Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

NAMA MAHASISWA :
ARIEF FATHURRAHMAN (7203142022)
PUTRI GLORYA TAMBUNAN (7203142001)
RIZKI NURHIDAYAH (7202442003)

DOSEN PENGAMPU :

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema
perkembangan konsep diri pada mata kuliah Pengemabangan peserta didik ini dengan baik
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua khusunya dalam jenis jenis profesi kependidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih
terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum seberapa. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Kami khususnya.
Atas perhatiannya Kami mengucapkan terimakasih.

Medan, 24 Februari 2020

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Everett Hughes menjelaskan bahwa istilah profesi merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan
selanjutnya menjadi perbedaan itu sendiri, (Chandler, 1960). Suatu profesi umumnya juga
ditandai oleh adanya pertumbuhan dalam jabatan. Hakikat suatu profesi ialah bahwa
seseorang itu lebih mengutamakan tugasnya sebagai suatu layanan sosial. Suatu profesi
dilandasi dengan memiliki sejumlah pengetahuan yang sistematis. Suatu profesi memiliki
otonomi yang tinggi,artinya orang itu akan memiliki kebebasan yang besar dalam melakukan
tugasnya karena merasa punya tanggung jawab moral yang tinggi. Istilah pendidikan adalah
terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie. Paedagogie asal katanya adalah pais dan
again yang terjemahannya berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang
memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah
pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan
selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. maka dapat kita
simpulkan bahwa profesi kependidikan/keguruan adalah keahlian khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru) serta menuntut keprofesionalan pada
bidang tersebut. Seorang pendidik harus mengerti dan paham betul mengenai konsep profesi
kependidikan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk mendidik anak bangsa
dengan profesional sehingga dapat memperbaiki negara ini menjadi lebih baik. Bagaimana
mungkin seorang anak didik akan memiliki kualitas yang baik jika saja pendidik yang mengajar
dan membinanya buakanlah guru yang teladan dan profesional. Tentu tujuan pendidikan pun
tidak akan tercapai. Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instructor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang melatarbelakangi pentingnya profesi kependidikan
2. Apa jenis jenis dari profesi kependidikan dan bagaimana cara memahaminya
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pentingnya profesi kependidikan
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis jenis dari profesi kependidikan

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG PENTINGNYA PROFESI KEPENDIDIKAN


Mengutip pendapat Laurence D Hazkew dan Jonatan C. Mc Lendon dalam bukunya This Is
Teaching (hal.10) : ‘Teacher is profesional person who conducts classes’ (Guru adalah seorang
yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas). Sedangkan menurut Jean
D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam Foundation of Teaching, An Introduction to Modern
Education (hal.141) : ‘teacher are those persons who consciously direct the experiences and
behavior of an individual so that education takes places’ (Guru adalah mereka yang secara
sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi
pendidikan).Seorang pendidik harus mengerti dan paham betul mengenai konsep profesi
kependidikan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk mendidik anak bangsa
dengan profesional sehingga dapat memperbaiki negara ini menjadi lebih baik. Bagaimana
mungkin seorang anak didik akan memiliki kualitas yang baik jika saja pendidik yang mengajar
dan membinanya buakanlah guru yang teladan dan profesional. Tentu tujuan pendidikan pun
tidak akan tercapai.Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di indonesia
telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan ini dapat dilihat pada
kemampuan baca tulis masyarakat yang mencapai 67,24%. Hal ini sebagai akibat dari program
pemerataan pendidikan, terutama melalui IMPRES SD yang dibangun pada rezim Orde Baru.
Namun demikian, keberhasilan dari segi kualitatif pendidikan di Indonesia belum nerhasil
membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif, apalagi yang unggul. Banyak lulusan
lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat sekolah menengah maupun dari perguruan
tinggi, terkesan belum mampu mengembangkan kreativitas dalam kehidupan mereka. Lulusan
sekolah menengah sukar untuk bekerja di sektor formal, kerena belum memiliki keahlian
khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat berperan secara aktif dalam bekerja di sektor formal
terbilang hanya sedikit. Keahlian dan profesionalisasi yang melekat pada suatu lembaga
pendidikan tinggi terkesan hanyalah simbo belaka, lulusannya tidak profesional.Dari
kenyataan yang kita hadapi saat ini, maka dari sekian banyak komponen yang mempengaruhi
kualitas output pendidikan yang termasuk juga didalamnya ‘sumber daya manusia yang
mengelola (guru)’ mungkin harus dikoreksi kekurangannya. Mungkin saja guru tersebut belum
memiliki pehaman yang baik tentang profesi yang digelutinya. Dan ia perlu benar-benar
memahami konsep tentang pendidikan profesi yang sedang ia jalani.
Selain itu kita juga perlu memperhatikan hak-hak orang lain dalam pemerolehan pendidikan.
Dalam UU no.20 tahun 2003 pada bab IV pasal 5 dikatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yakni memperoleh pendidikan yang bermutu, warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial pun berhak memperoleh
pendidikan khusus, warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, warga negara yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, dan berhak
mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Maka dari itu, kita sebagai
calon pendidik harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar dapat memenuhi hak-
hak setiap warga negara dalam hal pendidikan. Inilah alasannya kenapa kita perlu belajar
Profesi Kependidikan.

iv
2.2 JENIS JENIS PROFESI KEPENDIDIKAN
Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Selanjutnya pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instructor,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
A. TENAGA KEPENDIDIKAN
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun
secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:
1. Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan
peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan
adalah:
a) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan merupakan
manajer tingkat atas pada sebuah organisasi pendidikan (khususnya SD, SMP, SMA atau
SMK). Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai pemimpin
institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen
b) Rektor
Rektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan tinggi.
Di dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional 2009 (UU SISDIKNAS), Rektor
adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban memajukan ilmu
pengetahuan di masing-masing institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta
memberikan kontribusi maksimal kepada hal layak luas.

2. Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang
yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum
3. Tata Usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi
tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya;
a) Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,
b) Administrasi Kepegawaian,
c) Administrasi Peserta Didik,
d) Administrasi Keuangan,
e) Administrasi Inventaris dan lain-lain.

v
4. Laboran, adalah orang yang bekerja di laboratorium yang melaksanakan prosedur,
memelihara peralatan, membantu ilmuwan utama dalam pekerjaannya atau petugas khusus
yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium
5. Pustakawan, ialah sebutan untuk orang-orang yang punya kompetensi dari pendidikan
dan/atau pelatihan kepustakawanan. Pustakawan bertanggung jawab atas pengelolaan
koleksi perpustakaan, baik buku, jurnal, majalah, buletin, maupun dokumen lainnya seperti
CD dan DVD.
6. Pelatih ekstrakurikuler,
7. Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.
B. PENDIDIK
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi
pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
1. Guru
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Terkait bahasan diatas, peran guru
dalam dunia pembelajaran juga tidak kalah penting, mengingat seorang guru akan berperan
sebagai:
 Motivator : Sebagai seorang motivator, seorang guru diharapkan mampu memberikan
dorongan mental dan moral kepada anak didik agar kedepannya, mereka selalu
memiliki semangat dan tujuan dalam belajar. Seorang motivator yang handal akan
menjadikan muridnya sebagai seseorang yang handal dan berani dalam menghadapi
setiap masalah yang ada di kehidupan.
 Administrator : Seorang guru berperan sebagai administrator, dimana guru yang
bersangkutan akan mencatat perkembangan individual muridnya dan
menyampaikannya kepada orangtua. Hal ini diharapkan dapat menjaga anak yang
bersangkutan untuk selalu berjalan di jalur yang benar.
 Evaluator : Sebagai seorang evaluator, seorang guru berhak memberikan penilaian dan
masukan-masukan untuk kemajuan peserta didik.
2. Dosen
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. peran dosen adalah menyiapkan dan mentransmisi
pengetahuan atau informasi kepada mahasiswa. Sedangkan peran para mahasiswa adalah
menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi
yang diberikan oleh dosen yang mengampu perkuliahan.
3. Konselor

vi
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor adalah pendidik dan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2005 mengemukakan Konselor
adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah. Konselor adalah seorang yang mempunyai
keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1
(S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau
Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan
Konseling Indonesia (ABKIN).
4. Pamong Belajar
Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi) No.
15 Tahun 2012, Pamong Belajar adalah pendidik dengan tugas utama melakukan kegiatan
belajar mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model pendidikan nonformal dan
informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis (UPT) atau unit pelaksana teknis daerah (UPTD)
dan satuan PNFI. Pamong belajar merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI sekarang berganti nama
menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal)
5. Widyaiswara
Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh
pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik,
mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga pendidikan dan pelatihan (menurut
Permenpan No. 22 Tahun 2014).
6. Tutor
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran
di kelompok belajar (Chairudin Samosir, 2006:15). Tutor merupakan pembimbing dan
pemotivasi peserta didik untuk mempelajari sendiri materi ajar yang tersaji dalam modul
pembelajarannya. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural,
atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam
belajar di kelas. (Hamalik dalam Abi Masiku, 2013).
7. Instruktor
Instruktor adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan
dan bimbingannya; pengajar; pelatih; pengasuh (KBBI online)
8. Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang memahami tujuan bersama
mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan. Tugas fasilitator
dalam sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya mengantarkan peserta didik untuk
menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan atau yang disediakan melalui
atau oleh penemuannya sendiri. Peran, Esensi dan TanggungJawab Peran seorang fasilitator
adalah memunculkan pengetahuan dan gagasan dari anggota-anggota kelompok yang
difasilitasi. Esensi memfasilitasi adalah memperlengkapi dan memampukan orang
lain/kelompok yang difasilitasi.

vii
Pendidik pada PNF (pendidikan non formal)
 Pamong Belajar adalah PNS yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan model,
pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak
pelaksanaan program PNFPI sesuai dengan Kepmenko-wasbangpan.
 Pendidik atau pamong PAUD adalah Tenaga honorer yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang melaksanakan pembelajaran pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
jalur nonformal seperti kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD
sejenis.
 Instruktur Kursus adalah Tenaga Pendidik yang bertugas untuk melaksanakan
pembelajaran bagi warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan tertentu yang
dapat digunakan untuk keterampilan hidup dan dimanfaatkan sebagai mata pencarian.
 Tutor Pendidikan NonFormal (PNF) adalah anggota masyarakat yang bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran pada program
keaksaraan Fungsional (KF), Kejar Paket A,B dan C.
 Pendidikan dan Pelatihan (diklat) adalah Proses pembelajaran untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan membentuk sikap peserta Diklat agar
dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien.
Tenaga Kependidikan PNF (Pendidikan non formal):
 Penilik adalah Tenaga pendidikan PNF yang berstatus PNS bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing dan melaporkan kegiatan
penilaian PNF sebagai penjamin muru terhadap penyelenggaraan PNF.
 Tenaga Lapangan Dikmas (TLD) adalah Tenaga Kependidikan yang dikontrakan tahunan
bertugas membantu kepala cabang Dinas Pendidikan Kecamatan dalam
mengumpulkan, mengolah dan megevaluasi data PNF dalam rangka mendukung
pemastian kualitas pelaksanaan program PNF setempat.
 Fasilitator Desa Insentif adalah Tenaga pendidik yang memberikan pelayanan PNF yang
merata dan berkualitas, terutama bagi masyarakat yang bermukim di desa-desa
dengan kategori terpencil dan tertinggal ataupun kantong-kantong sasaran pendidikan
Non Formal.
 Tenaga pustakaan/pustakawan, yaitu tenaga yang diberikan tugas dan kewenangan
menyelenggarakan/mengelola serta memberikan pelayanan pada suatu lembaga
perpustakaan.
 Teknisi teknologi informasi, yaitu tenaga yang memiliki keterampilan dan keahlian
pada bidang teknologi dan informasi yang diberikan tugas dan kewenangan mengelola
teknologi dan informasi pada suatu lembaga penyelenggaraan satuan PNF.
 Teknisi sumber belajar bertugas dan bertanggung jawab mempersiapkan, merawat,
memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan pendidikan, baik formal
maupun nonformal.
 Tenaga lapangan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab melakukan pendataan,
pemantauan, pembimbingan, dan pelaporan pelaksanaan.
 Tenaga administrasi bertugas dan bertanggung jawab menyelengarakan pelayanan
administratif pada satuan pedidikan baik formal maupun nonformal.
 Pekerja sosial bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bantuan
sosiologis-pedagogis kepada peserta didik dan pendidik pada pendidikan khusus dan
PAUD.

viii
 Tenaga kebersihan bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan kebersihan
lingkungan satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa jenis jenis profesi pendidikan terbagi 2 yaitu
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan biasanya
terdiri tas kepala satuan pendidikan, wakil, tata usaha,laboran, pustakawan,pelatih
ekstrakulikuler, petugas keamanan,dan sebagainya .Selanjutnya dijelaskan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instructor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dan juga betapa pentingnya latar
belakang dari profesi kependidikan karena warga negara di daerah terpencil atau terbelakang
serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, warga
negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus, dan berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
3.2 SARAN
Bagi seorang pengajar diharapkan dapat memahami secara sempurna tugas dan
tanggungjawabnya, sehingga diharapkan mampu mengambil pelajaran dari makalah ini.
Disamping itu siharapkan bagi pembaca dapat menambah informasi dari berbagai referensi
belum tercantum dalam makalah ini.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dkk. 2009. Guru Profesional : Menguasai Metode dan Terampil Belajar. Bandung
: Alfabeta
Kunandar. 2007. Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Priatna, Nanang dkk. 2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Rugaiyah dan Atiek Sismiati. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor : Ghalia Indonesia
Wau, Yasaratodo. 2016. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai