Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“DEFINISI DAN PEMBELAJARAN KONSEP PECAHAN DI SD”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Matematika SD 3
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd/Herti Prastitasari, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelas 7F PGSD
Kelompok 3
Silvia Wardani (1710125320203)
Siti Nurwahidah (1710125120070)
Surian (1710125310217)
Tutianah (1710125220083)
Titis Iswanti (1710125120071)
Ulfa Hudayah (1710125320224)
Yulida Afriana Arief (1710125320233)
Zahratun Nisa (1710125120075)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberi karunia yang
berupa nikmat kesempatan, dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Definisi Dan Pembelajaran Konsep Pecahan Di
SD”. Shalawat dan salam tercurahkan penuh kepada Rasulullah SAW.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Ibu mata kuliah Pendidikan matematika sd 3 yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Banjarmasin, 8 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Pengertian Pecahan.......................................................................................6

B. Pembelajaran Konsep Pecahan Pada Siswa SD............................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................19

A. Kesimpulan.................................................................................................19

B. Saran............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian dari materi matematikan
yang dipealajri siswa Sekolah Dasar (SD) pembehasan materinya meniti
keberatan pada pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa,
desimal, maupun persen.
Pecahan termasuk bagian dari matematika yang diajarkan di
jenjang sekolah dasar dan masih banyak yang menjadi permasalahan
dalam pembelajarannya. Melalui tulisan ini dicoba untuk memberikan
gambaran konsep tentang beberapa kaidah dalam pecahan. Konsep yang
dimaksud diantaranya mengapa pada penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berbeda penyebut untuk dapat melakukan operasinya harus
disamakan dahulu penyebut-penyebutnya, mengapa pada perkalian dua
pecahan hasilnya sama dengan pecahan yang pembilangnya sama dengan
hasil kali pembilang pada pecahan-pecahan asal dan penyebutnya juga
sama dengan pecahan yang penyebutnya sama dengan hasil kali penyebut
pada pecahan-pecahan asal.
Masalah lainnya adalah mengapa hasil bagi dua pecahan hasilnya
sama dengan perkalian antara pecahan pertama dengan pecahan kedua
yang penyebutnya dibalik.Sebagai bahasa tulis konsep-kosep yang
dikemukakan diusahakan dimulai dari tahapan semi kongkrit (econic) dan
diakhiri dengan tahapan abstrak. Harapannya dengan kedua tahapan itu
teman-teman guru sudah akan mampu untuk menerimanya dengan baik
demikian pula dalam menyampaikan pembelajarannya kepada para
muridnya.
Hasil penelitian Ciosek & Samborska (2016: 10) menyimpulkan
bahwa pecahan adalah topik yang sangat sulit. Temuan menunjukkan
banyak kesalahan siswa yang mengindikasikan kurangnya pemahaman
konsep siswa pada pecahan. Hal ini sejalan dengan temuan Stringler,
Givvin, & Thompson (2010: 4), menunjukkan bahwa pecahan sangat sulit
dipahami siswa. Meskipun materi ini telah diajarkan sejak kelas 3, namun
banyak siswa lulusan sekolah menengah masuk perguruan tinggi masih
memiliki pemahaman bilangan rasional yang dangkal.
Rendahnya pemahaman konsep pecahan tersebut berdasarkan
temuan Siegler & Pyke (2013: 1994) disebabkan siswa belajar dengan
menghafal aturan prosedural, tanpa memahami konsep-konsep yang sesuai
dengan pecahan, sehingga banyak aturan operasional yang tidak
dimengerti. Hal ini menjadikan asumsi bahwa pecahan merupakan
representasi matematika.
Temuan Siegler, Thompson, & Schneider (2011: 273)
menunjukkan, perbedaan individu terkait pemahamannya dengan pecahan
terkait erat dengan prestasi matematika secara umum. Hal tersebut
didukung oleh temuan dari Torbeyns, et al. (2015: 5) bahwa pemahaman
siswa tentang pecahan berhubungan positif terhadap prestasi matematika
siswa secara umum. Dengan kata lain, jika siswa telah memahami konsep
pecahan, maka konsep matematika selain pecahan juga bisa dipahaminya.
Untuk itu, guru hendaknya mendesain pembelajaran yang sesuai
sehingga tujuan dapat tercapai. Sebagaimana hasil temuan Hurrell
(2013:2) yang mengindikasikan bahwa pembelajaran yang terstruktur
dengan baik akan berdampak positif terhadap kepercayaan diri guru dalam
mengajarkan topik matematika yang sulit seperti pecahan. Sangat penting
bagi guru menguasai substansi materi maupun strategi membelajarkan
pecahan kepada siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan makna dari Pecahan ?
2. Bagaimana konsep dari pecahan pada siswa SD?
3. Apa jenis – jenis pecahan ?
4. Bagaimana mengurutkan pecahan ?
5. Bagaimana membandingkan pecahan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengerian dan makna dari pecahan
2. Untuk mengetahui konsep pecahan pada siswa SD
3. Untuk mengetahui jenis – jenis pecahan
4. Untuk mengetahui mengurutkan pecahan
5. Untuk mengetahui membandingkan pecahan

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
materi konsep pecahan yang nantinya akan berguna ketika memasuki
dunia kerja.

2. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan operasi
pecahan, sebagai bahan pertimbangan guru dalam mencegah kesalahan
siswa dalam penyelesaian operasi pecahan, serta guru dapat
menemukan langkah-langkah yang tepat dalam memperbaiki strategi
belajar mengajar pada materi operasi pecahan.

3. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan
dalam operasi pecahan dan siswa dapat menggunakan konsep-konsep
operasi pecahan dengan benar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pecahan
Pecahan atau fraction secara terminology menurut Bennett, Burton,
& Nelson (2010: 283) berasal dari bahasa latin fractio dari bentuk frangere
yang berarti jeda. Secara historis, pecahan pertama kali digunakan untuk
mewakili jumlah yang kurang dari satu atau satu kesatuan, seperti setengah
permen, sepertiga pizza, dan lainnya. Pecahan sebagai materi memiliki
beberapa definisi.
Menurut Suyono (dalam Suwarto, 2018) pecahan adalah salah satu
topik penting bagi siswa sebagai dasar mempelajari aljabar dan yang
lainnya, namun pada kenyataanya masih banyak yang belum
memahaminya Kurangnya pemahaman terhadap konsep pecahan, desimal
dan persen akan berpengaruh terhadap siswa dalam mengembangkan
pengetahuan penalaran proposional dan topik-topik aljabar maupun
probabilitas. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap guru matematika
untuk dapat mengajarkan konsep pecahan dengan baik, menyampaikan
pecahan sebagai sesuatu yang menarik, dengan menunjukan contoh
konkrit, serta memiliki kesungguhan untuk membantu siswa dalam
memahami konsep dan aplikasi pecahan secara mendalam. Bilangan
pecahan menunjukkan berbagai pengertian, misalnya :
1) Menunjukkan berapa banyak bagian keseluruhan dari hasil bagi,
sedangkan angka yang berada diatas disebut pembilang yang
mendefinisikan berapa banyak bagian dari hasil pembagian. Misalnya
1/2 artinya adalah menentukan nilai 1 (satu) yang dibagi menjadi 2(dua)
bagian yang sama. Bentuk pecahan yang bermakna bagian dari
keseluruhan hasil bagi merupakan pemahaman pecahan yang paling
umum dan cenderung menjadi pemahaman yang pemahaman pertama
ditemui disekolah dasar.

6
2) Pecahan dapat didigunakan sebagai metode untuk membandingkan
ukuran, atau dapat mewakili ukuran kuantitas terhadap suatu unit
kuantitas itu. Pecahan dapat digunakan untuk memberikan informasi
seberapa banyak bagian dari suatu kelompok tertentu. Contohnya jika
di suatu kelas terdapat 30 siswa dan 6 siswatidak hadir, maka
menyatakan banyaknya bagian siswa yang tidak hadir dikelas tersebut
adalah 6/3
3) Dalam sifat kebalikan dari operasi bilangan pecahan memberi makna
bahwa sebarapa banyak secara keseluruhan dan berapa banyak bagian
yang hilang, contoh 3/4 adalah, ini memberikan makna bahwa ada 3
(tiga) dari 4 (empat) bagian yang sama, namun 1 (satu) dari 4 bagian
tidak dihitung.
4) Pecahan menunjukan hasil bagi (pembagian), bentuk a/b memiliki
makna operasi pembagian atau hasil bagi, misalnya 3 : 5 = 3/5. Makna
pembagian dapat dikembangkan dalam hal pembagian yang setara,
misalnya menentukan berapa banyak roti yang dapat diperoleh seorang
anak jika tiga roti dibagi antara lima anak. [ CITATION Suw181 \l 1057 ]
Novak & Renzo (2013:3) berpendapat bahwa pecahan merupakan
sebuah hasil bagi atau representasi bagian dari angka. Hal ini sebagai
penguat konsep pecahan sebagai pembagian. Selain itu, menurut Musser,
Burger, & Peterson (2011: 216) pecahan dapat dimaknai dengan dua cara
yang berbeda. Pertama, pecahan digunakan sebagai angka yang
menunjukkan bagian dari keseluruhan. Kedua, pecahan dimaknai sebagai
perbandingan.
Menurut S.T. Negoro dan Harahap pecahan adalah bilangan yang
menggambarkan bagian dari keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian
dari suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan. Senada dengan
pendapat di atas, Muchtar A.Karim mengemukakan bahwa:
Pecahan adalah perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan
dari suatu benda “yaitu apabila suatu benda dibagi menjadi beberapa
bagian yang sama, maka perbandingan itu menciptakan lambang dasar

7
suatu pecahan. Sedangkan maksud dari himpunan bagian yang sama
terhadap keseluruhan dari suatu himpunan semula” adalah suatu
himpunan dibagi atas himpunan bagian yang sama, maka
perbandingan setiap himpunan bagian yang sama itu terhadap
keseluruhan himpunan semula akan menciptakan lambang dasar suatu
pecahan.

Menurut Sulis Sutrisna mendefinisikan pecahan adalah sesuatu


yang tidak utuh, yang mempunyai jumlah kurang atau lebih. Seiring
dengan pendapat tersebut, Heruman mengemukakan bahwa pecahan dapat
diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Misalnya dalam ilustrasi
gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan
pembilang. Sedangkan bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap
sebagai penyebut.
Selaras dengan pendapat di atas, Sulis Sutrisna mengemukakan

2 2
bahwa ketika 2 dibagi dengan 3, kita dapat menulisnya dengan atau .
3 3
Bilangan ini disebut pecahan. Bilangan 2 di atas garis disebut pembilang
dan bilangan 3 di bawah garis disebut penyebut. Jika nilai pembilang lebih
kecil daripada nilai penyebut, pecahan itu disebut pecahan wajar (proper
fraction). Sedangkan jika pembilang lebih besar dari penyebut maka
pecahan itu disebut pecahan tidak wajar (improper fraction), misalnya

7
pada bilangan . Pecahan tidak wajar disebut juga pecahan campuran.
3

7 1
Dengan demikian, bilangan pecahan tidak wajar sama dengan 2 .
3 3
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Pecahan
adalah suatu bilangan yang jika diilustrasikan ke dalam gambar, bagian
yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai
dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian

8
yang utuh adalah bagian yang di anggap sebagai satuan, dan dinamakan
penyebut. (Heruman , 2017 dalam Een Unaenah dan Muhammad Syarif
Sumantri, 2019: 109)
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari
himpunan, yang merupakan perbandingan bagian yang sama terhadap
keseluruhan dari sesuatu yang tidak utuh yang mempunyai jumlah kurang

a
atau lebih dari utuh yang dilambangkan dengan 𝑎/𝑏 atau , a disebut
b
pembilang dan b disebut penyebut dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.
Untuk menjelaskan pengertian bilangan pecahan sebagai bagian
dari sesuatu yang utuh dapat menggunakan gambar ilustrasi, dimana
bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan (ditandai dengan
arsiran). Bagian yang diarsir dinamakan pembilang dan yang utuh
dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut. (Ismunanto: 2012)

B. Pembelajaran Konsep Pecahan Pada Siswa SD


Pecahan sebagai bagian dari yang utuh, bagian yang dimaksud
adalah bagian yang diperhatikan yang biasanya ditandai dengan arsiran
sedangkan bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satu-
satuan.
Contoh 1

9
1
Bagian yang diarsir masing-masing menunjuk pada bilangan ,
2
selanjutnya bagian atas dari pecahan itu dinamakan pembilang dan bagian
bawahnya dinamakan penyebut.
Contoh 2

2
Bagian yang diarsir masing-masing menunjuk pada bilangan .
4
1. Pecahan sebagai perbandingan
Contoh 1

Bola abu-abu ada 2, bola seluruhnya ada 3, maka dikatakan bahwa

2
bola abu-abu = bagian. Sehingga nilai pecahan yang ditunjuk oleh
3

2
bola abu-abu =
3

Contoh 2

10
Pada untaian manik-manik tersebut pecahan yang ditunjuk oleh manik-

2
manik bermotif =
5

Contoh 3

135
Tinggi Ali = dari tinggi Budi, jika satuan pembandingnya p
180
=1cm
3p 3
=  , jika satuan pembandingnya p dengan p = 45cm
4p 4

Menurut [ CITATION Pri18 \l 1057 ] cara untuk mengajarkan konsep


pecahan pada anak SD sebenarnya cukup mudah, guru dapat menggunakan
alat peraga yang sederhana untuk mengajarkan konsep pecahan kepada
siswa-siswanya, sebagai contoh kita dapat menggunakan karton yang
sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk bangun-bangun
datar. Selanjutnya, daerah bangun datar tersebut dibagi beberapa bagian
sama besar kemudian diarsir.

11
Permainan Mengurutkan Pecahan
Permainan dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang, dimana
masing-masing anggota kelompok diberi kesempatan untuk memikirkan
sebuah pecahan dan menuliskannya pada secarik kertas. Langkah-langkah
permainan sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok menuliskan satu pecahan biasa, dengan syarat
bahwa pembilang pecahan tidak lebih dari penyebutnya.
b. Pecahan masing-masing anggota kelompok dikumpulkan, kemudian
diurutkan dari yang terkecil. Catatlah bagaimana cara kamu
mengurutkan pecahan tersebut
c. Tentukan pemenangnya, yaitu anggota kelompok yang pecahannya
mendapat urutan terbesar. Jika tersedia waktu yang cukup, permainan
dapat dilanjutkan dengan membandingkan pecahan terbesar dari setiap
kelompok dalam kelas, sehingga didapatkan pecahan terbesar dari
semua kelompok dan kelompok tersebut menjadi juara kelas.
Bennett, Et al.(2010: 283) mengilustrasikan pecahan menjadi tiga
konsep, yaitu konsep pecahan sebagai bagian dari keseluruhan, konsep
pecahan sebagai hasil bagi, dan konsep pecahan sebagai rasio. Pecahan
sebagai bagian dari keseluruhan, pada bilangan pecahan terdiri dari
pembilang yaitu bilangan yang terletak di atas dan penyebut yaitu bilangan
yang terletak di bawah. Pembilang menunjukkan jumlah keseluruhan yang
dimaksud. Penyebut menunjukkan jumlah bagian yang dipertimbangkan.
Kedua bilangan tersebut dipisahkan oleh sebuah garis. Definisi
pecahan sebagai bagian dari keseluruhan juga digunakan pada konsep
pecahan sebagai bagian dari sekumpulan. Pecahan sebagai hasil bagi,
pecahan muncul dari pembagian antara suatu bilangan dengan bilangan
yang lain. Dapat disimbolkan pembilang sebagai bilangan yang terbagi,
penyebut sebagai bilangan pembagi. Pecahan dapat didefinisikan sebagai
konsep rasio. Dalam definisi ini, pecahan digunakan untuk
membandingkan satu jumlah dengan jumlah yang lain. Pada simbol

12
pecahan dapat dibaca sebagai perbandingan antara pembilang dengan
penyebut.

1. Jenis-Jenis Bilangan Pecahan


Berbagai macam pecahan adalah sebagai berikut ini :
a. Pecahan Biasa (pecahan murni)
Pecahan sejati adalah pecahan yang nilai positif pembilang lebih
kecil dari nilai positif penyebut. Dengan kata lain, pecahan sejati
atau pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil
dari penyebut. Pecahan tersebut tidak dapat disederhanakan lagi.
[ CITATION Roe19 \l 1033 ]
Pecaha biasa adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk a/b,
dengan a disebut pembilang dan b disebut penyebut. [ CITATION
Gun16 \l 1057 ]
Contoh .
2 3 5
, , - (adalah contoh – contoh pecahan sejati)
3 4 8

Menurut Y.D. Sumanto, pecahan biasa yaitu bilangan pecahan


yang terdiri dari pembilang dan penyebut saja. Misalnya pada

3 2 1
bilangan pecahan , , dan sebagainya.
4 5 3
Senada dengan pendapat tersebut, Sulis Sutrisna
mengemukakan, pecahan biasa adalah pecahan yang dapat
dinyatakan dengan pembilang per penyebut. Bilangan pecahan biasa

13
disebut dengan bilangan pecahan murni. Contohnya 1/3,2/3,7/3 dan
sebagainya.

b. Pecahan Campuran (tidak sejati)


Menurut Sulis Sutrisna, pecahan campuran adalah bilangan
pecahan yang terdiri dari bilangan utuh ditambah pembilang per
penyebut. Pecahan tidak sejati adalah pecahan yang nilai positif
pembilang lebih besar dari nilai positif penyebut.
Pecahan campuran terdiri atas bilangan bulat dan pecahan. Jika
angka pembilang suatu pecahan lebih besar dari penyebutnya, maka
pecahan tersebut dapat diubah menjadi pecahan campuran. Untuk
mendapatkan bentuk pecahan campuran. Untk mendapatkan bentuk
pecahan campuran dari pecahan biasa, bagilah pembilang pecahan
dengan penyebutnya. [ CITATION Gun16 \l 1057 ]
Contoh :
5 13 5
, , dan -3 adalah contoh – contoh pecahan campuran
3 4 8
5 2 5
Pecahan campuran dapat ditulis dalam bentuk 1 yang berarti =
3 3 3

2
1
3
2
Pecahan dalam bentuk 1 disebut pecahan campuran.
3
Jadi, pecahan campuran adalah pecahan yang penulisannya
merupakan gabungan dari bilangan bulat dan pecahan sejati.

c. Pecahan Desimal
Desimal adalah pecahan persepuluhan, perseratusan,
perseribuan, dan seterusnya yang ditulis dengan menggunakan tanda
koma. [ CITATION Gun16 \l 1057 ]
Menurut Y.D. Sumanto, sistem bilangan desimal didasaran pada
bilangan 0 hingga 9. Bilangan seperti 53,17 disebut dengan pecahan

14
desimal. Semua koma desimal memisahkan bagianbilangan bulat,
yaitu 53 dari bagian pecahan yaitu 0,17. Sedangkan menurut Sulis
Sutrisna, pecahan desimal adalah bilangan pecahan yang diperoleh
dari hasil pembagian suatu bilangan dengan bilangan sepuluh,

25
seratus, seribu dan seterusnya. Contohnya jika dinyatakan dalam
100
pecahan desimal menjadi 0,25.

d. Presentase (Persen)
Persen adalah bentuk lain dari pecahan berpenyebut seratus.
Persen ditulis dengan lambang %. [ CITATION Gun16 \l 1057 ]
Meurut Sulis Sutrisna, persen mempunyai arti per seratus atau
dibagi seratus. Jadi bilangan persen adalah suatu bilangan yang
dibagi dengan seratus dan dilambangkan dengan %. Seiring pendapat
Sulis Sutrisna tersebut, Y.D. Sumanto mengungkapkan bahwa
persentase digunakan untuk menyatakan suatu standar yang umum
dan merupakan pecahan dengan penyebut 100. Sebagai contoh, 25

25
persen berarti atau dapat ditulis 25%.
100

2. Mengurutkan Pecahan
Apabila kita diberikan dua pecahan, misalkan 2/3 dan 8/11, apakah
kamu dapat membandingkan kedua pecahan tersebut? Pecahan mana
yang lebih besar? Sebelumnya, mari kita selesaikan permasalah tersebut
dengan sebuah perumpamaan. Dua pertiga sama dengan dua bagian roti
apabila kita membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar. Demikian
juga dengan 8/11 sama dengan 8 bagian roti apabila kita membaginya
menjadi 11 bagian yang sama besar. Perhatikan gambar yang
merepresentasikan kedua pecahan tersebut.

15
Dengan bantuan gambar di atas, kita data melihat dengan mudah

8
bahwa
11
2 8 2
Lebih besar dari , atau dapat dituliskan > . Sekarang mari kita
3 11 3
lihat posisi kedua pecahan tersebut pada garis bilangan.

Dari garis bilangan tersebut, kita dapat memperoleh bahwa 8/11 berada
di kanan 2/3. Hal ini merupakan bukti lain bahwa 8/11 lebih besar dari
2/3. Selain dengan menggunakan gambar dan garis bilangan, apakah
ada cara lain untuk membandingkan dua pecahan?

Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut


Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan menyamakan
penyebutnya. Penyebut dari pecahan-pecahan yang belum sama, dapat
disamakan dengan menggantinya dengan faktor persekutuan penyebut
pecahan-pecahan tersebut.
Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya,
yaitu 8/11 dan 2/3. Faktor persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya
adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita ambil saja faktor persekutuan yang
terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga

16
Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka

Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih


untuk mengurutkan beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-
pecahan 1/3, 2/5, 4/15, 5/12, dan 5/6.

3. Membandingkan Pecahan
Dua atau lebih pecahan dapat dibandingkan dengan cara
menyamakan terlebih dahulu penyebut pecahan-pecahan tersebut.
Perbandingan pecahan dapat digunakan untuk mengurutkan beberapa
pecahan dari yang terkecil ataupun yang terbesar.
Contoh :
3 3
Diketahui Pecahan dan . Dapatkah kamu menentukan pecahan yang
4 5
bernilai lebih besar ? kamu dapat menggunakan bantuan garis bilangan
untuk mengetahui jawabannya.

17
3
Berdasarkan garis bilangan tersebut, terlihat bahwa pecahan terletak
4

3 3
di sebelah kanan pecahan . Dengan demikian, nilai lebih besar
5 4

3
daripada atau ditulis :
5
3 3
>
4 5
Cara lain untuk membandingkan nilai dari dua atau lebih pecahan
adalah dengan mengubah terlebih dahulu pecahan-pecahan tersebut
menjadi pecahan sejenis. Kemudian bandingkan pembilangnya.
Pecahan dengan pembilang lebih besar adalah pecahan yang memiliki
nilai lebih besar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan langkah-langkah
berikut ;
1. KPK dari 4 dan 5 adalah 20. Jadi, kedua pecahan harus dibuat
kedalam bentuk pecahan yang memiliki penyebut 20.
3 3 x 5 15
= =
4 4 x 5 20

3 3 x 4 12
= =
5 5 x 4 20

15 12
2. Selanjutnya, bandingkan pembilang pada pecahan dan
20 20
15 12
15 > 12 sehingga >
20 20
15 12
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa >
20 20

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari himpunan,
yang merupakan perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari
sesuatu yang tidak utuh yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh

a
yang dilambangkan dengan 𝑎/𝑏 atau , a disebut pembilang dan b disebut
b
penyebut dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0. Misalnya dalam ilustrasi
gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.
Sedangkan bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai penyebut.
Bennett, Et al.(2010: 283) mengilustrasikan pecahan menjadi tiga
konsep, yaitu konsep pecahan sebagai bagian dari keseluruhan, konsep
pecahan sebagai hasil bagi, dan konsep pecahan sebagai rasio.
Berbagai macam pecahan antara lain pecahan biasa, pecahan campuran,
pecahan decimal, dan persentase (persen).

B. Saran
Setelah mempelajari makalah definisi, makna dan konsep pecahan,
sebagai calon pendidik sudah seharusnya bagi kita untuk dapat memahami isi
dari makalah ini baik dari definisi, makna maupun konsep pecahan dengan
baik agar dapat di aplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar nantinya.
Karena pemahaman seorang guru dalam hal ini sangat penting bagi
kelangsungan proses belajar mengajar dan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi tambahan
ilmu pengetahuan. Kami sarankan agar pembaca mencari referensi lain untuk
menambah wawasan Anda. Kami mohon maaf apabila dalam makalah kami

19
terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Ismunamto. 2011. Ensikopedia Matematika: Buku Panduan Matematika.


Jakarta: PT Lentera Abadi.

Anissa Nurhidayati. (2019). Belajar Bilangan Pecahan. Klaten : PT. Intan


Pariwara

Bennet Jr, Albert . Burton, Laurie J and Nelson, L Ted, 2012. Mathematics for
Elementary Teachers: A Conceptual Approach, 9th ed, New York : Mc
Graw-Hill

Ciosek, M. & Samborska, M. 2016. A fals belief about fractions. The Journal of
Mathematics Behavior. 42, 20-32.

Gunanto, & Adhalia, D. (2016). Matematika Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Glora Aksara Pratama.

Nurkholifah. dkk. 2017. Buku Pendamping Matematika Kelas 7. Tulungagung:


Tulungagung Press

Priatna, N., & Yuliardi, R. (2018). Pembelajaran Matematika Untuk Guru SD dan
Calon Guru SD. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Stringler, J. W., Givvin, K. B., & Thompson, B. J. 2010. What community college
developmental mathematics students understand about mathematics. Math
MATYC Educator. 1(3), 4-16.

20
21

Anda mungkin juga menyukai