam tulisan/materi resume ini mendeskripsikan betapa pentingnya sebuah
administrasi dalam proses pembangunan. Administrasi mampu mengorganisir
pelaksanaan pembangunan menjadi suatu sistem yang terarah dan sistematis. Dengan
demikian pencapaian target pembangunan dapat dilakukan secara efektif untuk
kemudian memberikan hasil yang optimal. Sistem administrasi yang baik mampu
menciptakan sinergi antarpihak dalam pelaksanaan proses pembangunan. Jadi
administrasi tidak akan pernah bisa lepas dari peran pentingnya dalam proses
pembangunan.
Langkah awal yang perlu dilakukan ialah mengubah pandangan tentang
administrasi pembangunan itu sendiri. Mungkin selama ini, bagi pemerintah
administrasi hanya merupakan susunan hierarki semata yang disusun
berdasarkan tugas masing-masing. Sedangkan bagi masyarakat sendiri,
administrasi pembangunan hanya suatu sistem yang tidak berpengaruh bagi
kehidupan mereka. Karena itu perlu ditanamkan nilai-nilai administrasi
pembangunan yang sebenarnya, baik kepada pihak pemerintah maupun
masyarakat.
Pemerintah perlu mengetahui bahwa dalam administrasi pembangunan
terdapat sebuah tanggung jwab untuk membawa kehidupan bangsa menuju
keadaan yang lebih baik, dan dilakukan dengan adanya kerja sama. Sedangkan
masyarakat sendiri perlu menyadari esensi administrasi pembangunan sebagai

15
suatu sistem yang akan membawa kehidupan bangsa menuju sasaran
pembangunan yang dfiharapkan. Administrasi bukanlah suatu sistem yang
bersifat simbolis, malainkan suatu sistem yang menentukan masa depan negara.
Karena itu diperlukan partisipasi aktif masyarakat untuk mendukung
keberhasilan pembangunan.
Jika semua pihak telah menyadari hakikat pembangunan dan kemudian
nenyadari masing-masing serta menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,
maka akan tercapai sasaran pembangunan berupa keadaan yang dianggap lebih
baik, pembangunan yang berhasil dan berkelanjutan.

B. Saran

Melihat peran penting administrasi bagi pembangunan, maka langkah utama


yang harus dilakukan dalam pelaksanaan administrasi pembangunan ialah
pembenahan administrasi itu sendiri untuk pencapaian sasaran pembangunan.
Sistem administrasi yang baik akan menghasilkan pembangunan yang
berkalanjutan. Pengelolaan administrasi ini dilakukan dengan menerapkan
manajemen pembangunan secara efektif dan efisien. Artinya, dalam mengelola
dministrasi pembangunan harus ada perencanaan yang terprogram dan jelas,
pengerahan sumber daya yang optimal, upaya menggerakkan pertisipasi
masyarakat, penganggaran yang rasioanal, pelaksanaan pembangunan yang
efektif, koordinasi, pemantauan dan evaluasi, pengawasan secara terus menerus
terhadap pelaksanaan pembangunan dan sistem informasi yang kuat dalam
manajemen pembangunan. Untuk itu diperlukan strategi-strategi pencapaian
kebijakan pembangunan dan pembaruan administrasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, S., & Sumantri, I. (2016). Administrasi Pembangunan: Teori dan Praktek.

https://mily.wordpress.com/bahan-peran-pemerintah-dalam-adm-pembangunan/

Ngusmanto. 2015. Pemikiran dan Praktik Administrasi Pembangunan.Jakarta:Mitra


Wacana Media

Rani, S. (2017). Komunikasi Pembangunan Dalam Pembangunan Administrasi Melalui


Digital Governance. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 16(31), 66-74.

Septiani, S. (2020). Administrasi Pembangunan.

Wibowo, E. (2008). Perencanaan dan strategi pembangunan di Indonesia. Jurnal


Ekonomi dan Kewirausahaan, 8(1), 23438.

17

Anda mungkin juga menyukai