EVAPRO 2018 Revisi 2
EVAPRO 2018 Revisi 2
Disusun oleh :
M. Dainulmu’akhir Farid 030.10.189
Uray Dearika Putri Hendry 030.11.291
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 15 JUNI 2018 – 25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal “Evaluasi Program UKBM
Mengenai Kegiatan Posbindu-PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Jagakarsa II Bulan Januari Hingga Maret 2018”.
Evaluasi Program ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kecamatan Jagakarsa periode 15 Juni – 25 Agustus 2018.
Penyusun
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
M. Dainulmu’akhir Farid 030.10.189
Uray Dearika Putri Hendry 030.11.291
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
2.10.1 Definisi......................................................................................................9
iv
2.10.7 Pelaksanaan Posbindu PTM......................................................................15
3.1.2.3 Agama..........................................................................................20
3.1.2.5 Pendidikan....................................................................................20
v
4.1.1 Alur Pemecahan Masalah............................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................68
vi
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.6 Frekuensi Penyuluhan di Dalam dan Luar Gedung Periode Tahun
2017………………… ........................................................................................................ 38
Tabel. 3.7 Hasil Kegiatan P2P Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II Tahun 2017…….. 39
Tabel. 3.9 Pencapaian Penjaringan/Skirining UKS Peserta Didik Baru di Puskesmas Kelurahan
Jagakarsa II……………………………………………………………………...................... 42
Tabel. 3.11 Pencapaian Kesehatan Jiwa Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II 2017 ................ 42
Tabel. 4.1 Daftar Pencapaian Program Puskesmas kelurahan Jagakarsa II tahun 2017.
…………............................................................................................................................... 47
Tabel. 4.7 Pencapaian Kesehatan Jiwa Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II 2017 .................. 55
vii
DAFTAR GAMBAR
Jagakarsa II........................................................................................................28
Gambar.3.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II......................................29
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini
adalah terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular. Laporan dari WHO menunjukkan bahwa PTM sejauh ini
merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang mewakili 63% dari semua
kematian tahunan. PTM membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun.
Kematian akibat penyakit kardiovaskular paling banyak disebabkan oleh PTM
yaitu sebanyak 17,3 juta orang per tahun, diikuti oleh kanker (7,6 juta), penyakit
pernafasan (4,2 juta), dan DM (1,3 juta). Keempat kelompok jenis penyakit ini
menyebabkan sekitar 80% dari semua kematian PTM.1
1
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP).4
2
1.3 Tujuan Penulisan
3
1. Membantu Puskesmas untuk mengetahui pencapaian yang belum
maksimal.
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di
wilayah kerjanya.
3. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Definisi Penyakit Tidak Menular
PTM sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, memiliki
durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat. Program
Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular utama,
meliputi: Penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan penyakit
metabolik, kanker, penyakit kronik dan degeneratif lainnya, gangguan akibat
kecelakaan dan cedera.1 Penyakit tidak menular (PTM) disebut juga oleh World
Health Organization (WHO) sebagai Non Communicable Dissease (NCD) yaitu
kondisi medis atau penyakit yang tidak disebabkan oleh agen infeksi. NCD bisa
merujuk sebagai penyakit kronik yang memiliki periode panjang dan
progresifitasnya lambat.1
5
2.2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Di negara-negara dengan tingkat
ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada
orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM,
sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi
penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun,
penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker
(27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM
yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4%
kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak
Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia,
peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin.
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa
kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38
juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti
malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa
saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. 2,3
2.3 Faktor resiko Penyakit Tidak Menular
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya
dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu.
Faktor risiko yang dimaksud antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak
sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas,
Hyperglikemia, Hipertensi, Hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan
dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak
benar.2,3
6
2.4 Program Penyakit Tidak Menular
Program Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah program pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan,
pengendalian, penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan serta upaya
sebagaimana dimaksud di atas untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan berperilaku sehat dan mencegah terjadinya PTM beserta akibat yang
ditimbulkan seperti yang disebutkan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal
158-161.2,3
Program Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular utama, meliputi: Penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes
melitus dan penyakit metabolik, kanker, penyakit kronik dan degeneratif
lainnya, gangguan akibat kecelakaan dan cedera.2,3
2.5 Tujuan Penyakit Tidak Menular
Tujuan umum
Terselenggaranya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
penyakit tidak menular guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian penyakit tidak menular secara terpadu, efektif dan efisien dengan
melibatkan pemerintah, civil society oranization dan masyarakat.
Tujuan khusus
a. Terlaksananya surveilans epidemiologi faktor risiko penyakit tidak
menular
b. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
c. Tertanggulanginya (tertanganinya) faktor risiko penyakit tidak menular
d. Terlaksananya upaya KIE
2.6 Strategi Penyakit Tidak Menular
Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans epidemiologi faktor
risiko penyakit tidak menular, monitoring dan sistem informasi.
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular
7
Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan deteksi dini dan
penanggulangan (penanganan) faktor risiko penyakit tidak menular yang
berkualitas
Meningkatkan pembiayaan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
penyakit tidak menular.3
2.7 Kebijakan Penyakit Tidak Menular
1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat
2. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini faktor risiko
penyakit tidak menular
3. Meningkatkan dan memperkuat manajemen, pemerataan, dan kualitas
peralatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pencegahan
dan penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular.
5. Mengembangkan dan memperkuat surveilans epidemiologi faktor risiko
penyakit tidak menular
6. Meningkatkan montoring pelakanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular
7. Mengembangkan dan memperkuat sistem informasi pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular
8. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular
9. Meningktakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan
faktor risiko penyakit tidak menular
10. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular3,4
2.8 Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko PTM
Berbasis Masyarakat Untuk meningkatkan partisipasi dan kemandirian
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit tidak
menular, maka perlu pengembangan dan penguatan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat yang
8
dilaksanakan secara terintegrasi pada wadah milik masyarakat yang sudah ada di
masing-masing daerah. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
penyakit tidak menular berbasis masyarakat meliputi: 3
a. Faktor risiko melekat yang sulit dan tidak dapat dirubah yaitu umur, jenis
kelamin,dan keturunan.
b. Faktor risiko perilaku yang bisa dirubah yaitu merokok, konsumsi alkohol,
kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi serat, dan konsumsi lemak yang tinggi
d. Faktor risiko berupa penyakit antara yang terdiri dari faktor risiko fisik berupa
obesitas dan hipertensi, serta faktor risiko biologis berupa hiperglikemia dan
hiperdislipidemia.3,4
9
dini terhadap PTM karena sebagian besar faktor risiko PTM pada awalnya tidak
memberikan gejala. Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko
danpenyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.4
10
puskesmas.Dukungan dapat berupasarana/prasarana lingkungan yang kondusif
untuk menjalankan pola hidup sehatmisalnya fasilitas olah raga atau sarana
pejalan kaki yang aman dan sehat sertaruang terbuka hijau.6
11
sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya
diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat
dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan
darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan
Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13
tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali.
Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko
PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam
darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan
Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan
kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan,
jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila
hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan
tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
12
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu
dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya
dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat
sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
13
kelompok/organisasi masyarakat,tempat kerja, sekolah, koperasi,
klub olah raga, karang taruna dan kelompok lainnya. Kepada
kelompok masyarakat potensial terpilih dilakukan sosialisasi
tentang besarnya masalah PTM, dampaknya bagi masyarakat dan
dunia usaha, strategi pengendalian serta tujuan dan manfaat
Posbindu PTM. Hal ini dilakukan sebagai advokasi agar diperoleh
dukungan dan komitmen dalam menyelenggarakan Posbindu PTM.
Apabila jumlah kelompok potensial terlalu besar pertemuan
sosialisasi dan advokasi dapat dilakukan beberapa kali. Dari
pertemuan sosialisasi tersebut diharapkan telah teridentifikasi
kelompok/ lembaga/ organisasi yang bersedia menyelenggarakan
posbindu PTM.
c. Tindak lanjut yang dilakukan oleh pengelola program di
Kabupaten/Kota adalah melakukan pertemuan koordinasi dengan
kelompok potensial yang bersedia menyelenggarakan Posbindu
PTM. Pertemuan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan
bersama berupa kegiatan penyelenggaraan Posbindu PTM, yaitu :
Kesepakatan menyelenggarakan Posbindu PTM
Menetapkan kader dan pembagian peran, fungsinya sebagai
tenaga pelaksana Posbindu PTM.
Menetapkan jadwal pelaksanaan Posbindu PTM.
Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan.
Melengkapi sarana dan prasarana.
Menetapkan tipe Posbindu PTM sesuai kesepakatan dan
kebutuhan.
Menetapkan mekanisme kerja antara kelompok potensial
dengan petugas kesehatan pembinanya.
2. Puskesmas Berperan Untuk: 7
14
a. Memberikan informasi dan sosialisasi tentang PTM, upaya
pengendalian serta manfaatnya bagi masyarakat, kepada pimpinan
wilayah misalnya camat, kepala desa/lurah.
b. Mempersiapkan sarana dan tenaga di Puskesmas dalam menerima
rujukan dari Posbindu PTM.
c. Memastikan ketersediaan sarana, buku pencatatan hasil kegiatan
dan lainnya untuk kegiatan posbindu PTM di kelompok potensial
yang telah bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM.
d. Mempersiapkan pelatihan tenaga pelaksana Posbindu PTM,
e. Menyelenggarakan pelatihan bersama pengelola program di
Kabupaten/kota
f. Mempersiapkan mekanisme pembinaan.
g. Mengidentifikasi kelompok potensial untuk menyelenggarakan
Posbindu PTM serta kelompok yang mendukung
terselenggarakannya Posbindu PTM, misalnya swasta/dunia usaha,
PKK, LPM, Koperasi Desa, Yayasan Kanker, Yayasan Jantung
Indonesia, organisasi profesi seperti PPNI, PPPKMI, PGRI, serta
lembaga pendidikan misalnya Fakultas Kedokteran, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Psikologi, Fakultas Keperawatan
dan lainnya.
a. Waktu Penyelenggaraan
b. Tempat
15
Tempat pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang mudahdijangkau dan
nyaman bagi peserta. Posbindu PTM dapatdilaksanakan di salah satu rumah
warga, balai desa/kelurahan,salah satu kios di pasar, salah satu ruang
perkantoran/klinikperusahaan, ruangan khusus di sekolah, salah satu ruangan
didalam lingkungan tempat ibadah, atau tempat tertentu yangdisediakan oleh
masyarakat secara swadaya.
c. Pelaksanaan Kegiatan
Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut, namun sebaiknya
setiap kader memahami semua peranan tersebut, pelaksanaannya dapat disesuaikan
dengan kesepakatan.
16
No Peran Kriteria dan tugas
1 Koordinator Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta
berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para Pembina terkait di
wilayahnya
2 Kader Anggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan komunikatif
penggerak bertugas menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan
wawancara dalam penggalian informasi
3 Kader Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas
pemantau melakukan pengukuran faktor isiko PTM
No Peran Kriteria dan tugas
4 Kader Anggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah
konselor/ menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
Edukator melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti
rujukan dari Puskesmas
5 Kader pencatat Anggota perkumpulan yang aktif bertugas melakukan
pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan
kepada koordinator Posbindu PTM
17
BAB III
KELURAHAN JAGAKARSA II
18
Sebelah Utara : Kel. Cilandak Timur, Kel. Ragunan dan Kel. Kebagusan
Sebelah Timur : Kel Lenteng Agung
Sebelah Selatan : Kel. Ciganjur, Kel Srengseng Sawah
Sebelah Barat : Kel. Pondok Labu
PETA WILAYAH
RW 01, 03, 05 PUSKESMAS KEL. JAGAKARSA II
RT 03 RT 01
RT 02
RT 02
RT 03
RT 01
RT 04
RT 05 RT 05
RT 06 RT 04
RT 013 RT 06
RT 012 RT 07
RT 07
RT 08
RT 011
RT 012
RT 010 RT 09 RT 011
RT 09
RT 010
RW 01
RT 02
RW 03
RW 05 RT 014 RT 08 RT 09
RT 013
RT 012 RT 010
U RT 011
19
Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II berdiri pada tahun 1985 begitupun
tahun 1985, serta beroperasional tahun 1985 juga. Status gedung milik Pemda
DKI yang berada di jalan Kebagusan Raya Kec Jagakarsa.
Kondisi gedung puskesmas saat ini masih relative baik tetapi ada
kerusakan pada bagian atap, yaitu pada saat hujan terjadi kebocoran, yang
menyebabkan seluruh dari bangunan/ ruangan yang berada di lantai dua tidak bisa
dipergunakan. Kondisi yang mengalami kerusakan yaitu pada instalasi saluran air,
air tidak dapat mengalir ke lantai dua.
3.1.2.3 Agama
- Islam : 96,76%
- Kristen : 3,06%
- Hindu/ Budha : 0,18%
3.1.2.4 Jumlah Keluarga Miskin
- Jumlah keluarga miskin sebanyak 1252 KK
- Jumlah KK dengan BPJS sebanyak 8526 kartu
3.1.2.5 Pendidikan
- SD : 30%
- SMP : 45%
- SLTA : 20%
- PT : 5%
3.1.2.6 Mata Pencaharian
- PNS : 34,84%
- Pedagang : 22,22%
- Buruh : 13,59 %
- TNI/Polri : 1,2%
- Petani : 0,18%
- Lain – lain : 24,71%
3.1.2.7 Daerah Rawan Banjir
- RW1
3.1.2.8 Posko Narkoba
- Kantor Kelurahan Jagakarsa
20
3.2 Data Khusus Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II
3.2.1 Visi dan misi Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II
1. Visi : Menjadikan Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang
memuaskan bagi pelanggan internal dan eksternal
2. Misi :
21
3.2.3 Deskripsi Kerja
1. Dokter/Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi Puskesmas terselenggara dengan baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang manager :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara vertikal dan
horizontal.
Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b. Sebagai seorang dokter :
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat.
2. Dokter Umum
Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat
berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di Puskesmas,
Pustu atau Pusling.
c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan masyarakat.
d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
masyarakat.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
22
b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja Puskesmas
secara teratur.
c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta
masyarakat.
f. Memberikan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit.
c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.
d. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah).
e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
6. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di wilayah
kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
23
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung.
b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas.
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi dari dokter.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan kegiatan Puskesmas.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling.
8. Petugas P2M
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
d. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari
dokter.
f. Melakukan kunjungan rumah.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
24
9. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar dapat
berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak.
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
d. Melakukan pembinaan dukun bayi.
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan
KIA.
g. Melakukan penyuluhan kesehatan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
10. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi.
c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi.
d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
h. Melakukan pembinaan Posyandu.
i. Melakukan rujukan kasus gizi.
11. Petugas Sanitarian
Tugas pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
25
Fungsi :
a. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga,
rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan.
b. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,
penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya. Pengawasan higiene,
perusahaan dan tempat – tempat umum. Melakukan pencatatan dan pelaporan. Aktif
memperkuat kerjasama lintas sektoral.
c. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan.
e. Pengawasan, penyehatan perumahan.
f. Pengawasan pembuangan sampah.
g. Pengawasan makanan dan minuman.
h. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
12. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
f. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan.
13. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan memberikan
obat.
Fungsi :
a. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi peresepan,
pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
b. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
26
c. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek.
d. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
f. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
14. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di Puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter atau kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di Puskesmas.
b. Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas.
c. Mengatur penyimpanan obat.
d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD).
f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat.
3.2.4 Peran Serta Masyarakat
- Jumlah kader kesehatan 139 orang
- Jumlah posyandu 19 pos
- Jumlah posbindu 3 pos
- Jumlah Posyandu lansia 3 pos
- Jumlah dokter kecil 20
- Jumlah guru UKS/ UKGS 16 orang
3.2.5 Sumber Daya Uang
Pendanaan Puskesmas DKI bersifat mandiri dan langsung, yang dikelola oleh BLUD (Badan
Layanan Umum Daerah) berdasarkan keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 366/2012, terdiri dari :
Ka Puskesmas
kelurahan
PJ. GIZI
PJ. TBC
PJ. PSM
PJ. DBD
PJ.
IMUNISASio
I
PJ. KESLING
PJ.
SURVEILAN
S
PJ.
UKGS/UKG
M
PJ. DIARE
Hasil kegiatan pelayanan KIA kunjungan neonatus sudah mencapai target yang
diharapkan. Beberapa kegiatan dengan cakupan yang masih rendah, diantaranya
Kunjungan K1, Kunjungan K4, Kunjungan K4.
b. Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu perencanaan untuk mengatur kehamilan bagi
31
pasangan usia subur dengan memperpanjang jarak antara kehamilan dan mencegah
kelahiran selanjutnya apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki berguna
untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
Tujuan umum
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera (NKKBS).
Tujuan khusus
a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak.
b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya memelihara
kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.
Tabel 3.2 Pencapaian Peserta KB Periode Tahun 2017
Target Sasaran 1 Sasaran 3 Cakupan Pencapaian
Indikator
(%) tahun bulan Kegiatan Persen (%) (%)
KB Aktif 73,82 7605 1902 5581 73,39 73,39
(Sumber data: Puskesmas,2017)
Persentase KB aktif di Puskesmas kelurahan Jagakarsa II cakupannya masih rendah,
sehingga perlu ditingkatkan.
c. Imunisasi
Imunisasi adalah pembentukan imunitas dengan pemberian antigen untuk menimbulkan
system kekebalan tubuh.Pemberian imunisasi merupakan salah satu kegiatan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I merupakan penyakit-penyakit menular yang
sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada bayi seperti,
penyakit polio, campak, pertusis, dan difteri yang dapat berakibat kecacatan dan
kematian.
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi
terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia
anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar
terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.
32
Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah
dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus
Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang
melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah. Imunisasi yang diberikan pada
BIAS ada tiga jenis yaitu:
Campak pada anak kelas I, DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III.
34
Persentase balita 6-11 bulan
84 547 501 91,59 91,59
mendapat kapsul vitamin A (BIRU)
137
Dari tabel indikator gizi menunjukkan bahwa semua kegiatan sudah mencapai target
kecuali kegiatan remaja putri mendapat tablet tambah darah masih belum tercapai dengan
pancapain 17,03% dan kegiatan ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A baru mencapai 86,25%
dari target 90%, kegiatan tersebut masih perlu untuk ditingkatkan.
Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) dan status gizi buruk masih
banyak. Pada balita yang berada di garis merah akan diadakan tindakan lanjutan yaitu berupa
pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan yang dilaksanakan untuk balita gizi
buruk selama 90 hari.
3. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan dalam program kesehatan lingkungan dalam Tahun 2017 yaitu,
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pembinaan tempat-tempat Umum (TTU),
pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), sosialisasi sanitasi Total Berbasis
masyarakat, pengambilan sampel makanan, pengambilan sampel air bersih, pengambilan sampel
air limbah, pemeriksaan uji petik jajanan makanan, pemeriksaan cholinesterase, sweeping flu
burung, sweeping filariasis, sekolah sehat, pemeriksaaan uji petik jajanan kantin sekolah,
pembentukan jumantik sekolah, jumantik mandiri, dan pengukuran suhu, kelembaban, cahaya,
35
kebisingan.
Tabel 3.5 Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Periode Tahun 2017
4. Promosi Kesehatan
Promkes mempunyai Sasaran Mutu, yaitu :
Penyuluhan Dalam Gedung 12 kali/bulan
Penyuluhan Luar gedung 6 kali/bulan
Promosi kesehatan melalui Media Sosial
Kegiatan yang dilakukan :
1. Sosialisasi Program Prioritas (DBD, TBC, KIA, KB, gizi, imunisasi, diare, AIDS, Air dan
kesehatan lingkungan)
2. Pendataan PHBS Di seluruh RW yang ada di wilayah Kelurahan Jagakarsa II
3. Pembinaan RW / Kelurahan Siaga
4. Pembinaan SMD/MMD
5. Sosialisasi Program Non Proiritas (jiwa, gigi dan mulut, penyakit degenerative, keganasan,
lain – lain)
Tabel 3.6 Frekuensi Penyuluhan di Dalam dan Luar Gedung Periode Tahun 2017
Dalam Luar
Materi Jumlah
Gedung Gedung
KIA 0 0
KB 0 0
Gizi 110 110
Imunisasi 870 870
Diare 30 30
Demam Berdarah 660 660
AIDS 460 460
Hepatitis 0 0
ISPA 30 30
37
Rokok & Narkoba / Obat Berbahaya Tidak 0 0
Keganasan Kanker ada 0 0
Penyakit Degeneratif 0 0
Air & Kesehatan Lingkungan data 0 0
TBC 65 65
Kusta / Frambosia 0 0
Kes. Gigi & Mulut 30 30
Kesehatan Mata 0 0
Kesehatan Jiwa 0 0
PTM 0 0
PHBS 0 0
Lain-lain / Cikungunya / IVA Test 0 0
Kantin Sehat 0 0
Jumlah - 1275 1275
(Sumber data: Puskesmas,2017)
Program promosi kesehatan lebih sering dilakukan di luar gedung (Puskesmas), dimana
cakupan kegiatan di dalam gedung mencapai 175%. Hal ini dikarenakan penyuluhan di dalam
gedung sudah rutin dilakukan setiap hari di Puskemas dengan materi yang berbeda-beda setiap
harinya. Cakupan kegiatan di luar gedung sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan.
Beberapa contoh penyuluhan di luar gedung biasanya dilakukan di Posyandu, Posbindu, PSN,
sekolah, PKK, dan IKK. Namun penyuluhan di sekolah dengan sasaran peserta didik maupun
warga sekolah masih sangat kurang. Materi penyuluhan di sekolah yang sudah dilakukan yaitu
penyuluhan kantin sehat di sekolah dengan sasaran warga sekolah dan pengurus kantin.
5, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang telah dapat
dikendalikan. Jenis kegiatan dalam P2PM meliputi :
Tabel 3.7 Hasil Kegiatan P2P Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II Tahun 2017
Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Sasaran Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
3 bulan (%)
Diare (Penderita diare 121
100 481 481 100,00 100,00
yang ditangani)
TB (Penemuan kasus 100 89 35 39,33 39,33
38
baru TB BTA positif) 23
Tabel 3.8 Hasil Kegiatan Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Puskesmas Jagakarsa II Tahun 2017
39
Hasil Kegiatan Posbindu-PTM Puskesmas Jagakarsa II
Jumlah Pengunjung Posbindu Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II Tahun 2017
Posbindu Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Oct No Des Total
v
RW01 33 37 51 43 35 47 30 -* 30 32 93 37 468
Dari tabel diatas diatas didapatkan selama tahun 2017 hanya RW 01 yang berjalan aktif.
Sementara RW lain belum ada kegiatan Posbindu-PTM karena masyarakat di RW 03 dan 05
belum menginginkan diadakan kegiatan Posbindu-PTM. RW 03 dan 05 didirikan tahun 2018
melalu Musyawarah Masyarakat Desa (SMD).
RW01 50 52 62 164
RW03 20 35 20 75
RW05 23 26 37 86
Total 93 113 119 325
7. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan yang khusus untuk keperluan tersebut.
A. Layanan Unit Pelayanan Umum
Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan menilai jumlah
kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja
kerja pada program pengobatan, yaitu:
1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis bahwa seseorang
menderita penyakit tertentu.
2. Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam satu periode
penyakit yang bersangkutan.
3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama) penyakit
yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah
40
kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-
rata jumlah kunjungan setiap kasus ke Puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
B. Layanan Unit Pelayanan Gigi
Layanan kesehatan mulut dan gigi ini meliputi :
Unit Pelayanan Gigi (UPG)
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Kegiatan Rujukan
Pencatatan dan pelaporan
C. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi berupa pemberian obat sesuai resep serta edukasi cara pemakaian obat.
Pendataan obat masuk dan keluar menggunakan sistem FIFO (First In First Out).
Upaya Kesehatan Pengembangan
1. UKGS Dan UKGMD
Pelayanan Kesehatan Gigi di Sekolah
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat di Posyandu
2. UKS / PKPR
Skreening Anak Sekolah (TK- SMA) rutin dilakukan di tahun ajaran baru
Pertemuan dengan guru UKS dan PKPR di wilayah kecamatan Cilandak
Pelaksanaan BIAS
Sosialisasi Dokter kecil, UKS, kader kesehatan remaja, lingkungan sekolahsehat
Pembentukan Peer Konselor ( usia 10-19 tahun ) terkait penyuluhan kesehatan reproduksi
remaja, kesehatan jiwa remaja, NAPZA, HIV/AIDS
Poli PKPR di Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II
Tabel 3.9 Pencapaian Penjaringan/Skrining UKS peserta didik baru di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II Tahun 2017
Jumlah peserta didik
Target Jumlah yang Cakupan Pencapaian
Indikator
(%) Sasaran mengikuti (%) (%)
kegiatan
SD / MI 98,13 675 671 99,41 99,41
SMP / MTS 98,13 606 598 98,68 98,68
41
SMA / MA 98,13 325 313 96,31 96,31
SLB (SD-SMP-SMA) 98,13 0 0 0 0
Pelaksanaan UKGM di
2 2 100,00 100,00
Masyarakat 98,13
Tabel 3.11 Pencapaian Kesehatan Jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jagakarsa
II Tahun 2017
PERENCANAAN
43
.P
c7o
M
8
va
rn
m
elu
6
ptkysbd
g
Iti
1
ih
5ffi
2
3
4
45
Berdasarkan hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kelurahan
Jagakarsa tahun 2017 diperoleh beberapa komponen program belum mencapai hasil yang
ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut tercantum dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Pencapaian Program Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II Tahun 2017
Imunisasi
DPT – HB Combo 1 95 708 700 98,9 104,1
DPT – HB Combo 3 90 708 690 97,5 111,1
Polio 1 95 708 701 99 104
Polio 4 90 708 702 99,2 110,2
Campak 90 704 694 98 108
Promosi Kesehatan
PHBS 75 5.756 3.287 57 76
Pengendalian Penyakit Menular
Penemuan kasus baru TB BTA
100 89 35 39,33 39,33
positif (+)
Kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan orang dengan
100 65 47 72,31 72,31
gangguan jiwa berat
Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Pengunjung peserta posbindu PTM 100 6705 468 6,98 6,98
Langkah 1:
47
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian hasil kegiatan
dengan pencapaian 100%.
Target Besarnya
Pencapaian
No Program (%) Masalah
(%)
(%)
1 Kunjungan K1 99,37 100 0,63
2 Kunjungan K4 92,66 100 7,34
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 94,02 100 5,98
4 Pencapaian Imunisasi Hb0 66,63 100 33,37
5 Presentase remaja putri mendapatkan tablet 17,03 20 2,97
penambah darah
6 KB aktif 73,39 73,82 26,61
7 Imunisasi : BIAS DT 92,03 100 7,97
8 Imunisasi : BIAS TD 92,20 100 7,8
9 Imunisasi : BIAS MR 97,48 100 2,52
10 Imunisasi : BIAS HPV 93,36 100 6,64
11 Penemuan kasus baru BTA positif (+) 39,33 100 60,67
12 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan 72,31 100 27,69
jiwa berat
13 Kunjungan pasien hipertensi 5,11 100 94,89
14 Kunjungan pasien DM 2,73 100 97,27
15 Pengunjung peserta posbindu PTM 6,98 100 93,02
Langkah 2:
Rumus Sturgess
K= 1+3,3 Log n
Keterangan :
K= jumlah kolom/kelas
n= jumlah masalah
= 1 + 3,3 (1,18)
48
= 1 + 5,07
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan terkecil
kemudian di bagi kelas/kolom.
Terbesar 97,27%
Terkecil 0,63 %
Langkah 4:
N Masalah U S G P Jumlah
o
1 Kunjungan K1 5 4 3 5 17
2 Kunjungan K4 5 4 3 5 17
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 5 5 1 4 15
4 Pencapaian Imunisasi Hb0 5 4 4 4 17
5 Presentase remaja putrid mendapatkan tablet penambah darah 3 4 4 4 15
6 KB aktif 5 4 3 5 17
7 Imunisasi : BIAS DT 5 5 3 4 17
8 Imunisasi : BIAS TD 5 5 3 4 17
9 Imunisasi : BIAS MR 5 5 3 4 17
10 Imunisasi : BIAS HPV 5 5 3 4 17
11 Penemuan kasus baru BTA positif (+) 5 5 4 5 19
12 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 3 4 2 3 12
13 Hipertensi 5 5 3 5 18
14 Diabetes Mellitus 5 5 3 5 18
15 Pengunjung Posbindu PTM 4 3 1 2 10
No Masalah
Nilai
1 Kunjungan K1 4
2 Kunjungan K4 4
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 4
4 Pencapaian Imunisasi Hb0 3
5 Presentase remaja putrid mendapatkan tablet 3
penambah darah
6 KB aktif 3
7 Imunisasi : BIAS DT 3
8 Imunisasi : BIAS TD 3
9 Imunisasi : BIAS MR 3
10 Imunisasi : BIAS HPV 3
11 Penemuan kasus baru BTA positif (+) 5
12 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa 4
berat
52
13 Hipertensi 4
14 Diabetes Mellitus 4
15 PengunjungPosbindu PTM 2
1. Sangat mudah : 5
2. Mudah :4
3. Cukup mudah :3
4. Sulit :2
5. Sangat sulit :1
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau tidak
nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kesesuaian (Propriety)
Setelah nilai dan criteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukkan dalam formula
nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah
yang dihadapi:
NPD = ( A + B ) x C NPT = ( A + B ) x C x D
Dari table diatas Urutan priorita berdasarkan perhitungan Hanlon Kuantitatif diatas maka
dapat disimpulkan urutan prioritas masalah Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II
berdasarkan metode Hanlon adalah:
1. Kunjungan pasien DM
2. Kunjungan pasien Hipertensi
3. Pengunjung Posbindu PTM
4. Penemuan kasus baru BTA(+)
5. Pencapaian imunisasi HbO
6. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
7. Kunjungan K1
8. Kunjungan K4
9. Persalinan oleh tenaga kesehatan
10. KB Aktif
55
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem yang terdiri
dari input, proses, output, dan lingkungan yang mempengaruhi input dan proses. Input terdiri
dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan), Method (Metode),
Market (Masyarakat) Sedangkan dari proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan
Pelaksanaan), P3 (Penilaian, Pengawasan, dan Pengendalian).
Setelah ditentukan penyebab masalah, selanjutnya menentukan alternatif pemecahan
masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik dengan kriteria matrix
menggunakan rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah
yang dibuat dalam bentuk POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah
penerapannya sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.
Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan kesenjangan antara target dan hasil yang dicapai.
56
Dalam menentukan penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada
kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada tabel berikut:
Kelebihan Kekurangan
MAN Kader berperan aktif menjadi Tidak semua kader memilki
petugas dan pelaksana kegiatan keterampilan menggunakan
posbindu peralatan pemeriksaan
Posbindu PTM memiliki Kader konselor kurang
koordinator, kader penggerak, kader terampil memberikan edukasi
pemantau, kader konselor, kader yang tepat terhadap faktor
pencatat. resiko PTM
Jumlah kader dalam kegiatan Kader kurang memahami
posbindu sudah mencukupi kriteria rujukan
Kader sudah mendapatkan Tidak ada pemilihan kader
pembekal/pelatihan. teladan dan studi banding ke
Pelatihan diikuti lebih dari 30 posbindu lain
peserta.
Kader Posbindu memahami
pelatihan-pelatihan yang diberikan.
Posbindu dilakukan rutin 1 kali
setiap bulannya
Posbindu dilakukan 11 kali dalam
setahun (setiap bulan ramdhan
diliburkan)
Petugas melakukan posbindu PTM
sesuai jadwal
Petugas kesehatan mengawasi
jalannya kegiatan Posbindu
Posbindu menjalankan forum
komunikasi bagi kader pelaksana
Money Biaya operasional berasal dari Kurangnya anggaran dana
kelurahan dan dana pribadi secara untuk pembiayaan sarana dan
sukarela dari kader masing-masing pelaksanaan Posbindu
Material Kader koordinator bertanggung Ketidak lengkapnya peralatan
jawab atas penyediaan peralatan yang seharusnya dimiliki
kegiatan posbindu PTM posbindu (pengukur tinggi
Tersedia minimal 5 meja dan 5 kursi badan, pita pengukur,
di posbindu pengukur kadar lemak tubuh,
Posbindu memiliki ruangan khusus peak flow meter, stetoskop,
57
untuk melakukan IVA test alat ukur pernafasan alkohol)
58
formulir rujukan dan buku
panduan
60
61
INPUT
Tidak semua kader memilki keterampilan
MONEY Kurangnya anggaran dana untuk pembiayaan sarana dan pelaksanaan Posbindu
menggunakan peralatan pemeriksaan
Kader konselor kurang terampil memberikan
edukasi yang tepat terhadap faktor resiko PTM MATERIAL
Kader kurang memahami kriteria rujukan
Kurang lengkapnya peralatan yang
Tidak ada pemilihan kader teladan dan studi MAN seharusnya dimiliki posbindu (pengukur
banding ke posbindu lain tinggi badan, pita pengukur, pengukur
kadar lemak tubuh, peak flow meter,
stetoskop, alat ukur pernafasan alkohol)
Minimnya media informasi berupa
leaflet,brosur, poster, model makanan Kurangnya kunjungan masyarakat
Kurangnya sosialisasi mengenai waktu pelaksanaan
kegiatan posbindu diatas 15 Tahun ke Posbindu PTM di
Kader tidak secara khusus menilai masalah yang METHOD wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
dihadapi, mencatat hasil penyelesaian masalah
Jagakarsa II Tahun 2017 pencapain
6,98% , dan target 100 %
MATERIAL
Sudah terdapat media informasi berupa
MAN 1. Terdapatnya peningkatan
leaflet,brosur, poster, model makanan
jumlah pengunjung
Posbindu PTM
2. Terjadinya peningkatan
Sosialisasi mengenai waktu pelaksanaan kegiatan pengetahuan kader dan
posbindu kedepannya direncanakan baik masyarakat mengenai
Kader menilai masalah yang dihadapi, mencatat METHOD
hasil penyelesaian masalah Posbindu PTM
3. Terdapatnya peningkatan
skill penggunaan alat medis
dan sistem rujukan pada
Puskesmas berencana menambah kegiatan dan kader
melanjutkan program yang sudah berjalan
Kader telah memiliki pedoman terkait P1 P2
Posbindu PTM melalui buku pedoman kader
` 63
PROSES
4.1.6 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan konfirmasi kepada koordinator kesehatan, maka didapatkan
penyebab yang paling mungkin sebagai berikut:
64
anggota tim dengan didahului curah pencapat yang kemudian kesepakatan dicurahkan dalam
tabel pemecahan masalah sebagai berikut ini:
2. Kurangnya anggaran dana untuk pembiayaan Merekapitulasi estimasi biaya pelaksanaan dan
sarana dan pelaksanaan Posbindu mencoba menjalin kemitraan lintas sektoral yang
dapat memberikan donor dana
3. Posbindu tidak memiliki formulir rujukan dan Membuat buku panduan yang mudah dipahami oleh
buku panduan kader dan menyediakan formulir rujukan
4. Puskesmas untuk saat ini belum menambah Melakukan perbaikan terhadap kekurangan
kegiatan dan masih melanjutkan program yang program yang sudah berjalan dan
sudah berjalan mengoptimalisasikan yang sudah ada
5. Petugas posbindu tidak memiliki sistem rujukan Memberikan penyuluhan mengenai sistem rujukan
yang jelas yang jelas kepada kader
6. Tidak disediakannya layanan rujukan ke Mendorong puskesmas memberi kewenangan kader
fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayah yang telah dibina untuk memberikan rujukan ke
dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia fasilitas kesehatan terdekat
7. Belum terdapat kemitraan terkait untuk Menjalin kemitraan terutama dengan industri
membantu menambah kekurangan fasilitas alat farmasi atau pihak swasta lain dengan mengajukan
pemeriksaan secara menetap dan jangka proposal kegiatan guna menambah kekurangan
panjang fasilitas alat pemeriksaan
8. Tidak dilakukan tindak lanjut dan rujukan hasil Penyuluhan tentang sistem rujukan kepada kader
deteksi dini karena belum memiliki sistem yang
jelas.
9. Sepanjang tahun 2017 baru aktif berjalan 1 Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik
posbindu di RW 1 yang melayani 14 RT, dengan posbindu yang baru aktif agar saling
sedangkan sisanya RW 3 dan 5 baru berjalan memberikan motivasi untuk peningkatkan kualitas
2018 posbindu
65
4.1.8 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks
66
BAB V
Pada ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat di RW01,03,dan 05 Jagakarsa. Data
sekunder diperoleh dari data penduduk di RW01,03,05 laporan kunjungan di Posbindu PTM
RW 01,03 dan 05 Jagakarsa.
b. Sumber data
Data yang dikumpulkan didapatkan melalui telaah dokumen, wawancara dengan bantuan
instrumen kuesioner terhadap masyarakat di RW 01,03,dan 05 Jagakarsa.
67
5.3 Lokasi dan Waktu
a. Lokasi
Dilaksanakan di wilayah RW01 Jagakarsa, Jakarta Selatan.
b. Waktu
Survey dilakukan pada bulan Agustus 2018 dengan mengukur pengetahuan sikap
dan perilaku terkait dengan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM pada warga di
RW 01 Jagakarsa,Jakarta Selatan.
5.4 Target Sasaran Evaluasi Program
a. Populasi
Semua masyarakat berusia 15-59 tahun yang tinggal di Kelurahan Jagakarsa.
b. Sampel
Semua masyarakat berusia 15-59 tahun yang tinggal di RW01 Jagakarsa,Jakarta Selatan.
c. Besar Sampel
Untuk memperkirakan banyaknya sampel yang diperlukan, maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Keterangan :
68
Jagakarsa II 6,98% (0,0698)
d = kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang ada
pada studi ini digunakan 5% atau 0,05
maka jumlah sampel infinit adalah :
= (1,96)2 x 0,0698x (1-0,0698)
(0,05)2
= 0,249
0,0025
= 99,6
Populasi Finit
n = jumlah sample
0 = populasi infinit
N = Jumlah warga laki-laki dan perempuan usia 15-59 tahun di kelurahan
Jagakarsa II yaitu 468
Maka jumlah sampel finit adalah :
= 99,6 a
1+99,6/468
= 99,6
1,21
= 83
Besar sampel minimal yang diperlukan sebanyak 83 jiwa. Dengan perkiraan
drop out 15%, jadi besar sampel yang di butuhkan adalah:
= 83 + (83 x 15%)
= 83 + 12,45
= 95,4
Dengan demikian, maka besar sampel adalah 95 orang
69
d. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan :
Kriteria inklusi :
Usia 15 – 59 tahun baik laki-laki maupun perempuan
Berdomisili di Kelurahan Jagakarsa yang memiliki Kartu Keluarga terdaftar di
Kelurahan Jagakarsa
Bersedia untuk di wawancarai
Kriteria eksklusi :
a. Responden sedang menderita sakit berat
70
71
Tabel 5.1 Plan of Action
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Pelaksanaan Kegiatan
1 Memberikan Meningkatkan Seluruh Posbindu Kader 1x Tidak ada Penyuluhan - Warga menjadi
penyuluhan pengetahuan tentang warga umur Dokter lebih peduli
kepada Posbindu maupun PTM 15-59 tahun Muda dengan kesehatan
masyarakat kepada masyarakat agar di kelurahan Tenaga diri dan
tentang lebih mengerti tentang Jagakarsa 2 Kesehatan keluarganya
Posbindu dan pentingnya Posbindu dan -Meningkatnya
Penyakit Tidak waspada terhadap faktor pengunjung
Menular resiko penyakit tidak Posbindu
menular
2 Pemberitahuan Untuk menarik perhatian Seluruh Posbindu Kader 1x - Membuat poster Meningkatnya
jadwal masyarakat dan warga umur Dokter gambar pengunjung
kegiatan meningkatkan 15-59 tahun Muda undangan Posbindu
posbindu Pengunjung Posbindu di kelurahan Tenaga jadwal
Jagakarsa 2 Kesehatan pelaksanaan
posbindu di RW
tersebut
melalui sosial
media dan
Whats App
3 Membina dan untuk meningkatkan Seluruh Posbindu Kader 1x Biaya cetak -Penyuluhan -Kader pelaksana
melatih semua keterampilan dalam kader RW 01 Dokter buku: dan workshop mampu
kader setiap menggunakan peralatan petugas muda -Memberikan menggunakan alat-
20.000/
tahun secara pemeriksaan , posbindu di buku panduan alatnya sendiri tanpa
Tenaga buku
efektif memberikan edukasi yang kelurahan untuk setiap bimbingan petugas
kesahatan kesahatan.
tepat terhadap faktor jagakrsa 2 kader RW 1
-Kader mampu
resiko PTM dan melakukan
kompeten dalam edukasi/konseling
menentukan kriteria secara mandiri
rujukan
72
4 Membuat memberikan tindak lanjut Pengunjung Posbindu Kader 1x Biaya cetak -Pemberian Meningkatnya
media yang menarik dan lebih posbindu RW 01 leaflet brosur berisi pengunjung
informasi jelas kepada peserta yang informasi Posbindu
yang menarik posbindu tentang masalah memerlukan Rp. menarik seputar
berupa yang dihadapinya konseling 500.000,- masalah PTM
leaflet,brosur, pasien
poster tentang Per 100 -memajang
PTM lembar poster di
mading
posbindu
5 Membuat buku Untuk membantu kader Kader Posbindu Dokter 1x dan Biaya cetak Memberikan Para kader
panduan yang dalam memiliki acuan Posbindu PTM muda diperbarui buku: buku panduan pelaksana tidak
mudah yang jelas dalam setiap Kelurahan khususnya Petugas jika 20.000/ kepada kader memerlukan
dipahami oleh kegiatan Posbindu PTM Jagakarsa II RW 01 puskesmas terdapat pelaksana dan bantuan petugas
buku
kader perubahan diingatkan puskesmas untuk
standar untuk selalu melakukan
pelayanan/ membawa buku pemeriksaan dasar
prosedur tersebut ketika
kegiatan
berlangsung
6 Memberikan Untuk mengevaluasi Kader Posbindu Kader Setiap Tidak ada -Memberikan Posbindu
penyuluhan untuk kembali kekurangan yang Posbindu PTM bulan dan penyuluhan apa memiliki rencana
membentuk sarana
Posbindu
diskusi untuk perlu diperbaiki sehingga Kelurahan PTM setelah saja yang harus pelaksanaan
menilai masalah dapat merencanakan Jagakarsa II Petugas pelaksaan di evaluasi selanjutnya yang
yang dihadapi, langkah selanjutnya demi Puskesmas posbindu setiap setelah baik untuk
penyelesaiannya meningkatkan pelayanan kegiatan melakukan
dan membuat
buku
posbindu PTM kegiatan posbindu
pencatatannya selanjutnya dan secara maksimal.
menjadikan Posbindu
PTM yang mandiri
73
BAB VI
Sampel diambil pada saat terdapat kegiatan Posbindu PTM di lingkungan warga RW
01. Pada RW 01 dilakukan penyebaran kuesioner dan pre test-post test, sosialisasi mengenai
posbindu pada saat Posbindu, kemudian melakukan penyuluhan dan edukasi sekilas
mengenai posbindu.
Berdasarkan data jenis kelamin responden terdapat 2 orang (1,7%) berjenis kelamin
laki-laki, sedangkan 112 orang (98,3%) lainnya berjenis kelamin perempuan.
74
Hasil Jumlah Presen
tase
(%)
Pengetahuan mengenai posbindu
Kurang 66 57,9%
Baik 48 42,1%
Post Test
Kurang 0 0%
Baik 114 100%
Persepsi Terhadap Pelaksanaan Posbindu
Kurang 5 4,3%
Baik 109 95,7%
Sosialisasi Terhadap Pelaksanaan
Posbindu 6 5,3%
Kurang 108 94,7%
Baik
Administrasi Pelaksanaan Posbindu
Kurang 31 27,2%
Baik 83 72,8%
Hasil Penilaian Pre Test dan Post Test Jumlah Nilai Rata-
rata Pengetahuan
Pre Test 63,68
Dari data tersebut mengenai pengetahuan tentang Posbindu PTM didapatkan sebanyak
66 orang memiliki pengetahuan yang kurang (57,9%) dan 48 orang memiliki pengetahuan
yang baik terhadap Posbindu PTM (42,1%) dengan didapatkan hasil nilai rata-rata 63,68.
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa warga masih banyak yang kurang memahami dan
mengetahui tentang Posbindu PTM di RW01 Kelurahan Jagakarsa II. Oleh karena itu,
kegiatan posbindu yang merupakan kegiatan promotif dan preventif ini harus dilakukan
penyuluhan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan warga serta masyarakat lebih sadar
akan pentingnya pemeriksaan dini/deteksi dini mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM).
Kemudian setelah menjawab pre-test, kami memberikan penyuluhan/informasi mengenai
Posbindu dengan media informasi berupa power point. Setelah penyuluhan kami memberikan
75
lagi soal yang sama, hasil dari post-test setelah mendapatkan penyuluhan adalah 100%
dengan nilai rata-rata 90,96 warga dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Dilihat
dari hasil ini, maka penyuluhan/sosialisasi mengenai Posbindu masih diperlukan agar lebih
banyak masyarakat dapat mengetahui keberadaan Posbindu dari segi tujuan, manfaat, sasaran
dan diharapkan warga yang telah menerima penyuluhan dapat mengajak keluarga, tetangga
serta kerabat dekat untuk dapat berkunjung ke posbindu.
Mengenai persepsi terhadap Posbindu PTM didapatkan sebanyak 109 orang yang
memiliki respon yang baik mengenai keberadaan Posbindu (95,7%) dan 5 orang memiliki
respon yang kurang. Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa warga RW01 Kelurahan
Jagakarsa II memiliki persepsi yang baik terhadap keberadaan Posbindu.
Mengenai Sosialisasi terhadap Posbindu PTM didapatkan sebanyak 108 orang yang
memiliki respon yang baik terhadap Posbindu (94,7%) dan 6 orang memiliki respon yang
kurang. Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa warga RW01 Kelurahan Jagakarsa II
memiliki sosialisasi yang baik terhadap keberadaan Posbindu.
Mengenai administrasi Posbindu PTM didapatkan sebanyak 83 orang yang memiliki
respon yang baik mengenai keberadaan Posbindu (72,8%) dan 31 orang memiliki respon
yang kurang(27,2%). Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa Posbindu PTM
Kelurahan Jagakarsa II memiliki administrasi yang baik.
Metode
Variabel t – value p - value
Analisis Untuk
Paired
Samples Pre Test – post test 27,28070 0.000
T – Test
mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna dari sebelum dan sesudah dilakukan
76
penyuluhan, maka dilakukan uji-t, yaitu paired sample t-test. Dari tabel hasil uji-t diatas,
terlihat bahwa t-hitung (t-value) adalah 27,28070 dengan nilai probabilitas p = 0.000. Oleh
karena nilai p <0,05, maka sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rata-rata
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan, yang diukur dengan kuisioner sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Mayoritas warga tidak merasa keberatan apabila setiap melakukan pemeriksaan darah
dipungut biaya, asalkan <Rp.50.000,-. Posbindu-PTM RW 1 memungut biaya pemeriksaan
gula darah dan asam urat masing-masing Rp.5.000,- sedangkan kolesterol Rp.15.000,-
sehingga jika ditotal Rp.30.000,- untuk setiap melakukan pemeriksaan yang lengkap. Namun
ada beberapa orang yang masih keberatan: “Ngapain bayar, saya di puskesmas, rumah sakit
gak pernah bayar kok, saya pakai BPJS jadi gratis.” Alasan selain itu:”Soalnya uangnya
masih untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan makan.”
6.2.2 Pembuatan Media Promosi dan edukasi untuk kader dan peserta Posbindu-PTM
Pembuatan media promosi dan edukasi untuk kader berupa buku panduan pelaksanaan
berisi tentang setiap kegiatan kader di Posbindu-PTM, rujukan dan cara mengedukasi peserta
posbindu. Buku panduan diberikan kepada masing-masing kader agar setiap kader dapat
belajar dan mengingat kembali materi-materi pelatihan yang diberikan sehingga dilapangan
berkompeten.
Selain itu, media promosi lain berupa leaflet tentang penyakit tidak menular yaitu
hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, gout dan gangguan jiwa. Leflet berisikan
pengertian, penyebab, gejala, pencegahan, dan tindakan yang harus dilakukan. Leaflet ini
sengaja dibuat untuk mendukung kegiatan kader konselor dalam memberikan edukasi ke
pasien, sehingga mereka dapat menjelaskan sesuai faktor resiko penyakit tidak menular yang
80
dimiliki peserta tersebut, dan leaflet akan diberikan kepada peserta sesuai sesuai faktor resiko
penyakitnya.
Penyuluhan dilakukan pada acara kegiatan posbindu-PTM yang dilakukan setiap bulan
di setiap RW 01, 03, 05. Pelaksanaan di RW 01 dilakukan dibulan Agustus 2018. Penyuluhan
berisi tentang kegiatan posbindu dan penyakit tidak menular. Selain itu dilakukan tanya
jawab seputar penyakit tidak menular.
81
BAB VII
REKAPITULASI HASIL
1. Menyebarkan Kuesioner Menentukan prioritas 30 Juli- 1 Agustus Puskesmas Kelurahan Didapatkan cakupan pengunjung
kepada petugas puskesmas permasalahan berdasarkan 2018 Jagakarsa II Posbindu PTM pada urutan
Hanlon prioritas ketiga setelah
kunjungan pasien Hipertensi dan
diabetes melitus
2. Wawancara kepada petugas Menentukan penyebab masalah 2-3 Agustus 2018 Puskesmas dan RW Didapatkan beberapa
puskesmas, kader posbindu berupa kekurangan dan 01, 03, dan 05 kekurangan yaitu kompetensi
PTM kelebihan selama pelaksanaan kader Posbindu yang kurang
yang menimbulkan rendahnya terampil dalam mengedukasi
kunjungan posbindu PTM dan menentukan tindak lanjut
kepada peserta, dan kurangnya
untuk edukasi yang mendukung
kegiatan kader
INPUT
3. [Man] Meningkatkan keterampilan 8 Agustus 2018 -Posbindu PTM RW -Kader lebih memahami
Membina dan melatih kader dalam menggunakan peralatan 01 rangkaian kegiatan dan tujuan
82
posbindu PTM khususnya RW pemeriksaan, memberikan Posbindu PTM.
01 secara efektif mengenai edukasi yang tepat terhadap -Kader mengetahui seputar PTM
keterampilan dalam faktor resiko PTM dan dan teknik mengedukasi
menggunakan peralatan kompeten dalam menentukan -kader yang belum terampil
pemeriksaan, teknik kriteria rujukan dapat melakukan pemeriksaan
memberikan edukasi yang -kader memahami kriteria
tepat terhadap faktor resiko rujukan
PTM dan sistem kriteria
rujukan
4. [Man] -Meningkatkan pengetahuan 8 Agustus 2018 Posbindu PTM RW 01 -Meningkatnya pengunjung
Posbindu
Memberikan penyuluhan tentang Posbindu maupun PTM
- Warga menjadi lebih peduli
kepada masyarakat tentang kepada masyarakat agar lebih dengan kesehatan diri dan
keluarganya
Posbindu dan PTM mengerti tentang pentingnya
-Pengisian kuesioner terhadap
Posbindu dan waspada terhadap pengunjung Posbindu PTM
faktor resiko penyakit tidak
menular
-Menghidupkan kegiatan
Posbindu PTM yang baru
berdiri 2018
5. [Material] Membantu kader dalam 8 Agustus 2018 Posbindu RW 01 Kader memiliki pedoman
Membuat dan memberikan memiliki acuan yang jelas dalam melakukan tindak
buku panduan yang mudah dalam setiap kegiatan lanjut yang tepat kepada
dipahami oleh kader Posbindu PTM peserta Posbindu PTM
6. [Material] memberikan tindak lanjut 8 Agustus 2018 Posbindu PTM RW -Kader dimudahkan dalam
83
Membuat media informasi yang menarik dan lebih jelas 01 mengedukasi peserta
yang menarik berupa kepada peserta posbindu Posbindu PTM
leaflet,brosur, tentang PTM tentang masalah yang
dihadapinya agar mendukung
kegiatan kader konselor
7. [Metodh] Untuk menarik perhatian 8 Agustus 2018 Posbindu PTM RW Meningkatnya pengunjung
Pemberitahuan jadwal masyarakat dan 01 Posbindu meskipun tidak
kegiatan posbindu berupa meningkatkan Pengunjung signifikan
poster yang disebarkan Posbindu
melalui Whats App dan
poster di mading Posbindu
PROSES
8. [P3;pencatatan,pelaporan, mengevaluasi kembali 8 Agsutus 2018 -Posbindu RW 01 -Kader memahami kegiatan
monitoring dan evaluasi] kekurangan yang perlu evaluasi pasca kegiatan
Memberikan penyuluhan diperbaiki sehingga dapat Posbindu PTM
kepada kader tentang merencanakan langkah
komponen yang dinilai pada selanjutnya demi
evaluasi kegiatan Posbindu meningkatkan pelayanan
PTM dan menghimbau posbindu PTM selanjutnya
membentuk sarana diskusi dan menjadikan Posbindu
84
untuk menilai masalah yang PTM yang mandiri
dihadapi, penyelesaiannya
dan membuat buku
pencatatannya
85
Keterbatasan Evaluasi Program dan Saran
Terkait masalah masih kurangnya pengunjung peserta Posbindu PTM usia produktif,
dalam menjaring sasarannya yaitu usia 15-59 tahun, maka usaha lain yang dianggap dapat
menjadi alternatif pemecahan masalah adalah melakukan kegiatan Posbindu PTM bersamaan
dengan Posyandu, diharapkan orang tua yang mengantarkan anaknya melakukan saat
kegiatan Posyandu bisa sekaligus mengikuti kegiatan Posbindu PTM sehingga pengunjung
yang terjaring lebih meningkat. Namun mungkin terdapat beberapa kesulitan untuk
melakukan hal tersebut karena beberapa kader Posbindu PTM juga merangkap sebagai kader
dalam kegiatan Posyandu. Hal ini juga dilakukan agar Posbindu PTM dapat terus berjalan
secara optimal, sebab yang ditakutkan adalah Posbindu PTM di daerah tersebut tidak dapat
bertahan dalam waktu lama.
DAFTAR PUSTAKA
86
1. Purdiyani F. Pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular oleh wanita
lansia. E-Journal Kesmas Undip.2016(4).p.470-480.
2. Kementrian Kesehatan RI.Rencana Program Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular Tahun 2010 – 2014.Jakarta:Menkes;2015:1.
3. Rahajeng, Ekowati. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia.Buletin
Jendela Data & Informasi Kesehatan:2012;2:23-6.
4. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Penyakit Tidak Menular di Rumah Sakit di
Indonesia Tahun 2009 dan 2010. Available at :http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-ptm.pdf. Accessed on 23 September 2017.
5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 Pedoman Manajemen Puskesmas. 2016.
6. Riset Kesehatan Dasar. Penyakit tidak menular. Jakarta: Riskesdas. 2013.p.83-96.
7. Kementrian Kesehatan RI. Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta: Kemenkes RI.
2013. P. 3-26.
INPUT
90
Jika Tidakb, berikan alasan?
41 Apakah melakukan pemeriksaan BB, TB, IMT, analisa lemak
tubuh, TD, Lingkar Perut?
Berapa kali dalam satu bulan ?...........................
42 Apakah petugas melakukan Pemeriksaan fungsi paru sederhana ?
Kapan dilakukannya pemeriksaan?......................
Berapa kali dilakukannya pemeriksaan tsb dalam
setahun?..............................................................
43 Apakah petugas melakukan pemeriksaan gula darah?
Kapan dilakukannya pemeriksaan ?......................
Berapa kali dilakukannya pemeriksaan tsb dalam
sebulan/setahun?.................................................
44 Apakah petugas melakukan pemeriksaan kolesterol total, TG?
Kapan dilakukannya pemeriksaan ?......................
Berapa kali dilakukannya pemeriksaan tsb dalam
sebulan/setahun?.................................................
45 Apakah petugas melakukan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)
test?
Kapan dilakukannya pemeriksaan ?......................
46 Apakah petugas melakukan Pemeriksaan Kadar Alkohol
pernafasan dan amfemin urin?
Kapan dilakukannya pemeriksaan ?......................
Berapa kali dilakukannya pemeriksaan tsb dalam
sebulan/setahun?.................................................
47 Apakah petugas melakukan konseling dan Penyuluhan terkait
penyakit PTM ?
48 Apakah ada kegiatan aktivitas fisik/ olahraga?
Kapan dilaksanakannya ?....................................
Berapa kali dilaksanakan kegiatan tsb dalam
sebulan/setahun?.................................................
49 Apakah tersedia rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di
wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia?
Output
50 Apakah dilakukan evaluasi setiap setelah melakukan kegiatan?
Jika Tidak, berikan alasann!
51 Apakah dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
Posbindu?
52 Siapakah yang melakukan pencatatan?
a
b
c
53 Apakah pencatatan menggunakan KMS FR-PTM?
Jika tidak, sebutkan alasan!
91
54 Apakah tersedia catatan possbindu untuk pencatatan hasil
kegiatan posbindu?
Jika tidak, jelaskan alasan?
55 Apakah pasien dapat menggunakan fasilitas rujukan ke
puskesmas/rumah sakit tertentu jika tidak mengalami perubahan
selama 3 bulan setelah mengikuti kegiatan di Posbindu?
Jika tidak, jelaskan alasan?
INFORMED CONSENT
Penelitian ini merupakan proses Evaluasi Program Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II.
Penelitian ini mengenai efektivitas Posbindu-PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu, kami mengharapkan masyarakat bersedia menjadi peserta penelitian.
Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan memberikan kuesioner. Hasil
wawancara dan kuesioner ini akan dirahasiakan.
Bila ada pertanyaan, peserta penelitian dapat menghubungi peneliti di nomor telepon
081283756567 atas nama Muhammad Dainul atau 081908889419 atas nama Uray Dearika.
Masyarakat bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda bersedia ikut
dalam penelitian ini kami mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir
persetujuan di bawah ini.
Jakarta, 2018
92
Penulis
FORMULIR PERSETUJUAN
__________________________________________________________________
Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami. Dengan
menandatangani formulir ini saya SETUJU SECARA SUKARELA untuk ikut dalam penelitian ini.
Tanda tangan :
Tanggal :
93
Kode Responden
b. Untuk mengetahui adanya faktor risiko penyakit tidak menular dan mencegah
komplikasi
c. Untuk mengetahui adanya faktor risiko penyakit menular dan mendapatkan pengobatan
c. Tidak merokok
e. Konsumsi alkohol
94
c. Rajin olahraga
d. Tidak merokok
a. 18-70 tahun
b. 25-50 tahun
c. 15-59 tahun
d. 50-70 tahun
b. Sama saja
bawah ini ?
a. Ya, sejak...................
b. Tidak
95
8. Menurut Anda apakah Anda perlu memeriksa kesehatan Anda ke pusat kesehatan walaupun
a. Ya
b. Tidak
9. Menurut anda, seberapa perlu Posbindu bagi lingkungan dan anda sendiri?
a. Perlu
b. Tidak perlu
c. Tidak tahu
10. Apakah Anda mengetahui diadakannya POSBINDU PTM di sekitar lingkungan anda?
a. Ya
b. Tidak
11. Dari siapa Anda mengetahui kabar mengenai waktu diadakannya POSBINDU PTM?
c. Tetangga
12. Apakah Anda mengetahui lokasi diadakannya POSBINDU PTM setiap bulannya?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah dalam 1 tahun terakhir ini anda pernah datang ke POSBINDU PTM ?
b. Tidak,alasannya.....................................................................................................
96
14. Menurut anda, apakah kendala yang anda hadapi untuk datang ke POSBINDU ?
a. Waktu
b. Trasportasi
c. Lokasi
d. Lain-lain.................................................................................................................
G. BIAYA ADMINISTRASI
15. Apakah Anda keberatan untuk membayar biaya administrasi untuk dilakukan pemeriksaan
kesehatan di POSBINDU:
a. Tidak keberatan
b. Keberatan
KUESIONER SIKAP
KUESIONER PERILAKU
97
No Pernyataan Ya Tidak (alasan)
26. Apakah anda pernah menghadiri posbindu-PTM rutin
setiap bulannya dilingkungan tempat tinggal anda?
27. Apakah anda mengikuti kegiatan yang dilakukan di
posbindu-PTM berupa memeriksakan tekanan darah
secara rutin?
Jika ya ,Berapa kali?
28. Apakah anda pernah rutin kegiatan yang dilakukan di
posbindu-PTM rutin berupa penyuluhan penyakit tidak
menular?
29. Apakah anda mengikuti olah raga atau aktivitas bersama
di posbindu-PTM?
Jika ya ,Berapa kali?
30. Jka anda Wanita,
Apakah anda pernah melakukan skrining pemeriksaan
IVA dan payudara untuk mendeteksi dini kanker?
Jika ya ,Berapa kali?
31. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan fungsi paru
sederhana?
Jika ya ,Berapa kali?
32. Apakah anda melakukan kegiatan yang dilakukan di
posbindu-PTM rutin berupa konseling seputar faktor yang
menyebabkan anda beresiko mengidap penyakit tidak
menular?
Jika ya ,Berapa kali?
33. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan
di posbindu-PTM rutin berupa pemeriksaan Berat
Badan,Tinggi Badan?
Jika ya ,Berapa kali?
34. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan
di posbindu-PTM rutin berupa pemeriksaan gula darah
untuk mendeteksi dini?
Jika ya ,Berapa kali?
35. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan
di posbindu -PTM rutin berupa pemeriksaan trigliserida
untuk mendeteksi dini?
Jika ya ,Berapa kali?
36. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan
di posbindu -PTM rutin berupa pemeriksaan kolesterol
total untuk mendeteksi dini?
Jika ya ,Berapa kali?
98
Keterangan:
Untuk mengetahui adanya faktor risiko penyakit tidak menular dan mencegah komplikasi (2)
Untuk mengetahui adanya faktor risiko penyakit menular dan mendapatkan pengobatan (1)
99
Lampiran buku panduan kader Posbindu-PTM
100
Lampiran leaflet PTM
101
102
Lampiran Poster
103
104
Lampiran Penyuluhan Masyarakat, Pelatihan Kader, dan Kegiatan Posbindu-PTM
105
106
Bimbingan evaluasi program oleh Kapuskes Kelurahan Jagakarsa II
107
108
109
110
111