Jika sinus bradikardi merupakan perlambatan dari sinus aritmia, sinus takikardi merupakan
percepatan. Sinus takikardi pada orang dewasa dicirikan dengan kecepatan denyut sinus lebih
dari 100 kali/menit. Kecepatannya jarang melebihi 160 kali/menit kecuali selama olahraga
yang berat; kecepatan maksimum yang dapat dicapai jantung pada saat aktivitas/olahraga
akan menurun sesuai pertambahan usia.
Bagaimana terjadinya
Signifikasi klinis (masalah yang berarti) dari sinus takikardi bergantung pada kasus
penyebabnya. Aritmia mungkin merupakan respon tubuh terhadap peningkatan aktifitas atau
peningkatan status emosional dan tidak memiliki signifikasi klinis (arti apa pun). Takikardi
dapat terjadi pada saat hipovolemia, hemoragik (perdarahan), atau nyeri. Ketika pencetus
takikardi di hilangkan, secara spontan aritmia akan pulih.
Cek Nadi
Ketika mengkaji pasien dengan sinus takikardi, kecepatan nadi lebih dari 100 kali/menit
tetapi dengan irama (ritme) regular. Biasanya, pasien tidak mengeluh apa pun
(asymptomatic). Bagaimanapun, jika curah jantung (Cardiac Output) menurun dan
mekanisme kompensasi gagal, pasien akan mengalami hipotensi, pingsan (syncope), dan
penglihatan kabur. Pasien akan melaporkan mengalami palplitasi (jantung berdebar)
digambarkan seperti dada berguncang atau sensai jantung yang melompat-lompat. Pasien
juga melaporkan mengalami kesemasan (anxiety). Jika gagal jantung berkembang, akan
muncul suara paru cracles, dan suara jantung tambahan S3, dan distensi vena jugularis.
Bagaimana Intervensinya
Ketika merawat pasien yang mengalami kondisi tanpa gejala (asymptomatic), fokus pada
penentuan penyebab dari sinus takikardi. Treatmen untuk pasien asimptomatik meliputi
mempertahankan curah jantung dan perfusi jaringan dan indentifikasi serta memperbaiki
(koreksi) faktor penyebab. Sebagai contoh, jika takikardi disebabkan oleh perdarahan,
treatmen (pengobatan) meliputi penghentian perdarahan dan penggantian jumlah darah dan
cairan.
Perlambat denyut
Jika takikardi menyebabkan iskemik jantung, treatmen meliputi pemberian obat untuk
menurunkan kecepatan nadi. Obat yang paling banyak digunakan biasanya beta adrenergic
blocker seperti metoprolol (Lopressor), dan atenolol (tenormin), dan calcium channel blocker
seperti verapamil (calan).
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Sumber: Wolters Kluwer. 2011. ECG Interpretation Made Incredible Easy fifth edition.
Philadelphia : Lippincott William and Wilkins
Diposkan oleh jimi positron di 14.30