Jigsaw
Jigsaw
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini cenderung
pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan
konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran
dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru, dengan demikian suasana
pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Model pembelajaran di kelas yang semula hanya konvensional secara
monoton dan guru sebagai pusat pembelajaran. Hal ini sudah tidak sesuai dengan
perubahan paradigma pendidikan yang semula teacher centre berubah menjadi stu-
dent centre. Perubahan ini tidak hanya membawa dampak terhadap metode, aktivitas,
dan sikap ilmiah belajar siswa, akan tetapi juga terhadap cara penilaian yang berpusat
pada peserta didik.
Upaya untuk meningkatkan prestasi siswa guru harus lebih kreatif dan
membuat pembelajaran dengan lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.
Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam
pendididkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai gotong-royong.
Pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw materi yang dipelajari
biasanya berbentuk narasi tertulis dan tujuan pembelajarannya lebih diutamakan
untuk penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan. Pengajaran materi
Jigsaw biasanya berupa sebuah bab, narasi atau diskripsi yang sesuai. Para siswa
bekerja dalam sebuah tim yang heterogen, diberikan tugas membaca, memahami,
mendiskusikan dan menyampaikan materi kepada rekan yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif ?
2. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw?
4. Apa tujuan dari model pembelajaran kooperatif?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
1
4. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran kooperatif.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan
kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh
karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh
dala cooperative learing, karena mereka telah biasa melakukan
pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak
semua belajar kelompok disebut cooperative learning.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Dalam model ini,
siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam
sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakuan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus
belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling belajar dengan sesama siswa
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada pembelajaran oleh
guru.
3
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat
sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam tipe jigsaw materi yang di sajikan kepada siswa berupa teks. Masing-
masing siswa harus memahami materi yang diberikan kepadanya, serta mampu
menjelaskan kepada anggota lain dalam kelompoknya. Penilaian pada tipe jigsaw
terdiri dari penilaian pribadi dan penilaian kelompok. Nilai pribadi diperoleh dari
nilai kuis yang dikerjakan oleh siswa. Sedangkan nilai kelompok diperoleh dari skor
perkembangan nilai kuis yang diperoleh anggota kelompok
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Kegiatan yang dilakukan pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik-
topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari
permasalahan tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang
sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk
membicaran topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
5. Perhitungan skor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw adalah :
Langkah 1 : Materi pelajaran dibagi ke dalam beberapa bagian. Sebagai contoh
suatu materi dibagi menjadi 4 bagian.
Langkah 2 : Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Banyak kelompok adalah
hasil bagi jumlah siswa dengan banyak bagian materi. Misalnya dalam
kelas ada 20 siswa, maka banyak kelompok adalah 5, karena
materinya 4 bagian. Selanjutnya kepada setiap anggota dalam satu
kelompok diberikan satu bagian materi.
Langkah 3 : Anggota dari setiap kelompok yang mendapatkan materi yang sama
membentuk kelompok. Kelompok ini disebut kelompok ahli (expert
group). Banyaknya kelompok ahli ini sama dengan banyaknya bagian
4
materi. Pada kelompok ahli inilah siswa melakukan diskusi untuk
membahas materi yang menjadi tanggung jawabnya.
Langkah 4 : Setelah materi didiskusikan dan dibahas pada kelompok ahli, masing
anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya (home teams)
untuk mengajarkan kepada anggota kawan-kawannya. Karena ada 4
bagian materi, maka ada 4 orang yang mengajar secara bergantian.
Langkah 5 : Guru melakukan evaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari.
Langkah 6 : Penutup, yaitu menutup pelajaran sebagaimana biasanya.
5
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara
dan berpendapat.
4. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, menerapkan
bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dan
memperbaiki kehadiran.
5. Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar.
6. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
7. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain.
8. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat
pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran.
Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan metode Jigsaw ini adalah
untuk mengembangkan kerjatim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa
mempelajari materi secara individual.
Jigsaw dapat digunakan untuk membaca dan mendengarkan kegiatan
pemahaman dan percakapan, menggunakan tugas pembelajaran yang tepat. Fitur
metode Jigsaw membuatnya cocok untuk meningkatkan dua gol pengajaran penting
dan terkait yang berkontribusi terhadap pemahaman bacaan: mengembangkan
kesadaran metakognitif siswa, dan belajar sambil mengajar konten kepada rekan-
rekan dalam kelompok kecil.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai calon guru dapat mengetahui
secara mendalam tentang pengertian metode jigsaw, langkah-langkah dan hambatan
metode jigsaw. Serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui
pembelajaran kooperatif model pembelajaran jigsaw.