Anda di halaman 1dari 7

COMPARISON OF THE PRESCRIBING MEDICATION ERROR ON MANUAL RECIPES

AND ELECTRONIC RECIPES IN OUTPATIENT PHARMACY RSUD SIDOARJO


PERBANDINGAN MEDICATION ERROR FASE PRESCRIBING PADA RESEP MANUAL
DAN RESEP ELEKTRONIK DI FARMASI RAWAT JALAN

RSUD SIDOARJO
Elly Purwati , Linda Anggraini,1b Fahmi Ardianti 1c
1a

1
Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo
Departemen Farmasi Klinis dan Komunitas , Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo
Jalan Ki Hajar Dewantara No. 200, Sidoarjo 61262, Indonesia

Electronic prescribing (E-resep) is an electronic technology that allows doctors to write electronic
prescriptions and send them to the desired pharmacy computer incorporated in the e-prescribing
network, directly from the doctor's office. Electronic prescribing developed in RSUD Sidoarjo aims to
reduce errors in prescribing and speed up response time.Objective : to determine comparison of the
level of prescribing error in outpatient pharmacy RSUD Sidoarjo.Method: This research can be
classified into quantitative descriptive research where data is presented in the form of tables from the
results of data processing with research instruments in the form of observation sheets which then
calculated the percentage level of prescribing error and then statistical T-tests.
Result: the level of prescribing error in manual prescriptions 25%, and the prescribing error rate in
electronic prescriptions 17%. T-tests result α=0,167>0,05.
Conclusion: the level of prescribing error in manual prescriptions is higher than electronic
prescriptions , but there is no significant difference.

Key Word : Electronic Prescribing, Medication Error, Prescribing Error, RSUD Sidoarjo.

ABSTRAK

Peresepan elektronik (E-resep) adalah teknologi elektronik yang memungkinkan dokter untuk menulis
resep elektronik dan mengirimkannya ke komputer apotek yang dikehendaki yang tergabung dalam
jaringan e-prescribing, langsung dari tempat praktik dokter. Peresepan elektronik yang dikembangkan
di RSUD Sidoarjo bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam peresepan dan mempercepat respon
time.tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat prescribing error di farmasi rawat
jalan RSUD Sidoarjo.Metode: penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dimana data
disajikan dalam bentuk tabel dari hasil pengolahan data dengan instrument penelitian berupa lembar
observasi yang kemudian dihitung persentase tingkat prescribing error dan dilakukan uji statistik uji
T. Hasil penelitian Tingkat prescribing error pada resep manual 25% dan tingkat prescribing error
pada resep elektronik 17%. Hasil uji T α=0,167>0,05
Kesimpulan: Tingkat prescribing error pada resep manual lebih tinggi dari pada tingkat prescribing
error pada resep elektronik , tetapi hasil uji T tidak ada perbedaan yang signifikan.

Kata Kunci : Peresepan Elektronik, Medication Error, Prescribing Error, RSUD Sidoarjo
I.PENDAHULUAN elektronik juga diharapkan dapat
mempersingkat waktu tunggu (Respon
Medication error didefinisikan sebagai time), karena percepatan penerimaan
kegagalan dalam proses pengobatan yang resep di apotek sebelum pasien
mengarah atau memiliki potensi untuk meninggalkan tempat praktek dokter ,
mengakibatkan kerugian dan sehingga ketika pasien tiba di apotek,
membahayakan pasien. The Institute of waktu tunggu menjadi lebih singkat[4]
Medicine (IOM) melaporkan bahwa 32%- Berdasarkan latar belakang diatas,
69% dari medication error adalah kejadian peneliti ingin meneliti tentang peran e-
yang dapat dicegah. Laporan dari beberapa
negara menunjukkan bahwa medication resep pada medication error fase
error memberikan dampak yang besar prescribing, dengan cara membandingkan
terhadap angka kematian, angka kesakitan prescribing error pada resep manual dan
dan meningkatnya biaya perawatan[1]. prescribing error pada resep elektronik di
Prescribing error meliputi kesalahan farmasi awat jalan RSUD Kabupaten
administratif dan prosedural yaitu resep Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah
yang tidak lengkap, resep tidak terbaca,
mengetahui perbandingan tingkat
aturan pakai tidak jelas, penggunaan
singkatan yang tidak lazim, kesalahan prescribing error pada resep manual dan
dosis yaitu dosis yang tidak tepat, dan resep elektronik serta peran e-Resep pada
kesalahan terapeutik yaitu duplikasi terapi. medication error fase prescribing di
Penyebab prescribing error adalah faktor farmasi rawat jalan RSUD Sidoarjo.
lingkungan kerja yaitu gangguan dan
interupsi keluarga pasien, faktor petugas II. METODE PENELITIAN
kesehatan yaitu pengetahuan dokter, Penelitian ini termasuk jenis penelitian
tulisan dokter yang buruk, beban kerja deskriptif kuantitatif. Sampel yang
yang berlebihan, faktor pasien yaitu pasien digunakan adalah 840 resep Farmasi rawat
yang tidak kooperatif[2]. jalan RSUD Sidoarjo pada tanggal 10
RSUD Kabupaten Sidoarjo April 2019 sampai dengan 23 April 2019
menerapkan sistem peresepan elektronik yang terbagi sama banyak antara resep
(e-resep) untuk meminimalkan masalah manual dan resep elektronik. Penelitian
medication error. Sistem peresepan dilakukan dengan cara observasi. Teknik
elektronik (e-resep) di RSUD Kabupaten sampling atau cara pengambilan sampel
Sidoarjo mulai diterapkan sejak bulan pada penelitian ini menggunakan
Agustus 2018, dan pertama kali diterapkan probability sampling(Proportionate
di farmasi rawat jalan. Statified Random Sampling). Prescribing
Peresepan elektronik adalah error diidentifikasi bila tulisan tidak jelas,
teknologi elektronik yang memungkinkan tidak ada nama pasien, tidak ada nama
dokter dan praktisi medis lainnya untuk dokter, tidak ada berat badan (pada pasien
menulis resep elektronik dan anak), tidak ada dosis dan jumlah obat,
mengirimkannya ke komputer apotek yang tidak tepat aturan pemakaian, duplikasi
dikehendaki yang tergabung dalam pengobatan. Data yang diperoleh kemudian
jaringan e-prescribing, langsung dari dianalisa dengan perhitungan persentase,
tempat praktik dokter/ tempat perawatan[3]. kemudian dilakukan uji statistik (uji T)
Keuntungan penerapan resep elektronik sehingga diperoleh kesimpulan.
bagi instalasi farmasi adalah resep yang
keluar sedikit, resep sesuai formularium, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan peningkatan resep signifikan dan Hasil observasi prescribing error pada
mengurangi konfirmasi tulisan resep pada resep manual dan resep elektronik yang
dokter yang bertulisan jelek. Resep diperoleh pada penelitian ini dianalisis
sehingga diperoleh hasil (tabel 1. Lembar Pengumpul Data) persentase faktor
Prescribing Error sebagai beriku

Tabel 1. Lembar Pengumpul Data


Resep Elektronik Resep Manual
No Faktor Prescribing Error
Jumlah % Jumlah %
1 Tulisan tidak jelas 0 0.00% 28 6.67%
2 Tidak ada nama pasien 0 0.00% 4 0.95%
3 Tidak ada nama dokter 0 0.00% 4 0.95%
Tidak ada berat badan (pada pasien
4 29 6.90% 6 1.43%
anak)
5 Tidak ada dosis dan jumlah obat 2 0.48% 34 8.10%
6 Tidak tepat aturan pemakaian 38 9.05% 23 5.48%
7 Duplikasi pengobatan 4 0.95% 6 1.43%
  Jumlah Prescribing Error 73 17% 105 25%
Jumlah sampel Resep Manual = 420 Resep
Jumlah Non Prescribing Error pada Resep Manual : 420 - 105 = 315 = 75 %
Jumlah sampel Resep Elektonik = 420 Resep
Jumlah Non Prescribing Error pada Resep Elektronik : 420 - 73 = 347 = 83 %
Berdasarkan hasil perhitungan Gambar 1. Diagram Prescribing Error pada
persentase pada lembar pengumpul data Resep Manual dan Resep Elektronik
diatas tingkat prescribing error pada resep Hasil analisa dan penyajian grafik
manual lebih tinggi dari tingkat secara garis besar dapat dilihat bahwa
prescribing error pada resep elektronik. tingkat prescribing error pada resep
Uji statistik parametrik (Uji T- manual (25%) lebih tinggi dari pada
Independent) dilakukan peneliti untuk tingkat prescribing error pada resep
mengetahui apakah ada perbedaan yang elektronik (17%). Tidak ada berat badan
signifikan antara tingkat prescribing error pada pasien anak pada resep elektronik
pada resep manual dan tingkat prescribing memiliki tingkat prescribing error 6,9%
error pada resep elektronik. Hasil pada (29 sampel), sedangkan pada resep manual
tabel menunjukkan α=0,167, karena memiliki tingkat prescribing error 1,43%
α=0,167>0,05 maka hipotesis ditolak, (6 sampel). Hal ini disebabkan karena
yang berarti tidak ada perbedaan yang tidak ada kolom tersendiri untuk mengisi
signifikan antara tingkat prescribing error atau mencantumkan berat badan pasien
pada resep manual dan tingkat prescribing pada aplikasi e-resep, sebagian dokter
error pada resep elektronik. mencantumkan berat badan pasien pada
nama racikan apabila diresep tersebut
memuat racikan. Pentingnya pencantuman
berat badan dalam penulisan resep
dikemukakan dalam penelitian Mardiana L
Chresna M,[5] yang menyebutkan bahwa
berat badan merupakan salah satu aspek
penting yang diperlukan dalam
perhitungan dosis, khususnya dosis anak.
Tidak tepat aturan pemakaian pada
resep elektronik memiliki tingkat
prescribing error 9,05% (38 sampel),
sedangkan pada resep manual memiliki resep (resep elektronik) nama obat terketik
tingkat prescribing error 5,48% (23 jelas beserta dosisnya dan tidak
sampel). Hal ini disebabkan karena menyebabkan salah persepsi karena tulisan
banyaknya pilihan aturan pemakaian pada tidak ambigu.[9],[10]
system, dan beban kerja yang tinggi.[6]
Selain aturan pakai (Signa) pada system e- Tingkat prescribing error resep
Resep juga tersedia catatan yang manual pada variabel tidak ada nama
digunakan apabila ada catatan khusus pasien 0,95% (4 sampel), sedangkan pada
terkait obat (misalnya: bila gatal, pada resep elektronik 0%. Resiko medication
ruam merah, dll), beberapa dokter error yang disebabkan salah pasien karena
menggunakan catatan untuk menulis tidak ada nama pasien berkurang dengan
aturan pakai, karena tidak menemukan adanya resep elektronik, karena pada
aturan pakai yang tepat pada pilihan aturan sistem e-resep (resep elektronik) nama
pakai yang tersedia. terketik jelas dan apabila resep tidak ada
nama pasien, resep tidak bisa terkirim ke
Tingkat prescribing error resep farmasi.
manual pada variabel tulisan tidak jelas Tingkat prescribing error resep
6,67% (28 sampel) sedangkan pada resep manual pada variabel tidak ada nama
elektronik 0%. Penelitian yang dilakukan dokter 0, 95% (4 sampel), sedangkan pada
Jani6 et al pada 520 pasien rawat jalan resep elektronik 0%. Nama dokter juga
ginjal anak rumah sakit di London. wajib terisi pada resep elektronik sama
Sebelum penerapan resep elektronik 194 halnya dengan nama pasien, resep tidak
jenis obat tidak terbaca, sedangkan bisa terkirim apabila nama dokter masih
sesudah penerapan resep elektronik semua kosong. Hal ini juga munurunkan tingkat
jenis resep terbaca. Hasil pengamatan medication error, karena apabila ada
Junus,D,Samad,M.A, di apotek-apotek ketidak sesuaian dosis, aturan pakai atau
kotamadya, Sulsel, hal-hal yang faktor lainnya pihak farmasi lebih mudah
berpotensi menimbulkan medication error mengkonfirmasi kepada dokter penulis
adalah penulisan resep yang tidak jelas resep, sehingga tidak terjadi kesalahan
maupun sukar dibaca dibagian nama obat, pengambilan keputusan. Nama pasien dan
jumlah obat dalam resep racikan maupun nama dokter pada resep manual masih
jumlah total obat, jumlah obat dalam resep terjadi mungkin dikarenakan dokter lupa
racikan maupun jumlah total obat, satuan menuliskan atau terburu-buru karena
metrik yang digunakan, bentuk sediaan banyaknya antrian pasien (beban kerja).
yang dimaksud, aturan pakai dan penulisan
jumlah iterasi.[7] Penulisan nama obat yang Tingkat prescribing error resep
tidak jelas maupun sukar dibaca berpotensi manual pada variabel tidak ada dosis dan
menimbulkan medication error, dalam jumlah obat 8,1% (34 sampel), sedangkan
wawancaranya dengan responden pada resep elektronik 0,48% (2 sampel).
kesalahan ini kadang terjadi, misalnya Pengunaan resep elektronik juga dapat
pada resep tertulis viliron (multivitamin), mengurangi resiko medication error
karena tulisan tidak jelas terbaca karena kesalahan penafsiran dosis terkecil.
valiumoleh dispenser.[8],[13] Mengingat Hal ini disebabkan pada resep manual
banyak obat dengan nama yang hampir dokter sering tidak menulis jumlah obat,
sama lebih-lebih bila obat-obat tersebut dosis tidak ditulis, sedangkan pada resep
mempunyai rute pemberian obat yang eletronik disediakan pilihan nama obat
sama. Resiko medication error yang beserta dosisnya, kekuatan (dosis pada
disebabkan salah baca tulisan dokter yang racikan), dan jumlah obat. Sebelum dokter
kurang jelas berkurang dengan adanya melengkapinya resep tidak bisa dikirim ke
resep elektronik, karena pada sistem e- farmasi. Tetapi penggunaan resep
elektronik juga dapat menimbulkan
kesalahan dokter dalam memilih dosis obat Quality & Safety.2018; 27(7):529-
dan kesalahan pemilihan sediaan obat[11]., 538.
[12]

[4] Farida, S., Desak G.B., Krisnamurti,


Duplikasi pengobatan masih terjadi H., Adisti, W., Erni H.
baik pada resep manual (1,43% = 6 Implementasi peresepan elektronik.
sampel) maupun resep elektronik (0,95% = Implementasi Peresepan
4 sampel), hanya saja pada resep Elektronik. 2017; 5(3) :211-216.
elektronik tingkat prescribing error lebih
kecil dari pada resep manual, karena [5] Mardiana, L.; Chresna, M. P.
sebagian besar resep elektronik melalui Gambaran resep elektronik
proses verifikasi apoteker, jadi duplikasi terhadap waktu tunggu obat jadi
pengobatan lebih jarang terjadi.[14] pada instalasi farmasi rawat jalan
di rumah sakit x surabaya periode
IV.KESIMPULAN 20 – 27 Februari 2019. Jurnal
Tingkat prescribing error pada resep Farmasi Indonesia Afamedis. 2020;
manual (25%) lebih tinggi dari pada 1(1) :34 - 43.
tingkat prescribing error pada resep
elektronik (17%), tetapi tidak ada [6] Koswara, G.; Diputra, A. Evaluasi
perbedaan yang signifikan antara tingkat Waktu Tunggu Pelayanan Resep Di
prescribing error pada resep manual dan Salah Satu Rumah Sakit X
tingkat prescribing error pada resep
Kabupaten Kuningan. Jurnal
elektronik.
Farmaku. 2018; 3(1):1-12.
Peran e-Resep (peresepan elektronik) pada
medication error fase prescribing adalah [7] Junus, D., Samad, M.A., Pawellangi,
mengurangi kesalahan akibat tulisan tidak A.B.W. Kelengkapan administrasi
jelas, tidak ada nama pasien, tidak ada terhadap pelayanan resep instalasi
nama dokter, tidak ada dosis dan jumlah farmasi RSUD Haji Provinsi
obat. Sulawesi Selatan. Jurnal
Manajemen Kesehatan Yayasan
DAFTAR PUSTAKA RS.Dr.Soetomo. 2020; 6(2): 139-
154.
[1] Patel N, Desai M, Shah S, Patel P,
Gandhi A. A study of medication [8] Priya, K., Nitha Joy, A. Viji
errors in a tertiary care Thottumkal, A. R. Warrier, S. G.
hospital. Perspect Clin Res. Krishna and Nisha J. Impact of
2016;7(4):168-173. electronic prescription audit
process to reduce outpatient
[2] Handayani, Tien Wahyu. "Faktor medication errors. Indian Journal
Penyebab Medication Error di Rsu of Pharmaceutical
Anutapura Kota Palu." Perspektif Sciences.2017;79(6):10171022.
Jurnal Pengembangan Sumber
Daya Insani Vol. 2 No. 2, 2017: [9] Adrizal, Sriwahyuni, F., Aldi,
224-229. Y.Analisis Resep Konvensional dan
Elektronik Serta Pengaruhnya
[3] Puaar, SJ., Franklin, BD. Impact of an terhadap Kualitas Pelayanan
inpatient electronis prescribing Kefarmasian di RSUD M.Natsir
system on prescribing error Solok Indonesia. Jurnal Sains
causation: a qualitative evaluation Farmasi Indonesia.2019;6(3):195-
in an English hospital. BMJ 199.
[10] Brown, C.L., Mulcaster, K.L., Sittig,
J.A., Reygate, K., Husband, A.K.,
Bates, D.W., Slight, S.P. A
systematic review of the types and
causes of prescribing errors
generated from using computerized
provider order entry systems in
primary and secondary care.
Journal of the American Medical
InformaticsAssociation.2017;24(2):
432-440.
[11] Mills, P.R., Weidmann, A.E. &
Stewart, D. Hospital electronic
prescribing system implementation
impact on discharge information
communication and prescribing
errors: a before and after study. Eur
J Clin Pharmacol.2017;73 :1279–
1286.
[12] Abdel-Qader, D.H., Al Meslamani,
A.Z., Lewis, P.J. et al. Incidence,
nature, severity, and causes of
dispensing errors in community
pharmacies in Jordan. .International
Journal of Clinical
Pharmacy..2021;43:165–173.
[13] Sutherland, A., Aschcroft, DM.,
Phipps, DL. Exploring the human
factors of prescribing errors in
paediatric intensive care unit.
Archives of Disease in
Childhood.2019;104(6):588-595.
[14] Azrifitria, A., Fauziyah, S., Nur, A.
The impact of pharmacist
interventions to prevent medication
errors at a tertiary hospital in
central Jakarta, Indonesia.
Pharmaceutical and Biomedical
Sciences Journal.2019;1(1):1-6.

Anda mungkin juga menyukai