Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE JOB

SAFETY ANALYSIS PADA DERMAGA PELABUHAN DALAM PT.


PELABUHAN INDONESIA III CABANG TANJUNG EMAS

Bella Prima Novitasari*, Singgih Saptadi


Email :bella.prima1104@gmail.com

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro


JL Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang 50239

ABSTRAK
PT. Pelabuhan Indonesia III merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa
layanan operator terminal pelabuhan. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Pelabuhan Indonesia III adalah
pekerjaan bongkar muat kayu log di Dermaga Pelabuhan Dalam memiliki tingkat potensi terjadinya kecelakaan
kerja. Penelitian ini menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA)untuk menganalisis potensi dan risiko
bahaya dari suatu kecelakaan kerjayang mungkin terjadi di Dermaga Pelabuhan Dalam.Analisis potensi bahaya
ini dilakukan untuk masing-masing unit pekerajan kemudian dilakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
risiko yang ada.Penilaian matriks tingkat potensi bahaya yang ada pada metode JSA terdapat 4 kategori yaitu
mencakup rendah, sedang, tinggi dan ekstrim. Berdasarkan penilaian tingkat potensi bahaya yang dilakukan
didapatkan hasil yaitu level ekstrim untuk potensi cidera anggota tubuh terkena gergaji mesin dan forklift
menabrak pekerja lain saat bergerak. Potensi ini memiliki konsekuensi dampak kecelakaan yang sangat parah,
sehingga potensi pada kategori ini yang menjadi prioritas utama agar dapat dihindari.
Kata Kunci :Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Risiko Kecelakaan Kerja, Job Safety Analysis (JSA)

ABSTRACT
Work Accident Risk Analysis Using Job Safety Analysis (JSA) At The Inner Port Dock PT. Pelabuhan
Indonesia III Tanjung Emas. PT. Pelabuhan Indonesia III is a State Owned Enterprise which operates in port
terminal operator service. Problems faced by PT. Pelabuhan Indonesia III is a log loading and unloading work
at the Inner Port Dock having a potential level of work accident. This study uses Job Safety Analysis (JSA)
method to analyze the potential and risk of hazard of a work accident that may occur at the Inner Port Dock.
This hazard potential analysis was conducted for each unit of work then conducted an assessment to determine
the level of risk. Assessment of the potential hazard level matrix present in the JSA method there are 4
categories that include low, medium, high and extreme. Based on the assessment of the level of potential
hazards that are done, the results are extreme levels for potential injuries of body parts exposed to chainsaws
and forklifts crashing into other workers while on the move. This potential has the consequences of a very
severe accident impact, so the potential of this category is a top priority to avoid.
Keywords:Occupational Safety and Health, Occupational Risks, Job Safety Analysis (JSA)

1. PENDAHULUAN memindahkan kayu log dari kapal dengan luffing


Pelabuhan merupakan pintu gerbang utama crane, memotong kayu log dan memindahkan kayu
bagi suatu negara dengan negara lain karena log ke truk-truk pengangkut menggunakan forklift
pelabuhan bukan hanya menjadi sarana pelayanan untuk disalurkan ke tempat tujuan. Kegiatan ini
penumpang. Namun, pelabuhan juga menjadi memiliki risiko kerja yang tinggi sehingga
sarana keluar masuknya barang dari dalam negeri keselamatan kerja perlu diperhatikan.
maupun luar negeri.Pelabuhan dilengkapi dengan Penggunaan peralatan berat seperti crane,
dermaga sebagai tempat kapal menambat, crane forklift serta gergaji mesin tersebut membutuhkan
untuk bongkar muat barang serta tempat sumber daya manusia yang profesional dan
penyimpanan barang sementara menunggu berpengalaman dalam mengoperasikannya
penyaluran ke daerah tujuan. sehingga seluruh proses bongkar muat kayu log
PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung dapat berjalan sesuai rencana dan memiliki tingkat
Emas merupakan salah satu badan usaha milik keselamatan kerja tinggi. Keselamatan kerja adalah
negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
layanan operator terminal pelabuhan.PT Pelabuhan kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja
Indonesia III Cabang Tanjung Emas memiliki yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
beberapa dermaga, salah satunya yaitu Dermaga mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Pelabuhan Dalam. Kegiatan yang terdapat pada Pada Dermaga Pelabuhan Dalam, kesalahan
dermaga ini adalah bongkar muat kayu log yaitu dan kecerobohan pekerja mungkin dapat terjadi
seperti pekerja terkena hempasan log kayu, kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan 2%
tertimpa log kayu dan tertabrak forklift serta merupakan faktor alam (act of God).
terkena gergaji mesin. Potensi ini mungkin dapat
terjadi pada pekerjaan bongkar muat kayu log.Hal Job Safety Analysis
tersebut tentunya harus dapat ditindaklanjuti untuk Job Safety Analysis dalam CCOHS (2001)
menghindari kemungkinan tersebut.Untuk adalah sebuah sistematis pemeriksaan terhadap
menghindari hal-hal tersebut, perlu dilakukan pekerjaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
analisis potensi terjadinya kecelakaan kerja. potensi bahaya, menilai tingkat risiko dan
Analisis yang digunakan pada permasalahan ini mengevaluasi langkah-langkah praktis untuk
yaitu Job Safety Analysis karena dengan metode mengendalikan risiko.Analisis keselamatan
ini, identifikasi bahaya yang dilakukan berfokus pekerjaan merupakan elemen penting sistem
pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerja, alat manajemen risiko. Ini melibatkan menganalisa
dan lingkungan (Mahendar,2014). Menurut setiap tugas dasar pekerjaan untuk mengidentifikasi
Soeripto (1997) dalam Mahendar (2014). Job potensi bahaya dan untuk menentukan yang paling
Safety Analysis adalah suatu cara yang digunakan aman cara melakukan pekerjaan. Job safety
untuk memeriksa metode kerja dan menentukan analysis melibatkan 5 langkah :
bahaya yang sebelumnya telah diabaikan dalam 1. Memilih pekerjaan yang akan dianalisis.
merencanakan pabrik atau gedung dan di dalam 2. Membagi pekerjaan ke dalam urutan tugas-
rancang bangun masin-mesin, alat alat kerja, tugas.
material, lingkungan tempat kerja, dan proses kerja. Sebuah tugas adalah segmen pekerjaan secara
Penerapan Job Safety Analysis (JSA) keseluruhan.Penting untuk menjaga tugas
diharapkan akan dapat meminimasi kecelakaan berada di urutan yang benar. Setiap tugas
kerja yang memiliki potensi tinggi selama proses yang ditempatkan di luar urutan dapat
bongkar muat kayu log dengan melakukan tindakan menyebabkan potensi bahaya
pencegahan dini. Hal ini untuk meningkatkan 3. Mengidentifikasi potensi bahaya.
kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga dapat 4. Menentukan langkah-langkah pencegahan
memberikan keuntungan, kegiatan bongkar muat untuk mengendalikan bahaya.
kayu log yang efektif dan efisien serta Langkah keempat dalam JSA adalah
produktivitas tinggi pada perusahaan. menentukan cara untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya diidentifikasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA 5. Mengkomunikasikan informasi kepada yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja lain.
Berdasarkan definisi dalam Roehan Setelah langkah-langkah pencegahan yang
dkk.(2014), keselamatan berarti suatu keadaan dipilih, hasilnya harus dikomunikasikan
dimana seseorang terbebas dari peristiwa celaka kepada semua karyawan yang, atau akan,
dan nyaris celaka. Kesehatan memiliki arti tidak melakukan pekerjaan tersebut.
hanya terbebas dari penyakit namun juga sehat atau
sejahtera secara fisik, mental serta sosial.Jadi Penilaian Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Penilaian Resiko dalam Marhavilas
seseorang terbebas dari celaka dan nyaris celaka dkk.(2012) merupakan suatu proses penting yang
dimanapun dia berada dan sehat secara rohani, sistematis yang berguna untuk menilai dampak,
jasmani maupun di lingkungan sosial. kejadian, dan konsekuensi dari aktivitas manusia
didalam system dengan karakteristik-karakteristik
Kecelakaan Kerja yang berbahaya dan juga merupaka alat yang
Menurut Suma’mur (1989) pengertian dari dibutuhkan perusahaan untuk kebijakan mengenai
kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang dapat keamanan perusahaan.
merusak suatu rencana yang telah dibuat atau Menilai risiko (risk assessment) dalam
direncanakan sebelumnya.Keselamatan kerja Pujiono dkk. (2013) yang timbul dengan
diutamakan dalam bekerja untuk menghindari mendefinisikan kriteria likelihood dan
terjadinya kecelakaan.Kecelakaan dapat diartikan consequences (severity). Kriteria likelihood yang
sebagai suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan digunakan adalah berdasarkan data atau record
tidak diduga, yang kejadiannya dapat menyebabkan perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kriteria
timbulnya bencana atau kerugian. consequences (severity) yang digunakan adalah
Menurut Ashfal (1999) dalam Kurniawati akibat apa yang akan diterima pekerja yang
dkk. (2013), proses kecelakaan kerja 88% didefinisikan secara kualitatif dan
disebabkan oleh tindakan-tindakan tidak aman mempertimbangkan hari kerja yang hilang.
(unsafe act) sebesar 10% dan kondisi lingkungan
Tabel 1.Ukuran Kualitatif dari Kemungkinan (Likelihood)
Likelihood
Level Uraian Deskripsi Keterangan
1 Jarang Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya saat Kurang dari 1 kali dalam
Terjadi kejadian ekstrim 10 tahun
2 Kemungkinan Belum terjadi tapi bisa muncul terjadi pada Terjadi 1 kali per 10
Kecil suatu waktu tahun
3 Mungkin Seharusnya terjadi dan mungkin telah 1 kali per 5 tahun
terjadi/muncul disini atau muncul ditempat lain sampai 1 kali per 1
tahun
4 Kemungkinan Dapat terjadi dengan mudah, mungkin muncul Lebih dari 1 kali per
besar dalam keadaan yang paling banyak terjadi tahun hingga 1 kali per
bulan
5 Hampir pasti Sering terjadi, diharapkan muncul dalam Lebih dari 1 kali per
keadaan yang paling banyak terjadi bulan

Tabel 2.Ukuran Kualitatif dari Keparahan


Consssequenced/Severity
Level Uraian Keparahan Cedera Hari Kerja
1 Tidak Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau Tidak menyebabkan
Signifikan cedera pada manusia kehilangan hari kerja
2 Kecil Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil dan Masih dapat bekerja
tidak menimbulkan dampak serius terhadap pada hari/shift yang
kelangsungan bisnis sama
3 Sedang Cedera berat dan dirawat di rumah sakit, tidak Kehilangan hari kerja
menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial dibawah 3 hari
sedang
4 Berat Menimbulkan cedera parah, cacat tetap , dan Kehilangan hari kerja 3
kerugian finansial besar serta menimbulkan hari atau lebih
dampak serius terhadap kelangsungan bisnis
5 Bencana Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian Kehilangan hari kerja
parah bahkan dapat menghentikan kegiatan selamanya
usaha selamanya
Sumber : UNSW Health and Safety (2008) dalam Pujiono dkk.(2013)
3. METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.Matriks Analisis Risiko (level risiko) Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan
Konsekuensi data pada penelitian ini adalah menjelaskan
Likelihood permasalahan yang terjadi pada PT. Pelabuhan
1 2 3 4 5 Indonesia III Cabang Tanjung Emas yaitu
5 H H E E E mengenai analisis risiko kecelakaan kerja
menggunakan metode JSA. Dengan melakukan
4 M H H E E observasi dan pengamatan langsung maka akan
3 L M H E E didapatkan data – data yang dibutuhkan serta data
relevan yang dapat membantu dalam tahap
2 L L M H E selanjutnya yaitu pengolahan data.
1 L L M H H Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan
data yaitu dengan melakukan observasi dan
pengamatan langsung sehingga didapatkan data –
Keterangan : data yang dibutuhkan serta data relevan yang dapat
E (Extreme) : sangat berisiko membantu dalam pengolahan data.Data yang telah
dibutuhkan tindakan secepatnya dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis
H (High) : Berisiko besar, dibutuhkan mengenai potensi kecelakaan kerja pada tiap-tiap
perhatian dari manajemen puncak unit kerja.Tahapan terakhir penelitian ini yaitu
M (Medium) : Risiko sedang, penarikan kesimpulan.
tanggung jawab manajemen harus spesifik
L (Low) : Risiko rendah, menangani 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan prosedur rutin Pada pekerjaan bongkar muat kayu log
terdapat 2 unit kerja, yaitu pemotongan kayu
menggunakan gergaji mesin, pemindahan kayu log menentukan keseimbangan dengan hanya
menggunakan crane dan menggunakan memperkirakannya. Pada saat kayu log diangkat
forklift.Kegiatan yang dilakukan di Dermaga untuk dipindahkan bergerak melintang melewati
Pelabuhan Dalam memiliki potensi bahaya yang para pekerja yang ada dibawahnya. Pada pekerjaan
perlu diberikan perhatian khusus untuk dapat pemindahan kayu log menggunakan forklift
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan dilakukan setelah pemindahan kayu menggunakan
kerja. Pada pekerjaan pemindahan kayu log luffing crane. Kayu log dari tempat penyimpanan
menggunakan luffing crane, dalam pengikatan tali sementara diangkat dan dipindahkan ke atas truk-
crane dilakukan secara manual oleh para pekerja. truk pengangkut.Berikut ini hasil Analisis Resiko
Pengikatan dilakukan pada kedua sisi kayu dan dengan menggunakan JSA:

Tabel 4.Analisis Resiko dengan menggunakan JSA


Penilaian Resiko Level
No Pekerjaan Uraian Pekerjaan Potensial Bahaya Konsekuensi Rekomendasi
L C LxC Resiko
a. Tangan tergores saat
Pemindahan Kayu Log 1. Pada saat pekerja Tangan mengalami luka Menggunakan APD (sarung
1 mengikat tali crane ke 4 1 4 Low
Menggunakan Crane mengikat kayu log gores atau cedera ringan tangan)
kayu log
b. Kaki terjepit kayu Jari-jari kaki patah dan Pengawasan penggunaan APD
3 3 9 High
log memar safety shoes
2. Pada saat kayu Menggunakan APD dan sedikit
a. Terkena hempasan
log diangkat untuk Patah tulang, gegar otak 2 4 8 High menjauhi pada saat kayu log
Kayu log
dipindahkan diangkat untuk dipindahkan
Lebih cermat dalam mengikat
Patah tulang, gegar otak
b. Tertimpa Kayu log 1 5 5 High tali crane, operator mesin crane
atau bahkan kematian
sudah terlatih
Melakukan perawatan dan
c. Tertimpa seling Patah tulang atau cidera
2 4 8 High pemeriksaan pada seling crane
crane yang putus serius pada tubuh
sebelum digunakan
1. Pada saat Operator forklift memiliki
pengangkatan Patah tulang, gegar otak sertifikasi operator alat berat,
2. Pemindahan Kayu Log a. Tertimpa kayu log 1 5 5 High
terdapat pekerja lain atau bahkan kematian pekerja rompi dengan warna
Menggunakan Forklift di sekitarnya menyala
Operator forklift memiliki
b. Forklift menabrak
Cidera serius pada tubuh sertifikasi operator alat berat,
pekerja lain pada saat 3 5 15 Extreme
atau bahkan kematian pekerja menggunakan helm
bergerak
dan safety shoes

Pekerjaan Pemotongan 1.Pada saat mulai a. a. Menggunakan APD (sarung


Anggota tubuh Anggota tubuh terpotong
3 Kayu Log dengan gergaji memotong kayu 3 4 12 Exreme tangan, Safety shoes) , operator
terkena gergaji mesin gergaji mesin
mesin mesin sudah terlatih
b. Serbuk kayu yang
b. Menggunakan APD yaitu
berterbangan mengenai Mata pedih dan terluka 5 1 5 Low
kacamata pelindung
mata
Pada proses kerja pada Dermaga Pelabuhan
Berdasarkan job safety analysis yang telah Dalam yaitu bongkar muat kayu log terdapat 9 poin
dilakukan pada unit kerja yang ada di Dermaga potensi cidera dari hasil analisis. Pada level
Pelabuhan Dalam, maka dari perkalian antara nilai medium, yaitu yang berada pada kolom kuning
keparahan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan pada matriks nilai potensi resiko terdapat satu
didapatkan hasil mengenai tingkat bahaya yang potensi cidera yaitu 1.1a (Tangan tergores saat
ada. Potensi kecelakaan tersebut disajikan dalam mengikat tali crane ke kayu log). Potensi cidera
bentuk matriks untuk dapat mengetahui kategori tersebut berada pada level medium sehingga masih
level dari masing – masing potensi kecelakaan dapat ditoleransi, namun masih membutuhkan
yang telah dianalisis. pengendalian lebih jika dimungkinkan yaitu pada
Tabel 5.Matriks Level Risk Pada Dermaga pengendalian bahaya baru. Namun potensi cidera
Pelabuhan Dalam pada level medium ini perlu adanya perbaikan
Konsekuensi dalam waktu 3 hari, sehingga tidak menimbulkan
Tidak
Likelihood
signifikan
Kecil Sedang Berat Bencana terjadinya kecelakaan.
1 2 3 4 5 Pada level High yaitu yang terdapat pada
3.1b kolom jingga pada matriks nilai potensi resiko
5 terdapat 6 potensi cidera. Potensi tersebut antara
1.1a lain,3.1b (Serbuk kayu yang berterbangan
4 mengenai mata), 1.1b (Kaki terjepit kayu log), 1.2a
1.1b 3.1a 2.1b
(Terkena hempasan Kayu log), 1.2c (Tertimpa
3
1.2a seling crane yang putus), 1.2b (Tertimpa Kayu
2 1.2c log), 2.1a (Tertimpa kayu log). Pada kategori high
1.2b ini diperlukan perbaikan dalam waktu 24 jam,
1 2.1a sebagai tindakan pengendalian, karena resiko yang
dapat ditimbulkan tidak dapat diterima dan
memerlukan pengendalian yang lebih. Dampak K3 produksi harus segera dihentikan dan perlu
tersebut dapat dikendalikan dengan meningkatkan diperbaiki saat itu juga.
kewaspadaan dan kesadaran akan keselamatan dan 3. Pencegahan potensi terjadinya kecelakaan
kesehatan kerja dari pekerja itu sendiri, serta kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan
pengawasan penggunaan APD (helm, safety shoes, kewaspadaan para pekerja yaitu dengan
kacamata pelindung). bekerja lebih hati – hati dan menaati seluruh
Untuk potensi yang berada pada level ekstrim kebijakan yang telah ditetapkan seperti
yaitu pada kolom warna merah terdapat 2 potensi menggunakan alat pelindung diri sesuai
cidera yaitu 3.1a (Anggota tubuh terkena gergaji dengan prosedur, menaati semua rambu –
mesin), 2.1b (Forklift menabrak pekerja lain pada rambu keselamatan kerja, diberikan informasi
saat bergerak). Potensi ini memiliki konsekuensi mengenai potensi bahaya yang ada serta cara
dampak kecelakaan yang sangat parah, sehingga proteksi diri. Selain itu juga dapat dilakukan
potensi pada kategori ini jika terjadi kegiatan perbaikan dari alat bantu ataupun metode baru
produksi harus segera dihentikan dan perlu yang sesuai dengan peraturan dan kebijakan
diperbaiki saat itu juga. perusahaan. Adanya kerjasama dan
komunikasi yang terjalin baik antara tim ahli
KESIMPULAN K3 dan para pekerja juga diperlukan untuk
1. Potensi risiko bahaya yang mungkin terjadi dapat membantu kegiatan evaluasi kerja, yang
saat melakukan pekerjaan bongkar muat kayu tentunya memiliki tujuan untuk dapat
log di Dermaga Pelabuhan Dalam diuraikan mewujudkan kondisi kerja yang aman dan
pada masing-masing unit pekerjaan. Unit menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
pekerjaan pada saat pekerja mengikat kayu
log memiliki memiliki potensi bahaya yaitu DAFTAR PUSTAKA
tangan tergores saat mengikat tali crane ke Kurniawati, E., Sugiono, Yuniarti, R. 2013.
kayu log dan kaki terjepit kayu log. Unit Analisis Potensi Kecelakaan Kerja pada
pekerjaan pada saat kayu log diangkat untuk Departemen Produksi Springbed dengan
dipindahkan memiliki potensi bahaya terkena Metode Hazard Identification and Risk
hempasan kayu log, tertimpa kayu log dan Assessment (HIRA). Jurnal Teknik Industri
tertimpa seling crane yang putus. Unit Universitas Brawijaya
pekerjan pada saat pengangkatan terdapat Mahendar, Fran. 2014. Identifikasi
pekerja lain disekitarnya memiliki potensi Bahaya,Pengendalian Risiko dan Keselamatan
bahaya tertimpa kayu log dan forklift Kerja Pada Bagian Bengkel Repair Galangan
menabrak pekerja lain saat bergerak. Serta Kapal dengan Menggunakan Metode Job
untuk unit pekerjaan pada saat mulai Safety Analysis(JSA) di PT Janata Marina
memotong kayu memiliki potensi bahaya Indah Semarang. Jurnal Teknik Industri
yaitu anggota tubuh terkena gergaji mesin dan Universitas Diponegoro
serbuk kayu yang beterbangan mengenai Marhavilas, P. K., Koulouriotis, D. E. 2012.
mata. Developing a new alternative risk assessment
2. Dalam melakukan penerapan metode Job framework in the work sites by including a
Safety Analysis (JSA) pada suatu stochastic and a deterministic process: A case
pekerjaanSetelah proses identifikasi segala study for the Greek Public Electric Power
potensi cidera pada tiap – tiap pekerjaan Provider.Safety Science (50), 448–462
tunggal dilakukanmaka langkah selanjutnya Pujiono, B.N, Tama, I. P., Efranto, R. Y. 2013.
melakukan analisis dan penilaian untuk Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi
mengetahui tingkat resiko yang ada. Nilai ini Perbaikan dengan Metode Hazard and
dikategorikan sesuai nilai tingkat resiko Operability Study (HAZOP) Melalui
bahaya yang didapatkan.Terdapat 4 kategori Perangkingan OHS Risk Assessment and
potensi cidera yaitu rendah, sedang, tinggi dan Control. Jurnal Teknik Industri Universitas
ekstrim. Berdasarkan penenetuan kategori ini Brawijaya
didapatkan hasil bahwa potensi yang berada Roehan, K.R.A., Yuniar, Desrianty A. 2014.
pada level ekstrim yaitu potensi cidera Usulan Perbaikan Sistem Manajemen
anggota tubuh terkena gergaji mesin dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
forklift menabrak pekerja lain saat bergerak. Menggunakan Metode Hazard Identification
Potensi ini memiliki konsekuensi dampak and Risk Assesment (HIRA).Jurnal Online
kecelakaan yang sangat parah, sehingga Institut Teknologi Nasional No. 02 Vol 02
potensi pada kategori ini jika terjadi kegiatan Suma’mur. 1989. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. Toko Gunung
Agung. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai