Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

BAHAN HAYATI LAUT

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Delianis Pringgenies, M.Sc
Dr. Agus Trianto, S.T, M.Sc
Drs. Ali Ridlo, M.Si
Dra. Rini Pramesti, M.Si
Ir. Endang Supriyantini, M.Si
Ir. Sri Sedjati, M.Si
Dr. Mada Triandala Sibero, S.Pi, M.Si

TIM ASISTEN :
Sidiq Sakti Prawira 26020116120051
Vincentia Robin 26040117130121
Ahmad Rayz 26020116120034
Rieziq Aldi Suryo 26020116140064
Daffa Kenian Irsya 26040117130057
Evan Hansel F 26040117130072
Yosi Yananda Sijabat 26040117130074
Firda Septian Nur 26040117130089

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

MODUL VIII. Analisis Hasil Uji OCC

Nama: ……………………………………. NIM: ……………………………………. TTD: ……………………

No. Materi Nilai


1 Pendahuluan
2 Materi dan Metode
3 Hasil dan Pembahasan
4 Penutup
5 Daftar Pustaka
TOTAL

Semarang, … April 2020

Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten Praktikum

Sidiq Sakti Prawira _______________________


NIM. 26020116120051 NIM.

Menyetujui,
Koordinator Praktikum

Prof. Dr. Ir. Delianis Pringgenies, M.Sc


NIP. 19581007 198703 2 001
MODUL VIII
Analisis Hasil Uji OCC

 Dasar Teori :
Kromatografi Kolom Terbuka atau Open Column Chromatography (OCC) merupakan
teknik pemisahan sampel antara padat – cair. Sampel dipisahkan berdasarakan kesetimbangan
daya tarik menarik antara fraksi / senyawa adsorbent dengan fraksi / senyawa eluen.
Pengisian kolom harus dilakukan secara homogen. Pengisian yang tidak teratur akan
mengakibatkan rusaknya batas – batas pita kromatografi. Putusnya adsorbent dalam kolom
biasanya disebabkan oleh gelembung – gelembung udara selama pengisian. Untuk mencegah
terjadinya hal-hal tersebut, maka sedapat mungkin zat pengisi adsorbent dibuat menjadi “bubur”
dengan pelarut, kemudian dituangkan perlahan – lahan ke dalam tabung. Jika besarnya pertikel –
partikel adsorbent sama maka akan lebih mudah untuk mendapatkan pengisian yang homogen.
Perlu diperhatikan bahwa adsorbent yang dimasukkan jangan sampai ada bagian yang kering baik
selama pengisian ataupun selama pengeringan.
Pemilihan pelarut yang akan digunakan dapat dilihat dari bagaimana sifat kelarutanya.
Akan lebih baik ketika memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusinya,
sehingga dapat mencoba zat – zat elusi yang lebih kuat. Adanya “kekuatan” dari zat elusi yang
dimaksud adalah daya penyerapan dalam suatu penyerap yang ada pada kolom. Biasanya untuk
adsorbent yang polar seperti alumina dan silica gel, maka kekuatan penyerapan akan naik seiring
dengan kenaikan polaritas dari zat yang diserap tersebut.
Prinsip kerja dari OCC yaitu Elusi sederhana dalam kromatografi dimaksudkan untuk
membiarkan berbagai komposisi turun melalui kolom hingga terjadi pemisahan sempurna. Pelarut
tidak perlu sama seperti yang digunakan sebelumnya dalam pengisian kolom. Jika konstituen –
konstituen yang terpisah dari campuran dapat teramati dalam kolom (warna, reaksi menggunakan
indikator ataupun Flurosence dalam sinar UV) maka aliran dapat dihentikan. Cara yang lebih
umum digunakan adalah kolom dibiarkan hingga komponen – komponen yang terpisahkan dapat
terdeteksi. Pada dasarnya, semakin lama campuran dalam kolom maka akan diperoleh pita – pita
kromatogram yang lebih jelas. Untuk mempercepat aliran pelarut maka lebih baik dilakukan
penekanan dari atas kolom, yaitu dengan menekankan udara / gas tanpa pengurangan tekanan dari
bawah kolom. Pengurangan tekanan akan menyebabkan timbulnya kemungkinan dapat
terputusnya penyerap pada kolom.
Permasalahan yang sering ditemukan dalam Uji OCC, antara lain :

A. Non-level surface: Kolom biasanya tidak sepenuhnya vertical


B. Channeling atau streaming: Udara menggelembung selama pemecahan, Mengganggu
permukaan selama penambahan pelarut.
C. Cracking: Pelarut terlalu polar, Pengaduknya tidak homogen dan tidak cukup mengaduk
D. Tailing: Sistem pelarut yang digunakan tidak ideal

Pemisahan menggunakan OCC seringkali menghasilkan fraksi-fraksi awal berdasarkan


pemisahan acak yang jumlahnya sangat banyak. Sebagai gambaran, pemisahan dengan OCC
sering berdasarkan band-band warna yang terlihat sangat jelas batas-batasnya. Namun kelemaahan
pemisahan berdasar band warna adalah bahwa sering kali warna-warna tersebut tidak mewakili
keberadaan senyawa yang sesungguhnya baik jenis maupun jumlah/konsentrasinya.
Banyak senyawa alam yang cenderung tidak memiliki warna, namun sebaliknya, pigmen
dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi menunjukan eksistensi yang begitu kuat sehingga
mengaburkan keberadaan senyawa lain. Untuk menghindari tercampurnya senyawa-senyawa pada
pemisahan dengan OCC, maka dapat disiasati dengan memisahkan seitap 5 atau 10 mL larutan
yang keluar dari OCC. Jumlah fraksi awal tergantung dari ukuran kolom yang digunakan, semakin
besar kolom maka semakin besar jumlah/volume fraksi awal. Dengan metoda ini dapat dihasilkan
puluhan bahkan ratusan fraksi-fraksi awal dalam satu proses pemisahan. Fraksi yang sebenarnya
dapat diperoleh dengan melakukan pengelompokan berdasarkan deteksi dengan menggunakan
TLC.
Berikut ilustrasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengelompokan fraksi-
fraksi hasil pemisahan dengan proses OCC:
1. Totolkan larutan hasil fraksinasi pada pelat TLC yang telah diberi nomor.
2. Apabila jumlah fraksi tidak dapat diaplikasikan/ditotolkan pada satu plat, maka fraksi terakhir
harus ditotilkan pada plat selanjutnya.
3. Selama pemisahan masih baik, maka eluen yang digunakan sebaiknya tetap.
4. Apabila eluen kurang kuat, dapat dinaikan polaritasnya sehingga pemisahan dapat lebih baik.
5. Untuk visualisasi, sebaiknya menggunakan campuran vanillin+ asam sulfat dalam methanol
dan dipanaskan untuk memunculkan spot semua senyawa yang terdapat dalam larutan-larutan
tersebut.
6. Visualisasi dengan sinar UV-Vis hanya memunculkan atau dapat digunakan untuk mendeteksi
senyawa-senyawa yang mempunyai kromofor sehingga aplikasinya sangat terbatas
TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM
Intruksi :
1. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan literatur yang sudah diakui publikasinya
2. Setiap pertanyaan dijawab dengan minimal 3 literatur yang sudah diakui publikasinya
3. Setiap pertanyaan langsung dijawab dengan dokumen baru (soal-jawab, soal-jawab) dan
sertakan daftar pustaka sesuai dengan aturan kaidah penulisan FPIK.
4. Kumpulkan tugas pengganti praktikum ini melalui E-mail PJ Asisten Minggu ke-8 tiap
kelompok paling lambat hari Jumat, 10 April 2020 jam 10.00 WIB
5. Jujurlah dalam mengerjakan tugas pengganti praktikum ini. Karena anda sementara waktu tidak
dapat melakukan ini didalam lab namun kegiatan belajar mengajar tetap harus dijalankan
6. Ingatlah bahwa setiap sesuatu yang dikerjakan dengan niat yang ikhlas dan jujur, menjadi
pahala yang terus mengalir dalam hidup kalian.
7. Dilarang keras dalam hal mencontek jawaban. Karena setiap kecurangan yang anda lakukan
saat ini baik pemberi dan penerima, kelak harus anda pertanggungjawabkan didepan Tuhan
anda.
8. Jagalah selalu kesehatan diri anda dan hindari hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting pada
kerumunan massa yang cukup banyak.

Tugas :
1. Perhatikan 3 gambar dibawah ini!
a. Jelaskan maksud dari masing-masing gambar a, b dan c
b. Jelaskan keterkaitan dari 3 gambar tersebut
c. Bagaimana kesimpulan hasil yang didapatkan dari rangkaian 3 gambar tersebut

Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
2. Studi kasus : Pigmen yang diekstraksi dari bayam menyediakan sarana visual untuk memantau
pemisahan dan elusi dengan kromatografi kolom. Menggunakan fase gerak 100% heksana, pita
pertama yang melewati kolom adalah β-karoten, yang memiliki warna kuning orange. Setelah
pita β-karoten dikumpulkan, pelarut yang dielusi diubah menjadi 90:10 heksana / aseton (v / v)
untuk mengelusi pigmen yang terdiri dari pita kuning xantofil. Setelah pengumpulan pita kedua,
pelarut yang dielusi diubah menjadi 80:20 heksana / aseton (v / v) untuk mengelusi pigmen
kutub yang tersisa yang terdiri dari pita pertama untuk klorofil biru-hijau a dan pita kedua
klorofil hijau terang b . Klorofil b biasanya tidak dikumpulkan untuk analisis, meskipun dapat
dikumpulkan jika instruktur memilih untuk meminta siswa melakukannya. Gambar 4
menunjukkan penampilan kolom kira-kira setengah jalan melalui elusi β-karoten dan xantofil
(pita kuning, tepat di atas klem) dan menuju awal klorofil biru-hijau elusi (atas kolom).

TLC Pigmen bayam hasil Rf untuk tiga pigmen bayam yang diisolasi dengan kromatografi
kolom dan diidentifikasi oleh TLC menggunakan sistem pelarut heksana / aseton 60:40 dalam
ruang pengembangan didapatkan hasil seperti tabel dibawah berikut :

Tabel 1. Nilai Rf Rata-Rata dan Warna yang Diamati untuk Ekstrak Pigmen Bayam
Dikumpulkan oleh Kromatografi Kolom dan Diidentifikasi oleh TLC
Pertanyaan :

a. Jelaskan analisis studi kasus diatas terhadap hubungan


perbedaan nilai Rf dengan masing-masing pigmen
b. Jelaskan analisis studi kasus diatas terhadap hubungan
pengaruh perbedaan perbandingan pelarut terhadap
pigmen yang didapatkan

Gambar 4. pemisahan pigmen


dengan kromatografi kolom.

Anda mungkin juga menyukai