Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PASAR: AKUISISI,

REKTRUTURISASI, PENGEMBANGAN PASAR GLOBAL

Oleh :

Kelompok 09

Nama Kelompok:

Selly Permata Sari (B94219096)

Silviana Novianti (B94219097)

Dosen Pengampu :

Ahmad Khairul Hakim, S.Ag, M.Si

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa juga kami haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw. Karena beliaulah kita dapat merasakan nikmatnya iman.

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Manajemen Strategi. Kami berterimakasih
kepada Bapak Ahmad Khairul Hakim, S.Ag, M.Si selaku pengampu mata kuliah Manajemen
Strategi yang membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami
berterimakasih kepada teman-teman yang telah membantu memberikan masukan dan kritikan
sehingga tersusunlah makalah ini.

Makalah ini berisi pembahasan tentang Strategi Pertumbuhan Pengembangan Pasar


dalam sebuah perusahaan Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,
maka dari itu kami meminta kritik dan sarannya kepada pembaca demi tercapainya makalah
yang sempurna. Besar harapan kami juga semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 08 Maret 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dan peetumbuhan perekonomian dalam era globalisasi yang sangat
modern ini semkain sulit ditebak. Hal ini menyebabkan perkembangan struktur
perekonomian secara global juga mengalami perkembangan, hal ini berdampak pada
terjadinya perubahan dalam bidnag ekonomi, sosial dan politik. Disamping itu dengan
semakin berkembangnya perekonomian global dapat mengakibatkan timbulnya
perubahan-perubahan baru yang pada akhirnya akan meningkatkan persaingan antar
perusahaan.
Oleh karena itu sudah seharusnya perusahaan melakuakan pengembangan dalam
berbagai bidang untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain serta
meingkatkan volume penjualan. Sudah menjadi hal wajar apabila sebuah perusahaan
perlu memikirkan berbagai strategi untuk mengembangkan perusahaannya.
Dalam meningkatkan volume penjualan serta memperpanjang siklus kehidupan
sebuah produk yang diproduksi oleh perusahaan, maka perusahaan harus selalu
mengembangkan pengembangan produk guna memenuhi permintaan pasar yang semakin
meningkat dan bervariasi.
Dalam usaha memaksimalkan untuk pengembangan suatu perusahaan pastinya
memerlukan dana dan berbagai dukungan dari berbagai pihak. `untuk mendapatkan dana
perusahaan perlu ikut serta dalam persaingan pasar modal.
Kondisi atas persaingan yang semakin ketat menuntut manajemen perusahaan agar
selalu dapat mengembangangkan strategi perusahaan agar daapt bertahan atau bahkan
bisa berkembang lebih cepat. Strategi yang diterapkan diharapkan bisa membawa
perubahan dalam perusahaan mempertahankan eksistensinya serta memperbaiki
kinerjanya. Salah satu strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempertahankan
eksistensinya atau memperbaiki kinerjanya adalah bisa dengan melakukan strategi
pertumbuhan pengembangan pasar yang didalamnya terdapat akuisisi, rektrukturisasi dan
pengembangan pasar global.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan akuisisi dalam strategi pengembangan pasar
2. Apa yang dimaksud dengan rektruturisasi dalam strategi pengembangan pasar
global?
3. Apa yang dimaksud dengan pengembangan pasar global?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang akuisisi dalam strategi pengembangan pasar
2. Untuk mengetahui tentang rektruturisasi dalam strategi pengembanagn pasar
3. Untuk mengetahui tentang pengembangan pasar global

BAB II
PEMBAHASAN
A. Akuisisi
Akuisisi berasal dari kata dalam bahasa inggris acquisition yang memiliki arti
pengambil alihan. Kata akuisisi sebenarnya diambil dari kata kerja acquirere. Dimana
pengakuisisi “acquirer” memiliki kendali atas aktiva netto serta dalam pengoperasian
perusahaan yang di akuisisi “acquiree” dengan syarat memberikan aktiva tertentu, yaitu
dengan mengakui atau melakukan suatu kewajiban ataupun mengeluarkan saham yang
tentunya melalui beberapa proses berupa perjanjian atau kesepakatan-kesepakatan tertentu
antara pemilik perusahaan dan pengakuisisi. Sedangkan menurut P.S Sudarsanan (1999),
akuisisi adalah suatu peerjanjian dimana sebuah perusahaan membeli aset atau sahan
perusahaan lain dan para pemegang saham dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi akan
berhenti menjadi pemilik saham. Akuisisi juga memiliki arti yaitu penggabungan antara dua
perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian saham perusahaan yang
diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada
perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing – masing masih tetap beroperasi
sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa akuisisi adalah sebuah kegiatan transaksi berupa
pembelian saham atau pembelian aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang biasanya
disebut pengakuisi yang nantinya akan menhasilkan sebuah pengambilalihan perusahaan
yang telah diakuisi yang nantinya perusahaan yang telah diakuisisi akan menjadi milik
sepenuhnya oleh pihak pengakuisisi berdasarkan kesepakatan – kesepakatan yang telah
disepakati sebelumnya dengan tujuan agar bisa lebih efektif menggunakan kompetensi
intinya dengan menggunakan perusahaan yang diakuisis sebagai pendukung penguatan
portofofolio perusahaan pengakuisis.
Perusahaan-perusahaan yang diakuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan
beroperasi secara independen, namun telah terjadi pengalihan pengendalian oleh pihak
manajemen dalam perusahaan tersebut dimana hal ini tidak menyebabkan entitas atau pihak
lain yaitu perusahaan yang diakuisisi menjadi bubar sebagai badan hukum.1
Dalam hal akuisisi, PT dapat diakuisisi oleh perorangan, UD, CV, firma, PT,
koperasi, atau yayasan. Pihak yang akan mengakusisi PT perbankan atau pasar modal harus
mengikuti aturan khusus yang berlaku di bidang perbankan dan pasar modal. 2 Dalam proses
akuisi tentunya memiliki beberapa jenis Jenis-jenis Akusisi yang dapat diklasifikasikan dalam
berbagai bidang, diantaranya
1. Jenis Akuisisi Berdasarkan jenis Usaha
1) Akuisisi Horizontal
Merupakan salah satu jenis akuisisi atau pengambilalihana tas kekuasaan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atas suatu perusahaan target yang memiliki
suatu bidang usaha yang sama atau bisnis yang sama, sehingga perusahaan yang
diakuisisi dan pengakuisis memproduksi suatu produk yang sama serta memiliki
daerah pemasaran yang sama juga. Akuisisi horizontal ini dilakukan dengan
tujuan agar perusahaan dapat memperluas pangsa pasar ataupun juga bisa
membunuh pesaing usaha.
2) Akuisisi Vertikal
Merupakan sebuah proses akuisisi atau pengambilalihan kekuasaan atas
perusahaan yang masih satu rantai produksi yang dimaksud disini adalah suatu
perusahaan membeli sebagian besar saham perusahaan suplier bahan dasar produk
dari perusahaan pengakuisi atau perusahaan yang masih ada dalam arus
pergerakan produksi dari hulu ke hilir. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
perusahaan pengakuisi mendapatkan sebuah kepastian pasokan dan penjualan
barang.

3) Akuisisi Pemusatan (Concentric Acquistion)


Adalah salah satu jenis proses akuisisi yang mengkombinasikan beberapa
perusahaan yang terlibat dalam bidang usaha baik secara horizontal maupun
vertikal dan perusahaan dari dampak atau akibat dari proses akuisisi horizontal
1
Ika PutriAdnyani dan Gayatri. “Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Akuisisi Pada Perusahaan
Akuisitor yang Terdaftar di BEI”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana . Vol 23 No. 3 (2018). Hlm: 1873
2
Iswi Hariyani, R. Serfianto, dan Cita Yustisia S. “Merger, Konsoliadasi, Akuisisi, & Pemisahan Perusahaan”
Jakarta Selatan: Visi Media
dan vertikal, sehingga perusahaan yang diakuisisi melalui proses akuisisi jenis ini
menjadi sebuah kepanjangan tangan dari perusahaan yang mengakuisisi.
4) Akuisisi Konglomerat (Conglomerate Acquisition)
Akuisisi jenis ini merupakan salah satu jenis proses pengambilalihan kekuasaaan
yang sama sekali tidak melibatkan proses akuisisi secara hprizpntal maupun
vertikal. Proses akuisisi ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan yang
diakuisisi dapat menunjang perusahaan yang menagkuisisi secara keseluruhan
serta untuk memantapkan kondisi portepel (portfolio) perusahaan. Atau dalam
kata lain pross akuisisi ini merupakan sebuah pengambilalihan kekuasaan atas
perusahaan denfan cara membeli sebagian aset, atau saham yang perusahaan
tersebut tidak memiliki bisnis atau jenis usaha yang sama.
2. Jenis Akuisisi berdasarkan lokalisasi
1) Akuisisi Eksternal
Merupakan sebuah proses akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan
yang tidak pada dalam grup yang sama.
2) Akuisisi Internal
Merupakan sebuah proses pengambilalihan kekuasaaan yang dilakukan oleh dua
perusahaan atau lebih dimana perusahaan- perusahan ini masih dalam grup yang
sama, seperti contohnya perusahaan keluarga.
Pada praktek akuisisi di Indonesia yang kebanyakan dilakukan oleh perusahan adalah jenis
akuisisi internal dimana akuisisi ini melibatkan beberapa perusahaan yang masih dalam satu
grup dan pastinya memiliki strategi keuangan khusus. Menurut Kwiw (1998: 481), ptaktek
akuisisi internal akan sangat menguntungkan pemegang saham mayoritas. Sementara sejak
tahun 1987 di Indonesia, praktek akuisisi eksternal lebih sering terjadi adalah jual beli
sebagian saham perusahaan publik dari pemilik lama ke pemilik baru melalui private
placement maupun pembelian yang dilakukan dilantai bursa, PDBI (1997:59).3
Seorang pebisnis ataupun perusahaan akan selalu melakukan langkah strategis untuk
menumbuhkan serta mengembangkan bisnis yang dimilikinya. Akuisisi merupakan salah satu
langkah yang sering dilakukan perusahaan dalam strategi pengembangan pasar
perusahaannya. Maka dari itu tujuan akuisisi adalah:
1. Meningkatkan Pangsa Pasar

3
Djoni Budiarjo. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Manajemen dan Variabel – Variabel Fundamental
Perusahaan Akuisitor Terhadap Metode Pembayaran Akuisisi dan Pemilihan Jenis Akuisisi, serta Kinerja Saham
Jangka Panjang Perusahaan Akuisitor Publik Pasca Akuisisi”. Majalah Ekonomi. No. 3 Desember (2007)
Akuisisi dilakukan dengan tujuan untuk memperluas pangsa pasar, maka dari
itu perusahaan yang diakuisisi harus memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Seperti
contohnya, perusahaan A memiliki pangsa pasar yang masih kecil, sedangkan
perusahaan B sudah memiliki pangsa pasar yang cukup luas, kemuadia perusahaan A
mengakuisi perusahaan B, maka perusahaan A akan dapat memperluas cakupan
geografis pangsa pasarnya lebih cepat daripada perusahaan A harus membangun
perusahaan baru, hal ini dilakukan agar perusahaan pengakuisis dapat mempercepat
mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Akuisisi dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatan
profit atau nilai tambah bagi perusahaan yang ikut dalam proses akuisisi dimasa
mendatangbaik pihak pengakuisisi (akuisitor) ataupun pihak yang diakuisisi. Langkah
strategis harus dilakukan terhadap perusahaan yang potensial agar memungkinkan
untuk mewujudkan keinginan tersebut.
3. Menguatkan bisnis inti
Pada umumnya proses akuisisi dilakukan dengan tujuan untuk menguatkan
core business (bisnis utama) agar menjadi lebih kuat dan meninhkatkan kapabilitas
dalam bersaing perusahaan dalam artian disini adalah perusahaan pengakuisisi.
4. Menguatkan dominasi pasar
Apabila perusahaan X dan Y memiliki cakupan pangsa pasar yamg sama,
kemudian perusahaan X mengakuisisi perusahaan Y, maka secara otomatis hal ini
semakin menguatkan pangsa pasar perusahaan X. Jika sebelumnya cakupan pangsa
pasar perusahaan X hanya sebesar 35 persen, maka dengan adanya akuisisi ini market
shatre mereka akan meningkat.
B. Rektruturisasi
Perkembangan teknologi, tingkat perekonomian dan pendidikan masyarakat menuntut
perubahan pada perusahaan untuk dapat melayani secara cepat dan tepat. Perusahaan perlu
melakukan evaluasi kinerja untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan terutama dibidang
pelayanan, agar dapat melayani tuntutan masyarakat. Salah satu cara yang dapat ditempuh
perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi.
Restrukturisasi adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki kinerja dimasa depan. Restrukturisasi juga dapat diartikan sebagai suatu strategi
bisnis yang tepat untuk diimplementasikan pada perusahaan yang terkategori sebagai under
performing. menurut Alan H. Seed dalam Edgerly dalam Darryanto (2000) adalah "a
substantial change in business strategy and or financial structure of the 2 underperforming
enterprise". Sedangkan sifat restrukturisasi menurut Komite Restrukturisasi pada
Kementerian Privatisasi Polandia meliputi "...organizational, managerial, financial, product
and technical adaptation of companies to market conditions in order to increase their
operation effectiveness" Edgerly dalam Darryanto (2000).4 Dari kedua pengertian tersebut
dapat dikatakan bahwa restrukturisasi merupakan strategi bisnis bagi perusahaan yang
dianggap under performing, baik meliputi resturkturisasi organisasi, manajerial, financial,
dan operasional, yang rekomendasi akhirnya cenderung mengarah kepada privatisasi.
Restrukturisasi sering disebut juga dengan downsizing atau delayering, yaitu dengan
melakukan pengurangan tenaga kerja diperusahaan, ataupun pengurangan tingkat jabatan
dalam struktur organisasi perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk
memperbaiki efektivitas dan efisiensi.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi
kinerja perusahaan (Bramantyo, 2004). Bramantyo juga mengatakan bahwa, restrukturisasi
perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan sehingga
restrukturisasi ini cenderung akan berdampak positif bagi perusahaan ketika berhasil. Bagi
perusahaan yang telah go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya
harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat bertengger pada tingkat atas. Bertahannya
harga saham tersebut bukan permainan pelaku pasar atau hasil goreng menggoreng saham,
tetapi benar-benar merupakan cermin ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.
Sejalan dengan perusahaan yang sudah go public, maksimalisasi nilai perusahaan
dicerminkan pada harga jual perusahaan tersebut.
Upaya restrukturisasi dalam suatu perusahaan dapat dilakukan melalui upaya
manajemen dengan cara melakukan penataan ulang atau rekayasa ulang sehingga perusahaan
dapat melakukan adaptasi terhadap pengaruh perubahan lingkungannya dan perusahaan akan
tetap bertahan hidup. Terdapat beberapa alasan perusahaan berkeinginan untuk melakukan
restrukturisasi perusahaan. Alasan-alasan tersebut antara lain:
1. Untuk meningkatkan penjualan dan operasional.
2. Untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan.
3. Adanya informasi asimetris atau informasi yang tidak seimbang yang dimiliki oleh
pihak manajemen dan pasar.
4. Masalah keuntungan.

4
Helmalia, Analisis strategi akuisisi dan restrukturisasi dalam bisnis perusahaan. Jurnal lembaga keuangan dan
perbankan. Vol. 1 No. 1, Januari-Juni 2016, hlm 53.
Menurut Hariyani, Serfianto dan Yustisia, para pelaku usaha sebagai subjek
ekonomi, senantiasa berupaya memaksimalkan keuntungan dalam menjalankan
usahanya. Hal tersebut akan diupayakan oleh para pelaku usaha dengan berbagai cara,
salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan restrukturisasi perusahaan.5
Perusahaan dalam melakukan perbaikan baik berskala kecil maupun berskala besar,
tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja. Perusahaan tak perlu menunggu terjadi
penurunan performa perusahaan untuk melakukan perbaikan, karena bisa saja menjadi
terlambat. Oleh karena itu, perbaikan perlu dilakukan terus-menerus. Dalam keadaan normal,
perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul dalam
persaingan, atau paling tidak dapat bertahan. Perusahaan yang tidak melakukan oembenahan
dan penyesuaian dalam konndisi persaingan yang semakin global, maka akan terlindas oleh
perusahaan lain. Pada umumnya istilah restrukturisasi digunakan jika perusahaan ingin
melakukan perbaikan secara menyeluruh, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki dan
memaksimalkan kinerja perusahaan.
Dengan adanya restrukturisasi diharapkan dapat dikembangkan tingkat kemampuan
perusahaan dalam menciptakan laba. Menurut Hariyani, Serfianto dan Yustisia, dengan
melakukan restrukturisasi, akan tercipta efisiensi sehingga mampu mengurangi biaya
produksi perusahaan. efisiensi dapat tercipta karena perusahaan dapat mengeksploitasi skala
ekonomi dalam proses produksi. Skala ekonomi manjadi penting bila di dalam suatu pasar,
biaya produk yang diperlukan sangat tinggi dibandingkan besarnya pasar.
C. Pemasaran Global
Pengertian globalisasi seperti yang disampaikan oleh Larsson (2001) adalah sebuah
proses penyusutan dunia, yang di dalamnya jarak semakin pendek dan hal-hal bergerak lebih
dekat. Selain itu, globalisasi juga terkait dengan kemudahan yang semakin meningkat; bahwa
seseorang di belahan dunia lain dapat berinteraksi saling menguntungkan, dengan seseorang
di belahan lain dunia. Al-Rodhan (2006) mengungkapkan bahwa globalisasi bukanlah konsep
tunggal yang dapat didefinisikan dan mencakup dalam jangka waktu yang ditetapkan, juga
bukan sebuah proses yang dapat didefinisikan secara jelas dengan awal dan akhir. Selain itu,
tidak dapat diuraikan di atas dengan pasti dan dapat diterapkan pada semua orang dan dalam
segala situasi. Globalisasi melibatkan integrasi ekonomi, transfer kebijakan lintas batas,
transmisi pengetahuan, stabilitas budaya, reproduksi, hubungan, dan wacana kekuasaan, yang
merupakan sebuah proses global, sebuah konsep, sebuah revolusi, dan suatu usaha dari pasar

5
Steven Leonardo Soegiono dan Eddy Madiono Sutanto, Restrukturisasi organisasi di PT Samudra alam raya di
Surabaya. Agora Vol. 1 No. 3, 2013.
global bebas dari kontrol sosial politik. Berdasarkan kedua sumber tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses perubahan yang melibatkan bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, dan teknologi yang mampu mengintegrasikan
keseluruhan belahan wilayah dunia sehingga memperpendek dan mempersingkat jarak dan
waktu. Selain itu, menurut Ginting (2008) dengan mengutip pernyataan Sachs (1998) yang
mempertanyakan empat hal pokok dalam mengungkap dan memecahkan misteri seputar
globalisasi, yaitu: pertama, apakah globalisasi dapat mendongkrak perekonomian dunia
secara lebih cepat, mengingat empat per lima penduduk dunia (sekitar 4,5 miliar orang)
masih tinggal di negara-negara berkembang. Ataukah globalisasi justru akan meruntuhkan
perekonomian dunia semakin terpuruk.6
Seperti yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, bahwa di era globalisasi
telah terjadi pergeseran dalam persaingan yang beralih dari perebutan pangsa pasar (market
share) menuju perebutan pangsa peluang (opportunity share). Sebagian besar perusahaan
telah meningkatkan kompetensinya dalam membaca masa depan guna mendapatkan peluang
peluang baru secara lebih awal. Perusahaan yang unggul dalam persaingan adalah perusahaan
yang mampu membaca potensi masa depan dan telah menyiapkan kemampuannnya secara
dini guna menangkap potensi tersebut. Perusahaan-perusahaan Indonesia masih belum
membuka mata untuk menggapai peluang pasar global. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar
perusahaan-perusahaan papan atas Indonesia masih menguasai pasar Indonesia dan belum
memberanikan diri memperluas pasar ke luar negeri. Maulana (1999) mengutip pernyataan
Keegan (1999) menegaskan bahwa saat ini semua perusahaan dunia hanya memiliki dua
pilihan, yaitu menjadi perusahaan kelas dunia (world class company) atau tidak sama sekali
(no class). Artinya, perusahaan mana pun harus mampu bersaing di tingkat global jika
mereka ingin tetap hidup dan berkembang sebagai perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu
bersaing secara global cepat atau lambat akan tersingkir.
Guna menghadapi potensi masa mendatang, peran pemasaran global menjadi sangat
penting bagi perusahaan, terutama di pasar Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
keempat terbesar di dunia telah menjadikan Indonesia sebagai potensi pasar pada masa depan
bagi perusahaan-perusahaan dunia. Dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia ini,
Indonesia memiliki karakteristik pasar yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan Indonesia
memiliki tingkat keragaman yang sangat tinggi secara, ekonomi, sosial dan budaya.

6
Freddy Simbolon, “strategi pemasaran global di pasar Indonesia”. Binus university. Vol. 4 No. 1, 2013, hlm
406
Tingginya tingkat keragaman kondisi, ekonomi, sosial dan budaya tersebut menjadi
pertimbangan yang besar bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang akan memasarkan
produknya di Indonesia. Sehingga strategi pemasaran global yang diterapkan akan menjadi
perhatian penting untuk disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pemilihan strategi
pemasaran global yang diterapkan lebih mengacu kepada pendapat Viswanathan dan Dickson
(2006) yang mengungkapkan bahwa pendekatan strategi harus memiliki asumsi bahwa di
setiap negara memiliki karaktetristik pasar yang berbeda-beda sehingga strategi pemasaran
global yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kondisi pasar di suatu negara yang
menjadi target pemasaran.
Secara sosial budaya, sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan nasi sebagai
makanan pokok, dan minuman teh sebagai minuman favorit. Sehingga melihat karakteristik
pasar yang demikian, strategi pemasaran global yang diterapkan perusahaan multinasional
perlu memerhatikan permintaan pasar tersebut. Contoh kasus yang dilakukan oleh Kentucky
Fried Chicken (KFC), secara global KFC tidak memiliki produk nasi, namun di Indonesia
KFC melengkapi menunya dengan nasi. Ini karena pasar Indonesia lebih menyukai makan
dengan nasi daripada kentang atau roti burger. Hal yang sama dilakukan oleh McDonalds,
dalam menunya dilengkapi dengan paket nasi dan teh botol. Hal ini karena pasar Indonesia
sangat menyukai minuman teh botol daripada soft drink lainnya yang telah distandarkan di
pasar global. McDonalds pun meluncurkan produk andalannya McRendang untuk memenuhi
selera pasar di Indonesia.
Demikian pula jika ditinjau dari segi ekonomi. Jika dibandingkan dengan penduduk
dunia, Indonesia termasuk ke negara yang memiliki tingkat pendapatan per kapita rendah.
Dengan demikian, perusahaan global yang memasarkan produk di Indonesia memerhatikan
daya beli masyarakat Indonesia. Untuk masyarakat di kota besar seperti Jakarta dan
sekitarnya (Bodetabek), daya beli cukup tinggi karena pendapatan mereka relatif tidak
berbeda dengan negara lain. Namun bila di kota kabupaten di luar Jakarta, tingkat pendapatan
masih rendah sehingga aspek harga harus menjadi pertimbangan perusahaan. KFC dan
McDonalds meluncurkan beberapa produk yang dikemas ke dalam paket Hemat senilai Rp
5,000 untuk menjangkau daya beli konsumen.
Strategi yang dilakukan oleh KFC dan McDonalds merupakan strategi adaptation of
marketing strategies (Viswanathan dan Dickson, 2006) atau menurut Keegan (1999) dalam
Maulana (1999) dikenal sebagai strategi produk baru jenis forward invention yaitu strategi
perusahaan benarbenar memperkenalkan produk baru untuk memenuhi permintaan pasar
baru. Dalam hal ini, secara sosial-budaya, masyarakat Indonesia memiliki makanan khas
yang paling diminati di pasar, yaitu nasi, teh botol, dan rendang. Sehingga hasil riset pasar
kedua perusahaan tersebut selanjutnya dikemas menjadi produk pasar yang paling diminati
konsumen.
Manfaat adanya pemasaran global
1. Meningkatkan kompetensi para pengusaha
Pemasaran global mempunyai suatu tujuan untuk meningkatkan keahlian. Setiap
pengusaha berusaha mencari ide serta pengetahuan baru dalam hal penjualan produk.
Dari keahlian tersebut, maka nanti akan terlihat pengusaha yang berkompeten dan
kurang berkompeten.
2. Kualitas produk yang lebih baik
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa setiap pengusaha akan dituntut untuk
bisa selalu melahirkan ide segar yang berkualitas dalam pemasaran global agar
produknya bisa menjadi produk yang paling unggul. Produk yang berkualitas tersebut
nantinya akan diserbu oleh banyak pelanggan atau pembeli. Kita tentu paham bahwa
setiap pelanggan akan selalu membutuhkan produk berkualitas dengan harga yang
terjangkau. Untuk itu, setiap pengusaha akan diminta dan bahkan dipaksa untuk
mampu menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga, nantinya dari hal tersebut akan
mampu melahirkan berbagai produk yang lebih unggul.
3. Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan masyarakat akan sangat tergantung pada aktivitas jual beli yang
ada disekelilingnya. Untuk itu, pemasaran global akan sangat berpengaruh dengan
adanya perkembangan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi mereka akan
otomatis berjalan lancar dengan banyaknya masukan dari daerah. Namun,
perkembangan ekonomi tersebut akan menggambarkan suatu grafik yang terus
meningkat dari waktu ke waktu. Nantinya, perkembangan ekonomi ini akan sangat
menguntungkan para pengusaha untuk bisa mengembangkan usahanya.
Dalam tujuan perusahaan untuk memasuki pasar global, maka sebuah perusahaan harus
merumuskan beberapa strategi agar perusahaan dapat berkembang dan mengambil keungulan
dalam menghadapi peluang global. Strategi yang dilakukan harus direncanakan dengan
sempurna yang mencakup potret bisnis, tinjauan bisnis, rencana operasi, analisis pasar,
analisis persaingan, rencana keuangan, dan proyeksi bisnis. Strategi yang dapat dilakukan
perusahaan untuk memasuki pangsa pasar global diantaranya adalah:
1. Meningkatkan Kualitas Produk
Sebuah perusahaan yang ingin memasuki pasar global, tentunya harus
memperhatikan kualitas priduk yang dihasilkannya. Produk yang dihasilkan harus
sesuai dan cocok dengan pangsa pasar global, maka dari itu perusahaan harus
melakukan analisis terlebih dahulu seperti apa minat konsumen global. Setelah itu
perusahaan bisa melakukan inovasi – inovasi tertentu kepada produknya agar produk
yang dihasilkan bisa laku dalam pangsa pasar global.
2. Menyusun strategi inovasi pemasaran
Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dalam dunia
bisnis. Perusahaan harus melakukan suatu pemasaran yang cukup agresif dalam upaya
memasuki persaingan pasar global, agar produk yang dihasilkannya dapat bertahan
dan berkembang. Pemasaran yang dilakukan bisa dengan cara baik itu pemasaran
konten, pemasaran melalui media sosial, pemasaran inbound ataupun metode
pemasaran yang lainnya. Perusahaan harus bisa menyesuaikan strategi yang
diformulasikannya dengan budaya pasar global, apabila diperlukan perusahaan dapat
menyewa ahli budaya untuk sasaran negara global yang pasarnya akan menjadi
sasaran agar bisa memnimalisisr kesalahan budaya dalam proses kampanye
pemasaran.
3. Memperhatikan perkembangan neraca global
Seorang pebisnis atupun perusahaan harus memahami bahwa memperluas pasar
secara geografis adalah sebuah urusan yang cukup menguras biaya keuangan
perusahaan. Karena perusahaan harus membangun sumber daya manusia-nya yang
biasanya dilakukann melalui pelatihan kompetensi tertentu dan tenttunya perusahaan
harus menjalankan kampanye pemasaran untuk ,menyebarkan dan mengembangkan
merk perusahaan serta masih banyak lagi. Maka dari itu, perusahaan harus
mengetahui dan menyusun berapa banyak biaya yang dibutuhkan sebelum terjun
untuk memasuki pasar global.
Dalam hal ini perusahaan harus bisa mengetahui target pasar maan yang akan menjadi
sasarn bisnisnya, maka dari itu selama proses uji lapangan, perusahaann harus selalu
memeriksa neraca dan laporan arus kas untuk menentukan apakah perusahaan masih
dalam posisi aman atau tidak untuk menangani semua biaya yang terlibat dalam
inisiatif global.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
akuisisi adalah sebuah kegiatan transaksi berupa pembelian saham atau pembelian
aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang biasanya disebut pengakuisi yang nantinya
akan menhasilkan sebuah pengambilalihan perusahaan yang telah diakuisi yang nantinya
perusahaan yang telah diakuisisi akan menjadi milik sepenuhnya oleh pihak pengakuisisi
berdasarkan kesepakatan – kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya dengan tujuan agar
bisa lebih efektif menggunakan kompetensi intinya dengan menggunakan perusahaan yang
diakuisis sebagai pendukung penguatan portofolio perusahaan pengakuisis.
Restrukturisasi adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki kinerja dimasa depan. Restrukturisasi sering disebut juga dengan downsizing
atau delayering, yaitu dengan melakukan pengurangan tenaga kerja diperusahaan, ataupun
pengurangan tingkat jabatan dalam struktur organisasi perusahaan. Pengurangan skala
perusahaan ini diperlukan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi. Dengan adanya
restrukturisasi diharapkan dapat dikembangkan tingkat kemampuan perusahaan dalam
menciptakan laba.
Guna menghadapi potensi masa mendatang, peran pemasaran global menjadi sangat
penting bagi perusahaan, terutama di pasar Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
keempat terbesar di dunia telah menjadikan Indonesia sebagai potensi pasar pada masa depan
bagi perusahaan-perusahaan dunia. Dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia ini,
Indonesia memiliki karakteristik pasar yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan Indonesia
memiliki tingkat keragaman yang sangat tinggi secara, ekonomi, sosial dan budaya.
B. Saran
Menurut kami, dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap akan memberi
manfaat bagi kami dan para pembacanya. Kami juga berharap agar para pembaca memahami
strategi pertumbuhan pengembangan pasar yang belum diketahui sebelumnya. Kami
menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami selaku penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Helmalia. 2016. Analisis strategi akuisisi dan restrukturisasi dalam bisnis perusahaan. Jurnal
lembaga keuangan dan perbankan. Vol. 1 No. 1

Soegiono, Steven Leonardo dan Eddy Madiono Sutanto. 2013. Restrukturisasi organisasi di
PT Samudra alam raya di Surabaya. Agora Vol. 1 No. 3

As’ari, Hasim. 2015. Analisis pengaruh restrukturisasi keuangan terhadap kinerja perusahaan.
Jurnal riset akuntansi mercu buana. Vol 1 No. 2

Simbolon, freddy. 2013. Strategi pemasaran global di pasar Indonesia. Binus University. Vol.
4 No.1

Adnyani, Ika Putri dan Gayatri. 2018. Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman
Akuisisi Pada Perusahaan Akuisitor yang Terdaftar di BEI. E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana . Vol 23 No. 3

Hariyani, Iswi, R. Serfianto, dan Cita Yustisia S. Merger, Konsoliadasi, Akuisisi, &
Pemisahan Perusahaan. Jakarta Selatan: Visi Media

Budiarjo, Djoni. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Manajemen dan Variabel –
Variabel Fundamental Perusahaan Akuisitor Terhadap Metode Pembayaran Akuisisi
dan Pemilihan Jenis Akuisisi, serta Kinerja Saham Jangka Panjang Perusahaan
Akuisitor Publik Pasca Akuisisi. Majalah Ekonomi. No. 3

Anda mungkin juga menyukai