Askep Polio Dan Tetanus (Kelompok 4)
Askep Polio Dan Tetanus (Kelompok 4)
Kmb ii
Askep polio dan tetanus
KELOMPOK 4
KEPERAWATAN IV A
JURUSAN KESEHATAN
T/A 2019/2020
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
penyertaannya Kami boleh menyelesaikan Makalah KMB II Tentang Asuhan Keperawatan
Polio dan Tetanus.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Untuk mengetahui Askep Polio dan
Tetanus.
Dalam pembuatan Makalah ini, Jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................5
1.2 PERUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
KONSEP TEORI.............................................................................................................................7
2.1 DEFINISI...............................................................................................................................7
2.2 ETIOLOGI........................................................................................................................7
2.3 PATOFISIOLOGI.............................................................................................................7
2.4 MANIFESTASI KLINIK.................................................................................................8
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................................................9
2.6 PENATALAKSANAAN.......................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PROSES KEPERAWATAN.........................................................................................................11
3.1 PENGKAJIAN POLIO........................................................................................................11
3.2 PENGKAJIAN TETANUS..................................................................................................13
3.3 DIAGNOSIS POLIO...........................................................................................................16
3.3 DIAGNOSIS TETANUS.....................................................................................................16
3.4 PERENCANAAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian polio dan tetanus
4
6. Untuk mengetahui penalaksanaan polio dan tetanus
5
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 DEFINISI
1. Polio merupakan penyakit kelumpuhan yang disebabkan oleh infeksi virus yang bisa
dicegah dengan pemberian vaksinasi dan suatu penyakit demam akut yang disebabkan
virus polio. Kerusakan pada motor neuron medulla spinalis dapat mengakibatkan
kelumpuhan yang bersifat flaksid, sehingga nama lain polio mielitis adalah invantile
paralysis, acute anterior polio melitis.
2. Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman closetridium tetani
bermanifestasi dengan kenjang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh
badan dan penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena
mempengaruhi system urat saraf dan otot.
2.2 ETIOLOGI
1. Polio disebabkan oleh enterovirus. Enterovirus adalah virus RNA yang termasuk
family picornaviridae. Subkelompok entero virus asli koksaki virus, ekovirus,
dan poliovirus dibedakan oleh pengaruhnya pada biakan jaringan dan binatang.
2. Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh
gendering berspora, golongan gram positif, hidup an aerob. Kuman ini
mnegeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-
mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya
tetanus ini terutama oleh close tiridium tetani yang didukung oleh adanya luka
yang dalam dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi :
a. Umur tua atau anak-anak
b. Luka yang dalam dan kotor
c. Belum terimunisasi
2.3 PATOFISIOLOGI
1. Virus polio dan penyakit paralisis lain disebabkan oleh entero virus non polio karena
penghancuran seluler langsung. Cedera sekunder mungkin karena mekanisme
imunologis. Gejala-gejala lain disebabkan oleh lisis virus sel hospes termasuk penyakit
6
neonates tersebar, meningitis aseptik, ensefalitis, dan penyakit saluran pernafasan akut.
Pada polio, lesineuron terjadi :
1. Medulla spinalis
2. Medulla
3. Serebellum
4. Otak tengah
5. Talamus dan hipotalamus
6. Palidum
7. Korteks serebri
Gangguan ini mungkin karena respon radang terhadap antigen virus atau cedera jaringan
akibat virus. Rangkaian RNA enterovirus telah diperagakan pada jaringan jantung dari
penderita dengan kardiomiopati, tetapi hubungan sebab akibat belum ditegakkan.
Sakit demam singkat terjadi dengan satu atau lebih gejala-gejala berikut : Malaise, anoreksia,
mual, muntah, nyeri kepala, dan nyeri perut.
Gejala-gejala seperti gejala polio absortif, kecuali bahwa nyeri kepala, mual, dan muntah lebih
parah dan ada nyeri dan kekuatan otot leher posterior, badan dan tungkai.
c.Polio paralitik
Gejala-gejala ini dapat disertai dengan jeda tanpa gejala beberapa hari dan kemudian pada
puncak berulang dengan paralisis.
Infeksi ini sangat lazim dan spektrum penyakit adalah mudah berubah. Karena banyak hubungan
klinik viriologi dan didasarkan pada jumlah kasus yang terbatas dan sering tanpa gejala dalam
saluran cerna, beberapa dari penyakit yang diamati secara bersamaan ditemukan virus mungkin
tidak mempunyai hubungan sebab akibat.
7
a. Badan kaku dengan epistotonus
b. Tesserologi
Berguna untuk menegakkan diagnosis apabila sampel klinis pertama diambil sedini
mungkin pada waktu seseorang diduga terkena infeksi polio.
c.Genomic sequencing
Berguna untuk menentukan tipe virus polio, apakah dari straim liar atau berasal dari
strain vaksin.
2.) a. Pemeriksaan fisik : Adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang
2.6 PENATALAKSANAAN
1.) a. Polio absoratif
- Diet adekuat
- Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya dicegah aktivitas yang berlebihan.
- Selain diberi analgetika dan sedatife dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15-
30 menit, setiap 2-4 jam.
c. Polio paralitik
8
- Perawatan di RS
- Istirahat total
- Visuoterapi
d. Polio ansintomatis
- Tidak perluh perawatan. Polio ini diatasi dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala
kelainan aktivitas dapat dimulai lagi.
2. ) a. Umum
Tetanus merupakan keadaan darurat, sehingga perawatan dan pengobatan harus segera diberikan
:
b. Pembedahan
- Probelema pernafasan
1. PENGKAJIAN
Upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, social maupun
spiritual.
a. 11 Pola Gordon
9
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan Persepsi
terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun
tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2. Pola Nurtisi Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit Nafsu
makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan
kesukaan.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit Kebiasaan
defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan,
infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan
berhubungan satu sama lain Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat
kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan
alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat
penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya
terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya
ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang
lain). Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk
mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan
bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan
penglihatan,pendengaran, persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.
10
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
penggunaan obat, mengeluh letih
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri
sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga
sebagai mahkluk biopsiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic
Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri,
kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj
berdaya,gugup/relaks
8. Pola Peran dan Hubungan .
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya
rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitas Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system
pendukung Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap
tingkat stress.
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual.
Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang
11
lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan
dalam agama selama sakit.
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan merupakan
penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan aktual/potensial/proses kehidupan.
2. Intervensi Keperawatan
Merupakan tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari
tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.
3. Evaluasi Keperawatan
12
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
a. Identitas pasien
Nama : Tn. B
Usia : 40 Tahun
Agama : Kristen
MRS : 03-03-2021
Diagnosa : Polio
Nama : Tn. P
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SLTA/Wiraswasta
1. RIWAYAT KESEHATAN
13
a. Keluhan Utama
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang yaitu Polio
Klien tiba-tiba merasa lemas serta panas, disertai pusing hingga sekarang tidak mampu berdiri
dan berjalan
Keluarga tampak merasa cemas karena klien belum pernah mendapatkan vaksin sebelumnya,
persepsi keluarga tentang penyakit ini karena cobaan Tuhan.
Sebelum sakit :
Normal
Selama sakit :
Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas dengan baik, tetapi setelah sakit klien suli
melakukan aktivitas karena merasa lemas.
d.Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
14
Selama sakit :
BAB : Konstipasi
Sebelum sakit :10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam
Selama sakit : Pasien mengalami perubahan pada interaksi aktivitas meningkat tetapi
terganggu.
i.Pola Seksualitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny.S
Usia : 56 Tahun
15
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
MRS : 03-03-2021
Diagnosa : Tetanus
Nama : Tn. H
Umur : 58 Tahun
Pendidikan : SLTA/Petani
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Sebelumnya klien pernah mengalami luka robek dikaki akibat terkena patahan kayu yang tajam.
Klien datang di RS dengan keluhan kejang-kejang, keluarga klien mengtakan pasien kejang
beserta panas sejak 1 minggu yang lalu, kejang dirasakan semakin hebat, sejak 2 hari terakhir
dan nyeri pada area kaki.
16
2.Pengkajian Pola Gordon
Klien merasa bahwa dia dapat mengatasi hal-hal yang mempengaruhi kesehatannya.
Sebelum sakit :
Normal
Selama sakit :
Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas dengan baik, tetapi setelah sakit klien suli
melakukan aktivitas karena merasa lemas.
d.Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Selama sakit :
BAB : Konstipasi
Sebelum sakit :10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam
17
h.Pola peran dan hubungan
Selama sakit : Pasien mengalami perubahan pada interaksi aktivitas meningkat tetapi
terganggu.
i.Pola Seksualitas
Referensi : PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Referensi : PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
18
3.4 PERENCANAAN
19
Kaloborasi :
2. - kaloborasi pemberian
medikasi sebelum makan
TERMOREGULASI -kaloborasi dengan ahli gizi
(L.14134) untuk menentukan jumblah
Setelah di kakukan intervensi kalori dan jenis nutrient yang di
keperawatan selama 3 hari butuhkan, jika perlu
Termoregulasi membaik dengan
kriteria hasil :
- Kejang menurun (5) MANAJEMEN
- Suhu tubuh membaik HIPERTERMIA
(5) (I.15506)
- Suhu kulit membaik Tindakan :
(5) Observasi
- Identifikasi
penyebab
hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar
elektrolit
- Monitor haluaran
urin
- Monitor komplikasi
Hipertermia (D.0130) akibat hipertermia
DEFINISI Terapeutik
Suhu tubuh - Sediakan lingkungan
meningkat diatas yang dingin
rentang normal tubuh. - Longgarkan atau
lepaskan pakaian
PENYEBAB - Basahi dan kipasi
Proses penyakit permukaan tubuh
(Mis.Infeksi) - Berikan cairan oral
TANDA DAN - Ganti linen setipa
GEJALA hari atau lebih sering
- Suhu tubuh diatas jika mengalami
nilai normal hiperhidrosis
- Pasien kejang - Lakukan
- Kulit terasa pendinginan
hangat eksternal
- Hindari pemberian
20
KONDISI KLINIS antiperetik atau
TERKAIT aspirin
Proses infeksi - Berikan oksigen jika
perluh
Edukasi
- Anjurkan tira baring
Kolaborasi :
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intervena jika
perluh
21
berkaitan dengan (5)
kerusakan jaringan Meringis menurun (5) a. Observasi
aktual atau Sikap protektif menurun - Identifikasi lokasi,
fungsional, dengan (5) karakteristik, durasi,
onset mendadak atau Gelisa menurun (5) frekuensi, kualitas,
lambat dan Ketegangan otot menurun intensitas nyeri.
berintensitas ringan (5) - Identifikasi skala nyeri
hingga berat yang Kesulitan tidur menurun - Identifikasi respon nyeri
berlangsung kurang (5) non verbal
dari 3 bulan. Nafsu makan membaik - Identifikasi factor yang
(5) memperberat dan
PENYEBAB Pola tidur membaik (5) memperingan nyeri
Agen pencedera - Identifikasi pengetahuan
fisiologis dan keyakinan tentang
(Mis.Inflamasi) nyeri
- Identifikasi pengaruh
TANDA DAN budaya terhadap respon
GEJALA nyeri
Pasien mengeluh nyeri - Identifikasi pengaruh
dibagian kaki. nyeri pada kualitas
Tampak meringis hidup
Bersikap protektif - Monitor keberhasilan
Gelisa terapi komplementer
Sulit tidur yang sudah diberikan
Nafsu makan berubah - Monitor efek samping
penggunaan analgetik
KONDISI KLINIS b. Terapeutik
TERKAIT - Berikan teknik non
Infeksi farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan
yang meperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
c. Edukasi
22
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
2. Hipertermia (D.0130) mengurangi rasa nyeri
DEFINISI d. Kolaborasi
Suhu tubuh - Kolaborasi Pemberian
meningkat diatas analgetik, jika perluh
rentang normal tubuh.
TERMOREGULASI
PENYEBAB (L.14134) MANAJEMEN
Proses penyakit Setelah di kakukan intervensi HIPERTERMIA
(Mis.Infeksi) keperawatan selama 3 hari (I.15506)
TANDA DAN Termoregulasi membaik dengan Tindakan :
GEJALA kriteria hasil : Observasi
- Pasien kejang - Kejang menurun (5)
- Identifikasi
- Suhu tubuh diatas - Suhu tubuh membaik
penyebab
nilai normal (5)
hipertermia
- Kulit terasa - Suhu kulit membaik
- Monitor suhu tubuh
hangat (5)
- Monitor kadar
elektrolit
KONDISI KLINIS - Monitor haluaran
TERKAIT urin
Proses infeksi - Monitor komplikasi
akibat hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
23
- Ganti linen setipa
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhidrosis
- Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antiperetik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
perluh
Edukasi
- Anjurkan tira baring
Kolaborasi :
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intervena jika
perluh
24
25
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
https://www.academia.edu>asuhankeperawatantetanus
https://www.scribd.asuhankeperawatanpolio
26
27
28
29
30