Disusun oleh :
Sifat jasa yang tidak terpisahkan dari proses produksi sampai proses konsumsi jasa akan
menyebabkan beberapa permasalahan mengenai inventory jasa itu sendiri. Karena permintaan
customer yang selalu berubah-ubah atau bersifat fluktuatif, maka perusahaan harus melakukan
beberapa skenario yang mungkin terjadi antara demand dan capacity , diantaranya adalah :
Excess Demand
Skenario ini menggambarkan ketika demand berlebih dan capacity tidak mampu
memenuhi demand tersebut. Dimana yang terjadi demand tidak dapat terpenuhi
semuanya, dan meskipun salah satu demand terpenuhi tetapi kualitas yang diterima tidak
maksimal.
Demand Exceeds Optimum Capacity
Merupakan skenario kondisi dimana demand dapat terpenuhi dan capacity berada
pada titik maksimal. Hal itu dianggap tidak efektif karena pemenuhan demand tersebut
mencapai pada batas maksimal capacity yang dimiliki.
Demand and Supply are Balanced at the Level of Optimal Capacity
Merupakan skenario kondisi dimana demand dapat dipenuhi oleh capacity yang
ada. Hal ini dianggap efektif karena pemenuhan demand berada pada titik optimal
capacity. Jasa yang diberikan kepada customer juga berkualitas.
Excess Capacity
Skenario ini menggambarkan over capacity. Dimana demand dapat terpenuhi dan
jasa yang diberikan berkualitas. Namun, banyak capacity yang tersisa dan nganggur tidak
dipergunakan. Sehingga dapat dikatakan pemborosan.
CAPACITY CONSTRAINT
Kendala utama yang dihadapi perusahaan jasa dalam produksinya adalah time, labor,
equipment and capacity. Ketika pekerja jasa tidak mampu memanfaatkan waktu, fasilitas dan
peralatan seproduktif mungkin, maka akan menurunkan keuntungan yang didapat. Dan apabila
pada waktu tertentu terjadi peningkatan demand, additional time tidak dapat menumbuhkan
kepuasan bagi customer.
Optimal VS Maximum Use of Capacity
Menggunakan kapasitas optimal berarti seluruh karyawan bekerja dengan baik dan
customer mendapatkan kualitas jasa yang baik pula. Dimana tidak terjadi over capacity ataupun
over demand, semuanya berada pada titik yang optimal. Sedangkan untuk kapasitas maksimal
merepresentasikan batas absolut atas ketersediaan kapasitas yang ada.
DEMAND PATTERNS
Dalam mengatasi permintaan yang berfluktuasi dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya :
Yield management merupakan istilah yang dikaitkan dengan berbagai metode sangat
canggih, untuk mencocokkan permintaan dan pasokan dalam layanan serta dibatasi oleh
kapasitas. Tujuan dari yield management adalah menghasilkan pengembalian keuangan sebaik
mungkin dari keterbatasan kapasitas yang tersedia.
Dalam menggunakan yield management approach, perusahaan jasa mampu menghasilkan hasil
output yang baik ketika :
1. Perusahaan jasa memiliki kapasitas yang relatif tetap.
2. Perusahaan jasa memiliki persediaan yang mudah rusak.
3. Perusahaan jasa memiliki segmen pasar atau pelanggan yang berbeda, yang datang atau
melakukan reservasi pada waktu yang berbeda.
4. Perusahaan jasa memiliki biaya penjualan marjinal yang rendah dan biaya perubahan
kapasitas marjinal yang tinggi.
5. Produk dijual di muka.
6. Terdapat permintaan yang berfluktuasi
7. Pelanggan yang datang atau memesan lebih awal lebih sensitif terhadap harga daripada
mereka yang datang terlambat atau memesan.
Dalam kondisi ini, yield management approach umumnya digunakan untuk mengidentifikasi
campuran penawaran layanan terbaik untuk diproduksi dan dijual pada periode tersebut, dan
pada harga berapa untuk menghasilkan pendapatan yang diharapkan tertinggi.
Customer biasanya mencari layanan yang cepat dan efisien tanpa harus menunggu.
Penyedia jasa yang membuat customer menunggu akan mempengaruhi loyalitas pelanggan
bahkan dapat menyebabkan pelanggan tidak puas. Sehingga penyedia jasa memanfaatkan
beberapa strategi yang meminimalisir agar customer tidak terlalu lama menunggu :
Namun, beberapa masalah yang timbul dari reservasi adalah customer melakukan
pembatalan atas reservasi awal yang telah dibuat. Untuk meminimalkan hal tersebut, perusahaan
akan memberlakukan “charge” bagi customer yang membatalkan reservasi.
Tidak semua customer mendapat waktu tunggu pelayanan yang sama. Perusahaan
memberlakukan diferensiasi pada “queue discipline”. Yang paling sering terjadi dalam aturan
antrian adalah first-come first-served. Diferensiasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut
Meskipun customer diharuskan untuk menunggu antrian, namun customer dapat tetap merasa
puas atas pelayanan yang diberikan tergantung bagaimana penyedia jasa memberi fasilitas saat
customer itu sedang menunggu.