Anda di halaman 1dari 16

8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

REKAM MEDIS ORTODONTIK

Menurut Rahardjo (2011), rekam medis ortodontik diperoleh dari

 pengumpulan data secara langsung dan tidak langsung. Pengumpulan data secara
langsung didapat melalui anamnesa dengan pasien, sedangkan pengumpulan data
secara tidak langsung diperoleh dari dari evaluasi rekam diagnostik seperti model
studi dan foto rontgen. Selain itu, analisis data guna menentukan diagnosis
didapat dari analisis model, analisis umum, analisis lokal, analisis fungsional, dan
analisis sefalometri.

A.  Identitas Pasien

Identitas pasien dari nama lengkap, jenis kelamin, usia hingga


orangtua pasien dibutuhkan sebagai tanda pengenal pasien agar pasien
dapat dengan mudah dikenali atau dihubungi. Selain itu jenis kelamin
dapat digunakan untuk menganalisa tumbuh kembang pasien. Usia juga
 berpengaruh untuk melihat tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi
geliginya sehingga membantu dalam proses rencana perawatan.
Pertanyaan tentang suku atau ras pada tahap ini bukanlah ras dalam artian

 budaya, namun ras dalam artian fisik guna melihat ciri-ciri profil wajah
tiap-tiap rasnya.
B.  Anamnesa
Anamnesa terdiri dari:
1.  Keluhan utama yang menerangkan alasan pasien datang ke dokter
gigi. Hal ini penting untuk membuat diagnosis dini yang terarah
meskipun masih dibutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya.
 
2. Berat badan dan tinggi badan diperoleh dengan maksud untuk
melihat pertumbuhan dan perkembangan dari pasien sesuai umur
dan jenis kelaminnya. Selain itu untuk melihat bentuk skeletalnya
tergolong ektomorfik (orang yang langsing dengan dengan sedikit
 jaringan otot atau lemak), atau mesomorfik (seseorang yang
 berotot sedang), atau dapat juga endomorfik (seseorang dengan
lapisan lemak atau otot yang tebal melebihi batas normal).

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 1/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

3.  Kelahiran normal akan menunjukkan bentuk kranium yang normal,


sedangkan kelahiran tidak normal seperti prematur akan
mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Kelahiran dengan
menggunakan vaccum  juga akan mempengaruhi bentuk kranium
dari bayi.
4.  Kelainan endokrin seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme
mempengaruhi tumbuh kembang dari pasien.
5.  Pernah atau tidaknya operasi yang akan mempengaruhi dari segi
estetika (apabila operasi dilakukan pada daerah wajah).
6.  Penyakit yang pernah diderita seperti nasorespiratori, tonsilitis, dan

alergi dapat mempengaruhi bentuk lengkung rahang, contohnya


 pada tonsil yang membesar akan menyebabkan lengkung rahang
 berbentuk V karena lidah akan cenderung bergerak ke posisi yang
tidak semestinya dan mendorong dengan kekuatan yang cukup
intens. Sedangkan pada kasus alergi dapat digunakan acuan karena
 bahan dan peranti kedokteran gigi dapat menyebabkan alergi,
misalnya adanya kandungan nikel, dan logam lainnya.

7.  Kebiasaan buruk dapat mengakibatkan maloklusi dilihat dari


lamanya kebiasaan berlangsung, intensitas melakukan kebiasaan
tersebut, dan besarnya kekuatan dalam kebiasaan buruk tersebut.
Kebiasaan buruk seperti bruxism, bernafas melalui mulut yang
dapat dicek menggunakan kaca mulut, kebiasaan menggigit bibir
 bawah, dan menjulurkan lidah dapat mempengaruhi letak gigi
sehingga terjadi maloklusi.
 
Kebiasaan buruk menghisap ibu jari akan mengakibatkan
gigi insisiv rahang atas protusif dan gigi insisivus rahang
 bawah linguoversi; openbite  anterior; penyempitan
lengkung rahang atas.
  Kebiasaan buruk bernafas melalui mulut dapat
menyebabkan penyempitan lengkung rahang atas sehingga
gigi anterior akan protusif dan atau berjejal.

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 2/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

  Kebiasaan buruk menggigit bibir bagian bawah akan


menyebabkan insisivus rahang atas labioversi.
8. Riwayat keluarga yang berkaitan dengan maloklusi dan apakah
 pernah dirawat ortodonsi menunjukkan adanya keturunan yang
 berhubungan dengan maloklusi sehingga didapatkan riwayat
maloklusi pada silsilah keluarganya.
9. Kesehatan saat ini menunjukkan apakah pasien berada dalam
 perawatan suatu penyakit atau sedang mongkonsumsi obat tertentu
yang dapat mempengaruhi perawatan orto.

C.  Analisis Lokal


Analisis lokal terdiri dari diagnosis ekstra oral dan diagnosis intra oral.
Diagnosis ekstra oral diperoleh dari:
1.  Bentuk kepala yang dihitung menggunakan rumus pembagian dari
lebar kepala dengan panjang kepala dan dikali seratus. Indeks
sefalik yang dolikosefalik adalah ≤ 0,75; brakisefalik adalah ≥
0,80; dan mesosefalik adalah 0,76 –  0,79.

2.  Tipe wajah yang didapat dengan perhitungan pembagian lebar


wajah per panjang wajah dikali seratus. Tipe wajah dolikosefalik
adalah sempit/leptoprosop; mesosefalik adalah
sedang/mesoprosop; dan brakisefalik adalah lebar/euriprosop.

Gambar 1. Tipe Wajah Leptoprosop (A), Mesoprosop (B),

Euriprosop (C) (Enlow & Hans, 1996).

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 3/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

3.  Tipe profil muka yang digunakan untuk memeriksa tipe skeletal
 jurusan anteroposterior maupun vertikal. Adapun 3 tujuan utama
 pemeriksaan profil, yaitu untuk menentukan posisi rahang jurusan
sagital, evaluasi bibir dan letak insisiv, dan evaluasi proporsi wajah
dalam arah vertikal dan sudut mandibula. Tipe profil didapat
dengan cara mendudukan pasien dengan posisi natural head
 position  (NHP) baik pada saat duduk tegak maupun pada saat
 berdiri tegak dan pandangan mata ditujukan pada objek terjauh.
Setelah itu ditarik 2 garis: dari pangkal hidung ke ke dasar bibir
atas, dan dari dasar bibir atas ditarik ke dagu. Apabila garis ini

membentuk garis lurus maka memiliki tipe profil wajah lurus;


apabila garis pertama lurus dan garis kedua membentuk sudut
karena dagu terletak lebih posterior maka profil wajahnya
cembung/konveks; dan pada profil wajah cekung, dagu terletak
lebih ke anterior. Untuk menentukan tipe profil pada bagian
maksila dan mandibula tergolong dalam kelas protusi, retrusi, atau
normal adalah proporsi muka bagian atas (GSn) dan bawah (SnMe)

= (45%) : (55%).

Gambar 2. Proporsi Muka Bagian Atas 45% dan Bawah 55%


(Enlow & Hans, 1996).

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 4/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

4.  Bibir merupakan jaringan lunak yang berpengaruh terhadap bentuk


lengkung geligi. Bila bibir cukup untuk menutup hingga berkontak
antara bibir atas dan bawah tanpa adanya kontraksi otot pada
mandibula saat istirahat disebut dengan bibir kompeten. Sedangkan
apabila terjadi kontraksi otot pada kondisi mandibula istirahat atau
 juga apabila bibir terlalu kuat mengatup dinamakan bibir tidak
kompeten. Bibir tidak kompeten terbagi menjadi dua, yaitu
hipertonus (terlihat kontraksi otot saat mandibula dalam posisi
istirahat) dan hipotonus (tampak kontraksi otot berlebih saat
mandibula istirahat dan tampakan bibir melebar).

5.  Fungsi bicara seseorang dapat dipengaruhi karena adanya


maloklusi yang parah meskipun orang dengan maloklusi yang
 parah masih dapat berbicara tanpa gangguan. Namun bentuk
kelainan fungsi bicara dapat menunjukkan adanya kelainan dental
maupun struktur jaringan lunaknya contohnya lidah yang
membantu proses berbicara.

Sedangkan diagnosis intra oral terdiri dari:


1.  Mukosa mulut yang normal atau tidak normal. Mukosa yang tidak
normal contohnya adanya cheek biting , adanya  fordis spot   yang
tampak pada mukosa oral pasien.
2.  Gingival yang normal atau abnormal. Struktur anatomi gingiva
 perlu diperhatikan, apakah terdapat abses, fistula, atau
 pembengkakan dengan konsistensi tertentu yang dapat dievaluasi

secara visual dan palpasi.


3.  Frenulum labial yang dapat diukur dengan cara menarik seacra
ringan bagian labial (frenulum labialnya) hingga tampak interdental
 papila antar insisiv rahang atas yang berubah warna menjadi pucat
kemudian dievaluasi. Frenulum posisi normal dengan skor 0 adalah
tidak ada jarak berarti. Frenulum dengan jarak 1mm dikategorikan
 berskor 1, sedangkan frenulum dengan jarak  spacing   lebih dari

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 5/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

1mm diberi skor 2. Skor 1 dan 2 biasanya akan menampakkan


 penampakan diastema sentral anterior.
4.  Lidah merupakan jaringan lunak rongga mulut sehingga perlu
evaluasi. Keadaan lidah yang makroglosi dengan aktivitas yang
tidak kompeten, posisi yang tidak normal, dan evaluasi posisi lidah
saat bicara dapat mengindikasikan adanya maloklusi pada pasien
tersebut.

Gambar 3. Besaran dan Lamanya Kekuatan Gigi pada Saat


Berfungsi
(Proffit dkk, 2007).

5.  Palatum biasanya identik dengan bentuk kepala. Kepala


dolikosefalik cenderung memiliki palatum yang panjang, sempit,

dan dalam, serta lengkung gigi atas juga sempit. Kepala


 brakisefalik cenderung memiliki palatum yang lebar, dangkal, dan
 pendek. Terkadang juga ditemukan adanya tonus palatinus yang
dapat mengganggu kenyamanan pasien saat menggunakan peranti
ortodontik.
6.  Karies mempengaruhi terjadinya maloklusi lokal sehingga perlu
diperhatikan. Indeks karies terbagi menjadi normal, sedang, dan
tinggi.

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 6/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

7.  Kebersihan rongga mulut pasien dapat dihitung menggunakan


 beberapa metode untuk mengukur tingkat kebersihan rongga mulut
 pasien, seperti metode OHI (Oral Hygiene Indeks), OHI-S (Oral
 Hygiene Indeks Simplified ). OHI-S yang normal adalah 0-1,2;
sedang adalah 1,3-3,0; dan buruk adalah 3,1-6,0.
8.  Fase gigi geligi yang penting untukk diketahui untuk melihat
tumbuh kembang gigi pasien dan dalam membantu menentukan
diagnosis maupun rencana perawatan.
9.  Pengisian odontogram yang penting untuk merangkum secara
tertulis dari pemeriksaan intra oral yang dilakukan. Pengisian ini

memiliki ketentuan dalam penulisannya.


10. Keterangan foto periapikal atau panoramik yang menunjukkan
 posisi dari benih gigi, agenesis, gigi berlebih, adanya impaksi
horisontal maupun vertikal, dan lain-lain.

D.  Analisis Fungsional


Analisis ini mencakup:

1.  Pengukuran  freeway space, yaitu jarak interoklusal pada saat


mandibula pada posisi istirahat. Nilai ideal dari  freeway spcae 
adalah 2-3mm yang didapat dengan cara pasien diminta untuk
duduk tegak dan mandibula dalam posisi istirahat kemudian kita
mengukur jarak antara titik pada ujung hidung dan ujung dagu
(anterior). Setelah itu pasien diminta untuk oklusi sentrik dan
diukur pula dari bagian ujung hidung hingga ujung dagu. Selisih

dari jarak pada saat mandibula istirhat dikurangi jarak saat pasien
oklusi sentrik merupakan nilai freeway space. 

2.   Path of closure, yaitu arah gerakan mandibula saat posisi istirahat
ke oklusi sentrik. Hal ini dilakukan dengan cara pasien diminta
untuk duduk tegak dengan posisi mandibula istirahat kemudian
 pasien diminta untuk oklusi sentrik. Setelah itu pasien dievaluasi

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 7/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

 posisi garis median apakah terdapat pergeseran saat pasien oklusi


sentrik.
3.  Sendi temporomandibular dilihat dari ada atau tidaknya kelainan
yang terjadi dan mempengaruhi fungsinya. Indikator dari
 pemeriksaan ini adalah lebar pembukaan maksimal dengan nilai
normal 35-40mm, 7mm gerakan ke lateral, dan 6mm gerakan ke
anterior. Palpasi pada bagian otot pengunyahan dan sendi
temporomandibular seperti adanya adanya rasa sakit pada sendi,
clicking , dan keterbatasan pembukaan.
4.   Displacement mandibula  yang terjadi dalam jurusan sagital dan

transversal.  Displacement   dalam jurusan transversal sering


 berhubungan dengan gigitan silang posterior dan adanya dugaan
 pergeseran midline. Sedangkan displacement   dalam jurusan sagital
sering terjadi karena adanya kontak prematur dari gigi geligi pada
daerah insisivus.

E.  Analisis Model Studi

Analisis ini mencakup:


1.  Bentuk lengkung geligi rahang atas dan rahang bawah
didapat dari membuat lengkung imajiner menggunakan
wire  dan dilihat bentuknya. Umumnya lengkung rahang
dipengaruhi oleh tipe kepala. Brakisefalik cenderung
memiliki tipe lengkung rahang yang lebar.
2.  Jumlah lebar mesiodistal 4 insisiv rahang atas dan rahang

 bawah yang diukur menggunakan jangka sorong. Nilai


normal dari 4 insisiv rahang bawah adalah 10,42mm-
13,45mm. Sedngkan untuk rahang atas adalah 28mm-
36mm.
3.  Diskrepansi model maksila dan mandibula digunakan untuk
menghitung  space avaiable  dan  space required. Space
avaiable  bisa didapat dengan salah satu cara, yaitu
membuat lengkung imajiner dari brass wire.  Perhitungan

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 8/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

rahang atas menggunakan brass wire yang dilekukan dari


mesial gigi molar pertama permanen kiri melewati fisura,
melewati insisal, hingga ke mesial molar pertama permanen
sisi kanan. Sedangkan untuk rahang bawah tidak melewati
fisura, namun melewati tonjol bukal gigi posterior rahang
 bawah. Cara lain bisa juga dengan membagi lengkung
rahang menjadi beberapa segmen kemudian dijumlahkan
tiap segmennya
Space required   dapat diperoleh dengan banyak macam
metode dengan pengukuran lebar mesio-distal gigi geligi

tertentu dan dilihat analisisnya.


4.  Kurva spee merupakan lengkung yang menghubungkan
insisal insisiv dengan bidang oklusal molar terakhir pada
rahang bawah. Normalnya, kedalaman tidak melibihi
1,5mm. Kurva spee yang positif biasanya didapatkan pada
gigi insisiv yang supraposisi atau gigi posterior yang
infraposisi atau kombinasi dari keduanya.

5.  Diastema adalah ruang yang terdapat antara gigi yang


 berdekatan sehingga gingiva interdental tampak jelas.
6.  Simetri dan Ukuran Mesio-distal gigi geligi yang didapat
dengan mengukur menggunakan jangka sorong lebar
mesio-distal tiap-tiap gigi rahang atas dan rahang bawah,
dan dibandingkan apakah sudah simetris atau tidak. Hasil
ini dicatat dalam tabel untuk memudahkan analisis.
 
7. Malposisi gigi geligi seperti versi, infra oklusi, supra
oklusi, rotasi, transposisi, ektostema yang tampak harus
dicatat dalam rekam medis orto untuk mendiagnosis dan
melakukan rencana perawatan.
8.  Midline lengkung gigi rahang atas ditentukan dari rafe dan
ruge. Ditarik garis dari papila insisivus hingga ke rafe
 palatina. Sedangkan rahang bawah ditarik dari frenulum
labial dan frenulum lingual. Garis median yang normal

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 9/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

10

adalah yang melalui titik kontak insisivus sentral pada


masing-masing rahang.
9.  Relasi geligi posterior rahang atas dan rahang bawah dari
 jurusan sagital dan transversal, serta vertikal juga harus
diperhatikan. Relasi jurusan sagital didapat dengan melihat
relasi kaninus dan molar apakah neutroklusi, distroklusi,
mesioklusi, gigitan tonjol, gigitan silang, atau tidak terdapat
relasi. Sedangkan jurusan transversal didapat dari evaluasi
adanya gigitan fisura luar RA, gigitan tonjol, gigitan fisura
dalam, gigitan silang total luar, dan gigitan silang total

dalam. Sedangkan analisis jurusan vertikal dievaluasi dari


adanya gigitan terbuka.

Gambar 4. A. Gigitan fisura luar RA, B. Gigitan silang total


luar RA, C. Gigitan fisura dalam RA, D. Gigitan silang
total dalam RA (Rahardjo, 2011).

10. Relasi gigi anterior rahang atas dan rahang bawah yang

terdiri dari jurusan sagital (jarak gigit, gigitan tonjol,


gigitan terbalik) dan jurusan vertikal (tumpang gigit, gigitan
tonjol, gigitan dalam, gigitan terbuka).

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 10/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

11

F.  Analisis Sefalomteri


Analisis sefalometri terdiri dari beberapa analisis, yaitu
1.  Analisis skeletal dengan memeriksa sudut-sudut berikut:
  Sudut SNA yang menentukan letak maksila
terhadap kranium. Jika sudut ini lebih kecil dari
reratanya (820  atau 840), maka letak maksila lebih
ke posterior, dan sebaliknya.
  Sudut SNB menyatakan letak mandibula terhadap
kranium. Apabila sudut ini lebih kecil dari rerata
0 0
(80   atau 81 ) maka mandibula lebih ke posterior,
dan sebaliknya.
  Sudut ANB menyatakan hubungan maksila terhadap
mandibula yang didapat dari selisih sudut SNA dan
sudut SNB. Normalnya, sudut ANB adalah 2 0 (kelas
satu). Sedangkan 40  untuk maloklusi kelas 2, dan
sudut ANB negatif untuk maloklusi kelas 3.

Gambar 5. Sudut SNA dan Sudut SNB (Rahardjo,


2011).

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 11/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

12

2.  Analisis dental, yang dilihat dari:


  Jarak insisiv atas (NA) 4mm
  Jarak insisiv bawah (NB) 4mm
  Sudut insisivus atas (NA) 220 
  Sudut insisivus bawah (NB) 250 
  Sudut insisivus atas dan insisivus bawah 1350 

G.  Analisis Etiologi Maloklusi


Analisis etiologi pada rekam medis dimaksudkan untuk melihat
sebab dan proses terjadinya maloklusi sehingga dapat mendiagnosis
dengan tepat dan melakukan rencana perawatan dengan baik. Etiologi dari
maloklusi dapat dilihat dari:
  Faktor keturunan
  Kebiasaan buruk pasien
  DDM (Disharmoni Dento Maksiler)
  Tanggak prematur ( premature loss)
  Kelainan jumlah gigi
  Letak salah benih
  Kelainan otot mulut
  Kelainan patologik
  Defek kongenital
  Idiopatik dan lain-lain.

H.  Diagnosis Maloklusi


Diagnosis maloklusi dilihat berdasarkan maloklusi Angle.

Gambar 6. Penulisan Diagnosis Maloklusi (Rekam medik ortodonti


RSGMP UNSOED)

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 12/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

13

I.  Ringkasan
Ringkasan dibuat secara menyeluruh dan lengkap namun dibuat
sesingkat mungkin menyerupai resume. Ringkasan ini dimaksudkan untuk
mempermudah seseorang dalam melihat kasus pasien mulai dari awal
hingga keseluruhan secara ringkas.
J.  Prognosis Perawatan
Prognosis perawatan ditentukan melalui multifaktorial setelah
diagnosis ditegakkan. Prognosis diambil oleh tenaga medis yang
 bersangkutan dengan pasien dan harus dikomunikasikan kepada pasien
secara menyeluruh.

K.  Macam-Maram Perawatan


Macam perawatan yang dilakukan tergantung dari kasus yang ada.
Perawatan tersebut antara lain:
  Pencabutan satu atau lebih gigi yang dipertimbangkan
dari hasil diskrepansi rahang pasien. Menurut Proffit
dkk (2007), jika kekurangan ruang hingga 4mm tidak
diperlukan ekstraksi gigi permanen. Jika kekurangan

tempat antara 5-9mm kadang diperlukan ekstraksi


namun lebih sering dilakukan  slicing . Jika kekurangan
tempat lebih dari 10mm maka hampir selalu dibutuhkan
ekstraksi.
  Pencabutan seri merupakan pencabutan secara berkala
untuk menunjang perawatan ortodontik, dan lain-lain.
L.  Rencana Perawatan

Rencana perawatan diprioritaskan dari yang paling perlu terlebih


dahulu. Rencana perawatan ini dibagi menjadi rencana perawatan rahang
atas dan rahang bawah yang harus dilakukan dengan teliti.
M.  Peranti yang Digunakan
Peranti yang digunakan dalam perawatan ortodontik dibedakan
menjadi peranti lepasa, cekat, dan lain-lain. Peranti ini bisa digunakan
hanya pada rahang atas atau hanya pada rahang bawah atau bisa keduanya
tergantung pada kasus dan kebutuhan.

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 13/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

14

N.  Catatan
Catatan pada rekam medis berisi catatan tambahan mengenai
 pasien yang biasanya berkaitan dengan habitual pasien yang sering
menghilangkan kebiasaan buruk, atau bisa juga berisi catatan tentang
 perkembangan pasien.
O.  Foto Profil
Foto profil digunakan untuk melihat, mengevaluasi, dan
membandingkan tampak visual pasien sebelum dan setelah perawatan.
Foto profil terdiri dari:
   Profil tampak depan.

  Profil senyum.
   Profil tampak lateral kanan.
   Profil tampak lateral kiri.
   Bidang oklusal rahang atas dan rahang bawah.
   Intraoral tampak samping kanan dan samping kiri.
   Intraoral tampak depan.
P.  Desain Peranti
Desain peranti dimaksudkan untuk membuat desain awal pada
model sebelum membuat peranti ortodontik yang akan digunakan oleh
 pasien. Desain peranti dibuat sebanyak jumlah peranti ortodontik yang
akan dibuat untuk pasien.

Gambar 7. Desain Peranti Ortodontik (Rekam Medik Ortodontik


RSGMP UNSOED)

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 14/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

15

Q.  Prosedur perawatan


Prosedur perawatan merupakan keterangan dari proses awal
 perawatan pasien hingga akhir evaluasi perawatan pasien yang disusun
secara rinci dan sistematis yang disertai tanggal perawatan. Selain itu
terdapat kolom biaya yang harus ditanggung oleh pasien.

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 15/16
8/11/2019 Rekam Medis Ortodontik

16

DAFTAR PUSTAKA

Enlow, D.H., Hans, M.G., 1996, Essentials of Facial Growth, WB


Saunders Company, Philadelphia.
Proffit, W.R., Fields, H.W., Sarver, D.M., 2007, Contemporary
Orthodontics, 5th ed., Mosby Elsevier, St. Louis.
Rahardjo, P., 2011,  Diagnosis Ortodontik , Airlangga University
Press, Surabaya.

http://slidepdf.com/reader/full/rekam-medis-ortodontik 16/16

Anda mungkin juga menyukai