Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGROKLIMATOLOGI

ANGGOTA KELOMPOK 4:
1.SARI AYU SIREGAR (1910211049)

2.YOZA LAILATUL PITRI (1910211052)

3.M.KHADEVI (1910212058)
4.HANDIMAS DAIDATAN (1910212059)
5.RUSFINA YANTI (1910211002)

KELAS : AGRO E

MATERI TENTANG:
1.ANGIN
2.EVAPOTRANSPIRASI
3.EVAPORASI
4.TRANSPIRASI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
PENDAHULUAN

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun
secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong
bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan
menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang disebabkan oleh perbedaan
tekanan udara pada dua arah yang berdekatan. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara
sebagai akibat perbadaan pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara
maka semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya terjadi karena adanya
perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang
penting menyangkut sifat angin yaitu : kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.
Tekanan udara dipermukaan bumi diakibatkan oleh lapisan udara yang berada pada atmosfer
bumi. Semakin bertambah ketinggian suatu tempat, maka makin rendah tekanan udara. Lapisan udara
pada permukaan bumi memberikan tekanan sebesar 1033,3 gram/cm 2. Ini berarti pada saerah seluas 1
cm2 udara memberikan tekanan sebesar 1033 gram. Tekanan udara pada permukaan bumi oleh lapisan
atmosfer adalah sebesar 1 atmosfer. Tekanan udara sebesar 1 atmosfer ini sama dengan 76 cm Hg,
didalam metereologi, satuan udara yang dipakai adalah Bar.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke
tempat yang tekanan udaranya lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari
udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya
akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
            Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gerak atmosfer itu sendiri yaitu topografi, distribusi
antara permukaan daratan dan lautan, serta arus laut. Gerak atmosfer yang umum adalah gerak
horizontal, karena daerah yang diliputinya jauh lebih luas dan kecepatan horizontalnya jauh lebih besar
daripada vertikalnya. Akan tetapi yang merupakan sumber pembentukan awan konvektif dan curahan
yang berperan penting dalam menentukan cuaca dan iklim adalah gerak vertikal.
            
ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah

A.HUKUM GERAK ANGIN


 Hukum Pertama Newton : Kesetimbangan

Hukum pertama gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam
atau bergerak akan tetap bertahan pada keadaannya kecuali ada gaya dari luar yang bekerja terhadap
benda tersebut. Oleh karena itu, udara yang tenang akan kembali bergerak (angin) bila ada gaya yang
bekerja di amosfer yasng menyebabkan terjadinya keadaan tidak setimbang.

 Hukum Kedua Newton : Percepatan

Hukum kedua gerak menyatakan bahwa perubahan gerak terhadap suatu benda
berhubungan langsung dengan gaya yang menggerakkan benda tersebut. Begitu benda dalam keadaan
bergerak, ia akan terus bererak dalam jalur yang lurus dan kecepatan yang sama kecuali jika ada gaya
luar yang bekerja. Arah gerak sama dengan arah gaya yang bekerja terhadapnya.

 Hukum Ketiga Newton : Aksi-Reaksi

Setiap aksi akan ada reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arahnya, sehingga timbul
gerak dengan kecepatan yang konstan. gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama,
dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B,
maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama
namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut
sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.

B.GAYA UTAMA PENGGERAK ANGIN


 Angin adaah gerakan horizontal udara terhadap permukaan bumi
 Gaya primer yang menyebabkan aliran udara horizontal tersebut adalah gaya gradied tekanan
 Udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekana rendah dan semakin tinggi perbedaan tekanan
akan semakin cepat udara bergerak

C.GAYA-GAYA SEKUNDER YANG DIPENGARUHI ANGIN

 Gaya-gaya sekunder adalah gaya yang bereaksi pada udara setelah udara mulai bergerak
 3 gaya sekunder yang menyebabkan terjadi jalur pada arah yang berbeda
1. Gaya Coriolis
Gaya Coriolis timbul karena rotasi bumi,pada belahan bumi utara akan membelokkan
udara yang bergerak ke kanan,sedangkan pada belahan bumi selatan akan
membelokkan udara ke kiri
2. Gaya sentrifugal
Gaya sentrifugal Adalah gaya dorong keluar dan berlawanan dengan gaya
sentripetal,gaya sentripental merupakan sebab terjadi sikulasi udara yang berbeda pada
daerah bertekanan tinggi dan rendah
3. Gaya gesekan
Gaya gesekan merupakan gaya reaksi dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak
udara,kecepatan angin diatas permukaan air lebih tinggi dari pada permukaan daratan

D.KESETIMBANGAN GAYA –GAYA PENGATUR ANGIN


Setiap proses cenderung menuju kesetimbangan, kalaupun ketidakseimbangan ini terjadi, sifat
sementara karena adanya reaksi terhadap gaya yang menyebabkannya. Empat angin berikut
berhubungan dengan proses tersebut untuk belahan bumi utara.

1. Angin Geostropik

Angin geostropik yang bergerak sejajar dengan isolar yang lurus. Untuk tahap awal, karena
udara yang dipelajari adalah angin yang mengalir pada suatu garis lurus dibelahan bumi utara diatas
ambang gesekan (600 m diatas permukaan laut) maka gaya Coriolis yang lebih berperan. Pada tahap
awal, kalau gaya gradien tekanan merupakan satu-satunya gaya yang bekerja, udara akan bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan yang rendah dengan kecepatan angin yang semakin lama semakin tinggi.
Tetapi dengan udara yang bergerak, gaya Coriolis cenderung membelok

2. Gaya Gradien

Angin gradien adalah angin yang bergerak sejajar dengan isobar yang melengkung. Pada tahap
kedua ini gaya sentrifugal dimasukkan sebagai gaya ketiga untuk mencapai keadaan setimbang, dan
gaya ini selalu bereaksi ke arah luar dari pusat jalur lengkung.

3. Aliran Angin Pada Isobar Lurus Di Bawah Ambang Gesekan

Kesetimbangan terjadi apabila gaya gradien tekanan sama dengan gaya Coriolis. Penambahan
gaya esekan menyebabkan kecepatan angin melemah, yang kemudian menurunkan gaya Coriolis.
Pengurangan ini menyebabkan gaya gradien tekanan (yang besarnya tidak berubah) mampu
mengangkat udara melewati isobar walaupun ketiga gaya-gaya berada dalam kesetimbangan. Pengaruh
gaya gesekan terhadap arah angin sangat ditentukan oleh kekasapan permukaan bumi. Pada daerah
pegunungan, sudut pembelokan udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dapat mencapai 45o dan
kecepatan angin dapat berkurang sampai sampai setengahnya. Kalau ada gaya gesekan, gerakan akan
menjadi berubah, arahnya akan cenderung menuju ke dalam, ke pusat tekanan rendah dan keluar dari
pusat tekanan tinggi.

4. Pembelokan Aliran Udara Di Bawah Ambang Gesekan

Bila terjadi gesekan, gerakan menjadi berubah, arahnya akan cenderung menuju ke dalam, ke
pusat tekanan rendah dan ke luar dari pusat tekanan tinggi. Dengan terjadinya kesetimbangan pada
semua gaya,
E.SISTEM ANGIN DUNIA
Menurut ahli meteorologi bahwa angin merupakan proses interaksi yang rumit dari pola angin
umum dunia, angin-angin yang berhubungan dengan perpindahan sistem tekanan dan angin-angin yang
ditimbulkan oleh kondisi lokal.

1. Pola Angin Umum

Model yang digunakan oleh George Hadley (1735) yaitu model sirkulasi satu sel akan digunakan
untuk mempelajari proses terjadinya sirkulasi angin umum. Pada model ini diasumsikan bahwa :

 Bumi tidak berotasi (jadi tidak ada malam ataupun siang, tidak ada pengaruh gaya Coriolis).
 Permukaan bumi rata dan terdiri dari komposisi yang seragam (secara meso terjadi pemanasan
yang seragam).
 Letak bumi tidak miring pada sumbunya (tidak ada perubahan musim).

Oleh karena itu, satu-satunya perbedaan adalah pemanasan yang tidak sama dalam skala besar
antara kutub dan equator. Teori yang diajukan Haddley menganggap hanya ada satu sel sirkulasi udara
yang besar dan sederhana pada setiap belahan bumi. Pada sistem seperti ini, udara didekat permukaan
akan mengalir menuju equator sementara pola angin alas akan bergerak dari equator ke kutub.Model
angin tiga sel diperkenalkan oleh Spieqel dan Gruber (1983), menurut model ini equator masih tetap
merupakan wilayah terpanas di permukaan bumi, dan udara pada daerah ini naik dan mengalir ke kutub
utara maupun ke kutub selatan.

2. Aliran Udara Di Sekitar Sistem Tekanan

Menurut Koesmaryono (1988), aliran udara di sekitar sistem tekanan merupakan hasil interaksi
gaya primer dan sekunder. Pada daerah yang bertemperatur (30oC - 60o C), sistem tekanan terus
menerus berubah–ubah. Variasi angin pada sistem ini, tidak tergantung pada pola angin umum dunia,
tetapi berhubungan dengan jarak dan arah sistem tekanan dan sirkulasi-sirkulasi yang
mengikutinya.Dibelahan bumi utara, udara pada sisterm tekanan rendah banyak bergerak berlawanan
dengan arah jarum jam. Sementara pada sistem tekanan tinggi mempunyai sirkulasi sepeerti spiral
tetapi searah jarum jam dan keluar dari pusat tekanan. Di dekat permukaan bumi udara tersebut
berputar seperti spiral menuju ke bagian dalam dan terjadi konvergensi di pusat sistem tekanan rendah
tersebut. Konvergensi dan perputaran ini disebut aliran siklonik, dan sistem tekanan rendahnya disebut
siklon.

3. Sistem Angin Lokal

Angin lokal merupakan angin yang timbul akibat kondisi lokal yang biasanya disebabkan oleh
perbedaan suhu dan topografi.
KESIMPULAN

Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi disekitar tanaman.
Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi kerugian tanaman yang disebabkan
adanya angin juga besar. olleh karena itu perlu adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi
angin lebih mengarah pada hal yang mendukung budidaya pertanian. usaha pengelolaan angin di lahan
pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat dilakukan walaupun hanya berpengaruh
kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Panofsky, A., Hans and Dalton, A. J. 1984. Atmospheric Turbulence. Nem York: Wiley and Son.

Hernowo, B. 1999. Praktek Statistik Meteorologi. Jakarta: BPLP AMG.

Hernowo, B dan Suwignyo. 2000. Modul Meteorologi Umum. Jakarta: BPLP AMG. Soejitno dan

Soeharsono. 1981. Meteorologi Penerbangan. Jakarta: Balai Diklat Meteorologi dan Geofisika.

Soepangkat. 1994. Pengantar Meteorologi. Jakarta: BPLG.

Tjasyono,B.2004.Klimatologi.ITB:Bandung

Widiatmoko, H dkk. 2005. Praktek Analisis Meteorologi I. Jakarta: AMG.

Anda mungkin juga menyukai