Anda di halaman 1dari 29

Reni Pratiwi

G41113303

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

DAS (daerah aliran sungai) merupakan salah satu komponen hidrologi yang
berperan sebagai wilayah yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air
hujan hingga danau atau laut melalui sungai. DAS merupakan kesatuan wilayah
daratan dan sungai, termasuk anak-anak sungainya. DAS tersusun atas beberapa
sub-DAS.
Pemberian batasan pada DAS memiliki beberapa tujuan seperti mengetahui
bentuk hidrograf sehingga dapat diketahui debit puncak, digunakan dalam analisa
banjir, dan perencanaan manajemen sumber daya air. Namun kenyataannya, batas
tersebut tidak tampak di lapangan. Meskipun tidak tampak, batas DAS dapat
dibuat dalam suatu peta jaringan.
Pemberian batasan pada DAS dikenal dengan istilah delineasi DAS.
Delineasi DAS adalah salah satu penelitian untuk memberikan dan menentukan
batas DAS atau suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas DAS
yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal DAS tertentu,
bentuk DAS, dan lokasi DAS dari satu atau lebih komponen tanah ditambah
inklusi, dan areal sisa.
Delineasi batas DAS bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
data digital elevation model (DEM) srtm dan beberapa software, seperti Global
Mapper dan MapWindow GIS. Untuk mengetahui dan memahami proses delineasi
DAS menggunakan software tersebut, maka praktikum “Delineasi DAS”
dilakukan mengingat pentingnya pemberian batas suatu DAS.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mengetahui proses delineasi DAS dan
mengetahui software yang digunakan untuk mendelineasi peta.
Kegunaan praktikum ini agar praktikan memiliki keterampilan dalam
menggunakan berbagai software untuk mendelineasi DAS.
Reni Pratiwi
G41113303

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DAS (Daerah Aliran Sungai) dan Sub DAS

DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
melaluinya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber air
lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum
alam di sekelilingnya sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut. Proses
tersebut dikenal sebagai siklus hidrologi [ CITATION Rah09 \l 1033 ].
Batas DAS yang tergambar pada suatu peta jaringan sungai adalah batas
artificial atau batas buatan, karena pada kenyataannya batas tersebut tidak tampak
di lapangan. Batas tersebut meskipun tidak tampak di lapangan tetapi pada
kenyataannya, batas tersebut membatasi jumlah air hujan yang jatuh di atasnya.
Batas DAS besar tersusun atas beberapa sub DAS. Sub DAS adalah bagian dari
DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
utama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS-Sub DAS [ CITATION Ano8 \l
1033 ].
DAS didefinisikan dalam berbagai ukuran luas, tergantung pada definisi dan
deskripsi yang diberikan. Pada dasarnya, DAS besar terdiri dari beberapa sub
DAS dan sub-sub DAS. Sebuah kawasan dapat didefinisikan sebagai sebuah DAS
mulai dari luasan 2 hektar hingga 30.000 hektar. Ilustrasi DAS dan sub-sub DAS
disajikan di Gambar 40 yang menggambarkan pengelompokkan sungai dan anak-
anak sungainya dengan batasan topografi [ CITATION Amr15 \l 1033 ].
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 40. DAS


(Sumber: Amrullah, et al., 2015)
Morfometri didefinisikan sebagai pengukuran bentuk (measurement of
the shape). Morfometri dalam kajian hidrologi pertama kali dikemukakan
oleh R.E Horton dan A.E. Strahler. Tujuan utama dari
kajian morfometri adalah mengetahui karakteristik aliran secara menyeluruh
berdasarkan hasil pengukuran berbagai sifat aliran. Pengukuran sifat aliran
yang pertama adalah susunan (hirarki) dari setiap segmen aliran menurut suatu
sistem klasifikasi yang disebut dengan orde aliran. Segmen-segmen aliran
disusun mulai dari alur-alur (tributaries) di bagian atas atau hulu DAS sampai
dengan sungai utama di bagian bawah atau hilir DAS. Secara numeris
penyusunan orde dimulai dengan pemberian nilai 1 (selanjutnya disebut dengan
orde 1) untuk segmen pertama (alur-alur).
Menurut Susilo (2006), terdapat beberapa karakteristik DAS yang penting
dan dapat dikaji berdasarkan hasil analisis morfometri, antara lain:
1. Daerah Pengaliran (A)
Daerah pengaliran merupakan karakteristik DAS yang paling penting dalam
pemodelan berbasis DAS. Daerah pengaliran mencerminkan volume air yang
dapat dihasilkan dari curah hujan yang jatuh di daerah tersebut. Curah hujan yang
konstan dan seragam untuk seluruh daerah pengaliran merupakan asumsi yang
umum dalam pemodelan hidrologi.
2. Panjang DAS (L)
Panjang daerah aliran sungai biasanya didefinisikan sebagai jarak yang
diukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga batas DAS. Sungai biasanya
tidak akan mencapai batas DAS, sehingga perlu ditarik garis perpanjangan mulai
dari ujung sungai hingga batas DAS dengan memperhatikan arah aliran.
Meskipun daerah pengaliran dan panjang DAS merupakan ukuran dari DAS tetapi
keduanya mencerminkan aspek ukuran yang berbeda. Daerah pengaliran
digunakan sebagai indikasi potensi hujan dalam menghasilkan sejumlah volume
air, sedangkan panjang DAS biasanya digunakan dalam perhitungan waktu
tempuh yang dibutuhkan oleh air untuk mengalir di dalam DAS.
3. Kemiringan DAS (S)
Reni Pratiwi
G41113303

Banjir merupakan besaran yang mencerminkan momentum run off dan


lereng merupakan faktor penting dalam momentum tersebut. Lereng DAS
mencerminkan tingkat perubahan elevasi dalam jarak tertentu sepanjang arah
aliran utama.
4. Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai variasi yang tak terhingga dan bentuk ini dianggap
mencerminkan bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS yang berbentuk
lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagian DAS mencapai
outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya puncak aliran terjadi dalam
waktu yang relatif singkat.
5. Kerapatan Aliran (Dd)
Kerapatan aliran merupakan pengukuran terhadap panjang aliran (stream
length) per unit daerah pengaliran (drainage area atau basin area).
Selain karakteristik DAS seperti yang disebutkan di atas, penggunaan lahan
dan curah hujan merupakan karakteristik DAS yang tidak kalah pentingnya.
Penggunaan lahan dan curah hujan memang tidak terkait dengan morfometri
DAS, namun dalam kajian tentang banjir dengan menggunakan DAS sebagai unit
analisis.

II.2 DEM (Digital Elevation Model)

DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu terrain. Suatu
DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-titik secara digital, yang
mewakili bentuk topografi suatu terrain. DEM menggambarkan geometri dari
bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik koordinat
hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan
menggunakan himpunan koordinat. DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki
nilai koordinat 3D. Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi
bidang-bidang yang terhubung satu sama lain dimana bidang-bidang tersebut
terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik tersebut dapat berupa titik
sampel permukaan tanah atau titik hasil interpolasi atau ekstrapolasi titik sampel.
Titik sampel merupakan titik yang didapat dari hasil sampling permukaan bumi,
yaitu pekerjaan pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik yang dianggap
Reni Pratiwi
G41113303

dapat mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik tersebut


kemudian diolah hingga didapat koordinat titik-titik sampel [ CITATION Ard13 \l
1033 ].

Gambar 41. DEM


(Sumber: Ardiansyah, 2013)

DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung dalam


bentuk visualisasi model permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu
sehingga menjadi produk lain. Informasi dasar DEM digunakan dalam pengolahan
adalah koordinat titik-titik pada permukaan tanah [ CITATION Ard13 \l 1033 ].
Ardiansyah (2013), menyatakan bahwa informasi lain yang dapat
diturunkan dari DEM adalah :
1. Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah
2. Luas permukaan suatu area
3. Volume galian dan timbunan
4. Slope dan aspect
5. Kontur
6. Profil
Ardiansyah (2013) juga menyatakan bahwa contoh aplikasi-aplikasi yang
menggunakan DEM, yaitu :
1. Rekayasa teknik sipil
2. Pemetaan hidrografi
3. Pemetaan topografi
4. Pemetaan geologi dan geofisiska
Reni Pratiwi
G41113303

5. Rekayasa pertambangan
6. Simulasi dan visualisasi permukaan tanah
7. Rekayasa militer
DEM menggambarkan nilai ketinggian permukaan tanah tanpa
memerhatikan objek diatasnya. Ada beberapa data gratis di internet, seperti srtm
(shuttle radar topography mission) [ CITATION Pur \l 1033 ].
Srtm memiliki struktur data yang sama seperti format grid lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai ketinggian
pada srtm adalah nilai ketinggian dari datum WGS1984, bukan dari permukaan
laut, tapi karena datum WGS1984 hampir berimpit dengan permukaan laut maka
untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan di antara keduanya [ CITATION Ori \l
1033 ].
Perlu diperhatikan dalam penggunaan data DEM dari srtm adalah bahwa
data ketinggiannya merupakan ketinggian permukaan bumi termasuk tutupan
lahannya, dalam hal ini termasuk pula ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung-
gedung [ CITATION Ori \l 1033 ].
Zona 1-60 dimulai dari 180°-174°, 174°-168°BB,174°-180°BT. Untuk
Indonesia (90° BT-144°BT, 11°LS-6°LU) terdapat sembilan zone, yaitu
zone 46-54. Data GIS terdiri dari dua jenis yaitu data raster dan data vektor. Data
vektor , data ini tidak memiliki bentuk yang tidak berkententuan dan terdiri atas
tiga jenis yaitu point, lines, dan polygons. Data vektor menggunakan koordinat x
dan y dalam menampilkan data spasial. Sedangkan data raster terdiri atas satuan
kecil yang disebut grid cells atau piksel-piksel yang memiliki posisi kolom dan
baris tertentu dalam file database. Database GIS yang memiliki struktur raster
misalnya terdapat hasil citra satelit dan DEM [ CITATION Naj12 \l 1033 ].

II.3 Delineasi DAS

Delineasi batas watershed atau daerah batasan sungai (DAS) dapat


dilakukan secara otomatis dengan menggunakan data digital elevation model
(DEM) srtm dan software ArcGIS. Data DEM dengan resolusi 30 m (1 arc) dapat
diunduh secara gratis. Software GIS lainnya yang sudah menyertakan analisa
spasial lebih lanjut [ CITATION Kas10 \l 1033 ].
Reni Pratiwi
G41113303

Delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas
yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu
bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah
ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area). Perbedaan dalam
mengidentifikasi kenampakan kedua obyek tersebut mudah dikenali baik rona,
bentuk, ukuran, dan polanya, dapat langsung digambarkan/didelineasi dalam
interpretasi, sedangkan kenampakan obyek yang masih ragu-ragu dan sulit
dikenali dapat dicari jawabannya di lapangan. Pengecekan lapangan merupakan
satu kesatuan dalam pekerjaan interpretasi [ CITATION Kas10 \l 1033 ]
Menurut Kaswanto (2010), tahapan pelaksanaan analisis dan klasifikasi citra
diuraikan sebagai berikut:
1. Pra-pengolahan data merupakan restorasi citra, yaitu koreksi distorsi
radiometrik dan atmosferik.
2. Pemotongan citra batas dari daerah penelitian. Proses registrasi dan penajaman
citra.
3. Registrasi untuk koreksi geometrik dengan proses resampling berdasarkan
sistem koordinat spasial atau titik kontrol tanah atau GCP (Ground Control
Point).
4. Penajaman citra (enhancement) dengan proses interpolasi untuk menentukan
harga suatu fungsi pada titik posisi antar sampel.
5. Membuat citra kompgsit RGg 542 untuk mendeteksi penutup lahan.
6. Klasifikari .itu digital menggunakan sistem hibrida (hybrid classification).
Kondisi fisik lahan di daerah aliran sungai (DAS) terbukti berpengaruh
terhadap volume debit puncak. Beberapa diantaranya adalah lereng, batuan, tanah,
dan kerapatan tutupan vegetasi. Kondisi lereng yang semakin curam menjadi
penyebab kenaikan debit puncak DAS. Hal serupa juga akan terjadi apabila
keadaan tanah dan batuan yang semakin kedap air serta rendahnya kerapatan
tutupan vegetasi. Selain itu, debit puncak turut dipengaruhi besaran presentase
luas tegalan dan semak belukar (Suryono, 2013).

II.4 Global Mapper


Reni Pratiwi
G41113303

Global Mapper adalah paket perangkat lunak sistem informasi geografis


(SIG) yang dikembangkan oleh globalmapper.com yang dijalankan di Microsoft
Windows. Perangkat lunak GIS ini bersaing dengan ESRI , Sistem Manifold,
produk-produk GIS MapInfo. Global Mapper menangani kedua vektor, raster,
dan data elevasi, serta menyediakan fitur peninjauan, konversi, dan fitur GIS
umum. Global Mapper memiliki komunitas pengguna aktif dengan mailing list
dan forum online [ CITATION Sri12 \l 1033 ].
Menurut Bakar (2012), Global Mapper memiliki banyak fungsi antara lain:
1. Generate kontur ke berbagai interval.
2. Generate watershed atau daerah aliran sungai secara otomatis.
3. Melihat data DEM dengan berbagai tampilan seperti atlas, hilshade, aspect,
slope dan lain-lain.
Bakar (2012) menyatakan bahwa Global Mapper memiliki beberapa
keunggulan antara lain:
1. Editor/viewer sangat mudah digunakan dan telah mampu menampilkan
berbagai data raster, DEM, data vektor dan GeoPDF.
2. Mengonversi data hasil penginderaam jauh, mengedit data vektor, reproject
citra satelit, mosaik citra satelit, print, track GPS.
3. Kemampuan akses secara online ke berbagai sumber data citra, peta
topografi, DTM dan banyak lagi.
4. Dapat menghitung jarak dan luas dengan akurat, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi citra satelit DEM, dan perhitungan garis
pandang untuk memaksimalkan presisi.
5. Feature Info Tool mempunyai fungsi lain seperti memotong data raster
(DEM atau citra satelit lainya) tinggal di klik area pemotong dengan feature
info tool setelah itu klik file pada menu utama export data raster sesuai
kebutuhan.
6. Secara cepat mendigitalkan fitur vektor baru, mengedit fitur yang sudah ada,
dan dengan mudah menyimpannya ke format ekspor yang didukung software
Global Mapper.
Reni Pratiwi
G41113303

7. Mudah melacak setiap perangkat GPS yang kompatibel yang terhubung ke


port serial komputer melalui data apa pun yang di-upload, menandai way
point tanpa sambungan, serta merekam log pelacakan.
8. Dengan cepat menyimpan isi layar menjadi file BMP, JPG, PNG, atau (Geo)
TIFF, yang dapat drektifikasi secara intuitif dan disimpan dalam citra baru
yang sepenuhnya dapat dijadikan georeferensi.
9. Kelebihan versi 12 dari software sebelumnya yaitu dapat secara otomatis
membuat watershed dan kelebihan kelebihan yang lain.

II.5 MapWindow GIS

Bidang ilmu yang berkaitan dengan informasi keruangan saat ini tidak lepas
dari bantuan GIS (geographic information system). merupakan suatu sistem yang
dirancang untuk menangkap, menyimpan, mrngedit, memanipulasi, menganalisis,
menampilkan, dan mengeksport data yang berhubungan dengan fitur-fitur
geografis. Sistem ini tidak hanya meliputi hardware dan software yang
digunakan, tapi juga meliputi database yang diperlukan atau dikembangkan dan
personal yang mengerjakan. Aplikasi GIS banyak dituangkan dalam bentuk
software karena lebih mudah dan presisi dibandingkan dengan metode manual.
Data peta digital akan diolah menggunakan software berbasis GIS [ CITATION
Naj12 \l 1033 ].
MapWindow GIS adalah desktop pengguna geografis ramah sistem
informasi untuk Windows yang menawarkan baik pemula dan pengguna ahli
semua alat yang diperlukan untuk memvisualisasikan, memodifikasi dan
menganalisis data geospasial. Dibuat oleh Idaho State University, dan dirilis
sebagai sebuah program open source pada bulan Januari 2005, ia menyediakan
pengguna dengan produk yang mendukung format data GIS standar seperti
shapefile, ASCII, MrSID, JPEG 2000, PNG dan lain-lain. Lebih dari penampil
dan editor, MapWindow merupakan produk sumber terbuka GIS. Selain itu,
MapWindow menawarkan organisasi dan individu untuk menyesuaikan perangkat
lunak menggunakan aplikasi GIS programming interface (API), membangun
produk untuk kebutuhan mereka dengan tepat [ CITATION Naj12 \l 1033 ].
Reni Pratiwi
G41113303

MapWindow berfungsi untuk menyimpan setiap elemen kartografi ke


clipboard, yang memungkinkan untuk disisipkan ke dokumen lain, termasuk
tampilan peta, legenda, panah utara, dan bar skala. Fitur ini memiliki keunggulan
untuk menyesuaikan tata letak peta terakhir mereka dalam setiap program yang
dipilih. MapWindow memiliki alat luar melihat dasar dan mengedit, seperti
georeferencing, pembuatan kontur, dan peta ekspor dengan tag georeferencing
[ CITATION Naj12 \l 1033 ].

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum deliniasi DAS dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Mei 2016, pukul
10.00-selesai di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrologi, Program Studi
Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.

III.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah PC yang telah terinstal
software Global Mapper v11.00, MapWindow GIS, dan ArcView. Bahan yang
digunakan yaitu data DEM srtm_60_14.ASC.

III.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja deliniasi suatu DAS adalah:


III.3.1 Tahap Pemotongan Peta DEM
1. Membuka software Global Mapper v11.00.

Gambar 42. Tampilan Window Global Mapper v11.00


Reni Pratiwi
G41113303

2. Membuka data DEM dengan mengklik File > Open Data File(s)
kemudian masukkan data DEM srtm_60_14.ASC > Ok.

Gambar 43. Open Data File(s)


3. Mengklik Ok pada kotak dialog Unknown Projection.

Gambar 44. Unknown Projection

4. Mengklik Ok pada kotak dialog Select Projection For


srtm_60_14.ASC.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 45. Select Projection For srtm_60_14.ASC.

5. Maka tampilan akan seperti ini

Gambar 46. Tampilan DEM srtm 60_14.asc.


6. Memperbesar salah satu wilayah peta dengan mengklik symbol Zoom
In.

Gambar 47. Tampilan setelah di Zoon In

7. Mengklik File > Export Raster and Elevation > Export Arc ASCII
Grid.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 48. Menu Export Raster and Elevation

8. Muncul kotak dialog Tip > Ok.

Gambar 49. Kotak Dialog Tip


9. Muncul kotak dialog Arc ASCII Grid Export Options > Pilih Export
Bounds > Draw a Box.

Gambar 50. Kotak Dialog Arc ASCII Grid Export Options

10. Kotak dialog Drag a Box to Select Export Bounds.


Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 50. Kotak Dialog Drag a Box to Select Export Bounds

11. Menyimpan data dengan nama yang diinginkan dengan format type Arc
ASCII Grid (*.asc).

Gambar 51. Menyimpan File

12. Pemotongan DEM telah selesai.


III.3.2 Tahap Delineasi DAS
1. Membuka software MapWindow GIS.

Gambar 52. Software MapWindow GIS

2. Mengaktifkan GIS Tools dan Watershed Delineation dengan mengklik


Plug-ins > GIS Tools, kemudian Plug-ins > Watershed Delineation.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 53. Mengaktifkan GIS Tools dan Watershed Delineation

3. Mengklik GIS Tools > Raster > Assign Projection to Grids.

Gambar 54. Assign Projection to Grids


4. Muncul kotak dialog Select Grids dan Open grid files. Memilih file
reni.asc pada kotak dialog Open grid files > Ok > Ok pada kotak dialog
Select Grids.

Gambar 55. Open Grid Files

5. Muncul kotak dialog Choose Projection. Mengubah Category menjadi


Geographic Coordinat Systems, kategori Group menjadi World,
kategori Name menjadi WGS 1984.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 56. Choose Projection

6. Maka muncul GIS Tools yang menandakan project telah diterapkan.

Gambar 57. GISTools


7. Mengklik GIS Tools > Raster > Reproject Grids.

Gambar 58. Reproject Grids

8. Maka muncul tampilan Open grid files > pilih file reni.asc > Open.
Pada kotak dialog Select Grids > Ok.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 59. Open Grid Files

9. Mengubah tipe Category menjadi Projected Coordinate System , tipe


Group menjadi Utm – Wgs 1984, dan Name menjadi WGS 1984 UTM
Zone 50s.

Gambar 60. Choose Projection

10. Setelah itu pilih Menu.

Gambar 61. DEM yang Telah Dipotong Sebelumnya

11. Mengkilk Watershed Delineation > Automatic, maka muncul kotak


dialog Automatic Watershed Delineation.
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 62. Kotak Dialog Automatic Watershed Delineation

12. Pada bagian Base Elevation Data (DEM) Layer, pilih data DEM yang
sebelumnya disimpan dengan tipe file Reproject, kemudian Draw
Mask > Yes, kemudian menyimpan file dengan perintah Save.

Gambar 63. Create New Mask


13. Membuat poligon pada peta, dengan mengklik titik-titik yang
diinginkan hingga membentuk poligon, setelah itu klik kanan > Done.

Gambar 64. Menggambar Poligon


Reni Pratiwi
G41113303

14. Setelah itu pada tampilan Automatic Watershed Delineation >pilih Run
yang petama.

Gambar 65. Run Pertama

15. Kemudian , ubah sq.mi menjadi sq.km pada Network Delineation by


Transhold Method.

Gambar 66. Pengubah dari sq.mi menjadi sq.km


16. Setelah itu klik Run yang kedua. Tunggu sampai proses Running
selesai.

Gambar 67. Tampilan Setelah di Run

17. Mengklik Draw Outlet Views>Yes.


Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 68. Menggambar Outlet

18. Mengklik titik-titik outlet dari sungai hingga muncul tanda panah warna
biru kecil, kemudian klik Done.

Gambar 69. Titik-titik Outlet


19. Mengklik Run yang ketiga, tunggu sampai proses Running selesai.
Kemudian pilih Close.

Gambar 70. Run Ketiga

20. Tampilan setelah Run ketiga.


Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 71. Tampilan setelah Run ketiga

21. Pada Terrain Analysis, centang bagian Stream dan Wateshed.

Gambar 72. Hasil Delineasi DAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Reni Pratiwi
G41113303

Gambar 73. Peta Delineasi DAS

IV.2 Pembahasan

Praktikum deliniasi DAS menggunakan data DEM srtm 60_14. Penggunaan


data DEM dari srtm menunjukkan ketinggian permukaan bumi. Hal ini sesuai
pernyataan Andra (2014), bahwa penggunaan data DEM dari srtm adalah bahwa
data ketinggiannya merupakan ketinggian permukaan bumi termasuk tutupan
lahannya, dalam hal ini termasuk pula ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung-
gedung. Data srtm 60_14 menunjukkan lokasi.
Sebelum data DEM didelineasi, data DEM dipotong terlebih dahulu dengan
menggunakan software Global Mapper. Global Mapper dengan fitur Info Tool
berfungsi untuk memotong data DEM. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bakar
(2012), bahwa feature info tool mempunyai fungsi lain seperti memotong data
raster (DEM atau citra satelit lainya) tinggal di klik area pemotong dengan
feature info tool setelah itu klik file pada menu utama export data raster sesuai
kebutuhan.
Reni Pratiwi
G41113303

Setelah proses pemotongan DEM, tahap selanjutnya adalah mendelineasi


DAS. Delineasi adalah proses pemberian batasan suatu areal, dalam hal ini DAS.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuswanto (2010), bahwa delineasi adalah suatu
bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas yang tertutup pada suatu peta
tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu
lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah ditambah inklusi, dan atau
areal sisa (miscellaneous land area). Setelah mendelineasi DAS, tampilan layout
peta dibuat dengan menggunakan software ArcView.
Peta delineasi menunjukkan bahwa DAS tersebut memiliki dua outlet sungai
yang ditunjukkan pada ujung sungai dan memiliki 24 sub DAS dan aliran sungai
ditunjukkan oleh garis berwarna biru. Delineasi DAS ini memberi batasan untuk
suatu areal DAS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kaswanto (2010), bahwa
delineasi adalah suatu bagian yang ditunjukkan oleh suatu batas yang tertutup
pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu bentuk tertentu,
dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah ditambah inklusi,
dan atau areal sisa (miscellaneous land area).
Reni Pratiwi
G41113303

V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:


1. Deliniasi DAS adalah delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan
oleh suatu batas yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu
areal tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau
lebih komponen tanah ditambah inklusi, dan atau areal sisa.
2. Penggunaan data DEM dari srtm menunjukkan ketinggian permukaan bumi.
3. Tahapan dalam delineasi DAS pada praktikum ini adalah tahap pemotongan
DEM menggunakan software Global Mapper dan tahap mendelineasi
menggunakan MapWindow GIS. Untuk tampilan layout menggunakan
software ArcView.
4. Peta delineasi menunjukkan bahwa DAS tersebut memiliki dua outlet sungai
yang ditunjukkan pada ujung sungai dan memiliki 24 sub DAS dan aliran
sungai ditunjukkan oleh garis berwarna biru.

V.2 Saran

Pada saat praktikum sebaiknya dijelaskan fungsi ikon, menu yang terdapat
pada Global Mapper dan MapWindow GIS dan langkah-langkah yang dilakukan
dalam praktikum dijelaskan secara detail.
Reni Pratiwi
G41113303

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Rachmansyah, A. & Yanuwiadi, B., 2015. Deliniasi Unit Pengelolaan


Sub DAS Konto. J-PAL, VI(2), pp. 115-122.

Andra, O. S., 2014. Citra SRTM. Universitas Negeri Padang: Padang.

Anonim, 2006. Pengertian Seputar DAS. http://bpdas-


serayuopakprogo.dephut.go.id/info-das/pengertian-seputar-das. Diakses 8
Mei 2016.

Ardiansyah, 2013. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG).


http://informatika.unsyiah.ac.id/labgis/berkasupload/GIS_Session_03.pdf.
Diakses 8 Mei 2016.

Bahraq, N., 2012. Review Software GIS.


http://najibbahraq.blogspot.co.id/2012/03/review-software-gis.html. Diakses
11 Mei 2016.

Bakar, A., 2012. Tutorial Global Mapper. http://www.citrasatelit.com/tutorial-


global-mapper/. Diakses 8 Mei 2016.

Kaswanto, 2010. Delineasi Batas Daerah Aliran Sungai (DAS).


http://kaswanto.staff.ipb.ac.id/delineasi-batas-daerah-aliran-sungai-das/.
Diakses 8 Mei 2016.

Purwanto, T. H., 2013. Ekstraksi Morfometri Daerah Aliran Sungai daro Data
Digital Surface Model (Studi Kasus DAS Opak). Diakses 8 Mei 2016.

Rahayu, S. et al., 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World


Agroforestry Center: Bogor.

Wero, S. W., 2012. Penambahan Kota (Urban Sprawl) terhadap Lahan Pertanian
di Kota Makassar Berdasarkan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi Kasus
Kecamatan Biringkanaya).Universitas Hasanuddin: Makassar.
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai