Anda di halaman 1dari 2

Fase-Fase Diet Ketofastosis

Saat menjalani diet ketofastosis, ada tiga fase yang akan kamu lewati, yaitu fase induksi, fase
konsolidasi, dan fase maintenance (pemeliharaan):

1. Fase Induksi

Fase ini bertujuan agar tubuh dapat beradaptasi dengan asupan lemak sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, kamu perlu mengurangi asupan karbohidrat hingga hanya 10 gram per hari. Saat
kamu menekan jumlah asupan karbohidrat per hari dan menggantinya dengan asupan lemak yang
lebih banyak, maka lama-kelamaan tubuhmu akan bisa beradaptasi untuk mengubah asupan
lemak menjadi energi.

Menu makanan yang dianjurkan dalam fase induksi hanya yang berasal dari sumber hewani,
seperti seafood, ayam, telur, dan daging. Kamu juga disarankan untuk berpuasa (tetapi, tetap
boleh minum air dan minuman bebas kalori lainnya) selama 16-18 jam. Fase induksi ini hanya
berlangsung sekitar 2—3 hari. Kamu juga perlu berolahraga minimal 30—45 menit per hari agar
berat badan dapat turun dengan cepat.

2. Fase Konsolidasi

Pada fase ini, kamu boleh mulai memasukkan unsur nabati dan sayur dalam menu makananmu
sehari-hari. Namun, belum disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan terlebih dahulu. Ketika
memasuki fase konsolidasi, tubuh kamu sudah terbiasa menggunakan lemak sebagai bahan bakar
utama metabolisme. Namun, bila mengonsumsi sayur-sayuran membuat kadar gula darah dalam
tubuhmu meningkat hingga lebih dari 90 miligram/deciliter, maka kamu diharuskan kembali ke
fase induksi agar kondisi tubuh kembali ke karakteristik dasar. Jalanilah fase konsolidasi sekitar
1 minggu sampai 1 bulan lamanya.

3. Fase Maintenance

Di fase ini biasanya tubuh sudah menjadikan lemak sebagai sumber bahan bakar metabolisme.
Kamu pun boleh memasukkan buah-buahan ke dalam daftar makanan. Penting juga untuk
memeriksa kadar gula darah setiap saat agar tidak melebihi 90 miligram/deciliter dan menjaga
total karbohidrat di bawah 20 gram per hari.

Pada fase maintenance, pengikisan lemak cadangan dan hormon-hormon tubuh pun sudah
berjalan optimal. Kamu juga sudah memiliki kemampuan endurance yang lebih kuat di fase ini.
Dalam menentukan menu makanan, gunakan perbandingan rasio 3:1, yakni 75 persen lemak
berbanding 25 persen protein dengan kombinasi karbohidrat sebesar 10 persen.
Diet ketogenik adalah istilah yang digunakan untuk pola makan dengan kandungan karbohidrat
yang sangat rendah namun tinggi lemak. Jika pada umumnya diet menghindari lemak, diet keto
justru menekankan asupan tinggi lemak, protein yang sedang, dan rendah karbohidrat. Sehingga
harapannya, kalori harian yang didapat, yaitu sekitar 70% – 75% dari lemak, 20% dari protein,
dan 5% dari karbohidrat.

Pada proses ini, tubuh akan memasuki fase yang disebut sebagai ketosis, yaitu saat seseorang
tidak mengonsumsi karbo atau mengonsumsi sedikit sekali karbohidrat. Nah dalam kondisi
kekurangan karbohidrat, tubuh akan mulai membakar lemak untuk dijadikan sebagai sumber
energi.

Diet ketofastosis merupakan gabungan dari diet ketogonik dan fastosis. Jika ketogenik
merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein sedang, maka
fastosis adalah fasting on ketosis yang artinya puasa dalam keadaan ketosis. Lamanya puasa
berkisar dari 6 – 12 jam, bahkan lebih, bergantung kondisi tubuh masing-masing individu.

Sebenarnya, fastosis adalah usaha mengembalikan pola hidup manusia sebenarnya, yang akan
menghasilkan pola makan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi metabolisme lemak
yang optimal.

efek dari diet ketogenik


Diet ketogenik

Meski terdengar sebagai diet yang sempurna, pakar nutrisi memperingatkan Anda tentang
berbagai efek samping yang mungkin saja muncul. Pertama, dibutuhkan waktu selama dua
hingga empat pekan untuk pola makan seperti ini supaya tubuh menyesuaikan diri dan masuk
dalam fase ketosis.

Kedua, jika tubuh tidak memasuki fase ketosis dan Anda tidak memiliki cukup karbohidrat
sebagai bahan bakar tubuh, efek buruknya Anda tidak akan kehilangan lemak. Konsumsi lemak
yang berlebihan juga akan memberikan efek samping bagi tubuh seperti peningkatan kolesterol
atau trigliserida. Apalagi jika sumbernya berasal dari lemak jenuh maupun lemak trans yang
banyak ditemukan dalam makanan yang digoreng, dan lain sebagainya.  

Seperti diketahui, untuk mendapatkan metabolisme tubuh yang sehat, tubuh memerlukan
keseimbangan nutrisi. Termasuk karbohidrat. Jika Anda sembarangan membatasi asupan
karbohidrat, maka ada beberapa efek buruk yang bisa terjadi pada tubuh. Di antaranya rasa lapar
terus-menerus dan pusing. Anda juga berisiko menjadi lemas dan mudah mengantuk.

Anda mungkin juga menyukai