Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN KE-4

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat


Dosen : Sarbini, M.Ag

Disusun oleh :
Wafa Azmii Aqillah (1206000189)
2F

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
Metode – Metode Socrates dan Pengaruhnya pada Kehidupan Saat Ini

1) Metode Dialektika
Socrates memusatkan perhatian dengan metode “dialektis”, atau “Tanya-jawab”. Ia
menunjuk metode ini sebagai satu-satunya metoda pendidikan yang dapat diterima, yang mana
tidak menduga masalah semata-mata. Menurut Socrates, selagi semua pendapat sama-sama
benar, satu pendapat menjadi lebih baik dibanding yang lain dan orang bijaksana adalah seorang
yang oleh argumentasi yang baik yang dapat mengubah orang yang jahat, dengan itu
menyelamatkan jiwa seseorang atau hukum suatu Negara dengan suatu cara yang serupa dengan
seorang dokter atau petani.
dengan metode dialektika yaitu melakukan dialog dengan siapa saj ayang ditemuinya dan
Socrates bertanya tentang segala hal yang menyangkut khidupan manusia bahkan pertanyaannya
terkadang mudah namun sulit untuk dijawab oleh beberapa orang, terkadang ia mengungkapkan
pertanyaan dengan humor yang terkesan tidak serius.
Contohnya, Jika seorang dokter, saat meresepkan obat bagi pasiennya, dan kebetulan
sang dokter lebih menyukai pendekatan dialektik, maka sang dokter tidak akan pernah
meresepkan obat apapun bagi sang pasien, sekalipun aturan hukum dan praktik kedokteran
sesama rekan dokternya selama ini boleh serts diizinkan bagi profesi dokter meresepkan suatu
obat tertentu bagi suatu penyakit tertentu bagi kalangan pasien penderita.
Mengapa dapat terjadi demikian? Oleh karena, sang dokter yang berpaham "dialektik",
akan berpikir bahwa obat tersebut tidak benar- benar aman untuk dikonsumsi oleh pasiennya
karena selalu terdapat antitetis yang bisa jadi berujung pada sintesa baru yang menyatakan bahwa
obat tersebut berbahaya bagi kesehatan pasien sebagaimana selama ini banyak dijumpai obat-
obatan yang semula dianggap manjur dan efektif mengobati penyakit pasien namun ternyata
kemudian dilarang beredar karena terbukti membawa efek negatif berbahaya bagi kesehatan
pasien. Pertanyaannya, obat mana yang benar-benar manjur dan aman bagi pasien? Sekali lagi,
seorang dokter berpaham "dialektik" hanya akan berputar-putar dan diam di tempat (statis-apatis,
menjelma statis akibat apatis), tanpa pernah berani meresepkan obat apapun.

2) Metode Kebidanan
Socrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat.
Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Socrates (sebagai sang bidan)
untuk "melahirkan" pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu.
Socrates menjalankan metode dialog dan mengajarkan tehnik kebidannya dengan
menggunakan teknik-tehnik tertentu yang bertujuan agar kegiatan dialog dan pendidikan berdaya
guna. Seperti juga dalam tehnik kebidanan, Socrates Dalam hal ini manajemen yang dialektis
sangat membantu proses dialog tersebut. Dalam kaitan dengan ini prosedur teknis pembelajaran,
pada umumnya dipengaruhi berbagai faktor seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta
didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru
dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor ini terpenuhi, maka pembelajaran dapat berlangung
dengan baik. Sehubungan dengan ini, dalam berbagai pembelajaran, guru berusaha mengarahkan
untuk trampil dalam memecahkan masalah, khususnya masalah sosial.

Dalam metode kebidanan, Sokrates pernah mengatakan bahwa setiap manusia sudah
hamil dengan kebenaran. Tugas seorang guru dan kita semua hanyalah sebagai bidan saja, agar
kebenaran lahir keluar sendiri dari manusia itu, teristimewa si anak. Guru sebagai bidan bukan
hanya sebagai penonton belaka. Ia aktif, bila perlu setengah memaksa anak untuk lahir keluar
dari rahim. Namun perlu diingat bahwa guru bukanlah pencipta atau penjejal pengetahuan dalam
diri anak. Guru harus yakin bahwa dalam diri anak terdapat kebenaran dan kebijaksanaan. Jadi
anak dilahirkan bukan tanpa apa-apa. Ia sudah dilahirkan dengan berbagai potensi dan
kemampuan yang dapat dikembangkan secara baik dan benar, terutama melalui pendidikan.
Pengaruh teknik kebidanan dalam kehidupan saat ini sangatlah besar, karena setiap yang
berkaitan dengan diri sendiri, menurut Socrates sangat penting buat tiap-tiap manusia, suatu
kewajiban bagi setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu. Jika ia ingin
mengerti tentang hal-hal lain diluar dirinya, ia harus mengerti akan dirinya sendiri terlebih
dahulu. Socrates mempunyai semboyan yaitu “belajar yang sesungguhnya pada manusia adalah
belajar tentang manusia”.
Contohnya, Jika yang menjadi pusat seluruh aktivitas pembelajaran adalah siswa, siswa
dipercayai juga sebagai sumber informasi dan subyek dalam pembelajaran. Aktivitas
pembelajaran yang terjadi di kelas menjadi aktivitas siswa, bukan guru. Guru hanya berlaku
untuk memfasilitasi agar proses pembelajaran berjalan dengan kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dalam hal ini, guru memiliki kapasitas ”kognosibilitas”, yaitu kemampuan
pendidik untuk membentuk ulang pengetahuan siswa supaya siswa sungguh mendalami dan
memahami pengetahuannya. Tujuannya adalah semakin mengembangkan pemahaman kritis di
dalam diri siswa.
3) Gnoti Seauton / Metode Genotis
Gnotie Seauton, dalam hal ini menunjukkan sebuah kepentingan kemanusiaan yang
bersifat fundamental dalam hal memahami dan mengerjakan pikiran, yang merupakan salah satu
ciri keberadaan yang khas manusia itu. Intinya pada analisis diri dan pemahaman diri untuk
mencapai pengetahuan dan tingkah laku yang lebih baik. Manusia, melalui pengetahuannya itu,
memperoleh kekuatan, tanggung jawab, kesadaran batin , kematangan ,pemikiran atau intelektual
dan rasa percaya diri untuk membangun dirinya sebagai makhluk beradab yang makin matang
(dewasa), tahu diri, dan berendah hati.
Pengaruh metode genotis pada kehidupan saat ini sangat besar dan penting, karena setiap
manusia disamping membutuhkan kerendahan hati, juga membutuhkan kesabaran, ketekunan,
dan keteguhan batin untuk menegur dan mendididk diri. Ia butuh kedisiplinan, tanggung jawab,
dan optimis hidup didalam mengejar pengetahuan atau kearifan dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai