Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : BAIQ SASTRA WAMANTIKA
NPM : 122190110
Menyatakan bahwa laporan praktikum proses manufaktur Bab IV yang berjudul
“Pengefraisan” merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila pernyataan ini terbukti tidak
benar,saya bersedia untuk mempertanggung jawabkan dan menerima sanksi sesuai hukum
yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Lombok, 22 Januari 2021


Yang menyatakan

Baiq Sastra Wamantika


NPM 122190110
BAB IV
PENGEFRAISAN

4.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan praktikum pada acara pengefraisan adalah
1. Mampu mengetahui dan memahami cara penggunaan mesin frais
2. Mampu melakukan proses pengefraisan dengan prosedur yang baik dan benar
3. Mampu menganalisa dan membuat roda gigi sesuai dengan yang telah direncanakan

4.2 LANDASAN TEORI


4.2.1 Pengertian umum
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin
frais,pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang
pada meja dengan bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Meja bergerak
vertikal (naik-turun) dan horizontal (maju mundur dan kekiri-kekanan). Dengan
gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti pembuatan bidang
rata,alur,roda gigi,segi banyak beraturan dan bidang bertingkat.
4.2.2 Prinsip kerja mesin frais
Sumber tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah
menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik. Gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindle
mesin frais.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan atau tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja. Hal ini dapat terjadi karena material penyusun
cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
4.2.3 Gerakan dalam mesin frais
Pekerjaan dengan mesin frais harus mempunyai 3 gerakan kerja yaitu :
1. Gerakan pemotongan → sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan
berputar dengan pusat sumbu utama
2. Gerakan pemakanan → benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan
dipotong dan digerakkan mendatar searah yang dipunyai alas
3. Gerakan penyetelan → gerakan untuk mengatur pemakanan,kedalaman
pemakanan, dan pengembalian untuk memungkinkan benda kerja masuk ke
dalam sisi potong cutter
4.2.4 Penyetelan kepala pembagi
Pengindeksan adalah proses membagi lingkaran secara merata dari benda kerja
melingkar ke dalam pembagian jarak yang sama. Mekanisme pengindeksan
sederhana terdiri dari roda cacing 40 gigi yang diikatkan pada poros kepala indeks
untuk memutar lubang cacing dan pelat indeks. Jenis plate pada mesin frais :
1. Tipe Brown → plate Z-21,23,27,29,31 holes
2. Tipe Cincinmati,satu piring dibor pada kedua sisi
40
Cara menentukan jumlah putaran engkol pembagi adalah :
Z
4.2.5 Perhitungan dalam mesin frais
Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan
aman menghasilkan tatal dalam suatu panjang/waktu (M/menit atau feet/menit)
100−Cs
n= π. D
Ket : n = putaran spindle (putaran/menit)

D = diameter pisau frais (mm)


Cs = cutting speed (meter/menit)
Feeding dalam proses pengefraisan adalah jarak penyayatan dalam satu menit
S = Sz.Z.n Ket : S = feeding (mm/menit)
Sz = sayatan pergigi (mm/gigi)
Z = jumlah gigi
N = putaran pisau frais (putaran/menit)
Modul adalah perbandingan antara diameter jarak antara deng jumlah gigi. Jadi,

D
M= mm
Z
Ukuran roda gigi dalam sistem modul :
Tabel 4.1 Tabel parameter mesin frais
NAMA SIMBOL RUMUS
Diameter jarak teratur (mm) D Dt + Z.ha
Diameter tusuk (mm) Dt Z.m
Diameter alas/kaki (mm) Df Dt-Z.hf
Tinggi kepala gigi/adendum (mm) Ha 1.m
Tinggi gigi seluruhnya (mm) H ha + hf
Tinggi kaki/adendum (mm) Hf 1,2.m
D
Banyak gigi Z
m
D
Modul M
Z

4.3 ALAT DAN BAHAN


Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. Mesin frais
Mesin frais adalah salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan unuk
mengerjakan suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai
alat potongnya. Gambar dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Mesin frais


(sumber : id.scribd.com)
2. Kunci pas
Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut saat pemasangan benda kerja
pada mandrel dan untuk mengencangkan kedudukan ragum. Gambar dapat dilihat
pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Kunci pas


(sumber : id.scribd.com)

3. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan gram dan coolent yang dihasilkan oleh
benda kerja saat proses pengefraisan. Gambar dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Kuas
(sumber : dpy.my.id)
4. Mistar
Mistar adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur benda kerja berukuran
pendek. Pada praktikum ini mistar digunakan untuk mengukur bakalan roda gigi
saat proses pengefraisan. Gambar dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Mistar


(sumber : jurnal.pu.go.id)
5. Bakalan roda gigi
Bakalan roda gigi yang digunakan merupakan hasil dari proses pembubutan.
Pada praktikum kali ini bakalan roda gigi tersebut akan diberi perlakuan dalam
proses pengefraisan yang hasilnya berupa roda gigi. Gambar dapat dilihat pada
gambar 4.5

Gambar 4.5 Bakalan roda gigi

6. Mandrel
Mandrel digunakan sebagai alat untuk memudahkan dalam proses
pengefraisan,pada saat proses pengefraisan benda kerja diletakkan pada mandrel.
Gambar dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Mandrel
(sumber : eprints.uny.ac.id)
7. Pelumas
Pelumas adalah zat kimia yang umumnya berbentuk cairan,yang diberikan
diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi
untuk memperlancar pemanganan pada saat pisau melakukan pengefraisan dan
menghindari keausan pada bidang yang bergesekan. Gambar dapat dilihat pada
gambar 4.7

Gambar 4.7 Pelumas


(sumber : docplayer.info)
8. Ring dan mur
Mur adalah alat mekanik berbentuk segi enam dan ditengahnya terdapat
lubang yang sudah ada ulirnya. Ring adalah komponen pelengkap pada baut yang
berfungsi sebagai penguat ikatan antara mur dan baut. Pada praktikum ini ring dan
baut berfungsi sebagai pengunci benda kerja yang dipasang pada mandrel. Gambar
dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Ring dan mur


(sumber : daihatsu.co.id)
4.4 PROSEDUR PRAKTIKUM
4.4.1 Prosedur pembuatan roda gigi adalah
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan roda
gigi
2. Menghitung ukuran-ukuran roda gigi
3. Memasang bakalan roda gigi yang sudah terpasang pada mandrel diantara dua
senter
4. Mengatur pisau ditengah-tengah benda kerja
5. Mengatur pisau hingga bersentuhan dengan bagian terluar permukaan benda
kerja atau bisa disebut sebagai penentu titik nol
6. Mengatur kedalaman pemakanan sesuai perhitungan
7. Mengatur pembagian piring pembagi dan lengan untuk pembagi gigi
8. Setelah yakin benar,bahwa posisi cutter ditengah-tengah benda kerja menggeser
meja longitudinal,menaikkan meja setinggi depth of cut (h)
9. Memutar engkol pembagi suatu putaran penuh untuk menghilangkan blacklash.
10. Menghidupkan mesin dan melakukan pemotongan gigi

Gambar 4.9 Pemotongan gigi


11. Melakukan kembali pemotongan hingga selesai dengan menggunakan gerakan
yang sama
Gambar 4.10 Melakukan pemotongan ulang
12. Memberikan pelumas di permukaan benda kerja jika putaran pisau macet
13. Memeriksa kembali semua ukuran

Gambar 4.11 Memeriksa ukuran


14. Membersihkan sekrap yang dihasilkan dari pengefraisan
15. Mengembalikan alat dan APD yang telah digunakan ke tempat semula
4.4.2 Flowchart proses pembubutan roda gigi
Flowchart pembubutan roda gigi dapat dilihat pada lampiran 4.1
4.4.3 Part drawing roda gigi
Part drawing roda gigi dapat dilihat pada lampiran 4.2

4.5 PERHITUNGAN
a. Tinggi gigi seluruhnya (mm)
H = ha + hf
Dimana Ha = tinggi kepala gigi/adendum (mm)
Hf = tinggi kaki/adendum (mm)
Mencari nilai modul terlebih dahulu dengan rumus :
D 56
M= = 27 = 2 mm
Z
Hf = 1,2 . M = 1,2 .2 = 2,4 mm
Ha = 1.M = 1. 2 = 2 mm
H = Ha + Hf = 2 + 2,4 = 4,4 mm
1 garis mewakili 0,05 mm
4,4
Indeks = = 88
0,5
b. Hitunglah perputaran roda giginya
40
NC =
Z
40 40 13
Putaran engkol = = = 127¿ ¿
¿
Z 27
Artinya 1 putaran penuh ditambah 13 lubang pada lubang 27

4.6 ANALISIS DAN KESIMPULAN


4.6.1 Analisis
Pada praktikum kali ini adalah pengerfraisan pada bakalan roda gigi yang telah

dibuat pada praktikum pembubutan. Pengefraisan merupakan salah satu proses

pemotongan yang paling serbaguna untuk pembuatan komponen-komponen dengan

bentuk bukan rotasional. Pada pengefraisan bakalan roda gigi, langkah pertamanya

yaitu menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan seperti bakalan roda

gigi,kuas,mesin frais,kunci pas,mistar,mandrel,ring,mur,dan pelumas. Waktu yang

dibutuhkan dalam menyiapkan alat dan bahan sekitar 2 menit kemudian dilanjutkan

dengan proses pengukuran bakalan roda gigi dan memasang benda kerja pada

mandrel yang ada pada mesin bubut serta memasang ring dan mur pada mandrel dan

ragum untuk mengikat/menahan benda kerja agar tidak terlepas saat proses

pengefraisan. Pastikan ring dan mur terpasang dengan kuat pada mandrel dan ragum.

Proses ini membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Selanjutnya,mengatur posisi pisau

atau cutter tepat berada di tengah-tengah benda kerja dengan cara memusatkan atau

memposisikan pisau diantara 2 titik pada mesin frais dengan mengaturnya

menggunakan table elevating handle. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2

menit. Langkah selanjutnya yaitu menentukan titik nol dengan cara menaikkan meja

kerja hingga posisi pisau bersentuhan dengan bagian terluar dari permukaan benda

kerja dan mengubah parameter yang berada di tuas elevating handle menjadi ukuran

0 yang menandakan bahwa pisau telah berada pada posisi 0. Proses ini

membutuhkan waktu 2 menit. Kemudian mengatur kedalaman pemakanan sesuai

perhitungan dengan cara mengubah parameter yang ada pada tuas elevating handle
pada posisi 88 agar kedalaman pemakanan 4,4 mm. Waktu yang dibutuhkan dalam

proses ini sekitar 1 menit. Lalu mengatur pembagian piring pembagi dan lengan

untuk pembagian gigi sebanyak 27 dengan cara mengatur putaran engkol dengan 1

putaran penuh ditambah setengah putaran. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2

menit. Selanjutnya, mengencangkan semua baut dan memastikan semua terpasang

dengan benar kemudian menghidupkan mesin frais dengan memutarnya ke arah kiri

agar pisau berputar searah jarum jam. Waktu yang dibutuhkan dalam proses ini

sekitar 2 menit. Selanjutnya, melakukan pemakanan atau pengefraisan pada benda

kerja. Saat proses ini harus teliti memperhatikan pengefraisannya karena pemakanan

pisau bisa saja berkurang atau pemotongannya macet sehingga harus diberikan

pelumas. Waktu yang dibutuhkan untuk pengefraisan roda gigi sebanyak 27 gigi

yaitu sekitar 35 menit. Setelah proses pengefraisan selesai lalu melepas benda kerja

pada mandrel dan membersihkan sisa sekrap yang dihasilkan dalam pengefraisan

dan mengembalikan alat dan APD yang digunakan pada posisi semula. Proses akhir

ini membutuhkan waktu sekitar 3 menit.

Dalam praktikum ini terdapat kendala dalam pengerjaannya yaitu kurang teliti

dalam mengatur posisi pisau,kedalaman pemakanan,pembagian piring dan lengan

serta pemakanan pisau yang kurang dapat mempengaruhi hasil benda kerja dan

pemasangan baut pada benda kerja yang dapat merubah posisi benda kerja sehingga

hasilnya kurang baik.

4.6.2 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dan berdasarkan analisis diatas dapat
disimpulkan bahwa pengefraisan bakalan roda gigi untuk membuat roda gigi
membutuhkan waktu 51 menit untuk menghasilkan roda gigi dengan 27 gigi.
Kendala yang terdapat pada proses pengefraisan ini yaitu pemasangan baut yang
kurang kuat,pemakanan pisau yang kurang/kurang tajam serta kurang teliti dalam
mengatur posisi pisau,parameter kedalaman pemakanan pisau,parameter
pembagian piring dan lengan serta putaran engkol. Kendala-kendala tersebut dapat
mempengaruhi hasil roda gigi.
Setelah melakukan praktikum ini,praktikan mampu mengetahui dan
memahami cara penggunaan mesin frais,mampu melakukan proses pengefraisan
dengan prosedur yang baik dan benar serta mampu menganalisa dan membuat roda
gigi sesuai dengan yang telah direncanakan

Anda mungkin juga menyukai