Tugas 4 Manajemen Bisnis Jasa (8 Maret – 14 Maret)
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, keseimbangan permintaan (demand) terhadap kapasitas produksi (productive capacity) merupakan tantangan karena jasa itu tidak kelihatan dan tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian. Tantangan terjadi saat terjadi fluktuasi permintaan yang cepat. Tujuan dari penggunaan sumber daya termasuk staf, tenaga kerja, peralatan dan fasilitas secara bersama agar perusahaan produktif dan disaat yang sama produktifitas tidak boleh mengurangi kualitas jasa yang ditawarkan serta menurunkan kepuasan pelanggan.
Kadang perusahan punya hambatan kapasitas untuk melayani tambahan pelanggan
pada waktu tertentu. Perusahaan jasa juga sering terhambat untuk mengurangi kapasitas produksinya saat permintaan menurun.
Bagaimana cara dan strategi apa yang digunakan untuk menghadapi berbagai variasi permintaan dalam mengelola kapasitas? Jelaskan!
1. Tidak Melakukan Apapun
Dalam hal ini sebuah perusahaan jasa membiarkan tingkat permintaan jasa seperti apa adanya, tanpa melakukan penambahan ataupun pengurangan. Apabila dikaitkan dengan situasi kapasitas terhadap permintaan, dari tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: Situasi kapasitas tidak memadai (Permintaan Berlebih) Kapasitas memadai (Permintaan Memuaskan) Kapasitas berlebih (Permintaan Kurang) 2. Mengurangi Permintaan Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengurangi permintaan jasa pada saat periode permintaan puncak. Pada saat permintaan yang melebihi kapasitas, kenaikan harga dapat menghasilkan laba yang besar bagi perusahaan. Tetapi, perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat elasitisitas harga terhadap jasa perusahaan yaitu seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap volume permintaan. Setiap tipe konsumen mempunyai tingkat sensitivitas terhadap harga yang berbeda-beda. Sebagai contoh para pelaku eksekutif dan juga pelaku bisnis cenderung bersedia membayar lebih mahal untuk jasa penerbangan, dibandingkan wisatawan lokal. Oleh sebab itu dalam industri penerbangan sering ditemukan kelas pelayanan yang berbeda. Selain itu perusahaan hendaknya dapat mendorong pemanfaatan jasa pada waktu atau kesempatan lain. Cara yang dapat ditempuh yaitu dengan, menggunakan insentif harga, sebagai contoh memberikan potongan harga pada waktu tertentu. Atau dengan cara lain yaitu melakukan demarketing pada setiap periode sibuk. Yang dimaksud dengan demarketing ialah untuk mempertahankan goodwill pelanggan selama periode dimana permintaan tidak dapat terpenuhi semuanya. Sebagai contoh penerapan strategi ini adalah menggunakan iklan yang akan mendorong konsumen untuk berbelanja lebih awal agar tidak berdesakan pada waktu menjelang lebaran. Iklan tersebut dapat disertai dengan potongan harga yang cukup menarik sehingga konsumen akan berminat membelinya. 3. Meningkatkan Permintaan Pada dasarnya pendekatan ini bertujuan untuk dapat meningkatkan permintaan jasa pada saat terjadi kapasitas yang berlebihan. Harga yang ditawarkan dapat diturunkan secara selektif agar semua biaya relevan dapat tertutupi. Disamping itu juga perusahaan hendaknya dapat memanfaatkan komunikasi dan distribuasi secara maksimal, supaya dapat meningkatkan variasi jasa sehingga pengguna jasa kan bertambah. Untuk contohnya, agar dapat menaikkan tingkat huni suatu resort hotel semalam periode sepi, hotel tersebut dapat digunakan untuk tempat retret. Yang menjadi masalah pada fasilatas jasa musiman adalah kapasitas yang berlebih. Sebagai contoh pemakaian telepon, taman hiburan, jasa angkutan umum, dan jasa-jasa yang lain. Dimana saat permintaan sepi, maka kapasitasnya akan berlebih, dapat pula ditingkatkan dengan menetapaka harga diferensial. 4. Menyimpan Permintaan dengan Sistem Reservasi dan Janji Pada umumnya pendekatan ini mempunyai tujuan utama untuk ‘menyimpan’ permintaan jasa sampai pada saat kapasitanya memadai. Langkahnya dengan membuat suatu sistem reservasi atau janji (appointment), dimana konsumen akan dapat dilayani pada waktu tertentu. Dengan cara tersebut konsumen tidak perlu mengantri lama. Pada saat ini sistem ini banyak diterapkan pada perusahaan penerbangan, perhotelan, restoran, penyewaan mobil, dokter, bioskop dan masih banyak lagi. Akan tetapi dalam praktiknya, suatu perusahaan akan menerima reservasi yang melebihi yang tesedia, ini digunakan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerugian dimana reservasi tersebut tidak digunakan konsumen. Akan tetapi ini menimbulkan resiko yang besar, yaitu apabila semua reservasi digunakan oleh konsumen secara bersamaan. Untuk itu perusahan harus mengembalikan uang konsumen, memberikan ganti rugi, dan/atau mencarikan perusahaan pengganti jasa untuk konsumen yang telah memesan akan tetapi tidak terlayani. Misalkan saja penerbangan yang batal maka konsumen akan dicarikan ganti pada penerbanag berikutnya. Dalam sistem reservasi ini, perusahaan harus dapat mempertimbangkan segmen pasar yang utama. Sedangkan untuk konsumen lainnya diarahkan pada saat waktu konsumsi ke periode tidak sibuk atau periode puncak selanjutnya. 5. Menyimpan Antrian Secara Formal Untuk pendekatan yang kelima ini bertujuan agar dapat ‘menyimpan’ permintaan jasa dengan cara mengembangkan sistem antrian secara formal. Perusahaan harus dapat menjaga kenyaman konsumen selama menanti gilirannya dilayani oleh perusahaan kita. Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah upaya untuk dapat memprediksi secara akurat periode dan lamanya konsumen menunggu antriannya. 6. Mengembangkan Jasa atau Pelayanan Komplementer Selama Waktu Sibuk Jasa komplementer ini disediakan untuk dapat memberikan alaternatif bagi konsumen yang sedang menunggu dilayani. Sebagai contoh adalah penggunaan ATM, penambahan bar pada restauran, dan juga di bioskop sering kita jumpai terdapat game di lobbynya. Jasa komplementer ini dapat memberikan bebera manfaat bagi perusahaan dan juga konsumen. Pertama, kegelisahan yang dirasakan pada konsumen disaat mereka menunggu untuk dilayani akan sedikit berkurang dikarenakan mereka mengisi waktu menunggu mereka dengan aktivitas lain. Kedua, perusahaan dapat memperoleh penghasilan/ keuntungan tambahan. Ketiga, permintaan agregat terhadap jasa perusahan dapat lebih seragam ataupun merata.