Anda di halaman 1dari 3

Senyawa organik berasal dari makhluk hidup dan memiliki manfaat dalam kehidupan

manusia. Senyawa organik dapat berupa makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan
berbagai jenis plastik. Senyawa organik tersusun atas unsur atom karbon. Atom karbon membentuk
ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat ini dapat membentuk empat ikatan dalam ruang tiga
dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi (Estevanus, 2007).

Senyawa merupakan zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan


pembentuknya. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi
pembentukan. Senyawa organik atau senyawa karbon adalah suatu senyawa yang unsur-unsur
penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen
atau fosfor (Riswiyanto, 2009).

Di dalam analisis suatu senyawa organic, terdapat dua macam model analisis yakni analisis
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif membahs mengenai identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur-unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel senyawa organic. Pada intinya
tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (Vogel,1985)

Mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O dapat dilakukan


dengan metode analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel (Gandjar &
Rohman, 2007).

Dalam senyawa organik unsur sering terjadi bersama dengan karbon dan hidrogen adalah
oksigen, nitrogen, sulfur, klor. brom dan iodin. Deteksi unsur ini hadir dalam senyawa organik yang
disebut analisis kualitatif (Farid, 2013).

Untuk mendeteksi unsur karbon (C) dan hidrogen (H), senyawa yang akan diuji terlebih
dahulu direaksikan dengan tembaga oksida kering (CuO) sambil dipanaskan untuk mempercepat dan
menyempurnakan reaksi. Reaksi yang terjadi apabila senyawa tersebut mengandung karbon dan
hidrogen adalah:

CXHY + CuO →Cu(s) + H2O(g)+ CO2(g)

Kemudian gas CO2 yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2, dimana nantinya bila
positif terdapat CO2 maka larutan Ca(OH)2 akan berubah menjadi keruh. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

CO2(g) + Ca(OH)2(aq) →Ca(CO)3(s) + H2O

Keberadaan gas H2 dapat dilakukan dengan menangkap gas H2 dengan kertas Kobalt
(CoCl2), kertas kobalt yang berwarna biru pada awalnya akan berwarna merah setelah terkena gas
H2.

Untuk mendeteksi keberadaan unsur belerang, nitrogen, dan halogen terlebih dahulu
senyawa sampel ditambahkan dengan padatan logam natrium yang kemudian dipanaskan yang
kemudian menjadi ekstrak natrium. Prinsip kerja dari identifikasi ini adalah mengubah unsur-unsur
yang berikatan secara kovalen dalam zat organik menjadi garam natrium yang bersifat ionik.
Nitrogen dengan adanya karbon diubah menjadi ion sianida (CN- ), belerang diubah menjadi ion
sulfida (S2- ) dan halogen diubah menjadi ion halida (X- ). Dalam mendeteksi keberadaan belerang,
ekstrak natrium diasamkan dengan asam asetat yang kemudian dididihkan. Gas yang ditimbulkan
kemudian dideteksi dengan menggunakan kertas saring yang telah dicelupkan dalam larutan Pb-
asetat. Dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pb(CH3COOH)2 + Na2S(g) PbS(s) + CH3COONa

Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik, secara lebih pasti dapat
ditujukkan melalui cara kimia yaitu dengan uji pembakaran. Pembakaran sampel organik akan
mengubah karbon menjadi CO2 dan hidrogen menjadi H2O. Gas CO2 dapat dikenali berdasarkan
sifatnya yang mengerahkan air kapur, sedang air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air mengubah
warna kertas kobalt dari biru menjadi merah muda.

Sampel + Oksidator→ CO2(g) + H2O(l)

CO2(g) + Ca(OH)2 → CaCO3(s) + H2O(l)

Kertas kobalt biru+ H2O(l) → Kertas kobalt merah muda (Petrucci, 2000).
Daftar pustaka

Estevanus K. H. san Satria Bijaksana., 2007. Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate).
Jurnal Geofisika. Vol. 2 No. 1 Hal. 1-13

Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi kelima. Jakarta: Kalman Media
Pustaka

Farid, F. (2013). Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jambi: Universitas Jambi.

Gandjar & Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riswiyanto, S. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Petrucci, R. (2000). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai