Anda di halaman 1dari 22

Proposal Penelitian

“Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Emosi Anak”

Dosen Pengampu:

Arfin Nurma Huda,M.A.

Disusun Oleh:

Risma Aulia Dewi

12308193030

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS

USHULUDDIN ADAB & DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

NOVEMBER 2020

1
Cover ........................................................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................

A. Deskripsi Teori

B. Penelian Tedahulu

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................

A. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan penelitian

2. Jenis penelitian

B. Variabel Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

D. Kisi-Kisi Instrumen

E. Instrumen Penelitian

F. Data dan Sumber Data

G. Teknik Pengumpulan Data

H. Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasih sayang adalah sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan
Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati seperti kita menyayangi diri sendiri
berlandaskan hati nurani yang tulus. Kasih sayang bisa kita peroleh dari orangtua,
keluarga, sahabat, teman, kekasih, ataupun orang yang berada disekitar kita.
Menurut William James (Wedge, 1995), emosi adalah kecenderungan untuk
memiliki perasaan yang khas apabila berhadapan dengan objek tertentu
dilingkungannya. Crow dan Crow (1962) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan
yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment
(penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.
Seperti yang kita tau bahwa dalam hal mengasuh anak, peran orangtua sangatlah
dibutuhkan dan pengaruh kasih sayang orangtua terhadap emosi anak. Terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik. Karena orangtua bertanggung
jawab untuk memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anaknya secara
merata, tidak pilih kasih antara anak satu dengan anak yang lainnya. Kasih sayang
dan perhatian orangtua merupakan landasan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan psikologis dan sosial anak.
Menurut Alisjahbana (1980:28), pada anak-anak yang berumur dibawah 6 tahun,
rasa takut akan kehilangan dukungan dari orangtua sangat mendalam. Mereka takut
jika perhatian dan kasih sayang orangtua akan berkurang dan merasa cemas terhadap
apapun yang mengganggu atau membahayakan hubungan tersebut. Pemberian
keyakinan dari orangtua akan menguatkan kepercayaan diri anak. Anak yang berada
pada fase menjelajah setiap kali akan menoleh kepada orangtuanya meminta
dukungan atau meminta kepastian. Apabila orangtua mendukungnya maka rasa
percaya diri anak akan bertambah dalam mengerjakn hal-hal yang baru.

1
Keberaniannya akan timbul karena orangtuanya menerima hal yang dicapainya dan
tidak memaksakan untuk mencoba hal baru. Orang tua menjadi pelindung bagi anak
bagi anak terhadap perlakuan dari dalam maupun dari luar yang menimbulkan anak
mempunyai rasa takut padanya. Ketenangan orang tua dalam menghadapai ketakutan
akan mengesankan anak sehingga anak merasa aman jika berada didekat orang tua,
merasa nyaman dan terlindungi.
Jika seorang anak mengalami ketidak seimbangan rasa cinta atau kasih sayang
orangtua, dalam bersosialisasi anak akan melakukan hal-hal yang akan menjadikan
dirinya sebgai pusat perhatian semua orang, seperti: menjadi pemalu, pendiam,
pemurung, kurang percaya diri, aktif, hyperaktif dan tidak bisa mengontrol emosi jika
ada masalah. Anak juga mencari perhatian orangtuanya dengan dia membuat onar
atau kegaduhan, supaya mereka mendapatkan perhatian orangtuanya, biasanya
orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga anaknya kurang perhatian dan kasih
sayang yang lebih. Karena kasih sayang orangtua itu hanya bukan berupa materi,
akan tetapi yang terpenting adalah perhatian lebih kepada anak. Maka dari itu
pentingnya orangtua memberi motivasi kepada anak, agar orangtua dapat
mengarahkan emosi anak dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat emosi anak ?
2. Bagaimana hubungan emosi anak dengan peran orang tua?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat emosi anak
2. Untuk mengetahui hubungan emosi anak dengan peran orang tua

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah sikap saling menghormati, menyayangi dan mengasihi
semua ciptaan allah baik makhluk hidup maupun benda mati seperti kita menyayangi
diri sendiri berlandaskan hati nurani yang tulus. Kasih sayang bisa kita peroleh dari
orangtua, keluarga, sahabat, teman, kekasih, ataupun orang yang berada disekitar kita.
Kasih sayang orang tua adalah pondasi yang membentuk kepribadian anak secara
utuh, mulai dari kekuatan fisik anak, mental anak, emosional anak, hingga
kemampuan mereka beradaptasi dengan lingkungan sosial atau lingkungan sekitar.
Kasih sayang orang tua juga akan menentukan pola pikir anak dan pilihan hidup anak
hingga masa depan anak. Kasih sayang juga bisa disebut dengan wujud perhatian
orangtua untuk anak.
Menurut A Gazali, perhatian merupakan salah satu aktivitas psikis, yang bisa
dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itupun semata-mata hanya
tertuju pada suatu objek (benda atau hal apapun) atau sekumpulan obyek-obyek.
Dengan kata lain, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari semua
aktivitas individu yang akan ditujukkan pada orang lain atau sekumpulan objek
(Baharuddin, 2010: 178). Tingkat perhatian orangtua terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Perhatian tingkat tinggi yaitu tingginya suatu tingkat perhatian orangtua
terhadap anak baik itu dalam bentuk perhatian tentang pendidikan, kesehatan,
dan lainnya.
b. Perhatian tingkat rendah yaitu kurang perhatiannya orangtua terhadap anak
dan perhatian tersebut sangat rendah (Baharudin, 2010: 181).

Tingkat perhatian atau kasih sayang orang tua itu sangat mempengaruhi dalam
membentuk karakter anak atau kepribadian anak tersebut. Jika perhatian atau kasih
sayang orang tua yang diberikan untuk anak dengan perhatian tingkat yang tinggi
anak merasa dia nyaman, merasa dilindungi, merasa diayomi, merasa dianggap
kehadiran mereka, tidak merasa diasingkan, dan mereka merasakan mendapatkan
kasih sayang sekaligus cinta dari kedua orangtuanya. Jika tingkat perhatian terhadap
rendah anak cenderung akan berbuat hal yang negatif atau anak menarik perhatian
orang tuanya dengan berbuat hal-hal kriminal, merasa terasingkan, tidak mempunyai
tujuan hidup, tidak mempunyai masa depan, dan lain sebagainya.

3
2. Emosi
Emosi adalah suatu rekasi kompleks yang mengaitan satu tingkat tinggi kegiatan
dan perubahan-perubahan secara mendalam, dibarengi dengan perasaan ynag kuat,
atau disertai dengan keadaan yang afektif (Desmita, 2010: 114). Emosi merupakan
setiap keadaan yang ada pada diri seseorang yang disertai dengan warna afekrif baik
tingkat lemah (dangkal) maupun tingkat yang lebih luas (mendalam) Sarlito
(2005:34).
Menurut Wilhelm Wundt menyimpulkan bahwa hanya ada tiga perasaan: rasa
senang dan sakit, tegang dan santai, kegembiraan dan kesedihan. Bentuk perasaan
jarang terjadi sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi yang disebut Wundt
sebagai “kumpulan perasaan”. Penelitian modern baru mendapatkan dua (positif dan
negatif) atau empat (aktivitasi, keterhubungan, nada senang, dan kemampuan) faktor
yang bisa terlihat dalam emosi seseorang (Lynn Wilcox, 2018: 158).
Menurut beberapa peneliti, kegembiraan adalah satu-satunya respons emosi yang
bida diekspresikan oleh bayi yang baru lahir. Fox membuat teori tentang dikotomi
emosi dasar yang hadir saat kelahiran bayi, yaitu antara mendekat dan menjauh. Kita
kemudian menyebutk ekspresi-ekspresi wajah yang diasosiakan sebagai kesenangan,
ketertarikan, ataupun kemarahan. Ekspresi wajah yang menampakkan ekspresi jijik
atau rasa takut dihasilkan dari kecenderungan akan menjauh. Fox menyebutkan
bahwa “identifikasi pola-pola yang berbeda dari keempat emosi dasar yaitu (rasa
takut, marah, senang, dan sedih) hanya bisa diberi kode ini menjelang akhir tahun
pertama kehidupan akan dimulai”. Untuk masa setelahnya, dia akan menyarankan
kita untuk memberi nama emosi pada ekspresi wajah bayi sesuai dengan persepsi kita
atas tingkah lakunya. Anak-anak biasanya dia akan lebih emosional daripada orang
dewasa. Mungkin karena bayi lebih ekspresif dari pada orang dewasa. Banyak dari
kita yang sudah terbiasa dengan tingkah laku “emosional” anak-anak yang berusia 2
tahunan. Ledakan-ledakan emosi lebih berkurang intensitasnya sering bertambahnya
usia anak (Lynn Wilcox, 2018: 159).
Emosi pada awalnya akan diatur dalam sistem limbik, bagian otak yang berfungsi
untuk pertahanan. Dalam situasi yang ekstrim, otak yang lebih rendah akan
mengambil alih, misalnya dalam keadaan takut, ataupun dalam keadaan panik. Orang
yang sangat terancam dia tidak berfungsi secara kognitif. Dia membeku, tampak tidak
beisa berfikir secara tenang, mencoba mencari jawaban, menangis, dan bertindak tak
karuan. Reaksi emosional yang kuat menandakan adanya konsekuensi fisik (Lynn
Wilcox, 2018: 160).
Campos (dalam Santrock 2007) mendefinisikan emosi sebagai perasaan atau
afeksi yang timbul ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap
penting oleh individu tersebut. Emosi diwakilkan oleh perilaku yang
mengekspresikan kenyamanan atau ketidak nyamanan dalam keadaan atau interaksi
atau kondisi yang sedang dialami. Emosi dapat berbentuk rasa senang, takut, marah,

4
dan sebagainya. Karaktristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang
terjadi pada orang dewasa, dimana karekteristik emosi pada anak itu antara lain;
1. Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
2. Terlihat lebih hebat atau kuat
3. Bersifat sementara atau dangkal
4. Lebih sering terjadi
5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
6. Reaksi mencerminkan individualita
Emosi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, emosi positif maupun negatif.
Santrock mengungkapkan bahwa emosi dipengaruhi oleh dasar biologis dan juga
pengalaman masa lalu. Terutama ekspresi wajah dari emosi, disini dituliskan bahwa
emosi dasar seperti bahagia, terkejut, marah, dan takut memiliki ekspresi wajah yang
sama pada budaya yang berbeda. Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap pada
perkembangan yang selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak.
Woolfson menyebutkan bahwa anak memiliki kebutuhan emosional, seperti ingin
dicintai, dihargai, rasa aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan kompetensinya.
Menurut Hurlock (Rosmala, 2005: 23) ciri khas penampilan emosi yang ada pada
anak adalah sebagai berikut:
1. Emosi anak bersifat sementara dan cepat berubah. Misalnya anak marah maka
mereka akan mudah beralih kesenyum, awalnya dia tertawa tiba-tiba
menangis, atau dari rasa cemburu menjadi rasa sayang.
2. Reaksi yang sangat kuat terhadap situasi yang menimbulkan rasa senang
ataupun tidak senang yang sangat kuat.
3. Emosi sering muncul dan nampak pada tingkah lakunya. Misalnya mereka
gelisah, menangis, gugup, takut, dan lain sebagainya.
4. Reaksi emosional anak bersifat individual.
5. Emosi berubah kekuatannya, pada anak dalam usia tertentu emosi anak yang
sangat kuat akan berkurang kekuatannya.
Pada tahap awal anak akan belajar dari lingkungan terdekat mereka, yaitu
keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama untuk anak mendapatkan
pendidikan. Keluarga sangat berperan dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman
emosi. Jika secara umum ekspresi emosi cenderung ditolak oleh lingkungan keluarga
maka hal tersebut memberi isyarat bahwa emotional security yang ia dapatkan dari
keluarga kurang memadai. Dalam kondisi seperti ini anak mudah marah, cepat
menangis, dsb,sehingga ia sukar bergaul. Gaya pengasuhan yang diperoleh anak
darikeluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak.

5
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu:
1. Judul: “Peran keluarga dalam membangun karakter anak”.
Penulis: Darosy Endah Hyoscyamina
Tahun: 2011
Instansi: Universitas Diponegoro.
Hasil: Keluarga adalah tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak, menjadi
dasar penting dalam membentuk karakter anak. Anak diibaratkan seperti selembar
kertas putih penuh kelembutan dan kasih sayang untuk membangun kebiasaan dan
pembiaasaan yang positif, mampu menjadi contoh yang baik dan memberi makanan
yang halal & toyib. Suasana yang agamis didalam rumah, sehingga disekolah lebih
mudah membentuk Kecerdasan Emosi (EQ) anak dan Kecerdasan Spiritual (SQ)
anak.
2. Judul: “Peran orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak di desa
Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu”.
Penulis: Syahraini Tambak, M.Yusuf Ahmad, & Helman
Tahun: 2017
Instansi: Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.
Hasil: Memberi pendidikan terhadap anak sejak dini merupakan hal yang sangat
penting supaya anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sejak
dini (sejak anak lahir sampai tahun-tahun pertama), karena pada masa kanak-kanak
merupakan gambaran awal manusia sebagai manusia seutuhnya. Peran orang tua
sangat penting untuk perkembangan emosional anak, karena orang tua yang
mendampingi dan mengembangkan kecerdasan anak untuk mendapatkan hasil
semaksimal mungkin.
3. Judul: “Pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak usia dini”.
Penulis: Popy Puspita Sari, Sumardi, Sima Mulyadi
Tahun: 2020
Instansi: UPI Kampus Tasikmalaya
Hasil: Keluarga merupakan lingkungan pertama untuk anak, orang tua mempunyai
peran penting dalam perkembangan sosial anak dan setiap orang tua mempunyai cara
dalam mengasuh anak. Pola asuh orang tua orang tua untuk anak usia dini meliputi
pemberian rangsangan fisik, mental, moral, maupun sosial yang mendorong anak
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Gaya pola asuh orang tua
mempengaruhi perkembangan sosial dan kepribadian anak. Pola asuh orang tua
berarti kebiasaan orang tua, ayah dan ibu dalam memimpin anak, membimbing anak,
dan mengasuh anak. Membimbing anak dengan cara membantu, melatih, kualiatas
dan intensitas orang tua dalam mengasuh anak bervariasi sehingga bisa memengaruhi
sikap dan perilkau anak.

6
C. Kerangka Berfikir
Peran orang tua dalam mengasuh anak sangat penting dibutuhkan anak dan
pengaruh kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap anak juga mempengaruhi
emosi anak. Orang tua harus memberikan kasih sayang kepada anaknya secara adil dan
merata kesetiap anak, tidak ada perbedaan antara anak satu dengan anak yang lain. Kasih
sayang orang tua merupakan landasan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
psikologis dan sosial setiap anak. Menurut Alisjahbana, anak dibawah umur 6 tahun
membutuhkan kepercayaan atau keyakinan dari orang tua untuk menumbuhkan rasa
percaya diri anak untuk berani berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka. Jika anak
sudah mendapatkan dukungan dari orang tuanya maka rasa percaya diri anak akan
bertambah untuk melakukan hal-hal baru.
Jika anak tidak mendapatkan kasih sayang atau rasa cinta dari orang tua, dalam
bersosialisasi anak akan melakukan hal-hal yang menjadikan supaya mereka menjadi
pusat perhatian semua orang terutama orang tuanya, seperti: anak menjadi pemalu,
menjadi anak yang pendiam, kurang percaya diri, aktif, hyperaktif, dan anak tidak bisa
mengendalikan emosi ketika mereka dalam masalah. Anak yang kurang mendapatkan
perhatian dari orang tua cenderung mereka akan membuat onar atau kegaduhan, supaya
mereka mendapatkan perhatian orang tua sepenuhnya.
Kasih sayang orang tua untuk anak sangatlah penting, jika anak kekurangan dalam
mendapatkan kasih sayang itu mempengaruhi psikologis dan sosial anak. Orang tua
harus memberikan kasih sayang kepada anaknya secara adil, dan anak tidak merasa ada
perbedaan dalam orang tua memberi kasih sayang pada mereka. Orang tua juga harus
memberi keyakinan pada anak supaya anak bisa berkembang dan bertumbuh sesuai
dengan usia mereka, dan mereka bisa berinteraksi, mengenal lingkungan sekitar tanpa
ada larangan maupun kekangan dari orang tua. Jika orang tidak memberikan rasa
kepercayaan pada anak bisa mengakibatkan anak tidak percaya diri dan cenderung anak
tersebut menjadi introvert, kurang berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan takut untuk
berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan sekitar.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dugaan sementara yang
masih bersifat praduga harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban merupakan
kebenaran yang bersifat sementara, yang akan diuji kebenaran dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian data yang ada.
Dari landasan teori, devinisi teori, dan kerangka berfikir yang sudah dijabarkan
diatas, bisa disimpulkan bahwa hipotesis penelitian atau jawaban sementara adalah kasih
sayang yang diberilkan orang tua sangat berpengaruh terhadap psikologis, sosial, karakter
7
anak, kepribadian anak, emosi anak, dll.
Jika perhatian atau kasih sayang orang tua yang diberikan untuk anak dengan
perhatian tingkat yang tinggi anak merasa dia nyaman, merasa dilindungi, merasa
diayomi, merasa dianggap kehadiran mereka, tidak merasa diasingkan, dan mereka
merasakan mendapatkan kasih sayang sekaligus cinta dari kedua orangtuanya. Jika
tingkat perhatian terhadap rendah anak cenderung akan berbuat hal yang negatif atau
anak menarik perhatian orang tuanya dengan berbuat hal-hal kriminal, merasa
terasingkan, tidak mempunyai tujuan hidup, tidak mempunyai masa depan, dan lain
sebagainya.Emosi diwakilkan oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau
ketidak nyamanan dalam keadaan atau interaksi atau kondisi yang sedang dialami.
Emosi bisa diekspresikan dalam berbentuk rasa senang, takut, marah, dan sebagainya.
kegembiraan adalah satu-satunya respons emosi yang bida diekspresikan oleh bayi
yang baru lahir. Fox membuat teori tentang dikotomi emosi dasar yang hadir saat
kelahiran bayi, yaitu antara mendekat dan menjauh. Kita kemudian menyebutk ekspresi-
ekspresi wajah yang diasosiakan sebagai kesenangan, ketertarikan, ataupun kemarahan.
Ekspresi wajah yang menampakkan ekspresi jijik atau rasa takut dihasilkan dari
kecenderungan akan menjauh.
Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada
usia prasekolah maupun pada tahap-tahap pada perkembangan yang selanjutnya, karena
memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Woolfson menyebutkan bahwa anak memiliki
kebutuhan emosional, seperti ingin dicintai, dihargai, rasa aman, merasa kompeten dan
mengoptimalkan kompetensinya. . Jika secara umum ekspresi emosi cenderung ditolak
oleh lingkungan keluarga maka hal tersebut memberi isyarat bahwa emotional security
yang ia dapatkan dari keluarga kurang memadai. Dalam kondisi seperti ini anak mudah
marah, cepat menangis, dsb,sehingga ia sukar bergaul. Gaya pengasuhan yang diperoleh
anak darikeluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau
nilai, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan
statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya
spesifik, dan untuk melakukan presiksi bahwa suatu variabel tertentu
mempengaruhi variabel yang lain. Langkah penelitian ini dimulai dengan
penetapan objek studi yang spesifik, kerangka teori sesuai dengan objek
studi, dimunculkan hipotesis, instrument pengumpulan data, teknik
sampling, dan teknik analisis data.
2. Jenis penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen bisa diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu terhadap kondisi yang terkendali dengan kondisi yang
lain. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yaitu: pre-Experimental
Design, True Experimental Design, dan Quasi Experimental Design.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi ini juga tidak bisa
berfungsi secara sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel yang
berasak dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dengan
kondisi semacam ini, maka model desain quasi experimental yang
digunakan adalah nonequivalent control group desaign. Desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.
Penelitian ini bertujuan untuk supaya orang tua mengetahu apa
yang dibutuhkan anak terutama dalam memberikan kasih sayang. Orang tua
harus adil memberikan kasih sayang terhadap semua anak tanpa ada
perbedaan antara anak satu dengan anak yang lain. Keluarga sangat
berperan dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi pada anak.
Tingkat perhatian atau kasih sayang orang tua itu sangat mempengaruhi
dalam membentuk karakter anak atau kepribadian anak tersebut. Anak
diibaratkan seperti selembar kertas putih penuh kelembutan dan kasih
sayang untuk membangun kebiasaan dan pembiaasaan yang positif.

9
B. Variable Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2011: 38) yaitu suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan Purwanto (2012: 85) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
dipersoalkan. Variabel mempunyai tiga ciri, yaitu dapat diukur, membedakan
objek dari objek lain dalam satu populasi dan nilainya bervariasi. Peneliti
mengkaji dua variabel yaitu variabel dependent (variabel yang dipengaruhi)
“pengaruh kasih sayang orang tua” dan variabel independent (variabel yang
mempengaruhi) “emosi anak”.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah universum, di mana universum itu dapat berupa orang,
benda, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti. Populasi dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu populasi target (target population) dan
populasi survei (survei population). Sub unit dari populasi survei untuk
selanjutnya menjadi sampel penelitian (Danim, 2000).Populasi dalam
penelitian ini adalah demografi berdasarkan umur 5-9 tahun di Desa Kayangan,
Kec. Diwek, Kab. Jombang yang berjumlah 297 anak yang terdiri jenis
kelamin laki-laki 144 dan jenis kelamin perempuan 153 anak.
Sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar
mewakilinya. Adakalanya peneliti menentukan seluruh populasi menjadi
sampel penelitian, dalam konteks ini berarti bahwa penelitian dimaksudkan
untuk melakukan studi terhadap populasi (Danim, 2000). Teknik sampel data
penelitian ini adalah probability sampling dengan simple random sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi
setiap anak populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dalam
pengambilan sampel, peneliti menentukan jumlah sampel dengan
menggunakan rumus Slovin.
D. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Kasih Sayang Orang Tua
Variabel Indikator Nomer
Item
Kasih 1. Memperhatikan dan merawat kesehatan 1,2,3
Sayang anak
Orang Tua 2. Bersikap lemah lembut kepada anak 4,5,6
10
(Variabel 3. Membangun komunikasi produktif 7,8,9
X/Variabel dengan anak
Indipenden 4. Memenuhi kebutuhan belajar anak 10,11,12
) 5. Memberikan bimbingan dan arahan 13,14,15
kepada anak
Sumber: Sari,Nuvita,Mada. 2015 “Kolerasi Kasih Sayang Orang Tua Dengan
Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV dan V di MI Terpadu Bina Putra Cendekia
Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016” , STAIN Ponorogo, Skripsi Program
Srudi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Uji Coba Penelitian Kecerdasan Emosional Teori


Goleman

Variabel Faktor Indikator Item Soal


+ -
Kecerdasan 1. Mengenali 1.1 Mengenal dan 1,2 7
Emosional Emosi Diri merasakan emosi sendiri
Sendiri 1.2 Memahami sebab 3,4
perasaan yang timbul
1.3 mengenal pengaruh 5,6
perasaan terhadap
tindakan
2. Mengelola 2.1 Bersikap toleran 8,9
Emosi terhadap frustasi
2.2 Mampu 10,11
mengungkapkan amarah
dengan tepat
2.3 Mampu 12,13
mengendalikan perilaku
agresif yang dapat
merusak diri dan orang
lain
2.4 Memiliki perasaan 14,15 20
positif dengan diri sendiri
dan lingkungan
2.5 Memiliki kemampuan 16,17
untuk mengatasi stress
2.6 Dapat mengurangi 18,19 21
perasaaan cemas dan
kesepian dalam pergaulan
11
3. Memotiva 3.1 Mampu 22,23
si Diri mengendalikan diri
Sendiri 3.2 Bersikap optimis 24,25
dalam menghadapi
masalah
3.3 Mampu memusatkan 26,27 28
perhatian pada tugas yang
diberikan
4. Mengenali 4.1 Mampu menerima 29,30 35
Emosi sudut pandang orang lain
Orang 4.2 Memilik sifat empati 31,32 36
Lain atau kepekaan terhadap
orang lain
4.3 Mampu 33,34
mendengarkan orang lain
5. Membina 5.1 Memahami 37,38
Hubungan pentingnya membina
hubungan dengan orang
lain
5.2 Mampe 39,40
menyelesaikan konflik
dengan orang lain
5.3 Memiliki kemampuan 41,42 53
berkomunikasi dengan
orang lain
5.4 Memiliki sifat 43,44
bersahabat atau mudah
bergaul dengan sesama
5.5 Memiliki perhatian 45,46
terhadap kepentingan
orang lain
5.6 Dapat hidup selaras 47,48
dengan kelompok
5.7 Bersikap senang 49,50
berbagi dan berkerjasama
5.8 Bersikap dewasa dan 51,52
toleran
Sumber: Wibawa, Surya, Indra. 2013 “Tingkat Kecemasan Emosional Siswa yang
Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga dan yang Tidak Mengkuti Ekstrakulikuler
Olahraga di SMK PGRI SENTOLO” , Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi
12
Jurusan Pendidikan Olahraga.

E. Instrumen Peneliti
Dalam suatu penelitian, instrumen pengumpulan data menentukan kualitas
data yang dikumpulkan, dan kualitas data yang dikumpulkan menentukan
kualitas dalam penelitiannya. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secra
spesifik semua fenomena ini disebut dengan variabel penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) angket atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang diketahui.

INSTRUMEN PENELITIAN
KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP ANAK

A. Petujuk Pengisian
Berilah tanda Check List (√) pada kolom jawaban sesuai keadaan yang
dirasakan sebenarnya oleh diri sendiri dengan alternatif jawaban
sebagai berikut:
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak Pernah
B. Data Responden
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur : Tahun
4. Jenis Kelamin :
5. Asal/institusi :
C. Pertanyaan
NO PERTANYAAN SL SR KK TP
1. Memperhatikan dan merawat
kesehatan anak
2. Bersikap lemah lembut kepada
anak
3. Membangun komunikasi produktif
13
dengan anak
4. Memenuhi kebutuhan belajar anak
5. Memberikan bimbingan dan
arahan kepada anak

INSTRUMEN PENELITIAN
KECERDASAN EMOSIONAL TEORI GOLEMAN

Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/perempuan (coret salah satu)
3. Umur : Tahun
4. Institusi :
5. Alamat :

Petunjuk Pengisian
Isi berdasarkan pengalaman, berilah tanda centang (√) pada kolom dibawah
pilih salah satu sesuai dengan pengalaman dan diisi dengan kejujuran.
Dengan alternatif jawaban sebagai berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

14
N PERTANYAAN SS S TS STS
O
1. Mengenal dan merasakan emosi
sendiri
2. Memahami sebab perasaan yang
timbul
3. mengenal pengaruh perasaan
terhadap tindakan
4. Bersikap toleran terhadap frustasi
5. Mampu mengungkapkan amarah
dengan tepat
6. Mampu mengendalikan perilaku
agresif yang dapat merusak diri dan
orang lain
7. Memiliki perasaan positif dengan
diri sendiri dan lingkungan
8. Memiliki kemampuan untuk
mengatasi stress
9. Dapat mengurangi perasaaan cemas
dan kesepian dalam pergaulan
10. Mampu mengendalikan diri
11. Bersikap optimis dalam
menghadapi masalah
12. Mampu memusatkan perhatian
pada tugas yang diberikan
13. Mampu menerima sudut pandang
orang lain
14. Memilik sifat empati atau kepekaan
terhadap orang lain
15. Mampu mendengarkan orang lain
16. Memahami pentingnya membina
hubungan dengan orang lain
17. Mampe menyelesaikan konflik
dengan orang lain
18. Memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain
19. Memiliki sifat bersahabat atau
mudah bergaul dengan sesama
20. Memiliki perhatian terhadap
kepentingan orang lain
21. Dapat hidup selaras dengan
kelompok 15
22. Bersikap senang berbagi dan
berkerjasama
23. Bersikap dewasa dan toleran
F. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:
1. Data Primer Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data
primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini
diperoleh secara langsung dengan menyebarkan angket kesetiap anak di
Desa Kayangan, Kec. Diwek, Kab. Jombang. Tujuan menggunakan data
primer, supaya mendapatkan data yang valid dan bisa diuji kebenarannya.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung
informasi primer yang diperoleh yaitu bahan pustaka, literatur, penelitian
terdahulu, buku, Skripsi, Jurnal ,dan lain sebagainya.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Dalam memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuisoner atau angket.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket
yang disusun dengan pernyataan-pernyataan sesuai dalam teori
Goleman yang dituliskan dan telah disediakan jawaban pilihan,
sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang
disediakan.
Skor jawaban yang digunakan dalam penilitian ini adalah
berdasarkan skala Likert. Skala Likert mempunyai alternatif empat
jawaban, yaitu Sangat Setuju = SS, Setuju = S, , Tidak Setuju = TS, dan
Sangat Tidak Setuju = STS. Terdapat dua tipe pernyataan dalam angket
ini yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
kepada responden untuk menjawabnya. Kuisoner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuisoner juga cocok digunakan bila jumlah
responden yang cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
2. Jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Kayangan, Kec. Diwek, Kab.
Jombang dimana respondennya adalah anak umur 5-9 tahun. Peneliti
membagi angket kepada responden pada hari minggu 18 maret 2021.

16
H. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan
setelahsemua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang
diteliti sudahdiperoleh secara lengkap. Dalam penelitian ini analisis data
menggunakan analisis kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan statistik
deskriptif dengan cara mengindentifikasi nilai mean, modus, standart deviasi,
nilai maksimal, nilai minimal. Keadaan obyek akan digambarkan sesuai
dengan data yang diperoleh, dideskripsikan secara keseluruhan maupun secara
masing-masing dari faktor yang diteliti dan subyek penelitan.
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisisdata dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untukumum atau generalisasi. Analisis data yang
digunakan penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu:
1. Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatan adalah metode paling lazim yang digunakan dalam
analisis deskriptif. Metode ini fokus untuk menggambarkan kondisi
data di titik pusat dengan mencari nilai mean, median, modus.
- Mean merupakan rata-rata dari sekumpulan data yang kita miliki.
- Median adalah nilai tengah dari sebuah data.
- Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam sekelompok
data.
2. Ukuran Keragaman
Ukuran keragaman menunjukkan bagaimana kondisi sebuah data
menyebar di kelompok data yang kita miliki.Untuk menggambarkan hal
ini, bisa menggunakan beberapa nilai pengukuran berikut :
a. Range; merupakan selisih dari nilai terbesar dan nilai terkecil yang
kita miliki.
b. Quartiles Range atau rentang kuartil; merupakan ukuran
penyebaran yang membagi data menjadi 4 bagian. Sesuai dengan
namanya, kuartil membagi data menjadi 25 persen di setiap
bagiannya.
Ada 3 jenis nilai kuartil yang perlu kita tahu :
Q1 atau kuartil bawah yang memuat 25 persen dari data dengan
nilai terendah
Q2 atau kuartil tengah, yang membagi data menjadi 2 bagian sama
besar 50 persen terkecil dan 50 persen terbesar. Q2 juga memiliki
nilai yang sama dengan median.
Q3 atau kuartil atas yang memuat 25 persen dari data dengan nilai
17
tertinggi.
c. Persentil; merupakan ukuran penyebaran yang membagi data
menjadi 100 bagian sama besar.
d. Standar deviasi; merupakan ukuran lain dari sebaran data terhadap
rata-ratanya dan mampu menjelaskan bagaimana sebaran data

Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan antara lain:


 Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi
silang(crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan
hasil temuanpenelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang
atau tinggi.
 Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive,
diagrambatang, diagram lingkaran, diagram pastel(pie chart), dan
diagram lambang.
 Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).
 Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
 Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range,
deviasikuartil, mean deviasi, dan sebagainya).

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afeksi

“Bukan main, ini bentuk kasih sayang orang tua yang dibutuhkan anak”,
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/11/093302020/bukan-mainan-ini-bentukkasih-sayang-
orangtua-yang-dibutuhkan-anak?page=all,diaksespada11maret2020, 09.33WIB

Desmita, (2017) Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT. Remaja Rosdakarya.

Baharuddin, (2017) Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fitri,Heleni. (2017) Perkembangan Emosional Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari Ibu
Yang Bekerja, Universitas Lancang Kuning, PAUD Lectura.

Nurmalitasari, Femmi. (2015) Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah, Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada, Buletin Psikologi.

Wilcox,Lynn. (2018) Psikologi Kepribadian, Yogyakarta : Katalog Dalam Terbitan (KTD)

Hyoscyamina,Endah,Darosy.(2011) Peran Keluarga Dalam Membangun Karakter Anak,


Universitas Diponegoro, Jurnal Psikologi Undip. Vol. 10, No.2, Oktober 2011.

Tambak,Syahraini., Ahmad,Yusuf,M., & Helman,. (2017) Peran Orang Tua Dalam Menangani
Kecerdasan Emosional Anak di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kalim Kabupaten Indragiri
Hulu, Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, Jurnal Al-hikmah. Vol. 14, No.2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382.

Sari,Puspita,Popy., Sumardi., & mulyadi, Sima,. (2020) Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Perkembangan Emosional Anak Usia Dini, UPI Kampus Tasikmalaya, Jurnal PAUD Agapedia.
Vol,4 No.1 Juni 2020 page 157-170.

Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018

Marlina,Ike. 2014 “PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN


EMOSI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN UMBULHARJO
YOGYAKARTA”, Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.

https://kayangan-jombang.web.id/first/statistik/13

Konna, Suryanti. 2017 “Hubungan Kesehatan Mental dan Healty Food Choice Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Guru Sekolah Menengah Di Makassar Tahun 2017”, Universitas Hasanuddin
Makassar, Skripsi Program Ilmu Gizi.

19
Wibawa, Surya, Indra. 2013 “Tingkat Kecemasan Emosional Siswa yang Mengikuti
Ekstrakulikuler Olahraga dan yang Tidak Mengkuti Ekstrakulikuler Olahraga di SMK PGRI
SENTOLO” , Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi Jurusan Pendidikan Olahraga.

Sari,Nuvita,Mada. 2015 “Kolerasi Kasih Sayang Orang Tua Dengan Kesulitan Belajar Siswa
Kelas IV dan V di MI Terpadu Bina Putra Cendekia Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016” ,
STAIN Ponorogo, Skripsi Program Srudi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

http://eprints.undip.ac.id/40779/3/BAB_III.pdf

Ali Muhson, ”Teknik Analusis Kuantitatif”


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuantitatif.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai