Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran  yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini cenderung
pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan
konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran
dalam kelas  yang selalu didominasi oleh guru, dengan demikian suasana
pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Model pembelajaran di kelas yang semula hanya konvensional secara
monoton dan guru sebagai pusat pembelajaran. Hal ini sudah tidak sesuai dengan
perubahan paradigma pendidikan yang semula teacher centre berubah menjadi stu-
dent centre. Perubahan ini tidak hanya membawa dampak terhadap metode, aktivitas,
dan sikap ilmiah belajar siswa, akan tetapi juga terhadap cara penilaian yang berpusat
pada peserta didik.
Upaya untuk meningkatkan prestasi siswa  guru harus lebih kreatif dan
membuat pembelajaran dengan lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.
Pembelajaran kooperatif  terutama teknik Jigsaw dianggap  cocok diterapkan dalam
pendididkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai gotong-royong.
Pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw materi yang dipelajari
biasanya berbentuk narasi tertulis dan tujuan pembelajarannya lebih diutamakan
untuk penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan. Pengajaran materi
Jigsaw biasanya berupa sebuah bab, narasi atau diskripsi yang sesuai. Para siswa
bekerja dalam sebuah tim yang heterogen, diberikan tugas membaca, memahami,
mendiskusikan dan menyampaikan materi kepada rekan yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif ?
2. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw?
4. Apa tujuan dari model pembelajaran kooperatif?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1
4. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran kooperatif.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan
kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh
karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh
dala cooperative learing, karena mereka telah biasa melakukan
pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak
semua belajar kelompok disebut cooperative learning.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Dalam model ini,
siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam
sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakuan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus
belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling belajar dengan sesama siswa
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada pembelajaran oleh
guru.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada
juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyususn
potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola
cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar
dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar

3
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat
sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam tipe jigsaw materi yang di sajikan kepada siswa berupa teks. Masing-
masing siswa harus memahami materi yang diberikan kepadanya, serta mampu
menjelaskan kepada anggota lain dalam kelompoknya. Penilaian pada tipe jigsaw
terdiri dari penilaian pribadi dan penilaian kelompok. Nilai pribadi diperoleh dari
nilai kuis yang dikerjakan oleh siswa. Sedangkan nilai kelompok diperoleh dari skor
perkembangan nilai kuis yang diperoleh anggota kelompok
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Kegiatan yang dilakukan pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik-
topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari
permasalahan tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang
sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk
membicaran topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
5. Perhitungan skor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw adalah :
Langkah 1   :   Materi pelajaran dibagi ke dalam beberapa bagian. Sebagai contoh
suatu materi dibagi menjadi 4 bagian.
Langkah 2   :  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Banyak kelompok adalah
hasil bagi jumlah siswa dengan banyak bagian materi. Misalnya dalam
kelas ada 20 siswa,  maka banyak kelompok adalah 5, karena
materinya 4 bagian. Selanjutnya kepada setiap anggota dalam satu
kelompok diberikan satu bagian materi.
Langkah 3   :  Anggota dari setiap kelompok yang mendapatkan materi yang sama
membentuk kelompok. Kelompok ini disebut kelompok ahli (expert
group). Banyaknya kelompok ahli ini sama dengan banyaknya bagian

4
materi. Pada kelompok ahli inilah siswa melakukan diskusi untuk
membahas materi yang menjadi tanggung jawabnya.
Langkah  4  :  Setelah materi didiskusikan dan dibahas pada kelompok ahli, masing
anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya (home teams)
untuk mengajarkan kepada anggota kawan-kawannya. Karena ada 4
bagian materi, maka ada 4 orang yang mengajar secara bergantian.
Langkah 5   :  Guru melakukan evaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari.
Langkah 6   :  Penutup, yaitu menutup pelajaran sebagaimana biasanya.

D. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


1. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model
struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di
samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan
sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang
dalam keterampilan sosial.

E. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

5
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara
dan berpendapat.
4. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, menerapkan
bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dan
memperbaiki kehadiran.
5. Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar.
6. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
7. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain.
8. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

Selain memmpunyai beberapa keunggulan, model pembelajaran kooperatif tipe


jigsaw juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu:
1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar
memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota
kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian
baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga
ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat,
kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi
dapat tersampaikan secara akurat.
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
4. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas
yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti
jalannya diskusi.
5. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
6. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat
pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran.
Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan metode Jigsaw ini adalah
untuk mengembangkan kerjatim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa
mempelajari materi secara individual.
Jigsaw dapat digunakan untuk membaca dan mendengarkan kegiatan
pemahaman dan percakapan, menggunakan tugas pembelajaran yang tepat. Fitur
metode Jigsaw membuatnya cocok untuk meningkatkan dua gol pengajaran penting
dan terkait yang berkontribusi terhadap pemahaman bacaan: mengembangkan
kesadaran metakognitif siswa, dan belajar sambil mengajar konten kepada rekan-
rekan dalam kelompok kecil.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai calon guru dapat mengetahui
secara mendalam tentang pengertian metode jigsaw, langkah-langkah dan hambatan
metode jigsaw. Serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui
pembelajaran kooperatif model pembelajaran jigsaw.

Anda mungkin juga menyukai