Anda di halaman 1dari 3

Kebangkitan "Pejuang Bambu Runcing" Reformasi

Hampir 23 tahun Tragedi Semanggi berlalu, tetapi masih terasa segar di ingatan kita
terutama para pihak yang pernah terlibat di kejadian mengenaskan itu. Sekarang kita
akan mulai dibawa lagi ke zaman itu dengan adanya pembentukan kembali Pasukan
Pengamanan Masyarakat Swakarsa (PAM Swakarsa). Sebenarnya apakah PAM
Swakarsa itu? PAM Swakarsa adalah suatu organisasi bentukan militer yang diambil
dari golongan masyarakat umum untuk membantu pengamanan Sidang Istimewa MPR
November 1998 yang pelaksanaannya ditentang banyak pihak saat itu.

Kini, PAM Swakarsa rencana akan dibangkitkan lain dengan tujuan yang berbeda.
Berdasarkan Peraturan Kapolri No.4 Tahun 2020, PAM Swakarsa adalah suatu bentuk
pengamanan oleh pengemban fungsi kepolisian yang diadakan atas kemauan,
kesadaran, dan kepentingan masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh
pengukuhan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan kembali tingkat keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. Isu
pembentukan PAM Swakarsa ini kembali muncul saat  rapat uji kelayakan calon Kapolri
Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam pada Rabu, 20 Januari 2021. Disaat itu, Listyo Sigit
mengatakan bahwa ia ingin mengaktifkan kembali PAM Swakarsa.  

Permasalahannya, banyak masyarakat menolak pembentukan organisasi ini. Mereka


khawatir Tragedi Semanggi 1998 aka terjadi lagi. Seperti yang kita tahu, PAM Swakarsa
terkenal sebagai pihak yang melakukan aksi pengamanan Sidang Istemewa MPR 1998
secara kasar dan penuh kekerasan, bahkan menggunakan berbagai senjata tajam. Hal
inilah yang ditakutkan oleh masyarakat, akan terjadinya tindakan-tindakan kekerasan
oleh PAM Swakarsa lagi. Walaupun PAM Swakarsa baru ini berbeda secara konsep dan
tujuan, tetapi masyarakat dan berbagai pihak masih tetap memiliki stigma negatif
dengan "PAM Swakarsa" diakibatkan masa lalunya yang kelam.

Lalu, apakah organisasi ini sebenarnya memang sebuah organisasi baik nan mulia, atau
cuma mulia "dipermukaan" dan bahkan digunakan untuk tujuan lain? Jika kita membaca
Peraturan Polri no.4 tahun 2020 secara seksama, maka PAM Swakarsa baru adalah
organisasi yang baik dan tak ada kaitannya dengan PAM Swakarsa tahun 1998. Berbagai
kekhawatiran para masyarakat sekarang hanyalah hasil stereotip masa lalu organisasi
ini. Tetapi, menurut penulis ada beberapa hal yang mengganjal tentang pembentukan
PAM Swakarsa ini.

Pertama, waktu pembentukannya. Sekarang, pemerintah Indonesia sedang mengalami


krisis kepercayaan dari masyarakat akibat berbagai permasalahan yang sedang
dihadapi ditambah dengan berbagai kebijakan pemerintah yang menimbulkan berbagai
kontoversi di masyarakat. Di situasi yang kurang baik ini, munculnya kebijakan ini
malah memperburuk keadaan dengan stigma negatif terhadap nama PAM Swakarsa.
Seharusnya pemerintah tahu dampak munculnya wacana ini disaat situasi kurang
kondusif. Selain itu, jika kita sedikit berpikiran negatif, maka bisa kita berspekulasi
bahwa PAM Swakarsa ini memang dibentuk sengaja untuk tujuan yang sama dengan
PAM Swakarsa zaman orde baru. Dilihat dari situasi negara yang akhir-akhir ini banyak
terjadi demonstrasi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang kontroversional,
sehingga dibutuhkan lagi PAM Swakarsa untuk mengamankan aksi-aksi demonstrasi.
Maka benar-benar terjadilah kekhawatiran masyarakat terhadap munculnya PAM
Swakarya ini.

Kedua, adanya pasal yang memperbolehkan purnawirawan TNI dan Polri menjadi
anggota PAM Swakarya. Pasal 5 ayat (2) Peraturan Polri Nomor 4 Tahun 2020 tentang
PAM Swakarsa menyatakan bahwa anggota satpam (Satpam merupakan bagian dari
PAM Swakarsa) bisa berasal dari purnawirawan Polri atau TNI. Menurut penulis,
adanya mantan Polri atau TNI di PAM Swakarsa takutnya akan disalahgunakan ke arah
hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pertama tadi. Benar bahwa adanya unsur
Polri dan TNI bertujuan untuk menjadi koordinator dalam organisasi ini agar lebih
teratur dan lebih baik fungsinya. Permasalahannya adalah, adanya unsur purnawirawan
Polri dan TNI di organisasi ini malah menjadi perantara pemerintah untuk
"menunggangi"PAM Swakarsa untuk kepentingan pemerintah saja.Para anggota TNI
dan Polri yang terkenal loyal ke pemerintah, terutama TNI menjadi dasar kecurigaan
timbul.

Akhirnya, berbagai stigma negatif terhadap PAM Swakarsa menjadi lebih "nyata"
dengan adanya permasalahan-permasalahan tadi. Itikad Kepolisian sangat baik yang
tertuang dalam Peraturan Polri itu menjadi tercemar akibat hal-hal tadi. Sebaiknya, jika
PAM Swakarsa ini memang ditujukan untuk peningkatan keamanan dan ketertiban
masyarakat, sebaiknya pembentuknya dilakukan setelah pemerintahan menyelesaikan
masalah stigma negatif terhadap kebijakan-kebijakan sebelumnya agar tak ada
prasangka buruk yang timbul saat organisasi ini berjalan yang akan berdampak kepada
tak terlaksananya cita-cita mulia PAM Swakarsa. Kepolisian juga bisa menggunakan
nama lain untuk menggantikan nama PAM Swakarsa demi menghindari steorotip
buruk terhadap nama PAM Swakarsa di masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai