Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 12 dari 43

1. TUJUAN
a. Mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung improved Neubauer yang
digunakan dalam penghitungan jumlah eritrosit / leukosit dengan praktik langsung
untuk praktikum luring atau pengamatan video untuk praktikum daring

2. RUANG LINGKUP
Eritrosit dan leukosit hewan coba yaitu mencit atau tikus putih

3. DASAR TEORI
Darah adalah partikel suspensi yang mengandung elektrolit.Darah terdiri atas 2
bagian yang penting, yaitu plasma darah dan sel darah. Di dalam plasma darah terdapat
air (dengan elektrolit terlarut) serta protein darah (albumin, globulin, dan fibrinogen).
Sedangkan komponen sel darah adalah eritrosit, leukosit, dan trombosit. Ketiga sel
tersebut terbentuk dari stem cell yang sama, yaitu sel induk pluripotent. Pada mamalia
dan unggas, pembentukan sel darah pertama kali terjadi di dalam yolk sac.Sekitar
pertengahan kehamilan, pembentukan sel darah terjadi di dalam beberapa jaringan
tubuh, misalnya sumsum tulang, hati, limpa, timus, dan nodus limpatikus.Menjelang
masa kelahiran sampai & dewasa, sumsum tulang pipih berperan utama dalam
hematopoeiesis tersebut.
a. Eritrosit (sel darah merah)
Eritropoeiesis diawali oleh adanya sel hemositoblast. Hemositoblast akan segera
membentuk proeritroblast yang mempunyai sitoplasma berwarna biru tua, nukleus di
tengah dan nukleoli sedikit mengelompok tetapi sel ini belum mengandung Hb. Sel
proeritroblast kemudian berubah menjadi eritroblast yang mengandung kromatin dalam
nukleus dan Hb. Selanjutnya, sel berukuran lebih kecil dengan sitoplasma kebiruan
karena terdapat RNA dan kromatin mengalami kondensasi, pada saat ini sel disebut
basofilik eritroblast. Sel berubah menjadi polikromatik eritroblast yang ditandai dengan
sitoplasma mengandung Hb, nukleus mengecil, dan RE direabsorbsi dan selanjutnya
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 13 dari 43

berubah lagi menjadi eritroblast.Pada tahap ini, nukleus mengalami fragmentasi dan
autolisis, sitoplama banyak mengandung Hb dan berwama merah. Pada tahap akhir
akan terbentuk sel retikulosit sebab eritrosit sudah tanpa inti, menghasilkan Hb terus-
menerus dalam jumlah kecil selama 3 hari dan akhirya membentuk eritrosit matang
setelah berada di luar sumsum tulang, berbentuk bulat pipih dan bikonkaf.
Eritropoeiesis sangat dipengaruhi oleh hormon eritropoitin. Ginjal
mensekresikan REF (renal eritropoeitin factor) yang segera akan dibawa menuju ke hati
untuk mengubah eritropoitinogen menjadi eritropoeitin. Eritropoeitin menyebabkan
terjadinya peningkatan kecepatan pembelahan sel hemositoblast.Eritrosit matang tidak
mempunyai inti, mitokondria, ataupun RE, tetapi mempunyai enzim sitoplasma yang
mampu memetabolisme glukosa melalui proses glikolitik untuk membentuk ATP. ATP
diperlukan untuk menjaga kehidupan eritrosit dan kelenturan membran sel. Seiring
pertambahan waktu, sistem metabolisme menjadi kurang aktif sehingga mengakibatkan
kerapuhan membran sel.
b. Leukosit (sel darah putih )
Bening, tidak berwama dengan bentuk yang lebih besar dari sel darah merah,
tetapi jumlahnya lebih sedikit.Dalam kondisi normal tiap mm3mamalia terdapat 4000-
11.000 sel darah putih.Leukosit memiliki peranan penting dalam pelindungan tubuh
terhadap mikroorganisme.Yang paling berperan dalam fungsi ini adalah sel granulusit
dan monosit.Dengan kemampuannya sebagai fagosit, mereka memakan bakteri hidup
yang masuk ke peredaran darah. Dan dengan kekuatan gerakan amoeboidnya, dia dapat
bergerak bebas di dalam dan dapat keluar dari pembuluh darah dan berjalan mengitari
seluruh bagian tubuh
Apabila kurang / lebih dari keadaan normal, dapat terjadi keadaan antara lain:
• Leukositosis : penambahan jumlah keseluruhan sel darah putih dalam darah, yaitu jika
penambahan melampaui 11.000 sel / mm3.
• Leukopenia : berkurangnya jumlah sel darah putih sampai 4.000 atau kurang.
• Limfositosis : penambahan jumlah limfosit,
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 14 dari 43

• Agranulositosis : penurunan jumlah granulosit atau sel polimorfnuklear


c. Trombosit
Ukuran 1/3 sel darah merah, terdapat 300.000 trombosit / mm3.Berperan dalam
penggumpalan darah.

4. BAHAN
1. Link 1 2. Link 2
https://www.youtube.com/watch?v https://www.youtube.com/watch?v
=WO9OkE2pnKc =lMX4w6RFE1Q

6. LANGKAH KERJA LURING


Untuk kegiatan praktikum luring perhatikan langkah berikut ini. Keluarkan darah
melalui intra cardiac ± 1,0 ml dari hewan coba tikus putih atau mencit, kemudian letakkan
darah dalam botol penampung yang sudah diberi sedikit EDTA.

6.1. Penentuan Jumlah Leukosit


1. Darah dihisap sampai angka menunjukkan 1,0 pada mikropipet dan ujungnya
dibersihkan dengan kertas hisap
2. Hisaplah larutan Turk (yang dituangkan terlebih dahulu ke dalam tabung) sampai
menunjukkan angka 11
3. Lepaskan pipet karet dari mikropipet, tutuplah kedua ujung mikropipet dengan jari
dan kocoklah selama 2 menit
4. Buanglah 2 - 3 tetes cairan pada ujung mikropipet, selanjutnya letakkan ujung
mikropipet ke Improved Neubauer dan tuangkan cairan darah yang ada Letakkan di
bawah permukaan mikroskop (dengan pembesaran lemah, carilah bilik hitung
Improved Neubauer, kemudian dengan pembesaran kuat) dan hitunglah semua
jumlah leukosit yang terdapat di dalam bujur sangkar pojok
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 15 dari 43

5. Jadi jumlah bujur sangkar yang dihitung sebanyak 4 x 16 = 64 kotak dengan volume
1/160 mm3
6. Cara penghitungan (diamati pada pembesaran mikroskop 10 x 10) :
Jumlah bujur sangkar yang dihitung = 64 kali
Volume setiap bujur sangkar = 1/160 mm3
Darah yang diencerkan = 10 kali
Jumlah leukosit yang terhitung =L
Maka jumlah leukosit per mm3 = L/64 x 160 x 10 = 25L

6.2. Penentuan Jumlah Eritrosit


Untuk menghitung jumlah eritrosit, pada prinsipnya sama seperti penghitungan
jumlah leukosit, hanya terdapat perbedaan sebagai berikut:
1. Darah dihisap sampai angka menunjukkan 1,0 pada mikropipet dan ujungnya
dibersihkan dengan kertas hisap
2. Hisaplah larutan Hayem (yang dituangkan terlebih dahulu ke dalam tabung) sampai
menunjukkan angka 101
3. Lepaskan pipet karet dari mikropipet, tutuplah kedua ujung mikropipet dengan jari
dan kocoklah selama 2 menit
4. Buanglah 2 - 3 tetes cairan pada ujung mikropipet, selanjutnya letakkan ujung
mikropipet ke Improved Neubauer dan tuangkan cairan darah yang ada Letakkan di
bawah permukaan mikroskop (dengan pembesaran lemah, carilah bilik hitung
Improved Neubauer, kemudian dengan pembesaran kuat) dan hitunglah semua jumlah
leukosit yang terdapat di dalam bujur sangkar pojok
5. Eritrosit yang dihitung adalah sell yang terdapat di dalam bujur sangkar kecil
sebanyak 5 x 16 = 80 kotak dengan sisi 1/20 mm atau volume setiap bujur
sangkar1/4000 mm3
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 16 dari 43

6. Cara penghitungan (diamati pada pembesaran mikroskop 10x40):


Jumlah bujur sangkar yang dihitung = 80 kali
Volume setiap bujur sangkar = 1/4000 mm3
Darah yang diencerkan = 100 kali
Jumlah eritrosit yang terhitung =E
Maka jumlah eritrosit per mm3 = E/80 x 4000 x 100 = 5000E

Catatan:
1. Bandingkanlah jumlah leukosit dan eritrosit antar hewan coba
2. Sel leukosit/eritrosit yang dihitung adalah sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan semula, misalnya sel yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas
dari setiap bujur sangkar masih ikut dihitung, tetapi sel yang terletak di garis batas
sebelah kanan dan bawah tidak dihitung
3. Usahakan untuk menghitung sel darah dengan memakai alat penghitung/hand counter
4. Bilik hitung Improved Neubauer, membentuk bujur sangkar dengan sisi 3 mm. Bilik
ini terbagi menjadi 9 bujur sangkar kecil dengan sisi masing-masing 1 mm. Bujur
sangkar yang di tengah dibagi lagi menjadi 25 kotak dengan sisi 115 mm, sedangkan
yang di pojok dibagi lagi menjadi 16 kotak dengan setiap sisi ¼ mm

Gambar 1. Improved Neubauer


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 17 dari 43

Gambar 2. Kotak Penghitungan Pada Bilik Hitung Improved Neubauer. Lingkaran


biru adalah bilik untuk menghitung leukosit dan lingkaran merah adalah bilik untuk
menghitung eritrosit

7. LANGKAH KERJA ONLINE


Untuk praktikum online pelajari langkah kerja offline lalu simak video pada link 1 dan
link 2. Setelah itu jawablah pertanyaan berikut.

8. MEMPELAJARI DATA (DISKUSI)


Perhatikan tabel hasil penghitungan jumlah eritrosit dan leukosit berikut ini. Hitunglah
jumlah eritrosit dan leukosit pada ketiga sample darah mencit jantan dan tentukan
analisis yang tepat dengan mengisi tabel simpulan analisis melihat keterangan di bawah
tabel (A, B, C, D).
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MIPA
Telp./Fax. (031) 8296427
Jl. Ketintang Surabaya – 60231
Petunjuk Praktikum
Topik 3: Penentuan Jumlah Eritrosit Dan Leukosit
Pada Hewan Coba
No Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit
00 00 18 dari 43

Simpulan Analisis
Sample Eritrosit Leukosit
Eritrosit Leukosit
1 178, 160, 143, 158, 162 16, 25, 18, 20 ……………. …………….
2 244, 254, 231, 248, 222 40, 46, 47,45 ……………. …………….
3 201, 228, 217, 206, 198 20, 21, 13, 22 ……………. …………….
Keterangan: A. Normal, B. Anemia, C, Leukositosis, D. Leukopenia
a. Jelaskan kondisi apa yang terjadi pada hewan sample 1, 2, dan 3 dan jelaskan
penyebab jika ada kelainan kondisi.
b. Apakah fungsi dari larutan Hayem dan Turk?
c. Mengapa eritosit diencerkan sebanyak 100 kali dan leukosit diencerkan sebanyak 10
kali?
d. Berapa rata-rata leukosit hewan coba jantan dan betina? Berapa kisaran normalnya?
e. Berapa rata-rata eritrosit hewan coba jantan dan betina? Berapa kisaran normalnya?
f. Mengapa jumlah eritrosit dan leukosit pada hewan coba jantan dan betina berbeda?
Jelaskan faktor yang mempengaruhi berdasarkan konsep fisiologi.
g. Buatlah skema dan jelaskan proses pembentukan eritrosit dan leukosit?
h. Bagaimana proses destruksi pada eritrosit dan leukosit di dalam tubuh hewan?
Catatan

9. KESIMPULAN
Berikan simpulan hasil percobaan di atas.
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai