Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE PENELITIAN AGRIBISNIS

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN


TERHADAP BUAH PISANG DI
KECAMATAN NARMADA

Oleh
IRWAN ARDI TIA JAYA
C1G018071

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ii

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN


TERHADAP BUAH PISANG DI
KECAMATAN NARMADA

Rencana Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian

Oleh
IRWAN ARDI TIA JAYA
C1G018071

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal yang diajukan oleh:

Nama : Irwan Ardi Tia Jaya


NIM : C1G018071
Program Studi : Agribisnis
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Judul Skripsi : Analisis Permintaan Konsumen Terhadap
Buah Pisang di Kecamatan Narmada
telah berhasil dipertahankan di depan dosen penguji Ir. Sri Supartiningsih,
MP pada tanggal 10 Desember 2020, dan diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Nilai Praktikum Mata Kuliah Metode Penelitian Ilmiah
pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Menyetujui:
Pembimbing Utama,

Ir. Sri Supartiningsih, MP


NIP.196004031985032001

Tanggal Pengesahan:
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga skripsi yang berjudul
“Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Buah Pisang di Kecamatan
Narmada” dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dalam penulisan proposal ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa bimbingan, bantuan
dan dorongan tersebut sangat berarti dalam penulisan Proposal ini. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

2. Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.


4. Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian Ilmiah Fakultas Pertanian
Universitas Matram
5. Kedua orang tua tercinta, segenap keluarga dan sahabat-sahabat yang
telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi
ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,


baik dari segi isi maupun metode penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan dari para pembaca baik berupa kritik maupun saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan Proposal ini.

Narmada,Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... 3
KATA PENGANTAR................................................................................................. 4
DAFTAR ISI................................................................................................................ 5
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... 7
I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 6
1.1. Landasan Teori.................................................................................................. 6
1.1.1.Teori Permintaan.......................................................................................... 6
1.1.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan...........................................9
1.Harga barang itu sendiri..................................................................................... 9
2.Harga barang lain............................................................................................... 9
3.Tingkat pendapatan............................................................................................ 9
4.Jumlah penduduk............................................................................................... 9
5.Selera............................................................................................................... 10
6.Perkiraan harga di masa mendatang................................................................10
1.1.3.Elastisitas.................................................................................................... 10
1.1.4.Model Regresi Linier Berganda.................................................................11
1.1.5.Uji Hipotesis............................................................................................... 11
2.Uji t (Parsial).................................................................................................... 11
3.Uji Koefisien Determinasi (R-Square).............................................................11
1.1.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik.............................................................11
2. Autokorelasi.................................................................................................... 12
3. Heteroskedastisitas.......................................................................................... 12
1.1.7.Perilaku Konsumen.................................................................................... 12
1.1.8. Proses Keputusan Pembelian.....................................................................13
1.2. Kerangka Pendekatan Masalah.....................................................................14
1.3. Definisi Operasional..................................................................................... 17
III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................................19
3.1. Metode dan Teknik Penelitian.........................................................................19
3.2. Unit Analisis.................................................................................................... 19
3.3. Teknik Penentuan Sampel...............................................................................19
3.3.1. Penentuan Daerah Sampel.........................................................................19
3.3.2. Penentuan Sampel Dan Responden...........................................................20
3.4. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................20
3.4.1. Jenis Data................................................................................................... 20
3.4.2. Sumber Data.............................................................................................. 20
3.5. Variabel dan Cara Pengukuran........................................................................20
3.6. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 23
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kurva Permintaan.......................................................................................9
2. Pergeseran Kurva Permintaan....................................................................10
3. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah.................................................19
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki iklim tropis, berpeluang


besar dalam pengembangan komoditas pertanian terutama komoditas hortikultura.
Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi
sektor pertanian dan perekonomian, hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto
(PDB), jumlah rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan, penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan pendapatan dari sub sektor hortikultura (Dinas
Pertanian Tanaman dan Hortikultura Provinsi NTB, 2011).
Menurut Rismunandar (1985), peningkatan produksi tanaman hortikultura
merupakan salah satu usaha pemerintah dalam memenuhi permintaan di dalam
negeri yang terus meningkat, akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan
peningkatan konsumsi perkapita dari komoditi yang bersangkutan. Peningkatan taraf
hidup yang lebih baik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dalam
makanan sehari-hari menyebabkan pula kenaikan permintaan hasil tanaman
hortikultura. Gizi yang baik dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi beberapa jenis
makanan, diantaranya adalah buah-buahan. Buah merupakan salah satu kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh setiap manusia guna menunjang kesehatan tubuh.
Di Indonesia, terdapat perbedaan pola konsumsi buah-buahan antara
penduduk di perkotaan dengan penduduk di pedesaan. Data Susenas menunjukkan
bahwa pada tahun 2016, konsumsi buah lebih tinggi di daerah perkotaan
dibandingkan di pedesaan. Analisa tren konsumsi tingkat nasional untuk periode
lima tahun terakhir juga menunjukkan hal sama yaitu konsumsi buah di perkotaan
meningkat sebesar 1,8 persen sedangan di pedesaan mengalami penurunan sebesar
10,7 persen. Konsumsi buah cenderung lebih tinggi di perkotaan dibandingkan di
pedesaan di Indonesia (BPS, Susenas Maret 2016 dalam Buletin Pemantauan
Ketahanan Pangan Indonesia, 2017).
Pisang adalah salah satu jenis komoditas hortikultura yang berpotensi
untuk dikembangkan. Pisang (Musa parasidiaca L.) merupakan tanaman buah
berbentuk herba berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan
Tengah. Di Indonesia, pisang merupakan salah satu buah yang sangat populer di
masyarakat karena mudah ditemukan dan tersedia dalam berbagai jenis,
disamping harganya yang sangat terjangkau dan nilai gizinya yang sangat
lengkap. Budidaya buah pisang saat ini tidak hanya dilakukan secara sederhana
hanya di pekarangan/kebun rumah, tetapi telah dilakukan secara intensif
terutama pisang untuk keperluan ekspor (Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian Kementerian Pertanian , 2016).
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang
ada di Indonesia yang memiliki kabupaten sebagai daerah penghasil pisang yang
potensial dan memiliki peluang pengembangan yang prospektif. Pisang
merupakan buah yang digemari oleh semua lapisan masyarakat karena rasanya
yang enak, mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan mudah didapat.
Kecamatan Narmada merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat sebagai daerah penghasil produksi pisang yang potensial.
Kedudukannya sangat strategis karena merupakan salah satu kecamatan yang
sebagian besar penghasilan masyarakatnya dari sektor pertanian. Kecamatan
Narmada wilayahnya terbagi menjadi 21 Desa. Lahan / tanah pertanian dan
perkebunan sangat luas, yang ditanami dengan tanaman buah – buahan seperti
tanaman pisang, manggis, rambutan, durian dan mangga terdapat hampir diseluruh
wilayah desa. Di samping itu, Kecamatan Narmada juga merupakan daerah yang
sangat potensial di bidang agrowisata karena wilayahnya merupakan kawasan
pertanian dan perkebunan yang cukup luas terutama tanaman buah-buahan (Profil
Sistem Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Narmada, 2017).
Jika dilihat dari ketersediaan buah, produksi buah pisang di Kecamatan
Narmada cukup melimpah. Tingkat produksi buah pisang yang besar tersebut
merupakan suatu hal yang menunjang dari segi ketersediaan buah pisang. Jika
dihubungkan dengan tingkat konsumsi bahwa tingkat konsumsi buah-buahan
masyarakat di Kecamatan Narmada masih rendah karena Kecamatan Narmada
merupakan wilayah pedesaan dan dilihat dari proporsi pengeluaran terhadap
buah-buahan masih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan buah
pisang di Kecamatan Narmada yang besar tidak menjamin tingkat konsumsi
buah pisang juga tinggi. Rendahnya konsumsi buah pisang tersebut perlu
diklarifikasi apakah karena masih rendahnya kesadaran konsumsi masyarakat
atau karena masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat serta selera
masyarakat dalam mengkonsumsi buah-buahan.
Pola konsumsi seseorang terhadap buah pisang menentukan permintaan
buah pisang itu sendiri. Permintaaan merupakan jumlah barang yang diminta
oleh konsumen pada suatu pasar. Permintaan buah pisang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu harga
barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan konsumen, jumlah anggota
keluarga konsumen, dan selera konsumen. Pendapatan konsumen merupakan
faktor penting terhadap permintaan barang. Permintaan buah pisang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan masayarakat. Selain itu
harga buah pisang dapat mempengaruhi jumlah permintaan(Sukirno, 2005.
Rasyaf, 2000)

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul


“Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Buah Pisang Di Kecamatan
Narmada”.
1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini diarahkan ke permintaan pisang


karena Narmada merupakan daerah produksi pisang yang tinggi dan wilayah
pedesaan yang tingkat konsumsi pisang masih rendah. Jadi peneliti ingin melihat
tingkat jumlah permintaan pisang di Kecamatan Narmada apakah sama dengan
tingkat jumlah produksi pisang yang dihasilkan di daerah tersebut. Data
permintaan pisang di Kecamatan Narmada juga sampai saat ini belum tersedia,
sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai permintaan pisang.
Total konsumsi pisang per kapita relatif stabil setiap tahun namun
cenderung menurun dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata penurunan
sebesar 1,80% per tahun. Konsumsi pisang lainnya secara umum lebih tinggi
dibandingkan konsumsi pisang ambon dan pisang raja. Tahun 2011 terjadi
kenaikan konsumsi pisang menjadi 8,812 kg/kapita atau naik 29,01%
dibandingkan tahun sebelumnya. Penyediaan pisang sebagai bahan makanan
sebesar 93,65%, sedangkan 6,35% sisanya tercecer (Putdatin Sekretariat Jenderal
Kementrian Pertanian RI, 2014).
Kecamatan Narmada dengan luas wilayah yaitu 112,77 km2 dan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 99.272 jiwa merupakan daerah sebagai
sentra produksi pisang di Kabupaten Lombok Barat, namun tingkat konsumsi
buah pisang tergolong masih rendah. Tingkat konsumsi buah pisang masyarakat
wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi masyarakat
wilayah pedesaan. Jumlah produksi buah pisang tidak sesuai dengan jumlah
konsumsi buah pisang di Kecamatan Narmada. Tingkat konsumsi buah pisang
masyarakat di Kecamatan Narmada masih di bawah standar kebutuhan konsumsi
buah pisang yang dianjurkan, sehingga jumlah produksi pisang melebihi jumlah
pisang yang diminta oleh masyarakat di Kecamatan Narmada yang
menyebabkan permintaan buah pisang menjadi rendah.
Tipologi masyarakat Kecamatan Narmada yang merupakan masyarakat
pedesaan dapat menyebabkan pola konsumsi yang lebih banyak kepada
konsumsi pangan yang berkarbohidrat. Jika dilihat dari aspek konsumsi, tingkat
konsumsi buah-buahan di Kecamatan Narmada masih cukup rendah. Hal ini
dapat dilihat dari proporsi pengeluaran untuk kelompok buah-buahan yang masih
rendah. Padahal dari sisi ketersediaan buah, Kecamatan Narmada memiliki hasil
produksi buah pisang yang tinggi. Tingginya produksi buah pisang di
Kecamatan Narmada memberikan peluang untuk meningkatkan konsumsi
masyarakat terhadap buah pisang. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
rendahnya konsumsi buah pisang di pedesaan. Rendahnya konsumsi terhadap
buah pisang dapat mempengaruhi permintaan buah pisang itu sendiri. Secara
teoritis permintaan buah pisang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi buah pisang diantaranya adalah harga barang itu
sendiri, harga barang substitusi, pendapatan konsumen, jumlah anggota keluarga
konsumen, tingkat pendidikan konsumen, dan selera konsumen.
Buah pisang cukup banyak dipasarkan di Kecamatan Narmada. Buah pisang
yang dipasarkan di Kecamatan Narmada dengan bebagai jenis dan memiliki
karakteristik atau ciri yang berbeda satu sama lain. Konsumen akan selalu
mempertimbangkan karakteristik buah pisang sebelum membeli dan
menyesuaikannya dengan kesukaan konsumen terhadap buah pisang. Konsumen
memiliki kesukaan yang berbeda pada tiap produk, hal ini sesuai dengan selera
masing-masing konsumen dan informasi yang mereka terima tentang kriteria ideal
suatu produk. Oleh karena itu, untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat dan
memberikan kepuasan kepada konsumen penting bagi produsen dan pemasar
buah pisang memahami perbedaan atau persamaan tingkat kesukaan (preferensi)
konsumen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian buah
pisang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan buah pisang
di Kecamatan Narmada?
2. Atribut manakah yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam
pembelian buah pisang di kecamatam Narmada
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah pisang
di Kecamatan Narmada.
2. Untuk mengetahui Pertimbangan konsumen dalam pembelian buah pisang di
Kecamatan Narmada.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
2. Bagi akademisi dan peminat masalah permintaan dan preferensi konsumen,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi, wawasan,
serta refrensi yang berkaitan dengan permintaan dan preferensi konsumen.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Landasan Teori

1.1.1. Teori Permintaan

Permintaan diartikan sebagai suatu hukum yang menjelaskan tentang


keinginan atau kesediaan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan suatu barang yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain yang
terkait, tingkat pendapatan per kapita (daya beli), selera atau kebiasaan, jumlah
penduduk, perkiraan harga di masa mendatang, distribusi pendapatan dan usaha-
usaha produsen meningkatkan penjualan (Rahardja, 2006).
Dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai arti
tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu
barang atau jasa yang akan dibeli orang dan harga barang atau jasa tersebut.
Permintaan adalah jumlah dari suatu barang atau jasa yang mau dan mampu
dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan
anggapan hal-hal lain tetap sama atau cateris paribus. (Gilarso, 2007)
Permintaan baru bisa terjadi pada saat konsumen memiliki kebutuhan
akan barang tersebut dan juga memiliki daya beli untuk mendapatkan produk
tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya beli dikenal dengan
istilah permintaan efektif, sedangkan permintaan yang hanya didasarkan atas
kebutuhan saja disebut dengan permintaan potensial. Daya beli konsumen itu
sendiri disokong oleh dua faktor mendasar, yakni pendapatan sang konsumen
dan juga harga produk yang dikehendaki (Sugiarto, 2002).
Berikut adalah fungsi dari permintaan:
Dx = f (Px, Py, Y, T, N)
Dimana:
Dx = Permintaan akan barang x
Px = harga barang x
Py = harga barang y
Y = pendapatan per
kapita T = selera
N = jumlah penduduk
Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh
variabel lain. Px, Py, Y, T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya
tidak tergantung besarnya variabel lain. Tanda positif dan negatif menunjukkan
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan akan barang.
Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin rendah harga
suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut. Sebaliknya
semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang
tersebut (Firdaus, 2008).
Selain itu Hukum Permintaan, yaitu bahwa semakin tinggi harga suatu
barang, semakin kecil permintaan terhadap barang tersebut; begitupun sebaliknya.
Pernyataan ini menerangkan tentang hubungan antara permintaan terhadap suatu
barang dan harga barang tersebut. Pengertian ceteris paribus ini adalah menganggap
hal-hal lain tetap tidak berubah atau konstan, baik dalam arti tingkat berkah, tingkat
manfaat, tingkat pendapatan, preferensi dan sebagainya. Jika satu dari hal-hal lain
yang dimaksud berubah, maka hukum permintaan tidak berlaku.
Kurva Permintaan (Demand Curve) menyatakan seberapa banyak
kuantitas barang atau produk yang bersedia dibeli oleh konsumen dikarenakan
perubahan harga per unit. Dalam hal ini, permintaan akan kuantitas suatu barang
dipengaruhi oleh tingkat harga yang ditetapkan. Dengan kata lain, hubungan
antara jumlah permintaan dan harga dapat digambarkan berikut:

Gambar 1. Kurva Permintaan


Dimana:
P: Harga
Q: Jumlah barang yang diminta
D: Permintaan
A: Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1
B: Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
Dari gambar di atas diketahui bahwa kurva permintaan yang ditandai
dengan D, kemiringannya (Slope) menurun. Hal ini disebabkan karena perilaku
rasional konsumen, yaitu apabila harga naik mereka akan menurunkan
konsumsinya, begitu pula sebaliknya apabila harga turun mereka akan
menaikkan konsumsinya. Satu-satunya faktor yang mempengaruhi perubahan
tingkat kuantitas suatu produk adalah perubahan tingkat harga. Hal ini dalam
ilmu ekonomi disebut pergerakan sepanjang kurva.
Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas
ke kanan bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu
tegak P dan jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar
diperoleh dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian
banyak konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.
Namun selain itu, juga terdapat faktor lain yang menyebabkan perubahan
tingkat kuantitas suatu produk (pendapatan, selera, ekspektasi pembeli, dan harga
barang yang berkaitan). Dalam ilmu ekonomi disebut pergeseran kurva
permintaan. Setiap perubahan yang meningkatkan kuantitas yang diminta pada
setiap harga akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya, setiap
perubahan yang menurunkan kuantitas yang diminta pada setiap tingkatan harga
akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Bentuk pergeseran kurva permintaan
sebagai berikut:

Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan


Pergeseran kurva permintaan kekanan dari kurva D bergeser ke D1
menunjukkan bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang
dapat disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu
sendiri misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini,
2006).
1.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang (Sukirno, 2005)


adalah:
1. Harga barang itu sendiri
Kuantitas barang yang diminta akan menurun ketika harganya meningkat
dan kuantitas barang yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dengan
kata lain kuantitas barang yang diminta berhubungan negative dengan harga.
2. Harga barang lain
Harga barang lain (substitusi) juga dapat mempengaruhi permintaan
suatu barang, jika ada sebuah barang yang memiliki fungsi atau kegunaan yang
sama dengan barang sebelumnya dengan harga yang lebih murah maka
konsumen akan beralih menggunakan barang/jasa pengganti tersebut. Jika
barang bersifat saling menggantikan maka disebut barang substitusi. Contohnya
yaitu beras dan jagung. Bila harga beras naik, maka permintaaan akan beras akan
menurun dan jagung sebagai barang substitusi jumlah permintaanya akan
meningkat, sedangkan bila dua macam barang bersifat melengkapi, maka disebut
barang komplementer. Contohnya gula dan kopi. Bila permintaan kopi menurun
karna harga kopi meningkat makan permintaan gula juga menurun, hal ini
karena kedua barang tersebut merupakan barang komplementer.
3. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mencerminkan daya beli masyarakat. Semakin
tinggi tingkat pendapatan masyarakat, berarti daya beli akan meningkat,
sehingga permintaan akan suatu barang akan meningkat juga.
4. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
permintaan sebuah barang. Sebagai contoh beras, hampir semua manusia di
dunia ini mengkonsumsi nasi yang berasal dari beras, jadi semakin banyak
jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras maka permintaan terhadap beras
juga akan banyak.
5. Selera.
Walaupun bersifat relatif, selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi
permintaan terhadap suatu barang. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu
meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat juga. Hal ini
membuat permintaan akan sebuah barang juga dipengaruhi oleh selera.
6. Perkiraan harga di masa mendatang.
Bila memperkirakan harga suatu barang akan naik di masa mendatang,
maka permintaan akan meningkat karena banyak orang pada saat ini akan
membeli barang tersebut sekarang untuk menghemat belanja di masa mendatang.
1.1.3. Elastisitas

Hukum permintaan dan penawaran meramalkan arah perubahan harga


dan kuantitas sebagai reaksi terhadap berbagai pergeseran permintaan dan
penawaran. Mengetahui perubahan kuantitas (naik atau turun) sebagai akibat
dari perubahan harga tidaklah cukup, karena belum diketahui seberapa besar
(responsive) perubahan tersebut. Mengukur dan menjeaskan hingga seberapa
jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan variabel-variabel
lainnya dijelaskan dalam konsep elastisitas. Soekartawi (1989) menyatakan
bahwa elastisitas suatu barang terhadap barang lain adalah persentase perubahan
harga barang yang satu disebut X dan barang yang lain disebut Y. Elastisitas
mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli atau
ditawarkan sebagai akibat perubahan salah satu faktor.
Elastisitas merupakan rasio dari dua ukuran maka dengan persentase
perubahan harga tertentu, elastisitas akan besar atau kecil tergantung pada besar
kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta. Semakin besar elastisitas (E)
maka permintaan semakin elastis dan semakin kecil elastisitas (E) maka
permintaan menjadi kurang elastis. Permintaan dikatakan elastis apabila nilai
elastisitas (E) lebih besar dari satu dan kurang elastisitas apabila nilai elastisitas
kurang dari satu. Tanda negatif yang selalu menyertai besaran elastisitas
menunjukkan bahwa jika harga naik diikuti oleh penurunan jumlah barang yang
diminta dan harga turun diikuti oleh kenaikan jumlah barang yang diminta
(Hanafie, 2014).
1.1.4. Model Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2, …, Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Anonim, 2012).
1.1.5. Uji Hipotesis

1. Uji Statistik F (Uji Simultan)


Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika F-hitug < F-tabel, maka Ho
diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang
terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel
independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%.
2. Uji t (Parsial)
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel
atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t
identik dengan Uji F (Hidayat, 2013).
3. Uji Koefisien Determinasi (R-Square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi
dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Apabila analisis
yang digunakan oleh regresi sederhana, maka yang digunakan adalah R Square.
Namun, apabila analisis yang digunakan adalah regresi berganda, maka yang
digunakan adalah Adjusted R Square (Anonim, 2012).
1.1.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1. Multikolinieritas
Dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya “Statistical
Confluence Analysis by Means of Complete Regression System”. Fish menyatakan
bahwa multikolinieritas adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang
sempurna. Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan
terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel independen dengan variabel
independen yang lain. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari
beberapa hal, yaitu jika Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan jika
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinieritas (Agung, 2007).
2. Autokorelasi
Auotokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R.
Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota observasi yang disusun
menurut aturan waktu (Suharyadi, 2003). Menguji autokorelasi dalam suatu model
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et)
pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (et-1). Cara
mudah mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.
3. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas untuk menunjukkan nilai varian (Y-Y) antar nilai Y
tidaklah sama atau hero. Hal demikian sering terjadi pada data yang bersifat cross
section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu dengan responden yang
banyak. Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual yaitu
Suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu
periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, sehingga dapat dikatakan
model tersebut homokedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
memprediksi ada tidaknya homokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola
gambar Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat dilihat jika:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan di bawah.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Agung, 2007).

1.1.7. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2005), konsumen adalah individu atau kelompok yang


berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan
pribadi atau kelompoknya. Menurut Engel, et al. (1994), perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyertai tindakan ini.
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa, dan setelah melakukan
hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Engel, et al. (1994) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
a. Konsumen hidup dalam lingkungan yang sangat kompleks, oleh karena
itu lingkungan akan mempengaruhi proses keputusan yang akan
dilakukan oleh seorang konsumen. Pengaruh lingkungan meliputi
budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.
b. Perbedaan individu, merupakan faktor internal yang menggerakkan dan
mempengaruhi perilaku. Perbedaan individu meliputi: sumberdaya
konsumen, motivasi, pengetahuan tentang produk, sikap,
kepribadian/gaya hidup, dan demografi.
c. Proses psikologis, merupakan proses sentral yang membentuk semua
aspek motivasi dan perilaku konsumen. Proses psikologis meliputi
pengenalan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
1.1.8. Proses Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian


mencerminkan tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan, baik dari
pemasar berupa rangsangan pemasaran maupun dari dirinya sendiri yang berupa
pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis. Menurut
Engel, et al. (1994), konsumen harus melalui lima urutan tahapan dalam proses
pengambilan keputusan baik yang bersifat mental maupun fisik. Kelima tahapan
proses keputusan pembelian, yaitu:
a. Pengenalan masalah. Proses dimulai saat konsumen menyadari adanya
masalah atau kebutuhan. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
b. Pencarian informasi. Konsumen mencari informasi yang disimpan dalam
ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan
dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
c. Evaluasi alternative. Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan
manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif
yang dipilih.
d. Keputusan Pembelian. Konsumen memilih barang atau jasa yang disukai
setelah memperoleh alternatif yang dipilih untuk melakukan pembelian.
e. Perilaku Sesudah Pembelian. Konsumen mengevaluasi apakah alternatif
yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan sesudah digunakan
sehingga konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan.
1.2. Kerangka Pendekatan Masalah

Pembangunan pertanian terutama pada komoditas hortikultura yang


semakin meningkat membuat jumlah produksi komoditas hortikultura
mengalami peningkatan khususnya buah-buahan. Seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan tumbuhnya kesadaran akan nilai
gizi bagi tubuh, maka permintaan akan buah-buahan di dalam negeri semakin
meningkat. Termasuk juga permintaan akan buah pisang yang merupakan
termasuk buah asli Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat karena
memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Kecamatan Narmada merupakan wilayah pedesaan yang memiliki potensial
dalam pengembangan produksi buah pisang. Namun, jika dilihat dari sisi konsumsi,
tingkat konsumsi buah-buahan di Kecamatan Narmada masih rendah yang terlihat
dari proporsi pengeluaran konsumsi untuk kelompok buah-buahan yang masih
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pangan yang tersedia dalam hal ini adalah buah
pisang ternyata tidak secara langsung menjamin bahwa konsumsi masyarakat
terhadap buah pisang tinggi. Pola konsumsi seseorang terhadap buah pisang
menentukan permintaan buah pisang itu sendiri. Permintaaan merupakan jumlah
barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan buah pisang antara lain harga buah pisang, harga barang
substitusi, pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan selera.
Rumah tangga merupakan unit pengambilan keputusan yang mempengaruhi
permintaan buah pisang di Kecamatan Narmada. Analisis yang digunakan dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah pisang di
Kecamatan Narmada adalah analisis Fungsi Cobb Douglas.Sampai saat ini, belum
ada data yang tersedia yang menunjukkan permintaan buah pisang di Kecamatan
Narmada, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis permintaan
buah pisang di Kecamatan Narmada.
Buah pisang yang dipasarkan di Kecamatan Narmada memiliki berbagai
macam jenis dan atribut yang melekat pada buah pisang tersebut. Jenis pisang yang
banyak dipasarkan di Kecamatan Narmada antara lain pisang ambon lumut, raja,
kepok, susu, mas, dan sulawesi. Atribut-atribut yang terdapat pada buah pisang
seperti rasa buah, ukuran buah, warna kulit buah, ketebalan daging buah dan tekstur
daging buah. Oleh karena itu buah pisang yang diinginkan konsumen adalah buah
pisang yang memiliki atribut yang sesuai dengan selera konsumen sehingga mampu
memberikan kepuasan. Dengan demikian, produsen dan pemasar buah pisang perlu
mengetahui atribut apa saja yang menjadi preferensi konsumen. Atribut yang diteliti
adalah rasa buah, warna kulit buah, ukuran buah, ketebalan daging buah, tekstur
daging buah, dan harga buah pisang. Untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi
preferensi konsumen dalam keputusan pembelian buah pisang digunakan analisis
Chi-square. Teknik dari tes chi square adalah tipe goodness of fit yakni bahwa tes
tersebut dapat digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara banyak yang diamati (observed) dari objek atau jawaban yang diharapkan
(expected) berdasarkan hipotesis nol. Selain mengetahui atribut yang menjadi
preferensi konsumen, produsen dan pemasar juga harus mengetahui atribut yang
paling dipertimbangkan oleh konsumen. Salah satu pengukuran yang digunakan para
peneliti konsumen untuk mengetahui atribut yang paling dominan dipertimbangkan
oleh konsumen adalah Model Multi Atribut Sikap dari Fishbein.

Berdasakan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema kerangka


pemikiran pendekatan masalah seperti pada Gambar. 3:
Kecamatan Narmada

Tingkat konsumsi buah rendah


5. H a r g a b u a

Buah pisang

Konsumen rumah tangga

Faktor-faktor yang mempengaruhi


permintaan buah pisang: Atribut buah pisang:
1. Harga buah pisang 1. Rasa buah
2. Harga buah jeruk 3. Ukuran buah
3. Harga buah papaya 4. Ketebalan daging buah
5. tekstur daging buah
4. Harga buah manga
6. Harga
semangka
6. Pendapatan konsumen
7. Jumlah anggota keluarga
8. Tingkat pendidikan konsumen Preferensi konsumen Sikap konsumen
9. selera buah pisang buah pisang

Analisis Chi Analisis


Square ( ) Multiatribu
Permintaan buah pisang t Fishbein

Fungsi Cobb Douglass


Atribut yang Atribut yang paling
menjadi preferensi dipertimbangkan
Elastisitas Permintaan konsumen buah konsumen buah
pisang pisang
1.3. Definisi Operasional

1. Buah pisang yang dimaksud dalam penelitian adalah buah pisang yang
dihasilkan oleh petani pisang di Kecamatan Narmada. Buah pisang yang
dimaksud dalam peneitian ini adalah pisang ambon lumut.
2. Permintaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah buah pisang
yang dibeli dan dikonsumsi langsung oleh rumah tangga di Kecamatan
Narmada.
3. Konsumen buah pisang yang dimaksud dalam penelitian adalah rumah
tangga yang menggunakan pendapatan atau kekayaan yang dimiliki dengan
menggunakan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keluarga inti
(ayah, ibu, dan anak) termasuk sanak keluarga yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
5. Faktor yang mempengaruhi permintaan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi konsumen dalam
membeli dan mengkonsumsi buah pisang.
6. Faktor yang mempengaruhi permintaan pada rumah tangga meliputi:
a. Harga buah pisang adalah sejumlah barang atau uang yang
harus dibayarkan untuk memperoleh satuan buah pisang.

b. Harga barang substitusi yang dimaksud dalam penelitian adalah harga


barang yang dapat menggantikan buah pisang yang banyak diminati
konsumen dan mempunyai harga yang relatif sama dengan buah itu
sendri yaitu harga buah jeruk, harga buah pepaya, harga buah
mangga, dan harga buah semangka.
c. Pendapatan total rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendapatan total rumah tangga selama satu bulan.
d. Jumlah anggota keluarga yang dimaksud adalah banyaknya
anggota rumah tangga yang tinggal bersama dalam satu rumah.
e. Tingkat pendidikan konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendidikan formal yang tertinggi yang dicapai oleh konsumen.
f. Selera konsumen yang dimaksud dalam penelitian adalah rasa suka
konsumen terhadap buah pisang yang diukur dengan variabel
dummy.
7. Atribut buah pisang adalah karakterisitik fisik yang melekat pada buah
pisang. Atribut buah pisang meliputi rasa buah, ukuran buah, warna kulit
buah, ketebalan daging buah, tekstur daging buah, dan harga.
8. Rasa buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen tentang
kepuasan yang didapat dari rasa buah pisang. Rasa buah dibedakan menjadi
kategori yaitu sangat manis, manis, hambar, masam, sangat masam.
Sedangkan preferensinya diketahui dengan melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut rasa.
9. Warna kulit buah adalah anggapan dan kesan konsumen tentang kepuasan
yang didapat dari warna kulit buah pisang. Warna kulit buah dibedakan
menjadi kategori yaitu sangat cerah, cerah, kurang cerah, gelap, dang sangat
gelap. Sedangkan preferensinya diketahui dengan melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut warna kulit buah.
10. Ukuran buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen tentang
kepuasan yang didapat dari besar kecilnya pisang. Ukuran buah dapat
dikategorikan yaitu sangat besar, besar, sedang, kecil, dan sangat kecil. Dan
preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen terhadap kategori
dalam atribut ukuran buah.
11. Ketebalan daging buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari ketebalan daging buah pisang. Ketebalan

daging buah dapat dikategorikan yaitu sangat tebal, tebal, sedang, tipis, dan
sangat tipis. Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut ketebalan daging buah.
13. Tekstur daging buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari tekstur daging buah pisang. Tekstur
daging buah dapat dikategorikan yaitu sangat lunak, lunak, kurang lunak,
keras, dan sangat keras. Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan
konsumen terhadap kategori dalam atribut tekstur daging buah.
14. Harga buah pisang adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari harga buah pisang. Harga buah dapat
dikategorikan yaitu sangat murah, murah, sedang, mahal, dan sangat mahal.
Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen terhadap kategori
dalam atribut harga buah.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,


yaitu suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005).
Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei. Penelitian
survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan
Sofian Efendi, 1995).
3.2. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen rumah tangga yang
membeli dan mengkonsumsi buah pisang di Pasar Tradisional Kecamatan
Narmada.
3.3. Teknik Penentuan Sampel
3.3.1. Penentuan Daerah Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok


Barat. Metode penentuan daerah penelitian/sampel dilakukan dengan Purposive
Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan
sampel yang diperlukan dan memungkinkan sejumlah sampel yang dipilih untuk
dijadikan responden berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
tujuan penelitian. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Narmada dengan
mempertimbangkan bahwa Kecamatan Narmada merupakan salah satu daerah
penghasil produksi pisang yang tinggi dan merupakan wilayah pedesaan dengan
tingkat konsumsi buah-buahan yang masih rendah. Dengan menjadikan
Kecamatan Narmada sebagai daerah penelitian maka dapat dengan mudah
memperoleh konsumen buah pisang yang akan dijadikan responden pada dua
pasar terbesar: yaitu Pasar Narmada berada di Desa Lembuak dan Pasar
Lembuak berada di Desa Lembuak.
3.3.2. Penentuan Sampel Dan Responden

Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah setiap


konsumen yang membeli buah pisang di Pasar Narmada dan Pasar Lembuak
yang berkenan untuk diwawancarai tanpa menetapkan ketentuan atau
karakteristik tertentu dari konsumen tersebut. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah Non Probability Sampling karena populasi yang diteliti
dalam penelitian ini jumlah dan identitasnya tidak diketahui. Dalam
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara Accidental
Sampling, dimana dalam menentukan sampel secara kebetulan, yaitu konsumen
yang sedang membeli buah pisang, secara kebetulan bertemu dengan peneliti
sehingga dapat dijadikan sebagai responden untuk sumber data.

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan
bilangan, tetapi berupa ciri-ciri, sifat-sifat, keadaan atau gambaran dari kualitas
objek yang diteliti. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan,

nilainya bisa berubah-ubah atau bersifat variatif yang diperoleh dengan cara
membilang dan mengukur.
3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasa dari dua sumber
data, yaitu data primer adalah data yang diperoleh dari hasil survei dan
wawancara langsung dengan konsumen buah pisang selaku responden. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari dinas atau instansi yang berkaitan
dengan penelitian yaitu Badan Pusat Statisitika Provinsi NTB, Dinas Pertanian
Kabupaten Lombok Barat serta instansi terkait lainnya.
3.5. Variabel dan Cara Pengukuran

Variabel-variabel dan cara pengukurannya yang digunakan dalam


penelitian adalah:
1. Permintaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah buah pisang
yang diminta oleh rumah tangga untuk memenuhi keinginan dan dikonsumsi
langsung yang dinyatakan dalam satuan kilogram.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan buah pisang
antara lain:
a) Harga buah pisang
Harga buah pisang pada tingkat konsumen akhir dinyatakan dalam
satuan rupiah per kilogram.
b) Harga barang substitusi
Harga barang substitusi adalah harga barang yang dapat menggantikan
buah pisang yaitu harga buah jeruk, harga buah pepaya, harga buah
mangga dan harga buah semangka dinyatakan dalam satuan rupiah per
kilogram.
c) Pendapatan rumah tangga
Pendapatan rumah tangga dalam satu bulan dinyatakan dalam rupiah per
bulan.
d) Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota rumah tangga yang
mengkonsumsi buah pisang dinyatakan dalam satuan orang.
e) Tingkat pendidikan konsumen
Tingkat pendidikan konsumen adalah tingkat pendidikan formal
terakhir yang dicapai konsumen dinyatakan dalam tahun.
f) Selera konsumen
Selera konsumen yaitu kesukaan konsumen terhadap buah
pisang dinyatakan dengan variabel dummy.
3. Atribut buah pisang adalah karakterisitik fisik yang melekat pada buah
pisang. Atribut buah pisang meliputi rasa buah, ukuran buah, warna kulit
buah, ketebalan daging buah, tekstur daging buah, dan harga.
4. Rasa buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen tentang
kepuasan yang didapat dari rasa buah pisang. Rasa buah dibedakan menjadi
kategori yaitu sangat manis, manis, hambar, masam, sangat masam.
Sedangkan preferensinya diketahui dengan melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut rasa.
5. Warna kulit buah adalah anggapan dan kesan konsumen tentang kepuasan
yang didapat dari warna kulit buah pisang. Warna kulit buah dibedakan
menjadi kategori yaitu sangat cerah, cerah, kurang cerah, gelap,sangat gelap.
Sedangkan preferensinya diketahui dengan melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut warna kulit buah.
6. Ukuran buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen tentang
kepuasan yang didapat dari besar kecilnya pisang. Ukuran buah dapat
dikategorikan yaitu sangat besar, besar, sedang, kecil, dan sangat kecil. Dan
preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen terhadap kategori
dalam atribut ukuran buah.
7. Ketebalan daging buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari ketebalan daging buah pisang. Ketebalan
daging buah dapat dikategorikan yaitu sangat tebal, tebal, sedang, tipis, dan
sangat tipis. Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen
terhadap kategori dalam atribut ketebalan daging buah.
8. Tekstur daging buah adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen
tentang kepuasan yang didapat dari tekstur daging buah pisang. Tekstur
daging buah dapat dikategorikan yaitu sangat lunak, lunak, kurang lunak,
keras, dan sangat keras. Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan
konsumen terhadap kategori dalam atribut tekstur daging buah.

9. Harga buah pisang adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen


tentang kepuasan yang didapat dari harga buah pisang. Harga buah dapat
dikategorikan yaitu sangat murah, murah, sedang, mahal, dan sangat mahal.
Dan preferensinya diketahui dari melihat pilihan konsumen terhadap kategori
dalam atribut harga buah.
3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:


1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara kepada responden. Media yang digunakan dalam
mengambil data primer ini adalah kuesioner dan pedoman wawancara.
2. Observasi
Teknik ini untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari wawancara
yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang
diteliti.
3. Pencatatan
Teknik pengumpulan data dengan mencatat data yang diperoleh dari
segala sumber yang berkaitan dengan penelitian, baik dari hasil wawancara
maupun hasil pengamatan langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Susenas Maret. 2012-2016.


Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. 2016. Pengeluaran Rata-Rata Per
KapitaSebulan Menurut Kelompok Barang dan Tipe Daerah di Provinsi
NTB.
Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. 2015. Produksi Buah-buahan dirinci
menuurtKabupaten/ Kota Tahun 2014.
Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian. 2016.
Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura Provinsi NTB. 2011.
Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat. 2016. Jumlah dan Produksi Buah-
BuahandanSayuran Tahunan Di Kabupaten Lombok Barat.
Engel, J., Roger D.B., dan Paul W.M., 1994. Perilaku Konsumen.
BinarupaAksara.Jakarta.
Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara.
Jakarta.
Gilarso. 2007. Ilmu Ekonomi Mikro. Teori Permintaan. PT Angkasa
Bhakti.Semarang.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Jilid I. Benyamin
Molan,Penerjemah. Prenhalindo. Jakarta. Terjemahan dari Marketing
Manajemen.
Munadjim. 1982. Teknologi Pengolahan Pisang. Masa Baru. Bandung.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Profil Sistem Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Narmada. 2017.
Prasetijo, R., dan John Ihalaw. 1996. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi.
Yogyakarta.

. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.
.2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Bandung: Sinar Baru.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survey.


LP3ES.Jakarta.
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro. Edisi Kedua diterbitkan oleh PT
GramediaPustaka Utama. Jakarta.
Soekartawi. 2003. E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa
Mendatang, Makalah pada Seminar Nasional ‘E-Learning Perlu E-
Library’ di Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Sunyonto, Suyanto. 2011. Analisis Regresi untuk Uji Hipotesis. Yogyakarta. Caps.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran.Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesi

Anda mungkin juga menyukai