LAPORAN KASUS
Oleh:
dr. Tjia Adynata Ciayadi
Pembimbing:
dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….i
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...ii
DAFTAR TABEL……………………………………………….………………..iii
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
LAPORAN KASUS……………………………………………………………...16
DISKUSI…………………………………………………………………………14
KESIMPULAN…………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………16
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
DEFINISI
Sindaktili dalam bahasa Yunani berasal dari kata Syn yang berarti bersama
dan Dactylos yang berarti jari. Sindaktili adalah malformasi jari dimana jari
tangan / kaki yang berdekatan berselaput / menyatu karena gagal memisah selama
perkembangan ekstremitas.1
1
EPIDEMIOLOGI
Proses pemisahan jari-jari tangan dan kaki terjadi pada akhir minggu ke 7
(hari ke 46-48) kehamilan melalui proses apotosis pada Apical Ectodermal Ridge
(AER) yang berasal dari sel cuboid ectoderm yang menutupi / melapisi limb buds
sehingga terbentuk 5 bagian / jari. Proses apoptosis ini berlangsung melalui
Programmed Cell Death (PCD) yang dikontrol oleh gen. Pada proses ini terjadi
proses degenerasi berupa fragmentasi DNA yang kemudian dicerna oleh fagosit
Pada minggu ke 8 (hari ke 53-56) proses pemisahan jari-jari tangan dan kaki telah
2
selesai. Kegagalan / gangguan pada proses inilah yang menyebabkan terjadinya
sindaktili.5,6
Etiologi dari Sindaktili hingga saat ini belum diketahui, tetapi pada 40%
kasus dipercaya diturunkan secara familial dari gen autosom yang dominan dan
gangguan selama proses diferensiasi.2
3
KLASIFIKASI
1. Sindaktili Tipe I
Sindaktili yang paling sering terjadi, yaitu sindaktili mesoaksial (fusi jari
tangan ke 3 – 4, dan atau jari kaki ke 2 – 3). Tipe ini memiliki 4 subtipe, yaitu
Tipe I-a (sindaktili 2/3 jari kaki), Tipe I-b (sindaktili 3/4 jari tangan dan 2/3
jari kaki), Tipe I-c (sindaktili 3/4 jari tangan), dan Tipe I-d (sindaktili 4/5 jari
kaki)
4
3. Sindaktili Tipe III
Tipe ini terjadi pada jari tangan 4 – 5 dengan hipoplasi phalanx medial jari ke
5 disertai deviasi valgus jari ke 4.
4. Sindaktili Tipe IV
Sindaktili tipe ini terjadi fusi kulit komplit disertai dengan jari yang berlebih
pada pre- atau postaksial. Kuku dapat menyatu atau dipisahkan hanya oleh
sebuah lekukan. Terdapat 2 varian, tipe IV-a bila hanya pada jari tangan, tipe
IV-b pada jari tangan dan kaki.
5. Sindaktili Tipe V
Penanda dari tipe ini adalah fusi tulang metacarpal 4 – 5 pada tangan. Pada
kaki terjadi hiperplasia jari / metatarsal 1 dan pemendekan dari metatarsal 2
sampai dengan 5.
5
6. Sindaktili Tipe VI
Pada tipe ini terjadi fusi jari-jari tangan 2 sampai dengan 5 dengan phalanx
distal bergabung seperti sebuah simpul. Pada kaki terjadi fusi jari ke 2 – 3.
6
9. Sindaktili Tipe IX
Pada tipe ini terjadi reduksi mesoaksial dari jari-jari tangan, sinostosis tulang
metacarpal 3 – 4 membentuk sebuah jari, malformasi ibu jari, dan hypoplasia
jari tangan ke 5. Sebagai tambahan, terjadi sindaktili preaksial jari kaki
dengan hypoplasia semua phalanx distal.
TEKNIK OPERASI
7
Dalam pemisahan sindaktili, secara umum karena alasan kemanan
vaskuler, hanya 1 sisi jari yang dapat dipisahkan pada setiap prosedur operasi.
Semua kulit harus dipreservasi dan digunakan secara cermat, tetapi harus diakui
bahwa penggunaan graft kulit memungkinkan, karena hampir selalu ada
kekurangan permukaan kulit. Sebuah flap harus dibuat untuk menutupi
permukaan web space, dimana flap lebih superior dalam proses penyembuhan dan
kelenturan dibandingkan dengan grafting. Teknik yang paling sering digunakan
adalah dorsal flap yang pertama kali diperkenalkan oleh ahli bedah plastic Indiana
Bauer, Tondra, dan Trusler. Dorsal flap didesain shingga dapat berekstensi
dengan jarak 2/3 dari metacarpal head hingga ke Proximal Interphalangeal joint
(PIP joint). Langkah kedua adalah mendesain triangular flap untuk menutupi PIP
joint dan mengecilkan area graft pada sisi lateral jari-jari. Interdigitating flap
kemudian didesain dan diangkat dari fingertip untuk membentuk lipatan kuku.
Setelah Dorsal Flap diangkat, conjoind ligament Cleland diidentifikasi dengan
diseksi tumpul kemudian dipisahkan secara tajam. Jaringan neurovaskuler
kemudian diidentifikasi dan dipreservasi. Operasi dilanjutkan dengan insisi kulit
palmar kemudian dilakukan preservasi neurovascular.2
Setelah jari terpisah, dilakukan transposisi flap dan dijahit pada tempatnya,
sambil dipastikan jahitan tidak terlalu tegang. Daerah yang belum tertutupi di
tutup dengan graft full-thickness yang dicangkok dari tempat yang sesuai
(selangkangan, dinding abdomen bawah, dan lain sebagainya). Graft tersebut
dihilangkan lemaknya, dibuat berlubang, kemudian dijahit pada tempatnya dengan
jahitan interuptus. Dressing yang sesuai ditempatkan dengan cermat yang dilapisi
petrolatum, kemudian diikuti oleh kasa Vaseline. Dressing lalu dibungkus oleh
kasa atau tie-over. Berikutnya, dilakukan imobilisasi dari jari-jari, tangan, dan
lengan dengan soft casting atau long arm casting dengan posisi siku fleksi 90o
untuk mencegah lepasnya casting. Imobilisasi yang baik menjamin berhasilnya
graft dan operasi. 2
8
Gambar 12. Penanda insisi operasi 2 Gambar 13. Dorsal Flap dengan jarak 2/3
metacarpal head ke PIP joint 2
Gambar 14. Dorsal dan Palmar Flap hingga Gambar 15. Desain komplit dari Dorsal dan
2
PIP joint Palmar Flap 2
Gambar 16. Tampilan pada akhir kasus 2 Gambar 17. Transposisi Flap 2
9
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Pasien dengan riwayat lahir normal, cukup bulan, dengan Berat Badan
Lahir normal, persalinan ditolong oleh bidan di rumah. Ibu pasien kontrol teratur
di bidan selama kehamilan. Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal. Riwayat operasi
sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit Ayah yaitu Hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu dan Diabetes sejak 5 tahun yang lalu, riwayat merokok sejak muda, tapi
sudah berhenti 3 tahun terakhir. Riwayat penyakit Ibu, Hipertensi dan Diabetes
tidak ada. Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah Jeneponto.
PEMERIKSAAN FISIS
10
Status Lokalis :
Inspeksi : Tampak digiti 3 dan 4 menyatu. Tidak ada udem, luka, dan
benjolan. Jari-jari lainnya kesan normal. Range of motion (ROM)
jari 3 dan 4 terbatas. ROM jari-jari lainnya normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11
Gambar 19. Foto X-Ray Manus Dextra Gambar 20. Foto X-Ray Manus Sinistra
AP/Oblique AP/Oblique
DIAGNOSIS
12
Gambar 23. Grafting dan Dressing
13
Gambar 26. Sketsa tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini. (a) pola insisi flap
dorsal dan (b) ventral. Hasil setelah pasien dioperasi tampak dorsal (c) dan saat
kedua jari diabduksikan (d)
14
kering
A : Sindaktili
Manus Bilateral
Komplit Post
Release Sindaktili
+ Skin Graft Hari 1
19/01/2020 S: nyeri pada luka Infus ringer
operasi laktat 1500
06.00
O: keadaan umum cc/24 jam
sakit sedang/ sadar Ceftriaxone 1
TD: 120/70 mmHg gram/12 jam iv
Nadi: 88 x/menit Ranitidine
Napas: 18 x/menit
50mg/12jam iv
Suhu 36,8oC
Ketorolac 30
Status lokalis:
mg/8 jam iv
Manus Dextra : Diet bebas
Tampak luka
operasi tertutup
perban, kesan
kering
A : Sindaktili
Manus Bilateral
Komplit Post
Release Sindaktili
+ Skin Graft Hari 2
19/01/2019 Pasien meminta
pulang atas
12.00
permintaan sendiri
karena Ayah
meninggal
15
DISKUSI
16
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18