Evaluasi Program Pendidikan by Miftahul
Evaluasi Program Pendidikan by Miftahul
Evaluasi Program Pendidikan by Miftahul
Website
https://independent.academia.edu/miftahulfikri45
miftahul.fikri1994@gmail.com
nenihastutispdi@yahoo.com
wahyuningsihsri71@gmail.com
Kata Pengantar
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar ------------- i
BAB 1
PENDAHULUAN ------------- 1
BAB 2
MEMAHAMI EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN ------------- 7
BAB 4
EVALUATOR PROGRAM PENDIDIKAN ------------- 30
A. Evaluator Program ------------- 30
B. Jenis-Jenis Evaluator ------------- 31
C. Pertimbangan dalam Penentuan
Evaluator ------------- 40
D. Peranan Evaluator ------------- 46
E. Syarat-Syarat Evaluator ------------- 48
BAB 5
MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN ------------- 56
BAB 7
FORMAT PROPOSAL EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN ------------- 114
BAB 8
FORMAT LAPORAN EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN -------------134
1
Dedi Lazwardi, Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di
Tingkat Sekolah Dasar & Menengah, (Jurnal: Kependidikan
Islam Volume VII No. 2, Desember 2017), hal, 143.
C. Evaluasi Program
Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang
dimaksud untuk mengetahui seberapa tinggi tingkatan
keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila
kita membatasi pengertian “program” sebagai kegitan
yang direncanakan, maka program program tersebut
tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya sudah
selesai dilaksanakan.4
10 Ibid., hal. 54
d. Menjaga keseimbangan
Setiap perencanaan program harus mampu
mencakup kepentingan sebagian besar masyarakat. Oleh
karena itu, setiap pengambilan keputusan harus
ditekankan pada kebutuhan yang harus diutamakan,
yang mencakup kebutuhan orang banyak. Efisiensi harus
diarahkan demi pemerataan kegiatan dan waktu
pelaksanaan harus dihindari kegiatan yang terlalu besar
menumpuk pada penyuluh atau ada masyarakat
penerima manfaatnya.
12 Ibid., hal. 57
h. Proses koordinasi
Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai
tujuan harus melibatkan dan mendengarkan kepentingan
semua pihak yang terkait. Oleh sebab itu, penting
adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak
agar berpartisipasi di dalamnya. Pada pihak lain,
koordinasi juga sangat diperlukan dalam proses
pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya koordinasi yang
13 Ibid., hal. 58
14 Ibid., hal. 59
A. Evaluator Program
Feuerstein dikutip Rusdi Ananda & Tien Rafida
memaparkan evaluator program adalah seseorang yang
melakukan evaluasi atau yang memungkinkan terjadinya
evaluasi. Hal senada dijelaskan oleh Purwanto dan
Suparman, bahwa evaluator program orang yang
dipercaya oleh pemilik program dan orang-orang yang
berkepentingan dengan program/stakeholder untuk
melaksanakan evaluasi.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah
dimaknai bahwa evaluator program adalah pihak dalam
hal ini individu (biasanya berupa tim) yang melakukan
evaluasi terhadap suatu program yang tersebut
B. Jenis-Jenis Evaluator
Apabila ditelisik berdasarkan asal atau dari mana
evaluator program, maka dapat diklasifikasi atas 2 (dua)
jenis yaitu:15
1. Evaluator Internal
Menurut Feuerstien dikutip Rusdi Ananda & Tien
Rafida, evaluator internal adalah orang dalam program
atau orang yang sangat mengetahui hal ihwal program
yang dievaluasi.
19
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar, Op. Cit., hal. 24
21 Ibid., hal. 30
E. Syarat-Syarat Evaluator
Untuk dapat menjadi evaluator program haruslah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ketat.22
Menurut Schnee dikutip Arikunto dalam Rusdi
Ananda & Tien Rafida, menyebutkan karakteristik
evaluator program sebagai berikut:
1) Evaluator hendaknya merupakan otonom. Evaluator
hendaknya orang luar yang sama sekali tidak ada
ikatan dengan pengambil kebijakan maupun
pengelola dan pelaksana program. Di samping itu
juga harus lepas dari tekanan politik.
22 Ibid., hal. 31
23 Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar, Op. Cit., hal. 22-
23
24 Rusdi Ananda & Tien Rafida, Op. Cit., hal. 34
2. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis yaitu ketrampilan melakukan
kegiatan evaluasi langkah demi langkah, dari
perencanaan sampai selesai tuntas. Keterampilan ini
meliputi sub-sub kompetensi yaitu, memilih atau
mengembangkan instrumen, mengadministrasikan tes,
melakukan analisis statistik, menerapkan metode
survey, menerapkan teknik pengamatan, menerapkan
psikometri, menerapkan rancangan eksperimen,
melakukan kendali mutu data, menggunakan aplikasi
komputer, menerapkan metodologi studi kasus,
melakukan analisis biaya, membuat intrepretasi,
3. Kompetensi Konseptual
Kompetensi konseptual adalah keterampilan
tingkat tinggi yang berkaitan dengan kemampuan
menganalisis, dan pemecahan masalah. Keterampilan
konseptual yang harus dikuasai evaluator meliputi sub-
sub kompetensi yaitu menentukan pilihan/alternatif,
menyusun rencana awal, mengkategorikan dan
menganalisis masalah, melihat dan menunjukkan
hubungan dan membuat kesimpulan.
a. Evaluasi masukan
Menurut Stufflebeam & Shinkfield dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, orientasi utama evaluasi
masukan/input adalah menentukan cara bagaimana
b. Evaluasi proses
Menurut Stufflebeam & Shinkfield dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, esensi dari evaluasi proses adalah
mengecek pelaksanaan suatu rencana/program.
Tujuannya adalah untuk memberikan feedback bagi
manajer dan staf tentang seberapa aktivitas program
yang berjalan sesuai dengan jadwal, dan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia secara efisien,
memberikan bimbingan untuk memodifikasi rencana
agar sesuai dengan yang dibutuhkan, mengevaluasi
secara berkala seberapa besar yang terlibat dalam
aktifitas program dapat menerima dan melaksanakan
peran atau tugasnya.
c. Evaluasi proses
Menurut Stufflebeam & Shinkfield dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, esensi dari evaluasi proses adalah
mengecek pelaksanaan suatu rencana/program.
Tujuannya adalah untuk memberikan feedback bagi
manajer dan staf tentang seberapa aktivitas program
d. Evaluasi hasil
Stufflebeam & Shinkfield dikutip Darodjat dan
Wahyudhiana, menjelaskan bahwa tujuan dari product
evaluation adalah untuk mengukur, menafsirkan, dan
menetapkan pencapaian hasil dari suatu program,
memastikan seberapa besar program telah memenuhi
kebutuhan suatu kelompok program yang dilayani.
Sedangkan menurut Sax, fungsi evaluasi hasil adalah to
make decision regarding continuation, termination, or
modification of program.
Jadi, fungsi evaluasi hasil adalah membantu untuk
membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan,
akhir dan modifikasi program, apa hasil yang telah
dicapai, serta apa yang dilakukan setelah program itu
berjalan.
28 Ibid., hal, 10
b. Evaluasi belajar
Menurut Kirkpatrick & Kirkpatrick dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, evaluasi hasil belajar dapat dilihat
pada perubahan sikap, perbaikan pengetahuan, dan atau
peningkatan keterampilan peserta setelah selesai
mengikuti program. Peserta program dikatakan telah
belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan
sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan
keterampilan.
29
Ibid., hal, 11
c. Evaluasi perilaku
Penilaian/evaluasi difokuskan pada perubahan
tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja,
disebut juga evaluasi terhadap outcomes dan kegiatan
pelatihan. Perubahan apa yang terjadi ditempat kerja
setelah peserta mengikuti program tersebut, baik
menyangkut pengetahuan, sikap maupun
keterampilannya.
Menurut Kirkpatrick & Kirkpatrick dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, evaluasi perilaku dapat dilakukan
dengan membandingkan perilaku kelompok kontrol
dengan perilaku peserta program, membandingkan
perilaku sebelum dan sesudah mengikuti program
maupun, survei/interview dengan pelatih, atasan
maupun bawahan peserta program setelah kembali ke
tempat kerja.30
30 Ibid., hal, 12
6. Measurement Model
Model ini dapat dipandang sebagai model yang
tertua didalam sejarah penilaian dan lebih banyak
dikenal didalam proses penilaian pendidikan.
7. Congruence Model
Model yang kedua ini dipandang sebagai reaksi
terhadap model yang pertama, sekalipun dalam
beberapa hal masih menunjukkan adanya persamaan
dengan model yang pertama. Tokoh-tokoh evaluasi yang
merupakan pengembangan model ini antara lain, W.
Tyler, John B. Carrol, dan Lee J. Cronbach.
Tyler menggambarkan pendidikan sebagai suatu
proses yang didalamnya terdapat tiga hal yaitu, tujuan
pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian terhadap
hasil belajar. Kegiatan evaluasi dimaksudkan sebagai
kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan
pendidikan telah dapat dicapai siswa dalam bentuk hasil
belajar yang mereka perlihatkan pada akhir kegiatan
pendidikan.
33 Ibid., hal, 17
8. Illuminative Model
Model illuminatif ini lebih menekankan pada
penilaian kualitatif. Tujuan evaluasi model ini adalah
mengadakan studi yang cermat terhadap sistem maupun
program yang bersangkutan diantaranya, bagaimana
implementasi program di lapangan, bagaimana
implementasi dipengaruhi oleh situasi sekolah tempat
program yang bersangkutan dikembangkan, dan apa
kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahannya dan
bagaimana program tersebut mempengaruhi
pengalamam-pengalaman belajar para siswa.
9. Model Logik
Model logik adalah suatu penggambaran program
yang logis dan tepat menurut kondisi tertentu dalam
rangka memecahkan problem. Pada umumnya bentuk
penggambaran menggunakan diagram alur yang
menjelaskan aktivitas yang direncanakan dan outcome
yang diharapkan dari model evaluasi ini.
Menurut W.K. Kellogg Foundation dikutip Darodjat
dan Wahyudhiana, menjelaskan bahwa basically, a logic
model is a systematic and visual way to present and
share your under standing of the relationships among
the resources you have to operate program, the
activities you plan, and the changes or results you hope
to achieve.
Kekhasan dari model logik adalah penggunaan
tabel dan grafik alir yang berisi input, aktivitas, dan
hasil.
35
Ibid., hal, 21
39 Ibid., hal. 69
40 Ibid., hal. 70
41 Ibid., hal. 71
42 Ibid., hal. 72
43 Ibid., hal. 73
d. Akurasi
Standar akurasi bertujuan untuk memastikan
bahwa evaluasi dapat mengungkapkan dan
menyampaikan informasi teknis yang memadai tentang
fitur yang menentukan nilai atau manfaat dari program
yang dievaluasi.
2. Penyusun Proposal
Pertanyaan yang sering kali timbul dalam
melakukan evaluasi program adalah siapakah yang
menyusun proposal evaluasi program? Menjawab
pertanyaan ini memerlukan berbagai pertimbangan,
diantaranya adalah pertimbangan konsekuensi
pembiayaan yang ditimbulkannya. Jika pertimbangan
adalah masalah pembiayaan yang kurang memadai maka
penyusunan proposal evaluasi program dan dilakukan
dengan memanfaatkan evaluator dari dalam
lembaga/institusi tersebut.
Namun jika masalah pembiayaan tidaklah menjadi
ukuran maka penyusunan proposal evaluasi program
dapat dilakukan evaluator eksternal/mengkombinasi
antara evaluator internal dan evaluator eksternal.
3. Tujuan
Menurut Taylor, dkk., dikutip Rusydi Ananda dan
Tien Rafida, mengidentifikasi beberapa dimensi umum
yang biasanya digali dalam tujuan evaluasi suatu
program yaitu:
1) Dampak/pengaruh program. Dalam dimensi ini
evaluator akan mengkaji seberapa jauh program
yang akan, sedang atau telah dijalankan memiliki
konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan
subjek, sistem/lainnya.
2) Implementasi program. Evaluator melakukan kajian
terhadap seberapa jauh pelaksanaan program ini
akan dan sedang dijalankan.
3) Konteks program. Evaluator mengamati dan
mengkaji kondisi konteks/lingkungan dari program
NO MODEL-MODEL PERTANYAAN
PERTANYAAN
1. Pertanyaan tentang - Apakah prilaku/aktivitas/orang-
dampak/pengaruh orang berubah akibat dari program
yang dijalankan?
- Siapakah yang diuntungkan &
bagaimana?
- Apakah semua partisipan program
puas dengan apa yang mereka
dapat dari program tersebut?
- Apakah capaian program yang
didapat sebanding dengan sumber
daya yang diinvestasikan?
- Apa yang bisa orang pelajari,
dapatkan, dan capai dari hasil
program tersebut?
- Apa dampak program ditinjau dari
segi sosial, ekonomis, & lingkungan
(baik positif maupun negatif)
terhadap orang, masyarakat &
lingkungan?
- Apa kekuatan & kelemahan dari
program?
- Kegiatan apa dari program yang
paling banyak atau sedikit
berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan program?
- Jika ada, apa pengaruh tak
langsung, baik positif/negatif dari
program?
- Seberapa baik program mampu
merespon kebutuhan? -
5. Metodologi
Bagian ini memaparkan tentang objek sasaran
evaluasi yang dihasilkan dari identifikasi komponen
program dan indikator yaitu:
1) Sumber data yaitu menentukan subjek darimana
data dapat diperoleh.
6. Analisis Data
Dalam penelitian data dibagi 2 (dua) yaitu data
kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini
kemudian data diolah. Jenis pertama terkait dengan
statistika sedangkan yang kedua sebaliknya atau
nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data
kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data.46
46
A. Rusdiana, Op. Cit., hal. 101
47
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi
Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Diakses,
http://anan-nur.blogspot.com/2012/01/evaluasi-program-
pendidikan-prof-dr.html. (akses 17 November 2019).
48 Ibid.,
49
Purwanto dan A. Suparman, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta:
STIA-LAN Press, 1999), hal. 210
50 Tayibnapis dan Farida Yusuf, Evaluasi Program, Op. Cit., hal. 174-
175
51
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi
Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Diakses melalui
http://anan-nur.blogspot.com/2012/01/evaluasi-program-
pendidikan-prof-dr.html. (akses 17 November 2019).