Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di
depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga
dituntut mampu menciptakan proses belajar-mengajar dimana siswa sebagai
pusatnya (student center), salah satunya adalah dengan membentuk kelompok-
kelompok kecil untuk mendiskusikan permasalahan yang akan diberikan. Dengan
cara ini siswa tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuannya karena
mendapatkan kesempatan berpikir yang cukup, tapi juga dapat mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kreatifitas, serta keterampilan
berinteraksi sosial dimana dapat menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada
siswa atas pendapatnya dan menghargai pendapat teman kelompoknya. Dengan
demikian siswa dapat lebih aktif dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya. Keberhasilan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil ini
tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya guru yang memberikan arahan-
arahan yang jelas. Untuk itu guru dituntut memiliki keterampilan memimpin
diskusi.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat,
setiap orangdihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya
pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa
ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat
diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari
pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses
pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampilan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik

1
secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan
metode diskusi kelompak dalam pelaksanaannya.
Kegiatan diskusi memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-
konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis,
percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi
dengan teman dan lingkungan sosialnya. Seorang guru yang memiliki fungsi
sebagai fasilitator, motivator serta evaluator dituntut berbagai keterampilan-
keterampilan dasar dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan untuk
memimpin diskusi kelompok kecil.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian diskusi kelompok kecil ?
2. Apa sajakah prinsip pelaksanaan diskusi kelompok kecil?
3. Komponen apa sajakah yang diperlukan untuk membimbing diskusi
kelompok kecil?
4. Apakah tujuan dan manfaat diskusi kelompok?
5. Apa sajakah keuntungan dari diskusi kelompok kecil?
6. Apa sajakah kelemahan dari diskusi kelompok kecil
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian diskusi kelompok kecil.
2. Mengetahui prinsip pelaksanan diskusi kelompok kecil.
3. Mengetahui komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
4. Mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan diskusi kelompok kecil.
5. Mengetahui keuntungan dari diskusi kelompok kecil.
6. Mengetahui kelemahan dari diskusi kelompok kecil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian diskusi kelompok kecil


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu
proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Diskusi
kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Melibatkan kelompok arang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9
orang)
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan
langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling
beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan
yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu
kesimpulan.
Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan
kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil
secara efektif dalam rangka mencapai indikator.

3
B. Prinsip Pelaksanan diskusi
1. Diskusi Hendaknya Berlangsung Dalam Iklim Terbuka
Hal ini ditandai oleh adanya kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan
menerima dan mengenal topik lebih jauh, keantusiasan berpartisipasi dan kesediaan
menghargai pendapat orang lain serta terbinanya perasaan aman dan bebas
berpendapat.
2. Kegiatan diskusi dapat berlangsung secara efektif jika didahului oleh
perencanaan dan persiapan yang matang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pemilihan topik sesuai dengan indikator khusus yang akan dicakup, minat
dan kemampuan peserta didik serta bermakn.a bagi peningkatan
kemampuan berpikirnya.
b. Perumusan, masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek atau
jawaban bermacam-macam yang berbeda hanya tingkat kebenaran, sudut
pandang dan arah peninjauannya.
c. Penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik agar
peserta didik memiliki latar belakang pengetahuan yang sama yang dapat
diIakukan dengan membaca artikel, melakukan observasi dan lain-lain.
d. Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Dalam hal ini
guru hendaknya selalu siap sebagai sumber informasi,
motivator.Sehingga dapat memberiikan penjelasan yang diperlukan dan
menyusun pertanyaan yang memotivasi peserta didik dan memahami
kesulitannya.
e. Penetapan besar kelompok peserta didik. Besar kecilnya kelompok
mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda.Karena itu hendaknya
dipertimbangkan pengalaman, kematangan dan keterampilan peserta
didik, tingkat kekompakan, intensitas minat, latar belakang pengetahuan
dan keterampilan guru memimpin diskusi.
f. Pengaturan tempat duduk, agar diupayakan anggota kelompok dapat
bertatap muka dan pemimpin diskusi berada dalam posisi yang

4
memungkinkan dapat berhadapan dengan anggota.Sehingga terpupuk
suasana kehangatan, persahabatan, keko hesivan antar peserta.
C. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan
pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan
dengan optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin
diskusi adalah:
1. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk di
kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang ditarik
membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan selingan
omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota kelompok. Kondisi
seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus segera mengatasi masalah
tersebut. Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi
dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan
guru, antara lain dengan:
a. Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya.
Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu
dengan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan.
Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa untuk tahu banyak hal
tentang topik tersebut,
b. Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat
melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut,
c. Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan
supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati,
d. Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun
pendapat-pendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan
siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil
diskusi kelompok. Berikut diberikan cara memanfaatkan gagasan siswa:

5
1) Memberikan pengakuan terhadap gagasan siswa dengan cara mengulangi
bagian penting yang diucapkan oleh siswa tersebut.
2) Memodifikasi gagasan siswa tersebut dengan cara menguraikannya
kembali.
3) Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan.
4) Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan siswa lainnya.
5) Merangkum hal-hal telah diuraikan oleh siswa di dalam kelompok.

2. Memperjelas masalah
Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota. Guru
mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut. Bila
perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda bagus untuk
berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa.Tapi apabila menurut guru
menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka guru harus
mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar. Memperjelas
ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
a. Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa
tersebut sehingga menjadi jelas,
b. Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang membantu siswa memperjelas ide yang dimaksud dan
mengembangkannya,
c. Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan
informasi, atau contoh-contoh yang tepat, sehingga semua anggota
kelompok memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep yang sedang
dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas memperperjelas yang dilakukan guru akan meningkatkan
efektivitas waktu, memperjelas masalah, dan memotivasi siswa untuk menggali lebih
dalam materi ajar tersebut. Motivasi tersebut akan terbawa pada saat siswa berdiskusi
untuk sub atau topik berikutnya.

6
3. Menganalisis pandangan siswa
Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam
mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di dalam
kelompoknya.Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.Perdebatan
menandakan iklim interaksi sudah berkembang.Namunsebagai kontrol, guru perlu
mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak menemukan jalan keluar
dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus menganalisis pendapat siswa. Apakah
pendapat atau gagasan tersebut dilandasi oleh argumentasi yang kuat. Guru juga
dapat menengahi dengan cara kembali memperjelas hal-hal yang sudah disepakati
sebelum diskusi.
4. Meningkatkan urunan siswa
Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu pendapat itu tepat
atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk saling melengkapi dan saling
mengkoreksi satu sama lain. Sehingga gagasan yang bagus dari siswa terjaring pada
diskusi kelompok dan bermanfaat bagi siswa lain di dalam kelompoknya, dengan kata
lain meningkatkan sumbangan terhadap kelompok. Untuk meningkatkan urunan
pendapat siswa guru sebagai pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpikir, sehingga memunculkan ide baru,
b. Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang
tepat. Contoh non verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau
narasi,
c. Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat.
d. Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaan-
pertanyaan  yang mengundang perbedaan pendapat,
e. Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa
diganggu oleh komentar-komentar guru.
f. Memberii dukungan nyata  terhadap pendapat siswa dengan cara
mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan komentar positif,
menampilkan mimik senang dan bangga terhadap mereka, serta menampilkan

7
sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru tersebut memberii dampak
psikologis yang  mendorong siswa menemukan gagasan baru.
5. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai
secara bersama-sama.Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau
jalannya diskusi.Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok, karena
tidak diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak punya keberanian
untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalasis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi terhadap
kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas
menyampaikan pendapat.Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok tertentu.
Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi tidak tercapai bila
diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota
kelompok. Menfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok. Upaya
yang dapat dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
a. Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa.
Bahwa dia pasti punya gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi
teman-temanya di kelompok.
b. Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara
bersamaan). Memberii kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat
pada siswa yang pendiam.
c. Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
d. Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga
suasana diskusi menjadi hidup.
e. Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa
yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah
satu pendapat, dan meyakinkan siswa dengan berbagai alas an bahwa
pendapat inilah yang paling tepat.
6. Menutup diskusi

8
Agar diskusi memberiikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah
tujuan diskusi tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup
diskusi. Aktivitas penutupan diskusi adalah:
a. Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan
menghimpun pendapat siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan
guru dengan menunjuk satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi mereka. Guru berperan sebagai narasumber yang menarik
benang merah dari apa yang disampaikan oleh siswa. Sehingga semua siswa
di kelas mendapatkan konsep yang benar.
b. Memberiikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi
berikutnya.
c. Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah
berlangsung, untuk mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka
terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi masukan berharga bagi
guru untuk merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai dengan kebutuhan
siswa.
D. Tujuan dan manfaat dari kegiatan diskusi kelompok kecil
Kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara
setiap siswa mengajukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan bersama dari diskusi yang telah dilakukan. Ada pun tujuan dan manfaat
diskusi antara lain:
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta diskusi.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan
bertanggung jawab, terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar pikiran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama

9
dalam kelompok siswa belajar mengembangkan kemampuan berpikirnya,
belajar memecahkan masalah.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri, yaitu dengan kebiasaan untuk berargumentasi
yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong
keberanian dan terbinanya rasa percaya diri siswa untuk mengajukan pendapat
maupun mencari solusi pemecahan
E. Keuntungan diskusi kelompok kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:
1. Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
2. Termotivasi oleh kehadiran teman.
3. Mengurangi sifat pemalu.
4. Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
5. Meningkatkan pemahaman diri anak.
6. Melatih sisa untuk berfikir kritis.
7. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
8. Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
F. Kelemahan diskusi kelompok kecil

1. Waktu belajar lebih panjang.


2. Dapat terjadi pemborosan waktu.
3. Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
4. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
5. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan
siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.

10
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa yang
bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi
sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil,
ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-
hal yang harus dihindari tersebut adalah:
a. Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa.
b. Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau
memberikan jawaban yang terlalu banyak.
c. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
d. Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi
atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
e. Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak penting.
f. Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam
rangka mencapai tujuan diskusi.
g. Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
h. Gagal menutup diskusi dengan efektif.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi sehingga metode diskusi
dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam membimbing diskusi kelompok kecil.
Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi
semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Untuk
itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang
memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu guru
sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya
diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi
pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan
masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang
melatar belakangi topik diskusi, serta penetapan besar anggota kelompok dan
penataan tempat duduk.
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam
memimpin diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara
lain adalah memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir
pembelajaran. Memperjelas masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan
menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan
menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
Metode diskusi kelompok kecil mempunyai kelebihan-kelebihan yang
bermanfaat untuk proses pembelajaran. Kelebihan metode diskusi kelompok kecil
antara lain kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, termotivasi oleh kehadiran teman, mengurangi sifat pemalu,
anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok, meningkatkan
pemahaman diri anak, melatih siswa untuk berfikir kritis, melatih siswa untuk
mengemukakan pendapatnya, melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri
siswa.

12
Metode diskusi kelompok kecil juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan itu antara lain adalah waktu belajar lebih panjang dan terkadang bisa
terjadi pemborosan waktu, anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif,
dominasi siswa tertentu dalam diskusi, tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran
ketika siswa kurang siap terhadap materi yang akan didiskusikan.
B. Saran
1. Seorang calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam
membimbing diskusi dalam kelompok kecil.
2. Diskusi dalam kelompok kecil seyogyanya dapat mengaktifkan siswa dan sikap
toleransi serta sifat sosial diantara mereka.

13

Anda mungkin juga menyukai