Anda di halaman 1dari 11

Quality control 

bertugas untuk melakukan hal tersebut. Tujuan dari pengendalian mutu adalah


untuk mempertahankan kualitas air minum dalam kemasan agar sesuai dengan SNI 01-3553-
1996.

Atau Menjalankan fungsi manajemen bidang pengendalian/ pengawasan mutu terhadap bahan
baku/pembantu yang digunakan dalam proses produksi, selama proses berlangsung, dan
produk jadi untuk mencapai spesifikasi yang ditetapkan.

BOTTLE DRINKING WATER


 Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum
yang siap dikonsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu.

Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5
galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).

Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse
Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber
air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan
Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan.

 Proses Air Minum Dalam Kemasan  (AMDK) harus melalui proses tahapan baik secara klinis maupun
secara hukum ,secara higines klinis biasanya disahkan menurut peraturan pemerintah memalui
Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia ,
fisika, microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang,
hak paten, sertifikasi dan assosiasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peraturan pemerintah
melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air
kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek dll biasanya melalui instansi KEHAKIMAN untuk
pengurusan paten merekjenis barang dll.

 AMDK  harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-3553-1996 tentang standar
baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh BPOM RI yang merupakan standar
baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi agar AMDK itu
layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan manusia.

Adapun proses Pengolahan air untuk menjadikan air siap dikemas dan dipasarkan secara umum, ada
beberapa proses yang harus dilalui antara lain :

1. Proses Water Treatment System


2. Proses Water Sterilisasi
3. Proses Quality Control System
4. Proses Pengemasan ( Gallon, Bottle, Cup, dll)
5. Proses Pengepakan
6. Proses Distribusi
Proses – proses diatas dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan :

1. Proses Water Treatment System


Proses Water Treatment System  atau proses pengolahan air yang merupakan air yang bersih higienis
dan bebas dari segi fisika maupun kimia

Dalam proses ini  (mineral Water) ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan antara lain:

 Sumber air bahan baku


 Proses Water treatment
 Kapasitas produk yang diharapkan
–          Sumber air bahan baku
Sumber air sebagai bahan baku harus benar–benar yang berkualitas baik dari secara fisika maupun
kimia serta kapasitasnya cukup atau berlebih sesuai dengan kapasitas output yang diharapkan.

–          Proses Water Treatment


Proses Water Treatment atau proses pengolahan air untuk umpan ke-ketahapan mesin selanjutnya
harus memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi agar kondisi mesin selanjutnya tidak cepat rusak
dan aus. Yang harus diperhatikan adalah ; kapasitas filter– filter pendukung , media yang digunakan,
bahan tabung filter yang digunakan , perawatan yang dilakukan.

2. Proses Water Sterilisasi


Proses sterilisasi harus dilakukan secara baik dan benar, agar kualitas air yang dihasilkan benar–benar
steril dan dijamin tidak merugikan kesehatan.

Adapun proses ini dilakukan setelah proses perlakuan water treatment dengan menggunakan proses
OZONISASI ——- proses pencampuran gas ozone kedalam air umpan yang telah diproses melalui
water treatment system, yang mana ozone ini berfungsi sebagai / membunuh kuman, bactery serta
virus–virus yang kemungkinan masih ada dalam air, serta sebagai pengawet yang food grade yang
tidak ada efek samping terhadap tubuh manusia.
Proses Ultra Violet Sterilisasi yang bertujuan untuk mensterilkan air yang akan masuk ke proses
selanjutnya yaitu proses kemasan.

3. Proses Quality Control System


Proses quality control dilakukan secara bertahap dan continu agar air yang dikemas benar–benar
stabil dan terjamin kualitasnya dari waktu kewaktu.

Setiap pengolahan AMDK  diharuskan mempunyai laboratorium kecil sendiri yang mana dapat
mengontrol kualitas produksi setiap saat, serta dapat mengontrol kondisi mesin produksi apakan
masih dalam kondisi prima atau tidak dan perlu dilakukan perbaikan dan perawatan mesin

4. Proses Pengemasan
Proses pengemasan dapat berupa kemasan gallon , bottle, atau cup yang mana proses ini diharuskan
menggunakan mesin mesin yang automatic maupun semi- automatic agar kontak tangan maupun
tubuh operator dihindari sekecil mungkin agar tidak terjadi kontaminasi dari tubuh operator tersebut
ke dalam kemasan maupun air hasil.

5. Proses Pengepakan
Proses Pengepakan dapat dilakukan secara manual maupun automatic yang terpenting disini
pengemasan dilakukan dengan rapi dan bersih agar produk tersebut dapat dinikmati konsumen
dengan tingkat kepuasan yang tinggi.

6. Proses distribusi
 Proses distribusi sebaiknya dilakukan 5 – 6 jam setelah proses pengemasan agar kondisi gas OZONE
yang terkandung dalam air hasil menguap dan gas ozone tersebut kembali menjadi oxigent.

Baru setelah 5 – 6 jam lebih produk diperbolehkan dikonsumsi maupun diditribusikan, dengan system
FIFO ( First In First Out ).

SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM 


         Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai tolak ukur dari
debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit
air) yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan
         Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan oksigen kedalam air agar kadar-kadar logam
berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada
beberapa perlakuan yang bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem
aerasi (dengan menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam berat serta zat
kimiawi lainnya (dengan menggunakan clorine, kaporite, kapur dll)
         Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini  bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia
seperti bahan koagulan (Hipoklorite/PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga proses ini bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate ( ini dilakukan apabila pengambilan air
baku dari sungai, dengan mengacu standar air baku mutu air kemasan )
         Proses ozonisasi dilakukan diawal proses bertujuan untuk mengurangi  bacteri , virus, amuba,
serta patogen yang merugikan, serta proses ini juga dapat menghilangkan kadar-kadar isektisida
dalam air yang mana apabila air terkontaminasi dengan insekisida dan proses ozonisasi berguna
juga sebagai remove iron, manganese.
         Proses filtrasi, proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih
terkandung dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan
dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter (silica sand/quarsa, zeolite,
dll)
         Proses filtrasi (carbon actived), proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air
yang dihasilkan tidak mengandung bakteri (sterile)dan rasa serta aroma air
         Proses Ultra Filtrasi /Nano filtrasi system , proses ini merupakan proses utama ( Untuk technologi
baru dalam proses water treatment system) dengan hasil qualitas jauh lebih baik dari air mineral.
Proses ini melalui alat yang disebut Holo Membrane semipermiable, membrane ini mempunyai
lubang air 0,01 – 0,001 micron dimana air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air
bebas polutan meniral terlarut bactery,  virus  dan logam-logam berat lainnya.
         Proses terakhir, adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya
yang tujuannya air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini menggunakan proses ultra violet
atau dengan kata lain sterilisasi dengan menggunakan penyinaran ultra violet serta dengan
ozonisasi.

A.WATER TREATMENT SYSTEM


Tahapan ini ada beberapa proses antara lain :

1. Proses penghilangan / pengikatan Lumpur / polutan tidak terlarut


2. Proses penghilangan / pengikatan logam – logam berat
3. Proses penghilangan / pengikatan zat organic & anorganik
4. Proses penghilangan zat kapur / kesadahan dan magnesium
5. Proses Ultra filtrasi
1.      PROSES SAND FILTER

Proses ini bertujuan untuk mengurangi polutan-polutan yang ukurannya lebih  besar dari 0,5

mikron, serta menahan/ memfilter kadar-kadar logam-logam berat yang telah teroksidasi dalam

proses sebelumnya.

2.      PROSES GREENSAND FILTER (sand actived)

Proses ini mempunyai fungsi menghilangkan kadar logam berat serta zat kimia lainnya yang tidak

sempat teroksidasi pada awal proses. Proses filtrasi ini menggunakan media greensand yang

mempunyai fungsi mengikat/menukarkan ion (ion exchange) logam serta unsur kimia terlarut

antara lain :

         Fe 2+ ion besi

         Mn 2+ ion Mangan


         H2S  Sulfida

         NH4 Amoniak

         Zn Zink

         Cr Crom

         NO2- Nitrit

         NO3- Nitral

         Balance pH

         Dll

3.      PROSES CARBON FILTER

Proses ini bertujuan menghilangkan aroma air yang tidak sedap serta membunuh bacteri serta

mengikat racun-racun dalam air, seperti diilustrasikan dalam perut yang diare menggunakan obat

norite dengan kata lain carbon powder yang  kapsul atau di cetak yang bertujuan menghilangkan

bacteri serta menyerap racun-racun dalam perut.

4.      PROSES SOFTENING

Proses ini bertujuan melunakan air serta rasa air agar tidak kesat serta mengurangi kadar kapur,

kesadahan, magnesium dalam air.

5.      PROSES ULTRA FILTRASI ( NANO FILTRASI)

Proses ini bertujuan menghilangkan aroma air yang tidak sedap serta membunuh bacteri serta

mengikat racun-racun dalam air, seperti diilustrasikan dalam perut yang diare menggunakan obat

norite dengan kata lain carbon powder yang  kapsul atau di cetak yang bertujuan menghilangkan

bacteri serta menyerap racun-racun dalam perut.

6.      PROSES REVERSE OSMOSIS SYSTEM

 
Proses ini bertujuan untuk memurnikan air agar kandungan – kandungan mineral berlebih bisa

dikurangi bahkan dapat dihilangkan hingga air menjadi bebas mineral .

7.      STERILISASI ULTRA VIOLET & OZONISASI

Proses Sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan atau membunuh bactery yang terkandung
dalam air hasil yang mungkin terkontaminasi dari instalasi pipa produk serta dari kemasan yang
terkontaminasi.

Ada beberapa proses sterilisasi yang dilakukan pada proses air minum kemasan adalah :

1. Penambahan gas ozone ( Ozonisasi)


2. Penyinaran Ultra Violet Sterilisasi
Ozonisasi
Proses Ozonisasi bertujuan membunuh baktery, virus serta jamur – jamur dan lumut serta untuk
mengawetkan air yang sudah dikemas dalam kemasan yang mana apabila terjadi kontaminasi pada
kemasan yang tidak steril/ bersih.

Proses Ozonisasi dilakukan dengan cara menginjeksikan serta mencampur ratakan dengan air yang
sudah melalui beberapa tahap water treatment  sampai tahap proses pemurnian air (reverse osmosis)
didalam tangki reactor ( Reaktor Tank).

Ozonisasi  merupakan gas Ozone yang diproduksi  dari listrik tegangan tinggi sampai dengan 75.000
volt DC yang mana kutub katoda dan anoda terjadi kilatan listrik. Oxigen atau udara dilewatkan
kedalam tabung reactor ozone , oxygen diaktifkan dan dipecah molekulnya menjadi O2  — O3 yang
akan menghasilkan gas ozone yang beraroma khas, yang berfungsi untuk membunuh serta
mematikan.

Penyinaran Ultra Violet Sterilisasi


Perlakuan ini dilakukan pada akhir proses yaitu kondisi sebelum pada pengisian kedalam kemasan.

UV Sterlisasi yaitu merupakan Sinar Ultra Violet yang dihasilkan dari lampu yang menghasilkan
cahaya Ultra violet dengan panjang gelombang 254 nm (nano meter) yang mana cahaya UV pada
panjang gelombang ini mempunyai kemampuan membunuh bactery serta mikroorganisme lainnya.

STERILISASI

STERILISASI ADA DUA JENIS PROSES :


1.      STERILISASI DENGAN MENGINJEKSIKAN GAS OZONE (O3) KEDALAM AIR
PRODUKSI
  MEMPUNYAI FUNGSI :

MEMBUNUH BAKTERI–BAKTERI , VIRUS DAN PATHOGEN


LAINNYA :
 
  ESCHERICHIA-COLI (E-COLI)
  FECAL STREPTOCOCCI

  STAPHYLOCOCCUS AUREUA

  ASPERGILLUS NIGER

  STAPHYLOCOCCUS AREUS

  SALMONELLA CHOLERAESUIS

  BACILLUS SUBTILLIS

  BACILLUS ANTRACIS (ANTHRAX)

  COLIFORM BACTERIA

  PARASITIC INFUSORIAN

  AHYDROPHILA

  OMV,CSV,IPNV,IHNV,HIRRV,YAN

MENETRALISIR PESTISIDA
  DDT

  PCP

  MALATHION

  BAYGON

  VAPAM

MENGOKSIDASI LOGAM BERAT


   IRON (ZAT BESI/Fe)

  MANGANESE (BESI HITAM Mn)

Air Minum Dalam Kemasan atau lebih dikenal dengan nama AMDK adalah
merupakan suatu produksi dengan standar tertentu sehingga menghasilkan kualitas air
yang lebih terstandar dari waktu kewaktu. Memiliki syarat dan pengawasan yang jauh
lebih ketat dari sistem air minum isi ulang yang sering kita temukan disekitar kita.
       merupakan perusahaan air minum yang bergerak dalam bidang air minum dalam
kemasan (AMDK).  Pabrik tersebut berdiri diatas tanah seluas 4 Ha yang meliputi ruang
produksi, gudang, locker, pos satpam, kantor, halaman parkir, taman, mushola, kantin
dan toilet.
Air yang digunakan dalam proses pengolahan AMDK berasal dari air sumur
bor yang terletak di desa Bengkal, Kranggan, Temanggung yaitu sekitar  150 m dari
pabrik. Terletak di lokasi yang sejuk dan terhindar dari sumber pencemaran. Sumber air
harus memenuhi tiga parameter yang menentukan kelayakan air untuk dikonsumsi yaitu
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi.
memproduksi air minum dalam kemasan yang dikemas menggunakan botol, gelas,
dan galon sebagai kemasan primer dan karton sebagai kemasan sekunder. Bahan baku
utama dalam kegiatan produksi antara lain : air dan bahan pembantu lainnya.

B. Penanganan Quality Control 


telah menerapkan sistem jaminan mutu terhadap bahan baku dan proses produksi
melalui penerapan ISO 9001 : 2008 tentang manajemen mutu, HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point) tentang keamanan pangan dan SJH (Sistem Jaminan Halal)
terhadap produk yang dihasilkan.
Pengendalian mutu mutlak diperlukan untuk menjamin kualitas air minum dalam
kemasan. Quality control bertugas untuk melakukan hal tersebut. Tujuan dari
pengendalian mutu adalah untuk mempertahankan kualitas air minum dalam kemasan
agar sesuai dengan SNI.
Faktor utama yang mempengaruhi dalam proses pembuatan air minum dalam
kemasan yang dapat menurunkan kualitas adalah, tingkat kontaminasi yang sering terjadi
seperti, kontaminasi udara ruang produksi (ducting) dan kontaminasi air. Kebersihan
(kesterilan) air yang dihasilkan juga dapat terpengaruh oleh kebersihan dari lingkungan
sekitarnya, sehingga kebersihan harus di jaga agar kualitas air yang dihasilkan dapat
bermutu tinggi.
Beberapa pengujian / analisa yang dilakukan untuk menghasilkan air minum
dalam kemasan agar memiliki kualitas yang baik diantaranya :
a.      Analisa fisik
Analisa fisik dilakukan dengan menggunakan peralatan dan dicatat sesuai dengan
kepekaan alat terhadap sampel yang dianalisis.:
1.      Uji Fisik Kardus
2.      Uji Fisik Layer
3.      Uji Fisik Cup
4.      Uji Fisik Straw
5.      Uji Fisik Gallon
6.      Uji Fisik Flakban

b.       Analisa fisiko kimia


Analisa kimia yang dilakukan dengan menggunakan metode titrasi pada pengujian
kadar Na2O dan PAA pada air cucian gallon, kesadahan dalam CaCO 3 dan kadar ion
Ca2+ dalam sample. Analisa juga dilakukan dengan metode spetrokoskopi untuk
mengetahui tubiditas, kadar ozone, nitrit, nitrat, amonium, sulfat, klorida, flourida,
sianida, besi, mangan, klor, timbal, tembaga, kadmium, raksa dan arsen dalam sample.
Pengujian secara fisiko kimia yang dilakukan diantaranya :
1.    Uji kimia PC 101 / Na2O
2.    Uji kimia Oxy 200 / PAA (perokcide acetic acid)
3.      Uji kimia kalsium (bularan)
4.      Uji kimia kesadahan
5.      Uji fisika  TDS (total disolvid solid) dan conductivity
6.      Uji fisika TCl (total chlorine) dan turbidity
7.      Uji fisika pH

c.       Analisa Mikrobiologi
Analisa mikrobiologi dilakukan dengan isolasi mikrobiologi dalam media agar
maupun media cair. Analisa yang dolakukan diantaranya :
1.     Uji mikrobiologi TPC (total plate count)
2.     Uji mikrobiologi Salmonella, Sigella dan Pseudomonas
3.      Uji mikrobiologi ruang filling

                  C. Penanganan Limbah PT. TIRTA JAYA RAYA


Pada proses produksi air minum dalam kemasan PT. TIRTA JAYA RAYA hampir
tidak menghasilkan limbah karena bahan baku yang digunakan hanyalah air biasa.
Bahan-bahan sisa produksi air minum dalam kemasan yang berupa air limpahan dari
proses terutama pada pengisian air minum tidak akan menyrbabkan pencemaran
lingkungan, sehingga tidak ada penanganan khusus dalam masalah ini. Hanya saja air
limpahan ini akan dipel pada waktu proses produksi berakhir dan pada waktu istirahat.
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. TIRTA JAYA RAYA hanya berupa plastik atau
gallon yang rusak atau terdapat kotoran yang tidak bisa dibersihkan, kemasan ini
ditempatkan ditempat yang jauh dari proses produksi dan kemudian dijual kembali.
D. HRD dan Standar Pegawai PT. TIRTA JAYA RAYA
Aktivitas personalia dalam perusahaan PT. TIRTA JAYA RAYAmenggambarkan
keadaan karyawan yang meliputi jumlah karyawan atau tenaga kerja, hari, dan jam kerja.
PT. TIRTA JAYA RAYA memiliki karyawan sebanyak 63 orang yang terdiri
dari 10 perempuan dan sisanya laki-laki dengan berbagai macam tingkat pendidikan.
Karyawan yang paling mendominasi adalah laki-laki, jam kerja yang berlaku perusahaan
menggunakan sistem shift dan non shift. Jam kerja menggunakan sistem shift dibagi
menjadi tiga :

            Didalam sistem shift tersebut terdapat tiga Formasi yaitu : Formasi A, Formasi B,
Formasi C. Sedangkan non shift berlaku untuk staf karyawan waktu kerja 08.00 s/d 17.00
WIB. Hari libur kerja yaitu hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Waktu kerja bagi
seluruh karyawan perusahaan telah menerapkan peraturan pemerintah selama 8 jam
kerja termasuk 1 jam untuk istirahat.

PT. TIRTA JAYA RAYA telah menyediakan fasilitas penunjang bagi kesejahteraan


karyawan. Pelayanan yang diberikan antara lain Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja),
jaminan kesehatan bagi karyawan dan keluarga, atribut kerja, sarana ibadah, kantin,
tempat istirahat, tunjangan hari raya dan rekreasi.
Usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjaga kebersihan dan sanitasi pekerja
tersebut antara lain :
1.      Hair Net  yang berfungsi untuk menutupi kepala agar rambut tidak rontok pada saat
pengolahan, karena rambut merupakan pembawa kotoran yang dapat melanggar nilai
estetika konsumen.
2.     Sarung tangan dan sepatu boot yang kedap air untuk melindungi tangan dan kaki
pekerja serta mencegah kontaminasi bahan yang diolah.
3.   Jas laboratorium untuk menghindari kontak langsung antara produk dengan pakaian
pekerja sehingga pekerja selalu dalam keadaan bersih.
4.    Masker untuk melindungi agar produk tidak terkontaminasi oleh udara yang keluar
dari mulut dan hidung pekerja.
5.      Jas, sarung tangan dan harus sering dicuci agar selalu bersih.
6.  Alkohol 70 % digunakan untuk menyemprot tubuh pekerja apabila akan memasuki
ruang produksi.
7.     Penguji didalam laboratorium harus selalu mencuci tangan dengan alkohol sebelum
dan sesudah bekerja.

E. STRUKTUR ORGANISASI PT. TIRTA JAYA RAYA

Di PT. TIRTA JAYA RAYA terdapat beberapa departemen. Departemen Personalia


dan Umum bertanggungjawab dalam mengelola kegiatan ketenagakerjaan, hubungan
eksternal industry dan kegiatan social lainnya. Departemen Accounting dan Finance
bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan serta melaksanakan seluruh kegiatan
keuangan dan akutansi, laporan keuangan, pembelian, pembayaran gaji karyawan,
menyempurnakan kebijakan keuangan dan menyempurnakan prosedur operasi.

Departemen produksi dan PEM (Planing Engineering Maintenance)


bertanggungjawab dalam memastikan alat produksi dalam keadaan lancar sehingga
target produksi dapat tercapai, merawat dan memperbaiki peralatan produksi, pemakaian
peralatan di gudang spare part, pemakaian barang di gudang logistic. Dalam
melaksanakan tugasnya manager produksi dibantu oleh supervisor yang langsung
membawahi kepala regu.

Departemen QC (Quality Control) bertanggung jawab dalam memastikan


pelaksanaan produksi sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditetapkan.
Dalam menjalankan tugasnya manager QC (Quality Control) dibantu oleh Supervisor QC
(Quality Control) yang membawahi analis (Kimia, Mikrobiologi, Fisik), Field Inspektor,
Gudang BS (Bellow Standar), Operator Water Treatment, dan Administrasi QC.
                  F.  Produk Hasil Olah dan Sasaran Pemakai 

PT. TIRTA JAYA RAYA memproduksi tiga jenis produk, yaitu OXYQUA, QUATRICK, dan
FREZQUA. Sampai sekarang PT. TIRTA JAYA RAYA sudah memiliki  Kantor Penjualan
Wilayah (KPW) antara lain di daerah : Temanggung, Magelang, Wonosobo, Semarang,
dan Kendal. PT. TIRTA JAYA RAYA menggunakan mesin berteknologi canggih dari
Jepang dan merupakan pabrik teh siap minum pertama di Indonesia dan pertama di
Dunia.

         G.  System Pemasaran Produk/Jasa PT. TIRTA JAYA RAYA


PT. TIRTA JAYA RAYA memiliki metode dalam system pemasaran yaitu dengan
cara mengirim atau memasarkan produk yang telah direleased oleh bagian Quality
Control Departemen ke kantor pemasaran yang kemudian didistribusikan langsung
kepada konsumen. Kantor pemasaran yang dimiliki PT. TIRTA  JAYA RAYA antara lain
berada di sekitar Jawa Tengah. Kemudian apabila terdapat pengaduan dari konsumen
terhadap produk non standar, maka Manager dari pihak Departemen QC (Quality
Control ) akan mendatangi langsung ke kantor penjualan dan meninjau langsung.

Anda mungkin juga menyukai