Anda di halaman 1dari 2

Nama: Farisa Putriana Dewi

NIM: 201910170311146
Kelas Akuntansi 3D

LAPORAN SINGKAT
A. PENDAHULUAN

Mononatrium glutamat, monosodium glutamat (MSG), atau natrium/sodium


glutamat merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah
satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami. MSG telah
digunakan secara aman selama lebih dari 100 tahun untuk membumbui makanan.
Selama jangka waktu ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memperjelas peranan,
manfaat, dan keamanan MSG. Pada saat ini, badan-badan internasional dan nasional
untuk keamanan zat tambahan makanan menganggap MSG aman untuk dikonsumsi
manusia sebagai penguat cita rasa.
Dalam industri makanan komersial, MSG banyak digunakan terutama oleh
restoran cepat saji dan produsen makanan siap konsumsi, seperti mie instan, sup
kalengan, dan bumbu siap pakai. Sayangnya, tidak semua produk mencantumkan MSG
atau Monosodium Glutamate, namun dengan nama lain seperti hydrolyzed
protein, sodium caseinate, dan nama lainnya. Batas konsumsi MSG yang dianjurkan
adalah sekitar 2.5 - 3.5 gram MSG (setengah sendok teh) setiap hari untuk orang dengan
berat badan 50 - 70 kg. Batas konsumsi MSG untuk anak-anak tentu lebih sedikit dari
anjuran tersebut.

B. PERMASALAHAN

Sempat beredar isu terkait kehalalan produk penyedap masakan dan mie instan
yang biasa dikonsumsi masyarakat. LPPOM MUI pun beri klarifikasi terkait hal ini.
Di media sosial sempat beredar kabar bahwa beberapa produk makanan terkenal
mengandung babi. Padahal produk ini sudah tersertifikasi Halal MUI. Dalam berita viral
itu dikatakan ada delapan produk diteliti berdasarkan permintaan Dewan Penasehat
sebuah pondok pesantren di Kediri. Hasilnya empat produk yaitu Masako, MSG
Ajinomoto, MSG Sasa, dan bumbu Indomie Goreng positif mengandung babi.
Berdasarkan hasil audit/penelusuran bahan tidak ditemukan adanya kandungan
babi sehingga MUI mengeluarkan sertifikat halal dengan rincian sebagai berikut:
 Produk MSG SASA dan Tepung Bumbu SASA dari PT. Sasa Inti, dengan nomor
Sertifikat Halal MUI 00060007870398 yang berlaku hingga tanggal 20 Juli 2018.
 Produk MASAKO, MSG AJINOMOTO, Tepung Bumbu SAJIKU dan Saos Tiram
SAORI dari PT. Ajinomoto Indonesia, dengan nomor Sertifikat Halal MUI
00060008910908 yang berlaku hingga tanggal 24 November 2017.
 Produk INDOMIE Mi Instan Goreng dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.,
dengan nomor Sertifikat Halal MUI 00090000300799 yang berlaku hingga
tanggal 27 September 2018.
 Produk ROYCO dari PT. Unilever Indonesia Tbk., dengan nomor Sertifikat Halal
MUI 00060046730108 yang berlaku hingga tanggal 23 Maret 2018 dan nomor
Sertifikat Halal MUI 00060028330204 yang berlaku hingga tanggal 20 September
2018.
Hasil analisis laboratorium dari sampel pasar yang menggunakan metode real
time PCR juga menguatkan hasil audit yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tidak
terdeteksi adanya kandungan babi dalam produk-produk tersebut di atas.

C. PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa produk-produk yang diduga mengandung babi dan


sedang beredar di masyarakat dianggap hoax dan palsu. Kandungan MSG yang diduga
mengandung babi sudah tersertifikasi halal melalui lembaga MUI dan dijamin
keasliannya. Sehingga tidak akan ada berita-berita hoax lagi mengenai MSG atau
bumbu-bumbu yang beredar menggunakan bahan lemak babi karena MSG juga
merupakan suatu kebutuhan yang digunakan untuk memasak pada sehari-hari.

SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Mononatrium_glutamat
https://www.lemonilo.com/blog/mengenal-msg-dan-pengaruhnya-pada-kesehatan
https://turnbackhoax.id/2017/09/30/hoax-produk-produk-bumbu-penyedap-masakan-
mengandung-babi/

Anda mungkin juga menyukai