Metalia Puspitasari
Divisi Ginjal dan Hipertensi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Komplikasi Non infeksi
KOMPLIKASI PADA
PASIEN CAPD :
NON INFEKSI :
INFEKSI : • Terkait kateter
• PERITONITIS • Meningkatnya
• INFEKSI EXIT SITE tekanan intra
• INFEKSI TUNNEL abdomen
• Terkait proses dialisis
• Komplikasi metabolik
KOMPLIKASI PADA
PASIEN CAPD :
jarang terjadi
insidensi : ~ 1% dari pasien
CAPD Penanganan :
1. Dilakukan eksplorasi
bedah
Penilaian :
2. Pencabutan kateter
1. Timbul rasa sakit
3. Pemberian antibiotika
2. Mual , muntah
3. Perut menjadi kaku
PERDARAHAN
jarang terjadi
biasanya terjadi di exit site
akibat trauma Penanganan :
Hernia Hydrothorax
Kebocoran cairan
• Biasanya terjadi pada awal PD
• penyebab :
– Penyembuhan luka yang tidak baik (diabetes, orang tua,
malnutrisi dan riwayat pemakaian steroid)
– Hernia
– Pasien obese
– Riwayat Pembedahan di daerah abdomen
Penanganan
Penilaian 1. PD dihentikan sementara
1. Edema skrotum 2. Scan abdomen
2. Volume drain berkurang 3. Reparasi bedah
3. Berat badan bertambah 4. HD sampai luka sembuh
4. Rasa nyeri (sekitar 4 minggu)
5. Dimulai dengan pertukaran
volume yang sedikit
Kebocoran pada dinding abdomen dan
perikateter
Insidensi jarang, tetapi lebih sering daripada hernia
Penilaian
1. Tiba-tiba ukuran pinggang
bertambah
2. Edema abdomen
3. Berat badan bertambah
Penanganan
4. Tidak ada edema di tempat 1. CAPD dihentikan sementara
lain 2. USG, CT Scan, MRI
3. Surgical repair
4. Sementara HD sampai luka
sembuh (4 minggu)
Kebocoran peri kateter
Penilaian penanganan
1. Edema subkutan 1. hentikan CAPD 24-48 jam HD.
2. Kenaikan BB 2. CT scan
Dapat terjadi :
– Pada awal PD
– Beberapa bulan /tahun
Penanganan
• Thoracocentesis
• Pleurodesis
• HD
• Diagnosis
– Bengkak pada abdomen setelah latihan fisik atau batuk,
mengedan
– CT scan abdomen
– Scanning dengan gamma camera
Hernia
Penyebab: Penanganan :
1. defek anatomi kongenital 1. CAPD hentikan sementara,
2. volume dialisat dengan HD
jumlah yang banyak 2. Dimulai dengan volume yang
3. riwayat hernia kecil
4. riwayat pembedahan 3. Surgical repair
4. Tunggu 4-8 minggu pasca
jenis hernia : operasi
1. Umbilikal
2. Inguinal
3. Insisional, termasuk di
tempat kateter Umbilical
hernia
Masalah terkait kateter yang menyebabkan
volume drain berkurang (kegagalan outflow)
Obstruksi
Entrapment
Malposisi
Obstruksi
Penilaian : Penanganan :
Inflow/outflow tersendat 1. Cegah konstipasi
menyebabkan perpindahan
cairan tidak efisien - Diet, OR, pencahar
Penilaian:
• Inflow baik, outflow baik kemudian secara tiba-tiba berhenti
• Diagnosis: Peritoneography
Penyebab : Penanganan :
Migrasi 1. Perubahan posisi pasien
ketika drain
Penilaian : 2. KUB – untuk melihat
posisi kateter
1. Posisi saat outflow
3. Fluorosopic
2. Evaluasi pasien untuk
rasa nyeri 4. Partial omentectomy
3. Drainage tidak komplit – 5. Replacement
volume diukur
Komplikasi terkait Dialisis
Rasa penuh
Nyeri abdomen
Nyeri bahu
overload cairan
Dehidrasi
Gangguan Elektrolit
Darah dalam effluen
Perut terasa penuh
Penilaian : Penanganan:
1. Evaluasi kapan pasien 1. Naikkan volume cairan
merasa discomfort secara gradual
2. Edukasi pasien untuk:
• Makan sering dengan
posrsi kecil
• Makan saat drain
• Gunakan baju yang
longgar
Nyeri Abdomen
Penyebab :
Penanganan :
1. Kecepatan aliran dialisat
terlalu cepat 1. Lambatkan kecepatan
2. Cairan dengan tonisitas aliran dialisat
tinggi 2. Hindari penggunaan
3. Cairan dengan pH rendah cairan dialisat dengan
4. Cairan dingin tonisitas tinggi
5. Kostipasi 3. Perubahan posisi
6. Infeksi- peritonitis
Nyeri Bahu
Penyebab : Penanganan :
1. Udara dalam rongga 1. Keluarkan udara dari
peritoneal tubing sebelum inflow
2. Tekanan cairan dialisat 2. Tutunkan kecepatan
inflow
3. Bila perlu berikan
analgetik
Komplikasi Infeksi
PENDAHULUAN :
PERITONEAL DIALYSIS
INFECTION
EXIT-SITE
AND PERITONITIS
TUNNEL INFECTION
Infeksi Tunnel :
• Erythema
•Edema atau nyeri tekan di
sepanjang taunnel
• seringkali tidak tampak USG
Infeksi ‘Exit
Exit--site’ akut :
• Nyeri
• Bengkak
• Tampak merah dengan diameter
erythema >13 mm
• Jaringan granulasi yang
berlebihan
• Mudah berdarah bila
dipegang
• Tampak disekitar exit
dan/atau tampak pada sinus
yang terbentuk
• Drainase
– Purulent dan/atau darah
– mengeluarkan eksudat yang
menyebabkan ‘balutan’
senantiasa basah
• Krusta atau keropeng disekitar
exit-site/sinus
ANTIBIOTIK DOSIS
Amoxicillin 250-500 mg b.i.d
Cephalexin 500 mg b.i.d to t.i.d
Ciprofloxacin 250 mg b.i.d
Clarithromycin 500 mg loading dose, then 250 mg b.i.d or
q.d
Dicloxacillin 500 mg q.i.d
Erythromycin 500 mg q.i.d
Flucloxacillin 500 mg q.i.d
Fluconazole 200 mg q.d.for 2 days, then 100 mg q.d
Flucytocine 0.5-1 g/day titrated to response and
serum trough level (25-50µg/mL)
Isoniazid 200-300 mg q.d
ANTIBIOTIK DOSIS
Linezolid 400-600 mg b.i.d
Metronidazole 400 mg t.i.d
Moxifloxacin 400 mg daily
Ofloxacin 400 mg first day, then 200 mg q.d
Pyrazinamide 25-35 mg/kg 3 times per week
Rifampicin 450 mg q.d for < 50 kg
600 mg q.d. for >50 kg
Trimethoprim/sulfamethoxazole 80/400 mg q.d
Hipoalbuminemia
insufisiensi Vitamin D
Depresi
‘Connection methodology’
‘Technique errors’
Hipokalemia
Pemakaian antibiotik yang lama
Prosedur medis
Konstipasi
Kolonisasi ‘Exit-site’ dan infeksi
Paparan dengan binatang peliharaan
Evaluasi perbaikan klinis, ulangi pemeriksaan hitung sel cairan limbah dialisat
dan kultur pada hari ke 3 - 5
Evaluasi perbaikan klinis, ulang pemeriksaan hitung sel cairan limbah dialisat
dan kultus pada hari ke 3 - 5
Evaluasi perbaikan klinis, ulangi pemeriksaan hitung sel cairan limbah dialisat
dan kultur pada hari ke 3 - 5
Lanjutkan antibiotik
minimal sampai 14 hari
setelah kateter dicabut
Perit Dial Int 2010;30:393-423; Konsensus Dialisis 2012
Algoritme tatalaksana peritonitis akibat Pseudomonas
Hasil kultur : Pseudomonas
Lainnya Stenotropomas
E. coli, Proteus, Klebsiella, dan lain-lain
Evaluasi adanya perbaikan klinis, ulang Evaluasi adanya perbaikan klinis, ulang
Pemeriksaan hitung sel cairan limbah Pemeriksaan hitung sel cairan limbah
Dialisat dan kultur pada hari ke- 3-5 Dialisat dan kultur pada hari ke- 3-5
Perbaikan klinis (gejala Tidak ada perbaikan klinis Perbaikan klinis (gejala
membaik; kantung jernih) : dalam 5 hari dengan antibiotik membaik; kantung jernih) :
• Lanjutkan antibiotik; yang adekuat (gejala menetap;
• Lanjutkan antibiotik;
• Lama terapi : 14 - 21 hari cairan dialisat tetap keruh) :
• Lama terapi : 14 - 28 hari
Cabut kateter
• Rekuren :
• Bila terjadi episode peritonitis dalam 4 minggu setelah
terapi tetapi dengan organisme berbeda
• Relaps :
• Bila terdi episode peritonitis dalam 4 minggu setelah terapi
tetapi dengan organisme yang sama atau 1 episode steril
• Berulang :
• Episode peritonitis yang terjadi setelah lebih dari 4 minggu
terapi dengan organisme yang sama
• Refrakter :
Cairan dialisat gagal menjadi jernih setelah 5 hari terapi
antibiotik yang adekuat
• Peritonitis refrakter
• Peritonitis relaps
• Infeksi exit-site dan tunnel yang refrakter
• Peritonitis jamur
• Dipertimbangkan pada :
– Peritonitis berulang
– Peritonitis mikobakterium
– Peritonitis disebabkan organisme multipel