TENTANG
LARUTAN ELEKTROLIT
OLEH
NAMA: MeizanaAhliani
KELAS: AK1B
NO.BP:1920058
DOSEN:
Drs.HAZIL ANWAR,M.Si
MELYSA PUTRI,M.Si
POLITEKNIK ATI
PADANG TP.2019/2020
I. TUJUAN
1. Untuk membandingkan kelarutan beberapa senyawa polar dan nonpolar.
2. Untuk mengamati dan menggolongkan sampel sebagai elektrolit kuat,
lemah, atau nonelektrolit.
3. Untuk mengamati reaksi apa yang terjadi pada masing-masing zat dan
larutan yang digunakan.
II. PRINSIP KERJA
Sifat fisik penting dari zat adalah kelarutan atau kemampuannya untuk
larut dalam berbagai pelarut. Air merupakan pelarut yang sangat baik dengan
kemampuan untuk melarutkan berbagai senyawa kimia karena sifatnya yang
sangat polar. Senyawa polar cenderung larut dalam pelarut polar, dan senyawa
nonpolar cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Senyawa nonpolar larut dalam
pelarut nonpolar karena mereka memiliki kekuatan antarmolekul yang dinamakan
Gaya London. Gaya London yaitu kekuatan sementara yang diakibatkan oleh
daya tarik inti positif satu molekul terhadap awan elektron molekul terdekat, dan
membentuk dipol sementara.
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara
fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran
zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
IV. METODOLOGI
A. ALAT
1) Konduktivitimeter : Untuk mengukur konduktivitas listrik
larutan.
2) Batang pengaduk : Untuk mencampur larutan
3) Bola hisap : Untuk menghisap cairan
4) Botol semprot : Untuk menyimpan aquades.
5) Gelas piala 50 mL : Untuk mencampur, dan memanaskan
cairan.
6) Tabung reaksi : Untuk mereaksikan zat atau bahan-bahan
kimia.
7) Pipet tetes : Untuk mengambil bahan dalam bentuk
tetes.
B. BAHAN
1) Urea : Untuk sampel menentukan kelarutan.
2) Etanol : Untuk sampel menentukan kelarutan.
3) Sukrosa : Untuk sampel menentukan kelarutan.
4) Ammonium klorida : Untuk sampel menentukan kelarutan air.
5) Natrium sulfat : Untuk sampel menentukan kelarutan air.
6) Kalsium klorida : Untuk sampel menentukan kelarutan air.
7) Asam asetat glasial : Untuk sampel menentukan konduktivitas.
8) Natrium klorida : Untuk sampel menentukan konduktivitas.
9) Aquadest : Untuk sampel melarutkan senyawa.
10) Natrium hidroksida : Untuk sampel menentukan konduktivitas.
11) Kalsium sulfat : Untuk sampel menentukan kelarutan air.
12) Naftalen : Untuk sampel menentukan kelarutan.
C. CARA KERJA
A. MENENTUKAN SIFAT POLAR DAN NONPOLAR
BEBERAPA SENYAWA
1. Diamati penampilan fisik masing-masing senyawa (Urea,
Etanol, Sukrosa, dan Naftalen).
2. Ditambahkan 0,05 g setiap senyawa padat, atau jika senyawa cair
ditambahkan 5 – 6 tetes lalu ditambahkan 2 mL air ke dalam tabung
reaksi dan dikocok untuk mencampur zat (agar zat homogen).
3. Ditentukan, manakah dari senyawa yang tercantum pada langkah 1 adalah
polar yang mana nonpolar,yang mana bersifat ionik?
4. Senyawa mana yang dapat berikatan hidrogen dengan air: etanol, sukrosa
dan urea? Sebutkan alasan mengapa masing-masing senyawa membentuk
atau tidak membentuk ikatan hidrogen dengan air. Apa pengaruh ikatan
hidrogen terhadap kelarutan masing-masing senyawa dalam air?
B. PENENTUAN KONSENTRASI ASAM ASETAT DALAM
ASAM CUKA
1. Ditentukan kelarutan air masing-masing senyawa berikut: Ammonium
klorida (NH4Cl), Natrium sulfat (Na2SO4), Kalsium klorida (CaCl2), dan
Kalsium sulfat (CaSO4).
2. Ditambahkan 0,05 g setiap senyawa, lalu ditambahkan 2 mL air ke dalam
tabung reaksi dan dikocok untuk mencampur zat (agar zat homogen).
3. Dicatat setiap kecenderungan kelarutan dari empat senyawa yang
ditentukan pada Langkah 1. Berikan penjelasan untuk
pengamatan.
C. MENENTUKAN KONDUKTIVITAS LISTRIK
BEBERAPA LARUTAN
1. Ditambahkan 20 mL salah satu larutan ke dalam gelas ukur :
a) Distilled water
b) Etanol
c) Asam asetat glasial
d) 0,1 M NaCl
e) 0,1 asam asetat
f) 0,1 NaOH
g) 0.1 M kalsium sulfat
2. Dimasukkan elektroda detektor konduktivitas ke dalam larutan. Dicatat
pengamatan
3. Dibilas elektroda dengan aquades.
4. Diulangi Langkah 2 – 3 untuk setiap larutan pada Langkah 1
5. Dibandingkan konduktivitas listrik Natrium klorida (NaCl),
Kalsium sulfat (CaSO4), dan air suling.
6. Dibandingkan konduktivitas listrik dari Asam asetat glasial (CH3COOH,
99,9%), Asam asetat (CH3COOH) 0,1 M dan air suling.
7. Dibandingkan konduktivitas listrik Asam asetat 0,1 M, HCl 0,1 M, dan
aquades.
8. Dibandingkan konduktivitas listrik dari 0,1 M Natrium hidroksida
(NaOH), dan aquades.
VI. SKEMA KERJA
Senyawa yang merupakan elektrolit kuat adalah NaOH, HCl, NaCl, dan
Kalsium sulfat (CaSO4) karena, senyawanya yang kuat ditandai dengan adanya
gelembung. Senyawa yang merupakan elektolit lemah seperti CH3COOH ditandai
dengan sedikitnya gelembung dan amperemeter pada konduktivitimeter bergerak
hanya sedikit.
Dan senyawa yang termasuk senyawa nonelektrolit (seperti air suling dan
aquades) ditandai dengan tidak ada dijumpai gelembung dan amperemeter pada
konduktivitimeter tidak bergerak sama sekali.
X. DAFTAR PUSTAKA
Harjadi ,W.1990.Ilmu Kimia .Jakarta:Gramedia
Wolynes, P. G. (1980). "DYNAMICS OF ELECTROLYTE SOLUTIONS "
Annual Reviews Inc.
R.A. Robinson, R. H. S. (2002). "Electrolyte Solutions: Second
Revised Edition."