PEMBUKAAN
A. Latar Belakang
Makalah ini kami buat setelah saya membaca dan mempelajari buku yang membahas
tentang bangun kerucut serta volume dan penerapan dalam kehidupan.
Makalah Matematika yang membahas tentang bangun kerucut ini akan membantu
mempermudah dalam memahami cara untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan Rumus kerucut. Makalah ini juga membahas tentang penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran yang diajarkan kepada
siswa dan dapat dipahami secara menyeluruh.
B. Tujuan
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas Matematika, Dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambar Kerucut
Ket :
S=Panjang Garis Pelukis
2
3. Luas Permukaan Kerucut
Luas permukaan kerucut (L) sama dengan jumlah luas selimut ditambah dengan luas
alas. Jadi luas permukaan kerucutnya adalah;
Luas permukaan kerucut = Luas Selimut + Luas Alas
Jadi,
Luas permukaan kerucut ¿ π r 2+ πr
Dengan :
r=Jari-jari kerucut
S=panjang garis pelukis
C. Volume Kerucut
Volume adalah ukuran yang menyatakan kapasitas ruangang yang ditempati oleh bangun
ruang tersebut.
Gambar tersebut menunjukkan bangun limas segi banyak beraturan, yaitu limas yang
alasnya berbentuk segi banyak dan beraturan.
Sebuah kerucut dapat dipandang sebagai limas segi banyak beraturan yang rusuk alasnya
diperbanyak sampai membentuk lingkaran seperti Gambar disamping. Volume kerucut
sama dengan 1/3 x luas alas x tinggi.
Karena alas kerucut berbentuk lingkaran maka luas alasnya adalah luas lingkaran. Dengan
demikian, volume kerucut dapat dirumuskan sebagai berikut,
3
Karena r=1/12 d (d : Diameter Lingkaran), maka bentuk lain rumus volume kerucut
adalah, Volume Kerucut = 1/12 x π d2 x t
Keterangan :
π = 22/7 atau 3,14
r = Jari-jari lingkaran
t = Tinggi
d = Diameter Lingkaran
E. Unsur-unsur Kerucut
Amatilah gambar di bawah ini :
1. Bidang alas, yaitu sisi yang berbentuk lingkaran (daerah yang diraster) dengan pusat di
titik O.
2. Diameter bidang alas (d), yaitu ruas garis AB.
4
3. Jari-jari bidang alas (r), yaitu ruas garis OA dan ruas garis OB.
4. Tinggi kerucut (t), yaitu jarak dari titik puncak kerucut C ke pusat bidang alas O, yakni
ruas garis CO.
5. Selimut kerucut, yaitu sisi kerucut yang tidak diraster yang merupakan bidang
lengkung.
6. Apotema atau garis pelukis (s), yaitu sisi miring BC.
Hubungan antara r, s, dan t pada kerucut dinyatakan dengan persamaan-persamaan
berikut.
Jaring-jaring merupakan pembelahan dari sebuah bangun yang berkaitan sehingga jika
digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu.
Gambar di samping menunjukkan sebuah kerucut dengan puncak C, tingginya t, jari-jari
lingkaran alas r, dan garis pelukis kerucut s.
Untuk menambah pemahaman mengenai Jaring-jaring kerucut, dapat dilakukan langkah
berikut ini.
1. Membuat juring lingkaran dengan sudut 1200 pada suatu kertas, kemudian memotong
juring tersebut.
2. Membuat suatu kerucut dengan menghubungkan garis pelukis PQ ke PQ’.
3. Menjiplak lingkaran alas kerucut yang terbentuk pada suatu kertas.
4. Membuka kembali kerucut dan menjiplaknya tepat di atas lingkaran alas.
Dari proses diatas, maka akan diperoleh hasil seperti gambar berikut.
Gambar tersebut menunjukkan suatu jaring-jaring kerucut.
5
Bila kerucut dipotong menurut garis pelukis s dan sepanjang alasnya, maka didapat
jaring-jaring kerucut. Jaring-jaring kerucut tersebut terdiri dari juring lingkaran yang
berjari-jari s dan lingkaran berjari-jari r, seperti yang tampak pada Gambar di bawah ini
6
BAB III
KESIMPULAN
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung dan sebuah sisi
alas berbentuk lingkaran, bangun kerucut terdiri atas 2 sisi, 1 rusuk dan 1 titik sudut. Definisi
kerucut lainnya yaitu merupakan bangun ruang sisi lengkung yang menyerupai limas segi-n
beraturan yang bidang alasnya berbentuk lingkaran. Kerucut dapat dibentuk dari sebuah
segitiga siku-siku yang diputar sejauh . Di mana sisi siku-sikunya sebagai pusat putaran.
Perhatikan gambar 1. Kerucut pada gambar 1 dapat dibentuk dari segitiga siku-siku TOA
yang diputar, di mana sisi TO sebagai pusat putaran.
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui begitu jelas tentang
bangun ruang sebuah kerucut mulai dari
1. Rumus
2. Pengertian
3. Unsur-Unsur
4. Luas Permukaan dan selimut
5. Volume
Dengan di jelaskan satu persatu supaya mudah untuk di mengerti juga ada berbagai
contoh soal untuk dapat di pahami.
7
Pembahasan
a) tinggi kerucut
Tinggi kerucut dicari dengan dalil atau rumus phytagoras dimana
t2 = s2 − r2
t2 = 502 − 302
t2 = 1600
t = √1600 = 40 cm
b) volume kerucut
V = 1/3 π r2 t
V = 1/3 x 3,14 x × 30 x 30 x 40
V = 37 680 cm3