Laporan Delineasi DAS
Laporan Delineasi DAS
G41113303
I. PENDAHULUAN
DAS (daerah aliran sungai) merupakan salah satu komponen hidrologi yang
berperan sebagai wilayah yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air
hujan hingga danau atau laut melalui sungai. DAS merupakan kesatuan wilayah
daratan dan sungai, termasuk anak-anak sungainya. DAS tersusun atas beberapa
sub-DAS.
Pemberian batasan pada DAS memiliki beberapa tujuan seperti mengetahui
bentuk hidrograf sehingga dapat diketahui debit puncak, digunakan dalam analisa
banjir, dan perencanaan manajemen sumber daya air. Namun kenyataannya, batas
tersebut tidak tampak di lapangan. Meskipun tidak tampak, batas DAS dapat
dibuat dalam suatu peta jaringan.
Pemberian batasan pada DAS dikenal dengan istilah delineasi DAS.
Delineasi DAS adalah salah satu penelitian untuk memberikan dan menentukan
batas DAS atau suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas DAS
yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal DAS tertentu,
bentuk DAS, dan lokasi DAS dari satu atau lebih komponen tanah ditambah
inklusi, dan areal sisa.
Delineasi batas DAS bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
data digital elevation model (DEM) srtm dan beberapa software, seperti Global
Mapper dan MapWindow GIS. Untuk mengetahui dan memahami proses delineasi
DAS menggunakan software tersebut, maka praktikum “Delineasi DAS”
dilakukan mengingat pentingnya pemberian batas suatu DAS.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mengetahui proses delineasi DAS dan
mengetahui software yang digunakan untuk mendelineasi peta.
Kegunaan praktikum ini agar praktikan memiliki keterampilan dalam
menggunakan berbagai software untuk mendelineasi DAS.
Reni Pratiwi
G41113303
DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
melaluinya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber air
lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum
alam di sekelilingnya sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut. Proses
tersebut dikenal sebagai siklus hidrologi [ CITATION Rah09 \l 1033 ].
Batas DAS yang tergambar pada suatu peta jaringan sungai adalah batas
artificial atau batas buatan, karena pada kenyataannya batas tersebut tidak tampak
di lapangan. Batas tersebut meskipun tidak tampak di lapangan tetapi pada
kenyataannya, batas tersebut membatasi jumlah air hujan yang jatuh di atasnya.
Batas DAS besar tersusun atas beberapa sub DAS. Sub DAS adalah bagian dari
DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
utama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS-Sub DAS [ CITATION Ano8 \l
1033 ].
DAS didefinisikan dalam berbagai ukuran luas, tergantung pada definisi dan
deskripsi yang diberikan. Pada dasarnya, DAS besar terdiri dari beberapa sub
DAS dan sub-sub DAS. Sebuah kawasan dapat didefinisikan sebagai sebuah DAS
mulai dari luasan 2 hektar hingga 30.000 hektar. Ilustrasi DAS dan sub-sub DAS
disajikan di Gambar 40 yang menggambarkan pengelompokkan sungai dan anak-
anak sungainya dengan batasan topografi [ CITATION Amr15 \l 1033 ].
Reni Pratiwi
G41113303
DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu terrain. Suatu
DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-titik secara digital, yang
mewakili bentuk topografi suatu terrain. DEM menggambarkan geometri dari
bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik koordinat
hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan
menggunakan himpunan koordinat. DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki
nilai koordinat 3D. Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi
bidang-bidang yang terhubung satu sama lain dimana bidang-bidang tersebut
terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik tersebut dapat berupa titik
sampel permukaan tanah atau titik hasil interpolasi atau ekstrapolasi titik sampel.
Titik sampel merupakan titik yang didapat dari hasil sampling permukaan bumi,
yaitu pekerjaan pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik yang dianggap
Reni Pratiwi
G41113303
5. Rekayasa pertambangan
6. Simulasi dan visualisasi permukaan tanah
7. Rekayasa militer
DEM menggambarkan nilai ketinggian permukaan tanah tanpa
memerhatikan objek diatasnya. Ada beberapa data gratis di internet, seperti srtm
(shuttle radar topography mission) [ CITATION Pur \l 1033 ].
Srtm memiliki struktur data yang sama seperti format grid lainnya, yaitu
terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai ketinggian
pada srtm adalah nilai ketinggian dari datum WGS1984, bukan dari permukaan
laut, tapi karena datum WGS1984 hampir berimpit dengan permukaan laut maka
untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan di antara keduanya [ CITATION Ori \l
1033 ].
Perlu diperhatikan dalam penggunaan data DEM dari srtm adalah bahwa
data ketinggiannya merupakan ketinggian permukaan bumi termasuk tutupan
lahannya, dalam hal ini termasuk pula ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung-
gedung [ CITATION Ori \l 1033 ].
Zona 1-60 dimulai dari 180°-174°, 174°-168°BB,174°-180°BT. Untuk
Indonesia (90° BT-144°BT, 11°LS-6°LU) terdapat sembilan zone, yaitu
zone 46-54. Data GIS terdiri dari dua jenis yaitu data raster dan data vektor. Data
vektor , data ini tidak memiliki bentuk yang tidak berkententuan dan terdiri atas
tiga jenis yaitu point, lines, dan polygons. Data vektor menggunakan koordinat x
dan y dalam menampilkan data spasial. Sedangkan data raster terdiri atas satuan
kecil yang disebut grid cells atau piksel-piksel yang memiliki posisi kolom dan
baris tertentu dalam file database. Database GIS yang memiliki struktur raster
misalnya terdapat hasil citra satelit dan DEM [ CITATION Naj12 \l 1033 ].
Delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas
yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu
bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah
ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area). Perbedaan dalam
mengidentifikasi kenampakan kedua obyek tersebut mudah dikenali baik rona,
bentuk, ukuran, dan polanya, dapat langsung digambarkan/didelineasi dalam
interpretasi, sedangkan kenampakan obyek yang masih ragu-ragu dan sulit
dikenali dapat dicari jawabannya di lapangan. Pengecekan lapangan merupakan
satu kesatuan dalam pekerjaan interpretasi [ CITATION Kas10 \l 1033 ]
Menurut Kaswanto (2010), tahapan pelaksanaan analisis dan klasifikasi citra
diuraikan sebagai berikut:
1. Pra-pengolahan data merupakan restorasi citra, yaitu koreksi distorsi
radiometrik dan atmosferik.
2. Pemotongan citra batas dari daerah penelitian. Proses registrasi dan penajaman
citra.
3. Registrasi untuk koreksi geometrik dengan proses resampling berdasarkan
sistem koordinat spasial atau titik kontrol tanah atau GCP (Ground Control
Point).
4. Penajaman citra (enhancement) dengan proses interpolasi untuk menentukan
harga suatu fungsi pada titik posisi antar sampel.
5. Membuat citra kompgsit RGg 542 untuk mendeteksi penutup lahan.
6. Klasifikari .itu digital menggunakan sistem hibrida (hybrid classification).
Kondisi fisik lahan di daerah aliran sungai (DAS) terbukti berpengaruh
terhadap volume debit puncak. Beberapa diantaranya adalah lereng, batuan, tanah,
dan kerapatan tutupan vegetasi. Kondisi lereng yang semakin curam menjadi
penyebab kenaikan debit puncak DAS. Hal serupa juga akan terjadi apabila
keadaan tanah dan batuan yang semakin kedap air serta rendahnya kerapatan
tutupan vegetasi. Selain itu, debit puncak turut dipengaruhi besaran presentase
luas tegalan dan semak belukar (Suryono, 2013).
Bidang ilmu yang berkaitan dengan informasi keruangan saat ini tidak lepas
dari bantuan GIS (geographic information system). merupakan suatu sistem yang
dirancang untuk menangkap, menyimpan, mrngedit, memanipulasi, menganalisis,
menampilkan, dan mengeksport data yang berhubungan dengan fitur-fitur
geografis. Sistem ini tidak hanya meliputi hardware dan software yang
digunakan, tapi juga meliputi database yang diperlukan atau dikembangkan dan
personal yang mengerjakan. Aplikasi GIS banyak dituangkan dalam bentuk
software karena lebih mudah dan presisi dibandingkan dengan metode manual.
Data peta digital akan diolah menggunakan software berbasis GIS [ CITATION
Naj12 \l 1033 ].
MapWindow GIS adalah desktop pengguna geografis ramah sistem
informasi untuk Windows yang menawarkan baik pemula dan pengguna ahli
semua alat yang diperlukan untuk memvisualisasikan, memodifikasi dan
menganalisis data geospasial. Dibuat oleh Idaho State University, dan dirilis
sebagai sebuah program open source pada bulan Januari 2005, ia menyediakan
pengguna dengan produk yang mendukung format data GIS standar seperti
shapefile, ASCII, MrSID, JPEG 2000, PNG dan lain-lain. Lebih dari penampil
dan editor, MapWindow merupakan produk sumber terbuka GIS. Selain itu,
MapWindow menawarkan organisasi dan individu untuk menyesuaikan perangkat
lunak menggunakan aplikasi GIS programming interface (API), membangun
produk untuk kebutuhan mereka dengan tepat [ CITATION Naj12 \l 1033 ].
Reni Pratiwi
G41113303
Praktikum deliniasi DAS dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Mei 2016, pukul
10.00-selesai di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrologi, Program Studi
Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah PC yang telah terinstal
software Global Mapper v11.00, MapWindow GIS, dan ArcView. Bahan yang
digunakan yaitu data DEM srtm_60_14.ASC.
2. Membuka data DEM dengan mengklik File > Open Data File(s)
kemudian masukkan data DEM srtm_60_14.ASC > Ok.
7. Mengklik File > Export Raster and Elevation > Export Arc ASCII
Grid.
Reni Pratiwi
G41113303
11. Menyimpan data dengan nama yang diinginkan dengan format type Arc
ASCII Grid (*.asc).
8. Maka muncul tampilan Open grid files > pilih file reni.asc > Open.
Pada kotak dialog Select Grids > Ok.
Reni Pratiwi
G41113303
12. Pada bagian Base Elevation Data (DEM) Layer, pilih data DEM yang
sebelumnya disimpan dengan tipe file Reproject, kemudian Draw
Mask > Yes, kemudian menyimpan file dengan perintah Save.
14. Setelah itu pada tampilan Automatic Watershed Delineation >pilih Run
yang petama.
18. Mengklik titik-titik outlet dari sungai hingga muncul tanda panah warna
biru kecil, kemudian klik Done.
IV.1 Hasil
Reni Pratiwi
G41113303
IV.2 Pembahasan
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya dijelaskan fungsi ikon, menu yang terdapat
pada Global Mapper dan MapWindow GIS dan langkah-langkah yang dilakukan
dalam praktikum dijelaskan secara detail.
Reni Pratiwi
G41113303
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, T. H., 2013. Ekstraksi Morfometri Daerah Aliran Sungai daro Data
Digital Surface Model (Studi Kasus DAS Opak). Diakses 8 Mei 2016.
Wero, S. W., 2012. Penambahan Kota (Urban Sprawl) terhadap Lahan Pertanian
di Kota Makassar Berdasarkan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi Kasus
Kecamatan Biringkanaya).Universitas Hasanuddin: Makassar.
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303
Reni Pratiwi
G41113303
LAMPIRAN