Anda di halaman 1dari 5

ERMA DESI ILHAMNI

1810532035

UTS MK 1

SOAL 1

Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat dalam individu, kelompok, atau
perusahaan untuk menyebutkan bagaimana dana, alat-alat, atau wewenang yang diberikan pihak
ketiga, apakah dana tersebut sudah dipakai dan digunakan? Dan digunakan untuk apa?
Perusahaan harus bisa menyebutkan bagaimana mereka memakai asal dananya dan apa yang
telah dia capai sebagai pertanggungjawaban pada orang yang berkepentingan serta penerima
manfaat. Semua yang berkepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan
kewenangan digunakan.

Konsistensi (Consistency)

Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak
berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan pada
organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu
pertanda bahwa terdapat manipulasi dalam pengelolaan keuangan

Kelangsungan Hidup (Viability)

Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat strategi hingga operasional wajib
sejalan atau disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan
suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manajer organisasi harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan strateginya dan memenuhi kebutuhan keuangan.

Transparansi (Transparency)
Perusahaan harus terbuka mengenai pekerjaannya, menyediakan informasi yang berkaitan
dengan rencana dan aktivitasnya kepada para orang yang berkepentingan. Termasuk didalamnya
menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat waktu, serta dapat diakses dengan
mudah oleh para manajemen yang berkepentingan dan penerima manfaat. Apabila perusahaan
tidak transparan, hal ini menandakan ada sesuatu hal yang disembunyikan.

Standar Akuntansi (Accounting Standards)

Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan perusahaan harus sesuai dengan prinsip dan
standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Hal ini berarti setiap akuntan di seluruh dunia dapat
sepaham dan mengerti sistem yang digunakan.

Integritas (Integrity)

Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya, individu yang terlibat wajib  memiliki integritas
yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui
kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.

Pengelolaan (Stewardship)

Perusahaan harus dapat mengelola dan menggunakan dana yang telah diperoleh dengan baik dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.

SOAL 2

a. Rasio keuangan adalah suatu alat untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan dengan
menggunakan data-data keuangan perusahaan tersebut .jadi dapat disimpulkan tentu bisa
menilai keberhasilan perusahaan dengan segala data yang ada
b. Rasio likuiditas 2018 : 92,7%
Rasio likuiditas 2019 : 85,7%
Dari rasio yang didapat diketahui untuk 2018 memiliki keunutngan yang tinggi dimana utang
lanacar yang sedikit dan asset yang banyak ,sementara 2019 mengalami penurunan diaman
asset menurun dan utang bertambah. Jadi tinggakat keberhasilan paling baik terjadi 2018

SOAL 3

1. Memahami Kebutuhan dan Kemampuan Perusahaan

Untuk tahap pertama dari hal yang perlu diperhatikan ketika membuat anggaran perusahaan
adalah memahami kebutuhan dan kemampuan perusahaan itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan
adanya perbedaan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sehingga sebuah perencanaan
tidak bisa dibuat sama rata pada masing-masing perusahaan.

2. Meninjau Besaran Anggaran Setahun Terakhir

Tahapan selanjutnya yang bisa diperhatikan sebelum membuat anggaran perusahaan adalah
meninjau besaran anggaran setahun terakhir. Ini bisa menjadi sebuah data yang valid mengenai
perkembangan keuangan didalam perusahaan itu sendiri setahun terakhir.

3. Menyusun Panitia Penanganan Anggaran

Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat anggaran perusahaan lainnya adalah menyusun
panitia untuk membuat anggaran itu sendiri. Jadi perusahaan tidak perlu menyusun sebuah
anggaran tanpa perhitungan matang dari pelaksana yang mumpuni di bidangnya. Untuk
panitianya sendiri bisa berasal dari staf bidang keuangan yang dibawahi langsung oleh pihak
management perusahaan untuk mengawal perencanaan.

4. Menentukan Pedoman Anggaran

Langkah selanjutnya sebelum membuat sebuah anggaran adalah membuat pedoman dasar dari
anggaran itu sendiri. Dimana didalamnya berisi rencana besar yang meliputi tujuan,asumsi dan
keuntungan dengan perencanaan yang dibuat tersebut. Pemetaan dan pembuatan pedoman ini
menjadi penting untuk dijadikan pegangan agar pembuahan tidak melebar kemana-mana.
5. Membuat Persiapan Anggaran

Pada tahapan ini sendiri pihak terkait bisa mendapatkan informasi kebutuhan lewat pelaporan
masing-masing divisi dalam perusahaan. Jadi tidak hanya menjadi tugas dari perencana
keuangan tetapi juga sinergi dari berbagai elemen di dalam sebuah perusahaan. Persiapan ini
didalamnya meliputi koordinasi antar bidang, pembuatan laporan keuangan hingga mengarah
pada tahapan lanjutan.

6. Membuat Perencanaan Anggaran Sesuai Jenis Kebutuhan

Seperti yang sudah disinggung pada bagian diatas sebelumnya bahwa anggaran itu memiliki
banyak jenis kebutuhan. Seperti penjualan, beban pendapatan, produksi, operasional dll itu wajib
untuk dibuat peta alokasinya sebaik dan sedetail mungkin. Pengalokasian keuangan yang terarah
sesuai jenis kebutuhan dalam setiap bidang akan memudahkan keuangan perusahaan untuk
berkembang.

7. Penentuan Besaran Anggaran

Jangan lupa untuk membuat besaran rencana keuangan masing-masing divisi dan bidang yang
bisa disesuaikan kebutuhan. Tentu saja dengan melakukan observasi atau konsultasi bidang
terkait. Jangan melewatkan bagian yang ini agar tidak salah dalam menentukan besaran
keuangan yang harus digelontorkan dan tidak terjadi pembengkakan keuangan.

8. Membuat Rencana Pendistribusian pada Masing-Masing Bidang

Setelah membuat berbagai tahapan diatas maka langkah selanjutnya adalah membuat
perencanaan distribusi pada masing-masing bidang. Harus dibuat dengan jelas mengenai besaran
dan sistematika pendistribusian keuangan tersebut agar meminimalisir kesalahan. Tahapan ini
tidak boleh diabaikan agar keuangan yang masuk pada setiap bidang dan divisi bisa tepat tersalur
tanpa ada praktik KKN.
9. Melakukan Rapat Verifikasi oleh Perencana Keuangan

Setelah melakukan berbagai tahapan sebelumnya yang harus melewati banyak persiapan dan hal
maka selanjutnya bisa melakukan rapat verifikasi. Pada bagian ini baik dari tim penentu
keuangan dan divisi antar bidang bisa melakukan pengajuan keuangan yang final. Sebelum
nantinya disahkan oleh management berwenang dan melakukan pendistribusian dan pelaksanaan
keuangan sebaik mungkin.

10. Membuat Pelaksanaan Sebaik Mungkin

Nah langkah terakhir dari tahapan pembuatan sebuah rencana keuangan perusahaan adalah
membuat pelaksanaan sebaik mungkin. Bisa dengan melakukan trial and error melalui uji coba
beberapa waktu. Atau bisa dengan memanfaatkan staf yang berkinerja baik untuk membantu
pelaksanaan sesuai rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

SOAL 4

SOAL 5

Anda mungkin juga menyukai