Kelompok 4 Kep Hiv 4a3 Reg
Kelompok 4 Kep Hiv 4a3 Reg
(PALLIATIVE CARE)
Tugas dibuat untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan HIV yang diampu oleh Ibu
Elisa, Skep. Ns. Mkep
A. Masalah Keperawatan
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit
yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses
kematian. Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,
psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga
berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien
terminal.
Penyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan,
kematian, dan ancaman terhadap integritas. Klien mungkin mempunyai ketidakpastian
tentang makna kematian dan dengan demikian mereka menjadi sangat rentan terhadap distres
spiritual. Terdapat juga klien yang mempunyai rasa spiritual tentang ketenangan yang
memampukan mereka untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut.
B. Pengertian
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kondisi
terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu proses
penurunan fisik ,psikososial, dan spiritual bagi individu.
Pasien terminal adalah pasien – pasien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk.
Kematian adalah suatu tahap akhir kehidupan, yang bisa datang secara tiba-tiba tanpa
peringatan atau melalui suatu priode penyakit yang panjang.
Jenis-jenis penyakit terminal meliputi diabetes militus, penyakit kanker, congestive renal
failure, stroke, Aids, gagal ginjal kronik, akibat kecelakaan fatal.
k) Diare
l) Kegelisahan
m) Insomnia
n) Keletihan dan kelemahan
o) Pucat dan kemerahan
p) Mulut kering, mual, atau muntah
q) Sakit dan nyeri tubuh (khususnya dada, punggung dan leher)
r) Pusing/ mau pingsan
s) Parestesia
t) Ruam panas atau dingin
u) Anoreksia
2) Emosional
Individu menyatakan bahwa dia :
a) Ketakutan
b) Ketidakberdayaan
c) Gugup
d) Kurang percaya diri
e) Kehilangan kontrol
f) Ketegangan dan merasa dikunci
g) Tidak dapat rileks
h) Antisipasi kegagalan Individu memperlihatkan :
1. Peka rangsang/ tidak sabar
2. Marah berlebihan
3. Menangis
4. Cennderung menyalahkan orang lain
5. Kontak mata buruk
6. Kritisme pada diri sendiri
7. Menarik diri
8. Kurang inisiatif
9. Mencela diri
10. Reaksi kaku
3) Kognitif
a) Tidak dapat berkonsentrai (ketidakmampuan untuk mengingat)
b) Kurang kesadaran tentang sekitar
c) Mudah lupa
d) Rumination
e) Orientasi pada masa lalu dari pada masa kini dan masa depan
f) Blok pikiran (tidak dapat mengingat)
g) Terlalu perhatian
h) Preokupasi
i) Penurunan kemampuan belajar
j) Konfusi
2. Berduka
a. Data Mayor
Individu melaporkan kehilangan aktual atau yang dirasakan (orang, objek, fungsi,
status, hubungan antar manusia).
b. Data Minor
a) Menyangkal
b) Merasa bersalah
c) Kemarahan
d) Keputusasaan
e) Perasaan tidak berharga
f) Pikiran bunuh diri
g) Menangis
h) Perilaku ingin tahu/ menyelidik
i) Delusi
j) Fobia
k) Anergia
l) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
m) Halusinasi lihat, dengar, dan taktil tentang benda atau orang
n) Perasaan merana
3. Perubahan Proses Keluarga
a. Data Mayor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Mengadaptasi krisis secara konstruktif
b) Berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
b. Data Minor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Memenuhi kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga
b) Memenuhi kebutuhan emosi seluruh anggota keluarga
c) Memenuhi kebutuhan spiritual seluruh anggota keluarga
d) Mengekspresikan atau menerima perasaannya dengan terbuka
e) Mencari dan menerima bantuan dengan cepat
4. Distress Spiritual
a. Data Mayor
Mengalami suatu gangguan dalam sistem keyakinan
b. Data Minor
a) Mempertanyakan makna kehidupan, kematian, dan penderitaan
b) Mempertanyakan kredibelitas sistem keyakinan
c) Mendemonstrasikan keputusan atau ketidakberanian
d) Memilih untuk tidak melakukan ritual keagamaan yang biasa dilakukan
e) Mempunyai perasaan ambivalen (ragu) mengenai keyakinan
f) Mengekspresikan bahwa dia tidak mempunyai alasan untuk hidup
g) Merasakan kekosongan spiritual
h) Menunjukkan pelepasan emosi dari diri sendiri dan orang lain
i) Mengekspresikan perhatian-marah, dendam ketakutan- melebihi arti kehidupan,
penderitaan, kematian
j) Meminta bantuan spiritual untuk gangguan dalam sistem keyakinan
D. Pohon Masalah
Penurunan imunitas
Takut perpisahan Kondisi Terminal
tubuh
HIV/AIDS, KANKES, DM
Perubahan proses dll Penyait tidak bisa
keluarga sembuh
Berduka
E. Penatalaksanaa Medis
Pokok-pokok dalam memberikan bimbingan konseling dalam perawatan pasien terdiri dari :
1) Peningkatan Kenyamanan
Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif,
pilihan lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif
di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga
danklien. Sebagian besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan,
membaca, akan meningkatkan martabat klien. Perawat tidak boleh memaksakan
partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partisipasi
tersebut menjadi sulit. Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk
membiarkan klien membuat keputusan.
3) Pencegahan Kesepian dan Isolasi
Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada sumber social dan
finansial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi dengan klien, banyak hal sulit yang
dialami keluarga untuk mengatasi kondisi anggota keluarganya yang terminal. Hal ini
mencakup lamanya periode menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol, penampilan dan
bau yang tidak menyenangkan, sumber koping yang terbatas, dan buruknya hubungan
dengan pemberi perawatan. Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di rumah, dikenal
dengan Perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang berpusat pada keluarga yang
dirancang untuk membantu klien terminal dapat hidup nyaman dan mempertahankan
gaya hidup senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian besar klien
dalam program hospice mempunyai waktu hidup 6 bulan atau kurang. Program ini
dimulai di Irlandia tahun 1879, yang kemudian di Inggris, amerika, dan Canada pada
tahun 1970-an.
Komponen Perawatan Hospice, yaitu :
1) Perawatan di rumah yang terkoordinasi dengan pelayanan rawat jalan dibawah
administrasi rumah sakit.
2) Control gejala (fisik, fisiologis, sosio-spiritual)
3) Pelayanan yang diarahkan dokter.
4) Ketentuan tim perawatan interdisiplin ilmu yang terdiri dari dokter, perwat,
b. Sistem Rujukan
Dalam pelayanan rujukan, rujukan pasien harus dibuat oleh penanggung jawab
perawatan. Diluar negeri Registered nurses (RN), mempunyai kewenangan untuk
merujuk pasien ke system pelayanan yang lebih tinggi lagi. Dalam perawatan pasien di
rumah, system rujukan bisa dibuat, dimana perawatan klien oleh perawat home care
dibawah yurisdiksi Registered nurses (RN). RN membuat delegasi tugas-tugas perawatan
yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana yang telah mempunyai izin (lisenced)
dari lembaga berwenang. Prinsip delegasiatau rujukan:
1) Perawat pelaksana secara hukum bertanggung jawab langsung untuk merawat
klien.
2) Perawat pelaksana bertanggung jawab untuk merujuk pasien, mengevaluasi
F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal , menggunakan pendekatan holistick
yaitu suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya terhadap penyakit dan
aspek pengobatan saja tetapi juga aspej psikososial lainnya . Salah satu metode untuk
membantu perawat dalam mengkaji psikososial pada klien terminal yaitu dengan metode:
“PERSON “, P ( Personal Strangh ) , yaitu kekuatan seseorang dilanjutkan dengan gaya
hidup, kegiatan atau pekerjaan . E ( Emotional Reaction ) yaitu raksi emosional yang
ditunjukan dengan klien. R ( Respon to Stress ) yaitu respon klien terhadap situasi saat ini
atau di masa lalu. S ( Support Sistem yaitu keluarga atau orang lain yang berarti. O
( Optimum Health Goal ) yaitu alas an untuk menjadi lebih baik , N ( Nexsus ).
Pengkajian yang perlu diperhatikan dengan klien penyakit terminal menggunakan
pendekatan :
a. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit terminal , sistem
pendekatan bagi klien . Ras Kerud telah mengklasifikasikan pengkajian yang
dilakukan yaitu :
1. Riwayat psikososial
2. Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap krisis
3. Kemampuan koping
4. Tingkat perkembangananya reaksi sedih dan kehilangan
b. Faktor sosio kultur
Klien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan , pola kultur terhadap kesehatan ,
penyakit dan kematian yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun non verbal
c. Faktor presipitasi
1. Prognosa akhir penyakit yang menyebabkan kematian
2. Faktor transisi dari arti kehidupan menuju kematian
3. Support dari keluarga dan orang terdekat
4. Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik
G. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan
kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian dan efek negative pada gaya
hidupnya.
2 Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
EGC
Potter &Perry.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 .Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC