Disusun Oleh:
Ken Aryu Ruska Yuniar 15717001
Denis Bahtiar Ramadani 15717007
Muhammad Iqbal Novanta 15717009
Roselina Yolanda Dwilestari 15717023
Maudy Rachma Aulia 15717027
Biasanya mencuci tangan dilakukan dengan menggunakan air bersih yang mengalir, serta
sabun sebagai bahan yang dapat membantu membersihkan tangan dari kotoran dan kuman
(Menkes,2007). Sistem wastafel dirancang untuk memenuhi kebetuhan tersebut, sistem wastafel
terdiri dari sebuah kran air dan sabun. Kran yang banyak digunakan pada sistem wastafel adalah
kran manual. Untuk membuka atau menutup aliran air dengan kran, pengguna harus bersentuhan
langsung dengan kran. Biasanya tangan yang hendak dicuci dalam keadaan kotor, kuman (bakteri,
jamur, virus) atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan yang menempel ditangan akan
berpindah pada kran ketika pengguna menyentuhnya, dan begitu juga saat pengguna akan
menggunakan sabun, pengguna harus menekan tombol (Wildian, 2015).
Untuk saat ini, demi menjaga kesehatan, diperlukan tempat cuci tangan otomatis, yang mana
saat mengalirkan air dari kran tidak perlu menyentuh krannya namun air akan keluar secara
otomatis ketika tangan berada di bawah kran, begitupula dengan sistem tempat sabunnya yang
akan mengeluarkan sabun secara otomatis ketika tangan berada di bawahnya. Hal ini sangat
berguna dikarenakan meminimalisisr kontak kita dengan benda-benda yang banyak dipegang di
tempat umum, yang notabenenya berbahaya dalam menyebarkan virus.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas ini adalah merancang alat cuci tangan dengan pengendali
kran air otomatis.
1. Membantu mempermudah dalam mencuci tangan dengan alat cuci tangan yang tanpa disentuh
oleh tangan.
2. Untuk mengontrol sabun dan air dalam kehidupan manusia sehingga lebih hemat dalam
penggunaannya.
Bab ini berisi latar belakang, Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan,
nilai manfaat, dan sistematika penulisan laporan.
Bab ini berisi alat dan bahan, cara membuat, prinsip kerja, kelebihan dan kekurangan, serta
estimasi biaya yang dibutuhkan.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dalam pembuatan tempat cuci tangan otomatis yang kelompok
kami rencanakan.
2 BAB II
RANCANGAN DESAIN TEKNIS
• Alat:
1. Kabel 9. Stopkran ½’’
2. Adapter HP/Power Supply 5V 2A 10. Solder
3. Sensor Halangan 11. Klem
4. Relay Modul 12. Bor
5. Kran Elektrik 220V 13. Sekrup
6. Pipa Air ½’’ 14. 2 Ember bekas
7. Sok drat ½’’ 15. 1 Tutup ember bekas
8. Keni ½’’ 16. Kayu Bekas
• Bahan:
1. Selang Bakar 4. Lem
2. Kulit Kabel 5. Solatip
3. PVC board 6. Kabel Tis
2.2 Cara Pembuatan Alat
• Tempat Cuci Tangan
1. Potong 4 buah kayu dengan panjang sekitar 1,2 meter untuk dijadikan sebagai rangka tinggi
alat cuci tangan.
2. Potong 7 buah kayu dengan panjang 50 cm, kemudian sambungkan kayu tersebut dengan
kayu 1,2 meter sehingga membentuk balok dengan menggunakan sekrup.
3. Potong 2 buah kayu berukuran 1 meter dan sambungkan dengan rangka yang sudah ada
pada bagian bawahnya untuk dijadikan sebagai rangka bawah.
4. Letakkan ember yang sudah berisi air dan pasang tutupnya pada bagian atas rangka.
5. Letakkan ember lainnya pada bagian bawah sebagai tempat penampungan air buangan
sementara dan taruh selang dari wastafel pada bagian atas ember tersebut.
• Listrik
1. Bongkar adapter HP dan lepaskan kabel-kabelnya serta konektor USB
2. Pasang kabel input (dari listrik rumah) dan output (ke sensor) dengan solder
3. Ukur tegangan dengan voltmeter
4. Sambung tegangan dari power supply ke sensor sesuai keterangannya (+/-)
5. Beri selang bakar pada ujung kabel ke sensor supaya rapih dan mencegah konslet, lalu
panasi dengan solder agar merekat
6. Sambung kabel output dari power supply dan dari sensor ke relay modul menggunakan
solder, lalu kencangkan
7. Tes tegangan listrik supaya memastikan menyala menggunakan voltmeter dan tes sensor
dengan mengarahkan tangan ke depan sensor apakah menyala atau tidak
• Box Kontrol
1. Buat box berukuran 10 x 5,5 x 3,5 cm dengan PVC board
2. Rakit dan masukkan komponen listrik ke dalam box
3. Rapihkan posisi dengan sensor halangan menghadap ke depan
4. Buat lubang di bagian depan box untuk membuat jarak dengan sensor halangan
5. Buat lubang di bagian belakang box agar kabel input (dari listrik rumah) dan output (ke
kran elektrik) dapat berada di luar
6. Tutup box dan rekatkan
• Kran Elektrik
1. Rangkai kran dengan membalut valve-valve kran menggunakan solatip, lalu pasang
sokdrat pada valve-valve kran
2. Sambungkan pipa untuk keluaran air pada valve kran yang berada di atas
3. Klem kran elektrikpada rangka atas alat cuci tangan
4. Pasang stopkran dan pipa pada valve kran elektrik yang menghadap ke bawah
• Pemasangan Box Kontrol dan Arus Listrik
1. Pasang box kontrol pada bagian bawah kran dengan bagian depan box (yang ada sensor)
menghadap ke depan (kea rah pengguna)
2. Sesuaikan tinggi box kontrol dengan posisi tangan pengguna
3. Bor dan sekrup box kontrol supaya menempel pada rangka
4. Buat lubang pada rangka bawah box untuk membuat jalan kabel input dan output
5. Masukkan kabel-kabel ke dalam lubang dan balut kabel yang berada di ujung lubang
menggunakan kulit kabel untuk mencegah kontak arus listrik dengan pengguna, lalu
kencangkan menggunakan kabel tis
6. Sambungkan kabel output dari box kontrol ke kran elektrik dengan menggunakan solder
7. Buat box dengan ukuran cukup untuk menutupi kran elektrik supaya lebih rapih
8. Sambungkan kabel input dari box kontrol ke power supply di sumber listrik (dari rumah)
2.3 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari kran air otomatis yang direncanakan ditunjukkan pada Gambar XX yang
menunjukkan skema wiring diagram kran air otomatis tersebut.
Cara kerja dari alat tersebut yaitu sensor halangan atau sensor PIR mendeteksi gerakan
tangan dengan prinsip halangan tangan dimana apabila tangan menghalangi sensor tersebut maka
sensor tersebut akan memberikan sinyal ke relay untuk mengaktifkan relay sebaliknya apabila
tidak ada gerakan tangan berupa halangan tangan yang menghalangi sensor, sensor tersebut tidak
akan memberikan sinyal ke relay untuk mengaktifkan relay. Relay yang aktif membuat kontak
relay berpindah posisi sehingga kran yang telah tersambung dengan pompa air dapat bekerja dan
mengeluarkan air tersebut sampai tidak terdapat gerakan tangan lagi yang terbaca oleh sensor
halangan atau sensor PIR tersebut.
Dalam sistem ini, air yang keluar dari kran ke user pengguna dapat diatur debit nya, melalui
valve kran pengatur debit air yang keluar, hal ini memungkinkan debit yang keluar saat sensor PIR
bekerja dapat lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan sehingga dibandingkan dengan sistem
alat cuci tangan otomatis yang menggunakan prinsip pemompaan dengan memberikan dorongan
pada air mencapai valve ke pengguna air dengan diinjak, debit yang keluar dari alat cuci tangan
otomatis dengan sensor PIR ini dapat mengatur debit yang dikeluarkan agar lebih efektif dan tidak
terbuang saat sudah tidak diperlukan.
• Alat:
1. Kabel (Rp 5.000,00)
2. Adapter HP/Power Supply 5V 2A (Rp 20.000,00)
3. Sensor Halangan Rp 9.000,00)
4. Relay Modul (Rp 10.000,00)
5. Kran Elektrik 220V (Rp 48.000,00)
6. Pipa Air ½’’ (Rp 10.000,00/1m)
7. Sok drat ½’’ (2) (Rp 5.000,00 @2)
8. Keni (Elbow) ½’’ (Rp 1.400,00)
9. Stopkran ½’’ (Rp 5.500,00)
10. Solder (Rp 15.000,00)
11. Klem (Rp 15.000,00)
12. Sekrup (Rp 6.200,00)
• Bahan:
1. Selang Bakar (Rp 2.000,00)
2. Kulit Kabel (Rp 800,00)
3. PVC Board (Rp 14.000,00)
4. Lem Korea (Rp 3.500,00)
5. Solatip (Rp 3.500,00)
6. Kabel Tis (Rp 4.000,00)
Total estimasi harga = Rp 178.000,00
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rancangan desain alat cuci tangan yang dibuat menggunakan sistem sensor pada keran air
sehingga keran air akan bekerja secara otomatis. Penggunaan sistem otomatis ini juga mengurangi
sentuhan tangan pada keran air yang dapat menjadi sumber penyebaran mikroorganisme. Pada alat
cuci tangan ini juga disediakan sabun cuci tangan dengan menggunakan sabun cair. Penampung
air bersih sebagai sumber air untuk cuci tangan menggunakan ember dan penutup ember bekas
yang volumenya menyesuaikan dengan ketersediaan ember. Sedangkan untuk penampungan air
bekas cuci tangan sementara menggunakan ember bekas yang akan menampung air dari wastafel
saat mencuci tangan. Penggunaan wastafel, selang, dan ember ini untuk meminimalisir genangan
air saat mencuci tangan yang dapat menjadi sumber penyebaran mikroorganisme.
3.2 Saran
Jumlah air yang digunakan akan bergantung pada ember yang digunakan. Untuk menghemat
biaya maka ember yang digunakan merupakan ember bekas. Tutup ember juga harus tetap
digunakan agar tidak muncul jentik pada permukaan air yang dapat menjadi sumber penyakit.
Dalam pemeliharaannya, alat cuci tangan harus dijaga dengan baik agar sensor dapat tetap bekerja
dengan baik. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menjaga agar tidak terjadi korsleting pada
sistem listrik yang digunakan. Selain itu, diperlukannya pemantauan secara rutin terhadap
ketersediaan air dalam ember untuk mengetahui kapan air tersebut harus diisi ulang. Tempat sabun
cuci tangan pun harus selalu diperhatikan kebersihannya agar tidak berjamur.
Gambar Rancangan Prototype