KEPERAWATAN HIV
KASUS 2
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KASUS 2”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........…………………………..……………………………….i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus
HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-
cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan
menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih
dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS
sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru
saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia,
epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta)
hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-
anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup
dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara
2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan
jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31
Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29
Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka
100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979
HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan
karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat
estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000.
1
Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India,
yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan memahami analisa data
untuk dapat menentukan diagnosa yang benar, dan perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa data pada kasus ?
2. Apa saja diagnosa keperawatan dari kasus ?
3. Apa saja intervensi yang diberikan berdasarkan kasus ?
4. Apa outcome yang diharapkan berdasarkan kasus ?
5. Apa saja universal precaution dari kasus ?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa dapat melakukan analisa data berdasarkan kasus dan
menentukan asuhan keperawatan yang tepat berdasarkan kondisi pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus
Pria 40 tahun, diantar kerumah sakit oleh keluarga dengan keluhan lemah letih
dalam 3 hari sebelum masuk RS. Klien hanya makan hanya bubur, dan tidak
menghabiskan porsi makan yang disediakan RS Hanya dapat memakan 3-5
sendok makanan karena mual dan adanya candidiasis pada lidah, tekstur kulit
jelek, pitting edema (+). bibir dan mukosa mulut kering dan pucat, seluruh bagian
lidah tampak memutih. BAK normal, BAB 3-4x/hari, konsistensi lunak. Riwayat
mencret kronis tidak ada. Batuk berdahak susah dikeluarkan sudah terasa dalam 1
bulan ini, kadang klien merasa sesak, klien mengalami mual, tapi tidak muntah.
Penurunan berat badan 20 kg dalam 3 bulan ini. TD 110/80 mmHg, N 82 x/mnt, S
36,7ᵒC, P 22 x/mnt TB : 168 cm, BB: 45 kg, BB sebelum sakit : 65 kg, BMI :
15,95 Terdapat luka kelenjar limfe pada leher kiri dengan ukuran 4x2 cm dengan
sekitar luka tampak memerah. Pus (+) pada bagian tengah luka yang berwarna
keruh dan mulai terasa nyeri skala 3. Demam tidak tinggi hilang timbul dan
sering merasakan berkeringat sangat banyak pada malam hari dalam 1 bulan klien
bekerja sebagai pegawai pada salah satu instansi pemerintahan di Kota Padang
dengan kesibukan yang banyak dan kadang bekerja di luar kota. Klien pernah
menikah 4 tahun yang lalu, tapi hanya berlangsung selama 4 bulan dan akhirnya
bercerai. Sejak bercerai, klien selalu bersama dengan ayah dan kakaknya. pasien
rajin beribadah. Diagnosa medis : SIDA + Limfadenitis Tb + MRSA (Meticillin
Resistant Staphylococcus Aureus).
Hematokrit (40-48%) 26
MCV (82-92) 86
3
MCH (27-31 pg) 28
MCHC (32-36%) 33
Bilirubin
(<60 mg/dl) 0,3
indirek
PCT 3x500 mg, Nystatin drop 4x1 tetes, Cotrimoksazol 1x960 mg,
Vipalbumin 3x1 saschet, Rifampisin 1x450 mg, INH 1x300 mg, Pirazinamide
1x1000 mg, Etambutol 1x750 mg, B6 1x1 tablet , Transfusi PRC 1 unit , IVFD
Aminofluid 500 ml : Ivelip 20% 120 ml : NaCl 0,9% 10:4:10 jam
4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA :
DENGAN DIAGNOSA MEDIS : SIDA + Limfadenitis Tb + MRSA
( Meticillin Resistant Staphylococcus Aureus )
DI :
TANGGAL :
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas Pasien
Nama :
Umur : 40 tahun
Agama :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan : Pegawai
Suku Bangsa :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
Diagnosa Medis : SIDA + Limfadenitis Tb + MRSA ( Meticillin
Resistant Staphylococcus Aureus )
5
Hub. Dengan Pasien :
Pekerjaan :
Alamat :
c. Alasan masuk RS
Alasan di rawat:
Batuk berdahak susah dikeluarkan sudah terasa dalam 1 bulan ini.
Klien merasa sesak, klien mengalami mual, tapi tidak muntah.
Demam tidak tinggi hilang timbul dan sering merasakan berkeringat sangat
banyak pada malam hari dalam 1 bulan.
Keluhan Utama
Keluhan lemah letih
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang:
Keluhan lemah letih dalam 3 hari, mual dan adanya candidiasis pada lidah,
tekstur kulit jelek, pitting edema (+). bibir dan mukosa mulut kering dan pucat,
seluruh bagian lidah tampak memutih. Batuk berdahak dan sesak.
6
Konsistansi BAB Lunak
Tidak ada riwayat mencret kronis
Pola aktivitas dan latihan
Gejala: letih, sesak perubahan TD
Bekerja sebagai pegawai
Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ket :
- 0: mandiri
- 1: Alat bantu
- 2: dibantu orang lain
- 3: dibantu orang lain dan alat
- 4: tergantung total
Latihan
7
Klien telah bercerai dengan istri
Sejak bercerai klien selalu bersama ayah & kakaknya
Bekerja disalah satu instansi pemerintahan ( pegawai )
Pola Seksual-Reproduksi
Menikah 4 tahun yang lalu dan cerai.
Pola Toleransi Stress-Koping
Pola Nilai-Kepercayaan
Klien rajin beribadah
8
2.5 Pengkajian Biologis
Status Biologis
Cemas
Status sosial
Status spiritual: rajin beribadah
Pekerjaan: Bekerja disalah satu instansi pemerintahan ( pegawai )
Hematokrit (40-48%) 26
MCV (82-92) 86
MCHC (32-36%) 33
9
Total protein (6,6-8,7 gr/dl) 5,5 (↓)
muntah. ada.
10
P : 22 x/mnt Penurunan berat badan 20 kg
TB : 168 cm dalam 3 bulan ini
BB : 45 kg, bb sebelum sakit : 65 Pus (+) pada bagian tengah luka
kg yang berwarna keruh dan mulai
BMI : 15,95 terasa nyeri skala 3.
Pus (+) pada bagian tengah luka Klien bekerja sebagai pegawai
yang berwarna keruh. pada salah satu instansi
pemerintahan di Kota Padang
dengan kesibukan yang banyak
dan kadang bekerja di luar kota.
Klien pernah menikah 4 tahun
yang lalu, tapi hanya
berlangsung selama 4 bulan dan
akhirnya bercerai.
11
ukuran 4x2 cm
dengan sekitar
luka tampak
memerah.
DS: Klien hanya Asupan diet kurang Ketidakseimbangan
makan bubur, nutrisi: kurang dari
dan tidak kebutuhan tubuh
menghabiskan
porsi makan yang
disediakan RS
Hanya dapat
memakan 3-5
sendok makanan
DO: BB: 45 kg,
bb sebelum
sakit : 65 kg
DS: Demam Gangguan integritas Risiko Infeksi
tidak tinggi kulit
hilang timbul dan
sering merasakan
berkeringat
sangat banyak
pada malam hari
dalam 1 bulan
DO: Adanya
candidiasis pada
lidah, Bibir dan
mukosa mulut
kering dan pucat
12
2.8 DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI, DAN IMPLEMENTASI
N DIAGNOSA NOC/KRITERIA NIC
O HASIL
1 Ketidakseimban Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
gan nutrisi: (1004 ) ( 1100 )
kurang dari Setelah dilakukan Definisi:
kebutuhan intervensi Menyediakan dan
tubuh. keperawatan selama meningkatkan intake
berhubungan 3 x 24 jam, maka nutrisi yang
dengan asupan Status Nutrisi seimbang.
diet kurang Meningkat, dengan
ditandai dengan Kriteria Hasil : Aktivitas-aktivitas:
berat badan 20% Asupan Gizi Tentukan status gizi
atau lebih
( Tidak pasien dan
dibawah rentang
berat badan ideal, Menyimpang dari
kemampuan pasien
diare, enggan Rentang
Normal,skala 5 ) untuk memenuhi
makan, membran
mukosa pucat Asupan Makanan kebutuhan gizi.
( Tidak Identifikasi adanya
Menyimpang dari
Rentang alergi atau intoleransi
Normal,skala 5 ) makanan yang
Asupan cairan
dimiliki pasien.
( Tidak
Menyimpang dari Tentukan apa yang
Rentang menjadi preferensi
Normal,skala 5 )
Energi makanan bagi pasien
( Tidak Instruksikan pasien
Menyimpang dari mengenai kebutuhan
Rentang
Normal,skala 5 ) nutrisi ( yaitu:
Rasio Berat Badan membahas pedoman
( Tidak diet dan piramida
Menyimpang dari
Rentang makanan.
Normal,skala 5 )/ Tentukan jumlah
Tinggi Badan
kalori dan jenis
nutrisi yang
13
dibutuhkan untuk
memenuhi
persyaratan gizi.
Ciptakan lingkungan
yang optimal pada
saat mengkonsumsi
makan ( misalnya,
bersih, berventilasi,
santai, dan bebas dari
bau yang menyengat)
Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan terhadap
pilhan makanan yang
lebih sehat, jika
diperlukan.
Beri obat-obatan
sebelum makan
( misalnya:
penghilang rasa sakit,
atiemeteik ), jika
diperlukan.
Anjurkan pasien
mengenai modifikasi
diet yang diperlukan (
mislanya : NPO,
cairan bening, cairan
penuh, lembut, atau
14
diet sesuai toleransi.
Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan diet untuk
kondisi sakit ( yaitu :
untuk pasien dengan
penyakit ginjal,
pembatasan natrium,
kalium, protein, dan
cairan.
Anjurkan pasien
untuk memantau
kalori dan intake
makanan ( misalnya:
buku harian
makanan.)
Beri arahan, bila
diperlukan.
15
( Tidak Terganggu, kebutuhan
Skala 5 )
Memonitor
Integritas kulit
karakteristik luka,
( Tidak Terganggu,
Skala 5 ) termasuk drainase,
Wajah pucat warna, ukuran &bau
( Tidak Ada, Skala Mengukur ukuran
5)
luas luka yang sesuai
Membersihkan
dengan normal
saline/ pembersih
yang tidak beracun
Memberikan
perawatan ulkus pada
kulit yang diperlukan
Membandingkan dan
catat setiap
perubahan luka
Mendokumentasikan
lokasi luka, ukuran
dan tampil
16
5) Ganti peralatan
Ketidakstabilan
perawatan per pasien
suhu
sesuai protocol
( Tidak Ada, Skala
institusi
5)
Nyeri Tempatkan isolasi
( Tidak Ada, Skala sesuai tindakan
5)
pencegahan yang
Hilang nafsu
sesuai
makan
Pertahankan teknik
( Tidak Ada, Skala
5) isolasi yang sesuai
Batasi jumlah
pengunjung
Ajarkan cara cuci
tangan bagi tenaga
kesehatan
Mengajarkan pasien
dan keluarga tentang
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkannya
ke penyedia layanan
kesehatan
Mengajarkan pasien
dan keluarga
bagaiman
menghindari infeksi
Meminimalkan
timbulnya infeksi pada
pasien
17
2.9 Universal Precaution
18
atau tidak diketahui (misalnya pasien, benda terkontaminasi, jarum suntik
bekas pakai, dan spuit) di dalam sistem pelayanan kesehatan. Pencegahan yang
baik merupakan langkah awal untuk mencegah infeksi nosokomial bagi pasien
rawat inap. Cairan yang berpotensi infeksius di fasilitasi pelayanan kesehatan
antara lain darah, cairan semen, sekresi vagina, sekresi leher rahim, ASI,
sekresi luka, CSF (crebrospinal fluid), cairan amnion, cairan sendi, cairan
perikardium (Nursalam, 2009).
19
Sepatu pelindung: mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam yang
terkontaminasi, juga terhadap darah dan cairan tubuh lainnya.
Indikasi pemakaian alat pelindung diri: tidak semua alat pelindung diri
harus dipakai, tergantung pada jenis tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan.
20
prosedur antiseptik misalkan pembedahan.
- Jangan mengurangi kebutuhan cuci tangan meskipun telah memakai sarung
tangan.
Masker, masker muka
- Melindungi selaput lendir mata, hidung dan mulut saat terjadi kontak atau
untuk menghindari cipratan dengan darah dan cairan tubuh.
- Jangan gunakan untuk perawatan pasien rutin.
- Ganti tiap berganti pasien.
- Gunakan untuk pasien dengan infeksi respirasi.
Kacamata
- Gunakan bila terdapat kemungkinan terpapar cairan tubuh.
- Kacamata memberi sedikit perlindungan, tetapi tidak memberikan
perlindungan menyeluruh.
Baju pelindung
- Lindungi kulit dari darah dan cairan tubuh.
- Cegah pakaian tercemar selama prosedur klinis yang dapat berkontak
langsung dengan darah dan cairan tubuh.
Kain
- Tangani kain tercemar, cegah sentuhan dengan kulit dan selaput lendir.
- Dekontaminasi-bilas-laundry
Peralatan layanan pasien
- Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah
kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah
kontaminasi pada pakaian dan lingkungan.
- Dekontaminasi-cuci-sterilisasi.
Pembersihan lingkungan
- Lakukan perawatan rutin, pembersihan dan desinfektsi peralatan,
dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien.
Instrumen tajam
- Hindari menutup ulang jarum bekas.
21
- Gunakan teknik satu tangan jika penutupan ulang jarum bekas penting.
- Gunakan sarung tangan jika menangani benda tajam.
- Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai.
- Hindari pembengkokkan, mematahkan, atau
memanipulasi jarum bekas dengan tangan.
- Dekontaminasi instrumen tajam.
- Masukkan instrumen tajam ke tempat yang tidak tembus tusukan.
- Untuk kontainer pembuangan instrumen tajam, terdapat beberapa syarat,
yakni tahan tusukan, diberi label secara jelas, siap tersedia, tahan bocor, dan
bisa ditutup.
Resusitasi pasien
- Gunakan mounth piece, kantung resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk
menghindari resusitasi dari mulut ke mulut.
Penempatan pasien
- Tempatkan pasien yang terkontaminasi lingkungan dalam ruangan
khusus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pria yang berumur 40 tahun ini mengalami SIDA + Limfadenitis Tb +
MRSA ( Meticillin Resistant Staphylococcus Aureus ). Dimana diagnosanya
keperawatannya yaitu Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang ditandai dengan berat badan 20% atau lebih
dibawah rentang berat badan ideal, diare, enggan makan, membran mukosa pucat.
Dimana luaran utamanya yaitu status nutrisi dan intervensi utamanya Manajemen
Nutrisi . Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan agen cedera kimiawi
ditandai dengan kerusakan jaringan. Dimana luaran utamanya Integritas Jaringan:
Kulit & Membran Mukosa dan intervensi utamanya Perawatan Luka. Dan Risiko
Infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit dimanan luaran utamanya
Keparahan Infeksi dan intervensi utamanya Kontrol Infeksi .
22
B. Saran
Kepada semua pembaca, apabila mendapat kekeliruan terhadap materi kami
harap bisa meluruskan dan memakluminya. Maka kami banyak berharap kepada
para pembaca untuk tidak segan memberi kritik, saran, dan masukan yang
membangun kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
23