Anda di halaman 1dari 5

TEORI KEPERAWATAN

Teori adalah seperangkat konsep dan proporsi yang memberikan cara yang teratur
untuk melihat fenomena, pernyataan yang menjelaskan atau memberi ciri fenomena tertentu.
Teori adalah seperangkat konsep yang teroganisir, koheren dan saling berhubungan satu sama
lain yang terdiri dari deskripsi, penjelasan dan prediksi tentang fenomena (Aini, 2018).
Sedangkan menurut Fawcett (2005) sebuah teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep
yang relatif konkret dan spesifik yang diturunkan dari model konseptual, proposisi yang
menggambarkan konsep-konsep tersebut, dan proposisi yang menyatakan hubungan yang
relatif konkret dan spesifik antara dua atau lebih konsep.
Tujuan teori dalam disiplin keilmuan adalah memandu penelitian untuk meningkatkan
ilmu dengan mendukung pengetahuan yang telah ada atau menghasilkan pengetahuan baru.
Sebuah teori tidak hanya membantu kita mengatur pikiran dan ide-ide, tetapi juga dapat
membantu mengarahkan kita pada apa yang harus dilakukan dan kapan dan bagaimana
melakukannya (Aini, 2018).
Menurut Fawcett (2005) fungsi dari sebuah teori adalah untuk mempersempit dan
secara lebih spesifik menjelaskan fenomena yang terkandung dalam model konseptual.
Fungsi lainnya adalah menyediakan struktur yang relatif konkret dan spesifik untuk
menginterpretasi perilaku, situasi, dan peristiwa yang pada awalnya masih membingungkan.
Ciri-ciri sebuah teori adalah:
1. Teori harus rasional
2. Dapat digeneralisasikan
3. Tersusun atas ide-ide yang terkoneksi sedemikian rupa untuk menciptakan cara yang
beragam dalam memandang suatu fenomena
4. Dasar untuk teori-teori yang dapat diuji
5. Digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktik mereka
6. Konsisten dengan teori-teori yang sudah dibuktikan sebelumnya, hokum dan prinsip-
prinsip.
Perbedaan utama antara model konseptual dan teori adalah tingkat abstraksi dan
kekhususannya. Model konseptual adalah system yang sangat abstrak dari konsep global dan
hubungan pernyataan. Sedangkan teori menguraikan konsep dan proporsi secara konkrit dan
khusus. Sehingga teori lebih spesifik dari pada konsep dan pernyataan model konseptual
(Aini, 2018). Teori bervariasi dalam tingkat abstraksi dan ruang lingkupnya. Jenis teori yang
lebih abstrak dan lebih luas disebut sebagai grand theory. Jenis teori yang lebih konkret dan
lebih sempit disebut sebagai middle range theory.

1. Model Konseptual
Model konseptual merupakan pendahulu dari grand theory dan middle range theory.
Perkembangan teori jika diluar konteks kerangka acuan model konseptual adalah
”absurd”. Semua teori menyiratkan pemahaman tentang dunia yang penting bagi
formulasi dan penggunaannya yang artinya semua teori memiliki asumsi dan implikasi
yang tertanam di dalamnya dan berasal dari budaya dan sejarah. konteks yang memberi
makna dan memengaruhi bagaimana sebuah teori dapat dipahami dan
diimplementasikan
2. Grand Theory
Grand theory diturunkan langsung oleh model konseptual yang dapat berfungsi
sebagai titik awal untuk mengembangkan middle range theory atau middle range theory
dapat diturunkan langsung dari model konseptual. Grand theory memiliki cakupan yg
luas yang terdiri dari konsep dan proposisi yang kurang abstrak dan lebih bersifat umum
dari pada konsep dan proposisi model konseptual tetapi tidak konkrit dan spesifik seperti
middle range theory.
3. Middle Range Theory
Middle range theory memiliki cakupan yang lebih sempit dari pada grand theory,
yang terdiri dari sejumlah konsep dan proposisi yang ditulis pada tingkat yang relatif
konkret dan spesifik dengan menjelaskan apa yang menjadi fenomena, menjelaskan
mengapa itu terjadi, atau menduga bagaimana itu dapat terjadi. Ketika middle range
theory menggambarkan sebuah fenomena, ia hanya menyebutkan kesamaan yang
ditemukan dalam pengamatan terpisah dari individu, kelompok, situasi, atau peristiwa.
Middle range theory dapat juga disebut tipologi atau taksonomi.

Yang mendasari dari sebuah teori adalah konsep, yang didefinisikan sebagai kata atau
frasa yang merangkum ide, pengamatan dan pengalaman. Agar suatu teori dapat terbentuk,
konsep harus saling berkaitan. Pernyataan teoritis juga disebut proposisi, yang
menggambarkan suatu konsep atau hubungan antara dua konsep atau lebih. Kemudian sebuah
teori merupakan pernyataan atau sekelompok pernyataan yang menggambarkan,
menjelaskan atau memprediksi hubungan antar konsep (Nestel & Hill, 2008).
Teori keperawatan terdiri dari serangkaian konsep dan proposisi yang dapat
menjelaskan atau mengkarakterisasi fenomena sentral yang menarik bagi paradigma
keperawatan: orang, lingkungan, kesehatan / penyakit, dan keperawatan. Orang adalah
penerima asuhan keperawatan yang termasuk individu, keluarga, dan komunitas. Lingkungan
mengacu pada lingkungan klien, faktor-faktor internal yang mempengaruhi klien, dan
pengaturan di mana asuhan keperawatan diberikan. Kesehatan dan penyakit menggambarkan
kondisi kesejahteraan klien. Perawatan mengacu pada tindakan yang diambil saat
memberikan perawatan kepada pasien. Konsep-konsep ini, diambil bersama, membentuk apa
yang dikenal sebagai metaparadigma keperawatan (Nestel & Hill, 2008).
Teori keperawatan adalah seperangkat ide, definisi, hubungan dan harapan atau saran
yang berasal dari model keperawatan atau dari disiplin (bidang ilmu) lain dan rancangan
purposive, pandangan metodis fenomena dengan merancang hubungan khusus diantara ide-
ide yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan, dan atau merekomendasikan. Teori
keperawatan yang membedakan keperawatan dari disiplin lain, dimana teori ini memiliki
tujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan hasil yang
diinginkan dari praktik asuhan keperawatan (Aini, 2018). Teori keperawatan memberikan
struktur/ kerangka untuk berkomunikasi antara satu perawat dengan perawat lainnya atau
dengan tim kesehatan lainnya.
Keperawatan mempunyai body of knowledge tersendiri, yaitu teori dan pengalaman.
Pengetahuan tentang teori didapat dari proses membaca, observasi dan diskusi tentang
konsep. Pengalaman atau pengetahuan klinis, yang dikenal juga sebagai seni keperawatan
dibentuk dari pengalaman klinis seorang perawat. Kedua hal tersebut sangat dibutuhkan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif (Alligood, 2014). Disiplin
profesional keperawatan mempunyai dua dimensi yaitu ilmu keperawatan dan profesi
keperawatan. Ilmu keperawatan dicapai melalui penelitian keperawatan, profesi keperawatan
diaktualisasikan melalui praktik keperawatan (Fawcett, 2005). Disiplin adalah suatu keilmuan
khusus dan mengacu pada suatu cabang pendidikan , departemen dari pembelajaran , atau
domain dari pengetahuan tertentu. Profesi mengacu pada bidang khusus dari praktik yang
dibangun diatas struktur teoritis ilmu pengetahuan dan disiplin, serta kemampuan praktik lain
yang menyertainya (Alligood, 2014).
Abad-21 dalam dunia keperawatan dinamakan era pemanfaatan teori, dimana teori yang
telah ada dikembangkan untuk menghasilkan perawatan yang berkualitas, yang
penekanannya adalah untuk memandu penelitian, praktik, pendidikan dan administrasi,
sehingga dihasilkan teori middle-range yang merupakan kerangka kerja keperawatan dalam
menghasilkan pengetahuan yang berdasarkan bukti (evidence based nursing practice) untuk
perawatan berkualitas. Proses pemanfaatan teori –teori yang telah berkembang dapat dilihat
dari peningkatan jumlah perawat profesional, magister, doctor, sehingga memberikan dampak
yang positif dalam melakukan pelayanan keperawatan, karena teori-teori yang mereka
dapatkan selama menempuh studi, kemudian diaplikasikan di lahan praktiknya masing-
masing.

Antara penelitian, praktik dan pendidikan keperawatan ada hubungan saling terkait
yang tujuannya untuk memberikan asuhan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai
dengan falsafah dan paradigma keperawatan, sehingga muncul teori-teori keperawatan.
Praktik keperawatan adalah titik focus dari hubungan antara praktik, teori, dan penelitian.
Praktik keperawatan menyediakan ide-ide yang dapat dikembangkan secara sistematis dan
diselenggarakan dalam bentuk teori keperawatan. Ide yang diusulkan oleh teori keperawatab
harus dapat diuji dan divalidasi melalui riset keperawatan. Pada gilirannya pengetahuan baru
yang dihasilkan dari riset keperawatan dapat digunakan untuk mengubah dan
menginformasikan praktik keperawatan. Atau praktik keperawatan juga dapat menghasilkan
pertanyaan yang dapat menjadi ide untuk melakukan riset keperawatan, selanjutnya hasil riset
keperawatan dapat mempengaruhi perkembangan teori keperawatan, yang selanjutnya akan
mengubah praktik keperawatan (Laune dan Ladner dalam Aini 2018).
Teori-teori keperawatan yang ada memandu pelaksanaan praktik keperawatan.
Penelitian – penelitian yang dilakukan dalam bidang keperawatan, menjadi hal yang sangat
penting dalam perbaikan kualitas pelayanan. Hubungan antara teori keperawatan dan
penelitian keperawatan membangun ilmu keperawatan yang dapat diaplikasikan dalam
praktik keperawatan. Perawat harus mengerti dengan baik teori yang ada dan aplikasi yang
cocok pada saat melakukan intervensi keperawatan.

Referensi
Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of nursing
model and theories (2nd ed.). Philadelphia : F A Davis Company.
Aini, N. (2018). Teori model keperawatan. Malang : UMM press
Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007). Conceptual foundations the bridge to professional
nursing practice, sixth edition. Missouri: Mosby Elsivier.

Anda mungkin juga menyukai