Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENADAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia merupakan mahluk yang sempurna dan melebihi mahluk-mahluk
lain, dengan kesempurnaan itu manusia menjadi seorang yang dapat
berpengaruh di kehidupan dan dapat menentukan ke arah mana kehidupan ini di
bawa ( positif/ negatif, baik/ buruk). Manusia merupakan agen perubahan (agen
of change), seorang agen perubahan yang baik tentunya harus memiliki
wawasan yang baik dan dapat bersinergi dengan segala hal, terutama dalam
pendidikan dan teknologi. Pendididkan merupakan kompas dari carut-marutnya
kehidupan saat ini serta merupakan investasi bagi keberlangsungan hidup
bangsa.
Maju mundurnya bangsa ini ditentukan oleh kualitas pendidikan itu
sendiri. Kualitas pendidikan yang baik akan membawa perubahan dan kemajuan
bagi bangsa, namun sebaliknya pendidikan yang kualitasnya kurang akan
menimbulkan kemerosotan bangsa, baik dari segi ekonomi, moral, dan lain
sebagainya. Maka diperlukan adanya keikutsertaan seluruh elemen masyarakat.
Namun pemegang peran utama dalam hal ini atau yang dimaksud agen of
change adalah pelajar dan guru.
Pelajar merupakan pemeran aplikator dalam menuju sebuah perubahan
bangsa, sedangkan guru menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan,
pengetahuan dan antusiasmenya sangat di butuhkan dalam lingkungan
masyarakat dan lembaga pendidikan (sekolah). Pada perkembangan globalisasi
yang kini telah menuju era revolusi industri 4.0 (desrupsi) membawa pengaruh
perubahan yang luar biasa terhadap pola kehidupan umat manusia di belahan
bumi ini.1 Dan disini peran seorang Guru di perlukan sebagai pengontrol,
fasilitataor, dan sebagai teman sekaligus pendidik bagi siswa di lingkungan
lembaga sekolah.
Guru merupakan sosok pelaksana dalam kegiatan pembelajaran yang
mengerahkan perkembangan peserta didik dalam perubahan kearah positif.
1
I Made Sedana, “Guru dalam Peningkatan Profesionalisme, Agen Perubahan dan Revolusi Industri
4.0.,” No 2, Volume 5 (Agustus 2019): 179.
Guru harus melakukan tugasnya secara profesional artinya adalah guru harus
memiliki gelar atau amanat sesuai kriteria.2 Seperti yang di jelaskan di atas.
Selain dari sebatas gelar prodesi seorang Guru juga haruslah memiliki Skill atau
kemampuan dalam mengajar.
Pengetahuan dan skill sangat diperlukan dalam rangka pengembangan
pembelajaran. Rancangan kurikulum sebaik apapun tidak akan cukup tanpa
guru yang kompeten. Namun ternyata kompetensi saja tidak cukup, guru
memerlukan teknologi sebagai penunjang dalam pembelajaran. Sebab seperti
yang kita tahu, bahwa ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat seiring
perkembangan teknologi. Maka dalam menghadapi dinamika ini guru juga
harus piawai dalam memanfaatkan teknologi.
Teknologi memiliki dampak negatif dan positif. Selain dampak negatif
yang sangat ironis, ternyata teknologi membawa dampak besar dalam bidang
pendidikan. Terutama dalam kondisi seperti yang kita rasakan saat ini.
Penyebaran wabah Covid-19 yang mengharuskan kita melakukan social
distancing melarang kita bertatap muka, dengan adanya teknologi sangat
membantu dalam melanjutkan proses belajar mengajar, agar pembelajaran dapat
tetap berjalan tanpa melangar aturan pemerintah.
Dalam kondisi seperti ini, teknologi merupakan bentuk prasarana dalam
dunia pendidikan baik itu pada segi pembelajaran ataupun dalam segi Tata
Usaha. Sarana dan prasarana sangatlah penting sebagai penunjang kemampuan
siswa dan guru dalam pembalajaran, dengan adanya sarana dan prasarana yang
di butuhkan maka akan lebih meningkatkan semangat dan kualitas belajar
siswa.
Menurut E Mulyasa dalam Ilmu Pendidikan Islam mengatakan Sarana
pendidikan adalah peralatan dan perelengakapan yang secara langsung di
pergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran adapun yang di maksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasislitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau
pengajaran seperti, halaman, kebun, tanah sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi
jika di manfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seeperti

2
Made Sedana, 180.
taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan
olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.3
Menurut Sutisna yang berpendapat secara bahasa, prasarana diartikan
sebagai alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Misalnya
lokasi atau tempat, bangunan sekolah dan lapangan olahraga. Sedangkan sarana
berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya ruangan,
buku, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.4
Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab VII Pasal 42 disebutkan bahwa: (1) Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan; (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.5
SMPN 1 Mlarak adalah sekolah menengah pertama dan termasuk sekolah
paforit yang berada di daerah Mlarak, sekolah ini memiliki banyak prestasi
karena di tunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Fasilitas
sarana dan prasarana yang ada di SMPN 1 Mlarak seperti adanya prasarana
yang memadai di anataranya ruangan kelas, lab komputer, mushola, lapangan
basket, footsal, volly, kamar mandi, kantin, dan lain sebagainya. Adapun yang
menyangkut sarana adalah meja, kurrsi, kipas angin, papan tulis, proyektor,
komputer, alat tulis, globe, peta dunia, dan lain sebagainya.
Fasilitas sarana prasarana ini di kelola oleh sekolah sehingga mampu di
gunakan dengan baik oleh para siswa untuk menunjang kualitas belajar yang
pada akhirnya siswa mampu menghasilkan prestasi. Berdasarkan banyaknya

3
Halid Hanafi, Zainudin, dan La Adu, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2018),
269–270.
4
Sinta Kartika, Saepul Millah, dan Husni, “Pengaruh Kualitas Sarana dan Prasarana terhadap Minat
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” No 1, Volume 7 (2019): 115.
5
Kartika, Millah, dan Husni, 116.
pengertian yang di sebutkan dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana
merupakan komponen yang sangat di perlukan dalam lemaga pendidikan
sebagai alat untuk mengembangkan potensi dan kemampuan siswa dan guru.
Dengan adanya sarana dan prasaran yang lengkap maka siswa akan lebih
merasa leluasa dalam hal mencari dan mengeksplorisasi ide dan gagasanya baik
dalam segi ilmu pengetahuan seperti adanya laboratorium, ruang komputer,
fasilitas olah raga, tempat beribadah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis akan melakukan penelitian
dengan judul pengelolaaan sarana dan prasarana pendidikan untuk
menunjang kualitas pembelajaran siswa IPS di SMP Negri 1 Mlarak
Ponorogo, Tahun ajaran 2020/2021.
B. Fokus Penelitian
Sebagaimana yang sudah di jelaskan pada latar belakang masalah, dan
agar tidak menyimpang dari tofik tujuan awal dalam penelitian ini, maka perlu
adanya fokus penelitian. Objek yang di fokuskan dalam penelitian ini adalah
pengelolaan sarana prasarana pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa IPS di SMPN 1 Mlarak Ponorogo, Tahun ajaran 2020/2021.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan sarana prasarana dalam menunjang kualitas
pembelajaran siswa IPS SMPN 1 Mlarak ?
2. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat pemanfaatan sarana
prasarana dalam menunjang kualitas pembelajaran siswa IPS SMPN 1
Mlarak?
3. Bagaiamana hasil pengelolaan sarana prasarana dalam menunjang kualitas
pembelajaran siswa IPS SMPN 1 Mlarak ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mampu melihat pengelolaan sarana prasarana dalam menunjang kualitas
pembelajaran siswa IPS SMPN 1 Mlarak.
2. Mampu menganalisis implementasi pemanfaatan sarana prasarana dalam
menunjang kualitas pembelajaran belajar siswa IPS SMPN 1 Mlarak.
3. Mampu memaparkan hasil pengelolaan sarana prasarana dalam menunjang
kualitas pembelajaran siswa IPS SMPN 1 Mlarak.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Dengan adanya hasil penelitian diharapkan dapat memeperkuat teori tentang
pengeloaan sarana dan prasarana dalam pendidikan lembaga sekolah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak-pihak terkait
1) Bagi Lembaga
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan landasan
dalam upaya pengembangan dan pengelolaan saran dan prasarana
sebagi penunjang dalam pemebelajaran di SMP Negeri 1 Mlarak.
2) Bagi Pengelola Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial IAIN Ponorogo
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan integrasi
keilmuan Ilmu Pengetahuan Sosial terkait pengellaan sarana dan
prasarana sebagi penunjang kualitas pembelajaran siswa di SMP
Negeri 1 Mlarak.
3) Bagi peneliti
Diharapkan bisa menjadi dasar aplikasi ilmu dan bekal untuk
meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan di bidang
pengelolaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kualitas belajar
siswa.
4) Bagi guru di SMP Negeri 1 Mlarak
Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi pedoman dan bahan
evaluasi dalam mengelola dan memanfaatkan sarana dan prasarana
yang tersedia.
F. Sistematika Pembahasan
Agar mempermudah pembaca dalam memahami penelitian skripsi ini
maka peneliti menyajikan dalam beberapa bab, pembahasan pada skripsi ini di
susun sebagi berikut:
Bab Pertama, bab ini merupakan pendahuluan dalam penyusunan skripsi
yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, pada bab ini berisi tentang telaah hasil penelitian terdahulu
dan kajian teori
Bab Ketiga, bab ketiga ini merupakan metode penelitian yang berisi
tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,lokasi penelitian,
data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data,
pengecekan keabsahan temuan, dan tahapan-tahapan penelitian.
Bab Keempat, pada bab ini membahas mengenai temuan penelitian yang
berisi tentang deskrispsi data umum dan deskripsi data khusus.
Bab Kelima, bab ini berisi tentang pembahasan yang mana pada bab ini
terdapat laporan dari hasil penelitian.
Bab Keenam, ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan
dan saran.
BAB II
TELAAH HASIL PENEITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI
A. Telaah Hasil Pnelitian Terdahulu
1. Nugrahana Fitria Ruhyana dan Ani Nur Aeni, Dari hasil penelitian yang di
lakukan dari data pokok pendidikan (Dapodik) mengungkapkan bahwa
sarana prasarana sangatlah penting terutama ruangan kelas, dan pada hasil
data pendidikan tahun 2017/2018 ada sejumlah sekolah yang menggunakan
kelas secara bergantian (shift). Seperti yang di ungkapkan pada Jurnalnya
yang berjudul Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah
Dasar terhadap Hasil Belajar Siswa, menegaskan bahwa dengan cara
pembelajaran bergiliran akan sangat mempengaruhi kualitas dan semangat
pembelajaran siswa. Maka dengan itu pemerintah haruslah sangat
memperhatikan sarana prasarana teruma kelas untuk pembelajaran.
Pada kajian terdahulu di atas menunjukan bahwa sarana ruang kelas
merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia sekolah, mengingat
dengan adanya ruangan maka situasi belajar akan kondusip tanpa harus
memikirkan ruangan untuk pembelajaran selanjutnya. Di SMP Negri 1
Mlarak dalam prihal sarana sudah memenuhi standar yang di tetapkan oleh
pemerintah, dan ini akan menjadikan siswa lebih tenang dan berkonsentrasi
dalam belajar.
2. Rika Magasari, Jurusan Administrasi Pendidikan, meneliti peningkatan
pengelolaan Sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, penelitian ini di lakukan di SMP Negri 5 Bukit
Tinggi. Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena lembaga
pendidikan akan terpelihara dan jelas kegunaanya. Dalam pengelolaan
pihak sekolah harus dapat bertanggung jawab, terutama kepala sekolah
yang langsung menangani sarana dan prasarana tersebut.6
Dari kutipan di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa setiap warga
sekolah haruslah memiliki rasa sense of belonging (Rasa Memiliki), hal ini
tentu sangatlah perlu di terpakan kepada siswa-siswa agar dapat merawat
dan menjaga terutama dalam hal sarana prasarana agar bisa di teruskan
samapai generasi berikutnya. Seperti yang terjadi pada SMP Negri 1

6
Rika Magasari, “peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran,” No 1, Volume 2 (Juni 2014). 836.
Mlarak yang rutin ketika sudah memakai sarana maka para siswa ataupun
guru membereskan kemabali dan mengembalikanya di tempat semula.
3. Sri Setyaningsih, Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP Veteran Semarang Jawa Tengah. Dari hasil
telaah yang di temukan bahwa tidak hanya pendidikan lembaga sekolah
yang membutuhkan sarana prasarana, lembaga perguruan tinggu pun
membutuhkan sarana dan prasaran sebagai media dalam pengembangan
wawasan dan pengetahuanya. Pengelolaan sarana prasarana Perguruan
Tinggi Program Studi PGSD di UNNES dapat dilihat dari:7
a. Perencanaan kebutuhan sarana prasarana yang mengacu pada alokasi
anggaran yaitu yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan
pendidikan, dan minimal harus menyediakan lingkungan fisik yang
nyaman, aman, mudah diakses, laboratorium, administrasi yang
terkoordinir dengan baik.
b. Pemanfaatan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan Program
Studi yang didasarkan pada kebutuhan dan tuntutan institusi,baik bagi
mahasiswa, dosen, maupun pihak lain yang bekerjasama sehingga
terdapat kemitraan
c. Perawatan sarana prasarana demi kesinambungan kegiatan Program
Studi di dukung oleh kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan
siap digunakan. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu
dengan cara hati-hati dalam menggunakannya, termasuk membersihkan
semua alat dan media pembelajaran dan perkantoran.
Menurut kutipan di atas bisa di ambil intinya bahwa yang
membutuhkan sarana prasarana tidak hanya lembaga pendidikan sekolah
saja melainkan perguruan tinggi pun akan selalu membutuhkan sarana dan
prasarana. Dan ini terjadi pada Institut Agama Islam Negrri Ponorogo
jurusan IPS. Yang mana sarana dan prasana sudah mulai berkembang
meskipun jurusan baru tetapi dalam maslah sarana prasarana selalu
mengembangkan meskipun secara bertahap.

7
Sri Setyaningsih, “Pengelolaan Sarana Prasaran Dalam Implementasi Kurikulum Pendidikan Guru
Sekolah Dasar,” No 1, Volume 13 (Januari 2018). 70.
4. Suryani, dari Universitas Tulang Bawang Lampung yang mejelaskan
dalam jurnal Pendidikan Islam yang berjudul “Manajemen Sarana
Prasarana dan Prestasi Belajar Peserta Didik” Selama ini masih sering
ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh
madrasah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun
masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi
digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh
kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta
tidak adanya pengelolaan yang memadai.8
Dengan demikian program pendidikan akan lebih terlaksnakan
kualitasnya dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana, sarana dan
prasarana pendidikan merupakan suatu sumber daya yang penting untuk
menunjang kualitas belajar siswa, seperti yang di jelaskan di atas tentang
pentingnya sarana prasarana bahwa banyaknya sarana dan prasarana
sekolah yang penggunaanya kurang maksimal dalam meningkatkan
semangat dan kualitas belajar siswa.
Maka demikian selain daripada memberikan sarana prasarana yang
memadai, banyak pihak juga harus selalu mengontrol perkembangan
pendidikan yang ada di daerah sekitarnya agar semua yang sudah di
keluarkan baik itu tenaga maupun pikiran tidak menjadikan sia-sia.
5. Nurtuah Tanjung, mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN
SU Medan, menjelaskan dalam jurnanlnya yang berjudul “Tafsir-ayat-ayat
Al-qur’an tentang manajemen sarana dan prasarana” Dengan bertitik tolak
pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:9
a. Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan
menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak
diajak ke benda).
b. Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian
terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turut dari yang konkrit ke yang
abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan (miniatur), Film,
Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini, ada
8
Suryani, “Manajemen Sarana Prasarana dan Prestasi Belajar Peserta Didik,” No 2, Volume 7 (2017):
2.
9
Nutuah Tanjung, “Tafsir Ayat- Ayat Alquran Tentang Manajemen Sarana Prasarana,” No 1, Volume
2 (Juni 2017): 5.
lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru. Sebagai contoh jika guru akan menerangkan
bagaimana orang: berkedip, mengengadah, melambaikan tangan,
membaca dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga.
Tetapi ia memperagakan.
Dengan mengacu pada pendapat Nurtuah Tanjung memang dalam
kenyataanya alat peraga dapat di bedakan menjadi 2 bagian, selain itu alat
praga ini sebagai penunjang dalam pembelajaran maka ini termasuk pada
prasarana pendidikan karena bendanya tidak menetap.
Dalam penggunaan alat praga secara langsung bisa di ambil contoh
ketika pembelajaran Geografi dan guru menerangkan tentang peta dunia,
agar siswa lebih memahami dalam pembelajaran maka guru menunjukan
langsung negara-negara atau benua-benua yang ada di dunia. Kemudian
ketika penggnaan alat praga tidak langsung seperti halnya ketika pada
pembelajaran sejarah yang menampilkan film sebagai reka adegan dari
sejarah tersebut.
B. Kajian Teori
1. Sarana dan Prasarana
Menurut para ahli sarana pendidikan dan prasrana pendidikan
merupakan dua hal yang berbeda, sarana pendidikan adalah semua fasilitas
(pralatan, perlengkapan, bahan, dan prabotan) yang secara langsung di
gunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangngkan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses
pendidikan atau pengajaran (halaman, taman atau kebun sekolah).
Seperti halnya menurut Slameto bahwa lingkungan madrasah terdiri
dari metode mengajar, relasi antara guru dengan guru atau siswa dengan
siswa, kirikulum, sarana/ alat pelajaran, prasarana/gedung, waktu dan
metode belajar, serta tugas. Pengertian di atas memeberika perbedaan
anatara sarana dan prasrana, yang membedakan kegunaan dari kedua kata
tersebut adalah sifatnya, yang mana sarana merupakan memiliki sifat
langsung seperti gedung, kelas, meja dan kursi, sedangkan prasrana
memiliki sifat tidak langsung seperti jalan menuju sekolah, tata terti, dan
lain sebaginya.
Pada setiap lembaga pendidikan di tuntut untuk mendidik siswa dan
mengajarkan banyak hal baik itu dari segi keilmuan ataupun dari segi
keterampilan. Dengan begitu maka seklah sangatlah membutuhkan media
atau sarana dan prasarana untuk melatih dan menunjungan kebutuhan
masyarakat sekolah. Sarana pendidikan merupakan sarana yang secara
langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai prestasi pendidikan
dan tujuanya, misalnya ruang kelas, buku, perpustakaan, dan laboratorium.
Sedangkan sarana prasarana pendidikan adalah sarana yang secara tidak
langsung mendukung proses pendidikan, misalnya taman sekolah dan
halaman sekolah.
Dari kutipan di atas dapat di ambil kesimpulanya bahwa sarana
prasarana merupakan alat atau media yang di gunakan untuk menunjang
proses pembelajaran dan proses pendidikan. Seperti halnya dengan
banyaknya pendapat yang mengungkapkan apa bila tidak adanya fasilitas
yang mendukung maka akan menghambat pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa terpengaruhi.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Witherington juga mengungkapkan
bahwa salah satu penunjang dari prestasi keberhasilan siswa adalah
mempergunakan alat-alat bantu visual dan menguasai alat-alat intelektual
yang penting. Dengan adanya sarana yang mencukupi maka siswa akan
tenang dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas ataupun di luar
kelas.10
Dalam penyediaan sarana prasarana pemerintah memiliki standartnya
seperti yang di kemukakan oleh permen diknas Standar sarana prasarana
menurut Permen diknas Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana
prasaran sekolah/madrasah pendidikan umum mencakup perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi
informasi, lahan, bangunan, ruang- ruang dan instalasi daya dan jasa.
2. Tujuan sarana Prasarana
Pelayanan yang profesional dari lembaga sekolah merupakan suatu
hal yang sangat penting. Pihak sekolah dalam mewujudkan pelayanan yang
baik akan lebih meningkatkan sarana dan prasananya, agar siswa dan
guuru-guru merasa nyaman dan kebutuhanya terpenuhi terutama dalam hal
10
Suryani, “Manajemen Sarana Prasarana dan Prestasi Belajar Peserta Didik,” 7.
ilmu pengetahuan dan perkembangan jaman. Tim pakar manajmen
Universitas Negri Malang Mengidentifikasi beberapa hal mengenai tujuan
sarana dan rasarana prndidikan, yaitu:11
a. Untuk mengupayaan keadaan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati
dan seksam, sehingga seolah atau madrasah memiliki sarana dan
prsarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaia sarana dan prasarana sekolah itu harus
cepat dan efisien
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana
tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan di gunakan
atau di perlukan. Tujuan dari adanya sarana dan prasarana agar dapat
mengoptimalkan segala kegiatan pendidikan dan pembelajaran baik
yang sudah di tetapkan ataupun yang akan masih dalam perencaan.
3. Kualitas Pembelajaran
Hasil belajar siswa merupakan tujuan dari adanya pembelajaran, tidak
bisa di elakan lagi bahwa setiap pembelajaran guru haruslah memiliki
metode pembelajaran, hal ini di lakukan agar siswa tidak merasa jenuh dan
beranggapan pembelajaranya kurang menyenangkan.
Menurut Trianto, menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Pupuh dan
Sobry S juga berpendapat bahwa makin tepat metode yang digunakan oleh
guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
pembelajaran.12
Dengan hasil kesimpulan menurut pengertian di atas adalah metode
pembelajaran akan sangat menentukan hasil belajar dan menambah kualitas
pembelajaran, selain itu siswa akan lebih semangat dan merasa selalu ada
hal yang baru dalam setiap pembelajaran di kelas.

11
Irjus Irawan. Pengantar Manajemen sarana dan Prasraana Sekolah. (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2015), 14.
12
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar
Siswa,” No 1, Volume 11 (2017). 10.
Kemudian pernyataan di atas di kuatkan dengan aturan Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti
pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD)
yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemadirian
sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta
didik. 13
Jadi kesimpulanya adalah Metode pembelajaran yang tepat akan
memudahkan siswa untuk menerima ilmu pengetahuan yang akan
disampaikan. Dengan metode yang sangat tepat, kesulitan guru untuk
menyampaikan materi bisa di kurangi.
Metode pembelajaran yang efektif memiliki ikatan dengan tingkat
pemahaman guru kepada perkembangan kondisi siswa di kelas, maka dari
itu seorang guru haruslah mampu mengembangkan kreativitasnya untuk
menerapkan dan mengolah berbagai macam bentuk metode pembelajaran,
sehingga mapu meningkatkan kemampuan berfikir, daya analsis dan hasil
belajar siswa di sekolah.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan dalam mengamati maka
penelitian menggunakan penelitian lapangan, penelitian lapangan merupakan
13
Kalsum Nasution. 13.
penelitian yang secara langsung turun kepada objeknya dan melakukan
pendekatan. selain dari pada pendekatan lapangan penelitian ini juga
menggunakan jenis peneltian kualitataif.
Penelitian kualitataif merupakan penelitian yang bersifat deskripsi dan
menggunakan filsafat postpositivisme dan menggunakan metode yang alamiah
atau natural settng, pada mulanya penelitian kualitatif ini sering di gunakan
pada penelitian antropologi budaya maka penelitian ini juga bisa di sebut
sebagai metode etnographi.14
B. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti
sendiri. Kedudukan peneliti dalam hal ini sebagai aktor sekaligus pengumpul
data. Kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan sebagai partisipisan
penuh, pengamat partisipisan atau pengamat partisipan penuh.
C. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo merupakan salah satu lembaga
pendidikan menengah pertama dan satu-satunya lembaga pendidikan Negeri di
daerah Mlarak. SMP Negri 1 mlarak Ponorogo memiliki sarana prasarana yang
mampu menunjang kualitas belajar siswa IPS. Dengan adanya pengelolaan ini
di harapkan mampu meningkatkan serta menunjang kualitas belajar siswa.
Dengan mempertimbangkan segala hal dalam penelitian ini maka peneliti
memilih lokasi di SMP Negeri 1 Mlarak.
D. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga jenis datanya
merupakan data kulitatif. Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Dan pada penelitian ini didapatkan dari informasi yang
dihimpun dari sumber-sumber data yang ada di SMP Negeri 1 Mlarak, data
tersebut dapat berupa hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi dengan
para siswa, pengajar, dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Mlarak. Adapun sumber
data pada penelitian ini adalah para siswa, pengajar, dan kepala sekolah SMP
Negeri 1 Mlarak.

14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2016), 14.
Dari pengajar SMP Negeri 1 Mlarak untuk memperoleh informasi
gambaran secara terperinci bagaimana proses. Para tenaga pendidik SMP
Negeri 1 Mlarak untuk memperoleh pendapat mengenai pengelolaan sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Mlarak, sedangkan dari siswa untuk memperoleh
informasi tentang kualitas hasil belajar di SMPN 1 Mlarak.
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua atau lebih,
yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk
dijawab yang bertujuan untuk mendapatkan informasi disini peneliti akan
melakukan tanya jawab secara intensif dengan bapak ibu guru, siswa,
kepala sekolah, dan pihak-pihak lain yang bersangkutan.
Dengan menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan
informasi mengenai penerapan strategi yang dilakukan oleh guru SMP
Negeri 1 Mlarak dan juga menggali informasi tentang kualitas
pembelajaran siswa di SMP Negeri 1 Mlarak. Peneliti memilih wawancara
tidak terstruktur.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematika terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi
tidak terbatas pada orang saja, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang
lain. Pada penelitian kali ini observasi dilakukan dengan mengamati segala
hal yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Seperti
mengamati perilaku siswa, pembelajaran yang diterapkan guru.
Dalam penelitian ini peneliti memilih obsrvasi partisipasi, observasi
partisipan adalah metode dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dan
mengikuti kegiatan sehari-hari orang yang sedang di amati atau yang
sedang di teliti, dengan observasi partisipan hasil yang di dapat akan lebih
akurat dan tajam, karena data yang di ambil mengikuti keseharian objek
yang di teliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilakan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari
seseorang. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
bisa berupa tulisan, gambar atau karya monuental seseorang. Hasil
observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung dengan sebuah
dokumen berupa foto-foto atau karya tulis akademik atau lainnya
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah prosese mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang yang penting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesismpulan sehingga mudah di fahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. 15
Menurut Patton analisis data adalah prosese mengatur urutan data,
mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia
membedakanya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap
hasil analisis, menjelaskan pola uarian, dan mencari hubungan di antara dimensi-
dimensi uraian.16
Dengan demikian dalam teknik analisis data agar peneliti lebih mudah dalam
mencari data maka peneliti di anjurkan untuk memilih dan menggolongkan setiap
data yang di dapatlkan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis model
Miles dan Hubarman yang menggunakan reduksi data dan penyajian data.

1. Reduksi Data (Data reduction)


Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti
yang baru, dalam mereduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang
lain yang di pandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan

15
Sugiyono, 335.
16
Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitataif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 280.
berkembang, sehinggadapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan
dan pengembangan teori yang signifikan.17
Dengan mengacu pada teori di atas maka mereduksi data dapat di lakukan
dengan mengelompokan , menggolongkan, atau bisa dikataka memilih data yang
perlu di hilangkan atau di buang dan data yang memiliki nilai informasi tinggi.
2. Penyajian data (Data display)
Selanjutnya dalam teknik analisis data adalah penyajian data, pada
penelitian kualitataif penyajian data bisa berupa bagan , narasi singkat, dan
hubungan kategori. Selain itu penyajian data bisa dengan bentuk tabel, grafik
matrik, dan chart.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Pada langkah ketiga dalam metode yang di kemukan oleh Miles dan
Hubarman adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang di kemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti
yang kuat yang menudukung pada tahap pengmpulan data berikutnya.18
Seluruh data, baik yang berasal dari pengamatan berperan serta,
wawancara, tanggapan peneliti sendiri, gambar atau foto, dokumen, hendaknya
di baca dan di telaah secara mendalam.19
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa pada kesimpulan meski data
yang di dapat bersifat sementara tetapi peneliti haruslah tetap membaca data
yang berada di lapangan, karena penelitian kualitatif memerlukan pemikiran
yang peka dan sensitif.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Dalam bagian ini peneliti harus mempertegas teknik apa yang digunakan
dalam mengadakan pengecekan keabsahan data yang ditemukan. Berikut beberapa
teknk pengecekan keabsahan data dalam proses penelitian diantaranya adalah
perpanjang keikut sertaan, pengamatan yang tekun, dan triangulasi.
1. Perpanjangan keikut Sertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Dalam
hal ini keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat,

17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D, 339.
18
Sugiyono, 345.
19
J, Moleong, Metode Penelitian Kualitataif, 282.
tetapi memerlukan perpanjangan keikut sertaan peneliti pada latar
penelitian. Maka perpanjangan keikut sertaan peneliti dalam penelitian ini
akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan.
2. Pengamatan tekun
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat dicari dan kemudian memusatkan dari pada
hal-hal tersebut secara rinci. Ketekunan pengamatan ini dilakukan peneliti
dengan cara mengadaka pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap pengelolaan sarana dan prasarana sebagi
peningkat kualitas dam pembelajaran siswa IPS di SMP Negeri 1 Mlarak.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Ada tiga macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang dapat
digunakan antara lain triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi
waktu.20
a. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi atau kuesioner.
Dalam penelitian ini peneliti meilih triangulasi teknik karena dengan
menggunakan triangulasi teknik data yang di peroleh akan dapat di uji
kredibilitasnya melalui observasi maupun dokumentasi.
H. Tahapan-tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan
ditambah dengan tahapan terakhir dari peniliti tiga tahap penulisan laporan hasil
penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:
1. Tahapan pra lapangan
20
J, Moleong, 75.
Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan
ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika
peneliti lapangan. Tahap pra lapangan ini meliputi menyusun rangcangan
penelitian, memliki lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan
menilai laporan, memilih dan memanfaatkan informasi, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan penlitian
2. Tahap pekerjaan lapangan
Dalam tahap pekerjaan lapangan ini meliputi memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berpera serta sambil
mengmpulkan data
3. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini peniliti melakukan analisis terhadap data-data
yang telah dikumpulakn dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Pekerjaan analisis ini meliputi mengatur analisis data, menjabarkan dalam
unit-unit, melakukan sintesa, memiliki nama yang penting dan membuat
kesimpulan.
4. Tahap penulisan hasil lapangan
Pada tahap ini, peneliti menangkap hasil peneliti yang sistematis
sehingga dapat dipahami dan diikuti alurnya oleh pembaca. Penelusian
laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseleruhan tahapan kegiatan dan
unsur-unsur peniliti. Kemapuan melapokan hasil peniliti merupakan suatu
tuntunan mutlak bagi peneliti. Dalam hal ini peneliti hendaknya tetap
berpegang teguh sehinggga ia membuat laporan apa adanya, objektif
walaupun menghadap banyak kesulitan.

BAB IV
TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Umum


1. Sejarah Singkat
SMP Negeri 1 Mlarak berdiri pertama kali di desa Kaponan bertempat satu
atap dengan SD Negeri 4 Kaponan dengan beberapa guru yang merupakan
angkatan baru, menjalankan amanah dari pemerintah untuk memberikan
pelayanan pendidikan setingkat sekolah lanjutan pertama di wilayah Kecamatan
Mlarak. Guru yang bersangkutan adalah:
a. Bapak Koeswandi (Kepala Sekolah)
b. Ibu Yuli (guru)
c. Ibu Purwati( guru)
Seiring berjalannya waktu, SMP Negeri 1 Mlarak pada bulan juli 1982
mendapat tambahan guru honorer dan tenaga tata usaha yaitu:
a. Bapak Darul Khoiri
b. Ibu Nanik Dyah Irianingsih
c. Bapak Pamudji, dan
d. Bapak Sidiq
e. Bapak Sunarno (TU)
f. Ibu Rus Primerdiningsih (TU)
Pada bulan agustus 1982, kembali mendapatkan tambahan guru yaitu:
a. Ibu Kartatik Wahyuni
b. Ibu Sudarwati
c. Bapak Supriyono
d. Bapak Jaidi
e. Bapak Purwadi
f. Bapak Sahuri
Pada awal berdiri SMP Negeri 1 Mlarak memiliki 3 rombongan belajar
(Rombel) dengan jumlah peserta didik sekitar 132 orang. SMP Negeri 1 Mlarak
mulai menempati gedung baru pada tahun 1983 yang dipimpin oleh Bapak
Koeswandi selaku kepala sekolah. SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo berada di
Jalan Raya Mlarak No.2, Desa Joresan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten
Ponorogo. Berada pada tempat startegis yaitu berada di sebelah utara Kantor
Camat Mlarak, sebelah timur Pondok Modern Gontor, dan sebelah selatan
Puskesmas Mlarak. Seiring dengan perjalanan waktu, SMP Negeri 1 Mlarak
terus berinovasi, berprestasi, dan mewarnai dunia pendidikan masyarakat
Kecamatan Mlarak sampai sekarang. Kepala Sekolah yang pernah memimpin
SMP Negeri 1 Mlarak:
1) Koeswandi (1982 – 1998)
2) Drs. Darmawan ( januari 1998 – mei 1998)
3) Sri Siswarno, S. Pd (1998 – 2005)
4) Drs. Agus Setijoadi (2005 -2006)
5) Drs. Tri Sulaiman (2006 -2010)
6) Ni Wajan Binarti, M. Pd. (2010 – 2013)
7) Drs. Haryono, M. Pd. (2013 – 2017)
8) Drs. Darul Khoiri (Juli 2017 – Nopember 2017)
9) Edy Suprianto, M. Pd. (2017 – sekarang)
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
“Berprestasi, Terampil, dan Berkepribadian yang Berlandaskan Iman
dan Taqwa”
Indikator Visi:
1) Terwujudnya lulusan yang memiliki kemampuan intelektual, inisiatif,
dan kreatif.
2) Terwujudnya lulusan yang terampil berfikir dan bertindak.
3) Terwujudnya lulusan yang memiliki kemampuan emosional dan
spiritual yang baik.
b. Misi Sekolah
1) Mewujudkan sekolah sebagai pusat pendidikan dalam mengembangkan
logika, etika, estetika, dan praktek untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya.
2) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga mampu
mendorong peserta didik untuk belajar rajin, berkreasi, berkarya dan
berinovasi untuk bekal masa depannya.
3) Mendidik, melatih, membimbing dan membina peserta didik untuk
gemar membaca, belajar dan bekerja, berlatih dalam berkarya sehingga
mampu mengembangkan potensi diri dan lingkungannya sebagai kader
bangsa dan berkompetensi dalam era globalisasi dengan menjujung
tinggi nilai-nilai agama.
4) Membimbing dan melatih peserta didik berorganisasi untuk menjadi
kader bangsa yang tangguh dan berkualitas.
5) Meningkatkan pembelajaran, memenuhi sarana prasarana dengan skala
prioritas untuk menunjang peningkatan nilai akhir tahun pelajaran.
6) Mengembangkan budaya lokal dan nasional melalui kesenian
tradisional dan modern.
7) Melaksanakan Budaya hidup bersih dan sehat sebagai wujud
pelestarian terhadap lingkungan.
8) Menerapkan sekolah aman Covid-19.
C. Tujuan Sekolah
Tujuan situasional jangka pendek adalah:
1. Standar Kompetensi Lulusan
a. Peserta didik lulus 100% dengan nilai rata-rata 7,0.
b. Semua peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi.
c. Terwujud nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
d. Peserta didik memiliki budaya menulis dan membaca.
e. Meraih kejuaraan dalam lomba akademik tingkat kabupaten,
provinsi maupun nasional.
f. Meraih kejuaraan pada lomba bidang seni dan olah raga ditingkat
provinsi.
g. Meraih kejuaraan pada lomba dibidang kreatifitas peserta didik
ditingkat provinsi.
h. Peserta didik disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,
sportifitas, dan kesadaran hidup sehat.
2. Standar Isi
a. Terwujudnya kurikulum yang bermuatan keterampilan abad 21,
literasi, berkarakter, dan peduli lingkungan.
b. Terwujudnya pengembangan silabus untuk semua mata
pelajaran.
c. Terwujudnya pengembangan RPP yang berorientasi HOTS untuk
semua mata pelajaran.
3. Standar Proses
a. Terlaksananya proses pembelajaran bermuatan keterampilan abad
21, literasi, berkarakter, dan peduli lingkungan.
b. Terwujudnya proses pembelajaran dengan media yang inovatif.
c. Terwujudnya layanan bimbingan dan konseling secara optimal.
d. Terwujudnya pemahaman prinsip dasar internet dan
menggunakannya untuk memperoleh informasi dan menyajikan
informasi dengan memperhatikan etika dan undang-undang yang
berlaku
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan yang
professional.
b. Terwujudnya kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan
optimal.
c. Terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan yang kreatif,
inovatif, dan berprestasi.
5. Standar Sarana Prasarana
a. Terwujudnya ruang belajar dan ruang terbuka hijau yang kondusif.
b. Tersedianya fasilitas pembelajaran sesuai rombel.
c. Terpeliharanya sarana dan prasana pendidikan dengan baik.
6. Standar Pengelolaan
a. Terpenuhi pengelolaan sekolah yang transparan, akuntabel, dan
berkesinambungan.
b. Terpenuhi pengelolaan sekolah yang berakreditasi nasional.
7. Standar Pembiayaan
a. Terwujudnya peningkatan sumber dana.
b. Terlaksananya penggunaan dana yang proporsional dan transparan.
c. Terwujudnya pelaporan penggunaan dana yang akuntabel.
8. Standar Penilaian
a. Terlaksananya penilaian autentik secara berkesinambungan.
b. Terlaksananya program perbaikan dan pengayaan secara optimal.
9. Pembentukan Budaya dan Lingkungan Sekolah Ramah Anak
a. Terwujudnya lingkungan belajar yang kondusif.

b. Terwujudnya nilai –nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

c. Terwujudnya budaya membaca bagi warga sekolah.

d. Terwujudnya budaya cinta alam lingkungan.


3. Sarana dan Prasarana
Kondisi SMP Negeri 1 Mlarak sebagai berikut:
a. Jumlah rombongan belajar adalah 16 rombel.
b. Jumlah siswa seluruhnya adalah 468 orang.
c. Luas Lahan adalah 10.166 m2.
d. Daya listrik yang dimiliki Sekolah adalah 14.300 watt.Prasarana yang
dimiliki Sekolah:

Table 4.1 daftar sarana dan prasarana SMPN 1 Mlarak

Ketersediaan Keterangan

Ada dengan Ada dengan Sesuai /


NO Jenis prasarana Tidak
kondisi kondisi Jumlah Tidak
Ada
baik Rusak sesuai

1. Ruang kelas  - - 18 Sesuai

2. Ruang perpustakaan  - - 1 Sesuai

3. Ruang laboratorium IPA  - - 1 Sesuai

4. Ruang pimpinan  - - 1 Sesuai

5. Ruang guru  - - 1 Sesuai

Ruang Tenaga
6.  - - 1 Sesuai
Administrasi
7. Tempat beribadah  - - 1 Sesuai

8. Ruang konseling  - - 2 Sesuai

9. Ruang UKS  - - 2 Sesuai

Ruang organisasi
10.  - - 1 Sesuai
kesiswaan
11. Jamban  - - 15 Sesuai

12. Gudang  - - 1 Sesuai

13. Ruang sirkulasi  - - 3 Sesuai

Tempat
14.  - - 4 Sesuai
bermain/berolahraga
15. Kantin  - - 2 Sesuai
Ketersediaan Keterangan

Ada dengan Ada dengan Sesuai /


NO Jenis prasarana Tidak
kondisi kondisi Jumlah Tidak
Ada
baik Rusak sesuai

16. Tempat parkir  - - 2 Sesuai

4. Struktur Organisasi
Table 4.2 struktur organisasi SMPN 1 Mlarak

No NAMA NIP JABATAN


1. Edy Suprianto, M. Pd 19680203 199301 1 001 Kepala Sekolah
2. Mohammad Taofik, S. Pd. 19741218 200012 1 001 Wakasek Kurikulum
3. Titis Ratriandari, S. Pd. 19750515 200312 2 005 Wakasek Kesiswaan
4. Hadi Mulyo, S. Pd. 19620913 199003 1 007 Wakasek Sarpras
5. Subikin, S. Pd. 19620127 198412 1 004 Wakasek Humas
6. Ummu Haniah, S. Sos 19800213 200701 2 008 Koordinator TU

5. Kondisi Guru dan Kualifikasi Pendidikan


Table 4.3 daftar nama guru dan kualifikasi pendidikan SMPN 1 Mlarak
Kualifikasi Pendidikan
No Nama Mata Pelajaran
S1 S2 S3

1. Edi Suprianto, M. Pd. -  - IPA

2. Nanik Diyah Irianingsih, S. Pd.  - - IPA

3. Hadi Mulyo, S.Pd.  - - Bahasa Inggris

4. Agung Siswoyo, M.Pd. -  - Bahasa Inggris

5. Nurul A’yuni, S.Pd.  - - Matematika

6. Retno Endah Judyati, S.Pd.  - - Seni Budaya

7. Priyadi, S.Pd.  - - Penjasorkes

8. Tri Susilowati, S.Pd.  - - IPS

9. Siti Amanah, S.Pd.  - - Bahasa Indonesia

10. Sri Harini, S.Pd.  - - IPS

11. Aning Hurustiani, S.Pd.  - - Bahasa Indonesia

12. Subikin, S. Pd.  - - Penjasorkes

13. Suwito, S.Pd.  - - Matematika

14. Suyatno, S.Pd.  - - PPKn


15. Muhammad Sarino, S.Pd.  - - Bahasa Indonesia

16. Wening Budi Santoso, S.Pd.  - - BK

17. Tri Puji Atmoko, S.Pd.  - - IPA

18. Endang Soenari, S.Pd.  - - Bahasa Indonesia

19. Sri Yuni Lestari, S.Pd.  - - Bahasa Jawa

20. Mohammad Taofik, S.Pd.  - - IPA

21. Titis Ratriandari, S.Pd.  - - IPS

22. Dra. Istiqomah  - - Matematika

23. Drs. Ma’ruf  - - PABP

24. Umi Hidayanti, S.Pd.  - - Bahasa Inggris

25. Henik Widyaningrum, S.Pd.  - - IPA

26. Tutik Sumariati, S.Pd.  - - Prakarya

27. Herny Endrastutik, S.Pd.  - - PPKn

28. Fifi Nurmaningtyas, S. Psi.  - - BK

29. Triwahyu Bektiningsih, S.Psi.  - - BK

30. Budi Santoso, S. Pd.  - - B-TIK

31. Roni Sita Widyastuti, S.Pd. *  Bahasa Inggris

32. Zainal Abidin, S.Pd. I.*  - - PABP

33. Toni Wibowo, S.Th. I.*  - - PABP

34. Asep Virgiyantanto, S.Pd.*  - - Seni Budaya/BK

35. Djoko Tjahyo P, S.Pd.*  - - Bahasa Jawa

36. Titik Karyati, S.Pd *  - - Matematika

6. Kondisi Tenaga Kependidikan SMP Negeri 1 Mlarak


Table 4.4 daftar tenaga kependidikan SMN 1 Mlarak

No Nama Ijazah Jabatan

1 Ummu Haniah, S. Sos S-1 Koordinator TU

2. Sudarmaji SMA Tenaga Administrasi

3. Sri Hartati SMA Tenaga Administrasi

4. Mohammad Komari MTs Penjaga Malam

5. Cristina Wijayanti, S. E. S-1 Tenaga Administrasi

6. Hendro Nur Dwi H. SMA Petugas Perpustakaan

7. Nanang Andi Kusuma P. SMA Petugas Keamanan


8. Hidayat SMA Petugas Kebersihan

9. Soeman SD Petugas Kebersihan

7. Kondisi Peserta Didik


Table 4.5 kondisi peserta didik SMPN 1 Mlarak
Jumlah Peserta Didik
No. Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. VII 99 58 157
2. VIII 84 54 138
3. IX 103 70 173
Jumlah Total 286 182 468

8. Ekstrakurikuler
Table 4.6 daftar ekstrakulikuler SMPN 1 Mlarak
No. Nama Ekstrakurikuler Waktu Pelaksanaan
1. Baca Tulis Al-Qur’an Selasa dan Rabu
2. Pramuka Sabtu
3. PMR Senin
4. Seni Tari Jum’at
5. Seni Musik Selasa
6. Seni Reog Kamis
7. Seni Karawitan Rabu
8. Bola Volley Kamis

B. Deskripsi Data Khusus


1. Data tentang langkah-langkah pengadaan sarana dan prasarana
sebagai salah satu strategi peningkatan pembelajarn siswa
Prosese pembelajaran sangatlah di butuhkan kenyamananya, maka dari itu
dengan kelengakapan perabotan sekolah yang lengkap dan dengan menggunakan
media pembelajaran siswa lebih nayaman dan terkadang siswa akan lebih mudah
memahami pembelajaran, dengan demikian SMPN 1 Mlarak mencoba selalu
siap sedia dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah, seperti yang di
ungkapkan oleh pak Hadi mulyo:
Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana ini guru melaporkan
kebutuhanya yang perlu di beli untuk menunjang pembelajaran, dan apabila
kebutuhanya untuk kelas para wali kelas melapor kepada bagian sarana dan
prasarana atau kepada saya, maka bagian sarana dan prasarana mendata
semua kebutuhan para guru-guru dan siswa, tetapi kebutuhan untuk keperluan
sekolah dan pembelajarn. Karena sebelum melakukan pengadaan baik itu
srana atau prasarana semua guru melakukan rapat terlebih dahulu.Dengan
adanya sarana dan prasrana yang lengkap siswapun menjadi nyaman dalam
belajar, kalau penggunaan prasarana untuk IPS itu biasanya di lakukan secara
bergilir, semisal globe satu kemudian di gunakan secara bergantian, karena
setiap setelah pemakain di simpan kembali ke bagian sarpras, takutnya kalu di
seimpan di kelas cepat rusak. 21
SMP Negri 1 Mlarak sebelum melakukan pembelanjaan selalu adanya
masukan dari pihak guru-guru, dengan demikian kebutuhan yang sudah di beli
atau sudah di adakan tidak menjadikanya sia-sia dan selalu di pakai ketika di
butuhkan. Dengan adanya perhatian dari setiap warga sekolah maka saran
maupun prasarana dapat di jaga dengan awet, hal ini di buktikan dengan contoh
globe satu kemudian di pakai secara bergantian karena setiap guru memiliki jam
mengajar yang berbeda dan materi yang berbeda juga dan tidak selalu
menggunakan globe dalam setiap pembelajaran. Dengan demikian hal ini di
lakukan agar anggaran yang di berikan sekolah maupun pemerintah dapat di
pakai untuk keperluan yang lain yang sekiranya di butuhkan atau di perbaiki.
Meski dalam keadaan Covid-19 sarana dan prasarana harus tetap selalu
siap sedia agar ketika siswa masuk semuanya sudah siap pakai, kemudian
dalam proses penjagaan sarana prasrana semisal ada tembok yang retak atau
mengelupas para guru selalu melapor kepada bagian sarpras, dengan
demikian dalam proses penjagaan semua warga sekolah selalu menjaga dan
merawat bak itu dari segi sarana ataupun prasarana.
Dari penjelasan bapak Hadi dapat di tarik kesimpulanya bahwa bagian
sarpras di SMP Negri 1 Mlarak sangat mengoptimalkan kinerjanya dalam
pelayanan sarana dan prasarana sebagai penunjang kualitas pembelajaran siswa.
Meski dalam keadaan ada atau tidaknya wabah virus Covid-19 ini perbaikan
tetap di lakukan, Karena dalam pembelajaran Pak Hadi lebih mengedapankan
kenyamanan dalam belajar. Selain itu juga bagian sarpras selalu mengopimalkan
dalam perbaikan dan penjagaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Dalam perencanaan sarana dan prasarana yang tersedia tidak lepas dari
yang namanya bagia TU (tata usaha), seperti yang di kemukakan oleh Bapak
Sudarmaji:
Prosese perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana itu terdapat
dari dua sumber dana, yang pertama itu dari dana insidental dan yang kedua
itu dana komite, yang mana dana insidental itu di ambil dari iuran anak-anak
atau SPP. Dalam tahap pengadaan para guru melakukan rapat pleno yang di
lakukan satu tahun satu kali.22
21
Lihat Transkip Wawancara : 01/W/15-II/2021
22
Lihat Transkip Wawancara : 02/W/17-2/2021
Pada sumber dana insidental itu di ambil dari iuran siswa yang jumlah
iuranya senilai Rp.55.000 (lima puluh lima ribu rupiah), iuran tersebut
berjalan sebelum adanya wabah Covid-19 dan untuk ketika adanya cobaan
covid ini pihak sekolah memberikan keringanan kepada orang Tua Wali
siswa dengan menurunkan iuranya menjadi Rp. 35.000 (tiga puluh lima ribu
rupiah), setelah dana insidental ini terkumpul maka sekolah melakukan
rapat pleno untuk memusyawarahkan hal-hal yang di butuhkan sekolah
setutama dalam hal sarana dan prasarana.
Dalam prosese pembalanjaan tidak semua dari iuran siswa tetapi
sekolah juga memiliki dana BOSS dan dana Komite, tetapi pada dana
BOSS ini sekolah hanya mengguankanya untuk keperluan yang sudah di
perintahkan oleh pemerintah, dan ketika ada keperluan di luar itu maka
sekolah menggunakan dana Komite atau dana Insidental.
Kemudian juga seperti contohnya ini ruangan perpustakaan
masih dalam tahap renovasi karena di bagian langit-langitnya sudah
mulai lapuk dan di takutkan roboh, kalau untuk renovasi dana yang besar
kita mengajukan kepada pemerintah, dan biasanya saya slalu meng-
upload semua sarana yang di kedalam DAPODIK, jadi pemerintah sudah
bisa memantau dari jarak jauh keadaan sekolah terutaman dalam
masalah sarana. Ini jupa perpustakaan kita mengajukan sudah kurang
lebih empat tahun yang lalu tetapi karena ada Covid-19 ini jadi di tunda
dulu dan alhamdulillahnya tahun ini sudah ada pengecekan dari
pemerintah. Dan ketika corona ini pemerintah hanya memberikan
bantuan kepada 20 sekolah, itupun yang sekolahnya rusak parah.
Dengan mengacu menurut Bapak Sudarmaji selaku bagian tata usaha
yang mengurusi sarana dan prasarana pendidikan, dana yang masuk selalu
terpakai untuk perawatan sarana dan prasarana pendidikan maka dari itu
sekolah meminta bantuan kepada pemerintah guna untuk membantu
perbaikan perpustakaan.

kemudian piahak sekolah selalu update data di dalam aplikasi


DPODIK yaitu aplikasi yang di gunakan oleh bagian sarpras unruk
meemberikan data kepada pemerintah. Ketika pemerintah ingin
memberikan bantuan kepada sekolah maka pemerintah meminta bantuan
kepada pihak Dapodik untuk mengecek sekolah mana saja yang
membutuhkan bantuan terutama dalam sarana dan prasarana pendidikan,
dan ketika pihak dapodik sudah memberikan data itu kepada pemerintah
maka di lakukanlah pengecekan kepada sekolah guna untuk membuktikan
secara nyata kebenaran data yang sudah di berikan kepada Dapodik dan
Pemerintah.

2. Data Tentang Pengaturan dan Penghapusan Sarana dan Prasarana


Pada dasarnya pengaturan sarana danprasrana di lakukan oleh pihak sarpras
begitupun dengan pembelian yang di lakukan, sebelum di lakukanya
pembelian maka barang yang di beli hatus dari toko yang berstandart, hal
ini sesuai dengan kutipan wawancara saya bersama Bapak Hadi Mulyo:
Untuk sentandar itu mengikuti standar SN, contohnya seperti sarpras
ingin mengadakan sesuatu itu juga harus setandar gak boleh kita
membeli barang yang dai bawahnya maka harus sentandar, seperti kita
membeli barang kan ada notanya dan tokonyapun harus punya MBWP.23
SMP Negri 1 Mlarak merupakan SMP Negri yang ada di Mlarak dan
Merupakan sekolah paforit di daerh Mlarak, selain dari kelengkapan sarana
dan prasarana yang memenuhi standar, pengaturan pembelianpun SMPN 1
Mlarak harus dari penjual yang berstandar juga. Itu semua di lakukan
dengan bukti Nota dari Tokonya. Selain daripada itu SMP Mlarak ini juga
lebih mengedapankan kulitas, demi kebaikan pembangunan dan pengaturan
sarana dan prasrana pendidikan maka menurut bagian Sarpras SMPN 1
Mlarak menegaskan:
Untuk sarana itu bukan hanya sekedar trend saja karena itukan
merupakan penampilan, tapi kita tetap mementingkan yang perlu di
dahulukan, dan kualitas juga tetap di perhatikan bukan sekedar
penampilanya penampilan perlu tetapi kualitas yang kita utamankan,
kalau hanya sekedar trend baik dan cepat contohnya seperti pasir
menggunakan trash itu juga baik tapi menurut saya itukan kurang baik
dan yang baik tetap dari tulung agung, ya sama hasilnya, tetapi kualitas
yang perlu di pertimbangkan.
Dalam upaya pengapusan sarana dan Prasrana sekolah SMPN 1
Mlarak tidak ada yang di hapus jika barangnya masih bisa untuk di
gunakan, pengahpusan ini di lakukan pada barang yang sudah tidak layak
pakai dan apabila di pertahankan akan membahayakan.

Kalau selama ini untuk pengahpusan itu tidak pernah di pakai, dan
bukan berarti yang sudah jelek di buang dan di hapus tetapi kita benahi
dan kalaupun di hapus itu seperti barang yang sudah kadaluarsa
contohnya seperti kabel, kan itu sudah jelek dan bahaya juga maka kita
hapus.
23
Lihat Transkip Wawancara : 04/W/01-3/2021
Kutipan di atas bisa di ambil kesimpunya bahwa di SMP Negri 1
Mlarak jarang sekali menghapus sarana dan prasaran karena dalam setiap
pembelian mementingkan jangka panjang dan membeli sesuai yang di
butuhkan oleh sekolah dan para guru-guru. Di SMP Negri 1 Mlarak selain
dari pada itu selalu melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana
yang sekiranya masih bisa untuk di perbaiki, hal ini mengurangi
pembelanjaan yang tidak perlu.

3. Data Tentang Pengeloalaan sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP


Negri 1 Mlarak Ponorgo
Pada saat pembelajaran dengan menggnakan alat praga itu lebih
memudahkan siswa dalam memahami pembeljaran, dan bisa bertanya
secara langsung kepada guru dimana dan apa yang belum di pahami oleh
mereka. Ibu Titis mengungkapkan bahwa:

Sebenarnya kalau tidak dalam keadaan online sperti ini dengan


menggunakan alat praga itu sangat membantu sekali dalam menunjang
kualitas pembelajaran, karenakan guru dan siswa bisa berhadap-hadapan
secara langsung jadi siwa bisa bertanya apa yang belum di pahami oleh
mereka. Biasanya untuk prosese pembelajaran jika guru ingin
memunculkan seperti vidio visual itu guru menyiapkan proyektor dan
lain sebaginya, tidak bisa di kirim lewat WA group dan lain sebaginya,
karenakan sekolah memang tidak membolehkan membawa handphone ,
kalau di perbolehkan itu biasanya guru menyiapkan box kontener gitu
kemudian ketika pembelajaran yang memang sekiranya perlu
menggunakan maedia handphone maka tidak apa-apa tetapi ketika
pembelajaran itu sudah selesai siswa mengembalikanya kembali ke box
kontener tersebut.24
Dari pernyataan beliau bisa kita ambil inti pembahasanya bahwa
memang dengan alat praga (prasarana) dapat memudahkan siswa dalam
proses belajar mengajar, dengan berjalanya proses pembelajaran tersebut
maka akan tercipta kualitas belajar yang baik. Pada pembelajaran tahun ini
guru terpaksa harus menggunakan media online, mengingat adanya wabah
viris Corona dan anjuran pemerintah yang mana sebagai bentuk
meminimilasir penyebaranya maka kegiatan pembelajaran di lakukan di
rumah masing-masing siswa ddengan media online (daring).

Di SMPN 1 Mlarak sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas


pembelajaran sudah cukup kumplit contohnya dalam hal kompetisi, SMP
24
Lihat Transkip Wawancara : 03/W/20-2/2021
Negri 1 Mlarak sering mengikuti perlombaan IPS, seperti yang di
biacarakan oleh ibu Titis :

Alhamdulillah dalam segi perlombaan anak-anak disini sering mengikuti


lomba, contohnya seperti lomba OSN (Olimpiade Sains Nasional), kita
sudah mengikuti lomba itu lima kali lomba dan empat kali masuk
sampai Jawa Timur, tapi saya senang meski masuk samapi Jawa timur,
dan ketika mau ada lomba itu saya bisanya pulang jam setengan 5, atau
jam 5, karena ya harus membimbing anak-anak terlebih dahulu. Tetapi
kalau di Ponorogo kita sering mengikuti GANESA yang di adakan oleh
SMA Negri 1 Ponorogo, dan kalau anak-anak dari sini jarang sekali di
tes ketika masuk SMA tersebut, karena mungkin sering mengikuti lomba
dan bersyukurnya juga berprestasi.
Dengan demikian bahwa kulitas pembelajaran di SMP Negri 1
Mlarak Ponorogo memang sangat membanggakan khususnya pada mata
pelajaran IPS, dan dalam proses pelatihan berlangsung banyak sekali media
yang di gunakan seperti globe, peta, proyektor, alat hitung, dan masih
banyak yang lainya. Tidak hanya media tetapi juga tenaga dan pikiranpun
di pertaruhkan untuk mencapai prestasi tersebut. Mengikuti olimpiade
memanglah sangatlah baik untuk meningkatkan sikap kompetisi dan rendah
diri dalam diri siswa, karena dengan adanya kompetisi itu siswa akan lebih
semangat belajar.

Tidak bisa di ingkari bahwa pendidikan sekarang sedang tidak baik-


baik saja, mengingat adanya covid-19 ini menjadikan pembelajaran
lumayan sulit tetapi meskipun dalam keadaan sulit guru SMP Negri 1
Mlarak tetap harus menajalankan kewajibanya sebagai guru yang
profesional, sperti yang di utara ibu Titis selaku guru IPS :

Dalam pembelajaran satu tahun ini ya, ibu dan guru-guru yang lain
lebih banyak silaturahminya dan mengetahui kondisi keluarga siswa-
siswa ibu, karena ketika siswa sudah tidak ada muncul di group absenya
juga menurun, maka para guru memeriksa langsung ke rumahnya. Dari
banyaknya kasus yang ibu temui di lapangan para siswa itu bingung
dalam masalah paket data karenakan pembelajaran kita sekarang harus
online terus.
Dari kutipan cerita ibu Titis bahwa dengan adanya Covid ini memang
sangat menyulitkan dalam proses pembelajaran tetapi jika di ambil sisi
Positifnya bahwa dengan adanya covid seperti ini pihak sekolah menjadi
bisa lebih tau keadaan siswa-siswanya, keadaan keluarganya,
perekonomianya, dan tidak sedikit siswa yang bekerja untuk mengisi
kekosongan hari, dengan begitu para guru SMP Negri 1 Mlarak mencari
cara lain agar siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran di sela-sela
kerjanya.

Sekolah sudah menyiapkan prasarana berupa Wifi di sekolah, jadi


kalau siswa-siswa sudah tidak punya paketan bisa datang ke sekolah,
tetapi sayangnya jarang sekali mereka datang kecuali dalam
pengumpulan tugas bahkan bisa di katakan tidak pernah ada yang
datang. Kemudian juga kalau kendala dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran secara online ini sangatlah sulit sekali akrena ibu tidak
melihat siswa secara langsung.
Dengan sepenggal cerita dari ibu Titis bahwa ketika siswa kehabisan
paket internet maka siswa sangat di perbolehkan untuk datang ke sekolah,
karena di sekolah sudah di siapkan Wifi untuk membantu siswa ataupun
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tetapi sayangnya banyak
siswa yang tidak datang ke sekolah dengan berbagai alasan, dan biasanya
siswa datang ketika pengumpulan tugas, karena pengumpulan tugas ini
dilakukan secara terjadwal oleh para guru.

Covid-19 ini memang bukan hanya dalam bidang kesehatan saja yang
di ambil paksa kebebasanya, tetapi juga menggrogoti bidang-bidang lainya
seperti dalam bidang pendidiakan, beruntung para guru selalu bersikap
profesional dalam mncerdaskan peserta didik. Pendidikan merupakan
tombak utama dalam meningkatkan SDM yang berkualitas karena dangan
SDM yang maju maka perkembangan Indonesia akan semakin berkembang
pesat, di tambah lagi dengan teknologi yang semakin hari kian berkembang
dan maju.

Dalam menyikapi sarana dan prasarana yang ada siswa merasa cukup
dengan standar yang sudah di berikan sekolah, dan sesai dengan perkiraan
bahwa siswa lebih senang dengan adanya alat praga :

Kalau kita lebih seneng pakai alat praga, seperti proyektor, peta, globe.
Karena ada bedanya antara mengguanakn alat praga dan tidak, kalau
mengguanakan alat praga kita itu bisa meraba-raba semisal alat
praganya peta trus kita harus sebutin wilayah asia itu apa saja, nah kalau
pakai peta kita bisa tau sususnanya seperti Indonesia dekatnya dengan
apa.25
25
Lihat Transkip Wawancara : 05/W/02-3/2021
Dengan respon yang di berikan siswa tentang sarana dan prasrana
yang ada di sekolah menegaskan bahwa SMP Negri 1 Mlarak sudah
memenuh standar Nasional, dan dengan sarana prasarana yang tersedia
siswa lebih gampang dan mudah dalam memahami mata pelajaran, seperti
geografi, contog Vidio tentang pelajaran sisologi, ekonomi, sejarah, dan
lain sebagainya.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengadaan Sarana dan Prasraana
Di SMP Negri 1 Mlarak Ponorogo, pengadaan sarana dan prasaran pendidikan
di lakukan sesuai kebutuhan yang di perlukan oleh siswa dan guru-guru. Dan
biasanya ketika kebutuhanya untuk kelas ada wali kelas yang bertanggung jawab
tentang sarana dan prasarana di kelasnya untuk menghubungi bagian sarpras. Selain
daripada itu sebelum melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana yang baru pihak
seklah selalu melakukan rapat pleno yang di lakukan satu tahun satu kali, rapat ini di
lakukan guna merenakan sarana dan prasarana yang kurang dan harus di perbaiki.
Kemudian SMPN 1 Mlarak sarana dan parasana sekolah sudah memenuhi
standart yang di tetapkan dari pemerintah. Dalam prosese perencanaan sarana dan
prasrana ini, SMPN 1 Mlarak mendapatkan bantuan dari beberapa sumber seperti :
1. Dana Komite
Dana komite merupakan dana yang di dapat dari Orang Tua Wali, dan untuk
pembayaranya tidak di hitung dengan jumlah anak yang sekolah tetapi walinya
yang di hitung.
2. Dan Insidental
Untuk dana insidental ini di lakukan selama satu satu kali, dan ini merupakan
hasil kesepakatan dari orang tua wali yang di rapatkan pada rapat pleno,
3. Dana BOSS
Dana BOSS merupakan dana yang di berikan oleh pemerintah kepada sekolah,
guna untuk menunjang kualitas pembelajaran yang baik dan bermutu.
Semua dana yang masuk di pergunakan untuk memakmurkan sekolah, dalam
proses pengadaan ini dana yang masuk tidak di langsung di belikan terhadap sarpras
yang di butuhkan, tetapi di lakukan secara berangsur-angsur agar prasaran yang
sangat di butuhkan bisa langsung di belikan.
Dalam setiap kepengurusan akan ada yang namanya kendala dan keuntungan,
begitupun yang terjadi di SMP Negri 1 Mlarak dan kendala yang di temukan adalah
ketika dana yang belum turun tetapi kebutuhan dalam perawatan sarana dan prasaran
cukup mendesak, dan keuntungan atau kelebihan yang di peroleh adalah ketikaa
dana yang turun secara tepat waktu maka perawatan sarana ddan prasaran akan lebih
cepat terpenuhi.
SMPN 1 malarak selalu memperhatikan terkait kelengkapan sarana dan
prasarana sekolah seperti yang di katakan oleh bapak Hadi Mulyo (15 Februaru
22021) “Pada masa Covid-19 ini meski pembelajaran di lakukan secara online
(daring) perencaan sarana dan prasarana tetap berjalan terutama dalam perawatanya
agar ketika siswa masuk sekolah sudah siap pakai”
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses peranacangan
dalam upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang rekondisi/
rehabilitasi, distribusi, atau pembuatan peralatan dan perelengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah, proses ini harusnya melibatkan unsur-unsur penting
sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha dan
bendahara, serta komite sekolah.26
Kemdian pendapat lain mengatakan, Proses pendidikan memang memerlukan
fasilitas atau peralatan. Hanya saja, semua fasilitas atau peralatan harus diadakan
sesuai dengan kebutuhan Jika semua peralatan dan fasilitas sudah ada harus
dimanfaatkan dan dikelola secara baik dan benar.27
Seperti yang di singgung pada latar belakang masalah bahwa sarana dan
prasarana sangatlah penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.
Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat di pengaruhi oleh kondisi sarana
dan prasarana pendidikan yang di miliki sekolah dan oleh optimalisasi pengeloaan
dan pemanfaatanya.28
Dengan mengacu dari banyaknya sumber bisa di simpulkan bahwa sarana dan
dan prasarana sangatlah di perlukan pada setiap lembaga pendidiakan bukan hanya
di peruntukan untuk siswa saja tetapi guru juga membutuhkan sarana dan prasarana
agar lebih mudah dan nyaman dalam mengajar. Meski keadaan Covid-19 sarana dan
prasarana sekolah haruslah tetap di perhatikan dan di jaga perawatanya, dalam
proses penjagaan ini pihak SMP selalu mengupload keadaan sarana sekolah kedalam
26
Irjus Irawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Yogyakarta: CV. Budi
Utama, 2015), 21.
27
Kartika, Millah, dan Husni, “Pengaruh Kualitas Sarana dan Prasarana terhadap Minat Belajar
Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” 2–3.
28
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Parasarana Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya (Depok: PT Rajagrafindo persada, 2018), 1.
DAPODIK agar pemerintah dapat memantau keadaan sarana dan prasarana di SMP
Negri 1 Mlarak.

B. Penghapusan Sarana dan Prasarana


Segala sesuat yang ada dunia ini akan rusak dan dan akan di hapuskan, sama
halnya dengan sarana dan prasaran pendidiakan jika sudah lama dan sudah rusak
akan di hapuskan dari daftar inventarisasai saran prasaran sekolah.
Pengahpusan saran dan prasaran sekolah merupakan proseses kegiatan untuk
mengeluarkan atau menghilangkan baik itu sarana ataupun prasarana dari daftar
inventaris karena menanganggap bahwa sarana dan prasrana tersebut sudah tidak
layak pakai dan di anggap tidak berfungsi sebagaimana yang di harapkan terutama
untuk keperluan pembelajaran.29
kutipan di atas di perkuat dengan pendapat Suharsimi Arikunto dan Lia
Yuliana yang berpendapat bahwa:30
1. Barang dalam keadaan rusak berat dan sudah bisa di perbaiki lagi
2. Jika perbaikan memakan biaya yang sangat banyak maka akan lebih baik di
hapuskan
3. Kegunaan yang tidak seimbang dengan biaya perawatan
4. Sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini
5. Di curi, di bakar, di selewengkan
Seperti yang terjadi di SMP Negri 1 Mlarak bahwa dalam pengahapusan tidak
secara langsung ketika barang sudah rusak, tetapi proses yang di lakukan adalah
menunggu ketika sarana dan prasarana tersebut sudah benar-benar tidak bisa di
perbaiki lagi. Apabila penghapusan di lakukan secara terburu-buru maka biaya untuk
pengadaan lagi akan sulit, karena harus menunggu dana keluar terlebih dahulu baik
itu dari dana BOSS, Komite, dan Insidental.
Pada SMP Negri 1 Mlarak barnga yang sudah kadaluarsa dalam pemakaianya
maka barang tersebut akan di hapuskan contohnya sperti kabel yang sudah tidak
layak pakai, komputer yang sudah sulit di perbaiki, dan lain sebainya, tetapi jika
barang tersebut masih bisa untuk di perbaiki maka bagian Sarpras SMP Negei 1
Mlarak lebih baik memperbaiki contohnya seperti kursi yang sudah goyang, meja,
dan lain sebainya.
29
Irawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, 42–43.
30
Barnawi dan M Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2017), 79–80.
C. Pengelolaan Sarana Prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah merupakan sumber daya manusia
yang mengoptimalkan pemanfaatan berbagai jenis sarana dan prasarana, untuk
kepentingan pendidikan di suatu lembaga sekolah itu sendiri.31
Di SMP Negri 1 Mlarak setiap komponen sekolah menjaga dan merawat
sarana dan prasarana sekolah, salah satu cara penjagaanya yaitu dengan memberikan
tanggung jawab kepada slah satu guru untuk lebih fokus dalam memperhatikan
sarana prasrana sekolah.
Seperti sekolah pada umumnya SMP Negri 1 Mlaraka juga mempunyai
struktur keorganisasian. Menurut Barnawi dan M. Arifin menerangkan di sekolah
yang cukup kompleks, biasanya terdapat pejabat khusus di bawah kepala sekolah
yang bertugas mengurusi masalah sarana dan prasarana sekolah. Pejabat sekolah
tersebut adalah Wakil Kepala Sekolah di Bidang Sarana dan Prasarana, yang mana
bertanggung jawab terhadap perencanaan kebutuhan , inventarisasai, pemeliharaan,
hingga ke pelaporan.32
Sesuai dengan teori menurut Barnawi dan M. Arifin, SMP Negri 1 Mlarak ada
pemegang yang khusus mengurusi bagian sarana dan prasarana sekolah yaitu oleh
Bapak Hadi Mulyo yang mana menurut hasil yang saya dapatkan bahwa SMP Negri
1 Mlarak dalam keadaan pandemi ini selalu mendata dan memeprbaiki atau mendaur
ulang sarana dan prasarna yang sekiranya sudah tidak layak pakai.
Kemudian juga dalam pengelolaan sarana dan prasarana IPS di sekolah SMP
Negri 1 Mlarak ini ada juga yang namnya Perpustakaan dimana pada perpustakaan
tersebut terdapat buku-buku tentang mata pelajaran IPS Seperti sosiologi, Geografi,
Ekonomi, Sejarah. tetapi sayangnya perpustakaan di SMP Negri 1 Mlarak sedang
dalam perbaikan karena atapnya sudah jebol.
Selain daripada perpustakaan di SMP Negri 1 Mlarak adan yang namnya alat
praga untuk menunjang pembelajaran IPS misalnya seperti globe, peta, proyektor,
dan papn tulis, dengan alat praga tersebut guru dapat dengan mudah menerangkan
materi contohnya seperti pada pembelajaran geografi maka guru membawa globe

31
Barnawi dan Arifin, 171.
32
Barnawi dan Arifin, 171.
atau peta untuk media pemebelajaranya, agar dengan begitu siswa dapat
memepergunakan imajinasinya dalam melihat peta atau globe.
Dalam muatan pebelajaran IPS itu sendiri ada banyak sekali mata pelajaran
yang harus di pelajari siswa contoh selanjutnya yaitu sejarah dengan menggunakan
media proyektor dan siswa dapat menonton ilustrasi kejadian pada masa lampau,
karena pada pada abad ini industri film banyak yang mengangkat cerita sejarah
contohnya seperti : G30S PKI, Hos Cokro Aminoto, Ahmad Yani, dan masih banyak
yang lainya. Dengan menonton ilustrasi tersebut di harapkan siswa dapat mengerti
dan memahami cerita sejarah.
Tidak hanya geografi dan sejarah saja nasih masih ada mata pelajaran yang
memeprlukan tindakan secara langsung atau secara nyata seprti pada halnya
pelajaran ekonomi dan sosilogi. Dengan adanya pembelajaran sosiologi siswa secara
tidk langsung sedang belajar tentang cara bersosial dan alat praga pada pelajaran ini
yaitu diri siswa sediri dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Selanjutnya yaitu mata pelajaran ekonomi diamana mata pelajaran ini selalu
berhubungan dengan nominal. Maka dari itu di SMP Negri Mlarak ada yang
namanya kantin sekolah yang mana di kantin sekolah ini mereka melakukan
transaksi baik itu anatara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau bahkan guru
dengan guru. tetapi dengan dengan adanya mata pelajaran ekonomi siswa lebih bijak
dalam menyikapi perekonomian yang ada di sekililingnya agar lebih waspada dan
berhati-hati.
D. Hubungan Pengeloaan Sarana Prasarana dengan Kualitas Pembelajarn Siswa
Manajemen sekolah yang efektif dan efisien digambarkan dan di lihat dengan
terpenuhinya standar-standar pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah dan
secara langsung membantu proses pembelajaran dalam sebuah sekolah.33.
Di SMP Negri 1 Mlarak merupakan SMP yang mengedepankan sarana dan
prasarana sekolah, meski kelengkapanya masih dalam standar pemerintah tetapi
dengan pengelolaan yang optimal pelan-pelan akan semakin berkembang sesuai
dengan perkembangan jaman. Seperti yang di ungkapkan oleh Dudung A. Dasuqi
dan Setyo Somantri dalam Manajemen sarana dan Prasaran sekolah menyebutkan:34
1. untuk mengantisipasi tuntutan perkemabangan dan tuntutan pembangunan yang
terjadi pada banyaknya tingkat seperti tingkat lokal, regional, bahkan global
33
Aswin Bancin dan Wildansyah Lubis, “Manajajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,” No 1,
Volume 10 (Juni 2017): 3.
34
Barnawi dan Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, 12.
sehingga pendidikan dapat menyediakan dan mengembangkan sarana dan
prasarana yang ada guna sebagai kepentingan pembangunan itu sendiri atau
untuk kelanjutan dari pembangunan yang berkesinambungan
2. semakain berkembangnya jama maka tuntutan yang di berikan kepada lembaga
pendidikan semakin beragam sehingga lembaga pendidikan atau sekolah tidak
hanya membutuhkan tenaga guru sebagai pengajar saja, melainkan juga
memerlukan berbagai macam tenaga kependidikan lain.
3. Tuntutan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tuntutan hidup
dari manusia itu sendiri mengakibatkan perlunya keseimbangan yang pasti harus
selaras dengan individu itu sendiri.
Ada banyak sekali tuntutan pada sekolah yang harus selalu meperbaharui
dalam setiap elmen dan setiap hal-hal yang berhubungan dengan pendidiakan dan
pembelajaran. Begitupun dengan SMP Negri 1 Mlarak yang selalu mengikuti
perkembangan baik itu dari segi ilmu pengetahuan atau dari segi teknologi.
Sehubungan dengan itu semua pengaruh yang di hasilkan dari adanya sarana
dan prasarana pendidikan sebagai penunjang kualitas pembelajaran adalah agar
siswa dapat lebih faham dan mengerti dalam pembelajaran terutama pada mata
pelajarn IPS. SMP Negri 1 Mlarak merupakan SMP yang kualitas pembelajaranya
baik hal ini di buktikan dengan banyaknya prestasi yang di hasilkan contohnya
seperti mengikuti lomba OSN sebanyak 5 kali dan 4 kali sampai ke provinsi dan
lomba-lomba yang di adakan di daerah Ponorogo itu sendiri.
Dengan mengikuti kompetisi maka jam kegiatan belajar-mengajar di tambah
baik itu untuk guru atau siswa. Agar siswa lebih mudah dalam memahami
pembelajaran maka guru membawa prasarana yang bisa menunjang dan
mempermudah dalam pemahaman siswa ketika belajar, menggunakan prasarana
sebagai penunjang pembeljaran merupakan kegiatan praktek seperti di lapangan bagi
siswa.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
SMP Negri 1 Mlarak dalam upaya menjamin mutu pendidikan maka selalu
mengedepankan sarana dan prasarana, maka dari itu SMP Negri 1 Mlarak sebelum
melakukan pembelian selalu mendata apa saja yang d butuhkan oleh sekolah,
kemudian dalam upaya pemenuhan ini sekolah juga selalu mengadakan rapat pleno
yang di adakan satu tahun satu kali dan ini melibatkan orang tua wali.
Dalam upaya pengadaan sarana dan prasaran pendidikan ini SMP Negri 1
Mlarak memiliki beberapa sumber dana di anatranya:
1. Dana BOSS
2. Dana Komite, dan
3. Dana Insidental
Dari dana yang disebutkan di atas itu merupakan dana yang di berikan baik
dari Orang tua Wali ataupun dari pemerintah. Dalam setiap dana yang masuk akan
ada kekurangan dan kelebihan, contohnya seperti dana BOSS kelebihan dari dana
boss jumlah yang di berikan sangat besar tetapi terkadang untuk cairnya dana telat,
kemudian juga ada dana komite yang di berikan oleh orang tua wali selama satu
tahun satu kali dengan adanya dana bisa membantu kebutuhan sekolah dalam upaya
peningkatan pembelajaran tetapi dari dana biasanya orang tua wali memberikanya
setelah panen karena mayoritas warga Mlarak sbermata pencaharian sebagi petani.
Dari hasil penelitian yang di dapat bahwa SMP Negri 1 Mlarak sudah
memenuhi standar Nasional dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasrana,
seperti adanya ruang kelas, ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, dan
ruangan yang lainya. Kemudian dari segi prasarana SMP Negri 1 Mlarak ada papan
tulis, alat musik, kursi, meja, bola (basket, volly, futsal), buku-buku di perpustakaan,
globe, peta, proyektor, layar, dan masih banyak yang lainya. Untuk penghapusan
sarana prasarana SMP Negri 1 Mlarak menunggu sampai barangnya sudah tidak bisa
di perbaiki.
Dengan adanya pengadaan sarana dan prasarana ini tentunya memiliki daya
guna yang sangat bermanfaat khususnya dalam peningkatan kualitas pembelajarn
IPS, menurut data yang di dapat bahwa dengan adanya media pembelajaran (alat
praga) siswa lebih mudah memahami mata pelajaran, dan guru tidak sulit dalam
menjelaskan pelajaran kepada siswa. Selain daripada dengan adanya sarana dan
prasarana pendidikan siswa merasa nyaman dalam belajar tanpa takut adanya sarana
atau prasrana yang rusak akibat perawatan yang kurang baik. Tetapi untungnya
untuk menjamin kualitas pembelajarran SMP Negri 1 Mlarak lebih mengedepankan
sarana dan prasraana yang berkualitas dan bukan mementingkan penampilanya saja
tetapi kualitas juga di pertimbangkan karena akan di butuhkan dalam waktu jangka
panjang.
Meningkatnya kualitas belajar yang baik ini di buktikan dengan prestasi yang
di dapat oleh siswa IPS di SMP Negri 1 Mlarak yaitu dengan mendapatkan
kesempatan menjadi juara di berbagai lomba IPS yang sudah pernah di ikuti baik itu
yang sipatnya lokal mapun Nasional.
B. Saran
Penelitian ini masih jauh dari semprna dan sangat banyak sekali kekurangan,
tetapi peneliti berharap dengan di lakukanya penelitian dan penyusunan laporan
skripsi ini di harapakan akan menjadi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya
bagi para pembaca. dan semoga menjadi ilmu yang berguna dalam pengelolaan
sarana dan prasasan pemebelajaran.
Saran dari peneliti terutama bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan dalam
pemeliharaan sarana daan prasarana baik itu yang sifatnya bergerak dan tidak
bergerak agar dapat di gunakan dari generasi ke generasi selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Bancin, Aswin, dan Wildansyah Lubis. “Manajajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,”
No 1, Volume 10 (Juni 2017).
Barnawi, dan M Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017.
Hanafi, Halid, Zainudin, dan La Adu. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV. Budi Utama,
2018.
Irawan, Irjus. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: CV.
Budi Utama, 2015.
J, Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitataif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Kalsum Nasution, Mardiah. “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil
Belajar Siswa,” No 1, Volume 11 (2017).
Kartika, Sinta, Saepul Millah, dan Husni. “Pengaruh Kualitas Sarana dan Prasarana terhadap
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” No 1, Volume
7 (2019).
Made Sedana, I. “Guru dalam Peningkatan Profesionalisme, Agen Perubahan dan Revolusi
Industri 4.0.,” No 2, Volume 5 (Agustus 2019).
Magasari, Rika. “peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” No 1, Volume 2 (Juni 2014).
Matin, dan Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Parasarana Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya. Depok: PT Rajagrafindo persada, 2018.
Setyaningsih, Sri. “Pengelolaan Sarana Prasaran Dalam Implementasi Kurikulum
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,” No 1, Volume 13 (Januari 2018).
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta, 2016.
Suryani. “Manajemen Sarana Prasarana dan Prestasi Belajar Peserta Didik,” No 2, Volume
7 (2017).
Tanjung, Nutuah. “Tafsir Ayat- Ayat Alquran Tentang Manajemen Sarana Prasarana,” No
1, Volume 2 (Juni 2017).

Anda mungkin juga menyukai