Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Kmb ii
Askep polio dan tetanus

KELOMPOK 4

DELVI O PASARIBU (1901011)

APRILIA KAKOTI (190121)

GABRIElla waluba (1901022)

Prisilia onas (1901023)

KEPERAWATAN IV A

JURUSAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK NUSA UTARA

T/A 2019/2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
penyertaannya Kami boleh menyelesaikan Makalah KMB II Tentang Asuhan Keperawatan
Polio dan Tetanus.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Untuk mengetahui Askep Polio dan
Tetanus.

Dalam pembuatan Makalah ini, Jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.

Penulis

Tahuna, 03 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................5
1.2 PERUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
KONSEP TEORI.............................................................................................................................7
2.1 DEFINISI...............................................................................................................................7
2.2 ETIOLOGI........................................................................................................................7
2.3 PATOFISIOLOGI.............................................................................................................7
2.4 MANIFESTASI KLINIK.................................................................................................8
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................................................9
2.6 PENATALAKSANAAN.......................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PROSES KEPERAWATAN.........................................................................................................11
3.1 PENGKAJIAN POLIO........................................................................................................11
3.2 PENGKAJIAN TETANUS..................................................................................................13
3.3 DIAGNOSIS POLIO...........................................................................................................16
3.3 DIAGNOSIS TETANUS.....................................................................................................16
3.4 PERENCANAAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Polio merupakan (Keluarga picomavirade), sering disingkat sebagai “polio” adalah virus
yang paling ditakuti abad ke-20 didunia yang menghasilkan permulaan program inisiatif
global untuk pemberantasan polio pada tahun 1988. Sebagian polio positif yang diakibatkan
oleh entorevirus RNA ini dikenal dengan kemampuannya untuk mempengaruh sebuah
bagian dari sumsum tulang belakang, dan mengakibatkan terjadinya acute flaccid paralysis
(AFP) atau dapat menyebabkan kematian jika otot pernapasan atau tenggorokan mendapat
lumpuh tetapi untungnya tidak banyak kasus yang terjadi.

Tetanus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi diseluruh dunia.


Diperkirakan angka kejadian pertahunnya sekitar 1 juta kasus dengan tingkat mortalias yang
berkisar dari 6%-60%. Selama 30 tahun terakhir, hanya terdapat 9 penelitian RCT mengenai
pencegahan dan tatalaksana tetanus. Di Indonesia, tetanus masih menjadi salah satu dari 10
besar penyebab kematian pada anak, meskipun insiden tetanus saat ini sudah menurun,
namun kisaran tertinggi angka kematian mencapai 60%.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian polio dan tetanus ?

2. Apa etiologi dari polio dan tetanus ?

3. Apa patofisiologi dari polio dan tetanus ?

4. Apa manifestasi klinis dari polio dan tetanus ?

5. Apa pemeriksaan penunjang dari polio dan tetanus ?

6. Apa penatalaksanaan dari polio dan tetanus?

7. Apa asuhan keperawatan dari polio dan tetanus ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian polio dan tetanus

2. Untuk mengetahui etiologi polio dan tetanus

3. Untuk mengetahui patofisiologi polio dan tetanus

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis polio dan tetanus

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang polio dan tetanus

4
6. Untuk mengetahui penalaksanaan polio dan tetanus

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan polio dan tetanus.

5
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 DEFINISI

1. Polio merupakan penyakit kelumpuhan yang disebabkan oleh infeksi virus yang bisa
dicegah dengan pemberian vaksinasi dan suatu penyakit demam akut yang disebabkan
virus polio. Kerusakan pada motor neuron medulla spinalis dapat mengakibatkan
kelumpuhan yang bersifat flaksid, sehingga nama lain polio mielitis adalah invantile
paralysis, acute anterior polio melitis.
2. Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman closetridium tetani
bermanifestasi dengan kenjang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh
badan dan penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena
mempengaruhi system urat saraf dan otot.

2.2 ETIOLOGI
1. Polio disebabkan oleh enterovirus. Enterovirus adalah virus RNA yang termasuk
family picornaviridae. Subkelompok entero virus asli koksaki virus, ekovirus,
dan poliovirus dibedakan oleh pengaruhnya pada biakan jaringan dan binatang.
2. Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh
gendering berspora, golongan gram positif, hidup an aerob. Kuman ini
mnegeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-
mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya
tetanus ini terutama oleh close tiridium tetani yang didukung oleh adanya luka
yang dalam dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi :
a. Umur tua atau anak-anak
b. Luka yang dalam dan kotor
c. Belum terimunisasi

2.3 PATOFISIOLOGI
1. Virus polio dan penyakit paralisis lain disebabkan oleh entero virus non polio karena
penghancuran seluler langsung. Cedera sekunder mungkin karena mekanisme
imunologis. Gejala-gejala lain disebabkan oleh lisis virus sel hospes termasuk penyakit

6
neonates tersebar, meningitis aseptik, ensefalitis, dan penyakit saluran pernafasan akut.
Pada polio, lesineuron terjadi :
1. Medulla spinalis
2. Medulla
3. Serebellum
4. Otak tengah
5. Talamus dan hipotalamus
6. Palidum
7. Korteks serebri

Gangguan ini mungkin karena respon radang terhadap antigen virus atau cedera jaringan
akibat virus. Rangkaian RNA enterovirus telah diperagakan pada jaringan jantung dari
penderita dengan kardiomiopati, tetapi hubungan sebab akibat belum ditegakkan.

2. Suasana yang memungkinkan organism an aerob berploriferasi dapat disebabkan


berbagai keadaan antara lain
a. Luka tusuk dalam
b. Luka karena kecelakaan kerja
c. Luka ringan seperti luka gores

2.4 MANIFESTASI KLINIK


a. Polio absortif

Sakit demam singkat terjadi dengan satu atau lebih gejala-gejala berikut : Malaise, anoreksia,
mual, muntah, nyeri kepala, dan nyeri perut.

b. Polio non aparalitik

Gejala-gejala seperti gejala polio absortif, kecuali bahwa nyeri kepala, mual, dan muntah lebih
parah dan ada nyeri dan kekuatan otot leher posterior, badan dan tungkai.

c.Polio paralitik

Gejala-gejala ini dapat disertai dengan jeda tanpa gejala beberapa hari dan kemudian pada
puncak berulang dengan paralisis.

d.Infeksi Entero virus non polio

Infeksi ini sangat lazim dan spektrum penyakit adalah mudah berubah. Karena banyak hubungan
klinik viriologi dan didasarkan pada jumlah kasus yang terbatas dan sering tanpa gejala dalam
saluran cerna, beberapa dari penyakit yang diamati secara bersamaan ditemukan virus mungkin
tidak mempunyai hubungan sebab akibat.

7
a. Badan kaku dengan epistotonus

b. Tungkai dalam ekstensi

c. Lengan kaku dan tangan mengepal

d. Biasanya kesadaran tetap baik

e. Serangan timbul proksimal dan dapat dicetuskan

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. ) a. Pengambilan sampel

Sampel dapat diambil dari feses, pharynx, atau cairan serebprospinal.

b. Tesserologi

Berguna untuk menegakkan diagnosis apabila sampel klinis pertama diambil sedini
mungkin pada waktu seseorang diduga terkena infeksi polio.

c.Genomic sequencing

Berguna untuk menentukan tipe virus polio, apakah dari straim liar atau berasal dari
strain vaksin.

2.) a. Pemeriksaan fisik : Adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang

b. Pemeriksaan darah leukosit

c. Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmia ventrikuler

2.6 PENATALAKSANAAN
1.) a. Polio absoratif

- Diberikan analgetik dan sedative

- Diet adekuat

- Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya dicegah aktivitas yang berlebihan.

b. Polio non paralitik

- Sama seperti absoratif

- Selain diberi analgetika dan sedatife dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15-
30 menit, setiap 2-4 jam.

c. Polio paralitik

8
- Perawatan di RS

- Istirahat total

- Selama fase akut kebersihan mulut dijaga

- Visuoterapi

d. Polio ansintomatis

- Tidak perluh perawatan. Polio ini diatasi dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala
kelainan aktivitas dapat dimulai lagi.

2. ) a. Umum

Tetanus merupakan keadaan darurat, sehingga perawatan dan pengobatan harus segera diberikan
:

a. Netralisasi toksin dengan injeksi


b. Sedativa-terapi relaksan
c. Agen anti cemas
d. Beta-adrenergik blocker
e. Penanggulangan kejang
f. Pengaturan keseimbangan
g. Cairan dan elektrolit
h. Terapi fisik untuk mencegah kontraktur

b. Pembedahan

- Probelema pernafasan

- Debridemen atau anputasi pada lokasi infeksi yang tidak terdeteksi.

2.7 KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, social maupun
spiritual.

a. 11 Pola Gordon

9
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan Persepsi
terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun
tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2. Pola Nurtisi Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit Nafsu
makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan
kesukaan.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit Kebiasaan
defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan,
infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan
berhubungan satu sama lain Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat
kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan
alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat
penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya
terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya
ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang
lain). Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk
mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan
bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan
penglihatan,pendengaran, persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.

10
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
penggunaan obat, mengeluh letih
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri
sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga
sebagai mahkluk biopsiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic
Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri,
kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj
berdaya,gugup/relaks
8. Pola Peran dan Hubungan .
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya
rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitas Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system
pendukung Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap
tingkat stress.
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual.
Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang

11
lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan
dalam agama selama sakit.

1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan merupakan
penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan aktual/potensial/proses kehidupan.
2. Intervensi Keperawatan

Merupakan tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari
tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.

3. Evaluasi Keperawatan

Adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah di tentukan,


untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses.

12
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN POLIO


1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Tn. B

Usia : 40 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Suku bangsa : Sangihe

Alamat : Apeng sembeka

Agama : Kristen

MRS : 03-03-2021

Jam MRS : 16:00 Wita

Diagnosa : Polio

b. identitas Penanggung jawab :

Nama : Tn. P

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pendidikan : SLTA/Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Anak klien

1. RIWAYAT KESEHATAN

13
a. Keluhan Utama

Klien merasa lemas di sekujur tubuhnya

b. Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang yaitu Polio

c.Riwayat penyakit Sekarang

Klien tiba-tiba merasa lemas serta panas, disertai pusing hingga sekarang tidak mampu berdiri
dan berjalan

d.Riwayat penyakit keluarga

Keluarga klien tidak memiliki penyakit polio

2.Pengkajian Pola Gordon

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga tampak merasa cemas karena klien belum pernah mendapatkan vaksin sebelumnya,
persepsi keluarga tentang penyakit ini karena cobaan Tuhan.

b.Pola nutrisi metabolic

Sebelum sakit :

Normal

Selama sakit :

Nafsu makan berkurang

c.Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas dengan baik, tetapi setelah sakit klien suli
melakukan aktivitas karena merasa lemas.

d.Pola Eliminasi

Sebelum sakit :

BAB : Normal 1 kali sehari, Warna kecoklatan, tekstur lunak.

BAK : Normal, warna kuning aromatik

14
Selama sakit :

BAB : Konstipasi

BAK : Normal, warna kuning, aromatic

e.Pola Istirahat tidur

Sebelum sakit :10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam

Selama sakit : Sering terbangun

f.Pola kognitif persepsi

Klien merasa khawatir akan kesembuhannya.

g.Pola persepsi diri

Klien mampu menampakkan konsep dirinya

h.Pola peran dan hubungan

Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga, teman dan lingkungan baik.

Selama sakit : Pasien mengalami perubahan pada interaksi aktivitas meningkat tetapi
terganggu.

i.Pola Seksualitas

Klien masih bisa berhubungan seksual dengan baik.

j.Pola manajemen koping stress

Klien masih mampu mengendalikan stresnya.

k.Pola nilai dan keyakinan

Klien rajin dalam beribadah

3.2 PENGKAJIAN TETANUS


1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Ny.S

Usia : 56 Tahun

15
Jenis kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Sangihe

Alamat : Apeng sembeka

Agama : Islam

MRS : 03-03-2021

Jam MRS : 16:00 Wita

Diagnosa : Tetanus

b. identitas Penanggung jawab :

Nama : Tn. H

Umur : 58 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pendidikan : SLTA/Petani

Hubungan dengan klien : Suami

1. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama

Klien mengalami kejang-kejang

b. Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya klien pernah mengalami luka robek dikaki akibat terkena patahan kayu yang tajam.

c.Riwayat penyakit Sekarang

Klien datang di RS dengan keluhan kejang-kejang, keluarga klien mengtakan pasien kejang
beserta panas sejak 1 minggu yang lalu, kejang dirasakan semakin hebat, sejak 2 hari terakhir
dan nyeri pada area kaki.

d.Riwayat penyakit keluarga

Keluarga klien tidak memiliki penyakit tetanus.

16
2.Pengkajian Pola Gordon

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien merasa bahwa dia dapat mengatasi hal-hal yang mempengaruhi kesehatannya.

b.Pola nutrisi metabolic

Sebelum sakit :

Normal

Selama sakit :

Nafsu makan berkurang

c.Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas dengan baik, tetapi setelah sakit klien suli
melakukan aktivitas karena merasa lemas.

d.Pola Eliminasi

Sebelum sakit :

BAB : Normal 1 kali sehari, Warna kecoklatan, tekstur lunak.

BAK : Normal, warna kuning aromatik

Selama sakit :

BAB : Konstipasi

BAK : Normal, warna kuning, aromatic

e.Pola Istirahat tidur

Sebelum sakit :10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam

Selama sakit : Sering terbangun

f.Pola kognitif persepsi

Klien sebelum sakit tidak ada gangguan persepsi sensori.

g.Pola persepsi diri

Klien mampu menampakkan konsep dirinya

17
h.Pola peran dan hubungan

Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga, teman dan lingkungan baik.

Selama sakit : Pasien mengalami perubahan pada interaksi aktivitas meningkat tetapi
terganggu.

i.Pola Seksualitas

Klien sudah menopause

j.Pola manajemen koping stress

Klien masih mampu mengendalikan stresnya.

k.Pola nilai dan keyakinan

Klien rajin beribadah ke Masjid

3.3 DIAGNOSIS POLIO


1. Defisit nutrisi b/d Peningkatan kebutuhan metabolisme

2. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot

3. Hipertermia b/d Proses penyakit (Mis.Infeksi)

Referensi : PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

3.3 DIAGNOSIS TETANUS


1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis (Mis.Inflamasi)

2. Hipertermia b/d Proses penyakit (Mis.Infeksi)

3. Gangguan pola tidur b/d Kurang kontrol tidur

Referensi : PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

18
3.4 PERENCANAAN

NO. DIAGNOSA KEP (SDKI) LUARAN DAN KRITERIA INTERVENSI (SIKI)


(SLKI)
1. DEFISIT NUTRISI  STATUS NUTRISI  MANAJEMEN
(D.0019) (L.03030) NUTRISI (I.03119)
 DEFINISI Setelah di kakukan intervensi Observasi :
Asupan nutrusi tidak keperawatan selama 3 hari status - identifikasi status nutrisi
cukup untuk nutrisi membaik dengan kriteria -identifikasi alergi dan
memenuhi kebutuhan hasil : inteloransi makanan
metabolism. -kekuatan otot megunya, -identifikasi kanan yang disukai
 PENYEBAB meningkat -Identifikasi kebutuhan kalori
Peningkatan -berat badan membaik dan jenis nutrien
kebutuhan -nafsu makan membaik -indetifikasi perlunya
metabolisme - frekuensi makan membaik pengunanan selang nasograstik
 TANDA DAN -porsi makan meningkat -moniyor sapan makanan
GEJALA -Monitor berat badan
 1.Berat Badan -Monitor hasil pemerikasaan
Menurun laboratorium
2.nafsu makan Teraupetik :
menurun -lakokan oral ayginne sebelum
3. otot pengunya kanan, jika perlu
lemah -fasilitasi menentukan pedoman
diet
 Kondisi klinis terkait -sajikan makanan secara
Infeksi menarik dan suhu yang sesuai
- berikan makanan yang tinggi
serat untuk mencega konstipasi
-berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
-berikan suplemen makanan,
jika perlu
-hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatri jika
asupan oral dapat di toleransi
Edukasi :
-anjurkan posisi duduk jika
mampu
-ajarkan diet yang
diprogramkan

19
Kaloborasi :
2. - kaloborasi pemberian
medikasi sebelum makan
 TERMOREGULASI -kaloborasi dengan ahli gizi
(L.14134) untuk menentukan jumblah
Setelah di kakukan intervensi kalori dan jenis nutrient yang di
keperawatan selama 3 hari butuhkan, jika perlu
Termoregulasi membaik dengan
kriteria hasil :
- Kejang menurun (5)  MANAJEMEN
- Suhu tubuh membaik HIPERTERMIA
(5) (I.15506)
- Suhu kulit membaik Tindakan :
(5)  Observasi
- Identifikasi
penyebab
hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar
elektrolit
- Monitor haluaran
urin
- Monitor komplikasi
Hipertermia (D.0130) akibat hipertermia
 DEFINISI  Terapeutik
Suhu tubuh - Sediakan lingkungan
meningkat diatas yang dingin
rentang normal tubuh. - Longgarkan atau
lepaskan pakaian
 PENYEBAB - Basahi dan kipasi
Proses penyakit permukaan tubuh
(Mis.Infeksi) - Berikan cairan oral
 TANDA DAN - Ganti linen setipa
GEJALA hari atau lebih sering
- Suhu tubuh diatas jika mengalami
nilai normal hiperhidrosis
- Pasien kejang - Lakukan
- Kulit terasa pendinginan
hangat eksternal
- Hindari pemberian

20
 KONDISI KLINIS antiperetik atau
TERKAIT aspirin
Proses infeksi - Berikan oksigen jika
perluh
 Edukasi
- Anjurkan tira baring
 Kolaborasi :
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intervena jika
perluh

2. 1. Nyeri Akut (D.0077) TINGKAT NYERI :  MANAJEMEN


 DEFINISI Menurun : (L.02017) NYERI (1.08238)
Pengelaman sensorik Dengan criteria hasil :  Pemberian analgesic
atau emosional yang  Keluhan nyeri menurun (I.08243)

21
berkaitan dengan (5)
kerusakan jaringan  Meringis menurun (5) a. Observasi
aktual atau  Sikap protektif menurun - Identifikasi lokasi,
fungsional, dengan (5) karakteristik, durasi,
onset mendadak atau  Gelisa menurun (5) frekuensi, kualitas,
lambat dan  Ketegangan otot menurun intensitas nyeri.
berintensitas ringan (5) - Identifikasi skala nyeri
hingga berat yang  Kesulitan tidur menurun - Identifikasi respon nyeri
berlangsung kurang (5) non verbal
dari 3 bulan.  Nafsu makan membaik - Identifikasi factor yang
(5) memperberat dan
 PENYEBAB  Pola tidur membaik (5) memperingan nyeri
Agen pencedera - Identifikasi pengetahuan
fisiologis dan keyakinan tentang
(Mis.Inflamasi) nyeri
- Identifikasi pengaruh
 TANDA DAN budaya terhadap respon
GEJALA nyeri
Pasien mengeluh nyeri - Identifikasi pengaruh
dibagian kaki. nyeri pada kualitas
Tampak meringis hidup
Bersikap protektif - Monitor keberhasilan
Gelisa terapi komplementer
Sulit tidur yang sudah diberikan
Nafsu makan berubah - Monitor efek samping
penggunaan analgetik
 KONDISI KLINIS b. Terapeutik
TERKAIT - Berikan teknik non
Infeksi farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan
yang meperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
c. Edukasi

22
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
2. Hipertermia (D.0130) mengurangi rasa nyeri
 DEFINISI d. Kolaborasi
Suhu tubuh - Kolaborasi Pemberian
meningkat diatas analgetik, jika perluh
rentang normal tubuh.
 TERMOREGULASI
 PENYEBAB (L.14134)  MANAJEMEN
Proses penyakit Setelah di kakukan intervensi HIPERTERMIA
(Mis.Infeksi) keperawatan selama 3 hari (I.15506)
 TANDA DAN Termoregulasi membaik dengan Tindakan :
GEJALA kriteria hasil :  Observasi
- Pasien kejang - Kejang menurun (5)
- Identifikasi
- Suhu tubuh diatas - Suhu tubuh membaik
penyebab
nilai normal (5)
hipertermia
- Kulit terasa - Suhu kulit membaik
- Monitor suhu tubuh
hangat (5)
- Monitor kadar
elektrolit
 KONDISI KLINIS - Monitor haluaran
TERKAIT urin
Proses infeksi - Monitor komplikasi
akibat hipertermia
 Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral

23
- Ganti linen setipa
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhidrosis
- Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antiperetik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
perluh
 Edukasi
- Anjurkan tira baring
 Kolaborasi :
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intervena jika
perluh

24
25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

https://www.academia.edu>asuhankeperawatantetanus

https://www.scribd.asuhankeperawatanpolio

26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai