Anda di halaman 1dari 2

Pada enselopati hepatikum diperlukan anamnesis dari pemeriksaan fisik yang lengkap dan detail,

mengapa demikian?

Pada enselopati hepatikum diperlukan anamnesis dari pemeriksaan fisik yang lengkap dan detail, hal
tersebut disebabkan karena banyak nya Penyakit yang bisa menjadi diagnosis banding dari ensefalopati
hepatikum, baik gangguan vaskular dan gangguan metabolic

Mengapa pemeriksaan CT scan perlu dilakukan untuk pemeriksaan koma hepatikum?

Pemeriksaan ct scan perlu dilakukan untuk mengekslusikan kemungkinan lain yang dapat menyebabkan
neurologis, seperti pendarahan subdural atau epidural

Efek samping lactulose, neumicyn, rifaximin

- Lactulose : nyeri perut dan kolik abdomen (korelasi otot/peradangan pada organ dalam rongga
perut seperti usus, rectum, kantong empedu, ginjal/saluran kemih)
- Neomicyn : mual, muntah, berkeringat, kesulitan bernafas
- Rifaximin : perut kembung, sakit perut, mual, sakit kepala

Enselopati hepatik merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat terjadi pada penyakit hati akut dan
kronik berat dengan beragam manifestasi.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PATOGENESIS DARI ENSEFALOPATI HEPATIKUM


1. Amonia

2. Inflamasi

3. Mangan

Faktor-faktor tertentu mungkin meningkatkan risiko ensefalopati hepatik, yaitu:

- Dehidrasi.
- Makan terlalu banyak protein.
- Perdarahan dari dalam usus, perut, ataupun esofagus.
- Infeksi.
- Gangguan ginjal.
- Kekurangan oksigen.
- Obat-obatan penenang yang dapat menekan saraf sentral.

Penyebab Ensefalopati Hepatik
Kelainan yang merusak hati dan menyebabkan gagal hati dapat mengakibatkan ensefalopati
hepatik.

Gejala utama ensefalopati hepatik, yaitu: bingung dan pikun, mengantuk, suasana hati (mood) yang
berubah-ubah, lemah, lesu, dan tidak bertenaga.

Tatalaksana dari ensefalopati mencangkup beberapa hal, yaitu mengobati kelainan pada hati,
mengidentifikasikan dan menghilangkan faktor-faktor pencetus, mengurangi pembentukan influks
toksin nitrogen ke jaringan otak.

Obat dan Interaksinya dengan Gizi


1. Lactulose bertindak sebagai obat pencahar dan membantu mengosongkan usus, sehingga
bakteri tidak dapat membuat amonia.
2. Neomicyn Neomycin dan antibiotik lainnya, seperi metronidazole, vankomisin oral,
paromomycin, dan kuinolon oral, diberikan dalam upaya untuk menurunkan konsentrasi bakteri
kolon ammoniagenik. Dosis neomisin awal adalah 250 mg per oral 2-4 kali sehari. Dosis setinggi
4000 mg/hari dapat diberikan
3. Rifaximin Obat ini akan menghambat pertumbuhan bakteri aerob yang akan mengurangi
produksi amonia usus

Anda mungkin juga menyukai