Anda di halaman 1dari 10

DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT

COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

Tomi Santoso*, Ir. Soeweify M. Eng**


* Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan
** Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Sukolilo – Surabaya (60111)

ABSTRAK
Compressed Natural Gas (CNG) merupakan salah satu jenis gas alam ditinjau dari moda
transportasinya. CNG merupakan gas alam yang dimampatkan dengan tekanan yang sangat besar
(100 s/d 275 bar). Tekanan yang sangat besar menyebabkan sistem penyimpanan CNG
membutuhkan tempat khusus untuk menahan tekanan tersebut. CNG disimpan dalam bejana tekan
(pressure vessel).
Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran pressure vessel untuk CNG dan
menghitung kekuatan material terhadap beban yang bekerja. Metode yang akan digunakan untuk
menentukan ukuran pressure vessel adalah metode perbandingan L/D optimal, yaitu menentukan
diameter dalam dari grafik hubungan faktor perbandingan L/D (disebut F1) terhadap volume (V)
dan diameter dalam (Di) pressure vessel. Sedangkan tebal pressure vessel dihitung dengan formula
dari standard ASME (American Society of Mechenical Engineers). Dalam merancang pressure
vessel harus memperhatikan beban apa saja yang bekerja pada pressure vessel tersebut. Salah satu
beban yang bekerja pada pressure vessel adalah beban tekanan dalam (internal pressure). Beban
pada pressure vessel menimbulkan tegangan yang bervariasi pada dinding pressure vessel. Untuk
menghitung tegangan yang terjadi pada dinding pressure vessel dapat dilakukan dengan cara
manual (hand calculation) maupun menggunakan analisa komputer. Cara manual menggunakan
perhitungan tegangan yang terjadi pada pressure vessel berdasarkan teori – teori yang ada.
Sedangkan analisa komputer menggunakan software ANSYS 9. Dari kedua cara tersebut dapat
diketahui tegangan ekivalen maksimum dan minimum pada pressure vessel. Dengan
membandingkan tegangan luluh material terhadap tegangan ekivalen maksimum, akan didapatkan
faktor keamanan yang dapat digunakan sebagai acuan tingkat keamanan pressere vessel. Pressure
vessel dianggap aman (kuat) jika memiliki faktor keamanan tidak kurang dari 3.
.

Kata kunci : CNG, pressure vessel, tekanan dalam, tegangan, faktor keamanan

1. PENDAHULUAN
Semakin tingginya tingkat pencemaran udara yang diakibatkan pemakaian bahan bakar
minyak (BBM) dan semakin berkurangnya sumber minyak bumi membuat orang melirik bahan
bakar alternatif. Salah satu dari bahan alternatif tersebut adalah bahan bakar gas (BBG). Salah
satu jenis dari bahan bakar gas adalah compressed natural gas (CNG) atau gas alam
terkompresi, yaitu gas alam dalam bejana tekan yang dikenai (diberi) tekanan yang besar (100
s/d 275 bar).
CNG tidak dapat didistribusikan melalui system perpipaan (pipe line). Dalam skala besar,
digunakan kapal sebagai media transportasi dan distribusi CNG. CNG didistribusikan dalam
bentuk pengemasan dalam tangki, yaitu bejana tekan (pressure vessel). Sehingga bahan bakar
gas jenis CNG dapat terdistribusi sampai ke daerah – daerah yang sulit dijangkau melalui
jaringan perpipaan. Pressure vessel untuk CNG cenderung memiliki dimensi yang berbeda dari
pada pressure vessel untuk fluida yang lain. Pressure vessel untuk penyimpanan CNG lebih
ramping dan tebal. Oleh karena itu, diperlukan analisa yang lebih akurat dalam perancangannya.

1
Dari segi ekonomis, CNG dipilih karena biayanya lebih terjangkau dari pada bahan bakar
gas yang lain seperti LPG (Liquid Petroleum Gas) maupun LNG (Liquid Natural Gas). Hal ini
dikarenakan untuk menjadi LPG dan LNG, gas harus dirubah dalam bentuk cair (liquefaction)
untuk bisa diangkut oleh kapal dan harus dirubah dalam bentuk gas lagi (regassiffication) untuk
didistribusikan untuk konsumsi. CNG lebih efisien untuk jarak kurang dari 2500 km. Hal ini
sangat cocok untuk kondisi perairan di Indonesia.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gas Alam
Gas alam merupakan kelompok minyak bumi yang terjadi (terbentuk) secara alami, campuran
kompleks hidrokarbon dengan jumlah senyawa anorganik yang sedikit. Para ahli geologi dan ahli
kimia menyatakan bahwa gas alam terbentuk dari sisa – sisa tumbuhan dan binatang yang
berkumpul dengan sedimen bebatuan di dasar laut atau danau selama ribuan atau jutaan tahun.

2.2 Compressed natural Gas


2.2.1 Pendahuluan
Compressed Natural Gas (CNG) merupakan salah satu bahan bakar gas alternatif pengganti
bahan bakar minyak (BBM). CNG merupakan gas alam (natural gas) yang dipadatkan
(dimampatkan). CNG disimpan dan didistribusikan melalui pengemasan dalam tangki (bejana
tekan atau pressure vessel). Tekanan yang digunakan pada operasional CNG sebesar 100 s/d 275
bar. Hal ini lah yang menyebabkan CNG tidak dapat didistribusikan melalui system jaringan
perpipaan (pipe line). Tekanan yang digunakan dalam system jaringan pipa dalam distribusi gas
sekitar 11 bar.
CNG efisien untuk jarak 2500 km. Jika lebih dari 2500 km, transportasi gas alam lebih efisien
menggunakan transportasi dalam bentuk LNG (Liquified Natural Gas).

Gambar 2.1 Jarak untuk Pemasaran Gas Alam

2.2.2 Tangki CNG


Pada dasarnya ditinjau dari bahan, tangki CNG diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu :
ƒ Tipe 1, Semua bahan adalah logam
ƒ Tipe 2, Logam yang dilapisi komposit (fiber glass atau serat karbon) pada bagian tengah.
ƒ Tipe 3, Logam yang dilapisi komposit pada bagian dalam (full wrapped).
ƒ Tipe 4, Plastik kedap gas yang dilapisi komposit pada bagian dalam (full wrapped).

2.2.3 Pengangkutan CNG dengan Kapal (CNG by Ship)


Pengangkutan CNG dengan kapal dipandang lebih efisien dari pada pengangkutan gas yang
lain (LNG dan LPG). Hal ini dikarenakan tidak diperlukan terminal pencairan (liquefaction
terminal) sebelum pemuatan di kapal dan terminal pembentukan gas kembali dari bentuk cair
(regassiffication terminal) pada saat bongkar muatan.
Ada beberapa perusahaan pendukung yang sedang mengembangkan teknologi kelautan CNG
(marine CNG technology), antara lain:
• EnerSea Transport LLC – USA

2
• Knutsen OAS Shipping – Norway
• SEA NG Management Corporation – Canada
• Trans CNG International – Canada
• CETech Marine – Norway
• Trans Ocean Gas – Canada

2.3 Pressure Vessel


2.3.1 Pengertian Pressure Vessel
Pressure vessel merupakan tangki yang digunakan untuk penyimpanan fluida.
Biasanya fluida yang disimpan dalam pressure vessel merupakan fluida yang memiliki
karakteristik maupun perlakuan khusus, misalnya fluida bertekanan, fluida dalam
temperature rendah dll.

2.3.2 Perancangan Pressure Vessel (Pressure Vessel Design)


Dalam merancang pressure vessel, hal – hal yang harus dilakukan adalah :
1) Menentukan Ukuran Utama Pressure Vessel
Untuk menentukan ukuran utama pressure vessel dapat dilakukan dengan 2
metode. Metode – metode tersebut biasa disebut dengan Metode 1 dan Metode 2.
(Pressure Vessel Design Manual oleh Dennis Moss, 2004)
2) Menghitung Tebal Pelat untuk Pressure Vessel
Untuk menghitung tebal pelat pressure vessel harus sesuai standard yang ada.
Perhitungan tebal pelat pressure vessel sesuai standard ASME (American Society
of Mechanical Engineers) adalah sebagai berikut:
a) Untuk Shell Cylindrical Shell
• Longitudinal Joints
Dengan P ≤ 0.385SE atau t ≤ 0.5Ri
1
0.6

• Circumferential Joints
Dengan P ≤ 1.25SE atau t ≤ 0.5Ri
2
2 0.4
b) Untuk Hemispherical Head
Tebal pelat minimum untuk hemispherical head adalah :

2 0.2
Dimana :
t = tebal pelat minimum yang diminta [ in ]
P = tekanan dalam atau internal pressure designed [ psig ]
= Po +10%Po ; Po = tekanan operasional
S = tegangan yang diijinkan [ psi ]
E = efisiensi sambungan / las – lasan
Ri = jari – jari dalam tabung [in]
L = diameter dalam hemispherical head [in]

2.3.3 Teori Kegagalan Elastik


Dari teori kegagalan elastik yang dikembangkan, teori yang paling banyak
digunakan antara lain :
1) Teori Tegangan Normal Maksimum
2) Teori Tegangan Geser Maksimum
3) Teori Kegagalan Energi Distorsi Maksimum

3
3. METODOLOGI PENELITIAN
Secara garis besar, kegiatan pada tugas akhir ini dibagi menjadi dua, yaitu perancangan atau
penentuan ukuran pressure vessel dan perhitungan kekuatan pressure vessel. Perancangan ukuran
pressure vessel dilakukan berdasarkan teori yang ada dan formula yang ditetapkan oleh standard.
Standard yang digunakan untuk pembuatan pressure vessel ini adalah ASME (American Society of
Mechanical Engineers). Sedangkan untuk perhitungan kekuatan pressure vessel tidak hanya
dilakukan secara manual. Akan tetapi juga menggunakan analisa komputer, yaitu menggunakan
software ANSYS.

3.1 Perancangan Ukuran Pressure Vessel (Pressure Vessel Design)


Berikut ini adalah gambar konsep kapal CNG dan pressure vessel yang akan
dirancang :

(a)

(b)
Gambar 3.1 Kapal Pengangkut CNG (a) dan Pressure Vessel yang dirancang (b)

Sedangkan langkah – langkah dalam pressure vessel design dapat dilihat pada diagram alir
(flowchart) berikut ini:

INPUT

Calculate CNG Density

Calculate CNG Volume

Calculate F1 = Optimum L/D Ratio

Determine PV Internal Diameter

Calculate PV Length Calculate PV Thickness Calculate PV Outer Diameter

Gambar 3.2 Diagram alir Pressure Vessel Design


4
3.2 Perhitungan Kekuatan Pressure Vessel
Perhitungan dan analisa kekuatan dilakukan dengan menggunakan dua cara. Hal ini dilakukan
untuk menjamin bahwa data yang didapatkan nantinya lebih akurat dan mendekati kondisi
sebenarnya. Dua cara tersebut adalah perhitungan manual (hand calculation) dan perhitungan
komputer (ANSYS calculation).

4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Perancangan Ukuran Pressure Vessel (Pressure Vessel Design)
Perhitungan berat jenis CNG, dihitung dari berat jenis komponen – komponen yang
terkandung dalam CNG. Komponen – komponen CNG dan berat jenis pada kondisi NTP
atau Normal Temperature and Pressure (T = 20oC = 293oK, P = 1 atm) adalah sebagai
berikut :
Komponen Komposisi [ % ] δ [ kg/m3 ]
Methane 88 0.668
Ethane 5 1.264
Propane 1 1.882
CO2 5 1.842
Others 1 1.205
Tabel 4.1 Massa Jenis Komponen CNG

CNG dioperasikan pada temperatur -29oC = 244oK dan tekanan 130 bar = 128.3 atm.
Berat CNG yang direncanakan adalah 2000 ton = 2000000 kg. Untuk perhitungan berat
jenis gas pada kondisi yang berbeda, digunakan rumus :

δ2 = ⁄
* δ1

Maka, berat jenis komponen CNG pada temperatur dan tekanan operasional adalah
sebagai berikut :
Komponen Komposisi [ % ] δ [ kg/m3 ] Massa [ kg ] Volume [ m3 ]
Methane 88 102.916 1760000 17101.4
Ethane 5 194.738 100000 513.509
Propane 1 289.951 20000 68.977
CO2 5 283.788 100000 352.376
Others 1 185.649 20000 107.73
Σ 100 2000000 18143.993
Σ1 Σ2 Σ3
Tabel 4.2 Perhitungan Massa Jenis CNG

Dari dua metode untuk merancang pressure vessel yang ada, digunakan metode 1. Hal ini
dikarenakan metode 1 lebih simpel (sederhana). Untuk mendapatkan ukuran utama pressure vessel
yang optimal, digunakan faktor perbandingan panjang pressure vessel terhadap diameter pressure
vessel, disebut F1.
1
2074.04
1
0.125 20000 0.8
F1 1.04

Setelah nilai F1 didapatkan, dengan kombinasi volume ditentukan nilai diameter


dalam (Di) pressure vessel dan menentukan nilai panjang pressure vessel dengan formula
hubungan V dengan L dan Di.
1
r
3
r

5
Dengan beberapa iterasi yang dilakukan dan dengan batasan terhadap L = 12m atau
39.37 ft = 472.4 in, didapatkan:
Diameter dalam (Di) = 1.964 ft = 23.56 in.
Langkah selanjutnya adalah menentukan tebal pressure vessel. Untuk tebal shell
pressure vessel diambil dari nilai yang lebih besar dari nilai berikut ini:
1 = 1.66 in
.
2 = 0.74 in
.

Jadi tebal pelat untuk shell adalah 1.66 in.


Untuk diameter luar shell pressure vessel dapat dihitung dengan :
2 = 26.88 in
Sedangkan tebal minimum untuk hemispherical head adalah:
= 0.77 in
.

Tebal hemispherical head diambil sama dengan tebal shell. Hal ini di lakukan untuk
mempermudah proses produksi.

4.2 Perhitungan Kekuatan Pressure Vessel


Perhitungan kekuatan pressure vessel dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu :
4.2.1 Perhitungan Manual (Hand Calculation)
Perhitungan manual menggunakan kriteria Von Mises. Tegangan ekivalen kriteria
Von Mises dirumuskan:

1 2 2 3 3 1
Perhitungan manual menggunakan rumus tegangan yang bekerja pada pressure
vessel berdinding tebal. Hal ini dikarenakan :
.
7.096 < 10 ===> tebal
.

a. Tegangan pada Cylindrical Shell


Tegangan – tegangan principal yang terjadi pada shell antara lain tegangan
circumferential (σhoop), tegangan longitudinal (σlong) dan tegangan radial (σrad). Jika σ1 =
σhoop, σ2 = σlong dan σ3 = σrad, maka :

Untuk r = Ri,

15861 6893 6893 2074.04 2074.04 15681
15531.9
Untuk r = Ro,

13787 6893 6893 0 0 13787
11939.6

b. Tegangan pada Hemispherical Head


Tagangan – tegangan yang terjadi pada hemispherical head antara lain tegangan
tangensial (σt), tegangan meridian (σm) dan tegangan radial (σr). Besarnya tegangan
tangensial sama dengan tegangan meridian. Hal ini dikarenakan bagian bola bersifat
uniform. Jika σ1 = σt, σ2 = σm dan σ3 = σr, maka besarnya tegangan ekivalen kriteria Von
Mises adalah :

6
Untuk r = Ri,

7468.4 7468.4 7468.4 2074.04 2074.04 7468.4
9542.48
Untuk r = Ro,

6431.4 6431.4 6431.4 0 0 6431.4
6431.4

4.2.2 Perhitungan Komputer (ANSYS Calculation)


Hasil analisa yang didapatkan dari perhitungan komputer (ANSYS Calculation) juga
dibedakan menjadi dua yaitu tegangan pada shell dan tegangan pada head. Seperti yang
telah diketahui, tegangan yang terjadi pada struktur diintepretasikan pada tiap titik (nodes)
pada analisa menggunakan komputer (ANSYS). Hasil analisa dari ANSYS dapat
ditampilkan dalam bentuk tabulasi (list result) maupun dalam bentuk kontur persebaran
tegangan (contour plot).
Berikut ini adalah tahapan analisa menggunakan komputer :
• Modelling
Merupakan tahap pembuatan model geometri.

(a) (b)

Gambar 4.1 Model Geometri Shell (a) dan Head (b)


• Define Model
Merupakan tahap pendefinisian model. Pada tahap ini, dilakukan pemilihan tipe
elemen yang akan digunakan untuk analisa dan memasukkan material properties
material yang akan digunakan. Tipe elemen yang digunakan adalah tipe shell63.
Hal ini dikarenakan tipe shell63 cocok untuk pelat lengkung dan bersifat elastis
(elastic shell).

• Meshing
Merupakan tahap pendeskridetan model

(a) (b)

Gambar 4.2 Meshing pada Shell (a) dan Head (b)


7
• Loading
Merupakan tahap pembebanan pada model geometri. Beban yang bekerja pada
pressure vessel ini adalah beban tekanan (pressure) sebesar 2074 psi.

(a) (b)
Gambar 4.3 Loading pada Shell (a) dan Head (b)
• General Postproccessor
Merupakan tahap penampilan hasil dari proses running.
a. Tegangan pada Cylindrical Shell
Dari pembacaan tabulasi (list result) untuk shell pressure vessel didapatkan
besarnya tegangan kriteria Von Mises minimum adalah 11251 psi pada node
1903. Sedangkan besarnya tegangan kriteria Von Mises maksimum sebesar
15043 psi pada node 661.
b. Tegangan pada Hemispherical Head
Dari pembacaan tabulasi (list result) untuk head pressure vessel didapatkan
besarnya tegangan kriteria Von Mises minimum adalah 6218.7 psi pada
node 141. Sedangkan besarnya tegangan kriteria Von Mises maksimum
sebesar 9852.5 psi pada node 112.
Sedangkan contour plot untuk cylindrical shell dan hemispherical head dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

(a) (b)

Gambar 4.4 Contour plot pada Shell (a) dan Head (b)

4.2.3 Validasi Hasil Hand Calculation dengan ANSYS Calculation


Validasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa hasil yang
didapatkan dari perhitungan manual maupun perhitungan komputer adalah benar.
Kalaupun terjadi perbedaan hasil analisa, tidak menyimpang jauh antar kedua cara tersebut.
Variasi tegangan Von Mises didekati dengan grafik linier dengan koordinat yang diketahui
adalah nilai minimum dan maksimum tegangan Von Mises.

8
a. Validasi Tegangan pada Shell

Variasi Tegangan Von Mises
16000
Tegangan Von Mises [psi]
14000

12000 Hand Calculation
10000 ANSYS Calculation
0.8 1.3 1.8
Max                                             Min
Variasi 

Gambar 4.5 Validasi Tegangan pada Shell

b. Validasi Tegangan pada Head

Variasi Tegangan Von Mises
11000
Tegangan Von Mises

9000
7000 Hand Calculation
5000 ANSYS Calculation
0.8 1.3 1.8
Max                                              Min
Variasi

Gambar 4.6 Validasi Tegangan pada Head

4.2.4 Analisa Kegagalan


Dengan faktor keamanan N dan tegangan luluh (yield point / yield strength) material
sebesar Sy, berdasarkan teori kegagalan energi distorsi maksimum, tegangan ekivalen Von
Mises dirumuskan :

Untuk pressure vessel harus memiliki faktor keamanan tidak boleh kurang dari 3 untuk
parameter yield strength.
3
a. Analisa Kegagalan untuk Hasil Perhitungan Manual
• Untuk Shell
= 3.314
.
• Untuk Head
= 5.395
.
b. Analisa Kegagalan untuk Hasil Perhitungan Komputer
• Untuk Shell
= 3.422

9
• Untuk Head
= 5.225
.
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui nilai faktor keamanan semua komponen pressure
vessel (shell dan head) dari perhitungan manual maupun analisa komputer memiliki nilai diatas 3.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan mengenai desain tangki untuk
kapal pengangkut CNG (Compressed Natural Gas), dapat ditarik kesimpulan :
ƒ Untuk pengangkutan 2000 ton gas CNG diperlukan 5420 tangki (pressure vessel) dengan
panjang 472.4 in, diameter dalam 23.56 in, tebal kulit tangki (shell) 1.66 in, diameter luar
26.88 in.
ƒ Material baja karbon A516 Grade 70 dengan yield strength 355 MPa atau 51488 psi yang
digunakan dengan pada tekanan operasional 130 bar atau 1885.5 psi dan temperatur -29oC
telah memenuhi syarat ditinjau dari nilai faktor keamanan.

5.2 Saran
• Dengan penggunaan material yang memiliki allowable sress yang lebih tinggi akan
didapatkan ukuran tangki yang lebih tipis dan lebih ringan.
• Perhitungan kekuatan akibat pengaruh sambungan tidak dilakukan, hal ini dapat dijadikan
sebagai bahan penelitian selanjutnya.
• Penguasaan konsep dasar baik untuk perhitungan manual maupun secara komputasi akan
memberikan hasil yang lebih baik.
• Perancangan kapal pengangkut CNG dapat berdasarkan hasil desain tangki (pressure
vessel) yang telah ditemukan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Annaratone, Donatello. (2007). Pressure Vessel Design. Berlin Heidenberg : Springer


EPRI. (2007). Carbon Steel Handbook. California : EPRI
Hanrahan, Michael. (2006). Marine CNG – The New Stranded Gas Solution,
<URL: http://www.transecoenergy.com/Marine CNG.htm>
Megyesy, Eugene F. (1997). Pressure Vessel Handbook [10th Edition]. Tulsa : Pressure Vessel
Publishing,Inc.
R.Moss, Dennis R. (2004). Pressure Vessel Design Manual. Oxford : Elsevier,Inc.
Soegiono & Ketut Buda Artana. (2006). Transportasi LNG Indonesia. Surabaya : Airlangga
University Press.
Tanisan, Zainul Astamar. (1984). Mekanika Teknik. (Alih Bahasa dari : Mechanics of Material by
E.P.Popov). Jakarta: Erlangga.
The American Society of Mechanical Engineers. (2007). ASME Boiler and Pressure Vessel Code:
Section VIII Rules for Construction of Pressure Vessels. New York : Three Park Avenue.
<URL : http://www.masteel.co.uk/astm-a516-grade-70.htm>
<URL: http://www.engineeringtoolbox.com/gas-density-d_158.html>

10

Anda mungkin juga menyukai