Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR KERJA

TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


===========================================
NAMA / NIM : Kartika Dwi Sekar Arum
KELAS /KELOMPOK : D-THP / 7
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Praktikum Ke- :2
Tanggal : 23 September 2020
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Materi Praktikum : Organ Indera Ikan

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui organ indera pada ikan

Alat dan Bahan


Alat : Pinset , piring

Bahan : Ikan lele

Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Amati ikan dan tentukan organ inderanya
3. Tunjukkan satu persatu dari organ tesebut beserta menjelaskan fungsi dari masing-
masing organ indera
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================

Hasil :

Keterangan :
A. Nares/hidung B. Mata C. Mulut/bibir D. Barbels
E. Linea literalis

Pembahasan :

 Indera penglihatan
Bagi sebagian besar jenis ikan baik yang ekonomis penting maupun yang tidak, indra
penglihat merupakan indra utama yang memungkinkan terciptanya pola tingkah laku
terhadap keadaan lingkungannya. Indra penglihat ikan akan mempunyai sifat khas tertentu
oleh adanya berbagai faktor seperti jarak penglihatan yang jelas, kisaran dari cakupan
penglihatan, warna yang jelas, kekontrasan, kemampuan membedakan obyek yang
bergerak, dan lain-lain. Bola mata ikan pada umumnya terdiri atas kulit mata, kornea mata,
iris mata, lensa mata, retina mata, dan bonggol saraf mata. Ikan sebagaimana jenis hewan
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
lainnya mampu melihat pada siang hari yang berkekuatan penerangan beberapa ribu lux
sampai pada keadaan yang hampir gelap sekalipun. Hal ini karena struktur retina mata ikan
yang berisi reseptor (rod dan cone) dari indra penglihatan sangat bervariasi tergantung dari
jenis ikannya.
Ikan mampu mengindra melalui matanya pada hampir seluruh bagian dari lingkungan
sekelilingnya, kecuali apa yang disebut sebagai dead zone. Jarak penglihatan ikan
tergantung pada ketajaman dan kekontrasan (sifat indra penglihatan) serta keadaan
penglihatan dalam air.
Berbagai jenis ikan yang banyak kita jumpai pada lapisan air yang dangkal yang banyak
menerima cahaya matahari pada waktu siang, pada umumnya ikan-ikan tersebut mampu
membedakan warna, sedangkan beberapa jenis ikan penghuni laut dalam di mana tidak
semua jenis cahaya dapat menembusnya, maka banyak di antara mereka yang tidak dapat
membedakan warna. Ketajaman warna yang dapat dilihat (kekontrasan) oleh mata ikan
merupakan hal yang penting untuk memungkinkan ia membedakan benda-benda dengan
ukuran tertentu dari suatu jarak yang cukup jauh. Semakin kabur tampaknya sesuatu benda
bagi mata ikan, maka kemampuan menangkap kekontrasan benda tersebut semakin
berkurang.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa ikan mempunyai kemampuan melihat pada
waktu siang dengan kekuatan penerangan ratusan ribu lux dan dalam keadaaan hampir
gelap sama sekali menunjukkan bahwa kuat penerangan itu erat kaitannya dengan tingkat
sensitivitas penglihatan ikan, dengan kata lain berkurangnya derajat penerangan akan
menyebabkan berkurangnya jarak penglihatan ikan. Telah diketahui bahwa berbagai jenis
ikan laut pada umumnya selalu berusaha untuk meningkatkan sensitivitas mereka, oleh
sebab itu beberapa jenis ikan mempunyai mata yang besar bahkan pada beberapa jenis ikan
laut dalam, mata tersebut sangat besar dengan pupil yang besar dan reseptor rod yang
sangat panjang serta adanya pergerakan photomekanik dari elemen-elemen retina. Beberapa
spesies ikan bahkan mempunyai apa yang dinamakan tapetum lucidum yaitu elemen
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
tertentu yang membantu memperbesar jumlah cahaya yang diterima oleh reseptor (cone dan
rod) sebagaimana halnya reflektor pada lampu blits, sedangkan untuk dapat
mempertahankan jumlah cahaya maksimum yang dapat diterima oleh reseptor, beberapa
jenis ikan memiliki retina dengan pigmen retina yang banyak. Pigmen retina tersebut
mempunyai kemampuan menyerap sinar yang terlalu banyak sebelum mencapai reseptor.
Sensitivitas mata ikan laut pada umumnya sangat tinggi. Kalau cahaya biru hijau yang
mampu diterima mata manusia hanya 30%, mata ikan mampu menerimanya sampai 75%.
Pada retina mata beberapa jenis ikan laut (perairan dalam) menerimanya sampai 90%.
Beberapa jenis ikan yang hidup di perairan pantai memiliki sensitivitas mata yang tinggi
sehingga dapat mengindra mangsanya dari kejauhan 100 m sejak pagi sampai senja hari
(Woodhead, 1966 in Gunarso, 1985).

 Indera penciuman
Organ penciuman ikan sangat berbeda dengan hewan lain, organ ini menggambarkan
tingkat perkembangan dan habitat ekologis. Evans (1940) mengemukakan Cyclostome pada
ikan adalah monorhinal, yaitu mempunyai satu organ penciuman pada satu lubang hidung.
Pada spesies ikan teleost, antara organ penciuman dengan organ pernafasan tidak
berhubungan langsung. Brown (1957) juga mengatakan bahwa pada kelompok ikan
bertulang keras, kedua lubang olfaktori selalu berada di dorso anterior bagian depan kepala
ikan dan tidak berhubungan langsung dengan laju pernafasan. Brown (1957)
mengungkapkan bahwa selama ikan berenang terutama pada saat air masuk ke mulut pada
saat bernafas, air tersebut akan keluar melalui masing-masing lubang organ penciuman.

Selama ikan berenang, air memasuki bagian anterior dan keluar melalui posterior naris
(Evans, 1940). Brown (1957) juga mengungkapkan pada semua jenis ikan, setiap lubang
olfaktori mempunyai dua lubang yang terpisah, anterior inlet dan posterior outlet, sehingga
pada saat ikan berenang, air masuk dan keluar melalui kedua lubang tersebut.
Sebagian besar hewan bertulang belakang, letak olfactory bulb berdekatan dengan dinding
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
rongga hidung dan bidang olfaktorinya pendek. Akan tetapi, pada jenis ikan bertulang
keras, letak olfactory bulb dipisahkan dari teleacephalon oleh bidang olfactory yang
panjang (Schnitzlein, 1964; Nieuwenhuys, 1967 diacu dalam Hoar dan Randall, 1970).

Reseptor pembau mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk signal elektrik yang
berasal dari gerakan silia, disebabkan oleh arus yang lemah yang melewati lamella,
selanjutnya informasi tersebut diteruskan ke sistem syaraf pusat (Fujaya, 2004). Adoran
dan Ludwig (1938) diacu dalam Brown (1957) menyatakan bahwa olfactory bulb
dihubungkan oleh otak bagian depan oleh urat syaraf yang berukuran panjang sekitar 2 cm.
Rangsangan kimiawi diteruskan ke otak oleh neuron reseptor penciuman melalui
serangkaian molekuler yang teratur. Proses tersebut dimulai dengan adanya bau yang
mengenai permukaan mukosa (Hara, 1992 dalam Pitcher, 1993). Penciuman ikan juga
sangat sensitive terhadap bahan organik maupun anorganik. Ikan dapat mengenal bau
mangsa, predator, dan spesies sejenisnya. Bau-bau tersebut larut dalam air dan merangsang
reseptor pada organ olfaktoris ikan sehingga menimbulkan reaksi terhadap ikan tersebut

Menurut Lee dan Meyers (1996) tingkah laku crustacea diklasifikasikan berdasarkan
responnya terhadap rangsangan kimia menjadi lima fase, yaitu:
1. Deteksi (detection), dimana hewan menjadi sadar akan kehadiran rangsangan kimia.
Persepsi sinyal kimia oleh chemoreceptor di antennule, mulut dan pereipod;
2. Orientasi (orientation), dimana hewan mempersiapkan untuk melakukan gerakan karena
tertarik atau menolak. Posisi krustasea berubah relatif terhadap posisi sebelum stimulasi,
tetapi tidak bergerak dan terus melakukan respon seperti pada fase 1;
3. Pergerakan (locomotion), di mana terjadi pergerakan karena tertarik atau menolak.
Krustasea mulai melakukan gerakkan, baik menuju atau menjauhi dari sumber sinyal
kimiawi, dan sesekali terus melakukan respon seperti pada fase 1 dan fase 2;
4. Inisiasi untuk makan (initiation of feeding), di mana hewan mulai menangani dan
mengkonsumsi makanan (incitant atau menekan). Krustasea tiba pada sumber sinyal kimia,
berhenti bergerak dan menangani makanan dengan cheliped dan bagian mulut sehingga
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
chemoreceptor terkena sinyal kimiawi. Krustasea terus melakukan respon seperti pada fase
1 dan fase 2; dan
5. Kelanjutan atau penghentian makan (continuation or termination of feeding), dimana
hewan makan sampai kekenyangan atau jera. Krustasea baik menelan atau menolak
makanan, mengakhiri makan dan terus melakukan respon seperti pada fase 1, fase 2 dan
fase 4.

 Indera perasa
indra perasa mereka ialah kuncup yang ada di dalam mulut, kulit kepala, lidah, dan
bibirnya. Selain itu, ada jenis ikan yang indra perasanya hanya dengan kumis. Ikan tersebut
dapat mengetahui rasa dari sesuatu sebelum masuk ke mulunya karena mereka merabanya
menggunakan kumis (Gul, 2007). Organ perasa dipengaruhi oleh rangsang kimia. Organ
yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah kuncup perasa yang tertanam di dalam ephitel
ectodermal. Pada ikan, kuncup perasa umumnya berupa perasa pharyngeal dan juga
terdapat dalam kulit

Fungsinya yaitu mengetahui perubahan getaran dan pergerakan pada kolom air di
sekitarnya, dapat mendeteksi pergeseran atau perpindahan massa air akibat pergerakan ikan
atau gerakan lainnya, dan mengubahnya menjadi impuls listrik melalui suatu sinapsis
penerima rangsang.

 Indera pendengar
Pendengaran adalah sistem sensorik penting bagi sebagian besar spesies ikan. Ambang
pendengaran dan kemampuan untuk melokalisasi sumber suara dikurangi di bawah air, di
mana kecepatan suara lebih cepat daripada di udara. Pendengaran di bawah air dilakukan
dengan konduksi tulang , dan lokalisasi suara tampaknya bergantung pada perbedaan
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
amplitudo yang dideteksi oleh konduksi tulang. Dengan demikian, hewan air seperti ikan
memiliki alat bantu dengar yang lebih khusus yang efektif di bawah air.
Ikan dapat merasakan suara melalui gurat sisi dan otolith (telinga) mereka. Beberapa
ikan, seperti beberapa spesies ikan mas dan herring , mendengar melalui kantung renang
mereka, yang berfungsi seperti alat bantu dengar.
Pendengaran berkembang dengan baik pada ikan mas , yang memiliki organ Weberian ,
tiga proses tulang belakang khusus yang mentransfer getaran di kantung renang ke telinga
bagian dalam.
Meskipun sulit untuk menguji pendengaran hiu, mereka mungkin memiliki indra
pendengaran yang tajam dan mungkin dapat mendengar mangsa dari jarak yang sangat
jauh. Lubang kecil di setiap sisi kepala mereka (bukan spirakel ) mengarah langsung
ke telinga bagian dalam melalui saluran tipis. Gurat sisi menunjukkan susunan yang serupa,
dan terbuka ke lingkungan melalui serangkaian bukaan yang disebut pori-pori gurat sisi. Ini
adalah pengingat akan asal mula yang sama dari dua organ pendeteksi getaran dan suara
yang dikelompokkan bersama sebagai sistem akustik-lateralis. Pada ikan bertulang
dan tetrapoda , lubang luar ke telinga bagian dalam telah hilang.\

 Barbels
Barbel adalah organ sensorik yang ramping seperti kumis di dekat mulut . Ikan yang
memiliki barbels termasuk ikan lele,ikan mas, goatfish , hagfish, sturgeon, zebrafish , black
dragonfish dan beberapa spesies hiu seperti sawshark . Barbel menampung indera
perasa ikan semacam itu dan digunakan untuk mencari makanan di air keruh.Pada sebagian
besar spesies ikan, barbel digunakan untuk membantu perolehan makanan di perairan yang
memiliki jarak pandang rendah karena kondisi cahaya redup atau perairan keruh. Reseptor
rasa mampu mendeteksi enzim di dalam air dan membantu ikan mengidentifikasi apakah
itu dari kemungkinan sumber makanan atau kemungkinan sumber bahaya. Pemulung
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
zona abisal Coryphaenoides armatus memiliki seekor barbel rahang bawah kecil yang
mereka gunakan untuk mencari bangkai di dasar laut untuk dimakan. 

 Adipose eyelid
Kelopak mata adiposa adalah kelopak mata transparan yang ditemukan pada ikan ,
menutupi sebagian atau seluruh mata. Mereka paling sering ditemukan pada ikan laut
dalam ( bentik ), tetapi juga dapat dilihat pada ikan non-bentik. Beberapa ikan yang
ditemukan adipose eyelid antara lain: ikan bandeng, isospondyl seperti herring, jack,
mullet, dan mackerel. Anatomi keseluruhan kelopak mata memainkan peran penting dalam
memahami kemungkinan tujuannya. Meskipun tujuan sebenarnya dari struktur tubuh ini
tidak diketahui, secara umum diterima bahwa kelopak mata berperan dalam mempengaruhi
penglihatan ikan atau berfungsi untuk melindungi ikan. Ada empat teori yang
diajukan. Yang pertama adalah kelopak mata dapat bertindak sebagai lensa, meningkatkan
kemampuan ikan untuk fokus pada objek tertentu dan menafsirkan lingkungan sekitarnya
dengan lebih baik. Yang kedua adalah memberi ikan kemampuan melihat cahaya
terpolarisasi. Teori ketiga adalah bahwa itu dapat menghalangi sinar ultraviolet, dan
terakhir, teori keempat adalah kelopak mata berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap
benda asing di perairan. Para ilmuwan masih tidak yakin tentang implikasi biologis untuk
teori kedua. Teori pertama lebih praktis karena adanya fitur ini pada ikan laut
dalam. Kemampuan untuk melihat lebih baik ini sangat penting untuk kelangsungan hidup
mereka karena jarak pandang sangat berkurang di bagian laut yang lebih dalam. Namun
kebalikannya dapat dikatakan untuk ikan non-bentik karena ada lebih banyak cahaya di
dekat permukaan laut, jadi tidak perlu ada kebutuhan akan indra penglihatan yang lebih
kuat.
Kebanyakan kelopak mata adiposa dipisahkan menjadi bagian anterior dan
posterior, biasanya disebut lapisan. Lapisan ini juga bervariasi jumlahnya, mulai dari tiga
hingga lima, tergantung pada ikannya. Lapisan-lapisan tersebut disusun secara paralel,
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
relatif terhadap sirip punggung hingga perut ikan. Pengaturan ini menghasilkan kelopak
mata yang positif secara optik, yang berarti bahwa sejumlah dan jenis cahaya tertentu dapat
masuk ke mata. Kelopak mata juga mampu menyaring panjang gelombang cahaya tertentu
dan memiliki indeks bias cahaya yang berbeda. Kulit kelopak mata adalah yang paling tipis
di atas bola mata dan mulai menebal saat berpindah ke pipi dan wajah ikan.
Jaringan epitel dan jaringan ikat yang terbentuk dari beberapa serat kolagen merupakan
komponen utama dari lapisan tersebut. Pada beberapa ikan, ada tiga lapisan, dengan lapisan
tengah terbuat dari jaringan ikat, yang membantu mengikat dua lapisan epitel lainnya
menjadi satu.
Satu detail khusus tentang kelopak mata adiposa adalah kemampuannya untuk
menyaring panjang gelombang cahaya tertentu. Misalnya, ikan yang berbeda memiliki
konsentrasi jaringan epitel yang berbeda di kelopak mata mereka. Namun, ada rentang yang
akan disaring sebagian besar kelopak mata. Kebanyakan kelopak mata adiposa dapat
menyaring cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dari 305
nanometer. Fakta lainnya adalah kelopak mata ini juga dapat memantulkan cahaya dan
tingkat pantulan ini sesuai dengan polarisasi cahaya dan sudut penyinarannya. Untuk
menguji rentang ini, kelopak mata ikan yang berbeda dipaparkan pada cahaya yang
dihasilkan dari fotometer dan mikroskop polarisasi.

 Nictitating Membrane
The nictitating membrane (NM), juga disebut kelopak mata ketiga. Membran
pengelip (dari bahasa Latin nictare , hingga berkedip) adalah kelopak mata ketiga yang
transparan atau tembus cahaya yang terdapat pada beberapa hewan yang dapat ditarik
melintasi mata dari kantus medial untuk perlindungan dan melembabkannya sambil
mempertahankan penglihatan. Hiu memiliki selaput pengelip penuh, sebagian
kecil sisa membran tetap berada di sudut mata.
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
Sering disebut kelopak mata atau haw ketiga , dalam terminologi ilmiah dapat disebut
sebagai plica semilunaris , membrana nictitans , atau palpebra tertia. Membran tersebut
dapat digunakan untuk melindungi mata saat hiu menyerang mangsa.

 Ampullae of Lorenzini
Sensor listrik yang dikenal dengan Impuls Lorenzini (Ampullae of Lorenzini) dimiliki oleh
ikan cucut. Dinamakan demikian karena yang pertama kali menemukannya adalah seorang
Italia bemama Stefano Lorenzini yang menulis dalam bukunya yang berjudul
"Osservazeoni torpedini fatte da Stefano Lorenzini Fiorentiono" pada tahun 1678.
Pemberian nama organ tersebut dengan nama "Ampullae of Lorenzini” diberikan oleh
seorang anatomis Jerman yang bernama F. Nboll pada tahun 1868 sebagai penghormatan
terhadap doktor Italia tersebut. Organ sensorik ini merupakan bagian dari system syaraf
yang berupa pori-pori kecil yang tersebar di bagian kepala ikan cucut yang terletak
beberapa sentimeter di bawah kulit dan dihubungkan dengan bagian luar tubuh oleh suatu
substansi gelatin, dalam bentuk pori-pori yang jumlahnya ratusan dan tersebar di daerah
kepala sampai ujung snout. Dalam prakteknya, impuls lorenzini berfungsi sebagai reseptor
listrik. Reseptor-reseptor ini dapat menangkap impuls-impuls listrik yang dikeluarkan oleh
setiap makhluk hidup terutama ketika melakukan pergerakan/ kontraksi, sehingga organ ini
berfungsi untuk mengidentifikasi keberadaan mangsa, baik yang berada di dalam gelap
maupun yang bersembunyi di bawah pasir. Meskipun mangsa ikan cucut mempunyai
kemampuan untuk berkamuflase, tapi cucut tetap dapat mendeteksi keberadaannya melalui
energi listrik yang dikeluarkan oleh tubuh mangsa tersebut. Dengan kemampuan ini, cucut
dapat dikatakan seperti memiliki kompas geomagnetik di dalam tubuhnya sehingga mereka
dapat menentukan arah dengan akurat, dan dapat melakukan migrasi dalam kisaran daerah
yang luas dapat berkumpul di suatu area khusus untuk memijah seperti dilakukan oleh jenis
cucut martil dan cucut paus (BRES, 1993; MOJETTA, 1997; PYERS, 2000).
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================

Daftar Pustaka :
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================
Syam, A.R. dan Satria, H.2009. Adaptasi Fisiologis Retina Mata dan Tingkah Laku Ikan
terhadap Cahaya.Vol.2
Adlina nadia dan Aristi Dian Purnama Fitri.2014. PERBEDAAN UMPAN DAN
KEDALAMAN PERAIRAN PADA BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN
RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN BETAHWALANG, DEMAK.vol.3
Buharnuddin, A,I.2010.Ikhtiologi
Herring, Peter. 2002.Biologi Laut Dalam. New York: Oxford
Eakin, RR, Eastman, JT dan Vacchi, M. (2006). Dimorfisme seksual dan struktur mental
barbel di ikan rampasan Georgia Selatan Artedidraco mirus (Perciformes: Notothenioidei:
Artedidraconidae). Polar Biology 30, 45–52.
Chang, C.-H .; Chiao, C.-C .; Yan, HY (2009). "Struktur dan kemungkinan fungsi kelopak
mata ikan bandeng Chanos chanos adipose". Jurnal Biologi Ikan . 75 (1): 87–99
Ankel-Simons, F. (2007). Primate Anatomy (edisi ke-3rd). Pers Akademik. p. 471. ISBN  978-0-12-
372576-9 
Fahmi.2003. BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN CUCUT. Oseana, Volume XXVIII,
Nomor 2, 2003: 21-29.
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
===========================================

Anda mungkin juga menyukai