Anda di halaman 1dari 854

PERINGATAN :

DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN
SLIDE/ISI SLIDE INI TANPA IZIN

Undang-Undang Hak Cipta


No. 28 Tahun 2014

Barangsiapa memperbanyak atau mengumumkan


suatu ciptaan tanpa izin pencipta atau pemegang hak
ciptanya dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).

© PADI, 2019
BIMBINGAN
CBT TRYOUT
CBT 10
PRIVAT (1-100)
INTENSIF
COMPLETE
KEYWORDS

• Wanita, 45 tahun
• Sering dada berdebar, berkeringat, cemas,
sulit tidur sejak 6 bulan lalu
• Takut tertimpa karma buruk leluhurnya
• Aktivitas dan pekerjaan terganggu

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Generalized anxiety
disorder
PENJELASAN

Gangguan cemas menyeluruh


(Generalized anxiety disorder)
A. Terlalu banyak ansietas/kecemasan selama minimal 6
bulan. Gejala muncul meskipun penderita banyak
beraktivitas
B. Tidak dapat mengendalikan gejala
C. Tiga dari gejala di bawah ini (hanya 1 bila pada anak-
anak)
1. Perasaan gelisah
2. Mudah lelah
3. Tidak dapat berkonsentrasi
4. Iritabel
5. Ketegangan motoric
6. Sulit tidur
PENJELASAN

Gangguan cemas menyeluruh


(Generalized anxiety disorder)
D. Menyebabkan gangguan fungsi
E. Gejala bukan akibat obat-obatan, maupun penyakit fisik
lainnya
F. Gejala yang muncul tidak lebih cocok dikategorikan
dalam penyakit jiwa lainnya seperti gangguan panik.
PENJELASAN

Ilustrasi gangguan cemas menyeluruh


PENJELASAN

Gangguan cemas menyeluruh vs


gangguan panik
Gangguan cemas menyeluruh Gangguan panik
• Banyak objek • Dominan gejala simpatik
kecemasan, umumnya (berkeringat, berdebar-
masa depan debar)
• Menetap minimal 6 • Hilang timbul
bulan • Dapat dengan/tanpa
agorafobia
TATALAKSANA

• Non-farmakologis:
– CBT  mengendalikan pikiran dan mengurangi
gejala fisik

• Farmakologis:
– SSRI  fluoxetine , sertraline, paroxetine
– SNRI  venlafaxine, duloxetine
– Benzodiazepin  alprazolam, diazepam, lorazepam
– Antidepresan trisiklik  amitriptilin, imipramine
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan panik  ditandai serangan panic yang


berulang dalam kurun waktu 1 bulan
C. Gangguan kepribadian dependen  merasa tidak
bisa bertanggung jawab sendiri sehingga terlalu
bergantung pada orang lain
D. Agorafobia  takut ditinggal sendirian di tengah
keramaian (bedakan dengan fobia social!)
E. Fobia spesifik  ketakutan terhadap suatu objek atau
kondisi tertentu/spesifik (claustrophobia, arachnophobia,
astraphobia, aquaphobia, dsb.)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 45 tahun
• Sering dada berdebar, berkeringat, cemas, sulit tidur
sejak 6 bulan lalu
• Takut tertimpa karma buruk leluhurnya
• Aktivitas dan pekerjaan terganggu

Maka diagnosis pada pasien ini adalah

B. Generalized anxiety
disorder
KEYWORDS

• Wanita, 33 tahun
• Sering tertawa dan tidak tidur, membongkar lemari
dan berdandan semalaman (3 minggu)  afek
mania
• Meyakini iron man cinta padanya, berkencan
dengan iron man (2 bulan)  waham

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Skizoafektif
PENJELASAN

Skizoafektif
• Diagnosis ditegakkan apabila gejala-gejala definitif
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat bersamaan, atau dalam
rentang beberapa hari sesudah yang lain dalam
satu periode yang sama
• Episode penyakit tidak memenuhi kriteria skizofrenia
maupun episode manik atau depresif
• Jenis skizoafektif:
– Gangguan skizoafektif tipe manik
– Gangguan skizoafektif tipe depresi
– Gangguan skizoafektif tipe campuran
Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III
TATALAKSANA

Tatalaksana Skizoafektif
• Antipsikotik gen. 1: klorpromazin,
haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazol, klozapin,
olanzapin, risperidon
• Dikombinasikan dengan mood
stabilizer/antidepresan (bergantung jenis)
• Haloperidol IM
dapat menjadi
pilihan dalam
mengatasi
kondisi agitasi
akut pasien.
• Haloperidol
mudah diakses
dan efek
sedasinya
memadai.
Sumber: Medscape
PENJELASAN

DD / Gangguan Afek
Gangguan Afektif Bipolar
• Gangguan bersifat episode berulang (sekurang-
kurangnya 2 episode)
• Afek dan tingkat aktivitas pasien jelas terganggu  pada
waktu tertentu peningkatan afek dan penambahan
energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
lain waktu penurunan afek dan pengurangan energi
dan aktivitas (depresi)
• Khas penyembuhan sempurna antar episode

Referensi: Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


PENJELASAN

DD/ Skizofrenia

Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu

Sumber: Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Bipolar tipe I  manik + depresi


B. Bipolar tipe II  hipomanik + depresi
C. Skizofrenia hebefrenik  perilaku aneh
(bizzare): tertawa sendiri, bepergian tanpa
busana
E. Gangguan waham menetap  murni hanya
ada gangguan waham saja (pada kasus
terdapat gangguan afek), keluhan > 1 bulan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 33 tahun
• Sering tertawa dan tidak tidur, membongkar
lemari dan berdandan semalaman (3 minggu)
 afek mania
• Meyakini iron man cinta padanya, berkencan
dengan iron man (2 bulan)  waham

Maka diagnosis pasien ini adalah

D. Skizoafektif
KEYWORDS

• Anak, 7 tahun
• Sering mengompol di kelas sejak 6 bulan terakhir
• Dalam seminggu ngompol 3-4x
• PF dalam batas normal

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Functional enuresis
PENJELASAN

Functional Enuresis
• BAK involunter berulang kali mengenai
tempat tidur atau baju
• Frekuensi minimal 2 kali seminggu untuk
setidaknya 3 bulan berturut-turut
• Usia kronologis minimal 5 tahun
• Perilaku bukan dikarenakan obat-obatan
contohnya diuretik atau masalah medis
lainnya
PENJELASAN

Functional Encoparesis
• BAB di tempat yang tidak seharusnya
(celana atau lantai) baik disengaja
maupun tidak.
• Frekuensi minimal 1 kali/bulan untuk
setidaknya 3 bulan berturut-turut
• Usia kronologis minimal 4 tahun
• Perilaku bukan dikarenakan obat-obatan
atau masalah medis lainnya
PENJELASAN

Functional enuresis vs Inkontinensia urin


Functional enuresis Inkontinensia urin
• “Maturasi proses berkemih • “Mengompol yang terjadi tanpa
yang terlambat, tanpa ada kontrol”
kelainan organik” • Terjadi meskipun pasien
• Berlangsung sebagai proses berusaha menahan proses
berkemih yang normal, berkemih dengan sekuat
tetapi pada tempat dan tenaga, kencing menetes dan
waktu yang tidak tepat, tidak pernah lampias, terjadi
misalnya di tempat tidur atau dimana saja, kapan saja,
menyebabkan pakaian basah sering menyebabkan rasa
malu dan membuat pasien
frustrasi

Sumber: Sari Pediatri


PENJELASAN

Functional encopresis vs Inkontinensia alvi


Functional encopresis Inkontinensia alvi
• “BAB yang mengenai celana, • “BAB pada celana yang terjadi
yang bukan disebabkan oleh tanpa kontrol”
kelainan organik” • Terjadi meskipun pasien
• Lebih didefinisikan sebagai berusaha menahan proses
gangguan tingkah laku dan BAB dengan sekuat tenaga,
tidak bersifat involunter disebabkan karena pasien
tidak dapat mengendalikan
sfingter ani sehingga BAB
keluar di tempat dan waktu
yang tidak seharusnya

Sumber: Pediatrics in review, AAFP


TATALAKSANA

• Edukasi dan reasuransi  sebagian besar


kasus functional enuresis akan sembuh
secara spontan
• Terapi motivasi  dengan sistem
“reward”, memberikan hadiah kepada
anak bila dapat mengurangi frekuensi –
hingga akhirnya sembuh dari enuresis

https://www.uptodate.com/contents/nocturnal-
enuresis-in-children-management
TATALAKSANA

• Alarm enuresis  alarm yang diletakkan


di bawah sprei kasur, akan berbunyi
apabila terkena cairan (urin) dan anak
diharapkan langsung menahan urin
sisanya
• Desmopressin  tatalaksana
farmakologis, merupakan tatalaksana lini
utama untuk anak berusia lebih dari 5
tahun dan untuk anak yang kurang
kooperatif untuk menjalankan jenis terapi
lainnya
https://www.uptodate.com/contents/nocturnal-enuresis-in-
children-management
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Functional encoparesis  BAB di tempat


yang tidak seharusnya
C. Inkontinensia alvi  tidak dapat menahan
BAB
D. Inkontinensia urin  tidak dapat menahan
BAK
E. Diabetes insipidus  gangguan hormone
ADH/vasopressin, BAK berlebihan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 7 tahun
• Sering mengompol di kelas sejak 6 bulan
terakhir
• Dalam seminggu ngompol 3-4x
• PF dalam batas normal

Maka diagnosis yang tepat pada pasien ini


adalah

A. Functional enuresis
KEYWORDS

• Wanita, 18 tahun
• Semakin kurus sejak 2 bulan ini
• Makan hanya 2 sendok, suplemen diet,
berolahraga 2 jam/hari
• Episode pesta makan (-)
• BB 40 kg, TB 164 cm

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Anoreksia nervosa
PENJELASAN

Anorexia Nervosa
• Diet ketat yang mengakibatkan berat
badan di bawah batas normal
• Takut berat badan naik, meskipun
badan kurus
• Self-image buruk (menganggap diri
gendut, meskipun kurus)
• Pada wanita bisa menyebabkan
amenorea
• Terdapat dua tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi
makanan
– Purging, yaitu meningkatkan
pengeluaran makanan dari tubuh
(muntah paksa, konsumsi laksatif)

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

Bulimia Nervosa
– Perilaku membuang
kalori setelah episode
makan yang berlebihan
(binge eating /
compulsive eating)
dengan cara:
– Purging (muntah paksa,
laksatif), atau
– Non-purging (olahraga
berlebihan, puasa).
– Berat badan pasien
biasanya normal.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


TATALAKSANA

Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa

• Psikoterapi
– Terapi perilaku dan kognitif (CBT)
– Specialist supportive clinical management (SSCM)  bertujuan
menjelaskan penyebab dan bahaya dari kondisi pasien, supaya pasien
dapat melawan kondisinya
– Terapi keluarga  mempersiapkan keluarga untuk membantu pasien
• Koreksi abnormalitas metabolik
• Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding
syndrome)
• Terapi medikamentosa
– Dapat digunakan antidepresan SSRI: sertralin atau fluoksetin
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Bulimia nervosa  ada episode pesta makan


(compulsive eating)
C. Gangguan kepribadian narsisistik  merasa diri
paling cantik/tampan, paling hebat, iri bila orang lain
dipuji, kesal bila dirinya dikritik
D. Skizofrenia simpleks  skizofrenia dengan gejala
negative saja (bedakan dengan skizofrenia residual dan
afek depresif!!)
E. Body dismorphic disorder  adanya ketidakpuasan
terhadap 1 bagian tubuh tertentu (mis : berkali-kali
operasi hidung karena merasa hidungnya kurang
mancung)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 18 tahun
• Semakin kurus sejak 2 bulan ini
• Makan hanya 2 sendok, suplemen diet, berolahraga
2 jam/hari
• Episode pesta makan (-)
• BB 40 kg, TB 164 cm

Maka diagnosis pasien adalah

B. Anoreksia nervosa
KEYWORDS

• Wanita, 24 tahun
• Sering tiba-tiba berteriak-teriak dan
menjambak rambutnya, mengumpat dengan
kata-kata kotor
• Setelah sadar, tidak mengingat hal yang
dialaminya

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Trans disosiatif
PENJELASAN

Gangguan Disosiatif
• Amnesia disosiatif
– Hilang ingatan
• Gangguan identitas disosiatif
– Dahulu dikenal dengan istilah gangguan
kepribadian ganda (multiple personality
disorder)
– Kepribadian ganda atau lebih yang bertukar-
tukar sepanjang hari
• Fugue disosiatif
– Tiba-tiba pergi dari rumah atau tempat kerja,
dengan kesulitan mengingat sebagian atau
seluruh masa lalu. Pasien bisa menggunakan
identitas baru
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
PENJELASAN

Gangguan Disosiatif
• Trans disosiatif
– Dalam istilah awam dikenal sebagai
“kerasukan/kesurupan”: berteriak, menangis,
atau hal-hal lainnya yang seringkali berkaitan
dengan topik agamis.

• Depersonalisasi dan derealisasi


– Depersonalisasi: merasa dirinya tidak nyata
– Derealisasi: merasa lingkungan sekitarnya tidak
nyata

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Fugue disosiatif  pergi dari rumah, berganti


identitas, hilang ingatan
B. Depersonalisasi  merasa dirinya tidak nyata
C. Amnesia disosiatif  hilang ingatan
E. Derealisasi  merasa lingkungan di
sekitarnya tidak nyata
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 24 tahun
• Sering tiba-tiba berteriak-teriak dan
menjambak rambutnya, mengumpat dengan
kata-kata kotor
• Setelah sadar, tidak mengingat hal yang
dialaminya

Maka diagnosis yang sesuai adalah

D. Trans disosiatif
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Tidak mau makan sejak 4 hari, mengurung diri 2
minggu, rendah diri  afek depresif
• Keluhan serupa dimulai sejak 3 tahun lalu,
berkali-kali kambuh
• Periode normal 2 minggu-1 bulan saja

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Distimia
PENJELASAN

Distimia (Persistent Depressive


Disorder)
Kriteria diagnosis
A. Perubahan afek menjadi depresif setidaknya
2 tahun
B. Terdapat gejala :
• Tidak nafsu makan atau makan berlebihan
• Insomnia atau hypersomnia
• Lelah dan lesu
• Rendah diri
• Konsentrasi terganggu
• Merasa tidak ada harapan
C. Selama 2 tahun, individu tidak pernah
bebas gejala (kriteria A dan B) selama lebih
dari 2 bulan
D. Tidak ada episode manik, hipomanik, dan
tidak memenuhi kriteria siklotimia
PENJELASAN

Distimia (Persistent Depressive


Disorder)
Kriteria diagnosis
E. Gejala yang ditunjukkan bukan akibat skizofrenia,
gangguan skizoafektif, gangguan skizofreniformis,
maupun gangguan delusional lainnya

F. Gejala yang muncul bukan akibat penggunaan zat


atau akibat kondisi medis

G. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan


yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan atau
aspek fungsi penting lainnya
PENJELASAN

Siklotimia
• Untuk setidaknya 24 bulan, terdapat kejadian-kejadian
euforia dan depresi yang tidak memenuhi kriteria DSM 5
untuk diagnosis hipomanik atau gangguan depresi mayor

• Kriteria di atas terjadi dengan durasi total setidaknya 12


bulan, dan apabila mereda, akan muncul kembali dalam
60 hari

• Gejala yang ditunjukkan bukan akibat skizofrenia,


gangguan skizoafektif, gangguan skizofreniformis,
maupun gangguan delusional lainnya
PENJELASAN

Siklotimia
• Gejala yang muncul bukan
akibat penggunaan zat atau
akibat kondisi medis
• Gejala-gejala di atas
menyebabkan penderitaan
yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan
hendaya dalam social,
pekerjaan atau aspek fungsi
penting lainnya.
PENJELASAN

Siklotimia vs Distimia
Ditandai dengan adanya Ditandai dengan banyak
episode euforia dan episode depresi ringan
depresi yang berganti-
ganti

Tatalaksana: mood Tatalaksana:


stabilizer, antidepresan, antidepresan dibantu
dapat juga ditambahkan dengan psikoterapi
antipsikotik
Memiliki risiko lebih Memiliki risiko lebih
tinggi untuk mengalami tinggi untuk mengalami
gangguan afektif bipolar gangguan depresi berat
yang kronis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Siklotimia  perubahan mood euforik dan depresif


berulang-ulang, namun tidak memenuhi kriteria
hipomanik, manik, maupun depresif untuk disebut
bipolar
B. Gangguan bipolar episode kini depresi  harus ada
riwayat episode manik atau hipomanik
D. Skizoafektif  terdapat gejala psikotik (waham,
halusinasi) disertai gejala afek
E. Major depressive disorder  bentuk terparah dari
gangguan depresi, biasanya sudah muncul ide atau
percobaan bunuh diri
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Tidak mau makan sejak 4 hari, mengurung diri 2
minggu, rendah diri  afek depresif
• Keluhan serupa dimulai sejak 3 tahun lalu, berkali-kali
kambuh
• Periode normal 2 minggu-1 bulan saja

Maka diagnosis pasien adalah

C. Distimia
KEYWORDS

• Bayi, 2 bulan
• Kantung buah pelir semakin membesar
• PF genitalia  skrotum membesar, asimetris,
nyeri tekan (-), tes transiluminasi (+)

DIAGNOSIS >> HYDROCELE

JAWABAN

D. Cairan peritoneum yang


mengisi skrotum
PENJELASAN
PENJELASAN

Hydrocele
• Mengumpulnya cairan di skrotum  biasanya karena
paten prosesus vaginalis
• Paten prosesus vaginalis  ada hubungan antara
rongga peritoneal dan skrotum  penumpukan cairan
• Klasifikasi:
– Non komunikans  tidak ada saluran, namun terjadi karena
imbalance produksi dan reabsorpsi cairan
– Komunikans  paling sering, ada saluran patent prosesus
vaginalis
• Tes transiluminasi (+)
PENJELASAN

Ilustrasi hidrokel
PENJELASAN

Varicocele
• Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada laki-laki
infertil
• Etiologi  disfungsi katup pada vena sehingga aliran
darah terhambat  dilatasi vena
• Keluhan utama  sulit mendapatkan keturunan
• Biasanya asimptomatik
• Ciri khas  bag of worm pada palpasi testis (teraba
seperti gumpalan cacing)
PENJELASAN

Ilustrasi varikokel
PENJELASAN

Varikokel vs Hidrokel

Varikokel Hidrokel

• Asimptomatik, • Biasanya
namun asimptomatik,
berhubungan hanya teraba
dengan infertilitas testis membesar
dan terkadang dan tidak simetris
bisa nyeri skrotal • Testis teraba
• Teraba gumpalan • Tes transiluminasi
cacing (+)
• Tes transiluminasi
(-)
PENJELASAN

Spermatocele
• Kista yang terbentuk akibat
akumulasi sperma.
• Dapat terjadi pada sepanjang saluran
epididimis, vas deferens, hingga testis
 sering dideskripsikan berada pada
atas hingga belakang dari testis.
• Pada perabaan teraba halus, kenyal,
berbatas tegas, permukaan rata. Tes
transiluminasi akan memberikan
hasil positif.
• Seringkali terjadi akibat didahului oleh
beberapa kondisi, seperti epididimitis,
trauma, atau vasektomi.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Produksi cairan lebih banyak dibanding


ekskresi cairan  pada hidrokel non-
komunikans (pada anak-dewasa)
B. Infeksi virus  tidak ada tanda-tanda infeksi
C. Infeksi parasit  terdapat limfedema pada
area tungkai
E. Peradangan pada testis  tidak ada tanda
peradangan (nyeri, hiperemis, hangat)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Bayi, 2 bulan
• Kantung buah pelir semakin membesar
• PF genitalia  skrotum membesar, asimetris, nyeri
tekan (-), tes transiluminasi (+)

DIAGNOSIS >> HYDROCELE

Maka mekanisme yang menyebabkan keluhan pasien


adalah

D. Cairan peritoneum yang


mengisi skrotum
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Anuria sejak 2 hari lalu
• Riwayat : CT-scan dengan kontras
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Ureum : 112 mg/dl; Kreatinin 3,1 mg/dl

DIAGNOSIS >> GAGAL GINJAL AKUT

JAWABAN

B. Gagal ginjal intrarenal


PENJELASAN

Gagal Ginjal Akut


• Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan
tiba-tiba, ditandai dengan oligouira/anuria
serta peningkatan kreatinin. Biasanya
disebabkan hipovolemik (karena nekrosis
tubular akut).
• Penyebab dapat dibagi menjadi:
– Pre renal
– Intra renal
– Post renal
PENJELASAN

Gagal Ginjal Akut


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gagal ginjal prerenal  penurunan volume


cairan ke ginjal (mis : hipovolemik, CHF, sirosis)
C. Gagal ginjal postrenal  adanya obstruksi
(batu, stenosis) pada struktur di bawah ginjal
(ureter, buli)
D. Gagal ginjal kronik  keluhan sudah
dirasakan sejak lama, anemia, hipertensi,
edema
E. Gagal ginjal kronik eksaserbasi akut  gagal
ginjal kronik yang mengalami perburukan secara
akut
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Anuria sejak 2 hari lalu
• Riwayat : CT-scan dengan kontras
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Ureum : 112 mg/dl; Kreatinin 3,1 mg/dl

DIAGNOSIS >> GAGAL GINJAL AKUT

Maka kondisi yang dialami pasien adalah

B. Gagal ginjal intrarenal


KEYWORDS

• Laki-laki, 44 tahun
• BAK menjadi sering, namun terputus-putus sejak 3
hari. Demam sejak 5 hari.
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 16x/menit, Suhu
38,5 C
• RT : prostat teraba membesar, nyeri tekan (+)
• Urinalisis : leukosit (+), pus (+)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Prostatitis akut
bakterialis
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


ISK Non ISK
Komplikata Komplikata
• ISK bawah pada • ISK atas pada
perempuan tidak perempuan
hamil, • ISK apapun
imunokompeten pada pria atau
tanpa penyakit perempuan hamil
struktural atau • ISK dengan
neurologik yang kelainan
mendasari struktural atau
imunosupresi
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Etiologi
• Non-komplikata: E. Coli
• Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae
Manifestasi klinis
• Sistitis: disuria, urgensi, frekuensi (gejala LUTS), urin
keruh, NT suprapubik, demam (-)
• Uretritis: mirip sistitis, tanpa nyeri tekan suprapubik,
dapat disertai kencing nanah bila penyebabnya
gonore
• Prostatitis: demam, nyeri perineum, NT prostat
pada RT
• Pielonefritis: demam tinggi, nyeri pinggang, mual
muntah, nyeri ketok CVA
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Penunjang
• Urinalisis: pyuria, bakteriuria, nitrit (+), leukosit
esterase (+)  pengambilan dengan urin pancar
tengah
• Urinalisis penting pada wanita hamil untuk mencari
bakteriuria asimptomatik
• Pada kasus uretritis  pewarnaan gram (untuk
membedakan uretritis NGO vs uretritis GO)
PENJELASAN

• Pemeriksaan penunjang yang paling disarankan


untuk menunjang diagnosis infeksi gonore
adalah pewarnaan Gram

Langkah-langkah pewarnaan Gram


PENJELASAN

Morfologi N. gonorrhoeae:
Neisseria gonorrhoeae dibawah
diplokokus Gram negatif
mikroskop dengan pemeriksaan
Gram
PENJELASAN

Retensi urin ec gangguan prostat


Penyakit Demam Hasil RT Hematuria
BPH - Prostat teraba lunak, permukaan licin, -
pool atas tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ca Prostat - Prostat teraba keras, permukaan +/-
berbenjol-benjol, pool atas bisa teraba
atau tidak, nyeri tekan (+/-)
Prostatitis + Prostat teraba lunak, pool atas teraba, -
nyeri tekan (+)

Sumber: prostatecanceruk.org
PENJELASAN

Prostatitis akut vs kronis


Tipe Insidensi Gejala Mikrobiologi Tatalaksana
Prostatitis Paling jarang Demam, menggigil, Urinalisis: leukosit Antibiotik
bakterial akut nyeri, LUTS, rasa +, eritrosit +,
terbakar saat patogen +
berkemih
Prostatitis Jarang Sama dengan akut, Patogen yang Antibiotik jangka
bakterial kronis namun berulang atau sama ditemukan panjang
tidak hilang >3 bulan pada pengulangan
pemeriksaan
Prostatitis Paling sering Sama dengan akut, Tidak ditemukan Tidak digunakan
kronis non- namun berulang atau patogen, namun antibiotic 
bakterial tidak hilang >3 bulan leukosit + dan paling sulit untuk
eritrosit + pada diobati
urin

Sumber: Krieger JN, Nyberg L, Nickel JC. NIH consensus definition and classification of prostatitis. JAMA.
Ramakrishnan K, Salinas R. Prostatitis: acute and chronic. Prim Care.
TATALAKSANA

Sumber: Pedoman IMS, 2011


TATALAKSANA

Sumber: Pedoman IMS, 2011


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pembesaran prostat jinak  “BPH”, pada


lansia, RT prostat membesar, kenyal, nyeri
tekan (-)
B. Karsinoma prostat  RT prostat membesar,
keras, bernodul-nodul, PSA > 10 ng/ml
C. Tumor prostat  istilah ini tidak digunakan
E. Prostatitis kronis  gejala berulang atau tidak
menghilang dalam 3 bulan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 44 tahun
• BAK menjadi sering, namun terputus-putus sejak 3
hari. Demam sejak 5 hari.
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 16x/menit,
Suhu 38,5 C
• RT : prostat teraba membesar, nyeri tekan (+)
• Urinalisis : leukosit (+), pus (+)

Maka diagnosis pada pasien adalah

D. Prostatitis akut
bakterialis
KEYWORDS

• Laki-laki, 34 tahun
• Nyeri pinggang kanan tidak menjalar sejak 2 mingu lalu.
• BAK hanya keluar sedikit-sedikit
• Riwayat : asam urat
• Lab : kadar asam urat 9 mg/dl

DIAGNOSIS >> NEFROLITHIASIS


JAWABAN

B. Tidak tampak apapun


karena batu radiolusen
PENJELASAN

Urolithiasis
• Nefrolithiasis: nyeri pinggang atas, tidak
menjalar, nyeri ketok CVA (+)

• Ureterolithiasis: nyeri menjalar sesuai arah


ureter.
– Proksimal  menjalar ke pinggang dan disertai
keluhan mual-muntah
– Distal  nyeri menjalar ke selangkangan.
PENJELASAN

Urolithiasis
• Vesikolithiasis: kesulitan BAK posisional
(BAK kembali lancar dengan perubahan
posisi), dapat berhubungan dengan BPH

• Uretrolithiasis: nyeri BAK, BAK mengedan,


nyeri di ujung kemaluan
PENJELASAN

Nefrolithiasis
• Batu berada di ginjal
• Nyeri di pinggang biasanya tidak menjalar
• Gambaran pada foto rontgen bisa didapatkan
tanduk rusa (staghorn)
• Pemeriksaan penunjang sederhana  BNO
IVP
• Disebabkan oleh bakteri penghasil urease
• Terapi medikal umumnya tidak cukup
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos
– Batu radioopak : biasanya mengandung kalsium
(Ca)
• Kalsium oksalat (CaC2O4)
• Triple phosphate / batu struvite (NH4MgPO4)
• Kalsium fosfat murni (Ca3(PO4)2)

– Batu radiolusen :
• Asam urat
• Sistin
• Indinavir
• Batu matriks
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan tanpa kontras (gold standard) 
beberapa batu yang tampil radiolusen di
foto polos dapat terlihat hiperdense di CT
Scan :
– Batu asam urat
– Batu sistin
• Batu indinavir dan batu matriks akan tetap
terlihat hipodense di CT Scan
TATALAKSANA

• Batu saluran kemih merupakan akar dari tanda


dan gejala yang muncul. Maka dari itu perlu
dilakukan tindakan untuk mengeluarkan batu 
hampir selalu merupakan indikasi mutlak
TATALAKSANA

No. Jenis Intervensi Indikasi


1. Oral stone Batu asam urat (via alkalinisasi urin)
dissolution
2. ESWL Batu ginjal dengan diameter terbesar < 3 cm yang
(extracorporeal terlihat jelas pada foto polos abdomen
shock wave Bagus untuk batu ureter proksimal
lithotripsy) Kurang berhasil untuk batu ginjal yang ada di kutub
bawah
3. Ureteroscopy Untuk batu ureter distal
Bisa dilakukan untuk batu ginjal yang ada di kutub
bawah
4. PCNL Batu ginjal dengan diameter terbesar > 3 cm lokasi
(percutaneus manapun
nephrolitothomy) Bisa dilakukan untuk batu ginjal yang ada di kutub
bawah
5. Open/laparoscopic Batu staghorn di pelvis renalis
lithotomy Obesitas sehingga ESWL dan PCNL sulit dilakukan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Batu radioopak  biasanya mengandum kalsium


(batu fosfat, batu oksalat), struvit
C. Batu hiperekoik  hiperekoik adalah istilah USG
(pemeriksaan yang dilakukan adalah rontgen)
D. Tidak tampak apapun karena batu hipoekoik 
hipoekoik adalah istilah USG (pemeriksaan yang
dilakukan adalah rontgen)
E. Batu hiperdens  hiperdens adalah istilah CT-scan
(pemeriksaan yang dilakukan adalah rontgen)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 34 tahun
• Nyeri pinggang kanan tidak menjalar sejak 2 mingu lalu.
• BAK hanya keluar sedikit-sedikit
• Riwayat : asam urat
• Lab : kadar asam urat 9 mg/dl

DIAGNOSIS >> NEFROLITHIASIS

Maka gambaran rontgen yang sesuai pada pasien adalah

B. Tidak tampak apapun


karena batu radiolusen
KEYWORDS

• Laki-laki, 33 tahun
• Mudah lelah sejak 1 bulan ini
• Riwayat : hematuria didahului batuk-pilek beberapa tahun lalu
• TD 160/100 mmHg, HR 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 C
• Protein urin +, ureum 50 mg/dl, kreatinin 2,2 mg/dl, ANA test
(-)
• USG  atrofi ginjal simetris
DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Glomerulonefritis kronis
PENJELASAN

Glomerulonefritis (GN) Kronis


• Hampir semua jenis GN akut dapat berkembang menjadi
GN kronis
• GN kronis ditandai dengan fibrosis glomerulus dan
tubulointerstitial yang bersifat ireversibel dan
progresif
• Akan terjadi penurunan GFR bertahap, yang berakhir
pada gagal ginjal (retensi ureum) apabila GN kronis tidak
diterapi
• Terapi pada GN kronis hanya bertujuan untuk
memperlambat perjalanan penyakit dan tidak dapat
menyembuhkannya
PENJELASAN

Glomerulonefritis (GN) kronis


• Pasien memiliki riwayat GN akut (GNAPS)
• Pasien juga memiliki tanda dan gejala dari gagal ginjal
(mudah lelah, peningkatan ureum dan kreatinin,
pengecilan ginjal bilateral simetris)
• Pada pasien terjadi GN kronis sebagai akibat dari GN
akut yang pernah terjadi sebelumnya
TATALAKSANA

• Tatalaksana GN kronis meliputi:


– Tatalaksana hipertensi yang terjadi
– Memperlambat proses fibrosis
• Dapat digunakan ‘pirfenidone’
– Na bikarbonat
• Dalam beberapa penelitian, dinilai dapat
mengurangi progresivitas penyakit ginjal
– Dapat dilakukan hemodialisa dan transplantasi ginjal
apabila terdapat indikasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Lupus nefritis  terdapat gejala SLE, ANA


test (+), dsDNA (+)
B. Gagal ginjal akut  keluhan akut (pada
pasien sudah 1 bulan), terdapat pencetus yang
nyata (prerenal, intrarenal, atau postrenal)
C. Sindrom nefrotik  edema,
hypoalbuminemia, proteinuria,
hiperkolesterolemia
E. IgA nefropati  “Berger” disease, penyebab
sindroma nefritik (saat ini sudah tidak tampak
gejala nefritik)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 33 tahun
• Mudah lelah sejak 1 bulan ini
• Riwayat : hematuria didahului batuk-pilek beberapa tahun lalu
• TD 160/100 mmHg, HR 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 C
• Protein urin +, ureum 50 mg/dl, kreatinin 2,2 mg/dl, ANA test (-)
• USG  atrofi ginjal simetris

Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pada pasien ini adalah

D. Glomerulonefritis kronis
KEYWORDS

• Anak, 5 tahun
• Bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari lalu
• Lab : Albumin 1,8 mg/dl, Protein dipstick +3,
Kolesterol total 310 mg/dl

DIAGNOSIS >>> SINDROMA NEFROTIK

JAWABAN

B. Menurunnya tekanan
onkotik plasma
PENJELASAN

Sindroma nefritik vs sindroma nefrotik


PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
• Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis
yang ditandai dengan tetrad :
− Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50
mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin
sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik = 2+)
− Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
− Edema
− Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
Patogenesis (ke-4 tetrad nefrotik saling
berhubungan)
• Kerusakan filter terhadap protein albumin di glomerulus
ginjal (disebabkan berbagai etiologi).  hipoalbuminemia
• Kerusakan ini mengakibatkan protein loss via urin
(menimbulkan proteinuria)
• Hilangnya protein ini menyebabkan turunnya tekanan
onkotik sehingga timbul edema pitting.
• Hiperkolesterolemia merupakan kompensasi terhadap
turut hilangnya lemak (lipid loss) dari penyaringan
glomerulus yang gagal (lipid yang masuk ke ginjal akan
diubah menjadi oval fat bodies).
PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
• Remisi: proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4
mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps: proteinuria = ≥2+ (proteinuria >40 mg/m2
LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
– Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 x per tahun
pengamatan
– Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan
pertama setelah respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1
tahun
PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
• Dependen steroid
– Relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
• Resisten steroid
– Tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh
(full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
• Sensitif steroid
– Remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama
4 minggu
PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
• Pemeriksaan Penunjang
– Pengukuran protein urin kuantitatif  esbach test
– Urinalisis
– Serum albumin
– Panel lipid
– Complement studies
– Antinuclear antibody
TATALAKSANA

• Medikamentosa
Prednison dengan dosis awal 60 mg/m2/hari atau 2
mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dibagi 3 dosis selama 4
minggu dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal dosis tunggal pagi
selang sehari (alternating) 4-8 minggu

• Suportif
– Tirah baring – Jika hipertensi, tambah
obat anti-hipertensi
– Diet protein normal (1,5-2
kgbb/hari) – Albumin 20-25% 1 g/kgbb
selama 2-4 jam atas
– Diet rendah garam (1-2 indikasi edema refrakter,
g/hari) syok atau albumin < 1
– Diuretik (Furosemide)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Meningkatnya tekanan hidrostatik plasma 


pada kasus overload cairan intravascular (mis :
edema paru)
C. Meningkatnya permeabilitas vascular  pada
proses inflamasi atau disfungsi endotel (mis :
DHF)
D. Meningkatnya sintesis kolesterol  sebagai
kompensasi lipid loss, bukan penyebab edema
E. Idiopatik  tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 5 tahun
• Bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari lalu
• Lab : Albumin 1,8 mg/dl, Protein dipstick +3,
Kolesterol total 310 mg/dl

DIAGNOSIS >>> SINDROMA NEFROTIK


Maka yang merupakan mekanisme yang mendasari
kondisi pada pasien ini adalah

B. Menurunnya tekanan
onkotik plasma
KEYWORDS

• Wanita, 19 tahun
• Dibawa ke IGD karena percobaan bunuh diri
• Kegawatdaruratan ditangani hingga tuntas
• Kartu BPJS pasien ditolak oleh pihak RS

JAWABAN

C. Kartu BPJS ditolak karena


kondisi pasien memang tidak
ditanggung BPJS
PENJELASAN

Pelayanan yang tidak ditanggung


oleh BPJS
• Gangguan akibat sengaja menyakiti dan/atau hobi
yang membahayakan diri sendiri
• Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku
• Pelayanan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS, kecuali kasus gawat darurat
• Pelayanan untuk tujuan kosmetik/estetik
• Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
Sumber: http://www.bpjs-kesehatan.net/2015/11/kasus-pengobatan-yang-tidak-di-tanggung.html
PENJELASAN

Pelayanan yang tidak ditanggung


oleh BPJS
• Pelayanan meratakan gigi
• Penyakit akibat ketergantungan obat/alkohol
• Pengobatan alternatif (sinshe, akupunktur, dll)
• Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu bayi
• Pelayanan kesehatan akibat bencana alam, KLB, dan
wabah

Sumber: http://www.bpjs-kesehatan.net/2015/11/kasus-pengobatan-yang-tidak-di-tanggung.html
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kartu BPJS ditolak karena kemungkinan


sudah tidak aktif atau terlambat membayar iuran
 tidak tepat
B. Kartu BPJS ditolak karena pasien tidak
dirawat inap  tidak tepat
D. Kartu BPJS ditolak karena pasien memiliki
asuransi swasta  tidak tepat
E. Kartu BPJS ditolak karena RS tidak
bekerjasama dengan BPJS  tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 19 tahun
• Dibawa ke IGD karena percobaan bunuh diri
• Kegawatdaruratan ditangani hingga tuntas
• Kartu BPJS pasien ditolak oleh pihak RS

Alasan penolakan kartu BPJS oleh RS adalah

C. Kartu BPJS ditolak karena


kondisi pasien memang tidak
ditanggung BPJS
KEYWORDS

• Wanita, 65 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke lengan sejak 1
jam
• Berkeringat, mual (+), riw. Hiperkolesterolemia
• EKG: gambaran LBBB dan kriteria
Sgarbossa (+)

DIAGNOSIS >> ACS


JAWABAN
D. Pasien harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi untuk
terapi reperfusi
PENJELASAN

Acute Coronary Syndrome


Disebabkan karena menurunnya
perfusi darah ke jantung secara
mendadak  iskemik miokard 
infark miokard

Kriteria diagnostik (2/3)


– Gejala iskemik  nyeri khas
angina, durasi >1 jam
– Perubahan EKG
– Kenaikan enzim jantung
(troponin, CKMB)

TATALAKSANA AWAL  MONACO


(Morfin – Oksigen – Nitrat – Aspirin – Clopidogrel)
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Timing perubahan
kadar enzim jantung
PENJELASAN

Algoritma ACS terbaru (2015) terdapat


perbedaan pada target SpO2, yaitu 94%  90%
PENJELASAN
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Nyeri dada pada pasien ini merupakan nyeri


dada non-kardiak  tidak tepat
B. Pasien cukup ditangani di level Puskesmas
dengan pemberian nitrat dan antiplatelet 
tidak tepat, pasien dalam kondisi STEMI
C. Pemeriksaan enzim jantung belum diperlukan
karena tidak ada tanda infark miokard  tidak
tepat, sudah ada new onset LBBB
E. Nyeri dada diakibatkan vasospasme
pembuluh darah coroner  angina Prinzmetal
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 65 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke lengan sejak 1
jam
• Berkeringat, mual (+), riw. Hiperkolesterolemia
• EKG: gambaran LBBB dan kriteria
Sgarbossa (+)

DIAGNOSIS >> ACS


Maka pernyataan yang tepat sesuai dengan kondisi
pasien adalah
D. Pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi untuk terapi reperfusi
KEYWORDS

• Pria, 60 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke pundak dan rahang 1 jam lalu
• Tidak menghilang ketika istirahat, mual (+), keringat
dingin (+), riw. Dislipidemia tidak terkontrol
• TD 130/90 mmHg, HR 94x/mnt, RR 28x/mnt, afebris, SpO2
92%
• EKG: inversi T pada V1-V4

DIAGNOSIS >> ACS

JAWABAN

D. ISDN 5 mg sublingual
PENJELASAN

Acute Coronary Syndrome


Disebabkan karena menurunnya
perfusi darah ke jantung secara
mendadak  iskemik miokard 
infark miokard

Kriteria diagnostik (2/3)


– Gejala iskemik  nyeri khas
angina, durasi >1 jam
– Perubahan EKG
– Kenaikan enzim jantung
(troponin, CKMB)

TATALAKSANA AWAL  MONACO


(Morfin – Oksigen – Nitrat – Aspirin – Clopidogrel)
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Timing perubahan
kadar enzim jantung
PENJELASAN
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Aspirin 1x320 mg PO  bukan terapi


simtomatik melainkan definitif
B. Morfin IV  apabila nyeri dada menetap
setelah pemberian ISDN
C. Clopidogrel 1x300 mg PO  alternative
aspirin 1x320 mg PO atau dapat diberikan
bersamaan (dual antiplatelet therapy)
E. O2 4 lpm via nasal canule  bila SpO2
<90%
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 60 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke pundak dan rahang 1 jam lalu
• Tidak menghilang ketika istirahat, mual (+), keringat
dingin (+), riw. Dislipidemia tidak terkontrol
• TD 130/90 mmHg, HR 94x/mnt, RR 28x/mnt, afebris, SpO2
92%
• EKG: inversi T pada V1-V4

DIAGNOSIS >> ACS

Maka, tatalaksana awal yang dapat diberikan setiba di


IGD adalah

D. ISDN 5 mg sublingual
KEYWORDS

• Pria, 28 tahun
• Penurunan kesadaran setelah kecelakaan dan
terbentur di punggung
• Kesadaran somnolen, TD 80/palpasi, HR 50x/mnt,
RR 22x/mnt, suhu afebris, akral hangat
• Tidak ditemukan kelemahan anggota gerak dan
gangguan sensibilitas

DIAGNOSIS??

JAWABAN

D. Syok Neurogenik
PENJELASAN

Syok Spinal vs Syok Neurogenik


Syok neurogenik  hilangnya tonus simpatik sehingga
terjadi vasodilatasi sistemik  hipotensi + bradikardi
LIFE-THREATENING!!!

• Kedua istilah ini sering dianggap sama, karena


keduanya sering muncul pada saat
bersamaan/overlapping, padahal mekanismenya
berbeda
• Cedera spinal pada level di atas T6 dapat
menyebabkan syok neurogenik karena pusat
pengaturan simpatis berada pada area torakolumbal
PENJELASAN

Syok Spinal
• Istilah syok  kurang tepat, karena sebetulnya pada
kondisi syok spinal tidak disebabkan gangguan
sistem kardiovaskular

• Terjadi sesaat setelah adanya trauma pada medula


spinalis, biasanya menyebabkan complete spinal
trasection, sehingga menimbulkan gejala pada area di
bawah level trauma :
– Refleks menurun
– Paralisis flacid
– Sensibilitas menurun
PENJELASAN

Syok Spinal vs
Syok Neurogenik
TATALAKSANA

• Tatalaksana utama adalah pemberian


vasokonstriktor  dopamine
• Pada pasien post trauma/KLL tetapi
dipertimbangkan pemberian cairan karena ada
kemungkinan overlapping dengan syok
hipovolemik/hemoragik sampai terbukti bukan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Syok hipovolemik  fluid challenge (+),


HR meningkat (mekanisme kompensasi)
B. Syok sepsis  fluid challenge (-),
terdapat focus infeksi, butuh vasopressor
untuk mempertahankan MAP>65
C. Syok spinal  ada penurunan fungsi
motorik dan sensibilitas
E. Syok kardiogenik  fluid challenge (-),
ada riwayat penyakit jantung
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 28 tahun
• Penurunan kesadaran setelah kecelakaan dan
terbentur di punggung
• Kesadaran somnolen, TD 80/palpasi, HR 50x/mnt,
RR 22x/mnt, suhu afebris, akral hangat
• Tidak ditemukan kelemahan anggota gerak dan
gangguan sensibilitas

Maka, diagnosisnya adalah

D. Syok Neurogenik
KEYWORDS

• Pria, 43 tahun
• Nyeri ketiak kanan 3 hari lalu
• Tergores duri tanaman di lengan bawah,
tidak diobati, riw. DM (+)

DIAGNOSIS??

JAWABAN

B. Limfangitis
PENJELASAN

Limfangitis
Infeksi pembuluh limfe yang mengaliri suatu
lokus inflamasi
• Organisme patogen memasuki saluran limfatik
langsung melalui abrasi atau luka atau sebagai
komplikasi infeksi
• Biasanya didahului trauma
PENJELASAN

Limfangitis
• Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara
asimetrik, saling berhubungan, serta kulit di atasnya
tampak eritematosa
• Goresan merah dari daerah terinfeksi ke ketiak
atau pangkal paha
• Demam, nyeri
• Sakit kepala
• Penurunan nafsu makan
TATALAKSANA

• Pada anak < 3 tahun atau orang


dewasa yang mengalami demam tinggi
dan tampak toksik, diperlukan rawat
inap dan antibiotik IV (Ceftriakson,
Cefazolin, Klindamisin)
• Analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi
• Insisi drainase bila timbul abses
• Kompres hangat dan elevasi
lengan/tungkai yang terkena
Sumber: Medscape
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Limfoma Hodgkin  tumor kelenjar


limfe, sel Reed Sternberg (+)
C. Limfadenitis  inflamasi kelenjar limfe
D. Limfadenopati  istilah payung untuk
kelainan/gangguan pada kelenjar limfe
(sering disamakan dengan limfadenitis)
E. Selulitis  patch eritema batas tidak
tegas, hiperemis, nyeri, predileksi tungkai
bawah
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 43 tahun
• Nyeri ketiak kanan 3 hari lalu
• Tergores duri tanaman di lengan bawah,
tidak diobati, riw. DM (+)

Maka, diagnosis pasien ini adalah

B. Limfangitis
KEYWORDS

• Wanita, 56 tahun
• Mudah lelah ketika aktivitas sejak 1 bulan
• Riw. HT, DM, asam urat  rutin berobat, tidak ingat
nama obat
• PF: TD 140/90 mmHg, HR 62x/min, RR 18x/min,
afebris
• EKG  AV BLOCK 1

DIAGNOSIS >> DRUG INDUCED AV BLOCK


JAWABAN

B. Diltiazem
PENJELASAN

Bradiaritmia
AV block derajat 1
• PR interval memanjang
konstan (>5 mm)

AV block derajat 2a
(Mobitz 1)
• PR interval memanjang
progresif, hingga
akhirnya ada kompleks
QRS yang hilang (beat
drop)
PENJELASAN

AV block derajat 2b
(Mobitz 2)
• PR interval memanjang
konstan, hingga akhirnya
ada kompleks QRS yang
hilang (beat drop)
• Butuh pacemaker

AV block derajat 3
• Gelombang P dan QRS
berjalan sendiri-sendiri
• Jarak PP reguler,
begitupun jarak RR
• Butuh pacemaker
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Allopurinol  rash, pruritus,


transaminitis
C. Captopril  batuk, angioedema
D. Metformin  asidosis metabolik
E. Candesartan  hipotensi ortostatik,
hiperkalemia
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 56 tahun
• Mudah lelah ketika aktivitas sejak 1 bulan
• Riw. HT, DM, asam urat  rutin berobat, tidak ingat
nama obat
• PF: TD 140/90 mmHg, HR 62x/min, RR 18x/min,
afebris
• EKG  AV BLOCK 1

DIAGNOSIS >> DRUG INDUCED AV BLOCK


Maka, obat yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah
B. Diltiazem
KEYWORDS

• Wanita, 42 tahun
• Demam sejak 4 hari, badan lemas
• Post odontektomi 1 minggu lalu
• TD 120/90 mmHg, HR 92x/min, RR 18x/min, suhu 39°C
• PF: murmur diastolik sela iga III-IV linea parasternalis kiri
 stenosis trikuspid
• Echo: bayangan vegetasi di katup mitral

DIAGNOSIS >> ENDOKARDITIS INFEKTIF

JAWABAN

D. Streptococcus viridans
PENJELASAN

Endokarditis Infektif
Infeksi pada lapisan endokardium jantung
• Lokasi tersering  katup jantung, namun bisa juga
pada area defek katup, korda tendinea, atau
endokardium mural
• Faktor resiko tersering
– Riwayat cabut gigi  katup mitral
E/ Streptococcus viridans  pathogen rongga mulut
– Riwayat penggunaan jarum suntik  katup trikuspid
E/ Staphylococcus aureus  flora normal kulit
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

European Society of Cardiology. 2015


TATALAKSANA

• Antibiotik empiris (sebelum muncul hasil kultur)


– Ampisilin IV 12 g/hari terbagi dalam 4-6 dosis, ditambah
– Kloksasilin IV 12 g/hari terbagi dalam 4-6 dosis, ditambah
– Gentamicin IV 3 g/hari dosis tunggal
• Antibiotik untuk Staphylococcus spp. (4-6 mg)
– Kloksasilin IV 12 g/hari terbagi dalam 4-6 dosis
• Antibiotik untuk Streptococcus spp. (4 mg)
– Penisilin G IV 12-18 juta IU/hari terbagi dalam 4-6 dosis,
atau
– Amoksisilin IV 100-200 mg/kgbb/hari terbagi dalam 4-6
dosis, atau
– Ceftriaxone IV 2 g/hari

European Society of Cardiology. 2015


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Staphylococcus aureus  endocarditis


dengan FR penggunaan jarum suntik
B. Stapyhlococcus viridans  tidak ada
C. Pseudomonas aeruginosa 
pneumonia
E. Legionella sp.  legionellosis
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 42 tahun
• Demam sejak 4 hari, badan lemas
• Post odontektomi 1 minggu lalu
• TD 120/90 mmHg, HR 92x/min, RR 18x/min, suhu 39°C
• PF: murmur diastolik sela iga III-IV linea parasternalis kiri
 stenosis trikuspid
• Echo: bayangan vegetasi di katup mitral

DIAGNOSIS >> ENDOKARDITIS INFEKTIF

Maka, kemungkinan etiologinya adalah


D. Streptococcus viridans
KEYWORDS

• Pria, 44 tahun
• Batuk dan demam sejak 5 hari
• Pergi ke Singapura 2 minggu lalu 
sedang wabah flu

DIAGNOSIS??
JAWABAN

A. Suspek SARS
PENJELASAN

Suspek SARS
1. Pasien dengan gejala
– Demam tinggi (>38 C), ditambah
– Batuk atau sesak napas, ditambah salah satu dari
– Riwayat kontak dengan penderita, bepergian atau tinggal di
area endemik

2. Pasien yang meninggal karena penyakit saluran


napas akut, dan memiliki riwayat
– Kontak dengan penderita
– Bepergian atau tinggal di area endemik

Sumber: WHO
PENJELASAN

Probable SARS
Pasien yang memenuhi kriteria suspek
ditambah dengan
– Bukti radiologis (foto toraks) terdapat infiltrat
sesuai dengan gambaran pneumonia atau RDS
– Bukti immunoassay menunjukkan infeksi
coronavirus
– Autopsi  sesuai patologi RDS tanpa diketahui
penyebab yang jelas
Tidak ada istilah CONFIRMED SARS

Sumber: WHO
PENJELASAN
PENJELASAN

Probable MERS
Pasien yang tidak terkonfirmasi terinfeksi
MERS-CoV, karena hasil negatif atau tidak ada
fasilitas, namun dengan
– Mengalami ggn. pernapasan akut dengan adanya
bukti gejala, radiologis, dan histopatologi sesuai
dengan penyakit parenkim paru dan memiliki
riwayat kontak dengan penderita
– Mengalami ggn. pernapasan akut dengan adanya
bukti gejala, radiologis, dan histopatologi sesuai
dengan penyakit parenkim paru dan memiliki
riwayat bepergian/tinggal pada daerah endemik
Sumber: WHO
PENJELASAN

Confirmed MERS
Pasien yang dinyatakan positif terinfeksi
MERS-CoV melalui pemeriksaan
laboratorium, tanpa memandang tanda dan
gejala klinis

Sumber: WHO
PENJELASAN
PENJELASAN

Suspek H5N1
• Seseorang yang menderita ISPA dengan
gejala demam (suhu > 38C), batuk, dan/atau
sakit tenggorokan, sesak napas, dengan salah
satu keadaan sbb dalam 7 hari sebelum
timbul gejala:
– Kontak erat dengan pasien suspek, probabel, atau
confirmed
– Mengunjungi peternakan yang sedang terjangkit
KLB flu burung
PENJELASAN

Suspek H5N1
– Riwayat kontak dengan unggas, bangkai, kotoran
unggas, atau produk mentah lainnya di daerah yang 1
bulan terakhir telah terjangkit flu burung pada unggas
atau ada kasus pada manusia yang confirmed
– Bekerja pada lab yang memproses spesimen manusia
atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
dalam 1 bulan terakhir
– Memakan/konsumsi produk unggas mentah atau
kurang dimasak matang di daerah diduga ada infeksi
H5N1 pada hewan dalam 1 bulan sebelumnya
– Kontak erat dengan kasus confirmed H5N1 selain
unggas (kucing, anjing, dll)
PENJELASAN

Probable H5N1
• Kasus suspek disertai salah 1 dari :
– Infiltrat atau terbukti pneumonia pada foto toraks
+ bukti gagal napas (hipoksemia, takipnea berat)
– Bukti pemeriksaan lab terbatas mengarah pada
virus H5N1, misalnya tes HI yang menggunakan
antigen H5N1
– Dalam waktu singkat, gejala berlanjut menjadi
pneumonia atau gagal napas/meninggal dan
terbukti tidak ada penyebab lain.
PENJELASAN

Confirmed H5N1
• Kasus suspek atau probable disertai
salah 1 dari hasil lab di bawah ini :
– Isolasi/biakan virus H5N1 positif
– PCR influenza A H5 positif
– Peningkatan titer antibodi sebesar 4x dari
spesimen serum konvalesen dibandingkan
spesimen serum akut (dalam 7 hari setelah
gejala), dan titer antibodi konvalesen harus
1/80
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Probabel SARS
C. Suspek MERS
D. Probabel MERS
E. Suspek avian influenza

Pilihan lain lihat di slide penjelasan


KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 44 tahun
• Batuk dan demam sejak 5 hari
• Pergi ke Singapura 2 minggu lalu  sedang
wabah flu

Maka, diagnosisnya adalah

A. Suspek SARS
KEYWORDS

• Anak, 10 bulan
• Sesak sejak 2 hari, disertai batuk pilek
• HR 130x/min, RR 45x/min, suhu 37,9°C
• PF: retraksi subkostal minimal, ekspirasi
memanjang, wheezing (+)

DIAGNOSIS >> BRONKIOLITIS


JAWABAN

D. Respiratory Syncytial Virus


PENJELASAN

Bronkiolitis
• Inflamasi bronkiolus pada anak < 2 tahun
• Etiologi tersering  Respiratory syncytial virus

PPM IDAI. 2009


PENJELASAN

Pemeriksaan Fisik
• Takipnea
• Low grade fever
• Hiperinflasi
dinding dada
• Retraksi subcostal
atau intercostal
• Ronkhi basah
kasar
• Wheezing

HARUS DIBEDAKAN DENGAN


• Pneumonia  pada pneumonia tidak terdapat hiperinflasi
• Asma bronkial  pada asma tidak disertai adanya demam
dan ronkhi, pada anak > 2 tahun
TATALAKSANA

Bronkiolitis
• Pada umumnya tidak memerlukan pengobatan
• Dapat diberikan terapi suportif :
– Oksigen
– Monitoring cairan dan diet
– Inhalasi bronkodilator (agonis ß2)  tidak termasuk
rekomendasi, tetapi bisa diberikan apabila
memperbaiki gejala/mengurangi keluhan
– Antibiotik bila ada bukti infeksi bakteri
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Haemophilus influenza  pneumonia


B. Streptococcus grup A  faringitis
C. Paramyxovirus  parainfluenza
E. Pox virus  moluskum kontagiosum
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Anak, 10 bulan
• Sesak sejak 2 hari, disertai batuk pilek
• HR 130x/min, RR 45x/min, suhu 37,9°C
• PF: retraksi subkostal minimal, ekspirasi
memanjang, wheezing (+)

DIAGNOSIS >> BRONKIOLITIS

Maka, penyebab tersering kasus ini adalah

D. Respiratory Syncytial Virus


KEYWORDS

• Pria, 40 tahun
• Batuk dan demam sejak 3 hari
• Dahak berwarna kehijauan, kadang sesak
• Kesadaran CM, TD 130/90mmHg, HR 98x/mnt, RR
24x/mnt, suhu 38.2oC
• PF: rhonki basah halus +/+

DIAGNOSIS >> PNEUMONIA

JAWABAN

C. Rawat jalan, antibiotik


Azithromycin PO
PENJELASAN

Pneumonia
Peradangan parenkim paru akibat
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)

Bedakan dengan pneumonitis!!


Peradangan parenkim paru akibat substansi non-
mikroorganisme (radiasi, bahan kimia, obat-obatan)
PENJELASAN

Etiologi Pneumonia
• Pneumonia komunitas
• Gram (+)  Streptococcus pneumoniae
• Pneumonia nosokomial
• Gram (-)  Klebsiella pneumonia, Pseudomonas
aeruginosa
• Pneumonia atipik
• Chlamydia, Legionella, Mycoplasma
• Pneumonia aspirasi
• bakteri anaerob

Sumber: PDPI
PENJELASAN

Diagnosis Pneumonia
• Foto toraks  infiltrat baru atau infiltrat
progresif + 2 gejala atau lebih :
– Batuk-batuk bertambah
– Perubahan karakteristik dahak  purulen
– Suhu tubuh > 38C / riwayat demam
– Ditemukan tanda konsolidasi, suara napas
bronkial, dan ronkhi
– Leukositosis (> 10.000) atau leukopenia (< 4.500)

Sumber: PDPI
PENJELASAN
PENJELASAN

Kriteria
Rawat Inap
Apabila skor CURB-65 >1
atau skor CRB-65 ≥1
TATALAKSANA

Tatalaksana pneumonia dibagi berdasarkan


– Pasien rawat jalan
• Tanpa faktor modifikasi
• Dengan faktor modifikasi (komorbid*,
penggunaan antibiotik dalam 3 bulan terakhir)
– Pasien rawat inap non-ICU
– Pasien rawat inap ICU
– Curiga infeksi Pseudomonas atau MRSA

*Komorbid : CHF, PPOK, CKD, gangguan liver, DM, kanker,


asplenia, imunosupresi
TATALAKSANA

Sumber: Harrison
TATALAKSANA

Sumber: Harrison
TATALAKSANA

Sumber: Harrison
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rawat ICU, antibiotik Ceftriaxone IV


B. Rawat non-ICU, antibiotik Levofloxacin IV
D. Rawat jalan, antibiotik Amoksisilin PO
E. Rawat non-ICU, antibiotik
Ampisilin/Sulbaktam IV

Penjelasan di slide sebelumnya


KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 40 tahun
• Batuk dan demam sejak 3 hari
• Dahak berwarna kehijauan, kadang sesak
• Kesadaran CM, TD 130/90mmHg, HR 98x/mnt, RR
24x/mnt, suhu 38.2oC
• PF: rhonki basah halus +/+

DIAGNOSIS >> PNEUMONIA

Maka, tatalaksananya adalah


C. Rawat jalan, antibiotik
Azithromycin PO
KEYWORDS

• Pria, 62 tahun
• Mimisan sejak 1 bulan
• Hidung terasa mengganjal, sakit kepala dan
pandangan ganda
• Laringoskopi posterior: massa pada fossa
Rosenmuller dan limfadenopati coli dextra

DIAGNOSIS??

JAWABAN

D. Karsinoma nasofaring
PENJELASAN

Ca Nasofaring
• Paling sering disebabkan infeksi EBV
(Ebstein-barr virus)
• Gejala dirasakan bila ukuran tumor sudah
cukup besar, mengganggu struktur di
sekitarnya :
• Hidung : mimisan, obstruksi, rinore
• Telinga : tinitus, penurunan pendengaran
• Leher : edema, limfadenopati
• SSP : nerve palsy (mis : diplopia),
headache
PENJELASAN

Ca Nasofaring
Pemeriksaan Fisik
• Pembesaran KGB leher, tidak nyeri
• Biasanya kedua sisi leher (bilateral)
• Gangguan saraf kranial (25% kasus)
• Nasofaringoskopi  massa yang muncul
dari area nasofaring (tersering: fossa
Rosenmuller)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Epistaksis anterior  laringoskopi


normal
B. Epistaksis posterior  laringoskopi
normal
C. Tumor nasi  tumor pada rongga
hidung
E. Polip nasi  massa bertangkai pada
rongga hidung
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 62 tahun
• Mimisan sejak 1 bulan
• Hidung terasa mengganjal, sakit kepala dan
pandangan ganda
• Laringoskopi posterior: massa pada fossa
Rosenmuller dan limfadenopati coli dextra

Maka, diagnosisnya adalah

D. Karsinoma nasofaring
KEYWORDS

• Pria, 35 tahun
• Pasca kecelakaan dada terbentur stang
motor  sesak dan nyeri dada kanan 
trauma tumpul
• TD 100/60 mmHg, HR 120x/min, RR 34x/min
• PF: jejas hemitoraks kanan, bunyi napas
menurun, perkusi redup paru kanan

DIAGNOSIS??
JAWABAN

D. Hematothoraks
PENJELASAN

Trauma Toraks yang


Mengancam Jiwa
• Tension pneumothorax
• Open pneumothorax
• Flail chest dan kontusio paru
• Hematothorax masif
• Tamponade jantung
PENJELASAN

Hematothorax/Hemothorax
• Masif apabila >1500 cc
• Penyebab
• Luka tembus yang
merobek pembuluh
darah sistemik/hilus
• Trauma tumpul
• Gejala dan tanda
• Syok
• Suara nafas hilang
• Perkusi redup pada sisi
hemitoraks yang
terkena
TATALAKSANA

Hematothorax
• Oksigen
• Resusitasi cairan kristaloid 20 cc/kgBB
• Evaluasi kemungkinan disertai pneumothorax 
lakukan needle decompression
• Pemasangan chest tube untuk drainase darah
• Operasi (thoracotomy) apabila
• Perdarahan masif (>1500 cc) pada drainase
• Peradahan tidak berhenti (150 – 200 cc/jam selama
2 – 4 jam)
• Butuh transfusi darah berulang untuk menjaga
hemodinamik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Flail chest  fraktur segmental ≥3 iga


yang berurutan
B. Tamponade jantung  trias Beck
C. Pneumothoraks ventil  TTV tidak
stabil, pendorongan mediastinum
E. Efusi pleura  sesak, rhonki (+) basah
halus, xray meniscus sign
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Pria, 35 tahun
• Pasca kecelakaan dada terbentur stang
motor  sesak dan nyeri dada kanan
• TD 100/60 mmHg, HR 120x/min, RR 34x/min
• PF: jejas hemitoraks kanan, bunyi napas
menurun, perkusi redup paru kanan

Maka, diagnosisnya adalah

D. Hematothoraks
KEYWORDS

• Wanita, 44 yahun
• Batuk berdahak sejak 3 hari, warna kuning
• Demam (-) sesak (-), perokok pasif sejak 10 thn
• PF: TTV normal, low pitched wheezing 
hilang setelah batuk

DIAGNOSIS??
JAWABAN

D. Bronkitis akut
PENJELASAN

Bronkitis Akut
Peradangan pada bronkus  hipersekresi
mukus  batuk produktif
Faktor risiko
• Asap rokok
• Infeksi (virus, bakteri)
• Paparan terhadap iritan, polutan
• Refluks gastroesofageal

Sumber : PPK Primer


PENJELASAN

Bronkitis
Gejala
• Batuk berdahak  gejala yang paling nyata
• Demam ringan
• Rasa berat atau tidak nyaman di dada
• Sesak napas
• Mengi atau bunyi “ngik”
• Gejala konstitusional : nyeri kepala, lemas, malaise,
myalgia

Sumber : PPK Primer, Medscape


PENJELASAN

Bronkitis
Pemeriksaan Fisik
• Rhinorrhea
• Faring hiperemis
• Limfadenopati servikal
• Rhonki basah kasar dan mengi yang berpindah-
pindah tempat atau berubah intensitasnya setelah
batuk

Sumber : PPK Primer, Medscape


TATALAKSANA

• Terapi utama  menghindari pajanan


• Oksigenasi bila sesak napas berat
• Medikamentosa :
• Antitusif  kodein 3x10 mg PO
• Ekspektoran  GG, amboksol
• Antipiretsik  parasetamol, ibuprofen
• Bronkodilator  salbutamol, terbutalin, aminofilin
• Antibiotik (bila terbukti infeksi bakteri) 
Eritromisin 3x500 mg PO (5 hari)
• Steroid  pada kasus kronik eksaserbasik akut
diberikan Prednison

Sumber : PPK Primer, Medscape


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. PPOK  riwayat merokok, batuk


berdahak produktif, barrel chest
B. Asma bronkial  wheezing menetap
C. Bronkiolitis  pada anak <2 tahun
E. Bronkiektasis  sputum 3 lapis, xray
honeycomb appearance
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 44 yahun
• Batuk berdahak sejak 3 hari, warna kuning
• Demam (-) sesak (-), perokok pasif sejak 10 thn
• PF: TTV normal, low pitched wheezing 
hilang setelah batuk

Maka, diagnosisnya adalah

D. Bronkitis akut
KEYWORDS

• Laki-laki, 63 tahun
• Selalu jatuh jika berdiri sejak 1 bulan yang lalu
• PF  rigiditas pada ekstremitas, sulit
berjalan, dan tremor saat istirahat
Dx : Parkinson Disease
Terapi yang tepat?

JAWABAN

B. Levodopa + Carbidopa
PENJELASAN

Penyakit Parkinson
Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat 
khas: pill rolling
- Rigiditas  khas:
fenomena cog wheel
(roda pedati)
- Akinesia
- Postural instability 
Jalan langkah kecil -kecil
- Muka seperti topeng

Sumber : Buku Ajar Neurologi


PENJELASAN

Patofisiologi Parkinson Disease


TATALAKSANA

Tatalaksana Gejala Motorik  jika ada


gangguan fungsi
• Early Therapy
– Levodopa 3 x 50mg + Benzaserid 3 x 12,5mg
– Levodopa/Carbidopa 100/25mg
– Agonis Dopamin non Ergot, kurang efektif
• Berkaitan dengan edema, mual, halusinasi
– MAO B Inhibitor,
• kurang efektif dibandingkan Levodopa, jarang diskinesia
• Late therapy
– Kombinasi levodopa dengan Agonis dopamin, MAO-B inhibitor,
amantadine mengatasi diskinesia
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Tatalaksana gejala non motorik


• Kelemahan dan gangguan tidur
– Metilfenidat
– Sleep hygiene
• Disfungsi Autonom (hipotensi ortostatik, disfungsi
ereksi)
– Viagra untuk disfungsi ereksi
– Polyethylene glycol untuk konstipasi
– Botox untuk Drooling
• Psikiatri (depresi dan psikosis)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rivastigmin  obat untuk MG


C. Karbamazepin  anti-epilepsi
(khususnya untuk kasus epilepsi fokal)
D. Etosuksimid  DOC untuk kejang
lena/absan
E. Metilfenidat  tatalaksana ADHD
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Selalu jatuh jika berdiri sejak 1 bulan yang lalu
• PF  rigiditas pada ekstremitas, sulit
berjalan, dan tremor saat istirahat
Dx : Parkinson Disease
Terapi yang tepat?

B. Levodopa + Carbidopa
KEYWORDS

• Perempuan, 30 tahun
• Kesemutan di tangan
• Riw. trauma di area 1/3 distal lengan atas
• PF  kesulitan gerakan dorsofleksi
pergelangan tangan
• Sensoris pada bagian punggung tangan ↓↓↓
Apa diagnosis dan saraf yang terlibat?
JAWABAN

D. Saturday Night Palsy, N.


Radialis
PENJELASAN

Radial Nerve Palsy / Saturday Night Palsy

 Berjalan di medial
Humerus

 Paling sering
karena TRAUMA
(FRAKTUR
HUMERUS) &
Kompresi pada
bagian axilla

Sumber : ASSH ; Radial Nerve Injuries ; 2014


PENJELASAN

Fraktur Corpus Humeri


(humeral shaft fracture)
• Pathoanatomi
– Spiral groove
(radial sulcus)
 tepi lateral tulang
humerus  tempat
berjalan N. radialis &
arteri brachialis
profunda
PENJELASAN

Fraktur Corpus Humeri


Gejala  Nyeri tangan, Kelemahan tangan, Neurovaskular: radial
nerve palsy (wrist drop, ekstensi metakarpofalangeal, abduksi &
ekstensi ibu jari)
PENJELASAN

N. Ulnaris Injury
 Mempersarafi ½ lateral jari 4
dan jari 5
 Berasal dari Spinal cord C8-T1
 Berjalan di sisi median elbow
joint
 Saat masuk ke bagian tangan
melewati Guyon’s Canal dan
terbagi ke 2 cabang : supreficial
sensory & deep motor

Sumber : ASSH ; Management of Ulnar Injuries;2015


PENJELASAN
N. Ulnaris Injury

 Tidak bisa Fleksi Metacarpal


Joint dan Ekstensi
Interphalanx joint jari 4 dan 5

 Tidak bisa menggenggam


objek

 Keadaan ini disebut dengan


CLAW HAND

 Pemeriksaan Penunjang :
 Electromyelograph (EMG)
 Nerve Conduction Velocity
 MRI
PENJELASAN

• Cedera N. Medianus
• Khas : Hand of
Benediction / Ape Hand
• Tidak Bisa Fleksi jari
1,2,3
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. CTS, N. Medianus 
atrofi thenar (+)
B. CTS, N. Radialis 
salah diagnosis
C. Saturday Night Palsy,
N. Ulnaris  salah
nervus yang terlibat
E. Klumpke Palsy, N.
Ulnaris  cedera plexus
brachial trunkus inferior
(C8-T1)  reflex
genggam (-)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Kesemutan di tangan
• Riw. trauma di area 1/3 distal lengan atas
• PF  kesulitan gerakan dorsofleksi
pergelangan tangan
• Sensoris pada bagian punggung tangan ↓↓↓
Apa diagnosis dan saraf yang terlibat?

D. Saturday Night Palsy, N.


Radialis
KEYWORDS

• Perempuan, 20 tahun
• Rutin konsumsi obat antiepilepsi
• Keluhan efek samping : letih, lunglai, lesu,
dan sering pusing. Konjungtiva anemis dan
gusi tampak hiperplasia.
• Lab  Hb 9 g/dL, MCV 112 fl, MCH 26 pg
Obat apa yang mungkin dikonsumsi ?
JAWABAN

C. Fenitoin
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER
• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa
aura, umumnya tanpa kebingungan pasca-serangan, bisa
disertai automatisasi maupun tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur  Jerking
movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan,
atau ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal
sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah
beberapa detik, kemudian menjadi gerakan klonik ritmik,
kebingungan pasca-serangan , maupun kelumpuhan pasca
serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba
jatuh)
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang

Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER


• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala
bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya bisa berupa kelumpuhan satu sisi maupun
berupa bengong mendadak yang diikuti dengan aura,
automatisme dan kebingungan pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang parsial
yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik umum
PENJELASAN

Obat Anti Epileptik/OAE


PENJELASAN

Efek Samping OAE


PENJELASAN

Efek Samping Fenitoin


PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Carbamazepin  leukopenia
B. Asam Valproat  gg.pencernaan,
kebotakan
D. Diazepam  mengantuk, halusinasi,
depresi nafas
E. Alprazolam  mengantuk, sekresi air
liur berlebih
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Rutin konsumsi obat antiepilepsi
• Keluhan efek samping : letih, lunglai, lesu,
dan sering pusing. Konjungtiva anemis dan
gusi tampak hiperplasia.
• Lab  Hb 9 g/dL, MCV 112 fl, MCH 26 pg
Obat apa yang mungkin dikonsumsi ?

C. Fenitoin
KEYWORDS

• Wanita, 35 tahun
• Nyeri kepala berdenyut sebelah kanan -
kambuhan
• Mual dan muntah +, memburuk setelah
aktivitas
• Melihat kilatan cahaya saat nyeri kepala
sebelah disangkal
DIAGNOSIS?
JAWABAN

A. Common migraine
PENJELASAN

Nyeri kepala primer

Sumber : Konsensus Sefalgia, PERDOSSI


PENJELASAN

Migraine
• Kriteria diagnosis
– Nyeri kepala 4 – 72 jam
– Disertai 2 dari gejala berikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
– Salah satu: mual muntah
atau fotofobia/afonofobia
PENJELASAN
PENJELASAN

Prinsip dasar melibatkan sistem


trigeminovaskular
PENJELASAN

Tatalaksana nyeri kepala


• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)

• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon  opioid
– Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.

• Cluster headache
– Akut: oksigen 7-10 lpm
– Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
PENJELASAN

Tatalaksana Abortif Migraine


• Sumatriptan
– 6 mg SC, bisa diulangi dalam 1 jam, dosis
maksimal : 12 mg dalam 24 jam
– 25 - 100 mg p.o tiap 2 jam, dosis maksimal : 200
mg per hari
– Intranasal: 5 - 10 mg (1-2 semprot) pada salah satu
lubang hidung; dosis boleh diulang dalam 2 jam,
hingga dosis maksimal yaitu 40mg/hari.
• Ergotamine = 1 - 2 mg p.o tiap jam, maksimal 3
dosis dalam 24 jam.
• Caffeine plus ergotamine (Cafergot) = 2 tablet
(100 mg caffeine/1 mg ergotamine) saat
serangan, lalu 1 tablet tiap 30 menit sampai 6
tablet per satu kali serangan.
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Classic migraine  ada aura


C. Migraine refrakter  tidak berespon
dengan pengobatan abortif migraine dan
terus menerus mengalami serangan
meskipun sudah dilakuakn tatalaksana
preventifnya  biasanya tergolong kasus
kronik
D. Acute migraine = istilah “episodic”migraine
 < 15 hari dalam sebulan
E. Chronic migraine  migraine dialami > 15
hari dalam sebulan selama setidaknya 3
bulan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri kepala berdenyut sebelah kanan -
kambuhan
• Mual dan muntah +, memburuk setelah
aktivitas
• Melihat kilatan cahaya saat nyeri kepala
sebelah disangkal
DIAGNOSIS?

A. Common migraine
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun, terjatuh dari teras lantai 2


rumahnya, 1 jam SMRS
• Kaki kanannya tidak bisa digerakkan. TTV dbn.
• PF  hemiplegia dextra dan hilangnya
sensasi nyeri serta suhu pada sisi
kontralateral lesi.
Diagnosis yang tepat sesuai kasus diatas
adalah...
JAWABAN

E. Brown Sequard syndrome


PENJELASAN

Spinal Cord Injury

Lesi Setinggi
Thoracal & Lumbal
menyebabkan
paraplegia

Trumatic Spinal cord injury, Nature Review ; 2017


PENJELASAN

Hemiseksi/ Brown Sequard Syndrome


• Trauma penetrasi
• Ipsilateral defisit : motor, propriosepsi, vibratory
• Kontralateral defisit: pain, temperature
PENJELASAN

Potong Lintang Medulla Spinalis

• Lesi dapat bersifat: total, sentral, anterior, posterior,


dan hemiseksi
• Total / Complete : semua fungsi hilang (motorik,
nyeri dan suhu, propriosepsi dan vibrasi)
PENJELASAN

Anterior cord
• Karena kompresi dari anterior spinal cord, burst fracture
• Manifestasi
– Eks Bawah lebih berat dibandingkan ekst atas
– Motoric, pain, temperature loss
– Proriosepsi, Vibratory baik (posterior)
PENJELASAN

Perhatikan nyeri dan suhu


dipersarafi traktus
spinothalamic

Setelah diberi stimulus di sisi L


dia akan menyilang di medspin
ke sisi R

Karena Kerusakan pada sisi


kanan, maka manifestasi nyeri
& suhu di sisi kiri
PENJELASAN

Posterior Cord
• Jarang
• Hilangnya propriosepsi
• Fungsi lainnya baik
PENJELASAN

Central Cord Syndrome


• Kelemahan ekstremitas atas lebih buruk
dibandingkan ekstremitas bawah
• EKSKLUSI TIDAK SESUAI DENGAN YANG LAIN
TATALAKSANA

Spinal Cord Injury


SHOULD BEGIN WITHIN 8 HOURS of INJURY

Onset ≦ 8hours  Methylprednisolone IV bolus 30mg/kg


(15 minutes)  45 Min Pause  5.4 mg/kg / hour (23 hours)

Adams ; Principle of Neurology ; p1245


A Clinical Practice Guideline for the Management of Acute-
Spinal Cord Injury: Introduction, Rationale, and Scope
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Anterior cord syndrome  hilangnya nyeri


dan suhu, kelemahan ekstremitas bawah
lebih berat dari yang atas
B. Central Cord Syndrome  kelemahan
ekstremitas atas lebih berat dari yang bawah
C. Complete Spinal Transection 
Kehilangan fungsi sensorik dan motorik
Bilateral
D. Posterior Cord Syndrome  kehilangan
propriosepsi (saja)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Riw. terjatuh dari teras lantai 2 rumahnya, 1
jam SMRS
• Kaki kanannya tidak bisa digerakkan. TTV dbn.
• PF  hemiplegia dextra dan hilangnya
sensasi nyeri serta suhu pada sisi
kontralateral lesi.
Diagnosis yang tepat sesuai kasus diatas
adalah...

E. Brown Sequard syndrome


KEYWORDS

• Anak laki-laki, 11 tahun


• Sering terlihat bengong dan tidak fokus saat
berkomunikasi  terlihat menjilat-jilat
bibirnya sendiri sekitar 10 detik, lalu
melanjutkan kembali aktivitasnya.
• Pasien juga mengalami penurunan prestasi di
sekolahnya.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling
tepat?
JAWABAN

D. Elektroensefalografi
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


1. Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran.
Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya biasanya berupa bengong mendadak yang
diikuti dengan aura, automatisme dan kebingungan
pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang parsial
yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik umum
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


2. Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER
• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak,
tanpa aura, umumnya tanpa kebingungan
pasca-serangan, bisa disertai automatisasi
maupun tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur 
Jerking movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada
kepala, badan, atau ekstremitas
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


2. Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER -
LANJUTAN

• Tonik-klonik umum primer (grand mal) :


berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas
dan bawah beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, kebingungan pasca-
serangan , maupun kelumpuhan pasca
serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien
tiba-tiba jatuh)
PENJELASAN
PENJELASAN

Kejang Absans/Lena
• Gangguan kesadaran yang terjadi secara
tiba-tiba
• Penderita tampak seperti orang melamun
dan tidak sadar, tanpa reaksi apa-apa.
• Setelah beberapa saat kemudian (hitungan
detik) penderita akan dapat kembali seperti
semula dan dapat melakukan aktifitasnya.
• Serangan ini biasanya timbul pada anak-
anak berusia antara 4-12 tahun dan jarang
terjadi pada dewasa.
• Serangan ini dapat terjadi berkali-kali dalam
sehari bahkan hingga 100 kali serangan
dalam satu hari.
• Ada 2 tipe kejang lena : simple dan kompleks
PENJELASAN

Medscape.com
PENJELASAN

Pemeriksaan penunjang
PENJELASAN

Tatalaksana Farmakologis Epilepsi


PENJELASAN

• Pilihan Utama : Ethosuximide


Alternaltif lain : Asam valproat
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. NCV-EMG  CTS, GBS


• B. CT scan kepala  Stroke
• C. Rontgen kepala  kasus Trauma
• E. Pungsi Lumbal  GBS, Meningitis
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus anak


• Sering terlihat bengong dan tidak fokus saat
berkomunikasi  terlihat menjilat-jilat
bibirnya sendiri sekitar 10 detik, lalu
melanjutkan kembali aktivitasnya.
• Pasien juga mengalami penurunan prestasi di
sekolahnya.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling
tepat?

D. Elektroensefalografi
KEYWORDS

• Pria, 30 tahun
• Nyeri kepala berputar  dipengaruhi
perubahan posisi.
• Mual dan sudah 1x muntah.
• Gangguan pendengaran dan riwayat trauma
disangkal pasien.
Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan apa
yang dilakukan?
JAWABAN

A. Dix-Hallpike dan
Romberg
PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
• Pusing berputar  vertigo
• Bedakan dengan dizziness atau melayang!!
– Vertigo pasien merasa dirinya/lingkungannya yang
berputar.
– Dizziness = seperti di atas kapal, melayang
PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
Vertigo dibagi menjadi dua, yaitu:
• Vertigo sentral
– Onset gradual
– Keluhan less-intense, keluhan mual muntah lebih ringan
– Gejala telinga/ gangguan pendegaran  jarang
– Ada riwayat hipertensi, stroke, gangguan
keseimbangan/ koordinasi , defisit neurologi (+)
• Vertigo perifer
– Onset mendadak
– Disertai mual/ muntah yang hebat
– Keluhan telinga (tinnitus/ penurunan pendengaran) (+)
– Defisit neurologi (-)
PENJELASAN
Pendekatan Vertigo
PENJELASAN

BPPV
• Adalah sensasi abnormal (umumnya berupa pusing
berputar) yang dipicu oleh gerakan mendadak
(paroksismal).
• Patofisiologi: ada 2 teori, yakni adanya otolith/ debris
di kanal semisirkularis (=kanalitiasis, teori utama)
atau kupula krista ampularis (=kupulolitiasis).
• Tersering adalah kanalitiasis di kanalis semisirkularis
posterior. Paling jarang adalah anterior
PENJELASAN

BPPV
• Pemeriksaan standar klinis dari BPPV  manuver
dix-hallpike  UNTUK PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Patognomonik  nistagmus (+) seringkali rotasional/
geotropik, dengan latensi dan durasi terbatas.
– Nystagmus Horizontal  lebih ke vertigo perifer
– Nystagmus Vertikal  lebih ke vertigo sentral
• Dix-hallpike positif mengindikasikan BPPV posterior,
bila negatif bisa jadi BPPV di kanal lain atau
disebabkan oleh kupulolitiasis.
PENJELASAN

Romberg Test
PENJELASAN

Terapi BPPV
– Observasi: bila gejala ringan dan umumnya
remisi spontan dalam beberapa minggu-bulan.
– Medikasi vestibulosupresan, misalnya
betahistin, yang efektif digunakan untuk
Ménière’s disease, BPPV (benign paroxysmal
positional vertigo), vestibular neuronitis, dan
vertigo perifer lain
– Reposisi kanalith dengan berbagai maneuver
 ada yang oleh dokter, ada yang latihan
mandiri di rumah
– Operasi.
PENJELASAN

Epley Maneuver : 1st line


manuever Tx oleh dokter
PENJELASAN

Semont Maneuver : 2nd line


manuever Tx oleh dokter
PENJELASAN

Brandt-Darrof Maneuver  latihan


mandiri di rumah oleh pasien
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Romberg dan Semont  Semont untuk


maneuver tatalaksana
C. Tes Thompson dan Epley  Thompson
test untuk rupture tendon achiles
D. Tes Brandt-Daroff  merupakan latihan
di rumah oleh pasien
E. Epley maneuver dan Tes Spurling 
epley untuk maneuver tatalaksana,
spurling test untuk cek cervical
radiculopathy
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri kepala berputar  dipengaruhi
perubahan posisi.
• Mual dan sudah 1x muntah.
• Gangguan pendengaran dan riwayat trauma
disangkal pasien.
Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan apa
yang dilakukan?

A. Dix-Hallpike dan
Romberg
KEYWORDS

• Perempuan, 25 tahun
• Nyeri pada lengan kanan
• Riw. jatuh dengan posisi tangan menahan
badan
• Gambaran radiografi  fraktur pada 1/3
proksimal ulna dan dislokasi caput radial
DIAGNOSIS?
JAWABAN

B. Fraktur Monteggia
PENJELASAN
PENJELASAN

• Montegia • Galeazzi
PENJELASAN

WAYS TO REMEMBER
PENJELASAN

Colles Fracture Smith Fracture


• Fraktur distal radius, • Fraktur distal radius,
Displace posterior , Displace anterior, Angulasi
Angulasi dorsal ventral/ palmar
• Jatuh dengan pergelangan • Jatuh dengan pergelangan
tangan dalam ekstrensi Tangan dalam fleksi
(dorsofleksi) (palmarfleksi)
PENJELASAN

Tx Awal : IMOBILISASI  pasca fraktur cukup dipasang


bidai
• Non-Surgical :
– PRINSIP : Jika position (alignment) baik  pasang cast/gips
hingga setinggi bawah siku sampai tulang union (4-6
MINGGU)
– Jika alignment buruk  re-align : REDUKSI  Tertutup /
Terbuka (pembedahan)  dilanjutkan dengan pemasangan
splint/cast. Surgical : dengan metal pins, screw and plate
• Tujuan : mengembalikan fungsi gerak normal
semaksimal mungkin.
• INGAT : selalu nilai terlebih dahulu ada tidaknya
kondisi emergensi berupa gangguan neurovaskular
distal.
https://orthoinfo.aaos.org/en
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Fraktur Galleazi  fraktur radius distal +


dislokasi distal radio-ulnar joint
C. Fraktur Colles  Fraktur distal radius,
angulasi ke dorsal (dinner fork deformity)
D. Fraktur Smith  Fraktur distal radius,
angulasi ke ventral (garden spade deformity)
E. Fraktur Boxer  fraktur metacarpal 4/5 ;
banyak dialami petinju
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri pada lengan kanan
• Riw. jatuh dengan posisi tangan menahan
badan
• Gambaran radiografi  fraktur pada 1/3
proksimal ulna dan dislokasi sendi
radioulnar
DIAGNOSIS?

B. Fraktur Monteggia
KEYWORDS

• Laki-laki, 20 tahun
• Nyeri lutut kiri sejak 1 jam yang lalu.
• PF  bengkak, ROM terbatas, uji Mc Murray
(+).
Dx : Meniscus Tear
Tatalaksana awal yang tepat?

JAWABAN

D. RICE
PENJELASAN

Cedera Meniskus
• 2 tipe : acute tear (cedera olahraga) & age-related
degeneration
• Klinis
– Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat
pergerakan
– PF :
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat
pergerakan. McMurray Test (+) , Apley
grind test (+)
Sumber: Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.
PENJELASAN

Cedera Meniskus – McMurray Test


Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral
Fleksi lutut, palpasi sisi Fleksi lutut, palpasi sisi
medial lutut lateral lutut
Tungkai bawah rotasi Tungkai bawah rotasi
eksternal, lutut internal, lutut diekstensikan
diekstensikan
[arah gaya dari medial,
[arah gaya dari lateral, meregang meniskus lateral]
meregang meniskus medial]

Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.


PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
• TATALAKSANA
– RICE  Tx Awal
– NSAID, manajemen
nyeri
– Arthroscopic repair
(simptomatik, gagal
terapi konservatif)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Antibiotik  jika infeksi


B. Pembedahan  Tx definitif
C. Terapi Oksigen  apabila ada
gangguang breathing
E. Pemasangan jalur intravena –
Rehidrasi  untuk kasus dehidrasi/syok
hipovolemik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri lutut kiri sejak 1 minggu yang lalu.
• PF  bengkak, ROM terbatas, uji Mc Murray
(+).
Dx : Meniscus Tear
Tatalaksana awal yang tepat?

D. RICE
KEYWORDS

• Anak perempuan, 12 tahun


• Keluar nanah dari luka bekas terjatuh pada
tungkai kiri bawah
• Nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kiri sejak
3 hari lalu
• PF  edema regio cruris sinistra, Suhu 39.2oC
Dx : Osteomyelitis Akut
Apakah pemeriksaan radiologi terbaik untuk kondisi
pasien saat ini?
JAWABAN

D. MRI
PENJELASAN

Osteomielitis
• Peradangan pada tulang
• Etiologi
– Penjalaran langsung dari infeksi jaringan lunak
– Penyebaran hematogen (pada anak / IV Drug User)

• Patogen
– S. Aureus (tersering)
– Salmonela typhi
– IVDU: Pseudomonas, Staph aureus
– S. Epidermidis (pasien hip replacement)
– S. Aureus, Pseudomonas, enterobacter (luka kronik dan DM)
PENJELASAN

Gejala Klinis
• Nyeri tulang dan nyeri pada perabaan
• Hangat, bengkak, eritema, gerakan
terbatas
• Gejala sistemik
• Discharge purulen
• Bila kronik mengakibatkan
hyperpigmentasi, ulcer.
PENJELASAN
Klasifikasi
• OSTEOMIELITIS AKUT • OSTEOMIELITIS
• Durasi < 2 minggu KRONIK
 Tanda2 radang • Durasi > 1 bulan
(merah,nyeri, bengkak) Tidak ada tanda radang
 Gambaran soft tissue Keluar pus
swelling
Dapat disertai ulkus
dan hiperpigmentasi
Gambaran
sequestrum,
involucrum, abses
brodie.
ABSES
BRODIE
PENJELASAN
Penunjang
• Laboratorium
– Peningkatan
leukosit, ESR, kultur
• Radiografi
– Reaksi periosteal,
soft tissue swelling,
sequestrum
involucrum

• MRI: gold standard Sequestrum adalah nekrosis tulang


Involucrum adalah ‘tulang baru’
• Biopsy: gold standard periosteal baru meliputi sequestrum
PENJELASAN

Modalitas Radiologi
1. X- Ray  Pemeriksaan Pertama
• Pada keadaan akut hanya bisa melihat periosteal
formation & soft tissue swelling
• Tidak spesifik untuk Osteomielitis
• Pada kronik
– Gambaran Sequestreum & Involucrum
2. MRI  Gold Standard
• Bisa melihat struktur tulang, sumsum, jaringan
3. CT-scan  Pilihan ke2 terbaik setelah MRI
• Lebih superior dari MRI  struktur Tulang
• Pada fase kronik lebih baik daripada MRI

1Department of Radiology, Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust ; The imaging of osteomyelitis
TATALAKSANA

Prinsip Terapi
• IV Antibiotik sesuai kultur Indications surgery
• Jika tidak bisa kultur mulai • antibiotic failure,
dengan AB broad spectrum • infected surgical
hardware
• Durasi Terapi AB 4-6
• chronic osteomyelitis
Minggu with necrotic bone
and soft tissue

Sumber :AAFP Diagnosis and Management of Osteomyelitis


PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. USG  bukan pilihan untuk kasus


• B. CT-Scan  pilihan ke-2, namun lebih
baik untuk kasus osteomyelitis kronik
• C. X-ray  pemeriksaan awal, kurang
spesifik sehingga bukan yang terbaik
• E. Bone Mass Density  pemeriksaan
kecurigaan osteoporosis
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Keluar nanah dari luka bekas terjatuh pada
tungkai kiri bawah
• Nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kiri
sejak 3 hari lalu
• PF  edema regio cruris sinistra, Suhu
39.2oC
Dx : Osteomyelitis Akut
Apakah pemeriksaan radiologi terbaik untuk
kondisi pasien saat ini?

D. MRI
KEYWORDS

• Laki-laki, 19 tahun
• Nyeri pada kaki kanan, memberat pada
malam hari  sering terbangun dari tidur
akibat nyeri.
• Gait antalgic; edema, hangat, dan nyeri tekan
pada tibia proksimal kanan; ROM terbatas.
• Hasil px radiografi : sunburst appearance.
DIAGNOSIS?
JAWABAN

A. Osteosarcoma
PENJELASAN

Osteosarkoma
• Tumor tulang pada
usia 10-30 tahun
• Osteosarcoma  tumor
maligna, kasus jarang,
kebanyakan
menyerang ujung dari
tulang panjang.
• Sel tumor
menghasilkan tulang
imatur bernama
osteoid.
• Predileksi di area dekat
lutut, baik berasal dari
femur maupun tibia.
PENJELASAN

Gejala
• NYERI  paling utama. Awalnya
hilang timbul, lama kelamaan
menjadi konsisten. Tipikal cancer
pain  nyeri saat malam hari,
bisa sampai membangunkan
tidur
• Adanya massa/bengkak di area
tumor  menyebabkan
limp/gangguan berjalan terutama
jika mengenai tulang di
ekstremitas bawah  antalgic
gait (kecenderungan
menopang beban tubuh pada
kaki yang sehat)
• Tulang lebih mudah patah 
fraktur patologis
PENJELASAN

Osteosarkoma
• Dapat metastasis  paling
sering ke paru-paru
• Gambaran khas : sun
burst, codman triangle
PENJELASAN

Kondrosarkoma
• Tumor tulang pada
usia > 40 tahun
• Di daerah medula,
meluas ke korteks 
fraktur patologis
• Nyeri
• Gambaran khas :
kalsifikasi intrameduler
menyerupai popcorn
PENJELASAN

Ewing Sarcoma
• Keganasan tulang
terbanyak pada pasien
usia 10-20 tahun
• Rentang usia sangat lebar
(dari bayi hingga orang tua),
tersering ditemukan pada
usia 5 – 25 tahun
• Predileksi: metafisis tulang
panjang dan tulang pipih
pada bahu & pelvic girdles
PILIHAN JAWABAN LAIN
OSTEOBLASTOMA OSTEOID
B. Osteoblastoma  benign OSTEOMA
tetapi bisa agresif. Mirip osteoid
osteoma namun lebih besar
ukurannya. Batas tegas,
biasanya ada sclerotic disekitar
lesi disertai mineralisasi
C. Multiple myeloma  OLD
CRAB
D. Ewing sarcoma  onion skin
E. Osteoid osteoma  benign,
ukuran < 1,5 cm, tidak
bertambah besar, nyeri
memburuk pada malam hari
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri pada kaki kanan, memberat pada
malam hari  sering terbangun dari tidur
akibat nyeri.
• Gait antalgic; edema, hangat, dan nyeri tekan
pada tibia proksimal kanan; ROM terbatas.
• Hasil px radiografi : sunburst appearance.
DIAGNOSIS?

A. Osteosarcoma
KEYWORDS

• Laki-laki, 29 tahun
• Nyeri hebat di pergelangan kaki kanan
bagian belakang sejak 2 jam yang lalu setelah
olahraga lompat jauh.
• Tampak pergelangan kaki bengkak.
• Px FISIK  menekan betis pasien, tidak
terdapat plantar fleksi.
DIAGNOSIS ?
JAWABAN

C. Ruptur tendon achilles


PENJELASAN

RUPTURE TENDON ACHILLES

• Sering salah didiagnosis


sebagai ankle sprain
• Faktor risikonya adalah atlet
periodik, injeksi steroid, dan
konsumsi fluoroquinolon
• Paling sering terjadi saat
olahraga dengan mekanisme
plantar flexi yang tiba-tiba
ataupun dorsiflexi mendadak
yang dipaksa pada kaki yang
sedang plantar flexi
• Predileksi = 4-6cm dari insersi
tendon di calcaneus
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5th ed
PENJELASAN

Ruptur tendon achilles


• Anamnesis
– Riwayat olahraga dengan gerakan platar flexi tiba tiba atau
dorsoflexi mendadak yang dipaksa pada posisi plantar flexi
– Riwayat faktor risiko
– Rasanya seperti “pop” saat terjadi ruptur di tendon achilles
• Pemeriksaan fisik
– Look: peningkatan posisi dorsiflexi pada posisi tubuh
pronasi dan lutut ditekuk
– Feel: teraba celah di tendon achilles
– Move: Kelemahan saat plantar flexi
– Test khusus: Thompson test/Calf squeeze test
positif
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5th ed
PENJELASAN

Imaging
• Imaging
– Xray: untuk
menyingkirkan adanya
keadaan patologis lain
– USG: dapat
membedakan ruptur
komplit atau parsial
– MRI: untuk
menentukan posisi
tendon robek yang
tertarik.
TATALAKSANA

Tatalaksana
• Immobilisasi
– Pada pasien yang menolak operasi atau yang berisiko
tinggi bila dioperasi
– Pasien sedenter
• Operasi
– Open end-to-end achilles tendon repair
• Pada ruptur akut (< 6 minggu)
– Percutaneous achilles tendon repair
• Untuk kosmetik scar yang lebih baik
– Rekonstruksi dengan VY advancement
• Untuk ruptur kronik dengan defek <3cm
– Flexor hallucis longus transfer dengan atau tanpa VY
advancement of gastrocnemius
• Untuk ruptur kronik dengan defek > 3cm
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5th ed
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tendinitis achilles  Nyeri tanpa rasa


“pop” pada tendon achilles, thompson test (-)
B. Achilles bursitis  Nyeri pada daerah
tumit, tetapi tidak mempengaruhi kekuatan
plantarflexi
D. Tarsal tunnel syndrome tinel sign positif,
phalen (+)
E. Plantar Fasciitis
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Nyeri hebat di pergelangan kaki kanan
bagian belakang sejak 2 jam yang lalu setelah
olahraga lompat jauh.
• Tampak pergelangan kaki bengkak.
• Px FISIK  menekan betis pasien, tidak
terdapat plantar fleksi.
DIAGNOSIS ?

C. Ruptur tendon achilles


KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun  keluhan penglihatan


ganda
• Riw. kencing manis dan hipertensi
• VODS 6/6, sulit membuka mata sebelah kiri
• Gerakan mata kiri memiliki hambatan ketika
mata melirik ke arah nasal
• Pemeriksaan funduskopi normal
Apa kelainan pada pasien ini?
JAWABAN

A. Parese N. III
PENJELASAN

Gerakan Bola Mata


PENJELASAN
PENJELASAN

INGAT : LR6(SO4)3  artinya Lateral


Rectus N.VI, Superior Oblique N.IV, sisanya N.III

JEMBATAN KELEDAI  IBARATKAN WAJAH MANUSIA (MATA-HIDUNG-


TELINGA)
ANGKA 4  SEPERTI HIDUNG  LIHAT HIDUNG  INFEROMEDIAL
 N.IV (SUPERIOR OBLIQUE)
ANGKA 6  SEPERTI TELINGA  LIHAT TELINGA  LATERAL 
N.VI (RECTUS LATERAL)
SISANYA N.III
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Parese n. IV  mengenai superior oblique 


kesulitan melirik ke arah bawah & medial
C. Parese n. V  N. Trigeminus :
Sensorik: Menerima rangsangan dari wajah untuk
diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang (MENGUNYAH)
Refleks Kornea
D. Parese n.VI  mengenai lateral rectus 
kesulitan melirik ke arah temporal
E. Parese n. VII  N. Facialis :
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior
lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk
menciptakan ekspresi wajah
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Keluhan penglihatan ganda
• Riw. kencing manis dan hipertensi
• VODS 6/6, sulit membuka mata sebelah kiri
• Gerakan mata kiri memiliki hambatan ketika
mata melirik ke arah nasal
• Pemeriksaan funduskopi normal
Apa kelainan pada pasien ini?

A. Parese N. III
KEYWORDS

• Pria, 37 tahun
• Pandangannya menjadi gelap total terutama di
bagian tengah dan sedikit menyisakan area di
pinggirnya.
• Sifat progresif dan semakin parah dari hari ke hari.
• Riw.konsumsi alkohol oplosan rutin semenjak
dirinya di PHK.
• RAPD (-) & diskus optikus yang pucat (atrofi).
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

JAWABAN

C. Toxic Optic Neuropathy


PENJELASAN

Toxic Optic Neuropathy (TON)


PENJELASAN
Zat Causatif
PENJELASAN

Ddx
PENJELASAN

Sekilas RAPD (Relative Afferent


Pupilary Defect)

• Disebut pula Marcus Gunn Pupil


• Akibat defek konduksi dari N.Optikus khususnya pada
fiber aferen
• Diperiksa dengan swinging light test reflex 
membandingkan reflex pupil direk dan indirek. Positif
(abnormal) jika pupil dilatasi ketika diberi rangsang
sinar/cahaya
• Hasil positif menunjukkan kemungkinan neuropati
optik, khususnya jika mengenai hanya 1 sisi/unilateral
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Neuritis Optik  peradangan nervus


optikus (serabut myelin), jika unilateral dapat
ditemukan RAPD +
B. Papiledema  biasanya bilateral, akibat
peningkatan TIK (bedakan dengan edema
papil yang mungkin unilateral)
D. Neuritis Retrobulbar  doctor sees
nothing, patient sees nothing
E. Anterior Ischemic Optic Neuropathy 
kebanyakan pada orang tua, gg.vaskularisasi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pandangannya menjadi gelap total terutama
di bagian tengah dan sedikit menyisakan area
di pinggirnya.
• Sifat progresif dan semakin parah dari hari ke
hari.
• Riw.konsumsi alkohol oplosan rutin
semenjak dirinya di PHK.
• RAPD (-) & diskus optikus yang pucat (atrofi).
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?

C. Toxic Optic Neuropathy


KEYWORDS

• Wanita , 71 tahun
• Riw. katarak dengan visus 1/∞  3 tahun.
• Menolak dioperasi karena takut.
• Saat ini, mata merah, nyeri, pada
pemeriksaan didapatkan edema kornea,
injeksi siliar, COA dalam, TIO meningkat.
DIAGNOSIS?
JAWABAN

B. Katarak hipermatur
dengan glaukoma fakolitik
PENJELASAN

Katarak Senilis
• Katarak kongenital  infeksi TORCH (khususnya Rubella)
• Katarak didapat / acquired :
– Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
– Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
– Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes
melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
– Katarak senilis (age-related cataract) – katarak nuklear
• Berdasarkan tingkat maturitasnya dibagi menjadi :

Imatur Matur Hipermatur/


Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
PENJELASAN

Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
 Primary Congenital Glaucoma
 Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
 Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
 Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
 Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
 Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN

Lens Induced
Glaucoma (Glaukoma
Fakogenik)

 glaukoma akibat lensa, bisa berupa sudut


terbuka maupun sudut tertutup.
• Glaukoma fakomorfik  glaukoma sekunder sudut
tertutup akibat katarak imatur/lensa intumesen,
dislokasi lensa
• Glaukoma fakolitik  glaukoma sekunder
sudut terbuka akibat partikel lensa yang
bocor pada katarak hipermatur.
• Glaukoma fakoanafilaktik  akibat reaksi kompleks
imun terhadap partikel lensa akibat operasi katarak
PENJELASAN

TATALAKSANA - MANAJEMEN

 Tatalaksana awal:
turunkan TIO, DOC :
acetazolamide ; khusus
pada glaucoma
fakoanafilaktik berikan
steroid untuk mengatasi
inflamasi
 Tatalaksana definitif :
ekstraksi katarak 
biasanya dengan EKEK
(Ekstraksi Katarak
Ekstrakapsular) / ECCE
atau Phacoemulsifikasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Katarak hipermatur dengan glaukoma


fakomorfik
• C. Katarak hipermatur dengan POAG
• D. Katarak imatur dengan PACG
• E. Katarak matur dengan glaukoma
absolut
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus orang tua


• Riw. katarak dengan visus 1/∞  3 tahun.
• Menolak dioperasi karena takut.
• Saat ini, mata merah, nyeri, pada
pemeriksaan didapatkan edema kornea,
injeksi siliar, COA dalam, TIO meningkat.
DIAGNOSIS?

B. Katarak hipermatur
dengan glaukoma fakolitik
KEYWORDS

•Pria, 60 tahun
•Mata kanan merah dan buram sejak 2 hari yll
•Riw. Operasi katarak 1 minggu yll
•PF : nyeri (+), injeksi konjungtiva + injeksi siliar
+, hipopion +, kornea keruh, lain-lain tidak dapat
dinilai.
Dx : Endoftalmitis
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan untuk mengetahui etiologi penyebab
keluhan mata pasien ?
JAWABAN

D. Kultur humor vitreous


PENJELASAN

Endoftalmitis - Panoftalmitis
• Inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous and
aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Tipe
– Eksogen (post operatif, trauma, post injeksi viterus)
– Endogen.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis
tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis
(70%)
• Pemeriksaan
– PF lokalis: PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
– Lab: gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR,
darah lengkap, LDH
– Radiologi: CT-scan/MRI orbita, USG ocular
PENJELASAN

Endoftalmitis/Panoftalmitis Akut
Postoperatif
• Terjadi dalam 1-2 minggu post
operasi, seringnya 3-5 hari
post operasi.
• Gejala: sangat progresif, mata
nyeri, mata merah, sekret, dan
pandangan kabur
• Tanda: visus turun, edema
palpebra, edema konjungtiva Hipopion
dan kornea, cells + fibrin di
COA, hipopion, inflamasi
vitreous, retinitis, dan reflex
fundus kabur.
PENJELASAN

Bedakan !
• Endoftalmitis  inflamasi
intraokular yang meliputi kavitas
okular dan struktur disekitarnya
tanpa melewati sklera

• Panoftalmitis  endoftalmitis +
keterlibatan sklera dan kapsula
tenon hingga jaringan orbital

• Minta pasien untuk


menggerakan bola mata,
bila muncul rasa nyeri (+)
 panoftalmitis
PENJELASAN

Px Penunjang
• Evaluasi Ultrasound  USG Ocular
–  harus dilakukan jika terdapat opasifikasi media
refraksi yang signifikan sehingga menghalangi
visualisasi yang adekuat dari fundus
– Temuan : Dispersed vitreous opacities with vitritis ;
Chorioretinal thickening
– Rule out: retinal detachment, dislocated lens material,
retained foreign bodies
• Investigasi Mikrobiologis  tentukan etiologi
– Etiologi tersering Bakteri  terutama gram +
– Sample vitreous lebih sering menunjukkan hasil
positif dibanding sample aqueous humor
– Cek pewarnaan gram, kultur dan sensitivitas antibiotik
http://eyewiki.aao.org/Endophthalmitis
TATALAKSANA

Tatalaksana
• Antibiotik intravitreus
(lebih direkomendasikan) atau
sistemik (penyebab sering
bakteri; terapi empiris:
Vankomisin, Ceftazidime, atau
Amikasin)
• Steroid intravitreus
Injeksi intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Surgery : Vitrektomi (pars
plana vitrektomi)
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Gonioskopi  melihat struktur sudut


iridocorneal, tidak bisa menilai etiologi
• B. USG mata  apabila visualisasi segmen
posterior sulit dinilai, tidak bisa menilai
etiologi
• C. Kultur humor aqueous  hasil lebih
banyak menunjukkan hasil positif pada
kultur humor vitreous
• E. Pemeriksaan slit lamp  menilai
segmen anterior dari mata, tidak bisa
menilai etiologi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Mata kanan merah dan buram sejak 2 hari yll
• Riw. Operasi katarak 1 minggu yll
• PF : nyeri (+), injeksi konjungtiva + injeksi
siliar +, hipopion +, kornea keruh, lain-lain
tidak dapat dinilai.
Dx : Endoftalmitis
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan untuk mengetahui etiologi
penyebab keluhan mata pasien ?

D. Kultur humor vitreous


KEYWORDS

• Laki-laki, 34 tahun  mata terasa berat dan


nyeri.
• Tampak kemerahan dan bengkak pada sisi
temporal mata sebelah kanan.
• Inspeksi : bentuk S terbalik
Apa diagnosis dan penyebab terseringnya?

JAWABAN

E. Dakrioadenitis – Mumps
Virus
PENJELASAN

Dakrioadenitis
• Definisi: inflamasi pada glandula lakrimalis
• Terletak di orbita supratemporal
• Gejala:
• Akut: unilateral, nyeri berat, kemerahan, seperti ada tekanan
pada regio supratembporal orbita, onset cepat
• Kronik: bilateral, tidak nyeri, membesar, lebih dari 1 bulan,
lebih sering dibandingkan akut
• Tanda:
• Akut: perbesaran glandula lakrimal palpebral (terlihat dari
eversi kelopak mata atas), kemosis, injeksi konjungtiva,
ptosis seperti bentuk S
• Kronik: perbesaran glandula lakrimal tidak nyeri
• Penyebab: virus (paling sering, terutama mumps),
bakteri, fungal
PENJELASAN

Wajib Bedakan dengan


Dakriosistitis
• Inflamasi sakus lakrimalis
• Obstruksi duktus lakrimalis: primer (idiopatik stenosis) atau
sekunder (trauma, infeksi, neoplasma, dll)  bisa akut
ataupun kronik
• Nyeri mendadak, eritem dan edema daerah sakus
lakrimalis, epifora
PENJELASAN

Pemeriksaan Spesifik
• Tes Anel
• untuk melihat patensi ductus
lakrimalis.
• Cara : memasukkan jarum tumpul ke
punctum lakrimalis ke dalam saccus
lakrimalis, kemudian disemprotkan
larutan garam fisiologis (NaCl).
• Tes anel positif bila ada rasa asin di
tenggorokan.
• Tes anel negatif berarti terdapat
patensi pada duktus nasolakrimalis.

• Tes Regurgitasi
– ada tidaknya patensi saccus lacrimalis,
– Cara : menekan saccus lacrimalis dan
dilihat ada tidaknya sekret yang keluar
dari saccus tersebut.
– Tes ini positif bila terdapat sekret yang
keluar.
– Tes ini positif pada Dacriocystitis.
TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Kompres air hangat dan massase di bawah area
kantus  suportif
• Pasien dengan keadaan umum baik: Cephalexin
500 mg peroral tiap 6 jam, alternatif Amoxicillin
/clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam
• Pasien KU jelek, demam dan akut dirawat di rumah
sakit dengan penanganan cefazolin 1gr iv tiap 8 jam
• Jika penyebab virus (pada dakrioadenitis: paling
sering)  self-limiting + suportif + NSAID
• Analgesik bila perlu
• Insisi dan drainase pada abses
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Dakriosistitis – S.aureus  salah Dx 


tes anel (-), regurgitasi (+), lokasi di canthus
nasalis
B. Dakrioadenitis – S.aureus  penyebab
tersering adalah virus
C. Hordeolum – S.epidermidis  salah Dx 
benjolah di margo palpebra, tanda radang (+)
D. Dakriosistitis – Mumps Virus  salah Dx
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Mata terasa berat dan nyeri.
• Tampak kemerahan dan bengkak pada sisi
temporal mata sebelah kanan.
• Inspeksi : bentuk S terbalik
Apa diagnosis dan penyebab terseringnya?

E. Dakrioadenitis – Mumps
Virus
KEYWORDS

• Perempuan, 55 tahun
• Terdapat jaringan tumbuh di matanya
• Rasa mengganjal (+), nyeri (-), & mulai
menganggu penglihatan
• PF  jaringan dari canthus media mata
hingga bagian hitam mata
Diagnosis dan tatalaksana ?
JAWABAN

D. Pterigium grade 4 &


Ekstirpasi
PENJELASAN

Pterygium (Surfer’s Eye)


• Pertumbuhan jaringan
fibrovascular (benign) pada
konjungtiva berbentuk segitiga
dan bisa meluas hingga limbus
dan pupil.
• Seringkali asimptomatik; keluhan
lain: mata kering, rasa
mengganjal
• Penyebab pasti masih tidak
diketahui. Eksposure sinar UV
dapat memicu pertumbuhan 
nelayan, petani
https://www.healthline.com/health/pterygi
um
PENJELASAN

Staging & Parts of Pterygium

https://iovs.arvojournals.org/article.aspx?articleid=2408481
PENJELASAN

Ddx
PTERYGIUM PSEUDOPTERYGIUM

Degenerative Process Inflammatory Process


Etiology

Usually in elder person At any age


Age

Always situated in Can occur at any site


Site
palpebral aperture
Either progressive / Always stationary
Stages
regressive / stationary
Probe can’t be passed Probe can be passed
Sonde/Probe Test
underneath underneath the neck
PENJELASAN

Manajemen
• Menghindari pajanan sinar UV adalah
preventif. Tidak menghilangkan pterigium
yang sudah ada
– kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi
(adanya inflamasi yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif,
namun kekambuhan masih mungkin terjadi
 EKSTIRPASI PTERYGIUM
PENJELASAN

Analisis Soal
• Pasien mengalami gangguan penglihatan
• Sejalan dengan keluhannya, tampak pterygium
yang sudah mencapai bagian hitam mata (pupil)
• Dx : Pterygium Stage 4 / IV
• Tx : definitif  pembedahan  EKSTIRPASI

• Indikasi Pembedahan :
– Astigmatisme terinduksi pterygium
– Terlibatnya aksis penglihatan
– Gejala iritasi berat
– Kosmetik

Aminlari, et al. Management of Pterygium. American Academy of Ophthalmology.


https://www.aao.org/eyenet/article/management-of-pterygium-2
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pterigium grade 1 & Kortikosteroid


sistemik  gradedan Tx tidak sesuai
B. Pterigium grade 2 & Ekstirpasi  grade
tidak sesuai
C. Prerigium grade 3 & Tetes mata
Kortikosteroid  grade dan Tx tidak
sesuai
E. Pinguekula & Diet rendah lemak 
diagnosis tidak sesuai
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Terdapat jaringan tumbuh di matanya
• Rasa mengganjal (+), nyeri (-), & mulai
menganggu penglihatan
• PF  jaringan dari canthus media mata
hingga bagian hitam mata
Diagnosis dan tatalaksana ?

D. Pterigium grade 4 &


Ekstirpasi
KEYWORDS

• Perempuan, 16 tahun
• Kelopak mata kanan atas merah dan nyeri
sejak 2 hari terakhir.
• Bulu mata rontok, gatal pada mata kanan.
• PF : VOD 6/6, injeksi konjungtiva minimal,
krusta kekuningan + edema dan hiperemis
pada margo palpebra.
DIAGNOSIS?
JAWABAN

C. Blepharitis Anterior
PENJELASAN

Blefaritis: peradangan kelopak mata


(1) Anterior : ulseratif (karena stafilokokus), nonulseratif (karena
seboroik)
(2) Posterior (kelainan kelenjar meibom)
PENJELASAN

Blepharitis
• Terdapat dua tipe:
• ulseratif (karena
stafilokokus) 
lebih sering
• nonulseratif
(karena seboroik)
PENJELASAN

Ddx
TATALAKSANA

Tatalaksana
• Seka dengan air hangat
untuk mempermudah
evakuasi pus (kompres
hangat)
• Bersihkan tepi palpebra untuk
membersihkan dengan krusta
(juga dengan kain hangat /
cotton bud yang sudah
dibasahi air hangat)
• Antibiotik Topikal
– Chloramphenicol Eye Drop 0,5%
– Gentamycin Eye Oint. 0,3%
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kalazion  tanda radang (-)


B. Blepharitis Posterior  disfungsi
glandula meibom ; tidak ada krusta, jarang
menyebabkan madarosis
D. Hordeolum  tanda radang (+)
E. Konjungtivitis  Mata Merah, Visus
Normal, tergantung etiologi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Kelopak mata kanan atas merah dan nyeri
sejak 2 hari terakhir.
• Bulu mata rontok, gatal pada mata kanan.
• PF : VOD 6/6, injeksi konjungtiva minimal,
krusta kekuningan + edema dan hiperemis
pada margo palpebra.
DIAGNOSIS?

C. Blepharitis Anterior
KEYWORDS

• Laki-laki, 35 tahun  mata merah.


• Tidak ada pandangan kabur.
• Saat ini sedang batuk dan bersin-bersin 
common cold.
• Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
• PF : perdarahan di konjungtiva, dapat digerakan
dengan cotton bud.
Etiologi yang paling mungkin menjadi penyebab
keluhan diatas?

JAWABAN

D. Manuver valsava
PENJELASAN
PENJELASAN

Subconjunctival
Hemorrhage
• Sering berupa bercak kemerahan di sklera, di
bawah konjungtiva. Pembuluh darah konjungtiva
adalah pembuluh darah terapuh di badan  pecah
• Bukan kegawatdaruratan
• Tidak nyeri, tidak mengganggu visus 
asimptomatik. MATA MERAH, VISUS TIDAK
TURUN
• SPONTANEOUS!
– Bisa dipicu oleh peningkatan tek.vena (Valsalva
maneuver, batuk, bersin, muntah, mengedan), eye
rubbing, trauma (injury), mengucek mata berlebihan,
tekanan darah tinggi, gangguan koagulasi.
– efek obat-obatan seperti aspirin, warfarin
PENJELASAN
• No special treatment is required
• Seringkali hanya observasi  self
limiting  absorbsi spontan (hari-
minggu)
• “Warm not hot compresses may
be useful in symptomatic relief”
 3-4x/day @ 10 minutes
• Dalam kasus akut (24 jam
pertama) gunakan kompres dingin
terlebih dahulu dilanjutkan dengan
kompres hangat > 24 jam
• Suportif : air mata buatan
• Atasi underlying disease terkait

Medscape.com, WebMD.com
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Trauma  salah satu etiologi tersering,


namun pada kasus pasien sedang batuk
B. Idiopatik  etiologi pemicu cukup jelas
C. Gangguan hemostasis  gg. koagulasi
atau efek dari obat sperti aspirin
E. Infeksi  jarang
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Mata merah. Tidak ada pandangan kabur.
• Saat ini sedang batuk dan bersin-bersin 
common cold.
• Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
• PF : perdarahan di konjungtiva, dapat
digerakan dengan cotton bud.
Etiologi yang paling mungkin menjadi penyebab
keluhan diatas?

D. Manuver valsava
KEYWORDS

• Artikel ilmiah mengenai efektivitas Valsartan


dibandingkan dengan Irbesartan terhadap
hipertensi.
• Valsartan dapat menurunkan TD sistolik sebesar
10-15 mmHg (p = 0,010)
• Irbesartan dapat menurunkan TD sistolik sebesar
20-25 mmHg (p = 0,075)
Obat manakah yang sebaiknya dipilih dr. Dewi?
JAWABAN

C. Valsartan, karena nilai p 0,01


PENJELASAN

Concept
• The alternative hypothesis (H1) is what we hope to
support.
• The null hypothesis (H0), in contrast, is presumed to be
true, until the data provide sufficient evidence that it is not.
• The P value is used all over statistics, from t-
tests to regression analysis. We use P values to determine
statistical significance in a hypothesis test.
• The degree of statistical evidence we need to “prove” the
alternative hypothesis is the confidence level  1 minus
the Type I error rate (alpha = significance level), which
occurs when you incorrectly reject the null hypothesis.
• The typical alpha value of 0.05 corresponds to a 95%
confidence level: we're accepting a 5% chance of rejecting
the null even if it is true.
PENJELASAN

Interpretation :
• If the p-value is < 0.05 (p-value <= significance level), we
Reject the null hypothesis that there's no difference
between the means and conclude that the alternative
hypothesis is true at the 95% confidence level (or whatever
level you've selected)  significant difference does exist

• If the p-value is > 0.05 (p-value > significance level) ,


we Fail to reject the null hypothesis and conclude that
not enough evidence is available to suggest the null is false
at the 95% confidence level  cannot conclude that a
significant difference exists

• REMEMBER :
– Below 0.05, significant. Over 0.05, not significant.
PENJELASAN

Analisis Soal
• “Valsartan dapat menurunkan TD sistolik
sebesar 10-15 mmHg (p = 0,010), sementara
Irbesartan dapat menurunkan TD sistolik
sebesar 20-25 mmHg (p = 0,075)”
• Data diatas menunjukkan bahwa Valsartan
secara signifikan (p nya < 0,05) berbeda
bermakna untuk menurunkan TD sebesar 10-15
mmHg. Sementara Irbesartan (p nya > 0,05)
yang berarti efeknya tidak secara signifikan
bermakna, meskipun penurunan yang
dihasilkan sedikit lebih besar
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Valsartan, karena menurunkan TD


sistolik 10-15 mmHg
B. Irbesartan, karena menurunkan TD
sistolik lebih baik (20-25 mmHg)
D. Irbesartan karena nilai p 0,075
E. Tidak keduanya, karena Valsartan dan
Irbesartan sama-sama tidak efektif dan
memiliki efek samping
KESIMPULAN

• Artikel ilmiah mengenai efektivitas


Valsartan dibandingkan dengan
Irbesartan terhadap hipertensi.
• Valsartan dapat menurunkan TD sistolik
sebesar 10-15 mmHg (p = 0,010)
• Irbesartan dapat menurunkan TD sistolik
sebesar 20-25 mmHg (p = 0,075)
Obat manakah yang sebaiknya dipilih
dr. Dewi?
C. Valsartan, karena nilai p 0,01
KEYWORDS

• dr. Ponco meneliti tentang pengaruh jenis


makanan mahasiswa dengan stastus gizinya 
menggunakan kuesioner
• Responden diminta untuk mengisi jenis
makanan-jumlah/porsi dari tiap makan pagi-
siang-malam selama 1 minggu terakhir.
• Responden ditemani oleh peneliti dalam pengisian
kuesioner.
Apa kemungkinan masalah yang bisa dihadapi oleh
peneliti?
JAWABAN

A. Bias Recall
PENJELASAN
PENJELASAN

Sumber-sumber Bias
• Design Bias  researcher fails to take into account
the inherent biases liable in most types
of experiment
• Selection/Sampling Bias  proses seleksi atau partisipasi
subyek
– Omission Bias  sampel hanya dari grup tertentu
(tidak dapat diekstrapolasikan ke seluruh populasi)
– Inclusive Bias  sampel dipilih secara convenience
• Procedural Bias  ketika terdapat tekanan
kepada subjek untuk memberikan respon secara
tergesa-gesa
• Measurement Bias / Information Bias / Observation
Bias  terganggu dalam proses pengumpulan data

Martyn Shuttleworth (Feb 5, 2009). Research Bias.


PENJELASAN

Sumber-sumber Bias
• Interviewer Bias  terjadi pada proses interview
dimana pewawancara dapat secara tidak
sengaja memberikan pengaruh/Bahasa tubuh
yang cenderung mengarahkan subjek
• Response Bias  subjek secara sadar / tidak
sadar cenderung memberi jawaban yang
mereka piker diinginkan oleh peneliti
• Reporting Bias  kecenderungan untuk selalu
memberikan hasil yang positif / menunjang
hipotesa
• Confounding (Perancu)  Tercampurnya efek
pajanan utama dengan efek faktor risiko
eksternal lainnya
Martyn Shuttleworth (Feb 5, 2009). Research Bias.
PENJELASAN

Selection Bias
Characteristic

• Terjadi ketika menggunakan kriteria


yang berbeda dalam prosedur seleksi
subyek
• Besar dan arahnya seringkali tidak dapat
diperkirakan
• Bias ini, sekali terjadi tidak dapat
dikendalikan, melainkan hanya dapat
dicegah.
PENJELASAN

Procedural Bias

• Terjadi gangguan dalam prosedur pelaksanaan


penelitian
• Misal dalam sebuah survey dengan kuesioner
yang dilakukan pada pekerja / mahasiswa
• Pengisian kuesioner pada jam istirahat akan
membuat subjek asal isi (pertanyaan tidak
dibaca dengan baik) atau secepatnya agar
masih memiliki waktu untuk makan dan
beristirahat
PENJELASAN

Information Bias / Observation Bias /


Measurement Bias
• Bias yang terjadi karena perbedaan sistematik dalam mutu
dan cara pengumpulan data
• Dapat berujung pada misklasifikasi penyakit atau pajanan.
• Didalamnya termasuk :
– Recall bias (bias mengingat kembali) dari subyek
penelitian yg terjadi karena misalnya kemampuan pasien
mengingat informasi pajanan berbeda pada kelompok
kasus dan kontrol.
– Interviewer bias (bias pewawancara) terjadi karena
subyektifitas atau sugesti pewawancara dalam proses
pengumpulan data.
– Clever Hans effect yg terjadi karena subyek merubah
respons agar sesuai dengan apa yg (dianggap oleh
subyek) menyenangkan peneliti/ pewawancara.
PENJELASAN

Cara menghindari
Bias
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Bias Informasi  terganggu dalam proses


pengumpulan data, dikenal pula dengan
measurement/observation bias (istilah payung dari
recall bias)
C. Bias Seleksi  menggunakan kriteria yang
berbeda dalam prosedur seleksi subyek, ada
kecenderungan untuk memilih subjek yang belum
tentu dapat mewakili/digeneralisasi ke populasi
D. Bias Gender  akibat perbedaan gender dari
peneliti dan subjek yang mungkin menyebabkan
keseganan
E. Bias Interviewer  karena subyektifitas atau
sugesti pewawancara dalam proses pengumpulan data.
KESIMPULAN

• dr. Ponco meneliti tentang pengaruh jenis


makanan mahasiswa dengan stastus
gizinya  menggunakan kuesioner
• Responden diminta untuk mengisi jenis
makanan-jumlah/porsi dari tiap makan
pagi-siang-malam selama 1 minggu
terakhir.
• Responden ditemani oleh peneliti dalam
pengisian kuesioner.
Apa kemungkinan masalah yang bisa
dihadapi oleh peneliti?

A. Bias Recall
KEYWORDS

• Penelitian mengenai kejadian katarak dengan


miopia tinggi
• Melihat persebaran data terkait usia pasien
dan panjang aksis bola mata (Axial Length/AL)
pasien.
• Didapatkan 200 sampel yang sesuai kriteria 
uji Normalitas  Untuk data usia didapat p =
0,011 dan untuk data AL didapat p = 0,246.
Interpretasi hasil tersebut yang tepat adalah…
JAWABAN

B. Data AL terdistribusi
normal
PENJELASAN

UJI NORMALITAS
• Data numerik sebelum dilakukan pengujian
hipotesis perbandingan (dengan uji T, ANOVA,
dan lainnya)
• Diukur apakah data yang didapat terdistribusi
normal

• Jenis Uji Normalitas :


– Uji Chi Square / Goodness of fit, Jarque Bera,
Skewness Kurtosis, Shapiro Wilk, Shapiro
Francia, Ryan Joiner, Lilliefors, Cramer Von
Mises, Anderson Darling, Kolmogorov Smirnov
PENJELASAN

Prioritas Pilihan Uji Normalitas Berdasarkan


Berbagai Jumlah Sampel (aplikasi SPSS)

• GUNAKAN UJI KOLMOGOROV SMIRNOV APABILA


JUMLAH SAMPLE N > 200
• UNTUK N KECIL (7-50) SEBAIKNYA GUNAKAN
UJI SHAPIRO WILK
• UNTUK N 51 – 200 GUNAKAN UJI LILLIEFORS
PENJELASAN

Kolmogorov Smirnov
• Persyaratan Uji Kolmogorov Smirnov adalah:
– Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
– Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel
distribusi frekuensi
– Dapat untuk n besar maupun n kecil.
• Interpretasi uji Kolmogorov Smirnov :
– jika nilai < 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,
berarti data tersebut terdistribusi tidak normal
– jika nilai > 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data
normal baku, artinya data yang kita uji terdistribusi
normal
PENJELASAN

Analisis Soal
• Untuk data usia didapat p = 0,011. Hasil
uji normalitas ini < 0,05 yang artinya
data usia TERDISTRIBUSI TIDAK
NORMAL
• Untuk data AL didapat p = 0,246. Hasil
uji normalitas ini > 0,05 yang artinya
data Axial Length TERDISTRIBUSI
NORMAL
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Data usia terdistribusi normal


C. Data usia tidak bisa dipercaya karena p
< 0,05
D. Data AL signifikan secara statistik
karena p > 0,05
E. Data usia signifikan secara statistik
• Pilihan lain tidak sesuai interpretasi hasil
uji pada soal
KESIMPULAN

• Penelitian mengenai kejadian katarak


dengan miopia tinggi
• Melihat persebaran data terkait usia
pasien dan panjang aksis bola mata (Axial
Length/AL) pasien.
• Didapatkan 200 sampel yang sesuai kriteria
 uji Normalitas  Untuk data usia
didapat p = 0,011 dan untuk data AL
didapat p = 0,246.
Interpretasi hasil tersebut yang tepat
adalah…
B. Data AL terdistribusi
normal
KEYWORDS

• dr. Selebgram melakukan promosi iklan 


produk suplemen penurun berat badan instan
“Faslim” dengan memakai jas dokter disertai
gelar profesinya.
Bagaimana perilaku dokter tersebut
berdasarkan kode etik kedokteran?

JAWABAN

D. Tidak benar, karena melanggar


kemandirian profesi dokter
PENJELASAN

KODEKI 2012
• Pasal 3 : Kemandirian Profesi
– Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang
dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
• Setiap dokter dilarang melakukan perbuatan yang dapat
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, antara lain:
– memberikan obat, alat/produk kesehatan, anjuran/nasehat atau tindakan
kedokteran, prototipe/cara/perangkat/sistem manajemen klinis pelayanan
langsung pasien dan/atau penerapan ilmu pengetahuan, teknologi,
keterampilan/kiat kedokteran yang belum berdasarkan bukti ilmiah
(evidence) dan/atau diakui di bidang kedokteran yang mengakibatkan hilangnya
integritas moral dan keilmuannya
KODEKI IDI 2012
PENJELASAN

• membuat ikatan atau menerima imbalan berasal dari perusahaan


farmasi/obat/vaksin/makanan/suplemen/alat kesehatan/alat
kedokteran/bahan/produk atau jasa kesehatan/terkait kesehatan
dan/atau berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan apapun dan
darimana pun dan/atau berasal dari pengusaha,perorangan yang
akan menghilangkan kepercayaan publik/masyarakat terhadap
dan menurunkan martabat profesi kedokteran
• melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung dalam
segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk
mempromosikan atau mengiklankan dirinya, barang
dan/atau jasa sebagaimana dimaksud Pasal 3, cakupan pasal
butir 1 dan 2 di atas guna kepentingan dan keuntungan
pribadinya, sejawat/pihak lain kelompoknya
• melakukan upaya diagnostik, pengobatan atau tindakan medis
apapun pada pasien secara menyimpang dari atau tanpa indikasi
medik yang mengakibatkan turunnya martabat profesi
kedokteran dan kemungkinan terganggunya keselamatan pasien

KODEKI IDI 2012


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Benar, karena itu hanya suplemen  tidak


sesuai KODEKI
B. Tidak benar, karena produk tersebut tidak
ada uji klinisnya (tidak evidence based) 
kurang tepat, karena pada kasus, dokter juga melakukan
kegiatan mengiklankan diri (pakai gelar + snelli)
C. Benar, karena dokter memberikan anjuran
sesuai kebutuhan konsumen  tidak sesuai
KODEKI
E. Tidak benar, karena menggunakan snelli 
kurang tepat, alasan utamanya lebih karena melakukan
perbuatan yang melanggar kemandirian profesi dokter
(penerapan ilmu/pengobatan yang tidak evidence based)
KESIMPULAN

• dr. Selebgram melakukan promosi iklan


 produk suplemen penurun berat
badan instan “Faslim” dengan memakai
jas dokter disertai gelar profesinya.
Bagaimana perilaku dokter tersebut
berdasarkan kode etik kedokteran?

D. Tidak benar, karena melanggar


kemandirian profesi dokter
KEYWORDS

• dr. Wicak bekerja sama dengan salah satu


perusahaan farmasi baru  obat dengan
efektivitas yang cukup baik namun aman
karena minim efek samping.
• Kemudian dr. Wicak diberi uang dan tiket
liburan ke Amerika oleh perusahaan farmasi,
karena cukup sering meresepkan obat
tersebut.
Sikap dokter yang tepat?
JAWABAN

E. Menolak, tanpa dihitung


PENJELASAN

Gratifikasi

Beberapa hal yang berpotensi menjadi gratifikasi yang dianggap


suap, di antaranya adalah:
• Marketing fee atau imbalan yang bersifat transaksional
yang terkait dengan pemasaran suatu produk
• Cashback yang diterima instansi yang digunakan untuk
kepentingan pribadi
• Gratifikasi yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa,
pelayanan publik, atau proses lainnya
• Sponsorship yang terkait dengan pemasaran/penelitian suatu
produk
PENJELASAN

PASAL 3 KODEKI 2012


• (2) b. membuat ikatan atau menerima imbalan berasal dari
perusahaan farmasi/obat/vaksin/makanan/suplemen/alat
kesehatan/alat kedokteran/bahan/produk atau jasa kesehatan/terkait
kesehatan dan/atau berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan
apapun dan darimana pun dan/atau berasal dari pengusaha,
perorangan atau badan lain yang akan menghilangkan kepercayaan
publik/masyarakat terhadap dan menurunkan martabat profesi
kedokteran.
• (6) Dokter dapat menerima bantuan dari pihak sponsor untuk
keperluan keikutsertaan dalam temu ilmiah mencakup
pendaftaran, akomodasi dan transportasi sewajarnya sesuai
kode etik masing-masing.
• (11) Pemberian sponsor kepada seorang dokter haruslah dibatasi
pada kewajaran dan dinyatakan jelas tujuan, jenis, waktu dan
tempat kegiatan ilmiah tersebut serta kejelasan peruntukan
pemberian dimaksud dan secara berkala dilaporkan kepada
pimpinan organisasi profesi setempat untuk diteruskan ke pimpinan
nasional Ikatan Dokter Indonesia.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Menerima komisi tanpa perlu dihitung


B. Menerima, kemudian uang
disumbangkan dan tiket digunakan pribadi
C. Menerima, kemudian dihitung apakah
sudah sesuai jumlahnya
D. Menolak, lalu mengusir pihak
representasi farmasi
KESIMPULAN

• dr. Wicak bekerja sama dengan salah satu


perusahaan farmasi baru  obat dengan
efektivitas yang cukup baik namun aman
karena minim efek samping.
• Kemudian dr. Wicak diberi uang dan tiket
liburan ke Amerika oleh perusahaan farmasi,
karena cukup sering meresepkan obat
tersebut.
Sikap dokter yang tepat?

E. Menolak, tanpa dihitung


KEYWORDS

Anak 8 tahun
• Demam 2 hari yang lalu
• Kedua pipi bengkak disertai nyeri saat
menelan
• Teman sekolah mengeluhkan hal sama
(penyakit menular)

Diagnosis  Parotitis/mumps/gondong
Apa komplikasi yang dapat terjadi?

JAWABAN

E. Orchitis
PENJELASAN

Parotitis
Parotitis

• Peradangan Pada
Glandula Parotis

Klasifikasi

• Parotitis Viral
• Parotitis Bakterial
• Akut
• Kronik
• rekuren

Toronto Notes 2015


PENJELASAN

Parotitis Bakteri Akut


Patogenesis

• Infeksi retrograd karena penurunan aliran saliva


• Dapat disebabkan karena abnormalitas anatomi
glandula

Penyebab

• Staphylococcus aureus
• Streptococcus alpha hemolyticus
• Haemophylus species

Toronto Notes 2015


PENJELASAN

Parotitis Bakteri Akut


Gejala

• Kemerahan pada salah satu sisi pipi


• Pembengkakan pada pre dan post auricula
dari angulus mandibula
• Kesulitan menelan
• Nyeri wajah (terutama pada saat mengunyah)
• Demam
• Mulut kering
• Bau mulut

Toronto Notes 2015


PENJELASAN

Parotitis Bakteri Akut

Pemeriksaan penunjang

• Leukositosis
• Ditemukan bakteri pada
pengecatan gram pus
• Hasil X-ray, USG, atau CT-scan
dapat menunjukkan abses

Toronto Notes 2015


PENJELASAN

Parotitis Bakteri Akut


Tata Laksana

• Hidrasi
• Pemberian antibiotik
• Flukloksasilin atau eritromisin
• Bila terdapat abses  insisi
drainase

Toronto Notes 2015


PENJELASAN

Parotitis Viral
Mumps
• Transmisi via droplet
• Disebabkan oleh virus RNA, negative stranded- paramyxovirus
• Reservoar di Traktur respiratorius
• Menyebar hematogen
PENJELASAN

Parotitis Viral
Patogenesis
• Virus didapat melalui rute respirasi
• Virus beriplikasi pada epitel respiratorius kemudian
menyebar ke glandula salivarius
Manifestasi klinis
• Periode inkubasi 2-4 minggu
• Malaise, muntah
• Pembengkakan glandula parotis tunggal atau bilateral yang
nyeri
• Pada 15% kasus dapat terjadi aseptik meningitis
• 0,3% kasus terjadi meningoensefalitis
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Parotitis Viral
Mumps

• Parotitis: pembengkakan kelenjar parotid oleh virus


paramiksovirus

Pada kasus lebih berat dapat terjadi


komplikasi
• Orchitis: inflamasi testits, mengakibatkan infertilitas
bila setelah pubertas (20-50%)
• Oophoritis (5% pada wanita)
• Meningitis aseptik
• Pankreatitis (4%)
• Deafness
Toronto Notes 2015
TATALAKSANA

• Pencegahan dengan vaksin


• Terapi supportif
• Antipiretik
• Bed rest
• Tidak ada antiviral spesifik
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Oophoritis
• Bila terjadi pada wanita
• B. Angina ludwig
• Pembengkakan di dasar mulut
• Terkait dengan karies gigi
• C. Abses submandibula
• Abses yang terjadi mandibula bagian samping dan
bawah
• Terkait dengan oral hygiene yang buruk
• D. Abses parafaring
• Abses dalam di daerah parafaring
KESIMPULAN

Anak 8 tahun
• Demam 2 hari yang lalu
• Kedua pipi bengkak disertai nyeri saat
menelan
• Teman sekolah mengeluhkan hal sama
(penyakit menular)
Diagnosis  Parotitis/mumps/gondong

Maka, komplikasi yang dapat terjadi


adalah:

E. Orchitis
KEYWORDS

Wanita 30 tahun
• Diare, Kram perut bawah 3 hari yang lalu
• Prolong usage antibiotics
• Pada pemeriksaan feses ditemukan bakteri
batang gram positif

Diagnosis  Kolitis pseudomembran


Apa penyebab infeksi ini?
JAWABAN

C. Clostridium difficile
PENJELASAN

Kolitis Pseudomembran
Definisi
• Adanya pseudomembran di mukosa kolon atau usus kecil
disebabkan oleh Clostridium difficile
• Disebut juga sebagai antibiotic-associated colitis
• Penggunaan antibiotik seperti klindamisin dan
flurokuinolon (terindikasi pada infeksi saluran napas)
 menggangguan keseimbangan flora usus 
predominasi C.dificille bakteri mengeluarkan toksin
yang menyebabkan inflamasi mukosa)

Gejala:
• diare, keram perut, anoreksia, malaise
PENJELASAN

Kolitis Pseudomembran
Tanda:

• Demam
• Dehidrasi
• Nyeri abdomen bawah
• Rebound tenderness

Lab:

• kultur feses  ditemukan


Clostriudium difficile Gambaran
Pseudomembran

Toronto Notes 2015


TATALAKSANA

• Pemberian Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/8 jam selama 10-14 hari
• Pada kasus yang lebih berat membutuhkan
• Oral Vancomycin 125 mg/6 han selama 10-14 hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. ETEC
• Bakteri gram negatif memfermentasi laktosa
• B. EIEC
• Bakteri gram negatif memfermentasi laktosa
• D. Vibrio cholera
• Bakteri gram negatif berbentuk batang yang
melengkung (comma)
• Diare seperti cucian beras
• E. Shigella dysentriae
• Bakteri gram negatif
KESIMPULAN

Wanita 30 tahun
• Diare, Kram perut bawah 3 hari yang lalu
• Prolong usage antibiotics
• Pada pemeriksaan feses ditemukan bakteri
batang gram positif
Diagnosis  Kolitis pseudomembran

Maka, penyebab infeksi ini adalah:

C. Clostridium difficile
KEYWORDS

Bayi 4 hari
• Diare campur darah
• Lahir 34 minggu (prematur) BB 2000 (BBLR)
• Mendapat susu formula karena ASI tidak
keluar (pemberian susu formula terlalu dini)
• Suhu 38,9 C

Apakah diagnosis yang mungkin?

JAWABAN

D. Necrotizing Enterocolitis
PENJELASAN

Necrotizing enterocolitis
• KEMATIAN JARINGAN USUS (INJURI MUKOSA
 FULL TICKNESS NECROSIS PERFORASI
• PREDISPOSISI:
• Prematur, bayi < 1500 gr
• Formula-fed infant
• GEJALA: muntah, diare, distensi abdomen, abdominal
wall erythema, BAB darah (bisa sampai penurunan
kesadaran!!)
• DIAGNOSIS:
• LAB: neutropenia
• Foto polos x-ray: PNEUMATOSIS INTESTINALIS
(udara pada dinding usus)
Buku Saku pelayanan kesehatan Anak di RS WHO
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Necrotizing enterocolitis

Pneumonitis Intestinal
PENJELASAN

Necrotizing enterocolitis
TATALAKSANA

• Bowel rest  stop nutrisi enteral & dekompresi


lambung
• Nutrisi parenteral
• Antibiotik spektrum luas
• Ampisilin + gentamisin/sefotaksim + klindamisin/metronidazol
• Operasi  apabila terdapat jaringan nekrotik atau
perforasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Sepsis Neonatal
• Demam, tanda-tanda vital bermasalah
• Kultur darah menunjukkan adanya bakteremia
• Bayi tampak lemah
• B. Gastroenteritis
• Bukan pada neonatus
• Nyeri perut
• C. Peritonitis
• Nyeri perut hebat
• Adanya defans muscular
• E. Kolitis pseudomembran
• Diare berdarah akibat pemberian antibiotik yang
mengganggu flora normal GIT, sehingga terjadi
pertumbuhan C. Difficile secara berlebihan
KESIMPULAN

Bayi 4 hari
• Diare campur darah
• Lahir 34 minggu (prematur) BB 2000 (BBLR)
• Mendapat susu formula karena ASI tidak
keluar (pemberian susu formula terlalu dini)
• Suhu 38,9 C

Maka, diagnosis yang mungkin adalah:

D. Necrotizing Enterocolitis
KEYWORDS

Bayi 3 bulan
• Keluhan benjolan pada pusar
• Semakin membesar ketika menangis
• Mual dan muntah disangkal

Apakah diagnosis yang sesuai?

JAWABAN

C. Hernia Umbilicalis
PENJELASAN

Hernia Umbilicalis
Hernia umbilicalis
• Protusi organ abdomen ke daerah umbilicus

Patofisiologi
• Penutupan inkomplet dari peritoneum dan fascia pada
umbilikus
Manifestasi klinis
• Adanya benjolan umbilicus (dapat tambah membesar
ketika terjadi peningkatan tekanan intra-abdominal
seperti menangis)
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Hernia Umbilicalis VS
Gastroschisis vs omphalocele
Gastroschisis
• Adanya kegagalan penyatuan dinding
perut depan  usus dapat keluar tanpa
dibungkus peritoneum
Omphalocele
• Defek dinding abdomen yang
meneybabkan protusi dari “sac cover
viscera”)  masih terbungkus peritoneum
PENJELASAN

Hernia Umbilicalis VS
Gastroschisis vs omphalocele
PENJELASAN

Hernia Umbilicalis VS
Gastroschisis vs omphalocele

Omphalocele Gastroschisis
Tertutup kantong Tidak tertutup
kantong
TATALAKSANA

• Observasi hingga usia 5 tahun (dapat menutup


secara sontan)  bila tidak, repair surgery
• Repair surgery
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Fistula umbilicalis
• Fistula (ada hubungan antara 2 hollow viscus)
• Bila berhubungan dengan usus: ada konten usus
yang keluar melalui umbilicus
• B. Omfalitis
• Peradangan tali pusat
• Tali pusat bernanah, berbau
• D. Gastroschisis
• Keluarnya isi perut yang tidak dibungkus oleh
peritoneum
• E. Omphalocele
• Keluarnya isi perut yang dibungkus oleh
peritoenum.
KESIMPULAN

Bayi 3 bulan
• Keluhan benjolan pada pusar
• Semakin membesar ketika menangis
• Mual dan muntah disangkal

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:

C. Hernia Umbilicalis
KEYWORDS

4 pasien dengan nyeri perut & diare setelah


makan makanan tidak jelas
• Hasil TTV baik tidak ada dehidrasi
• Diobservasi dan diberikan atapulgit dan
oralit
Apa diagnosis yang paling mungkin?

JAWABAN

C. Keracunan Makanan
PENJELASAN

Keracunan Makanan
Definisi

• Keracunan makanan merupakan suatu


kondisi gangguan pencernaan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan
atau air yang terkontaminasi dengan zat
patogen dan atau bahan kimia,
misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfringens, Campylobacter,
dan Staphylococcus aureus.
PENJELASAN

Keracunan Makanan
Manifestasi klinis
• Diare akut (biasany berlangsung kurang dari 2 minggu)
• Dapat terdapat lenidr
• Nyeri perut
• Nyeri kram otot perut
• Kembung
Faktor risiko
• Makan dan minum di tempat tidak higienis
• Konsumsi daging/unggas yang kurang matang.
• Konsumsi makanan laut mentah (Norwalk-like virus, Vibrio
spp, atau hepatitis)
PENJELASAN

Keracunan Makanan
Pemeriksaan penunjang

• Dapat dilakukan pemeriksaan


mikroskopis feses untuk melihat
telur cacing dan parasit
• Pewarnaaan Gram, Koch, Metilen
Biru Loeffler dapat digunakan untuk
membantu membedakan penyakit
invasif dari non-invasif
TATA LAKSANA

Keracunan Makanan
Tata Laksana
• Sebagian besar self limiting
• Hanya 10% membutuhkan antibiotik
• Tujuan terpenting: rehidrasi cukup
• Menggunakan rehidrasi oral oralit intravena (NaCl 0,9%, RL)  bila
dehidrasi berat
• Pada kasus diare dapat digunakan absorben untuk membantu
memadatkan feses
• Kaopectate
• Aluminium hidroksida
• Bila gejela menetap 3-4 hari perlu dilakukan kultur tinja
Pencegahan
• Higienitas
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Botulisme
• Ada keluhan kelumpuhan
• B. Gastritis
• Biasanya gejala dideskripsikan sebagai nyeri ulu
hati
• Di soal ini juga terdapat gejala diare
• D. Disentri
• Kram perut + diare berlendir berdarah
• Bisa disertai demam
• E. Kolik Abdomen
• Nyeri kolik (terkait dengan peristaltik usus)
• Bisa muncul pada kasus ileus obstruktif
KESIMPULAN

4 pasien dengan nyeri perut & diare setelah


makan makanan tidak jelas
• Hasil TTV baik tidak ada dehidrasi
• Diobservasi dan diberikan atapulgit dan
oralit

Maka, diagnosis yang paling mungkin


adalah:

C. Keracunan Makanan
KEYWORDS

Pria 48 tahun
• Benjolan pada anus
• Tidak dapat dimasukkan
dengan dorongan jari
• Hemorrhoid grade IV

Tatalaksana?
JAWABAN

C. Hemorrhoidektomi
PENJELASAN

• Hemorrhoid
• Penebalan bantalan jaringan submukosa (anal
cushion) yang terdiri dari venula, arteriole, dan
jaringan otot polos yang terletak di kanalis analis
• Pembagian hemorrhoid
• Hemeorrhoid interna
• Pelebaran pleksus hemorrhoidalis interna
• Biasanya tidak nyeri (kecuali bila terjadi iskemia)
• Hemorrhoid eksterna
• Pelebaran pleksus hemorrhoidalis eksterna
• Nyeri

Toronto Notes, 2015


PENJELASAN

Hemorrhoid Interna
• Grade I  Tidak
keluar
• Grade II  Keluar
dan dapat masuk
sendiri
• Grade III  keluar
dan untuk masuk
perlu dorongan jari
• Grade IV  tidak
dapat dimasukkan
dengan jari
TATALAKSANA

Hemorrhoid Interna Grade I


• Modifikasi diet, medikamentosa

Hemorrhoid Interna Grade II


• Rubber band ligation, koagulasi, ligasi arteri, modifikasi diet,
medikamentosa
Hemorrhoid Interna Grade III dan IV
• Hemorrhoidektomi

Hemorrhoid Eksterna (dengan gejala)


• Hemorrhoidektomi
TATALAKSANA

• Edukasi yang dimaksud:


• Konsumsi serat 25-30 gram per hari (tujuan agar
fesek lembek  mengurangi proses mengedan dan
tekanan pada vena anus)
• Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
• Segera ke kamar mandi saat merasa akan BAB
(bila ditahan akan memperkeras feses)

PPK Layanan Klinis Primer,


2017
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Rubber Band Ligation


• Pilihan grade II
• B. Pemberian Laktulosa
• Pilihan grade I
• Bukan pilihan utama grade III dan IV (hanya
sebagai tambahan)
• D. Pemberian Salep Anti Nyeri
• Bukan pilihan utama (hanya sebagai tambahan)
• E. Ligasi Arteri
• Pilihan grade II
KESIMPULAN

Pria 48 tahun
• Benjolan pada anus
• Tidak dapat dimasukkan dengan dorongan jari

Maka, tata laksana yang sesuai adalah:

C. Hemorrhoidektomi
KEYWORDS

Wanita 38 tahun
• Nyeri perut, diare lama 7 bulan (diare kronis)
• BAB mengambang dan mengkilat  steatorrhea
• Diet tinggi lemak & riwayat alkohol lama
• Nyeri tekan ulu hati

Apakah diagnosis yang mungkin?

JAWABAN

C. Pankreatitis Kronis
PENJELASAN

Pankreatitis Kronis
Definisi
• Kerusakan ireversibel pankreas
yang ditandai dengan
• Nekrosis sel pankreas
• Inflamasi
• Fibrosis

Etiologi
• Alkohol paling sering
• Penyebab lainnya
• Cystic fibrosis
• Malnutrisi kalori-protein berat
• Penyakit keturunan
• idiopatik
PENJELASAN

Manifestasi Klinis Pankreatitis Kronis

Tahap awal
• Nyeri abdomen (dapat teradiasi kebelakang)
• 10% kasus  tidak nyeri
Tahap lanjut
• Terjadi pada 15% pasien
• Sindrom malabsorbsi (>90% fungsi rusak)
• Tidak ada lipase untuk mendigesti lemak  lemak
tidak terdigesti  steatorea
• DM (penurunan produksi insulin)
PENJELASAN

Manifestasi Klinis Pankreatitis Kronis

Hasil Lab

• Peningkatan serum glukosa


• Peningaktan serum ALP
• Perhatian: serum amilase dan lipase biasanya
normal di kasus pankreatitis kronis

Pencitraan

• USG: kalsifikasi, duktus pankreatikus yang


terdilatasi
TATA LAKSANA

Tata Laksana

Tata laksana umum


• Tidak meminum alkohol
• Enzyme replacement
• Analgesik
Tata Laksana lanjutan
• Reseksi pankreas bila terjadi blokade ductus
• Operatif: pancreaticojejunostomy
Pada keadaan steaorea
• Restriksi lemak
• Enzyme replacement
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Irritable Bowel Syndrome


• Mengikuti kriteria ROMA
• Dapat bermanifestasi diare atau dispepsia dan membaik
setelah BAB
• B. IBD
• Diare kronis dengan darah
• Ulseratif kolitis dan Chron Disease
• D. Intoleransi Lemak
• Pada kasus ini bukan intoleransi melainkan malabsorbsi
dan maldigesti
• E. Pankreatitis Akut
• Kondisi di soal sudah berlangsung 7 bulan
• Pada kondisi pankreatitis akut biasanya ada keterangan
serum amilase dan lipase yang meningkat
KESIMPULAN

Wanita 38 tahun
• Nyeri perut, diare lama 7 bulan (diare kronis)
• BAB mengambang dan mengkilat  steatorrhea
• Diet tinggi lemak & riwayat alkohol lama
• Nyeri tekan ulu hati

Maka, diagnosis yang paling mungkin adalah:

C. Pankreatitis Kronis
KEYWORDS

Wanita 32 tahun
• Demam tidak enak badan, ruam kulit seluruh
tubuh
• Riwayat meminum obat untuk menghilangkan rasa
nyeri (NSAID)
• Tampak lesi berikut

Apa diagnosis yang sesuai?

JAWABAN

B. Eritema Multiforme
PENJELASAN
PENJELASAN

Eritema Multiforme
Definisi

• Erupsi mendadak dan rekuren pada kulit dan


kadang pada selaput lendir dengan
gambaran bermacam-macam spektrum dan
gambaran khas bentuk iris

Etiologi

• alergi obat, infeksi bakteri/virus, sinar UV,


cuaca, keganasan
PENJELASAN

Eritema Multiforme

Gejala klinis :
• Tipe makula eritema (target sign)
• Tipe vesikobulosa
Prognosis : membaik dalam
2-3 minggu

Medscape
TATALAKSANA

• Pengobatan :
• Kasus ringan  simtomatis
• Berat prednison 3 x 10mg maksimal 14 hari
• Pengobatan lain yang dapat digunakan adalah
• Siklosporin
• Imunoglobulin
• Levamisol
• Thalidomide
• Adalimumab
• dapson
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Toksik epidermal nekrolisis


• Merupakan adverse cutaneous drug erruption
ditandai dengan adanya scalded skin pada lebih
dari 30% luas permukaan tubuh
• C. Erupsi Obat Morbiliformis
• Erupsi karena penggunaan obat yang berbentuk
makulopapular tersebar di seluruh tubuh
• D. Sindroma Steven-Johnson
• Merupakan adverse cutaneous drug erruption
ditandai dengan adanya scalded skin pada kurang
dari 105 luas permukaan tubuh
• E. Furunkulosis
• Adnya banyak furunkel
KESIMPULAN

Wanita 32 tahun
• Demam tidak enak badan, ruam kulit
seluruh tubuh
• Riwayat meminum obat untuk
menghilangkan rasa nyeri (NSAID)
• Tampak lesi berikut

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:

B. Eritema Multiforme
KEYWORDS

Pria, 60 tahun
• Lesi putih di mulut sejak 2 minggu terakhir
• Rutin menggunakan obat asma  curiga
kemungkinan memakai steroid inhalasi
• Lesi putih yang diangkat berdarah  Curiga
kandidiasis oral

Apa hal yang menyebabkan keluhan tersebut?


JAWABAN

A. Imunodefisiensi akibat
penggunaan steroid
PENJELASAN

Kandidiasis Oral
Definisi
• Infeksi Candida albicans pada mukosa oral

Manifestasi klinis
• Rasa gatal dan perih di mukosa mulut
• Ada rasa “metal”
• Daya pengecapan berkurang
• Pada pemeriksaan fisik tampak ulkus dengan pseudomembran
(yang bila diangkat berdarah)
Faktor Risiko
• Imunodefisiensi
• Penggunaan dot yang tidak steril
PPK Layanan Klinis Primer
PENJELASAN

Kandidiasis Oral

Gambaran Kandidiasis Oral


PENJELASAN

Imunodefisiensi
Definisi
• Penurunan fungsi imun

Klasifikasi
• Imunodefisiensi Primer
• X-linked Agammaglobulinemia
• Isolated IgA Deficiency
• Thymic Hypoplasia: DiGeorge sydnrome
• Imunodefisiensi Sekunder
• AIDS
• Penggunaan steroid
PENJELASAN

Imunodefisiensi akibat Steroid

Mekanisme

• Inhibisi NF Kappa beta


• Menghambat produksi IL-2 dan limfosit T
(penting dalam imunitas selular)

Pada penggunaan steroid inhalasi

• Berisiko  infeksi oportunistik (candidiasis


oral)
TATALAKSANA

Non Farmakologis
• Memperbaiki status gizi dan menjaga kebersihan
oral
• Mengontrol penyakit predisposisi
Farmakologis
• Pemberian gentian violet 1% 2-3 kali sehari
selama 3 hari
• Larutan Nistatin 100.000-200.000 IU/mL
dioleskan 2-3 kali sehari
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Efek samping penggunaan beta agonis


• Misal, salbutamol
• Berdebar-debar
• C. Infeksi oleh patogen Corynebacterium
diphteriae
• Menyebabkan difteri
• Pseudomembran berwarna putih, demam tinggi,
biasa terkait tidak imunisasi lengkap
• D. Kebiasaan bernapas lewat mulut
• Pada pasien hipertrofi adenoid
• E. AIDS
• Keterangan belum cukup lengkap untuk
menyatakan immunocompromised akibat AIDS
KESIMPULAN

Pria, 60 tahun
• Lesi putih di mulut sejak 2 minggu terakhir
• Rutin menggunakan obat asma  curiga
kemungkinan memakai steroid inhalasi
• Lesi putih yang diangkat berdarah  curiga
kandidiasis oral

Maka, hal yang dapat menyebabkan hal tersebut


adalah:

A. Imunodefisiensi akibat
penggunaan steroid
KEYWORDS

Wanita 23 tahun ke IGD


• Perdarahan post-partum
• TD 90/60 HR 130  mengarah ke syok
• Hb: 6 g/dL (anemia)
• Trombosit 100.000 (menurun)
• BT 8 menit (normal 2-9 menit)  masih normal
• APTT 50 (30-40) & PTT 45 (11-13,5)  keduanya
memanjang
• D-dimer meningkat (produk degradasi fibrin)

Diagnosis paling mungkin?


JAWABAN

B. DIC (Disseminated
Intravascular Coagulation)
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation

Definisi

• Koagulasi tersebar akibat pelepasan tidak


terkontrol plasmin dan trombin
• Menyebabkan penurunan kadar platelet,
faktor koagulasi, dan fibrinogen  sehingga
menyebabkan perdarahan yang
mengancam jiwa

PAPDI
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
Etiologi DIC
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
Manifestasi Klinis
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation

Investigasi

• Penurunan jumlah platelet


• Pemanjangan PT APTT
• Penurunan fibrinogen
• Peningkatan D-dimer (produk degradasi fibrin)
TATALAKSANA

• Pengobatan hingga saat ini masih kontroversial


• Mendiagnosis secara dini
• Mengevaluasi ABC
• Bila saturasi <90% berikan oksigen
• Bila memang terjadi syok dapat diberikan resusitasi cairan
• Untuk Perdarahan berikan
• Trombosit konsentrat
• FFP
• Kriopresipitat
• Bila terdapat bukti deposisi fibrin berlebih tanpa
adanya perdarahan  terapi heparin dapat
diberikan (heparinisasi)
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Imun Trombositopenia Purpura  ITP,


manifestasi berupa trombositopenia + purpura
pada kulit (hasil pemeriksaan lain normal)
• C. Anemia aplastik  pansitopenia dengan
hiposelularitas sumsum tulang
• D. Von Willebrand Disease  terjadi defek
pada von Willebrand sehingga platelet tidak
dapat menempel. BT memanjang, APTT
memanjang, PT normal
• E. Hemofilia  perdarahan dalam
(hemarotrosi), BT normal, APTT memanjang,
PT normal
KESIMPULAN

Wanita 23 tahun ke IGD


• Perdarahan post-partum
• TD 90/60 HR 130  mengarah ke syok
• Hb: 6 g/dL (anemia)
• Trombosit 100.000 (menurun)
• BT 8 menit (normal 2-9 menit)  masih normal
• APTT 50 (30-40) & PTT 45 (11-13,5)  keduanya
memanjang
• D-dimer meningkat (produk degradasi fibrin)

Maka, diagnosis yang mungkin adalah:

B. DIC (Disseminated
Intravascular Coagulation)
KEYWORDS

Pria 48 tahun
• Bengkok di tangan
• Sudah lama menderita Rheumatoid
Arthritis
• Didapatkan hasil berikut:

Apa nama deformitas yang muncul?

JAWABAN

A. Boutonniere Deformity
PENJELASAN

Rheumathoid Arthritis
• Merupakan penyakit autoimun yang ditandai
sinovitis erosif simetris yang mengenai
jaringan persendian.
• Keluhan:
• Gejala prodromal: lelah, malaise
• Gejala spesifik:
• Mengenai seluruh sendi (poliartikular)
• Sendi yang sering terkena PIP, MCP, dan MTP
• Gejala sinovitis: bengkak dan nyeri sendi yang diperburuk
dengan gerakan. Kekakuan > 1 jam
• Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis),
kardiovaskular (perikarditis), hematologi (anemia)
PAPDI
PENJELASAN

Rheumathoid Arthritis
• Pemeriksaan Fisik
• Bengkak/efusi sendi
• Nyeri tekan sendiri
• Sendi teraba hangat
• Deformitas (swan neck deformity, boutonniere, dan
deviasi ulnar)
PENJELASAN

Rheumathoid Arthritis
• Pemeriksaan Penunjang
• Rheumathoid Factor (RF) (+)
• Anti CCP (anti-cyclic citrullinated
peptide antibody) (+)
• CRP (C-reactive protein) dan
LED (Laju endap darah) 
merupakan marker inflamasi,
tidak spesifik
• Radiologi
• Erosi pannus

PAPDI
TATALAKSANA

• NSAID
• Na diclofenac 50-100 mg 2x/hari
• Meloksikam 7,5-15 mg.hari
• Celecoxib 200-400 mg/hari
• Obat golongan steroid (sebagai bridging therapy)
• Metilprednisolon dosis rendah
• DMARD
• Disease Modifying Anti Rheumathoid Drugs
• Misal: metrotreksat, hidroksiklorokuin, sulfasalazin,
leflufunomide
• Digunakan bila tidak ada respon terhadap NSAID
• Bukan antinyeri melainkan obat untuk mencegah progresi
penyakit  mencegah deformitas lebih lanjut
• Fisioterapi
• Terapi Okupasi

PAPDI
TATALAKSANA

Kapan RA dirujuk?
• Tidak membaik dengan pengobatan anti inflamasi dan
steroid dosis rendah
• RA dengan komplikasi
• Rujukan pembedahan jika terjadi komplikasi yaitu
deformitas

PAPDI
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Swan Neck Deformity


• Fleksi DIP
• Ekstensi PIP
• Terjadi pada Rheumathoid arthritis
• C. Ulnar Deviation
• Deviasi sendi-sendi jari tangan ke arah ulnar
• Terjadi pada Rheumathoid arthritis
• D. Claw Hand
• Ketidakmampuan jari 4-5 untuk melakukan ekstensi
• Disebabkan karena ulnar nerve palsy
• E. Hand of Benediction
• Ketidakmampuan jari 1-2-3 untuk melakukan fleksi
• Disebabkan karena cedera nervus medianus
PILIHAN JAWABAN LAIN

Ulnar
Deviation

Swan Neck Deformity

Claw Hand Hand of Benediction


KESIMPULAN

Pria 48 tahun
• Bengkok di tangan
• Sudah lama menderita Rheumatoid
Arthritis

Maka, deformitas yang muncul


adalah:

A. Boutonniere Deformity
KEYWORDS

Anak 8 tahun
• Sulit berkonsentrasi, mudah lelah, lesu sudah 1 tahun
• Konjunctiva pucat (anemia)
• Sklera ikterik (menunjukkan kemungkinan proses
hemolitik)
• Hb 8 g/dL MCV 70  anemia mikrositik
• Hepatosplenomegali

Diagnosis  Thalassemia
Apa pemeriksaan penunjang yang sesuai?
JAWABAN

B. Hb elektroforesis
PENJELASAN

Thalassemia
Definisi
• Adalah gangguan genetik sel darah merah berupa
abnormalitas formasi Hb.
Pola Penurunan
• Autosomal resesif

Tipe thalassemia
• Thalassemia alfa
• Thalassemia beta
PENJELASAN

Thalassemia alfa
Mengenai gen HBA1 dan HBA2
• Sehingga: produksi rantai beta berlebihan  karena tidak stabil,
akhirnya membentuk tetramer bernama HbH
Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• α thalassemia trait: asimptomatik, abnormal apus darah tepi,
HbF meningkat, HbA2 normal
• HbH disease: anemia hemolitik kronik --> pucat, ikteris/anemia
neonatal, hepatosplenomegali, gallstones, dst
• α thalassemia major (Hydrops fetalis)  meninggal dalam
uterus atau segera setelah lahir

PAPDI
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Thalassemia Beta
Terjadi karena defek pada globin beta
• Mutasi pada gen HBB atau kromosom 11  defek HbA
• Keparahan penyakit bergantung pada apakah defek parsial (masih ada
sebagian globin β) atau keseluruhan (tidak ada globin β sama sekali)

Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• β thalassemia trait/minor: anemia ringan, elektroforesis ditemukan
peningkatan HbA2, HBF, atau keduanya
• β thalassemia intermedia: anemia, intermediate severity
• β thalassemia major (Cooley anemia): transfusion dependent anemia
• Splenomegali, gangguan pertumbuhan, deformitas tulang
• Gejala Thalassemia mayor muncul di antara bulan ke 6 -12 saat produksi
rantai gamma berkurang dan normalnya diganti rantai globin beta untuk
membentuk HbA (a2b2)
PENJELASAN

Thalassemia
Gejala klinis:

• Pucat kronis
• Hepato-splenomegali
• Ikterik
• Short stature
• Facies Cooley
• Hiperpigmentasi
• Riwayat keluarga (+)

Facies Cooley
PENJELASAN

Thalassemia

Apusan Darah Tepi


• Mikrositik, hipokrom,
anisopoikilositosis, sel
target (+), eritrosit muda (+)

Px Penegakan diagnosis
• Elektroforesis Hb
TATALAKSANA

Tatalaksana: transfusi Agen kelasi besi


diberikan jika:
• Hb pre-transfusi: 8 g/dl; target • Ferritin serum>1.000 ng/ml
Hb: 12-13 g/dl
• Saturasi transferin>55%
Komplikasi dari • 10-20 kali transfusi PRC
tatalaksana: • Menerima transfusi darah
sebanyak 1 liter
• Hemokromatosis akibat
transfusi berulang Jenis-jenis agen kelasi
• Komplikasi ini muncul di akhir besi:
dekade 1 atau awal dekade 2
• Iron overload terjadi di • Subkutan = Deferoksamin
jantung, liver, organ endokrin, • Oral = Deferipron dan
dan tulang Deferasirox
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Serum Iron  untuk ADB


• C. Pungsi Sumsum Tulang  curiga
keganasan (leukemia, MDs) atau anemia
aplastik
• D. Apusan Darah Tepi  bukan diagnostic tool
yang spesifik untuk menegakan diagnosis
Talasemia. Lebih digunakan untuk kasus
seperti malaria
• E. Polymerase Chain Reaction (bagian dari
elektroforesis tapi tidak spesifik untuk Hb)
KESIMPULAN

Anak 8 tahun
• Sulit berkonsentrasi, mudah lelah, lesu sudah 1
tahun
• Konjunctiva pucat (anemia)
• Sklera ikterik (menunjukkan kemungkinan proses
hemolitik)
• Hb 8 g/dL MCV 70  anemia mikrositik
• Hepatosplenomegali
Diagnosis  Thalassemia

Maka, pemeriksaan penunjang yang sesuai adalah:

B. Hb elektroforesis
KEYWORDS

Wanita 30 tahun :
• Keluar duh dari jalan lahir bewarna kuning-putih kental
dan nyeri perut bawah (+) sejak 4 hari yang lalu
• Demam hilang timbul, nyeri saat berhubungan dan BAK (+)
• Suhu 38.1 derajat celcius
• PD : Hiperemis OUI, discharge purulen, chandelier sign
(+).

Diagnosis?

JAWABAN

D. Salpingitis akut
PENJELASAN
KEYWORDS

Salfingitis Akut
Merupakan bagian dari PID
(Pelvic Inflamatory Disease)
Dimana terjadi infeksi pada organ
Reproduksi pada kasus ini adalah tuba falopi

Faktor risiko :
• Riwayat IMS (tersering GO dan Non-GO)
• Memiliki banyak pasangan seksual
• Pemasangan IUD , infeksi pada abdominal :
appendisitis (jarang)
Sumber :Center for Disease Control Prevention (CDC)
PENJELASAN
KEYWORDS
Tanda dan Gejala :
• Sekret vagina yang kekuningan berbau busuk
• Nyeri saat menstruasi atau berhubungan seksual
• Nyeri goyang portio (Chandelier Sign)
• Terdapat spoting di antara periode menstruasi
• Nyeri tumpul pada pinggang, nyeri abdomen
• Demam, mual, muntah
• Sering BAK

Pemeriksaan penunjang :
• Kultur urin
• Pemeriksaan swab vagina  identifikasi bakteria
• USG transvaginal atau abdomen
• Histerosalfingogram  identifikasi patensi tuba
• Laparoskopi
PENJELASAN
KEYWORDS
Pengobatan :
- Antibiotik IV
- Operasi laparoskopik (terutama apabila sudah
menjadi abses, jaringan parut, perlekatan ke
jaringan sekitar)

Komplikasi:
Bila tidak ditangani dengan baik maka
- Menyebar organ tubuh lainnya (uterus, ovarium)
- Abses tubo-ovarian
- Kehamilan ektopik
- Infertilitas (jaringan paru tuba)
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kehamilan Ektopik  tidak ada keterangan


pasien sedang hamil, KE : keluhan perdarahan
spotting pervagina
B. Apendisitis akut  tanda khas : nyeri LRQ,
rovsign (+), murphy (+)
C. Bakterial vaginosis  sekret putih keabuan
dan bau amis, whiff test (+), clue cell (+)
E. Vulvovaginitis  tampakan peradangan
edema, kemerahan pada daerah vulva dan
vagina
KESIMPULAN

Wanita 30 tahun :
• Keluar duh dari jalan lahir bewarna kuning-putih kental
dan nyeri perut bawah (+) sejak 4 hari yang lalu
• Demam hilang timbul, nyeri saat berhubungan dan BAK (+)
• Suhu 38.1 derajat celcius
• PD : Hiperemis OUI, discharge purulen, chandelier sign
(+).

Maka, diagnosisnya adalah:

D. Salpingitis akut
KEYWORDS

Wanita P1A0 :
• Keluhan (-)
• Pada serviks tampak nodul
ukuran bervariasi 30 -200 mm

Diagnosis  Kista Nabothi


Tatalaksana?

JAWABAN

E. Observasi
PENJELASAN
KEYWORDS

KISTA NABOTHIAN (Kista inklusi epithelia)


(Kista retensi musinonsa)
Definisi : kista yang berisi mukus (bening pucat
sampai bewarna kekuningan) pada permukaan
serviks (terutama daerah endoserviks)

Epidemiologi : normal ditemukan pada ibu yang


telah memiliki anak, wanita yang telah menopause
(lapisan serviks menipis), wanita yang pernah
mengalami servisitis kronis
Patofisiologi : retensi muara kelenjar endoserviks 
retensi cairan musin

Sumber : Williams gynecology 2nd edition; harvard.edu/womens-health


PENJELASAN
KEYWORDS

Tanda dan Gejala :


Biasanya asimptomatik kecuali
berukuran sangat besar
Diagnosis :
Pemeriksaan inspekulo  seringkali
ditemukan tidak sengaja saat
pemeriksaan rutin
Kolposkopi biopsi  pada yang dicurigai
keganasan

Pengobatan :
Observasi , tidak ada pengobatan
khusus
Apabila menganggu bisa dilakukan
elektrokauter atau krioterapi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Eksisi  lebih tepat untuk terapi pada fibroma


vulva, fibroma vagina, kista gartner
B.Biopsi  lebih tepat apabila dicurigai
keganasan
C.Insisi  lebih tepat untuk terapi pada Kista
gartner
D.Ekstirpasi  lebih tepat untuk terapi pada
polip serviks
KESIMPULAN

Wanita P1A0 :
• Keluhan (-)
• Pada serviks tampak nodul
ukuran bervariasi 30 -200 mm
Diagnosis  Kista Nabothian

Maka, tata laksana yang sesuai:

E. Observasi
KEYWORDS

Wanita 27 tahun, P1A0 :

• Puting payudara lecet


• Nyeri saat berikan ASI, padahal ASI keluar lancar
• Bengkak atau merah pada payudara (-)

Diagnosis  Cracked Nipple


Tatalaksana?

JAWABAN

C. Olesi puting dengan ASI


PENJELASAN
KEYWORDS
CRACKED NIPPLE
Definisi : kerusakan jaringan epitel/luka
pada puting sehingga menimbulkan rasa
nyeri
Faktor risiko :
• Cara menyusui yang salah
• Perawatan yang tidak benar pada
payudara
• Infeksi monilia

Tanda dan Gejala :


• Nyeri pada puting (bertambah saat
menyusui)
• Puting tampak lecet

Sumber : panduan prakteik klinis – primer edisi 1 2017


PENJELASAN
KEYWORDS

Penegakan diangosis:
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Tatalaksana:
• Teknik menyusui yang benar
• Oleskan ASI sekitar puting susu dan biarkan
kering  bila tidak membaik bisa dengan
penggunaan pelembap (lanolin)
• Istirahatkan payudara 24 jam (bila lecet sangat
berat)
• Kompres dengan kain basah hangat (bila dengan
bendungan payudara)
• Anti nyeri : Parasetamol 3 x 500 mg
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kompres hangat dan antibiotik topikal  lebih


tepat untuk terapi abses payudara
B. Stop menyusui  tidak dianjurkan karena
akan mengakibatkan bendungan payudara
D. Olesi puting dengan lanolin  pilihan terapi
apabila oles dengan ASI tidak membaik
E. Kompres dingin dan antibiotik topikal  lebih
tepat untuk terapi mastitis
KESIMPULAN

Wanita 27 tahun, P1A0 :

• Puting payudara lecet


• Nyeri saat berikan ASI, padahal ASI keluar lancar
• Bengkak atau merah pada payudara (-)
Diagnosis  Cracked Nipple

Maka, tata laksana yang sesuai adalah:


C. Olesi puting dengan ASI
KEYWORDS

Wanita, 25 tahun, G1P0A0, UK 37 minggu


• Keluar cairan 18 jam yang lalu
• Kencang-kencang tidak dirasakan
• Lendir darah tidak ada
• Kertas lakmus menjadi berwarna biru

Diagnosis  Ketuban Pecah Dini


Apakah Komplikasi yang sesuai?

JAWABAN

B. Korioamnionitis
PENJELASAN
KEYWORDS

KETUBAN PECAH DINI


Definisi :pecahnya selaput korioamniotik pada usia gestasi
diatas 37 minggu sebelum mulainya tanda-tanda persalinan
Kehamilan <37 minggu , disebut KPD preterm/PPROM

Diagnosis :
• Usia kehamilan viable (>20 minggu) belum ada tanda
inpartu
• Keluar cairan jernih dari vagina
• Tidak ada demam (bila tidak terjadi infeksi)
• DJJ normal
• Pemeriksaan inspekulo: tampak cairan jernih dari ostium
uteri internum

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kemenkes RI ; PPK ed 1 tahun 2017
PENJELASAN
KEYWORDS

Faktor predisposisi :
• Riwayat KPD
• ISK
• Perdarahan antepartum
• Merokok
PENJELASAN
KEYWORDS

Tatalaksana :
• UMUM  eritromisin 4x250 mg (10 hari)
• KHUSUS
• (UK > 33 minggu) : induksi persalinan
• (UK 24 - 33 minggu) :
• Bila ada amnionitis, plasentas abruptio, IUFD 
persalinan segera
• Bila tidak : pematangan paru (deksametasone /
betametasone)  periksa serial ibu dan janin  lahirkan
bayi pada UK 34 minggu
• (UK < 24 minggu) :
• Pertimbangkan risiko ibu dan janin
• Bila terjadi korioamnionitis  tatalaskana triple antibiotik
PENJELASAN
KEYWORDS

Komplikasi: Korioamnionitis
Korioamnionitis
infeksi pada korion dan amnion
Diagnosis:
Leukositosis > 15.000 sel/mikroliter
DJJ>160 x/menit
Frekuensi Nadi ibu > 100 x/menit
Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
Cairan Amnion berbau
PENJELASAN
KEYWORDS

Faktor Predisposisi
• Persalinan prematur
• Persalinan lama
• Ketuban pecah lama
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-
ulang
• Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia
(IMS, BV)
• Alkohol
• Rokok
PENJELASAN
KEYWORDS

TATA LAKSANA
• Merujuk pasien ke rumah sakit
• Memberikan antibiotika kombinasi:
• Ampisilin 2 g IV tiap 6 jam
• Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara
persalinan
• Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin
• Jika seriks belum matang: matangkan dengan prostaglandin
dan infus oksitosin, atau lakukan seksio caesarea
• Jika persalinan dilakukan pervaginam  hentikan antibiotik
setelah persalinan
• Jika persalinan dilakukan SC  lanjutkan antibiotika dan
tambahkan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam sampai bebas
demam selama 48 jam
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ketuban Pecah Dini


• Merupakan diagnosis pada kasus ini, bukan komplikasi
C. Partus Prematurus Iminen
• Ditandai dengan adanya tanda-tanda persalinan seperti
keinginan mengejan, kontraksi HIS reguler dan kuat 3-
4x/10menit/40 detik yang muncul pada UK<37 minggu
• Ada pembukaan serviks
D. Plasenta Previa
• Perdarahan antepartum
• Tidak nyeri
• Darah segar
E. Vasa Previa
• Adanya pembuluh darah pada selaput ketuban sehingga
ketika terjadi pecah selaput ketuban  selain air
ketuban yang keluar dapat diikuti darah
• DJJ janin biasanya tidak baik
KESIMPULAN

Wanita, 25 tahun, G1P0A0, UK 37 minggu


• Keluar cairan 18 jam yang lalu
• Kencang-kencang tidak dirasakan
• Lendir darah tidak ada
• Kertas lakmus menjadi berwarna biru
Diagnosis  Ketuban Pecah Dini

Maka, komplikasi yang sesuai adalah:

B. Korioamnionitis
KEYWORDS
Wanita , 22 tahun, G1P0A0, UK 39 minggu :
• Mulas sejak 6 jam yang lalu, air air ataupun darah (-)
• TFU 2 jari dibawah processus xyphoid , DJJ 150X/menit,
kepala sudah masuk PAP
• Kontraksi uterus 5x/10 menit/40 detik, pembukaan 7cm,
cairan ketuban utuh
• 3 jam kemudian bayi lahir dengan Apgar 8/9

Diagnosis  Kala III


Tindakan selanjutnya?

JAWABAN

D. Injeksi uterotonika
IM
PENJELASAN
KEYWORDS

PERSALINAN

Definisi Proses dimana bayi , plasenta dan


selaput ketuban keluar dari uterus ibu

Persalinan “in Partu”


Uterus berkontraksi
Perubahan pada serviks
Diakhiri dengan lahirnya plasenta lengkap

Sumber : Buku William’s Obstetric 25th ed


PENJELASAN
KEYWORDS

TAHAPAN PERSALINAN

• Kala I : interval diantara onset persalinan sampai


dengan dilatasi serviks sempurna (10 cm)
a. Kala I fase laten : dilatasi serviks awal selama 8
jam sampai pembukaan 3 cm
b. Kala I fase aktif : dilatasi serviks cepat yaitu 4 –
10 cm
• Kala II : dilatasi komplit sampai dengan kelahiran
bayi
• Kala III : kelahiran bayi sampai dengan kelahiran
plasenta
• Kala IV : periode postpartum selama 2 jam setelah
kelahiran plasenta
PENJELASAN
KEYWORDS

KALA I
DAN
KALA II
PENJELASAN
KEYWORDS

Kala III
Pelepasan dan pengeluaran plasenta  Lama:15 menit
 Perdarahan + 500 cc

Tanda-tanda lepasnya placenta


• Perubahan bentuk dan tinggi uterus
• Tali pusat memanjang
• Semburan darah mendadak dan singkat

Managemen Aktif
• Pemberian suntikan oksitosin 10 U/IM
• Penegangan tali pusat terkendali
• Masase fundus uteri
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Menilai perdarahan  dilakukan setelah kala


III selesai
B. Eksplorasi plasenta  dilakukan setelah
plasenta lahir baru kemudian dicek apakah
kotildeon lengkap
C. Peregangan tali pusat terkendali  dilakukan
sesaat setelah injeksi oksitosin
E. Masase uterus  dilakukan sesaat setelah
peregangan tali pusat terkendali
KESIMPULAN

Wanita , 22 tahun, G1P0A0, UK 39 minggu :


• Mulas sejak 6 jam yang lalu, air air ataupun darah (-)
• TFU 2 jari dibawah processus xyphoid , DJJ
150X/menit, kepala sudah masuk PAP
• Kontraksi uterus 5x/10 menit/40 detik, pembukaan
7cm, cairan ketuban utuh
• 3 jam kemudian bayi lahir dengan Apgar 8/9
Diagnosis  Kala III

Maka, tindakan selanjutnya adalah:

D. Injeksi uterotonika
IM
KEYWORDS
Wanita, G1P0A0, UK 26 minggu
• Paparan zat iatrogenik (+) :thalidomide
• Obat ini dulu terkenal sebagai DOC emesis gravidarum
namun dihentikan karena teratogenik. Thalidomide
sekarang banyak digunakan sebagai imunomodulator,
terutama untuk multiple myeloma, reaksi ENL pada kusta,
dan graft vs host disease
• USG : Janin tidak memiliki ekstremitas, tangan dan kaki
tampak kecil ireguker dan hanya menempel

Diagnosis?

JAWABAN

D. Phocomelia
PENJELASAN
KEYWORDS

PHOCOMELIA
Definisi : bagian dari
meromelia dimana tidak
terbentuk tulang panjang,
namun rudimenter dari
tangan dan kaki menempel
pada tubuh dengan bentuk
kecil, ireguler.

Patofisiologi :
• Autosomal resesif
• Sporadik
• Penggunaan obat pada
ibu hamil (terutama
thalidomide)
Sumber : Langman’s Medical Embryology 13th edition ; Phocomelia jaypeejournals
MEROMELIA
Hanya terbentuk sebagian
dari 1 atau lebih
ekstremitas

AMELIA AMELIA
Tidak terbentuk sama sekali
1 atau lebih ekstremitas

2 keadaan ini lebih


disebabkan karena kelainan
genetik, lebih jarang yang
disebabkan karena paparan
zat iatrogenik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Akondroplasia  kelainan
genetik berupa dwarfisme
yang tidak proporsional
(tinggi badan rendah dan
extremitas pendek namun
ukuran pinggul normal)

B. Amelia  Tidak terbentuk


sama sekali 1 atau lebih
ekstremitas
PILIHAN JAWABAN LAIN

C.Osteogenik imperfect kelainan genetik


diamana tulang mudah patah
E.Amniotic band  jeratan dari kantung amnion
yang menyebabkan pemisahan daerah jari atau
ekstremitas
KESIMPULAN

Wanita, G1P0A0, UK 26 minggu


• Paparan zat iatrogenik (+): thalidomide
• USG : Janin tidak memiliki ekstremitas, tangan dan
kaki tampak kecil ireguker dan hanya menempel

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:

D. Phocomelia
KEYWORDS

Wanita, P2A0 :
• PPH sejak 1 jam yang lalu
• TD 90/60 nadi 120x/menit
• Tampak massa dengan permukaan kasar seperti
kaus kaki keluar dari jalan lahir
• Plasenta lengkap lahir 25 menit setelah bayi lahir

Diagnosis  Inversio Uteri


Tatalaksana?

JAWABAN

C. Reposisi uteri
PENJELASAN
KEYWORDS

Hemorargia Postpartum (HPP)


Definisi : perdarahan pervaginam ≥500 ml setelah
bayi lahir yang berpotensi mempengaruhi
hemodinamik ibu
- HPP primer : dalam 24 jam pertama postpartum
- HPP sekunder : antar 24 jam hingga 12 minggu
postpartum

Tatalaksana awal:
- Stabilisasi ABC pasien
- Buka jalan napas
- Oksigenasi adekuat
- Terapi cairan yang sesuai kebutuhan
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia
PENJELASAN
KEYWORDS

Setelah pasien stabil  tentukan peyebab HPP 


tersering adalah sebagai berikut : (4T)

FAKTO PENYEBAB GEJALA DAN TANDA


R
Tonus 1. ATONIA UTERI  Perdarahan segera
 Uteri lembek / tidak kontraksi

Tissue 1. RETENSIO PLASENTA Plasenta belum lahir dalam 30


menit setelah lahir bayi

2. SISA PLASENTA  Plasenta atau sebagian selaput


lahir tidak lengkap
 Muncul 6-10 hari pasa salin
dengan subinvolusi uteri
PENJELASAN
KEYWORDS

FAKTOR PENYEBAB GEJALA DAN TANDA


Trauma 1. ROBEKAN JALAN  Perdarahan segera
LAHIR  Tampak laserasi

 Perdarahan segera
2. RUPTUR UTERI  Nyeri perut hebat
 Kontraksi hilang

 Fundus tidak teraba pada


3. INVERSIO UTERI palpasi abdomen
 Lumen vagina berisi massa
 Kontraksi hilang

Trombin 1. GANGGUAN  Perdarahan tidak berhenti, encer


PEMBEUKAN DARAH  Gagal terbentuk gumpalan pada
uji laboratorium
 Terdapat factor predisposisi :
solusio plasenta, IUFD, eclampsia,
emboli air ketuban
PENJELASAN
KEYWORDS

Inversio Uteri
Uteri tidak teraba pada abdomen namun ikut keluar
bersama plasenta dan berada pada introitus vagina
dalam kondisi permukaan dalam berada di sisi luar
Faktor risiko :
• ”tarikan” terlalu kuatsaat melakukan peregangan tali
pusat terkendali
• Pada pasien dengan plasenta akreta
• Persalinan lama
Terapi :
• Reposisi uteri
PENJELASAN

Tatalaksana Lanjutan sesuai penyebab :


PILIHAN JAWABAN LAIN

A Masase Uteri  lebih tepat untuk tatalaksana


HPP ec atonia uteri
B. Observasi  HPP perlu dilakukan eksplorasi
mencari penyebabnya
D. Injeksi Oxytoxin 20 unit IM  lebih tepat
untuk tatalaksana HPP ec atonia uteri lanjutan
dari masase uteri
E. Bimanual Kompresi  lebih tepat untuk
tatalaksana HPP ec atonia uteri lanjutan dari
injeksi uterotonika
KESIMPULAN

Wanita, P2A0 :
• PPH sejak 1 jam yang lalu
• TD 90/60 nadi 120x/menit
• Tampak massa dengan permukaan kasar seperti
kaus kaki keluar dari jalan lahir
• Plasenta lengkap lahir 25 menit setelah bayi lahir
Diagnosis  Inversio Uteri

Maka, tata laksana yang sesuai adalah:

C. Reposisi uteri
KEYWORDS

Wanita 50 tahun :
• Keluhan kencing sulit ditahan saat batuk atau
berubah posisi
• Riwayat persalinan pervaginam 4x
• Riwayat operasi pengangkatan mioma per abdominal
• PD : teraba massa yang menekan pada dinding
anterior vagina

Diagnosis?

JAWABAN

C. Inkontinensia urin dengan


sistokel
PENJELASAN

INKONTINENSIA URIN
Definisi: Gangguan kontrol buang air kecil

• Stress: berkaitan dengan peningkatan tekanan


intraabdomen seperti tertawa, bersin, batuk, naik tangga
• Urge: BAK involunter bersamaan dengan keinginan kencing
yang tidak bisa ditahan; disebabkan overaktifitas otot detrusor
yang menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat ditahan
(detrusor overactivity).
• Mixed: kombinasi stress dan urge
• Overflow: keadaan dimana terjadi kegagalan pengosongan
buli secara komplit akibat gangguan kontraksi otot detrusor
dan atau bladder outlet obstruction.
• Functional: ketidakmampuan untuk menahan BAK karena
alasan selain masalah neurourologi dan disfungsi LUT

Sumber : hopskin medicine. edu


PENJELASAN

TATALAKSANA
• Stress incontinence: Pelvic floor physiotherapy, anti-
incontinence devices, and surgery
• Urge incontinence: Changes in diet, behavioral
modification, pelvic-floor exercises, and/or medications
and new forms of surgical intervention
• Mixed incontinence: Pelvic floor physical therapy,
anticholinergic drugs, and surgery
• Overflow incontinence: Catheterization regimen or
diversion
• Functional incontinence: Treatment of the underlying
cause
Rektokel vs Sistokel
 termasuk dalam prolaps pelvik

TATALAKSA
NA :
BEDAH
KOREKSI

Prolapsnya rektum ke Prolapsnya Vesica urinaria


vagina sisi posterior ke vagina sisi anterior
PENJELASAN

Tanda dan gejala


• Rektokel dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
saat BAB, gejala obstruksi seperti konstipasi

• Sistokel dapat menyebabkan gejala


inkontinensia urin, maupun kencing tidak
lampias
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Vaginitis  peradangan pada daerah vagina


dengan tanda-tanda inflamasi
B. Inkontinensia urin dengan rektokel  tidak
tepat dimana rektokel akan menekan dinding
vagina posterior dan gejala yang sering
ditimbulkan adalah gangguan pada BAB
D. Sistokel  kurang tepat karena lebih tepat
bila didiagnosa juga dengna inkontinensia urin
E. ISK  demam, BAK nyeri terasa tidak tuntas
KESIMPULAN

Wanita 50 tahun :
• Keluhan kencing sulit ditahan saat batuk atau
berubah posisi
• Riwayat persalinan pervaginam 4x
• Riwayat operasi pengangkatan mioma per abdominal
• PD : teraba massa yang menekan pada dinding
anterior vagina

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:


C. Inkontinensia urin dengan
sistokel
KEYWORDS

Wanita G2P1A0, UK 35 minggu:


• Demam tinggi  38.9 derajat celcius
• Nyeri tekan fundus (+)
• Cairan amnion berbau dan hijau keruh

Diagnosis  Korioamnionitis
Terapi?

JAWABAN

C. Ampisilin 2 g IV tiap 6 jam dan


Gentamisin 5 mg/kgBB setiap 24 jam
PENJELASAN
KEYWORDS

KORIOAMNIONITIS
Definisi : Infeksi pada korion dan amnion

Diagnosis : Tegak bila ditemukan demam >38


derajat celcius dengan 2 atau lebih tanda berikut
:
• Leukositosis >15.000 sel/mm3
• DJJ > 160 kali/menit
• Nadi ibu >100 kali/menit
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• Cairan amnion berbau
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia
PENJELASAN
KEYWORDS

Faktor predisposisi :
• Persalinan prematur,
persalinan lama
• Ketuban pecah lama
• Pemeriksaan dalam
terlalu sering
• Infeksi Menular seksual
• Alkohol, rokok
PENJELASAN
KEYWORDS
Tatalaksana:
Umum
• Rujuk pasien ke RS
• Antibiotik : ampisilin 2 g IV tiap 6 jam + gentamisin 5
mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Terminasi kehamilan (serviks matang  oksitosin) (serviks
belum matang  prostaglandin dan infus oksitosin/SC)
• Bile persalinan pervagina  hentikan antibiotik. Bila
persalinan dengan SC : lanjutkan antibiotik + metronidazole
500 mg IV /8 jam sampai bebsa demam 48 jam
Khusus
• Dengan endometritis : ampisilin 2 g IV/6 jam + gentamisin 5
mg/kgbb/24 jam + metroniadzole 500 mg IV/8jam sampai 48
jam bebas demam
• Bayi sepsis : kultur darah dan berikan antibiotik 7 – 10 hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ampisilin 2 g IV tiap 6 jam dan eritromisin


4x250 mg  kombinasi kurang tepat, antibiotik
eritromisin lebih tepat untuk Ketuban Pecah Dini
B. Eritromisin 4x250 mg  antibiotik eritromisin
lebih tepat untuk Ketuban Pecah Dini
D. Ceftriaxone 1 g IV tiap 8 jam  FDA kategori
B namun bukan sebagai DOC
E.Ceftriaxone 1 g IV tiap 8 jam dan
Metronidazole 500 mg oral tiap 8  Bukan
kombinasi antibiotik yang sebagai DOC
KESIMPULAN

Wanita G2P1A0, UK 35 minggu:

• Demam tinggi  38.9 derajat celcius


• Nyeri tekan fundus (+)
• Cairan amnion berbau dan hijau keruh
Diagnosis  Korioamnionitis

Maka, terapi yang sesuai adalah:


C. Ampisilin 2 g IV tiap 6 jam dan
Gentamisin 5 mg/kgBB setiap 24 jam
KEYWORDS

Wanita, P2AO :

• Membawa putra keduanya yang baru lahir dengan


keadaan mencucu dan tidak bisa minum
• Pasien melahirkan di dukun beranak dengan
pemotongan tali pusat dengan pisau belati

Diagnosis  Tetanus Neonatorum


Pencegahan?

JAWABAN

A. Pemberian imunisasi TT saat


hamil
PENJELASAN
KEYWORDS

TETANUS NEONATORUM
Faktor Risiko :
• Kelahiran di rumah atau paramedis yang tidak
profesional
• Tidak ada / kurang lengkapnya vaksinasi Toxoid ibu

Gejala :
• Bayi sulit minum dan gangguan makan
• Rigiditas tubuh, abdomen, dan wajah
• Trismus, Opistotonus, Sianosis
• Spasme Otot, Flexi dan adduksi ujung jari

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia


PENJELASAN
Pencegahan :
Vaksinisasi tetanus toxoid pada ibu hamil atau wanita usia
subur
1.Skrining untuk jumlah dosis dan status imunisasi TT
2.Untuk yang belum pernah imunisasi atau status imunisas tidak
diketahui  dosis 0.5 ml IM

3.Bila ibu sudah pernah imunisasi  dosis booster 0.5 ml IM


PENJELASAN
KEYWORDS

Terapi :
• Jaga jalan napas dan supportif respirasi
• Antitoksin tetanus 5000 unit atau Human tetanus Ig 500
unit
• Mencegah infeksi  Pencillin G 100.000 unit/kg/hari (10
hari)
• Sedasi dan relaksasi otot  Diazepam 10 mg/kg/hari IV
dalam 24 jam
PILIHAN JAWABAN LAIN

B.Pemberian ATS saat hamil  yang diberikan


untuk pencegahan adalah imunisasi TT
C.Pemberian antibiotik profilkasis saat hamil 
tidak ada pencegahan antibiotik untuk
pencegahan adalah imunisasi TT
D.Konsumsi zat besi saat hamil  suplementasi
untuk pencegahan anemia pada ibu hamil
E. Pemberian antibiotik broad spectrum saat ini
Antibiotik diberikan untuk pasien terdiagnosa
dengan tetanus
KESIMPULAN

Wanita, P2AO :

• Membawa putra keduanya yang baru lahir dengan


keadaan mencucu dan tidak bisa minum
• Pasien melahirkan di dukun beranak dengan
pemotongan tali pusat dengan pisau belati
Diagnosis  Tetanus Neonatorum

Maka, pencegahan yang dapat diberikan adalah:


A. Pemberian imunisasi TT saat
hamil
KEYWORDS

Wanita, G3P1A1, UK 12 minggu:

• Keluar darah dari jalan lahir dan nyeri perut


• TFU setinggi simfisis  sesuai usia kehamilan
• Serviks dalam kondisi terbuka, teraba jaringan (-)

Diagnosis  Abortus insipien


Langkah selanjutnya?

JAWABAN

D. Berikan infus oksitosin dan


evakuasi sisa hasil konsepsi
PENJELASAN

Abortus  ancaman atau pengeluaran hasil


konsepsi pada usia kehamilan < 22 minggu (WHO)
atau berat janin < 500 gram

Diagnosis :
• Perdarahan pervagina (dengan atau tanpa
pengeluaran janin)
• Perut nyeri dan kaku
• Serviks terbuka atau tertutup
 Diagnosis Tegak dengan USG

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia


PENJELASAN

MACAM-MACAM ABORTUS
PENJELASAN
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS TERAPI
ABORTUS
Abortus - Pertahankan kehamilan
iminens - Batasi aktivitas
- Kontrol rutin
Abortus UK < 16 minggu : evakuasi hasil konsepsi
insipien Bila tidak bisa segera : ergometrin 0.2 Mg IM  evakuasi
Dan
Abortus UK > 16 minggu : tunggu pengeluaran konsepsi spontan,
inkomplit bila perlu infus oksitosin 40 IU dalam 1L NaCL 0.9%
Abortus - Tidak perlu evakuasi lagi  observasi kondisi ibu
komplit - Apabila anemia : Tab sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2
minggu
Missed UK < 12 minggu : evakuasi hasil konsepsi
abortion UK 12-16 minggu : pastikan serviks terbuka (atau
pematangan serviks)  dilatasi dan kuretase
UK 16-22 minggu : pematangan serviks (oksitosin 20 Unit
dalam 500 ml NaCl 90%) sampai dengan ekspulsi hasil
konsepsi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pertahankan kehamilan dan bedrest 


pilihan tepat untuk abortus imminens
B. Suplementasi vitamin B12  pilihan tepat
untuk abortus imminens
C. Evakuasi secara langsung dan segera dari isi
uterus   pilihan tepat untuk abortus insipien
dengan UK <16 minggu
E. Tidak diperlukan evakuasi lagi   pilihan
tepat untuk abortus komplit
KESIMPULAN

Wanita, G3P1A1, UK 20 minggu:

• Keluar darah dari jalan lahir dan nyeri perut


• TFU setinggi umbilicus  sesuai usia kehamilan
• Serviks dalam kondisi terbuka, teraba jaringan (-)
Diagnosis  Abortus insipien

Maka, langkah selanjutnya adalah:

D. Berikan infus oksitosin dan


evakuasi sisa hasil konsepsi
KEYWORDS

Wanita 18 tahun
• Keputihan dan nyeri perut
bawah
• Riwayat promiskuisitas
• Dari hasil pemeriksaan
penunjang ditemukan hasil sbb:

Apa diagnosis yang tepat?

JAWABAN

A. Cervicitis Gonorrhea
PENJELASAN

Cervisitis
Cervicitis

• Perdangan pada servix

Keluhan

• Discharge

Faktor Risiko

• Umur <21 tahun


• Hubungan seksual >1 org dalam 3 bulan terakhir
PENJELASAN

Cervisitis
Cervicitis
• Cervicitis GO
• Cervicitis NonGO
PENJELASAN

Cervicitis GO

Definisi
• Perdangnan serviks oleh karena
Neisseria gonorrheae
Klinis:
• Dapat asimtomatis
• Simtomatis: discharge purulen
(putih kekuningan)
PENJELASAN

Cervicitis GO

Diagnosis

• Pemeriksaan gram:
• PMN >30
• DGNI -
PENJELASAN

Cervicitis NonGO
Definisi
• Perdangnan serviks oleh karena non-
Neisseria gonorrheae
• Penyebab terbanyak: Chlamydia
trachomatis

Klinis:
• Dapat asimtomatis
• Simtomatis: discharge mukopurulen (tidak
begitu kekuningan)
PENJELASAN

Cervicitis GO
Diagnosis

• Pemeriksaan gram:
• PMN >30
• DGNI +
• Diplococcus gram
negatif intracellular
TATALAKSANA

Pengobatan Duh karena Servisitis


TATALAKSANA

Pengobatan Duh karena Servisitis


PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Cervicitis Non Gonorrhea


• Tidak ditemukan DGNI
• C. Vaginitis Gonorrhea
• Vaginitis mencakup: Trichomoniasis, BV, dan
Candidiasis
• D. Vaginitis Non Gonorrhea
• Vaginitis mencakup: Trichomoniasis, BV, dan
Candidiasis
• E. Bakterial Vaginosis
• Whiff test +
• Clue Cell
• Keputihan berbau amis
KESIMPULAN

Wanita 18 tahun
• Keputihan dan nyeri perut bawah
• Riwayat promiskuisitas

Maka, diagnosis yang tepat adalah:

A. Cervicitis Gonorrhea
KEYWORDS

Pria 24 tahun
• Plenting-plenting di batang kemaluan
• Diawali rasa tidak nyaman dan nyeri
(prodromal)
• Keluhan kedua

Diagnosis  Herpes simpleks genitalis


rekuren
Apakah terapi yang sesuai?
JAWABAN

D. Asiklovir 3x400 selama 5


hari
PENJELASAN

Herpes Genitalis
Definisi

• ISK yang disebabkan oleh karena Virus


Herpes Simplex

Etiologi

• Herpes Simplex Virus 1


• Herpes Simplex Virus 2
PENJELASAN

Herpes Genitalis
Herpes Genitalis primer

• Masa inkubasi 3-7 hari


• Diawali rasa terbakar atau gatal sebelum muncul
lesi
• Gejala konstitusional: malaise, demam, nyeri otot
• Kenampakan klinis: vesikel bergerombol dasar
eritem
• Gampang ruptur sehingga mengalami erosi
multipel
• Sembuh dalam 5-7 hari tanpa skar
PENJELASAN

Herpes Genitalis

Herpes Genitalis Rekuren

• 1-4 bulan setelah herpes genitalis


primer
• Muncul kembali lesi vesikel dasar
eritem bergerombol (namun lesi
bisa atipikal)
PENJELASAN

Herpes Genitalis
Diagnosis

• Klinis
• Pemeriksaan Penunjang
• Tzanck Test: muncul
Multinucleated Giant Cell
PENJELASAN

Gambaran Klinis Herpes Genitalis

Erosi dasar Eritem Vesikel dasar Eritem


TATA LAKSANA

Tata
Laksana
Ulkus
Genital
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Asilklovir 5x200 selama 7 hari


• Untuk Herpes Simpleks genitalis Primer
• B. Asilklovir 5x400 selama 5 hari
• Tidak ada dosis 5x400 mg
• C. Asilklovir 5x800 selama 5 hari
• Tidak ada dosis 5x800
• Dosis untuk varicella 5x800 mg untuk 7 hari
• E. Asilklovir 3x800 selama 7 hari
• Tidak ada dosis 3x800 mg
KESIMPULAN

Pria 24 tahun
• Plenting-plenting di batang kemaluan
• Diawali rasa tidak nyaman dan nyeri
(prodromal)
• Keluhan kedua
Diagnosis  Herpes simpleks genitalis
rekuren

Maka, terapi yang sesuai adalah:

D. Asiklovir 3x400 selama 5


hari
KEYWORDS
• Laki-laki, 60 tahun
• Tidak sadarkan diri sejak 1 jam yll
• PF : somnolen,TD: 130/90, N: 120x, RR: 28x , T 39.
Tampak ulkus plantar pedis sinistra berukuran 3x5
cm dasar otot.
• Lab: leukosit 19.000/mm3, pH 7,42, HCO3 24, GDS
626, keton (-)
• GDS > 300  hiperglikemi  KAD / HHS
• Napas cepat dalam(-),keton (-), asidosis (-)  HHS

JAWABAN

C. Hiperglikemia hiperosmolar, suspek


sepsis ec ulkus plantar pedis sinistra
Sumber : EIMED PAPDI, KONSENSUS DM PERKENI 2015
PENJELASAN
KEYWORDS

KOMPLIKASI AKUT DM
Krisis Hiperglikemia
Krisis Hiperglikemia
Kriteria
KAD HHS

Kadar gula darah 300-600 600-1200

Asidosis Positif Negatif

Anion gap Meningkat Normal/sedikit


meningkat
Osmolaritas plasma Meningkat (300- Sangat meningkat
320) (300-380)
PENJELASAN
KEYWORDS TATALAKSANA HHS

Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 L/jam


• Tentukan status hidrasi
• Hipovolemik syok : NaCl 0,9% 1 L/jam, jika perlu plasma expander
• Syok cardiogenic : tatalaksana syok
• Hipotensi ringan: lanjutkan IV fluid, periksa Na → tentukan ulang jenis
cairan IV berdasarkan hasil Na
Insulin: reguler insulin Bolus 0,1-0,15 U/kg 1-2 jam setelah rehidrasi

• Lanjutkan dengan IV drip 0,1 U/kg/jam dan dapat dititrasi


• Target: kadar glukosa serum 250-300mg/dL

Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik: diuresis min 50ml/jam
• <3.3 mEq/L  tunda insulin
• 3.3-5.0 mEq/L  beri 20-30 mEq kalium dalam tiap liter cairan iv
• > 5.0 mEq/L  turunkan kalium
PENJELASAN
PENJELASAN

SEPSIS
• Disfungsi orang yang mengancam jiwa, yang
disebabkan oleh respon pejamu terhadap
infeksi
• Dapat diidentifikasi dengan SOFA score ≥2
• Septic shock : subset dari sepsis, dimana
kelainan sirkulasi dan kelainan
selular/metabolik yang mendasari cukup untuk
meningkatkan mortalitas, persisten hipotensi
yang membutuhkan vasopressor untuk
mempertahankan MAP ≥ 65 dan serum laktat
>2mmol/L (18mg/dL)
PENJELASAN

SIRS – SEPSIS-SEVERE SEPSIS (1991)


SIRS :

• Minimal 2 dari
• Suhu ≥ 38°C atau < 36 °C
• HR > 90x/menit
• RR > 20x/menit atau PaCO2 < 32mmHg
• WBC >12.000 atau < 4.000, atau >10% bands form

Sepsis :
• SIRS + presumed or confirmed infeksi

Severe sepsis :
• Sepsis + min 1 disfungsi organ

Septic shock :
• severe sepsis +refractory low BP
PENJELASAN

• Alur
skrining/
diagnosis
Sepsis
• qSOFA:
1.RR ≥22
2.Altered
mentation
3.SBP ≤100
PENJELASAN

SOFA score
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hiperglikemia, suspek sepsis ec ulkus plantar


pedis sinistra  tidak spesifik
B. Ketoasidosis diabetic, suspek syok sepsis ec
ulkus plantar pedis sinistra  tidak ada tanda
asidosis (pH normal) , keton (-)
D. Asidosis Respiratorik, suspek syok sepsis ec
ulkus plantar pedis sinistra   pH < 7,35
E. Alkalosis Metabolik, suspek sepsis ec ulkus
plantar pedis sinistra  pH > 7,45
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan Laki-laki, 60 tahun dengan


• Tidak sadarkan diri sejak 1 jam yll
• PF : somnolen,TD: 130/90, N: 120x, RR: 28x , T 39.
Tampak ulkus plantar pedis sinistra berukuran 3x5 cm
dasar otot.
• Lab: leukosit 19.000/mm3, pH 7,42, HCO3 24, GSD
626, keton (-)
• GDS > 300  hiperglikemi  KAD / HHS
• Napas cepat dalam(-),keton (-), asidosis (-)  HHS
Maka, diagnosisnya adalah:

C. Hiperglikemia hiperosmolar, suspek


sepsis ec ulkus plantar pedis sinistra
KEYWORDS

• Perempuan, 35 tahun
• Benjolan di leher sejak 5 hari yll
• Berdebar-debar, sering berkeringat, nafsu makan
naik
• PF :TD 130/90, N 100, RR 20, T 36,8.
• St lokalis : benjolan merata hampir di seluruh leher,
lunak, batas tidak tegas, bergerak jika menelan.
• Lab : TSH turun
• Benjolan + Gejala hipertiroid + TSH turun
 Struma toksik
JAWABAN

B. Struma Difusa Toxic


PENJELASAN Penyakit Tiroid
• Adalah pembesaran kelenjar tiroid
• Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/
Goiter goiter endemik)
• Goiter sporadik (jarang)

• GRAVES DISEASE
• Struma nodular toksis
Hipertiroidisme • Adenoma toksik
• Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor hipofisis, dll)

• Defisiensi iodium berat


• Tiroiditis hashimoto
Hipotiroidisme • Iatrogenik
• Lain-lain (hipopituitari kongenital, dll )

• Jinak (misal adenoma folikular)


Neoplasma • Ganas (misal adenokarsinoma tiroid)
PENJELASAN

STRUMA/GOITER

STRUMA STRUMA

NON-
DIFUSA NODUSA TOKSIK
TOKSIK

Pembesaran Gejala Tidak ada


Pembesaran
tiroid secara
tiroid berupa hipertiroid/ gejala
umum, tirotoksikosis tirotoksikosis
benjolan (+)
benjolan (-)
PENJELASAN

Etiologi
• Goiter difus • Goiter nodular
• Simpel: fisiologis • Goiter multinodular
(pubertas, kehamilan)
• Nodul soliter
• Autoimun: Graves’ dan
Hashimoto
• Fibrotik (Reidel’s
tiroiditis)
• Tiroiditis akut/ de • Kistik
Quervain
• Defisiensi iodin: goiter • Keganasan: adenoma,
endemic karsinoma, limfoma
• Goitrogen: sulfonilurea • Lainnya: sarcoidosis,
tuberkulosis

Sumber: Kumar and Clark’s Clinical Medicine 8th ed.


PENJELASAN Tatalaksana
Methimazole:
• mulai dosis tinggi 10-20 mg/hari
• maintenance 5-10 mg/hari

Propiltiourasil (PTU)
• mulai dosis tinggi 3 x 50 – 150 mg (300-600 mg dibagi 3 dosis) 
(monitoring T4)  maintenance 3 x 50 mg

Efek samping methimazole


• Hepatotoksik
• Embriopati  kontraindikasi ibu hamil trimester 1

Efek samping PTU


• Agranulositosis
• ANCA-positive vasculitis
• Hepatitis nekrotik fulminan

Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011


PENJELASAN Tatalaksana
• Pengobatan simptomatik berupa beta blocker, ada 2 pandangan
mengenai indikasinya:
• Pada semua pasien dengan tirotoksikosis simptomatik
• Hanya pada pasien geriatric dengan tirotoksikosis simptomatik;
pada pasien lainnya hanya diberikan apabila HR saat istirahat >
90x/menit atau ada kormobiditas KV  lebih dianjurkan

Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011


PENJELASAN

Surgical Care
• Subtotal thyroidectomy dipertimbangkan pada:
• Pilihan pasien
• Kehamilan trimester 2
• Gagal terapi (resisten atau intolerans)
• Poor compliance to drug therapy

• Pasien sebaiknya dalam kondisi eutiroid sebelum operasi untuk


meminimalisasi risiko anestesi, komplikasi kardiovaskular, dan
risiko thyroid storm
• Jika normalisasi dengan obat anti tiroid tidak memungkinkan,
dapat diberikan beta blocker dan KI 4 tetes/hari selama 10 hari
sebelum operasi untuk menurunkan vaskularisasi kelenjar tiroid
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Limfoma non hodgkin  tidak ada gejala


hipertiroid
C. Tiroiditis  demam, nyeri tekan
D. Struma difusa non toksik  pembesaran
kelenjar menyeluruh, gejala hipotiroid / eutiroid
E. Struma nodusa non toksik  benjolan, gejala
hipotiroid / eutiroid
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan Perempuan, 35 tahun


dengan
• Benjolan di leher sejak 5 hari yll
• Berdebar-debar, sering berkeringat, nafsu makan
naik
• PF :TD 130/90, N 100, RR 20, T 36,8.
• St lokalis : benjolan merata hampir di seluruh leher,
lunak, batas tidak tegas, bergerak jika menelan.
• Lab : TSH turun
• Benjolan + Gejala hipertiroid + TSH turun 
Struma toksik
Maka, diagnosisnya adalah:

B. Struma Difusa Toxic


KEYWORDS

• Anak laki-laki, 3 tahun


• Badan lemah, tidak mau beraktivitas
• Muka dan kedua kaki bengkak (+)
• PF : konjunctiva pucat, rambut kemerahan,
tumbuh jarang, mudah dicabut, dan tidak terasa
sakit. Abdomen membuncit dan ada kelainan
kulit di ekstremitas inferior
• Lab : GDS 50mg/dL
• Tanda gizi buruk marasmus / kwashiorkor
• GDS <54  Hipoglikemi
JAWABAN

C. Larutan gula 10% 50mL


PENJELASAN
KEYWORDS

GIZI BURUK
• Diagnosis dengan klinis dan/atau
antropometris

• Terlihat sangat kurus dan/atau edema; dan/atau

• BB/TB atau BB/PB <-3 SD

• Terdapat 3 klasifikasi anak gizi buruk


• Kwashiorkor
• Marasmus
• Marasmik-Kwashiorkor

Sumber : Petunjuk teknis tatalaksana anak gizbur Kemenkes 2011


PENJELASAN Kwashiorkor
EDEMA:
Perubahan status mental:
• Minimal pada kedua punggung
apatis & rewel
kaki, bersifat pitting edema
 Rambut tipis, kemerahan spt • Derajat edema:
warna rambut jagung, mudah +  Kedua punggung kaki
dicabut tanpa sakit, rontok ++  Tungkai & lengan bawah
 Wajah membulat dan sembab +++  Seluruh tubuh (wajah &
perut)
 Pandangan mata sayu
 Pembesaran hati • Derajat edema untuk
Otot mengecil (hipotrofi) menentukan jumlah cairan yang
Crazy Pavement dermatosis diberikan

Sumber : Petunjuk teknis tatalaksana anak gizbur Kemenkes 2011


PENJELASAN

MARASMUS

 Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang


terbungkus kulit
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit
sampai tidak ada (~pakai celana longgar- baggy
pants)
 Perut umumnya cekung
 Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano
sign”)
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang)  diare persisten
696
PENJELASAN

3. MARASMIK - KWASHIORKOR

Gambaran klinik merupakan campuran dari


beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/TB-PB <-3 SD
disertai edema yang tidak mencolok

697
PENJELASAN

• TATALAKSANA

698
PENJELASAN

Tatalaksana hipoglikemia (GDS <54 mg/dL)

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2009


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Bolus dextrose 40% 25mL + infus D5%  tidak


tepat, D10% 5cc/kgBB (pasien tidak sadar)
B. Bolus dextrose 20% 25 mL + infus D5% 
tidak tepat, D10% 5cc/kgBB (pasien tidak sadar)
D. Bolus D10% 10cc/kg + larutan gula10% 50cc
tidak tepat, D10% 5cc/kgBB (pasien tidak sadar)
E. Larutan dextrose 20% 50cc  tidak tepat,
D10% 5cc/kgBB (pasien tidak sadar)
KESIMPULAN

• Jadi, jika menemukan anak laki-laki, 3 tahun,


dengan:
• Badan lemah, tidak mau beraktivitas
• Muka dan kedua kaki bengkak (+)
• PF : konjunctiva pucat, rambut kemerahan,
tumbuh jarang, mudah dicabut, dan tidak terasa
sakit. Abdomen membuncit dan ada kelainan
kulit di ekstremitas inferior
• Lab : GDS 50mg/dL

Maka, tatalaksananya adalah:

C. Larutan gula 10% 50mL


KEYWORDS

• Perempuan, 54 tahun
• Riw. DM sejak 5 tahun yll
• Hasil lab: LDL 250 mg/dl dan trigliserida 300
mg/dl
• DM + hiperkolesterol TZD / glitazone

JAWABAN

D. Pioglitazon
Sumber : KONSENSUS DM PERKENI 2015
PENJELASAN
PENJELASAN

Obat Kontraindikasi Keuntungan/Kerugian


Metformin • Renal insufficiency • Tidak menyebabkan
• Liver failure hipoglikemia jika monoterapi
• Heart failure • Tidak menyebabkan BB naik
• Severe GI disease
Thiazolidinediones/ • Liver failure • Menurunkan LDL dan
glitazone • Heart failure meningkatkan HDL
• Pregnancy and breast
feeding
Sulfonilurea • Hepar-renal insufficiency • Menyebabkan hipoglikemi
• Heart failute dan BB naik
Acarbose • Renal failure • Tidak menyebabkan
• Severe GI disease hipoglikemia jika monoterapi
• Pregnancy • Tidak menyebabkan BB naik
DPP-4 Inhibitor • Hypersensitivity • Tidak menyebabkan
hipoglikemia jika monoterapi
• Tidak menyebabkan BB naik

Krentz AJ, Bailey CJ. Drugs 2005;65:385–411. Drug Class Review: Thiazolidinediones. Available at:
http://pharmacy.oregonstate.edu/drug_policy/pages/dur_board/reviews/articles/TZD_ClassReview.pdf . Rizzo M, et al. Expert Opin Pharmaco
2008;9:2295–303.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Metformin  tidak menyebabkan BB naik,


tidak hipoglikemi jika monoterapi
B. Glibenklamid  hipoglikemi, BB naik
C. DPP IV inhibitor tidak menyebabkan BB
naik, tidak hipoglikemi jika monoterapi
E. Acarbose  tidak menyebabkan BB naik,
tidak hipoglikemi jika monoterapi
KESIMPULAN

• Jadi, bila Perempuan, 54 tahun


• Riw. DM sejak 5 tahun yll
• Hasil lab: LDL 250 mg/dl dan trigliserida 300
mg/dl
• DM + hiperkolesterol TZD / glitazone

Maka, terapi DM yang sesuai adalah:

D. Pioglitazon
KEYWORDS

• Anak laki-laki, 2 tahun


• Belum bisa berjalan
• Kedua kaki bentuk huruf O
• ASI tanpa susu formula

• Penyebab kaki bentuk O?

JAWABAN

B. Defisiensi vitamin D
PENJELASAN

VITAMIN D
• Vitamin D adalah vitamin larut lemak yg berfungsi:
• Absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
• Supresi pelepasan hormon paratiroid, hormon yang
berfungsi untuk resorpsi tulang.
• Defisiensi vitamin D pada anak  rickets; pada dewasa 
osteomalasia.
• Penyebab:
• Intake kurang, paparan sinar matahari inadekuat
• Malabsorpsi vitamin D dari usus
• Gangguan metabolisme vitamin D pada penyakit hati
atau ginjal

Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/924002-clinical#showall, NELSON PEDIATRIC


PENJELASAN

VITAMIN D

• Manifestasi:
• Anak : terlambat tumbuh kembang
• Dewasa : nyeri/ ngilu pada badan
• PF:
• Anak : tungkai bawah melengkung
• Dewasa : nyeri tulang periosteal, nyeri tekan sternum/
tibia
• Diagnosis:
• Pengukuran kadar 25-hydroxyvitamin D (25[OH]D) serum.
• 21-29 ng/mL (52.5-72.5 nmol/L): Vitamin D insufficiency
• < 20 ng/mL (< 50 nmol/L): Vitamin D deficiency
Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/924002-clinical#showall, NELSON PEDIATRIC
PENJELASAN

Harrison’s groove
PENJELASAN
REKOMENDASI PEMBERIAN SUPLEMEN VITAMIN D:
Anak 0–1 tahun: 400 IU/hari.
Anak >= 1 tahun: 600 IU/hari.
Dewasa 19–50 tahun: 600 IU/hari.
Dewasa 50–70 tahun: 600 IU/hari.
Dewasa >=70 tahun: 800 IU/hari.
Wanita hamil dan menyusui: 600 IU/hari.
Supplementation of 400 IU per day is recommended for:

All breastfed infants unless they are weaned to a minimum of 1 L per day (33.8 fl oz) of
vitamin D–fortified formula or milk

All infants who are not breastfed and who are ingesting less than 1 L per day of vitamin D–
fortified formula or milk

All children and adolescents who do not get regular sunlight exposure; who do not ingest a
minimum of 1 L per day of vitamin D–fortified formula or milk; or who do not take a daily
multivitamin supplement containing at least 400 IU of vitamin D
PENJELASAN

DEFISIENSI GROWTH HORMON :


• Onset : childhood
• Biasanya muncul sebelum usia 3 tahun atau saat
pubertas karena tidak adanya growth spurt
• Penyebab : genetik, congenital, acquired
• Gejala klinis :

• Tx : somatotropin subkutan setiap malam


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Berat badan lahir kurang  tidak ada data di


soal
C. Defisiensi growth hormon  tidak terjadi
growth spurt, riwayat keluarga, tanda-tanda
klinis di soal (-)
D. Idiopatik
E. Genetik  riwayat keluarga (+)
KESIMPULAN

• Anak laki-laki, 2 tahun


• Belum bisa berjalan
• Kedua kaki bentuk huruf O
• ASI tanpa susu formula

Maka, penyebab kaki bentuk O adalah:

B. Defisiensi vitamin D
KEYWORDS

• Laki-laki, 25 tahun
• Tidak sadarkan diri
• Diguga terkena sengatan listrik saat menangani
masalah kabel listrik di rumah pelanggan.
Diagnosis  Electrical burn

JAWABAN

C. Gambaran luka menonjol


pucat, sekitarnya hiperemis
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN

TRAUMA LISTRIK
• Faktor yg berperan:
• Tegangan (volt)
• Kuat arus (ampere)
• Tahanan kulit (ohm)
• Arah aliran listrik, misal melintasi otak atau jantung
• Luas permukaan kontak
• Lama kontak
Gambaran khas: kerusakan lapisan tanduk berupa luka bakar
dengan tepi menonjol, disekitarnya pucat, dikelilingi kulit yang
hiperemis.
Bisa juga ditemukan metalisasi dan magnetisasi jika tegangan tinggi
(petir).
Kematian terjadi akibat fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot, dan pusat
pernapasan.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Terdiri dari 3 zona warna, tengah gelap dengan krusta,


dikelilingi cincin berwarna merah muda yang meninggi, dan
warna merah cerah di area paling luar  eritema multiform
lesi target
B. Tampak bercak kebiruan seperti cabang batang pohon 
aborescent mark petir
D. Vesikel berkelompok dengan dasar eritem  zooster
E. tengah pucat dengan tepi lebih aktif  tinea

A
B
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan Laki-laki, 25 tahun dengan


• Tidak sadarkan diri
• Diguga terkena sengatan listrik saat menangani
masalah kabel listrik di rumah pelanggan.
Diagnosis  Electrical burn

Maka, wujud kelainan kulit yang ditemukan


adalah:

C. Gambaran luka menonjol


pucat, sekitarnya hiperemis
KEYWORDS

• Pria 35 tahun
• Benjolan di punggung kiri yang semakin membesar
dan tidak nyeri.
• PF: benjolan berdiameter 3 cm, berbatas tegas,
warna seperti kulit sekitar, dan terdapat titik
hitam di atasnya.

JAWABAN

E. Kista atheroma
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN

Kista atheroma/kista
sebasea/Kista Epidermoid
• Tumor jinak di kulit akibat tersumbatnya muara
kelenjar sebasea/kelenjar minyak oleh keratin
• Sekret kelenjar sebasea yaitu sebum dan sel-
sel mati tertimbun dan berkumpul dalam Nodul/Kista berbentuk kubah
dengan puncta di atasnya ,
kantung kelenjar. mobile, sewarna kulit, sering
pecah
• PF: titik hitam/puncta sebagai muara
kelenjar di kulit yang tersumbat.
• Dapat terinfeksi menjadi abses
• Tatalaksana:
• Ekstirpasi
• Laser CO2
• Antibiotik gol.cephalosporin untuk
Staphylococcus pada kista yang inflamasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Kista dermoid : tumor jinak berbentuk kantong yang


berisi bermacam-macam struktur jaringan kulit, seperti
kelenjar keringat, folikel rambut, jarigan saraf atau gigi
B.Kista baker : kista di lipatan lutut
C.Lipoma : Kista berisi jaringan lemak
D.Kista Ganglion : Kista di daerah persendian

Kista Dermoid

Ganglion cyst
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan Pria 37 tahun dengan:


• Benjolan di punggung kiri yang semakin membesar
dan tidak nyeri.
• PF: benjolan berdiameter 3 cm, berbatas tegas,
warna seperti kulit sekitar, dan terdapat titik
hitam di atasnya.

Maka, diagnosisnya adalah:

E. Kista atheroma
KEYWORDS

• Perempuan, 34 tahun
• Kelainan kulit di tangan dan wajah sejak 5 hari yang
lalu
• Sedang mengalami ISK dan diberi antibiotik dan
analgetik
• Demam (+)
• PF: vesikel dan bula di wajah, erosi (+), krusta (+)
di bibir, mata kemerahan. Nikolsky (+)
• Target lesion  EM

JAWABAN

E. Erythema multiforme mayor


Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
PENJELASAN

Eritema Multiforme
• Definisi : Erupsi mendadak dan rekuren pada
kulit dan kadang pada selaput lendir dengan
gambaran bermacam-macam spektrum dan
gambaran khas bentuk iris
• Etiologi : alergi obat, infeksi bakteri/virus, sinar
UV, cuaca, keganasan
• Macam : EM Minor (tanpa keterlibatan membran
mukosa), EM Major (dengan keterlibatan
membran mukosa)
PENJELASAN

Eritema Multiforme
• Gejala klinis :
1. Tipe makula eritema
(target sign)
3 area : bagian cetral
kehitaman, tepi bentuk cincin
pucat (edem), dan paling luar
halo eritematosa
2. Tipe vesikobulosa
• Pengobatan :
• Kasus ringan  simtomatis
• Berat : prednison 3 x 10mg
• Prognosis : membaik
dalam 2-3 minggu
PENJELASAN

Fixed drug eruption Eritema multiform SJS/TEN

Erupsi Muncul 30min-8jam Mendadak, simetris >FDE


>4 hari
Lesi Muncul sama Target lesion Tidak ada lesi awal
dengan lesi Makula eritema Lesi mukosa +
sebelumnya Vesikobulosa
Lesi mukosa kadang Lesimukosa +/-
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Exanthematous drug eruption  ada riwayat


minum obat
B. Erythema multiform minor  tanpa
keterlibatan mukosa
C. Toxic epidermal necrolysis bentuk bukan
lesi target
D. Steven Johnson Syndrom  bentuk bukan
lesi target
KESIMPULAN
• Jadi, bila menemukan Perempuan, 34 tahun
dengan
• Kelainan kulit di tangan dan wajah sejak 5 hari yang
lalu
• Sedang mengalami ISK dan diberi antibiotik dan
analgetik
• Demam (+)
• PF: vesikel dan bula di wajah, erosi (+), krusta (+)
di bibir, mata kemerahan. Nikolsky (+)
• Target lesion

Maka, diagnosisnya adalah:

E. Erythema multiforme mayor


Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
KEYWORDS

• Perempuan, 20 tahun
• Jempol tangan kiri nyeri sejak 1 minggu yll
• Sering menggigiti kuku tangan dan mencabuti kulit
sekitar kuku
• PF: Kemerahan di proksimal dan lateral kuku,
edem (+), tenderness (+), kuku diskolorisasi
• KOH (-)

JAWABAN

B. Paronikia
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
PENJELASAN

PARONIKIA

• Infeksi jaringan lunak di sekitar kuku berupa selulitis yang


dapat berkembang menjadi abses.
• Terdapat 2 jenis:
• Paronikia akut: nyeri, pus (+), penyebab paling sering: staphylococcus sp.
• Paronikia kronis: infeksi jamur
• Tanda dan gejala:
• Perbatasan antara kuku dan kulit: bengkak, merah, dan nyeri;
fluktuasi (+) jk sudah terbentuk abses.
• Permukaan kuku menebal dengan perubahan warna biasanya pada
infeksi jamur.
• Tatalaksana:
• Bengkak tanpa abses: kompres hangat 3-4 x sehari
• Jika pasien DM, terdapat PAD, atau immunocompromised:
antibiotik
• Abses → insisi drainase.
http://emedicine.medscape.com/article/1106062-overview
PENJELASAN

TERAPI
Antibiotik oral
1. Koamoxiclav : 3 x (500mg/125mg) mg atau 2
x (875mg/125mg) selama 7 hari
2. Klindamisin 3-4 x 150-450mg selama 7 hari
3. TMP-SMX 2 x 160/800mg selama 7 hari
Antibiotik topikal
1. Neomicin/bacitracin : 3 x/hari selama 10 hari
2. Gentamisin : 3-4x/hari selama 5-10 hari
3. Mupirocin : 2-4 x /hari selama 5-10 hari

https://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html
PENJELASAN

TERAPI
Anfungal oral
1. Flukonazole : 100mg/hari 7-14 hari
2. Itrakonazole : 200mg/hari 7 hari
3. Nystatin : 4 x 200.000 IU 7-14 hari
Antifungal topikal
1. Klotrimazole : 3 x/hari selama 1 bulan
2. Ketokonazole : 1-2x/hari selama 1 bulan

https://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Felon  abses ruang pulpa pada falang


distal
C. Psoriasis  pitting nail
D. Tinea unguium  jamur di kuku, perubahan
warna, KOH (+)
E. Tinea manus  lesi pada sela-sela jari, gatal,
KOH (+)

Felon
KESIMPULAN

• Jadi bila menemukan Perempuan, 20 tahun


dengan:
• Jempol tangan kiri nyeri sejak 1 minggu yll
• Sering menggigiti kuku tangan dan mencabuti kulit
sekitar kuku
• PF: Kemerahan di proksimal dan lateral kuku,
edem (+), tenderness (+), kuku diskolorisasi
• KOH (-)

Maka, diagnosisnya adalah:

B. Paronikia
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed
KEYWORDS

• Anak, 12 tahun
• Bercak putih di wajah sejak pulang dari pantai
• Bercak bertambah banyak, gatal (-)
• Ayah : riw. Asma bronkial
• Bibir tebal, kedua kelopak mata bengkak
• PF: makula pucat diameter 1-2cm bentuk oval di pipi
kanan, dahi, pelipis kiri, skuama halus (+).
• KOH (-)
• Hipopigmentasi + Riw.paparan UV + atopik

JAWABAN

C. Pityriasis alba
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
PENJELASAN
KEYWORDS

PITYRIASIS ALBA

• Paling sering pada anak dan remaja


• Predileksi : daerah wajah dan leher
• Merupakan gambaran dermatitis atopik ringan
• Berkaitan dengan : jumlah paparan sinar
matahari dan tidak menggunakan tabir surya
• UKK KHAS: plak/makula pucat, bentuk bulat-oval
tidak beraturan, dengan skuama putih halus di
atasnya (powdery white scale)
• Pemeriksaan penunjang: tidak diperlukan

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


PENJELASAN

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Vitiligo  bercak depigmentasi


B. Tinea versicolor  central healing, gatal
D. Morbus hansen  hipo/hiperpigmentasi +
gangguan saraf + BTA
E. Psoriasis  plak tebal seperti mika, autoimun
KESIMPULAN

• Jadi bila menemukan Anak, 12 tahun dengan


• Bercak putih di wajah sejak pulang dari pantai
• Bercak bertambah banyak, gatal (-)
• Ayah : riw. Asma bronkial
• Bibir tebal, kedua kelopak mata bengkak
• PF: makula pucat diameter 1-2cm bentuk oval di pipi
kanan, dahi, pelipis kiri, skuama halus (+).
• KOH (-)

Maka, diagnosisnya adalah:

C. Pityriasis alba
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed
KEYWORDS

• Perempuan, 35 tahun
• Kedua tungkai bawah kemerahan, kadang gatal (+)
• Pekerjaan : SPG , berdiri 8 jam / hari
• PF: makula plak eritem coklat, xerosis (+),
pelebaran vena-vena ekstremitas bawah

Makula/plak hiperpigmentasi + pelebaran vena


Dermatitis stasis

JAWABAN

E. Pemberian bedak salisilat 5%


PENJELASAN

Dermatitis stasis
• Gatal di tungkai bawah
• merupakan sequele dari
insufisiensi vena kronik
• Hiperpigmentasi cokelat
kemerahan  tanda awal
• Sering terjadi di maleolus
medial
• Edema dependen  bila
disanggah, akan
menghilang.
Sumber : Fitzpatrick 8ed, emedicine:stasis dermatitis
PENJELASAN

Tatalaksana
• Stocking kompresi  hindari bila ada
gangguan arteri
• Topikal steroid  triamsinolon 0,1% salep
untuk mengurangi gatal
• Sistemik  pentoksifilin (kontroversial)
• Ligasi pembuluh darah
• Pencegahan infeksi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Stocking kompresi  benar


B. Pemberian pelembab  bisa diberikan
C. Elevasi tungkai  benar
D. Kortikosteroid potensi sedang  benar
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan Perempuan, 35 tahun


dengan:
• Kedua tungkai bawah kemerahan, kadang gatal
(+)
• Pekerjaan : SPG , berdiri 8 jam / hari
• PF: makula plak eritem coklat, xerosis (+),
pelebaran vena-vena ekstremitas bawah
Makula/plak hiperpigmentasi + pelebaran
vena Dermatitis stasis

Maka, tatalaksana yang kurang tepat adalah:

E. Pemberian bedak salisilat 5%


Sumber : Fitzpatrick 8ed, Fitzpatrick Color Atlas7ed
KEYWORDS

• Laki-laki, 47 tahun,
• Bercak kemerahan di siku + sisik berlapis-lapis
• Bila sisik dikerok  tampak bintik perdarahan

• Skuama tebal + bila dikerok tampak bitnik


perdarahan Auspitz Psoriasis vulgaris

Tatalaksana?
JAWABAN

E. Salisilat
PENJELASAN

Psoriasis
• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif
• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar
berlapis-lapis dan transparan, gatal ringan, pitting nail, kelainan sendi
(psoriasis artritis)
• Trigger : physical trauma, stress (40%), infeksi streptococcal drugs:
Systemic glucocorticoids,oral lithium, antimalarial drugs,
interferon,and β-adrenergic blockers
• 3 tanda:
• Fenomena tetesan lilin  skuama berubah jadi putih dengan
goresan
• Fenomena auspitz (khas)  bila skuama dikerok maka akan
memperlihatkan gambaran bintik-bintik perdarahan
• Fenomena koebner  trauma pada lokasi tubuh lain dapat
menimbulkan kelainan sama
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN

Psoriasis
4. Bisa mengenai oral cavity  Geographic
tongue
5. Bisa mengenai sendi  psoriatic arthritis
6. Bisa mengenai kuku  Psoriasis Kuku

Pitting nail

Onycholisis, “oil drop”


Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN

Manajemen psoriasis

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PENJELASAN

Manajemen psoriasis

Topikal Phototerapy Sistemik

• Emolien • UVB • Retinoid


• Keratolitik • PUVA • Methotrexat
• Cycosporin
• Coal tar • Hydoxyurea
• Steroid • Fumarat
• Vitamin D • Mycophenolat
• Rerinoid • Biologik
• Macrolid

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Metilprednisolon  tidak boleh diberikan,


pemberian sistemik steroid gejala mereda
dengan cepat tetapi semakin membutuhkan
dosis yang lebih tinggi untuk mengontrol gejala,
membuat relaps, rebound
B. Acyclovir  tidak tepat, antiviral
C. Metronidazole  tidak tepat, antijamur
D. Selenium sulfida  tidak tepat, dermatitis
seboroik, PVC
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan Laki-laki, 47 tahun


dengan:
• Bercak kemerahan di siku + sisik berlapis-lapis
• Bila sisik dikerok  tampak bintik perdarahan

• Skuama tebal + bila dikerok tampak bitnik


perdarahan Auspitz Psoriasis vulgaris

Maka, terapinya adalah:

E. Salisilat
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• Pekerjaan nelayan sering terpapar sinar matahari
• Tahi lalat membesar sejak 1 bulan terakhir
• Awal berwarna coklat  coklat-hitam-kemerahan
• UKK : plak verukosa, 2cm, tepi tidak rata, batas
tidak tegas, sedikit peninggian

• ABCDE  Melanoma maligna

JAWABAN

D. Melanoma maligna
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
PENJELASAN

MELANOMA MALIGNA
• Paling jarang ditemui daripada KSS maupun KSB
namun penyebab kematian 75% dari seluruh kasus
kanker kulit.
• Berasal dari keganasan sel melanosit, sehingga
umumnya kanker MM berwarna kecoklatan/
kehitaman, tapi bisa juga berwarna lebih pucat.
• Bisa di tubuh bagian mana saja, lebih sering dialami
orang ras kulit putih.
• Risiko metastasi lebih besar dibandingkan KSB dan
KSS.
PENJELASAN

MELANOMA MALIGNA
• Etiologi dan Faktor Risiko:
• Pajanan sinar UV terutama sinar UVB karena
dapat menyebabkan kerusakan langsung DNA kulit.
• Melanocytic nevi/ tahi lalat: berisiko tinggi MM bila
jumlahnya banyak dan bentuk ireguler atau ukuran
besar.
• Kulit putih, freckles, ras berambut pirang/ merah.
• Riwayat keluarga dengan MM.
• Pernah menderita MM sebelumnya.
• Imunosupresi.
• Mutasi genetik.
PENJELASAN

MELANOMA MALIGNA
• Stage, secara umum:
• In situ  tumor terbatas
di epidermis
• Invasif  sudah
menyebar ke dermis
• Metastatik  sudah
menyebar ke jaringan lain
• Faktor risiko:
• Usia tua
• Riwayat KSS atau KSB
sebelumnya
• Memiliki banyak nevus
melanositik
• > 5 nevus atipikal
• Riwayat keluarga
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Squamous cell carcinoma of the skin PA pearl horn


apperance dan keratinisasi
B. Basal cell carcinoma of the skin  pearly appearance,
ulkus roden, teleangiektasis
C. Lentigo solaris  paparan UV, bercak hiperpigmentasi,
selalu ada ,tidak dipengaruhi musim
E. Nevus pigmentosus  tahi lalat, dome shaped

BCC
Solar lentigo
SCC
KEYWORDS

• Jadi bila menemukan Laki-laki, 65 tahun dengan:


• Pekerjaan nelayan sering terpapar sinar matahari
• Tahi lalat membesar sejak 1 bulan terakhir
• Awal berwarna coklat  coklat-hitam-kemerahan
• UKK : plak verukosa, 2cm, tepi tidak rata, batas tidak
tegas, sedikit peninggian
• ABCDE  Melanoma maligna

Maka, diagnosis yang tepat adalah:

D. Melanoma maligna
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun
• Gangguan pendengaran sejak 3 minggu yang
lalu, semakin berat
• Otoskopi: gambaran membran timpani
menebal dan tampak putih

JAWABAN

A. Timpanosklerosis
Sumber: Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed.
PENJELASAN

Timpanosklerosis
• Kondisi dimana membran timpani menjadi putih terang
karena deposisi kalsium yang terbentuk pada
membran timpani
• Kelainan terbatas pada membran timpani
• Akibat degenerasi matrik hyaline submucosa pada
membrane timpani dan telinga tengah
• Membran timpani menjadi menebal, lebih keras, dan
kehilangan fleksibilitas dan transparansi  penurunan
pendengaran
TATALAKSANA

Tata Laksana
Timpanosklerosis
• Operasi untuk memperbaiki membran timpani
(hanya dilakukan jika gangguan pendengaran
cukup berat)  menghilangkan bagian
sklerotik dari membran timpani
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kolesteatoma kista
epitelial yang berisi
deskuamasi epitel pada
OMSK maligna
C. Otomikosis  infeksi
jamur pada telinga, putih
pada liang telinga
D. Otitis media supuratif
kronik  keluar cairan dari
telinga, membran timpani
perforasi
E. Otitis eksterna 
kelainan pada telinga luar
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus laki-laki 27 tahun


dengan:
• Gangguan pendengaran sejak 3 minggu yang
lalu, semakin berat
• Otoskopi: gambaran membran timpani
menebal dan tampak putih

Maka, diagnosisnya adalah:

C. Timpanosklerosis
KEYWORDS

• Anak, 2 tahun
• Belum bisa bicara maupun mengikuti kata-
kakta orang sekitar, tidak menanggapi
suara
• Diagnosis: Suspek tuli kongenital

JAWABAN

C. Behavioral observation
audiometry
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed., Pediatrics 2009
PENJELASAN

Perkembangan Bicara
PENJELASAN

Perkembangan Bicara
PENJELASAN

Perkembangan Bicara
PENJELASAN

Tuli Kongenital
• Perkembangan fungsi bicara dan bahasa
hanya dapat tercapai apabila auditorik dan
motorik normal
• Curiga bila:
PENJELASAN

Pemeriksaan Pendengaran
pada Anak
• Behavioal observation audiometry /Visual
reinforced audiometry (BOA/VRA)  9 bulan-
2,5 tahun
• Timpanometri  melihat kondisi telinga tengah
• Play audiometry (audiometri bermain)  usia 2-5
tahun
• Audiometri nada murni  usia > 4 tahun
• Ottoacoustic emission (OAE)  semua umur
• Brainstem evoked response audiometry/ Auditory
brainstem response (BERA/ABR)  0-9 bulan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Timpanometri: Bukan pemeriksaan fungsi


pendengaran, hanya melihat struktur telinga
tengah
B. Brainstem evoked response audiometry:
Untuk usia 0-9 bulan
C. .

D. Audiometri bermain: Untuk usia 2-5 tahun


E. Audiometri nada murni: Untuk usia > 4 tahun
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang anak 2


tahun dengan
• Belum bisa bicara maupun mengikuti kata-
kakta orang sekitar, tidak menanggapi
suara
• Diagnosis: Suspek tuli kongenital

Maka, pemeriksaan yang dilakukan adalah:


C. Behavioral observation
audiometry
KEYWORDS

• Perempuan, 60 tahun
• Nyeri pada daun telinga kiri disertai mulut
mencong sejak 5 hari yang lalu
• Riwayat DM
• Otoskopi: edema kanalis akustikus
eksternus
• Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula
(+), paresis N. VII sinistra

JAWABAN

B. Otitis eksterna maligna


Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed.
PENJELASAN

Otitis Eksterna
• Radang telinga luar
• Faktor predisposisi: perubahan pH, keadaan udara
lembab dan hangat, trauma ringan saat mengorek
telinga
• Sirkumskipta  furunkel karena infeksi
pilosebaseus
• 1/3 luar
• Etiologi: Staphylococcus aureus atau
Staphylococcus albus
• Nyeri tekan perikondrium, nyeri saat membuka
mulut, gangguan pendengaran bila furunkel besar
PENJELASAN

Otitis Eksterna
• Difus
• 2/3 dalam
• Liang telinga hiperemis dan edema
• Etiologi: Pseudomonas sp., Staphylococcus
albus, E. coli
• Nyeri tekan tragus, liang telinga sempit, KGB
regional membesar, sekret bau
• Maligna
• Infeksi liang telinga (luas)
• Paresis n. VII hingga destruksi tulang temporal
• Penyebab tersering Pseudomonas sp.
• Pada pasien DM atau immunocompromised
TATALAKSANA

Tata Laksana Otitis Eksterna


• Analgetik
• Bersihkan liang telinga
• Sirkumskripta: abses  aspirasi steril atau
insisi drainase jika dinding tebal. Obat topikal:
polymixin B, bacitracin, atau asam asetat 2-5%
dalam alkohol
• Difus: tampon antibiotik, kadang perlu antibiotik
sistemik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Herpes zoster otikus  disertai lesi kulit di


sekitar liang telinga
C. Kolesteatoma  OMSK, sekret purulen,
perforasi membran timpani
D. Tumor kanalis akustikus  massa di liang
telinga
E. Otitis media supuratif kronis  sekret
purulen, perforasi membran timpani
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan 60 tahun dengan
• Nyeri pada daun telinga kiri disertai mulut
mencong sejak 5 hari yang lalu
• Riwayat DM
• Otoskopi: edema kanalis akustikus
eksternus
• Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula
(+), paresis N. VII sinistra

Maka, diagnosisnya adalah:

B. Otitis eksterna maligna


KEYWORDS

• Perempuan, 60 tahun
• Pusing berputar mendadak sejak 6 jam yang
lalu disertai mual muntah
• Gangguan pendengaran
• Telinga terasa berdenging

Trias : tinnitus, vertigo, penurunan


pendengaran  penyakit Meniere

JAWABAN

D. Hidrops cairan endolimfe


Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed.
PENJELASAN

Penyakit Meniere
• Disebabkan adanya hidrops endolimfa pada
koklea dan vestibulum yang mendadak timbul
• Akibat meningkatnya tekanan hidrostatik
pada ujung arteri, berkurangnya tekanan
osmotik dalam kapiler, meningkatnya tekanan
osmotik ruang ekstrakapiler, dan jalan keluar
sakus endolimfatikus tersumbat 
penimbunan cairan endolimfa
PENJELASAN

Penyakit Meniere
• Gejala: TRIAS (vertigo, tinitus, tuli
sensorineural)
• Serangan pertama sangat berat, disertai muntah
 bertahan beberapa hari sampai minggu
• Serangan berikutnya lebih ringan
• Histopatologi:
• Perubahan morfologi membran Reissner
• Penonjolan ke dalam skala vestibuli, terutama
daerah apeks koklea Helikotrema  tuli saraf nada
rendah
• Pelebaran sakulus  menekan utrikulus
TATALAKSANA

Tata Laksana Meniere


• Diet rendah garam
• Sembuh spontan
• Vasodilator perifer
• Diuretik
• Terapi simptomatik: sedatif dan antiemetik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan posisi kanalit  BPPV, pusing


diperberat dengan perubahan posisi kepala,
jarang disertai tinitus dan penurunan
pendengaran
B. Tumor n. VIII  serangan vertigo awalnya
ringan, semakin lama semakin kuat
C. Radang pada labirin  labirinitis, biasanya
disertai sekret dari telinga, nyeri pada telinga,
mual muntah, demam, paresis n. VII
E. Kerusakan sel rambut koklea  presbiakusis,
pasien tua, tidak disertai vertigo
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang


perempuan 60 tahun dengan:
• Pusing berputar mendadak sejak 6 jam yang
lalu disertai mual muntah
• Gangguan pendengaran
• Telinga terasa berdenging
• Diagnosis: penyakit Meniere

Maka, mekanisme keluhannya adalah:


D. Hidrops cairan endolimfe
KEYWORDS

• Anak 1 tahun, benjolan di leher sisi kiri.


• Sejak 6 bulan, membesar. Keluhan (-).
• PF: massa lunak sewarna dengan kulit,
diameter 5 cm, mobilitas (+), nyeri tekan (-),
transiluminasi (+).

JAWABAN

D. Higroma kistik
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed.
PENJELASAN

Higroma Kistik =Malformasi Limfoma


• Bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun
75% di kepala dan leher, predileksi sisi kiri
dan 20% di aksila.
• Di leher, lokasi tersering di bagian posterior
triangle.
• Patofisiologi:
• Kegagalan sistem limfatik terhubung ke sistem vena.
• Kegagalan/ abnormal budding pada jaringan limfatik.
• Sisa jaringan limfatik embrional yang tersekuestrasi
berpotensi menjadi kista.
PENJELASAN

• Penyebab: gangguan kongenital atau


didapat (trauma, inflamasi, atau
sumbatan).
• 50-56% kasus sudah ada sejak lahir
dan mulai tampak pada usia sekitar 2
tahun (90%).
• Mortalitas sekitar 2%, sekunder dari
pneumonia, bronkiektasis, atau
masalah jalan napas lainnya, terutama
bila ukuran sangat besar dan
tergantung dari letaknya.
• Tidak bisa resolusi spontan,
memerlukan operasi dan bisa terjadi
rekurensi bila masih ada jaringan
residu.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hemangioma infantile benjolan di kasus sewarna


dengan kulit dan membesar, resolusi spontan.
B. Kista tiroid: benjolan tidak bergerak saat menelan,
jarang pada anak.
C. Kista duktus tiroglosus: salah karena letak kista ini di
midline leher, sering di atas os hyoid, juga bergerak saat
pasien menelan/ menjulurkan lidah.
E. Abses leher: salah karena tanda radang (-).

Kista duktus hemangioma


tiroglosus
KESIMPULAN

• Jadi, bila menemukan kasus Anak 1 tahun


dengan benjolan di leher sisi kiri.
• Sejak 6 bulan, membesar. Keluhan (-).
• PF: massa lunak sewarna dengan kulit,
diameter 5 cm, mobilitas (+), nyeri tekan (-),
transiluminasi (+).

Maka, kemungkinan diagnosisnya adalah:

D. Higroma kistik
KEYWORDS

• Bayi, 6 bulan
• Tidak bisa menoleh ke sisi kanan
• Lahir di bidan, proses melahirkan lama
• PF: spasme otot sternocleidomastoideus
dan trapezius kanan
• Diagnosis: Tortikolis kongenital

JAWABAN

E. Injeksi botulinum toksin


Sumber: Oleszek JL, et al. Botulium toxin type a in the treatment of children with congenital muscular torticolis. Am J Phys Med Rehabil. 2005.
PENJELASAN

Tortikolis

• Posisi abnormal leher


• Kongenital > didapat
• Kongenital  bawaan sejak lahir, mempertahankan
posisi kepala pada satu sisi dengan dagu di sisi
berlawanan
• Biasanya karena presentasi bokong
• Bila dilakukan traksi pada kepala saat melahirkan
anak  trauma m. sternocleidomastoideus 
pemendekan otot karena fibrosis
• Spasmodik tortikolis  kaku pada otot leher karena
kontraksi konik atau tonik otot servikal
TATALAKSANA

Tata Laksana Tortikolis


• Fisioterapi
• Ringan: pijatan, thermo therapy, gerakan pasif
untuk relaksasi otot, mempertahankan koreksi
dengan menahan menggunakan sandbag,
positioning saat bayi tidur
• Berat: butuh operasi
• Injeksi botulinum toksin pada m.
sternocleidomastoid atau m. trapezius bagian
atas  direkomendasikan terutama pada anak
yang tidak respon terhadap fisioterapi; aman
untuk anak 6 bulan ke atas
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Benztropin  untuk gejala parkinsonisme


B. Natrium diklofenak  NSAID, sebaiknya tidak
diberikan pada anak
C. Triheksifenidil  untuk gejala parkinsonisme
D. Haloperidol  antipsikotik
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang bayi 6


bulan dengan
• Tidak bisa menoleh ke sisi kanan
• Lahir di bidan, proses melahirkan lama
• PF: spasme otot sternocleidomastoideus
dan trapezius kanan
• Diagnosis: tortikolis kongenital

Maka, tata laksananya adalah:


E. Injeksi botulinum toksin
KEYWORDS

• Posyandu
• 5 kader
• Pelaksanaan 60% program
• Indikator KIA 85%, KB 80%, imunisasi 75%
• Dana sehat 45%
• Kegiatan setiap bulan  12 kali dalam
setahun
• Masih dalam Posyandu Madya karena
belum ada program tambahan

JAWABAN

E. Tambahkan program baru


Sumber: Buku Pedoma Posyandu Indonesia
PENJELASAN

Jenis Posyandu
Program
Kader Posyandu, Cakupan
Jenis Tambahan dan
Penyelenggaraan Program Wajib
Dana Sehat
Pratama
<5
(Merah)
< 50% Tidak ada
Madya
(Kuning)
≥5
Purnama
terselenggara > 8 Ada, < 50%
(Hijau)
kali/tahun > 50%
Mandiri
Ada, > 50%
(Biru)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tingkatkan jumlah kader  jumlah kader


sudah ≥ 5
B. Tingkatkan KIA menjadi 95%  tidak perlu
C. Tingkatkan KB menjadi 90%  tidak perlu
D. Tingkatkan dana sehat menjadi 50%  dana
sehat saat ini sudah cukup untuk menjadi
Posyandu Purnama
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus sebuah Posyandu


dengan
• 5 kader
• Pelaksanaan 60% program
• Indikator KIA 85%, KB 80%, imunisasi 75%
• Dana sehat 45%
• Kegiatan setiap bulan  12 kali dalam setahun
• Masih dalam Posyandu Madya karena belum
ada program tambahan
Maka, yang perlu dilakukan untuk menjadi
Posyandu Purnama adalah:

E. Tambahkan program baru


KEYWORDS

• Laki-laki, 50 tahun
• Merokok 2 bungkus/hari sejak SMA
• Pasien mengetahui rokok berbahaya tetapi
belum bisa berhenti merokok

JAWABAN

A. Contemplation
Sumber: www.med.uottawa.ca/sim/data/stages_of_change_e.htm
PENJELASAN

Tahapan Perubahan Perilaku


• Pre-contemplation : orang tidak berpikir untuk
berubah, atau tidak sadar akan kebutuhan
untuk berubah, atau belum mau berubah
• Contemplation: orang sudah
mempertimbangkan berubah, tetapi belum siap
membuat perubahan
• Preparation: orang belum secara nyata
berubah perilaku, tetapi sudah membuat
rencana dan target perubahan dalam 30 hari
PENJELASAN

Tahapan Perubahan Perilaku


• Action : orang mengubah perilaku dalam 30
hari
• Maintanance: individu telah terbiasa dengan
perilaku yang baru dan berusaha
mempertahankan untuk periode yang lebih
lama
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Pre-contemplation  belum berpikir atau


berniat berubah
C. Preparation  sudah membuat rencana atau
target untuk 30 hari ke depan
D. Action  melakukan perubahan
E. Maintanance  mempertahankan perubahan
untuk jangka waktu lebih lama
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus seorang laki-laki 50


tahun dengan
• Merokok 2 bungkus/hari sejak SMA
• Pasien mengetahui rokok berbahaya tetapi
belum bisa berhenti merokok

Maka, tingkat perubahan perilakunya adalah:

A. Contemplation
KEYWORDS

• Seorang dokter
• Ingin mengembangkan Prolanis
• Program berfokus pada pengelolaan
penyakit hipertensi dan DM tipe 2

JAWABAN

D. Angka mortalitas
Sumber: Werdhani RA. Kuliah Pendekatan kasus kedokteran keluarga IKK FKUI. 2016.
PENJELASAN

Alat Ukur Epidemiologi


• Prevalensi: jumlah orang yang mengalami
penyakit dibagi jumlah orang dalam kelompok
• Insidensi: jumlah kasus baru dalam periode
waktu tertentu
• Angka morbiditas: angka kesakitan akibat suatu
penyakit
• Angka mortalitas: angka kematian akibat suatu
penyakit
PENJELASAN

Analisis Kasus
• Program berfokus pada pengelolaan penyakit
hipertensi dan DM tipe 2
• Dokter mengelola pasien yang sudah mengalami
hipertensi dan DM tipe 2  program tidak
menurunkan morbiditas maupun insidensi
(kejadian baru) dan prevalensi
• Angka mortalitas diharapkan menurun karena
pasien sudah dapat mencegah terjadinya
komplikasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Prevalensi  salah karena program tidak


berfokus pada pencegahan kedua penyakit
tersebut
B. Insidensi  salah karena program tidak
berfokus pada pencegahan kedua penyakit
tersebut
C. Angka morbiditas  salah karena program
tidak berfokus pada pencegahan kedua penyakit
tersebut
E. Tidak ada yang bisa digunakan  ada
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Seorang dokter
• Ingin mengembangkan Prolanis
• Program berfokus pada pengelolaan
penyakit hipertensi dan DM tipe 2

Maka, alat ukur epidemiologi yang dapat


digunakan adalah:

D. Angka mortalitas
KEYWORDS

• Poli MTBS adalah poli yang memadukan KIA,


gizi, promkes, dan pengobatan.

• Asas penyelenggaraan puskesmas?

JAWABAN

C. Asas keterpaduan
program
PENJELASAN

Asas Penyelenggaraan Puskesmas


1. Asas pertanggung jawaban wilayah
2. Asas pemberdayaan masyarakat
3. Asas keterpaduan
1. Lintas program
2. Lintas sektoral
4. Asas rujukan
1. Rujukan medis
2. Rujukan masyarakat
PENJELASAN

Asas pertanggung jawaban wilayah


• Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya.
• Contoh:
• Menggerakan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
• Memantau dampak berbagai upaya pembangunan
terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
• Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama/
primer secara merata dan terjangkau di wilayah
kerjanya.
PENJELASAN

Asas pemberdayaan masyarakat


• Puskesmas wajib memberdayakan
perorangan, keluarga, dan masyarakat agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas.
• Contoh kegiatan:
• Upaya pembinaan pengobatan tradisional, taman
obat keluarga (TOGA)
• Upaya kesehatan sekolah, dokter kecil, penyertaan
gru dan ortu wali murid, pos kesehatan pesantren
(POSKETREN)
• Tabungan ibu bersalin
PENJELASAN

Asas keterpaduan
• Lintas program
• MTBS: keterpaduan KIA, gizi, promkes, pengobatan.
• UKS: keterpaduan kesehatan lingkungan, promkes,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja, dan kesehatan jiwa.
• Lintas sektoral
• UKS: keterpaduan sekolah dengan camat, lurah,
kepala desa, pendidikan agama.
• Upaya KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan
lurah, organisasi profesi, organisasi kemasyarakat,
PKK.
• Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK.
PENJELASAN

Asas rujukan
• Rujukan upaya kesehatan perorangan/ medis
• Rujukan pasien
• Rujukan ilmu pengetahuan
• Rujukan bahan
• Rujukan upaya kesehatan masyarakat
• Rujukan tenaga
• Rujukan sarana
• Rujukan operasional
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Asas pertanggung jawaban wilayah 


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
di wilayahnya
B. Asas pemberdayaan masyarakat 
memberdayakan perorangan, keluarga, dan
masyarakat agar berperan aktif
D. Asas rujukan  rujukan upaya kesehatan
perorangan/masyarakat
E. Asas keterpaduan sector dengan sector
selain dipuskesmas
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan Puskesmas dengan


• Poli MTBS adalah poli yang memadukan KIA,
gizi, promkes, dan pengobatan.

Maka, asas yang dilaksanakan puskesmas


adalah:

C. Asas keterpaduan
program
KEYWORDS

• Mayat perempuan muda ditemukan di laut


• Mulut dan hidung korban berbuih
• Cadaveric spasm berupa tangan seperti
menggenggam, washer woman hand
• Lebam mayat daerah wajah dan dada
• Uji diatom positif
• Diagnosis: tenggelam di air asin (laut)
Mekanisme kematian?
JAWABAN

A. Edema paru
Sumber: Buku Ilmu Forensik FK UIe
PENJELASAN

Tenggelam: Penyebab Kematian


• Obstruksi jalan napas dan hilangnya surfaktan
alveolus
• Tenggelam: fase menahan napas  inspirasi
involunter  gasping untuk mencari udara 
penurunan kesadaran  hipoksia otak 
kerusakan otak
PENJELASAN

Pasien Tenggelam: Autopsi


• Temuan asfiksia
• Berbusa di mulut dan hidung, terkadang juga di
saluran napas
• Massa paru bisa lebih berat atau normal jika
terjadi refleks cardiac arrest atau refleks
vasovagal
• Permukaan paru seberti marbel dengan area
merah gelap karena alveoli kolaps
• Dapat ditemukan luka-luka postmortem karena
benturan setelah tenggelam terjadi
PENJELASAN

Pasien Tenggelam: Autopsi


• Benda asing di saluran napas, paru, lambung,
dan duodenum  rumput, pasir, kerang, dll
• Maserasi kulit
• Washer woman’s skin  kulit berkeriput dan
pucat di ujung jari, telapak tangan, punggung
tangan, dan tumit
• Glove and stoking fashion  pelepasan
lapisan keratin di tangan dan kaki
• Kuku dan rambut mudah terlepas setelah
beberapa hari
• Cutis anserine
PENJELASAN

Tenggelam: Penyebab Kematian


• Air hipotonik dan hiponatremik (air tawar)  air
berpindah dari alveoli ke pembuluh darah,
natrium berpindah dari pembuluh darah ke
alveoli  hemodilusi, hipervolemia,
hiponatremia, hiperkalemia, hemolisis 
fibrilasi ventrikel
• Air hipertonik (air laut)  cairan berpindah dari
pembuluh darah ke alveoli, elektrolit berpindah
dari alveoli ke pembuluh darah  edema
paru, hemokonsentrasi, hipovolemia,
hipernatremia
PENJELASAN

Pasien Tenggelam:
Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi organ  melihat tanda hipoksia
 kongesti dan pembengkakan endotel
• Pemeriksaan elektrolit : membandingkan darah
ventrikel kanan dengan kiri
• Air tawar : Ki < Ka, air laut : Ki > Ka
• Perbedaan >10% menyokong diagnosis
• Toksikologi  menentukan apakah ada
kandungan obat atau alkohol yang digunakan
sebelum tenggelam
• Diatom (ganggang)  terkandung dalam air
yang masuk saat tenggelam, dapat diperiksa
kuantitatif
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Hemodilusi darah  pada tenggelam di air


tawar
C. Spasme laring  kurang spesifik untuk air
laut, dapat juga terjadi pada tenggelam air tawar
dan dry drowning
D. Tenggelam  penyebab kematian
E. Fibrilasi ventrikel  pada tenggelam di air
tawar
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus dengan:


• Mayat perempuan muda ditemukan di laut
• Mulut dan hidung korban berbuih
• Cadaveric spasm berupa tangan seperti
menggenggam, washer woman hand
• Lebam mayat daerah wajah dan dada
• Uji diatom positif
• Diagnosis: tenggelam di air asin (laut)

Maka, mekanisme kematiannya adalah:

A. Edema paru
KEYWORDS

• Laki-laki, 60 tahun
• Lebam mayat di punggung tidak hilang dengan
penekanan
• Kaku mayat pada ujung-ujung jari, lutut dan siku
mudah difleksikan
• Warna kehijauan di perut bagian kanan bawah

Perkiraan waktu kematian?


JAWABAN

E. 24-48 jam
Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
PENJELASAN

Livor Mortis = Lebam Mayat


• Perubahan warna menjadi merah keunguan
karena pengumpulan darah oleh gravitasi
• Mulai muncul 30 menit-2 jam setelah kematian
• Menetap setelah 8-12 jam
• Dapat tetap ada sampai > 24 jam setelahnya
• Hilang dengan penekanan  pengumpulan
darah masih di dalam pembuluh darah
• Tidak hilang dengan penekanan  darah
berada di daerah ekstravaskular
TATALAKSANA

Rigor Mortis = Kaku Mayat


• Kekakuan tubuh setelah kematian akibat
kontraksi otot postmortem karena hilangnya
ATP dalam otot
• Mulai muncul 2-4 jam setelah kematian, mulai
dari sendi-sendi kecil terluar tubuh
• Lengkap setelah 6-12 jam, dipertahankan
selama 12 jam, hilang sesuai urutan
• Hilang setelah 24 jam karena pembusukan
(tergantung suhu)
TATALAKSANA

Algor Mortis = Penurunan


Suhu Tubuh
• Kurang akurat untuk menentukan waktu
kematian
• Dipengaruhi variasi diurnal, aktivitas fisik
saat hidup, penyakit kronik, tebalnya
lapisan lemak, dan suhu lingkungan
(termasuk pakaian)
• Penurunan suhu pada masing-masing
jenazah tidak seragam
TATALAKSANA

Dekomposisi = Pembusukan
• Kerusakan jaringan karena enzim intrasel
atau bakteri dalam tubuh
• Perubahan warna kulit menjadi kehijauan di
bagian perut bawah atau menjadi hijau
kehitaman di wajah dan leher
• Pembengkakan tubuh karena pembentukan
gas
• Terjadi lebih cepat pada suhu tinggi atau
pasien dengan sepsis
• Indonesia: kira-kira setelah 24 jam
TATALAKSANA

Cadaveric Spasm
• Tubuh yang kaku pada mayat karena
spasme sebelum terjadi kaku mayat (rigor
mortis)
• Terjadi segera setelah kematian
• Terjadi pada seluruh tubuh, tetapi terutama
lengan bawah dan tangan
• Sering terjadi pada kasus tenggelam, saat
korban menggenggam sesuatu untuk
mencegah tenggelam
• Menunjukkan aktivitas terakhir sebelum
meninggal
PENJELASAN

Analisis Kasus
• Lebam mayat di punggung tidak hilang dengan
penekanan  > 8 jam
• Kaku mayat pada ujung-ujung jari, lutut dan
siku mudah difleksikan  >2-4 jam
• Warna kehijauan di perut bagian kanan
bawah  > 24 jam

4 jam 8 jam 12 jam 24 jam


Kaku Lebam Kehijauan
perut kanan
bawah
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. 30 menit-2 jam  baru ada lebam mayat


yang hilang dengan penekanan
B. 2-8 jam  lebam mayat yang hilang dengan
penekanan, mulai ada kaku mayat belum
lengkap
C. 6-12 jam  kaku mayat lengkap, lebam
mayat tidak hilang dengan penekanan
D. 18-24 jam  kaku mayat mulai menghilang,
lebam mayat tidak hilang dengan penekanan,
tetapi belum ada tanda pembusukan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus dengan:


• Laki-laki, 60 tahun
• Lebam mayat di punggung tidak hilang dengan
penekanan
• Kaku mayat pada ujung-ujung jari, lutut dan
siku mudah difleksikan
• Warna kehijauan di perut bagian kanan
bawah

Maka, perkiraan waktu kematiannya adalah:

E. 24-48 jam

Anda mungkin juga menyukai