Beberapa tipe aritmia bisa asimptomatik. Jika bergejala, keluhan yang sering dialami pasien,
yaitu:
Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia)
Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia)
Pusing
Cepat lelah
Sesak napas
Nyeri dada
Seseorang yang mengalami gejala di atas belum tentu mengalami aritmia. Oleh karena
itu, pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter seperti melakukan elektrokardiogram (EKG)
sangat penting untuk diagnosis aritmia. Riwayat medis dan pemeriksaan klinis juga membantu
dalam diagnosis aritmia dan memahami faktor risiko.
Pemeriksaan fisik
a. Perhatikan kesadaran dan keadaan umum pasien
b. Apakah pasien memerlukan resusitasi segera atau tidak
c. Pertimbangkan perlunya penggunaan oksigen, akses intravena, atau pemantauan
EKG.
d. Apakah pasien tampak pucat, sianosis, sesak, batuk, dan sebagainya, berapa suhu
pasien.
- Nadi
- Tekanan Darah
a. Berapa tinggi JVP? (sebutkan dalam centimeter diatas angulus sternalis atau klavikula
bila sudut 45º.
b. Adakah refluks hepatojugularis (atau tes abdominojugularis) (peningkatan JVP saat
dilakukan penekanan kuat pada kuadran kanan atas abdomen).
c. Adakah gelombang JVP abnormal (misalnya gelombang meriam)
- Jantung
Lakukan auskultasi jantung. Dengarkan bunyi jantung pertama, kedua (apakah
terpisah secara normal), bunyi jantung tambahan (adakah gallop), murmur sistolik,
murmur diastolic, gesekan (rub), klik, serta bruit karotis dan femoralis. Lakukan
auskultasi dengan posisi lateral kiri (khususnya untuk murmur mitral) dan
membungkuk ke depan saat ekspirasi (khususnya untuk murmur diastolic awal pada
regurgitasi aorta).
- Paru
Lakukan auskultasi paru adakah efusi pleura atau ronki
Pemriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang utama dilakukannya EKG.