Anda di halaman 1dari 10

112 _______Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Hukum dalam ...

, Suradi L

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI


DAN PENDIDIKAN HUKUM DALAM MEWUJUDKAN WARGA
NEGARA YANG CERDAS DAN BAIK (SMART AND GOOD CITIZEN)

Oleh:
SURADI L
Guru SMA Negeri 2 Nunukan Kalimantan Utara
e-mail: suradidrs0@gmail.com

ABSTRAK: Pendidikan kewarganegaraan (civic education) adalah seleksi, adaptasi dari


lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, teknologi, agama,
kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk
ikut mencapai salah satu tujuan pendidikan IPS – untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional sekaligus tujuan nasional “mencerdaskan kehidupan bangsa” melalui sistem
pendidikan nasional sebagai amanat konstitusi negara Republik Indonesia, maka
diselenggarakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di semua jenjang dan jenis
pendidikan di tanah air. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum
menunjukkan bahwa hukum maupun hal-hal mempunyai kaitan dengannya dimuat dalam
pendidikan kewarganegaraan, akan tampak lebih jelas lagi bila kita memperhatikan hal-
hal yang menyangkut pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan nilai berarti pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan nilai,
agar warganegara dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai hukum,
dimana nilai hukum lahir dari kesadaran moral, sehingga nilai-nilai hukum merupakan
nilai-nilai moral yang bersumber dari nilai ideologi dan dasar negara Pancasila, karena
ketentuan hukum yang baik apabila sesuai dengan nilai-nilai hukum yang dianggap baik
oleh masyarakat, yang dinilai melalui pertimbangan moral. Pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan nilai dan pendidikan hukum akan mengantarkan warganegara
menjadi warganegara yang baik dan cerdas (smart and good citizen) yang ditandai dengan
terwujudnya warganegara yang cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

KATA KUNCI: Pendidikan Kewarganegaraan, Nilai, Hukum

ABSTRACT: Civic education is a selection, adaptation of interdisciplinary social


sciences, citizenship, humanities, technology, religion, basic human activities that are
organized and presented psychologically and scientifically to participate in achieving one
of the objectives of social studies education - to Achieve the goal of national education
as well as the national goal of "educating the life of the nation" through the national
education system as mandated by the Republic of Indonesia's state constitution, so
citizenship education learning is held at all levels and types of education in the country.
Citizenship education as legal education shows that both law and matters related to it are
included in citizenship education, it will be even clearer if we pay attention to matters
relating to civic education. Citizenship education as a value education means citizenship
education contains a value education, so that citizens can understand and behave in
accordance with legal values, where legal values are born from moral awareness, so that
legal values are moral values that are sourced from ideological and basic values Pancasila
state, because the provisions of good law if it is in accordance with legal values that are
considered good by the community, which is assessed through moral considerations.
Citizenship education as a value education and legal education will deliver citizens to

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 2, Oktober 2019 (halaman 112 - 121) 113

become good and smart citizens who are characterized by the realization of smart,
participatory, and responsible citizens.

KEY WORDS: Citizenship Education, Values, Law

PENDAHULUAN disebut dengan istilah Jerman


“Staatsburgerkunde” dengan istilah
Perjalanan sejarah bangsa Inggris “Civics” atau dengan istilah
Indonesia menunjukkan betapa Indonesia “Kewarganegaraan”. Akan
pendidikan formal secara tradisional telah tetapi karena isi buku ini agak luas, maka
disiapkan melalui salah satu tugasnya nama “Manusia dan Masyarakat Baru
yaitu mempersiapkan warga negara yang Indonesia” agaknya lebih tepat.
sesuai dengan cita-cita nasional melalui Buku pedoman pendidikan
disiplin ilmu-ilmu sosial dalam kewarganegaraan itu berisi sejarah
kurikulum. Upaya itu nampak dari pergerakan/perjuangan rakyat Indonesia,
lahirnya berbagai nama untuk pendidikan Pancasila, UUD 1945, demokrasi dan
kewarganegaraan sejalan dengan ekonomi terpimpin, konferensi Asia-
perkembangan dan pasang surutnya Afrika, kewajiban dan hak warganegara,
perjalanan politik bangsa Indonesia. Hal manifesto politik, laksana malaikat dan
ini ditunjukkan dengan lahirnya berbagai lampairan-lampiran tentang Dekrit
kebijakan di bidang pendidikan, Presiden, lahirnya Pancasila, pidato
khususnya tentang pendidikan Presiden Soekarno, Declaration of
kewarganegaraan, sebagai tindak lanjut Human Rights, dan Panca Wardhana
dari Dekrit Presiden 1959 untuk kembali (lima perkembangan).
kepada UUD 1945, diantaranya dengan Pada dasarnya bahan
instruksi pembaharuan buku-buku di pembelajaran kewarganegaraan telah
perguruan tinggi. digunakan sejak tahun 1959 sampai
Dalam kaitan itu dikemukakan dengan pecahnya G30S/PKI, yang oleh
pula bahwa, “Salah satu hal lagi untuk karena itu paham komunisme dan PKI itu
untuk menyempurnakan pendidikan kita sendiri serta segala ormas yang bernaung
itu ialah usaha menimbulkan pengertian dibawahnya atau berafiliasi dengannya
dan jiwa patriotisme di dalam hati siswa.” dinyatakan sebagai partai terlarang di
Untuk itulah maka pemerintah, melalui seluruh Indonesia dan kegiatannya
Dep. PP dan K, mengeluarkan surat dianggap sebagai bahaya laten. Bahan
keputusan No. 122274/S, tanggal 10 pendidikan kewarganegaraan 1959
Desember 1959 tentang panitia yang tersebut atas usul Menteri Kehakiman
terdiri atas tujuh orang untuk membuat waktu itu Mr.Sahardjo diubah menjadi
buku pedoman mengenai kewajiban- kewargaan negara berlaku sampai
kewajiban dan hak-hak warganegara diberlakukannya kurikulum 1968.
Indonesia disetai dengan hal-hal yang Pendidikan kewargaan negara
akan menginsyafkan mereka tentang menurut kurikulum 1968 berada dalam
sebab-sebab sejarah dan tujuan Revolusi kelompok pembinaan jiwa Pancasila.
Kemerdekaan kita (Supardo, dkk. 1962). Bahan pembelajarannya digunakan
Panitia tersebut berhasil menyusun buku sampai dengan ditetapkannya pendidikan
Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia kewargaan negara dalam kurikulum 1975
(Civics) 1962 yang menurut para dengan nama Pendidikan Moral Pancasila
penulisnya (Supardo,dkk.) dinyatakan (PMP) sebagai bidang studi untuk
sebagai “Buku ini barangkali dapat pendidikan kewargaan negara yang

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
114 _______Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Hukum dalam ..., Suradi L

tujuannya adalah membentuk menurut apa yang dianggap baik oleh


warganegara Pancasilais yang beriman “rezim” pada masa itu. Penggalan waktu
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha pertama masa orde lama menekankan
Esa. pada “nation and character building”
Selama masa orde baru, sedangkan periode berikutnya yaitu orde
kurikulum telah berubah beberapa kali, baru lebih menekankan pada
yang berakibat berubahnya pula “pembangunan manusia Indonesia
kurikulum pendidikan kewarganegaraan seutuhnya, orde lama berakhir dengan
yang diawali dengan kurikulum 1962 ke lahirnya G30S/PKI dan orde baru
kurikulum 1968, kemudian menjadi berakhir dalam situasi pemerintahan yang
kurikulum 1975, dan selanjutnya korup yang ditandai dengan korupsi,
kurikulum tahun 1984 sebagai kolusi, dan nepostisme (KKN), yang
penyempurnaan terhadap kurikulum dibangun di atas legitimasi politik dengan
1975, terakhir kurikulum tahun 1994 nilai-nilai kultur feodalisme dan
sebagai kelanjutan kurikulum 1984. primordialisme.
Kurikulum tahun 1994 ini kemudian Keadaan masa lalu menunjukkan
dilengkapi sehingga lahir kemudian betapa rapuhnya suatu pembangunan,
kurikulum 1994 Edisi Revisi (Kurikulum termasuk pembinaan warganegara, yang
Suplemen 1994). Perubahan Pendidikan hanya mengandalkan faktor keamanan,
Kewargaan Negara (PKN) yang bernama ekonomi atau faktor teknologi belaka
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tanpa memikirkan secara sungguh-
menjadi Pendidikan Pancasila dan sungguh individu-individu warganegara
Kewarganegaraan (PPKn) juga terjadi sebagai sumber daya manusia yang akan
dalam era orde baru. terlibat dalam keseluruhan sistem yang
Perubahan Pendidikan Moral dibentuk dengan berbagai pendekatan
Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan tersebut. Pendekatan-pendekatan yang
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dianut dalam pembangunan bangsa dan
paling tidak didasari oleh dua warga negara masa lalu secara nyata telah
pertimbangan. Pertama, dengan adanya menunjukkan kegagalan-kegagalannya,
kata moral dalam PMP memberi beban terutama bagi kemajuan dan
psikologis yang berat bagi guru PMP perkembangan bangsa dalam masyarakat
karena dalam kenyataannya selalu yang damai, saling menghargai, memiliki
menjadi “kambing hitam” bila ada sikap toleransi, demokratis, bertanggung
perilaku siswa yang bertentangan dengan jawab, berdisiplin dan menghormati
kaidah dan dasar-dasar moral. Kedua, aturan-aturan hukum dan ketentuan-
perubahan dari PMP menjadi PPKn juga ketentuan yang berlaku. Keadaan itu
didasari oleh aspek legal yaitu pasal 39 mendorong kita untuk memikirkan
ayat 2 UU No. 2 Tahun 1989 tentang penataan kembali pendidikan bagi warga
Sistem Pendidikan Nasional, yang negara Indonesia.
bunyinya adalah: “Isi kurikulum setiap Dalam kaitan dengan hal yang
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib dikemukakan di atas, maka perlu
memuat pendidikan Pancasila, membahas kembali mengenai pendidikan
pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan dalam hubungannya
kewarganegaraan.” dengan pendidikan kewarganegaraan
Kedua penggalan waktu yang sebagai pendidikan hukum dan
berbeda jaman itu memiliki tujuan yang pendidikan kewarganegaraan sebagai
sama, yaitu mendidik, membentuk, atau pendidikan nilai.
mempersiapkan warganegara yang baik

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 2, Oktober 2019 (halaman 112 - 121) 115

PENDIDIKAN pendidikan. Dalam penjelasan pasal 39


KEWARGANEGARAAN UU No.2/1989 dijelaskan bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan
Konsep atau pengertian tentang usaha untuk membekali peserta didik
pendidikan kewarganegaraan (civic dengan pengetahuan dan kemampuan
education) di Indonesia tidak dapat dasar yang berkenaan dengan hubungan
dilepaskan dari perkembangan civics atau antara warga negara dengan negara serta
ilmu kewargaan negara di Amerika pendidikan pendahuluan bela negara agar
Serikat sebagai negara asal pelajaran menjadi warga negara yang dapat
civics dan civic education. Membahas diandalkan oleh bangsa dan negara. Pada
civic education tidak dapat tanpa jenjang pendidikan tinggi, pendidikan
membahas pula tentang civics yang bela negara diselenggarakan antara lain
sering dikaitkan dengan government. melalui pendidikan kewiraan.”
Dalam berbagai literatur studi sosial Pasal 37 ayat (2) UU No. 20
dapat dijumpai istilah civic, civics, dan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
juga citizenship/civic education. Nasional dinyatakan bahwa kurikulum
Dalam konferensi menteri pendidikan pendidikan tinggi wajib memuat
negara-negara berpenduduk besar di New pendidikan kewarganegaraan, lebih lanjut
Delhi tahun 1996 menyepakati bahwa diatur dalam Surat Keputusan Direktorat
pendidikan abad XXI harus berperan Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
aktif dalam hal: (1) Mempersiapkan Pendidikan Nasional No.
pribadi warganegara dan anggota 34/Dikti/Kep/2006 tentang Rambu-
masyarakat yang bertanggung jawab. (2) rambu Pelaksanaan Mata Kuliah
Menanamkan dasar pembangunan Pengembangan Kepribadian di Perguruan
berkelanjutan (sustainable development) Tinggi dengan kompetensi menjadi
bagi kesejahteraan manusia dan ilmuwan dan profesional yang memiliki
kelestarian lingkungan hidup. (3) rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
Menyelenggarakan pendidikan yang demokratis yang berkeadaban, menjadi
berorientasi pada penguasaan, warganegara yang memiliki daya saing,
pengembangan, dan penyebaran ilmu berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam
pengetahuan, teknologi dan seni demi membangun kehidupan yang damai
kepentingan kemanusiaan (Ujang Charda berdasarkan sistem nilai Pancasila (Ujang
S, 2019: 2) Charda S, 2019: 7).
Untuk memahami dan Materi hubungan warga negara
mengembangkan pendidikan dengan negara cukup luas serta akan
kewarganegaraan kita harus menganalisis melibatkan warganegara dan negara
terlebih dahulu dua masalah, yakni (1) secara timbal balik dengan hampir
arti pendidikan kewarganegaraan seluruh kegiatan dasar manusia dalam
menurut UU No. 2/1989 tentang Sistem bidang dan kegiatan politik, ekonomi,
Pendidikan Nasional, dan fungsi Jurusan hukum, komunikasi transportasi,
PPKn dalam mengembangkan ilmu keamanan dan ketertiban, kesehatan,
kewarganegaraan dan pendidikan sampai pada mengepresikan nilai-nilai
kewarganegaraan. kesenian dan agama. Hubungan timbal
Menurut UU No. 2/1989 pasal 39 balik warganegara dengan negara
pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai “organisasi puncak” hendaknya
sebagai “pendidikan umum” disamping diartikan bahwa hak dan kewajiban
pendidikan Agama dan pendidikan warganegara harus dilakukan secara
Pancasila untuk semua jenis dan jenjang seimbang dalam hidup bernegara dan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
116 _______Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Hukum dalam ..., Suradi L

negara berkewajiban memberi pelayanan Berbagai jenis berfikir yang memberikan


dan melindungi keselamatan dan kemudahan belajar itu diharapkan akan
keamanan warganegara dalam kerangka terjadi, mulai dari proses belajar yang
tugasnya meningkatkan kesejahteraan sederhana sampai pada proses belajar
umum. yang dapat menumbuhkan internalisai
Pengertian pendidikan garis berfikir ilmuwan sosial seperti
kewarganegaraan akan menjadi lebih pendekatan “proses pengambilan
kompleks lagi manakala kita akan keputusan”,”pemecahan masalah”, dan
bertolak dari fungsi jurusan PPKn “pendekatan menemukan-inkuiri”.
sebagai penanggung jawab akademis dan Dengan latar belakang mengenai
pembina serta pengembang ilmu pengertian IKN dan PKN maka di bawah
kewarganegaraan dan pendidikan ini dirangkum persamaan dan perbedaan
kewarganegaraan. ilmu kewarganegaraan dan pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan kewarganegaraan sebagai berikut :
sebagai salah satu tujuan pendidikan IPS 1. Ilmu kewarganegaraan
yang menekankan nilai-nilai untuk a. Sebagai mata kuliah dari
menumbuhkan warganegara yang baik kelompok MKBS, ilmu
dan patriotik dalam bela negara, maka kewarganegaraan merupakan sub-
pengertian pendidikan kewarganegaraan sub disiplin ilmu politik yang
dapat dirumuskan sebagai berikut: diorganisir secara ilmiah untuk
Pendidikan kewarganegaraan adalah memperkaya struktur disiplin
seleksi, adaptasi dari lintas disiplin ilmu- ilmu politik atau “body of
ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, knowledge” ilmu politik.
humaniora, teknologi, agama, kegiatan b. Tingkat kesukaran pengetahuan
dasar manusia yang diorganisir dan ilmu kewarganegaraan adalah
disajikan secara psikologis dan ilmiah tingkat kesukaran ilmu di
untuk ikut mencapai salah satu tujuan universitas.
pendidikan IPS – tujuan pendidikan c. Tingkat kesukaran pengetahuan
nasional. ilmu kewarganegaraan dimulai
Bahan pendidikan dari fakta-fakta, konsep,
kewarganegaraan pada dasarnya generalisasi, teori/hukum.
bersumber pada ilmu kewarganegaraan d. Ilmu kewarganegaraan
yang diperluas dengan sumber-sumber dikembangkan lewat proses
lintas disiplin dari berbagai disiplin ilmu- bertanya, berhipotesis,
ilmu sosial, humaniora, sains, teknologi, pengumpulan data,
seni budaya, bahkan nilai-nilai agama, menyimpulkan generalisasi, teori,
serta masalah-masalah kemasyarakatan hukum.
dari lingkungan keluarga, masyarakat e. Ilmu kewarganegaraan tidak ada
setempat, nasional, dan Internasional. hubungan langsung dengan
Sedangkan dalam metode tingkat pendidikan dasar dan
pendidikannya, PKN hendaknya menengah.
memperhatikan unsur-unsur filsafat f. Walaupun ilmu kewarganegaraan
pendidikan, psikologi pendidikan, sebagai unsur mata kuliah MKBS,
terutama teori belajar aktif agar staf tapi ilmu kewarganegaraan
pengajar PKN mampu menjadi “director sebagai ilmu tingkat universitas,
of learning” atau menjadi”dirigen ada dalam naungan dan
musik”dari ke-delapan unsur yang pembinaan Fakultas Pendidikan
membentuk PKN secara”integratif”. Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS).

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 2, Oktober 2019 (halaman 112 - 121) 117

g. Generalisasi ilmu hubungan interaceptive


kewarganegaraan mempunyai knowledge dengan extraceptive
status “highly qualified knowledge, kebudayaan
statements”dan Indonesia, Tujuan pendidikan
“powerfulltheories”. nasional, Pancasila, Filsafat
h. Sebagian besar ide fundamental pendidikan, psikologi pendidikan,
ilmu kewarganegaraan bisa di pengembangan kirikulum disiplin
gunakan untuk menyusun bahan ilmi-ilmu sosial, humaniora,
pendidikan kewarganegaraan. UUD 1945, GBHN, kemudian
2. Pendidikan Kewarganegaraan dibuat program pendidikannya
a. Pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari unsur :
merupakan bagian atau salah satu - tujuan pendidikan
tujuan pendidikan Ilmu - bahan pendidikan
Pengetahuan Sosial (social - metode pendidikan , dan
science education) yaitu bahan - evaluasi
pendidikannya diorganisir secara e. Pendidikan kewarganegaraan
terpadu (integrated) dari berbagai menitikberatkan pada
disiplin ilmu-ilmu sosial, kemampuan dan keterampilan
humaniora, dokumen Negara, berfikir aktif warga negara
terutama Pancasila, UUD 1945, generasi muda dalam
GBHN, dan perundangan negara, menginternalisasi nilai-nilai
dengan tekanan bahan pendidikan warga negara yang baik, dalam
pada hubungan warga negara dan suasana demokratis dalam
bahan pendidikan yang berkenaan berbagai masalah kemasyarakatan
dengan bela negara. (civic affairs).
b. Pendidikan kewarganegaraan f. Dalam kepustakaan asing
adalah seleksi adaptasi dari pendidikan kewarganegaraan
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, sering disebut Civic Educational,
humaniora, Pancasila, UUD 1945 yang salah satu batasannya ialah
dan dokumen negara lainnya yang “seluruh kegiatan sekolah, rumah,
diorganisir dan disajikan secara dan masyarakat yang dapat
ilmiah dan psikologi untuk tujuan menumbuhkan demokrasi”.
pendidikan .
c. Pendidikan kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
dikembangkan secara ilmiah dan Pendidikan Hukum
psikologi baik untuk tingkat
jurusan PPKn, tapi juga harus Secara umum dipahami bahwa
dikembangkan penerapannya pendidikan hukum berlangsung di
untuk tingkat pendidikan Dasar lingkungan perguruan tinggi. Hingga
dan Menengah serta Perguruan sekarang pendidikan hukum pada
Tinggi (pasal 39 UU No.2/1989 fakultas-fakultas hukum di Indonesia
tentang Sistem pendidikan mempersiapkan orang untuk menjadi
nasional). pejabat pemerintah (administrasi),
d. Dalam mengembangkan dan pejabat kehakiman, hakim dan jaksa, dan
melaksanakan pendidikan anggota dari profesi bebas (advokat).
kewarganegaraan, kita harus Dari susunan dan isi kurikulum secara
berfikir secara “integratif” cara memberikan pengajaran dapat
kesatuan yang utuh dari: disimpulkan bahwa pendidikan ini

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
118 _______Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Hukum dalam ..., Suradi L

terutama bertujuan untuk mempersiapkan ditingkatkan kualitasnya, mengingat


orang menjadi orang yang memiliki pendidikan hukum di sekolah
kemahiran untuk menerapkan hukum diintegrasikan melalui mata pelajaran
yang ada. Orang-orang yang berguna yang relevan, berbeda dengan
dalam memelihara ketetiban menurut pendidikan hukum di perguruan tinggi
ketentuan-ketentuan hukum positif yang yang mempunyai mata kuliah dan
ada. Pendidikan hukum tidak hanya harus fakultas tersendiri.
menghasilkan orang-orang yang dapat Penyelenggaran PKn
membantu menciptakan masyarakat yang dimaksudkan untuk mengembangkan
dikehendaki melalui hukum dan daya nalar dan daya kritis siswa, sehingga
perundang-undangan. diarahkan membangun karakter bangsa
Pendidikan hukum menyangkut yang merupakan bagian dari upaya
masalah sikap orang (attitudinal problem) pengembangan warga negara yang
sebagai anggota masyarakat yang sedang cerdas, partisipatif dan bertanggung
membangun, maka selain isi dan struktur jawab. Pada jenjang pendidikan
kurikulum perlu sekali diperhatikan cara- menengah dan tinggi, PKn bisa menjadi
cara pengajaran hukum. sarana sosialisasi hukum yang berlaku,
Melihat ruang lingkup dan tujuan siswa atau mahasiswa merupakan
pendidikan hukum, maka nampak bahwa generasi penerus diharapkan memiliki
pendidikan kewarganegaraan juga pengetahuan dan pemahaman terhadap
merupakan pendidikan hukum. Hal ini hukum yang berlaku di Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari muatan pendidikan berarti PKn turut andil dalam mengambil
kewarganegaraan yang juga mencakup peran sebagai pendidikan hukum.
pendidikan hukum, seperti hukum Menurut Cholisin, (2010:2) PKn sebagai
kewarganegaraan. Meskipun demikian pendidikan hukum dimaksudkan adalah
tidak dapat dikatakan bahwa pendidikan dalam negara demokrasi yang
hukum lebih luas dari pendidikan berdasarkan hukum. Karena Indonesia
kewarganegaraan atau sebaliknya. merupakan negara hukum, Pasal 1 ayat
Pendidikan kewarganegaraan (3) UUD 1945.
sebagai pendidikan hukum berarti ada Konsekuensi PKn dalam
materi hukum maupun hal-hal pendidikan politik, hukum, dan
mempunyai kaitan dengan hukum moral/karakter, maka kemampuan
dimuat dalam pendidikan berpartisipasi secara bertanggungjawab
kewarganegaraan, akan tampak lebih bagi warga negara harus sejalan dengan
jelas lagi bila kita memperhatikan hal-hal peraturan hukum dan norma moral yang
yang menyangkut pendidikan berlaku di masyarakatnya. Dengan
kewarganegaraan; seperti pembahasan adanya PKn sebagai pendidikan hukum
mengenai peraturan perundang- diharapkan generasi muda mampu
undangan. Perubahan kearah menjadi agen perubahan dan penggerak
demokratisasi dan pendewasaan sebagai dalam memasyarakatkan pentingnya
bangsa yang berdaulat memiliki mengetahui dan memahami hukum
kepercayaan dan jati diri sebagai bangsa kepada masyarakat luas, karena mereka
harus dibenahi melalui pengembangan terhubung langsung dalam masyarakat,
konsep baru pendidikan sehingga mereka disiapkan untuk mampu
kewarganegaraan sebagai pendidikan menghadapi masalah-masalah,
hukum, dalam hal ini muatan pendidikan khususnya masalah-masalah yang
hukum dalam pendidikan berkaitan dengan hukum yang ada dalam
kewarganegaraan hendaknya kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 2, Oktober 2019 (halaman 112 - 121) 119

pendapat diatas yang menegaskan bahwa acuan atau sistem keyakinan diri maupun
PKn memiliki peran sebagai pendidikan kehidupan (Kosasi Djahiri, 1996). Nilai
hukum. ada yang bersifat dasar yaitu nilai yang
Sapriya (2007:27) meng- tidak berubah dan berlaku secara
ungkapkan bahwa PKn memiliki universal disamping nilai yang bersifat
kekhasan dibandingkan dengan bidang subjektif, yaitu nilai yang bergantung
studi lain yang sama-sama bertanggung pada budaya, waktu, dan tempat
jawab terhadap upaya pembentukan (relativitas nilai), sehingga nilai dapat
karakter, salah satu kekhasan PKn dibagi menjadi nilai objektif yang bersifat
dibandingkan mata pelajaran lain adalah intrinsik dan nilai subjektif yang bersifat
bahwa dalam PKn berperan dalam ekstrinsik.
membangkitkan kesadaran hukum, Nilai adalah patokan atau standar
karena itu di beberapa negara nama yang pola-pola pilihan yang dapat
dimaksud bukan civic education tetapi membimbing seseorang atau kelompok
law education. Untuk itu perlunya PKn ke arah “satisfaction, fulfillment, and
sebagai pendidikan hukum sangat meaning.” (Richard Merril, 1980). Nilai
berperan penting dalam mengarahkan (value dalam bahasa Inggris) berasal dari
warga negara sebagai indiviud maupun kata latin valere yang artinya kuat, baik,
kelompok untuk mengetahui dan dan berharga. Dalam kajian filsafat, nilai
memahami norma-norma hukumyang merujuk pada sesuatu yang sifatnya
berlaku, maka dengan demikian abstrak yang dapat diartikan sebagai
kepatuhan hukum dapat dicapai menuju “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
terwujudnya kesadaran hukum dalam (goodness). Nilai itu sesuatu yang
kehidupan masyarakat. berguna. (Budi Juliardi, 2016: 30).
Nilai-nilai moral berpusat pada
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai hati nurani, harus dikembangkan melalui
Pendidikan Nilai pendidikan moral (moral education) atau
pendidikan watak (character education)
Dalam literatur pendidikan, atau pendidikan nilai nilai-nilai (values
bahwa pendidikan nilai lebih banyak education) atau pendidikan “virtue”. (I
dibahas sebagai pendidikan moral, hal ini Wayan Koyan, 2000),
terjadi karena tujuan pendidikan moral itu Uraian di atas menunjukkan
sendiri ditekankan pada metode bahwa pendidikan nilai dapat berarti
pertimbangan moral dan untuk membantu pendidikan moral. Pendidikan
anak-anak mengenai apa yang menjadi kewarganegaraan sebagai pendidikan
dasar untuk menerima suatu nilai. Nilai nilai berarti pendidikan kewarganegaraan
merupakan salah satu objek pendidikan memuat pendidikan nilai/moral. Salah
moral. satu tujuan pendidikan kewarganegaraan
Nilai adalah segala sesuatu yang adalah agar warganegara dapat
berharga. Secara umum nilai dibedakan memahami dan berperilaku sesuai dengan
menjadi nilai ideal dan nilai aktual. Nilai nilai-nilai hukum, dimana nilai hukum itu
ideal adalah nilai yang menjadi cita-cita sendiri lahir dari kesadaran moral
setiap orang, sedangkan nilai aktual masyarakat, sehingga nilai-nilai hukum
adalah nilai yang diekpresikan dalam itu sendiri merupakan nilai-nilai moral,
perilaku sehari-hari. Disamping itu nilai karena ketentuan hukum yang baik
dapat pula dibedakan menjadi nilai apabila sesuai dengan nilai-nilai hukum
logika, estetika, etika, agama/religius, yang dianggap baik oleh masyarakat,
hukum. Semua nilai-nilai ini menjadi yang dinilai melalui pertimbangan moral.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
120 _______Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Hukum dalam ..., Suradi L

PENUTUP pada gilirannya turut menyumbang dalam


rangka pencapaian tujuan pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan nasional melalui terwujudnya warga
adalah seleksi, adaptasi dari lintas disiplin negara yang cerdas dan baik (smart and
ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, good citizen)
humaniora, teknologi, agama, kegiatan
dasar manusia yang diorganisir dan DAFTAR PUSTAKA
disajikan secara psikologis dan ilmiah
untuk ikut mencapai salah satu tujuan A. Ubaedillah. 2016. Pendidikan
pendidikan IPS – tujuan pendidikan Kewarganegaraan (Civic
nasional. Pendidikan kewarganegaraan Education) Pancasila,
sebagai pendidikan hukum menunjukkan Demokrasi dan Pencegahan
bahwa hukum maupun hal-hal Korupsi. Jakarta:
mempunyai kaitan dengannya dimuat Prenadamedia Group.
dalam pendidikan kewarganegaraan, Achmad Kosasih Djahiri. 1985. Strategi
akan tampak lebih jelas lagi bila kita Pengajaran Afektif-Nilai-
memperhatikan hal-hal yang menyangkut Moral VCT dan Games dalam
pendidikan kewarganegaraan. VCT. Bandung: FPIPS IKIP
Pendidikan kewarganegaraan sebagai Bandung.
pendidikan nilai berarti pendidikan Ahmad Jamalong, dkk. 2019. Pendidikan
kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila dan
nilai, agar warganegara dapat memahami Kewarganegaraan di
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Perguruan Tinggi. Depok: PT
hukum, dimana nilai hukum lahir dari RajaGrafindo Persada.
kesadaran moral, sehingga nilai-nilai Aim Abdul Karim, dkk. 2001. Civicus;
hukum merupakan nilai-nilai moral, Jurnal Ilmu Politik, Hukum,
karena ketentuan hukum yang baik PKn. Bandung: FPIPS
apabila sesuai dengan nilai-nilai hukum Universitas Pendidikan
yang dianggap baik oleh masyarakat, Indonesia.
yang dinilai melalui pertimbangan moral. Bambang Daroeso. 1986. Dasar dan
Pencapaian tujuan pendidikan Konsep Pendidikan Moral
kewarganegaraan sebagai pendidikan Pancasila. Semarang: Aneka
hukum maupun sebagai pendidikan nilai Ilmu.
sangat ditentukan oleh kualitas Budi Juliardi. 2016. Pendidikan
komponen dari sistem yang membangun Kewarganegaraan Untuk
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Perguruan Tinggi. Depok:
Oleh arena itu perlu ada usaha dari pihak Rajawali Pers.
pengambil kebijakan untuk terus C.S.T. Kansil. 1984. Pengantar Ilmu
memperbaiki perangkat-perangkat Hukum dan Tata Hukum
konsep maupun manajerial pendidikan Indonesia. Jakarta: PN Balai
kewarganegaraan serta dari pihak Pustaka
pendidik untuk terus meningkatkan I Wayan Koyan. 2000. Pendidikan Moral
kinerja sambil mengkaji kekurangan – Pendekatan Lintas Budaya.
pendidikan kewarganegaraan baik Jakarta: Dirjen Dikti –
sebagai pendidikan hukum maupun nilai, Depdknas.
sehingga dihari-hari yang akan datang Kaelan. 2016. Pendidikan
tujuan pendidikan kewarganegaraan Kewarganegaraan untuk
dapat tercapai sesuai harapan, dimana

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 2, Oktober 2019 (halaman 112 - 121) 121

Perguruan Tinggi. Kewarganegaraan dalam


Yogyakarta: Paradigma. Konteks Indonesia. Malang:
Mardenis. 2019. Pendidikan Madani.
Kewarganegaraan dalam Ujang Charda S. 2019. Pendidikan
Rangka Pengembangan Kewarganegaraan di
Kepribadian Bangsa. Depok: Perguruan Tinggi. Depok: PT
PT RajaGrafindo Persada. RajaGrafindo Persada.
Soenarjati M & Cholisin. 1989. Konsep Winarno. 2018. Paradigma Baru
Dasar Pendidikan Moral Pendidikan
Pancasila. Yogyakarta: Kewarganegaraan. Jakarta:
FPIPS IKIP Yogyakarta. Bumi Aksar
Suparlan Al Hakim, dkk. 2016.
Pendidikan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai