Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohammad Galang Adi Prayoga

Kelas : D3TM 3C

Matkul : PAI

ETIKA DAN MORAL

1. Jelaskan keterkaitan aqidah, syariah, akhlak, etika dan moral dalam setiap perbuatan
manusia dan berikan contohnya!.

2. Apakah nilai moral dan etika di satu negara sama dengan negara lainnya? Mengapa bisa
demikian, jelaskan!

Jawab

Devenisi Aqidah : menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, dan ar-rabthu biquw-
wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah
adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.

Devenisi syariah : Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah
perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh
kebajikan. Syariat dalam istilah syar’i adalah hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada
hamba-hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari
perkataan, perbuatan dan penetapan.

Devenisi akhlaq : Akhlaq berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” ( ‫) ﺧﻠﻮق‬
secara bahasa kata ini memiliki arti perangai atau yang mencakup diantaranya: sikap, prilaku,
sopan, tabi’at, etika, karakter, kepribadian, moral dll. Menurut istilah, akhlak artinya tingkah
laku lahiriah yang diperbuat oleh seseorang secara spontan sebagai manifestasi atau
pencerminan, refleksi dari jiwa , batin atau hati seseorang.

Sebagai bentuk perwujudan iman (Aqidah), akhlaq mesti berada dalam bingkai aturan
syari’ah Islam. Karena seperti dijelaskan diatas, akhlaq adalah bentuk ibadah dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan proses ibadah harus dilakukan sesuai
dengan aturan mekanisme yang ditetapkan syariah, agar bernilai sebagai amal shalih. Syariah
merupakan aturan mekanisme dalam amal ibadah seseorang mukmin/muslim dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah swt. Melalui prantara syariah akan menghubungkan proses
ibadah kita kepada Allah. Suatu amal diluar aturan mekanisme ibadah tidak bernilai sebagai
amal shalih. Dan akhlaq menjadi sia-sia jika tidak berada didalam kerangka aturan syariah.
Jadi, syaria adalah syarat yang akan menentukan bernilai tidaknya suatu amal ibadah.

Kaitan antara aqidah, syariat dan Menurut Syekh Mahmud Syaltut ketika menjelaskan
tentang kedudukan akidah dan syariah menulis: Akidah itu di dalam posisinya menurut Islam
adalah pokok yang kemudian di atasnya dibangun syariat. Sedang syariat itu sendiri adalah
hasil yang dilahirkan oleh akidah tersebut. Dengan demikian tidaklah akan terdapat syariat di
dalam Islam, melainkan karena adanya akidah; sebagaimana syariat tidak akan berkembang,
melainkan di bawah naungan akidah. Jelaslah bahwa syariat tanpa akidah laksana gedung
tanpa fondasi. Akidah tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat
dijadikan tempat berlindung di saat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang dapat dipetik.
Sebaliknya akhlak tanpa akidah hanya merupakan layang-layang bagi benda yang tidak tetap,
yang selalu bergerak.

Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai tertentu. Adapun
standar baik dan buruk dalam etika adalah AKAL.

Moral berasal dari bahasa latin “mores”, bentuk jamak dari kata “mos” yang berarti; adat,
kebiasaan dan susila..Pengertian Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide
umum, yang diterima oleh masyarakat, mana yang baik dan yang buruk.tolak ukur baik dan
buruk dalam moral adalah ADAT SUATU MASYARAKAT.

2. Etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dapat digali dari
Pancasila yang merupakan dasar negara. Pancasila memancarkan nilai-nilai etika dan moral
yang harus ditumbuhkembangkan dan diimplementasikan oleh setiap individu warga negara
Indonesia. Etika dan moral berbangsa dan bernegara perlu dianggap sebagai etika
terapan karena aturan normatif yang bersifat umum, diterapkan secara khusus sesuai dengan
kekhususan dan kekhasan bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai etika khusus,
etika dan moral berbangsa merupakan kontekstualisasi aturan moral umum dalam situasi
konkret.

Etika dan moral berbangsa ini, setidaknya terdiri dari tiga, yaitu: pertama, etika dan moral
Individual yang lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
Salah satu prinsip yang secara khusus relevan dalam etika individual ini adalah prinsip
integrasi pribadi, yang berbicara mengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga
dan mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi yang bermoral. Kedua, etika sosial yang
mengacu pada kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial
dalam interaksinya dengan sesamanya. Tentu saja sebagaimana hakikat manusia yang bersifat
ganda, yaitu sebagai makhluk individual dan sosial. Etika individual dan etika sosial
berkaitan erat satu sama lain, bahkan dalam arti tertentu sulit untuk dilepaskan dan
dipisahkan satu sama lain. Ketiga, etika Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan hubungan
antara manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai kelompok dengan lingkungan
alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan hubungan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya yang berdampak langsung atau tidak langsung pada lingkungan hidup
secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai